Anda di halaman 1dari 29

KEDARURATAN MEDIK

OLEH
KELOMPOK GENAP B

LUKA BAKAR DAN


PENATALAKSANAAN
MAKSILOFASIAL

LUKA BAKAR
1. PENGERTIAN
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit
yang disebabkan oleh panas, kimia, elektrik
maupun radiasi.

2. PENYEBAB
Menurut Wong 2003, luka bakar dapat
disebabkan oleh ;
Panas : basah (air panas, minyak)
kering (uap, metal, api)
Kimia : Asam kuat seperti Asam Sulfat
Basa kuat seperti Natrium Hidroksida
Listrik : Voltage tinggi, petir
adiasi : termasuk X-ray

3. TANDA DAN GEJALA


1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan,
nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan parut.

2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan
oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan
basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung
komplikasi infeksi.

3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah
keputih-putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan
merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang
kering dan gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan
yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).

Metode Rule of Nines untuk menentukan


daerah permukaan tubuh total (Body surface
Area : BSA) untuk orang dewasa adalah :

Kepala dan leher : 9%


Ekstremitas atas kanan : 9%
Ekstremitas atas kiri : 9%
Ekstremitas bawah kanan : 18%,
Ekstremitas bawah kiri : 18%
Badan bagian depan : 18%
Badan bagian belakang : 18%
Genetalia : 1 %

4. PATOFISIOLOGI
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena
konduksi panas langsung atau radiasi elektromagnetik.
Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat
mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung,
paru, ginjal serta metabolik akan berkembang lebih
cepat. Dalam beberapa detik saja setelah terjadi jejas.
Setelah terjadi jejas, permeabilitas seluruhh pembuluh
darah meningkat, sebagai akibatnya air, elektrolit, serta
protein akan hilang dari ruang pembuluh darah masuk
ke dalam jarigan interstisial,pengaliran plasma dan laju
filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga
timbul oliguria.

5. PENATALAKSANAAN
5.1 Penatalaksanaan kedaruratan
Prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar
adalah menghentikan proses luka bakar.
Prioritas kedua adalah menciptakan jalan nafas
paten.
Prioritas ketiga adalah resusitasi cairan agresif
untuk memperbaiki kehilangan volume plasma.
Prioritas keempat adalah perawatan luka bakar :
Pembersihan dan pemberian krim antimikroba topikal
Penggunaan berbagai tipe balutan sintetik atau balutan
biologis

5.2 Obat-obatan

Antibiotik topikal yang umum digunakan


untuk perawatan luka bakar: Neosporin,
Bacitracin, atau Silvadene.
Obat pereda nyeri: ibuprofen atau
acetaminophen, jika luka bakar ringan dan
nyeri ringan. Jika nyeri parah, dapat
diresepkan Tylenol dengan kodein atau
xanax.

PENATALAKSANAAN
MAKSILOFASIAL
1. Defenisi
Trauma maksilofasial adalah suatu ruda
paksa yang mengenai wajah dan jaringan
sekitarnya.

2. PERAWATAN DARURAT TRAUMA


MAKSILOFASIAL
Penanggulangan Kesadaran
Pada korban trauma sering mengalami hilangnya
kesadaran. Pada penilaian awal dan tahap
penatalaksanaan pasien tersebut sering dipakai
istilah ABCDE (Airway, Breathing,
Circulation,Disability,Exposure)

Penatalaksanaan Awal Trauma


Maksilofasial
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan
kecurigaan trauma masilofasial yaitu
meliputi:
Periksa kesadaran pasien.
Perhatikan secara cermat wajah pasien :
Apakah asimetris atau tidak.
Apakah hidung dan wajahnya menjadi lebih pipih.

Apakah ada Hematoma pada zygomatikus, nasal,


Orbita, dll.

Prosedur penatalaksanaan
kegawatdaruratan trauma maksilofacial.
Pada pasien dengan trauma hebat atau multiple
trauma akan dievaluasi dan ditangani secara
sistematis, di titik beratkan pada penentuan
prioritas tindakan berdasarkan atas riwayat
terjadinya kecelakaan dan derajat beratnya
trauma.
Apakah Pasien dapat bernapas ?
Jika sulit : Ada obstruksi. Lidahnya jatuh kearah
belakang atau tidak.
Curiga adanya Fraktur Mandibula.

Jika lidah atau rahang bawah jatuh ke arah belakang


Lakukan beberapa jahitan atau jepitkan handuk
melaluinya,dan secara lembut tarik kearah depan,
lebih membantu jika posisi pasien berbaring, saat
evakuasi sebaiknya dibaringkan pada salah satu sisi.
Jika cedera rahang yang berat dan kehilangan
banyak jaringan
Pada saat mengangkutnya, baringkan pasien dengan
kepalapada salah satu ujung sisi dan dahinya
ditopang dengan pembalut di antara pegangan.

Jika pasien merasakan lebih enak dengan posisi duduk


Biarkan posisi demikian mungkin jalan napas akan
membaik dengan cepat ketika ia melakukannya. Hisap
mulutnya dari sumbatan bekuan darah. Jalan napas
buatan (OPA, ETT) mungkin tidak membantu.
Jika hidungnya cedera parah dan berdarah
Hisap bersih (suction) dan pasang NPA atau pipa karet
tebalyang sejenis ke satu sisi. Jika terjadi perdarahan :
Ikat pembuluh darah yang besar atau jika terjadi
perdarahan yang sulit gunakan tampon yang direndam
adrenalin yang dipakai untukngedep perdarahan yang
hebat.
Lakukan pemeriksaan Intra Oral.

Jadi secara umum dapat disimpulkan, penderita


trauma maksilofasial dapat dibagi dalam 2
kelompok :
Kelompok perlukaan maksilofasial sekunder
pada relative trauma kecil, misalnya dipukul
atau ditendang
Kelompok perlukaan maksilofasial berat
sekunder kedalam trauma tumpul berat,
misalnya penurunan kondisi secara cepat dari
kecelakaan lalulintas atau jatuh dari
ketinggian.

TERIMAKASIH

PLENO
KEDARURATAN MEDIK

LUKA BAKAR DAN


PENATALAKSANAAN
MAKSILOFASIAL

1.

Trihabibi Yulianda (09-030)


Apa tindakan atau prosedur penatalaksanaan korban luka bakar di
lapangan dan di rumah sakit?

Jawaban :
Trio Fernando (09-070)
Haviz Arsyad (09Suci Kurnia Fitri (09Nofriadi (09-108)
Dilapangan

:
Prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar dilapangan adalah
menghentikan proses luka bakar. Ini meliputi intervensi pertolongan
pertama pada situasi:
Untuk luka bakar termal (api). Tutup individu dengan selimut, dan individu
berguling. Berikan kompres air dingin untuk menurunkan suhu dari luka.
Untuk luka bakar kimia, bilas dengan jumlah banyak air untuk menghilangkan zat
kimia tersebut dari kulit.
Untuk luka bakar listrik matikan sumber listrik pertama-tama sebelum berusaha
untuk memindahkan korban dari bahaya.

Di Rumah Sakit :
Dirumah sakit penatalaksanaan kedaruratan
yang dilakukan adalah :
Menciptakan jalan nafas paten. Untuk pasien
dengan kecurigaan cedera inhalasi, berikan
oksigen dilembabkan 100% melalui masker
10L/mnt. Gunakan intubasi endotrakeal dan
tempatkan pada ventilasi mekanik nila gas-gas
darah arteri menunjukan hiperkapnia berat
meskipun dengan oksigen suplemen.5,6

Resusitasi cairan agresif untuk memperbaiki


kehilangan volume plasma. Secara esensial
setengah dari perkiraan volume cairan diberikan
pada delapan jam pertama pascaluka bakar, dan
setengahnya lagi diberikan selama 16 jam
kemudian. Tipe-tipe cairan yang digunakan
meliputi kristaloid, seperti larutan ringer laktat
atau koloid seperti albumin/plasma.

http://www.mirbrokers.com/data/Newsletter%20E
dis%2081Luka%20Bakar1.pdf
http://etd.eprints.ums.ac.id/16543/3/BAB_I.pdf

RA. Elvia (09-038)


Sejauh apa kompetensi Dokter Gigi dalam
menangani korban luka bakar ?
Jawaban :
Levina Sisfianti (09-096)
2.

Dalam kasus luka bakar, dokter gigi memiliki


kompetensi penatalaksanaan kegawatdaruratan
meliputi penanganan pada prioritas pertama
dan prioritas kedua.Pada prioritas pertama
dokter gigi menghentikan proses luka bakar.

3.

Nadya Novita Sari (09-014)


Apakah ada perbedaan penatalaksanaan luka bakar pada masingmasing grade?

Jawaban :
Mutia Martha Helda (09-098)
Hanim Khalida Zia (09-076)
Terdapat perbedaan penanganan luka bakar pada masing-masing
grade.
Untuk grade I, luka bakar sebaiknya segera dibasahi dengan air bersih yang
mengalir yang bertujuan mendinginkan bagian yang terbakar dan bila kulit
memerlukan cairan, kulit tubuh dapat menyerap cairan dari air bersih yang
diberikan ketempat luka. Setelah itu dapat diberikan salep pendingin luka, dan
berobat jalan.

Untuk Grade II dan III, Segera hubungi UGD terdekat; dan


sambil menunggu pertolongan, lakukan hal-hal berikut :
Baringkan anak dengan daerah yang terkena agak ditinggikan
Lakukan instruksi untuk luka bakar derajat satu
Lepas semua perhiasan dan pakaian yang menutup luka kecuali
pakaian yang melekat pada luka, kalau perlu dengan
memotong/menggunting pakaian itu.
Jangan memecahkan lepuhan yang terbentuk
Taruh kasa steril basah diatas daerah luka
Dirumah sakit pasien selanjutnya diberi pertolongan seperti
resusitasi cairan agresif , Penciptaan jalan nafas paten (ABCDE), dll.
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=314

4.

Chacha Prisilya Tursina (09Apa tindakan yang dilakukan apabila terjadi fraktur rahang pada saat
pencabutan gigi ?

Jawaban
Trio Fernando (09-070)
Bilafrakturterjadipadapraktekdoktergigimakadilakukanfiksasiekstraoralda

npasiendirujuksecepatnyakeRumahSakitterdekatyangadafasilitas
perawatanbedahmulut.
Prinsip

penanganan fraktur mandibula pada langkah awal bersifat kedaruratan


seperti jalannafas (airway), pernafasan (breathing), sirkulasi darah termasuk
penanganan syok (circulaation),penaganan luka jaringan lunak dan imobilisasi
sementara serta evaluasi terhadap kemungkinancedera otak. Tahap kedua adalah
penanganan fraktur secara definitif yaitu reduksi/reposisifragmen fraktur (secara
tertutup (close reduction) dan secara terbuka (open reduction)), fiksasifragmen
fraktur dan imobilisasi, sehingga fragmen tulang yang telah dikembalikan
tidakbergerak sampai fase penyambungan dan penyembuhan tulang selesai.

pustaka.unpad.ac.id/.../pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi
http://www.scribd.com/doc/71110802/penatalaksanaan-fraktur-mandibula

5.

Reyhan Vivaldy (09Sebutkan komplikasi dari luka bakar serta proses terjadinya komplikasi
tersebut ?

Jawaban :
Hanim Khalida Zia (09-076)
Komplikasi

yang sering dialami oleh klien luka bakar yang luas antara

lain:
Burn shock (shock hipovolemik)
Merupakan komplikasi yang pertama kali dialami oleh klien dengan luka bakar luas
karena hipovolemik yang tidak segera diatasi.
Sepsis
Kehilangan kulit sebagai pelindung menyebabkan kulit sangat mudah terinfeksi.
Jika infeksi ini telah menyebar ke pembuluh darah, dapat mengakibatkan sepsis.
Pneumonia
Dapat terjadi karena luka bakar dengan penyebab trauma inhalasi sehingga
rongga paru terisi oleh gas (zat-zat inhalasi).

Gagal ginjal akut


Kondisi gagal ginjal akut dapat terjadi karena penurunan
aliran darah ke ginjal
Hipertensi jaringan akut
Merupakan komplikasi kuloit yang biasa dialami pasien
dengan luka bakar yang sulit dicegah, akan tetapi bias
diatasi dengan tindakan tertentu.
Dekubitus
Terjadi karena kurangnya mobilisasi pada pasien dengan
luka bakar yang cenderung bedrest terus.
http://s1-kep.blogspot.com/2012/02/luka-bakar.html

Anda mungkin juga menyukai