Anda di halaman 1dari 99
€64102025 3 3 iG Oo xs 3 3 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) DENGAN ANODA MAGNESIUM (Mg) & TITANIUM (Ti) PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STUDI PEMBENTUKAN KAPUR UNTUK TERUMBU &UATAN MENGGUNAKAN PROSES MINERAL ACCRETION PADA PERLAKUAN ARUS LISTRIK YANG BERBEDA Bogor Agricultural University BUATAN MENGGUNAKAN PROSES MINERAL ACCRETION DENGAN ANODA MAGNESIUM (Mg) & TITANTUM (Ti) PADA PERLAKUAN ARUS LISTRIK YANG BERBEDA PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI STUDI PEMBENTUKAN KAPUR UNTUK TERUMBU Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang besjudul: a er ce gt a eae ce ace ee Spam kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang ‘Sberasal atau dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan SYEDDAH I: 5061402025 3 a 3 = milik _—_ Pert Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: Pa ea eee ee b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at intan Bogor) Bogor Agricultural University alam bentuk apapun tanpa izin IPB. 8 2 3 3 3 3 » fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q “ypjOsOW! nyONs uDND|UR NOY YL UDs\NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUEd “UNYIpIpUed UDBUNUEdeY yMUN AUDY UDdIANBUag D py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpulq DIdiD APH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up RINGKASAN EDDAH ISNUL. Studi Pembentukan Kapar untok Teramba Buatan feaggunakan Proses Mineral Accretion Dengan Anoda Magnesium (Mg) & itanium (Ti) pada Pertakean Aros Listrik yang Berbeda. Dibimbing oleh (EVIATY P. ZAMANI dan TRI PRARTONO. Mineral accretion (MA) merupakan salah satu dari beberapa metode shabilitasi terumbu karang. Metode ini mampu menghasilkan struktur terumbu satan dengan komposisi yang hampir sama dengan komposisi terumbu yang Comazsiaya Saat ini untuk menerapkan metode MA masih sangat terbatas ;Rarena penggunaan anoda titanium (Ti) yang langka.. Penelitian ini memanfaatkan ‘ahan magnesium (Mg) yang dicobakan sebagai anoda. Bahan anoda tersebut Zliuji cobakan dengan empat pertakuan arus listrik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju MA, laju luruh anoda dan omposisi mineral yang terbentuk dengan memanfaatkan Mg dan Ti sebagai noda, Proses MA ini berjalan selama 48 jam dengan keadaan air laut stagnan. cagambilan data berat elektroda dilakukan untuk mendapatian laju akresi dan ju luruh anoda. Dara pH diukur menggunakan pH tester , Mg dan Ca terlarut enggunakan AAS sedangkan komposisi padatan mineral diukur menggunakan -ray Diffraction. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah Biotogi Laut "K-IPB, pada bulan November 2005-Maret 2006. ho, JUCME RS IBPSUR SAIL er ju luruh pada anoda magnesium berkisar antara 3,20 - 17,82 gr/48jam -S:dangkan pada titanium laju luruh beckisar antara 0,10 - 0,20 gy/48jam. Jika dilihat dari laju akresi, magnesium memiliki nilai yang besar hal ini enunjukkan magnesium lebih cepat dalam membentuk kapur. Jika ditihat dari ju lurub, titanium lebih baik karena memiliki laju turuh yang sangat kecil. sagan melihat rasio laju lurub/laju akresi didapatkan bahwa titanium jauh lebih isien dibandingkan magnesium. Seiain itu jika dilihat dari periakuan arus, maka us 2A merupakan pilihan arus yang baik. Dari komposisi padatan mineral yang terbentuk didapatkan bahwa komposisi selalu lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi Ca pada semua anoda dan tlakuan arus. Adanya penurunan Ca dan Mg terlarut menunjukkan (Gioses MA walapun perubahan sangat kecil. Selain itu nilai pH mengalami (Qerubahan pada air laut didalam akuarium. Pada anoda magnesium pH meningkat ‘Geri 8,2 menjadi 8,9 sedangkan pada anods titanium pH menurun dengan kisaran ori 8,1 menjadi 6,4. > Besamya komposisi Mg dibandingkan Ca pada padatan mineral yang (@bentuk akan menggambarkan kekuatan mekanik dari struktur padatan tersebut. ‘Semakin besar komposisi Mg akan membuat padatan mineral yang terbentuk (Genjadi lebih rapuh. Sementara perubahan pH yang terjadi merupakan akibat dari Serjalannya proses MA. Proses etektrolisis air laut akan merubah pH disekitar Ghoda menjadi asam dan menjadi basa di sekitar katoda. AysuaAiun jes DENGAN ANODA MAGNESIUM (Mg) & TITANIUM (T i) PADA PERLAKUAN ARUS LISTRIK YANG BERBEDA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Dima Kelautan Institut Pertanian Bogor Oleh Jeddah Isnul 64102025 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 3 BS 3 Ee gf eg e8 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University i Undang-Undang fanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: itian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. k merugikan kepentingan yang wajar IPB. kan dan memperbanyak sebagian atat rruh karya ii dalam bentuk apapun tany IPB. rtono, M.Se Pembimbing 1 Dr. Ir. Tri NIP. 131 $78 849 Disetujui, TERUMBU BUATAN MENGGUNAKAN PROSES MINERAL ACCRETION DENGAN ANODA MAGNESIUM (Mg) & TITANIUM (Ti) PADA : STUDI PEMBENTUKAN KAPUR UNTUK PERLAKUAN ARUS LISTRIK YANG BERBEDA i Z a g ro, 3 z = g s Bo gq 8 5 = £ a8 3 5 ae a a ee oe Za 2 le 3 . 2 ae 3 z 3 © Hak cipte milk 1° (nsttut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural Ugiversity Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya ti ni tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. IPB, b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. Bogor, Mei 2007 Jeddah Isoul namun demikian hasil penelitian ini memberikan sumbangan informasi : i 5 4 g t _ ig i dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Ibu Neviaty KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas semua rahmat dan karmia yang telah oda Magnesium (Mg) & Titanium (Ti) pada Pertakaan Arus Listrik yang Sangat disadari oleh peaulis sendiri bahwa tulisan ini masih jauh dari i I a z i i i I jade diberikan kepada penulis sehingga tulisan berjudul Studi Pembeatukan Kapar untuk Terumbu Baatan Menggunakan Proses Mineral Accretion Dengan j i | i : i i i damm pihak yang telah membantu dalam penyusunan tulisan ini. terkait dengan proses akresi dalam rebabilitasi karang. Amin. Bismil ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t Bogor Agricultural University ii dalam bentuk apapun tany IPB. HAHN MOTTE OO MOAMANAAMTTHAARAAAS aaonaa sANeaneszeesaeee Zaaaad DAFTAR ISI Pengertian dan fungsi terumbu buatan 2.22. Tujuan terumbu buatan 2.23, Bahan dan konstruksi 2.3. Kalsifikasi karang 2.4. Mineral accretion 241 a. Reaksi yang terjadi pada katoda b. Reaksi yang terjadi pada anoda 2.45. Karakteristik dari beberapa komponen dan ion penting 4.1. Pengertian mineral accretion 2.42. Komponen fisik a Katoda b. Anoda ©. Power supply dan AC-DC converter. 2.43. Hal-hal yang mempengaruhi mineral accretion 3.3.1. Persiapan 3.3.2. Setting 21. 2.4.4. Proses mineral accretion ey 2.1, Ekosistem terumbu karang 2.2. Terumbu karang buatan 3.3. Prosedur penelitian PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.2. Tujuan DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN =. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR TABEL Itural University - milik IPB (Institut Pertanian Bogor) © tisk Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB, 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tt falam bentuk apapun tany IPB. viii 3.4.4. Analisis rancangan acak kengkap 3.4.3. Perubahan Ca dan Mg terlarut 3.4.5. Uji beda nyata terkecil 3.4.1. Perhitungan padatan mineral yang terbentuk 3.42. Pechinmgan peluruhan anoda 4.1. Laju akresi pada katoda dan laju 4.2. Komposisi unsur padatan mineral 4.3. Perubahan Ca dan Mg terlarut 4.4. Keterkaitan pH pada proses MA Sg: I Hak Tp milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University 5.2. Saran 4, HASIL DAN PEMBAHASAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN SDAFTAR PUSTAKA IRAN... RIWAYAT HIDUP Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. Halaman 10 42 a { oa u i oo zl 8 i Sa gg ec Ug oe Se : s | i| a | al baliah a © sak cinta mince rautat Pertanian Bagon Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ . : 7 5 3 z ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Diagram reaksi kimia pada terumbu buatan metode mineral it accretion 2. Hubungan suhu dan berat mineral yang terbentuk 7 3. Perubahan komposisi hasil MA berdasarkan waktu 18 © 4, Kerangka kayu penampang anoda dan katoda 23 a = 5. Prototype setting alat akresi mineral dimana setiap akuarium berisi 3 alternatif material anoda dan arus A, B, C, dan D ae 24 = 6. Nilairata-rata laju akresi mineral (gx/48jam) pada katoda menurut © perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti. 30 = = 7. Contoh hasil pengendapan kapur di katoda dengan menggunakan = anoda Ti pada arus 1A dengan 5A 31 3 & 8. Anoda yang tertutupi oleh lapisan oksida 3B 5 = 9. Laju peluruhan anoda (gr/48jam) menunst perbedaan arus, dengan — menggunakan anoda Mg dan Ti 34 3 ~ 10. Rasio laju lurub/laju akresi (gr/48jam) menurut perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti 36 11. Komposisi Mg dan Ca dari tiap anoda berdasarkan 3 perlakuan arus dengan kontrol sebagai pembanding . 397 12. Bagan deret volta 38 13. Perubahan Ca terlar (g/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan anoda magnesium dengan kondisi arus tertentu 40 14. Perubahan Ca terlarut (gr/L) selama 48 jam pada MA memanfaattan anoda titanium dengan kondisi arus tertenta 40 15. Perubahan Mg terlarut (g/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan anoda magnesium dengan kondisi arus tertentu .. al 16. Perubahan Mg terlarut (gr/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan : anoda titanium dengan kondisi arus tertenta ... Ayisuaaiun jesnynowby 1060g 44 45 | perlakuan arus yang berbeda .. 18, Perubahan pH selama 48 jam pada anoda titanium berdasarkan 4 17. Perubahan pH selama 48 jam pada anoda magnesium berdasarkan 4 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang jilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis falam bentuk apapun tany IPB. Halaman 51 353 55 57 37 i 58 58 59 60 61 62 63 a 65 6 i i i i i i i i i i i i DAFTAR LAMPIRAN ‘Ca dari tiap anoda berdasarkan 3 perlakuan arus dengan kontrol sebagai pembanding mineral dengan titanium pada arus 2A 13. Komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda Laju akresi rata-rata pada katoda dan laju peluruhan menurut Komposisi padatan mineral hasil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat ulangan 1 a oo 9. Komposisi padatan mineral hasil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat perbedaan srus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti 6. Rasio taju lurub/laju akresi (g3/48jam) menurut perbedaan arus, dengan Komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda titanium pada masing-masing besi... titanium pada arus 1A titanium pada arus 3A magnesium pada arus 1A ‘magnesium pada arus 2A 14. Komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda menggunakan anoda Mg dan Ti. Komposisi padatan ‘magnesium pada masing-masing anus yang berbeda ulangan 3 ulangan 2 10. Komposisi padatan mineral hasil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat s 6 k IPB (Institut Pertanian Bogor) Bo. |. Data pertambahan berat katoda dan laju akresi rata-rata dengan anoda 2, Data pertambahan berat katoda dan laju akresi rata-rata dengan anoda 4, Perubahan pH selama 48 jam pada setiap anoda dan 4 perlakuan 15. Komposisi padatan mineral dengan memanfzatkan anoda 3. Contoh perhitungan RAL dan Uji BNT 7. Komposisi Mg dan 5. i Hak cipta mil gor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tany } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} (060g ueluerieg innsul) Gal HNL exdI9 ¥eH (CO) Ayisuaaiun jesnynowby 1060g 16. Komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda magnesium pada arus 3A. 17, Persentase komposisipadatan mineral basil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat ulangan |. 18, Persentase Komposisipadatan mineral hasil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat ulangan 2 19. Persentase komposisi padatan mineral hasil MA di Desa Pemuteran, Bali Barat ulangan 3 20. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda titanium pada arus 1A _ au. Persentase kompessi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda titanium pada anus 2A... 2. Perseniase kompusisi padatan mineral dengan memanfaatian anoda titanium pada arus 3A a 23. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda magnesium pada arus 1A 24. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda magnesium pada arus 2A = 25. Persentasekomposisi padstan mineral dengan memanfatkan anode magnesium pada arus 3 am : 26. Perubahan Mg terlarut (mg/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan anoda magnesium dan titanium dengan kondisi arus tertentu 27. Perubahan Ca terlarut (mg/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan anoda magnesium dan titanium dengan kondisi arus tertenta 28. Ancda magnesium 29. Anoda titanium 30. Batang besi yang menjadi material katoda sebelum proses MA 31. Batang besi yang menjadi material katoda setelah proses MA 32. Kerangka penampang katoda dan anoda 33, Kerangka penampang katoda dan anoda di akuarium 67 69 7 1 4 5 6 p 719 i ( i. fo ° a] i fa i i aa 4 ritaiyd bilill BS 8 SF FB FrarZinta mitk Pe (institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: «. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, b. Pengutipan tidake merugian kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! nyoNs uDNDIUR NOY YN UDs|NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UNDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdHANBUag *D 3 FUDE| YRUN|es NBD UO|GBOqes danBueW BUOIOI| Suppun)-Buopun !6unpulg DIdiD YO vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 1. PENDAHULUAN |. Latar belakang Kondisi terumbu karang Indonesia saat ini menunjukkan kualitas yang terus menurun, hal ini disebabkan oleh kegiatan manusia seperti penangkapan ikan Glengan bahan peledak dan racun, reklamasi pantai dan pencemaran. 3 Pengembangan modet-model rehabilitasi terumbu karang telah banyak dilakukan, ‘namun belum menghasilkan secara optimal terhadap persoalan yang ada, sehingga menimbulkan persoalan baru. Mineral accretion (MA) atau yang lebih dikenal dengan sebutan biorock merupakan salah satu dari beberapa metode rehabilitasi terumbu karang. Metode a E E . i g s E : : t i 2 i i g menghasilkan struktur terumbu buatan dengan komposisi yang hampir sama uelueped InyASUI) Gal HIN eID > Edengan komposisi terumbu yang sesungguhnya. Mineral accretion didasarkan 5 ada prinsip clektolisis,yaitu mineral terre yang ada di dalam air at dirubch menjadi bentuk padatan CaCO; dan Mg(OH), yang memiliki kekuatan yang sama dengan aslinya (GCRA, 2005). Beberapa keuntungan dari metode ini adalah laju pertumbuhan karang yang ‘cepat, dan lebih mudah dalam pelaksanaannya. Struktur biorock memiliki nilai Paristik karena straktur yang kita kehendaki dapat dibentuk sesuai dengan ‘Cikeinginan, dan arenanya sejumlahbesar tan akan tertark untuk datang dan Finnssinya sebagai breakwater (GCRA, 2005). ‘Saat ini untuk menerapkan metode MA masih menggunakan anoda dari bahan nou Stitanium (Ti), namun keberadaannya masih sangat terbatas dan mahal. Penelitian F f i A\sseAiuy jean: yang berfungsi sebagai anoda. Bahan Mg dipilih karena bahan tersebut mudah ~ Bahan anoda tersebut diuji cobakan dengan empat pertakuan anus listrik yang berbeda. Perlakuan arus listrik yang berbeda digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap laju akresi, laju peluruhan, dan komposisi mineral yang Menentukan efisiensi magnesium (Mg) dan titanium (Ti) sebagai anoda pada proses mineral accretion berdasarkan laju mineral accretion, taju turuh anoda dan komposisi mineral serta tingkat aliran arus listrik yang digunakan. didapatkan dan relatif lebih murah dibandingkan Ti 1.2. Tujuan penelitian © Hak cipta milik IP (hy = sstitut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 8 = 3 = 3 3 3 2 fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem teramba karang Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem didasar laut tropis yang unsur utama penyusunnya adalah biota penghasil kapur seperti karang batu dan alga ( berkapur (calcareous algae), moluska, spons, crustacea dan potychaeta dengan © biota asosiasi yang hidup di sekelilingnya termasuk jenis ikan karang, alga, echinodermata dan plankton (Sukamo, 1995). Terumbu karang merupakan us ead} = endapan masif talsium karbonat (CaCOs) yang umumnya dihasilkan olch hewan bangunan batuan kapur (CaCO) tersebut cukup kuat (Nybakken, 1992). Keanekaragaman jenis biota yang tinggi merupakan salah satu karakteristik ckosistem terumbu karang. Beragamnya jenis organisme ini mengambil bagian dalam mendaur ulang unsur hara dengan efisien dan dalam pengaliran energi o ° e 5 sehingga ekosistem ini memiliki produktifitas yang tinggi (Birkeland, 1997). Peranan terumbu karang sangat penting bagi kehidupan sekitamya baik itu biotik maupun abiotik. Terumbu karang merupakan tempat tinggal, tempat -mencari makan, tempat asuhan dan tempat pemijahan bagi berbagai biota yang hidup di terumbu karang atau sekitemnya. Solain itu terumbu karang secara alami bertindak sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari laut, sehingga mampu menjaga paniai dari ancaman abrasi. Adapun manfaat terumbu karang bagi manusia adalah sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi dan ikan hias, bahan pembuaian kapur, farmasi, bahan perhiasan dan kegiatan pariwisata (Bengen, 2001). Ayisuaaiun jesnynowby 1060g } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 2.1. Terambo karang buatan 2.21. Pengertian dan fungsi teramba baatan ‘Terumbu buatan adalah struktur yang dibangun antara lain untuk habitat bagi kchidupan laut dan pelindung pantai. Selain itu terumbu buatan merupakan struktur yang menyediakan tempat berlindung, sumber makanan dan tempat (Qmijahan bagi biota taut (Tarigan, 1995). = = Terumbu buatan tidak dimaksudkan sebagai altemnatif pengganti terumbu 2 Zz rang alami yang produktiftasnya tinggi, ttap sebagai struktur yang dapat emberikan salah satu fungsinya. Pada dasamya terumbu buatan adalah struktur al BUI : ig Sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai hal. Lebih tanjut lagi dijetaskan fungsi dari terumbu buatan (Hutomo, 1991; ontemayor, 1991) sebagai berikut : Naungan terhadap arus yang kuat dan tempat berlindung terhadap pemangsaan; Mengubah pola arus dan gelombang; 1 (oBog yeiuermg insult Substrat untuk menempel berbagai biota; 4. Meningkatkan kompleksitas habitat dengan menyediakan ruang vertikal tertentu; Sumber makanan dalam bentuk alga dan organisme penempel atau menjalar lainnya maupun ikan-ikan kecil dan invertebrata yang biasa hidup bersamanya; ‘Sebagai titik orientasi bagi beberapa organisme pelagis; ‘Tempat asuhan dan memijah; Menghalangi beroperasinya kapal-kapal trawl ke perairan pantai. Ajsuaaiun jesrajnsuBy 1060g » } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ = 3 = 3 z ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins uDyynqa“uaLt Up UDYWUN|UDIUuEWU OduD} {U5} AuDy Ynanjas NOY UD|Boqes danBuaLU BUDIO|| Adapun keuntungan dari terumbu buatan yang dikemukakan Hutomo (1991) sebagai berikut : |. Dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan yang spesifik dilokasi yang diinginkan dalam waktu singkat, 2. Dapat dibangun dari berbagai macam material; @) Dapat meningkatkan sumberdaya hayati laut pada lokasi yang dikehendaki. pa hd f z i & g g ‘Tujuan pembangunan terumbu buatan untuk : Meningkatkan produktivitas sumber daya bayati laut dan perlindungan pantai (Hutomo, 1991; Razak dan Pauzi, 1991; Munro dan Balgos, 1995); Konservasi dan rehabilitasi sumberdaya pesisir pantai dan kegiatan penangkapan ikan, terutama trawl (Sinawong, 1991; Montemayor, 1991; Munro dan Balgos, 1995); (60g uejueved ynynsuy) aay NU ex Mengurangi konflik antare perikanan komersil dan nelayan tradisional (Sinawong, 1991); = . Meningkatkan pendapatan nelayan skala kecil (Sinawong, 1991; Montemayor, 1991); 5. Membantu penyembuhan sumberdaya perikanan (Razak dan Pauzi, 1991; (Jy Munro dan Batgos, 1995). Qa 23. Bahan dan konstruksi E Sejak tama nelayan tradisional telah memanfaatkan kapaltenggetam dan = ; i i : AysseAUA jesnyn' Sementara di Jepang, bahan dasar terumbu buatan menggunakan perahu kayu yang ditenggetamkan dengan dilengkapi pemberat (Hagino, 1991). Menurut Hutomo (1991); Montemayor (1991); Razak dan Pauzi (1991); Sinawong (1991); dan Yahmantoro dan Budiyanto (1991) serta Munro dan Balgos (1991) bahan-bahan yang digunakan sebagai terumbu buatan dibuat dari berbagai (Qhaterial, mutai dari ban kendaraan bekas, kayu, mobil bekas, plastik, batu granit, #cton samp fer las. Baban-bahan tersebut secara prinsip harus memiliki py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH ‘Difat-sifat seperti than lama, aman, fungsional dan ekonomis. Penetapan O uDIGogas yoKuoquadwew UDp UDYUINWUNBUaW BUDIDIIG Z fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q yuu | i : t [ i Tahan lama, bahan-bahan terumbu buaian tidak mengalami petapukan seperti hatnya bambu paling sedikit 30 tahun minimum (Seaman dan Sprague, 1991; eued INNSUI) sal Razak dan Pauzi, 1991; dan Hagino, 1991); Aman, bahan-bahan terumbu buatan bebas dari substansi beracun (Seaman dan Sprague, 1991; Razak dan Pauzi, 1991); Lobes uy Fungsional dalam arti bahan-bahan terumbu buatan ini mampu equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up mengumpulkan ikan berdasarkan percobaan di lapangan sans tahun (Seaman dan Sprague, 1991); 4. Ekonomis dalam arti harga bahan-bahan terumbu buztan ini murah dan efektif (Seaman dan Sprague, 1991); 8 2 3 = 3 3 3 » Mudah dalam penanganan dan pengangkutan (Hutomo, 1991); Memiliki bentuk celah dan permukaan. Bagian terpenting adalah tersedianya celah-celah yang akan digunakan ofch berbagai jenis ikan sebagai tempat berlindung (Hutomo, 1991; Yahmantoro dan Budiyanto, 1991); Material yang digunakan tidak menghalangi navigasi (Sinawong, 1991). “ypJOsOW! nyoNs uDND{UR NOYD aL UDs|NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eued “UDYIpIpued UOBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdHANBUag “D Aysuaniun jesnyjnowby se60g O uDIGogas yoKuoquadwew UDp UDYUINWUNBUaW BUDIDIIG Z fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q 8 2 3 = 3 3 3 » py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppun)-Buopun !6unpuUlq DIdiD 4OH sun erdio eH ©) “yppOsOW! nyoNs uBND{UR NYO ziN144 UDs|NUEd ‘uoJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUd “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag “D equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up Melengkapi hal di atas bahwa konkrit dan steel sebagai standar dan banyak digunakan sebagai bahan-bahan ierumbu buaian. Bahan-bahan lain yang sering digunakan juga antara lain policon (campuran semen, pasir, besi dan waste poly- ethylene) dan fiber-reinforced plastic (Seaman dan Sprague, 1991). 23. Kalsifikasi karang Kalsifikasi adalah proses mineralisasi dengan produk yang dihasilkan berupa material kapur CaCOs (Kalsium karbonat). Di laut kalsium éersedia dalam jumiah yang tak terbatas sehingga tidak menjadi faktor pembatas bagi hewan karang @ untuk membentuk CaCOs. i Secara ringkas reaksi terbentuknya kalsium karbonat dapat dituliskan sebagai beh: CaP + DHCOS «+ CalHO0s)2 + CaCO; + HOO; (1) = CaCOs benupa material yang mengendap dalam bentuk terumbu (Birkeland, 81997. Pendepositan CaCO; terjadi pada siang hari saat proses asimilasi ‘mencapai level tertinggi (Aziz, 2002). Kecepatan pembentukan CaCO; tergantung pada kecepatan pemindahan asam ‘carbonat (H;COs) pada tempat kalsifikasi (Suharsono, 1984). Pemindahan asam ‘carbonat dapat ditalaukan oleh exzim “carbonic anhydrase”. Disamping itu (pemindahan asam karbonat juga dilakukan melalui proses fiksasi CO; oleh gatif power supply. Kabel untuk anoda dihubungkan dengan terminal a j i i 3 5 : i i ositif power supply, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at 8 = 3 = 3 3 3 » fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 25 33. Pelaksanaan penelitian Proses mineral akresi ini berjatan selama dua hari (48 jam) dengan keadaan air aut stagnan. Pengambilan data dilakaukan tiap 12 jam dimulai dari to (waktu vulaj awal) sampai tig Data yang diambil selama proses ini berjalan meliputi pH ‘an sampel air laut_ Data yang diambil setelah proses ini selesai adalah data berat (Qekiroda (anoda dan katoda) dan contoh sampel padatan mineral = mi. pH a = Pengambilan daia pH dilakukan dengan menggunakan pH tester (pHep by =| Silana dengan ketelitian 0,1). 5 ®. Conteh sampel air taut 5 z = Pengambilan contoh sampel air laut dilakukan untuk mengukur perubahan Ca Gian Mg air laut yang berada di alasarium selama proses MA. Pengambilan conich ampel menggunakan botol contoh sampel kemudian diberi tetesan HNOs 2 sanyak 3 ies, Pemberian HINO, ini untuk preservasi Ca dan Mg, kemudian “botol contoh sampel ini ditutup dengan kertasalumunium foil dan disimpan dalam thu ruangan. Analisis dilakukan di Laboraicrium Pengujian Departemen cknologi Industri Pertanian — Institut Pertanian Bogor (TIN-IPB) menggunakan ‘AS Pericin Elmer A100 dengan batas deteksi Ca 0,008 mg/L, dan Mg 0,01 gL. Komposisi padaian mineral ® 9. Qa © Peagambilan padatan mineral dilakukan setetah proses akresi mineral selesai. A (Gap batang besi (katoda) yang teiah tertutupi padatan mineral dikeringkan 2 ienggunakan hairdryer kemudian langsung dikerik Pengerikan ini dilakukan e Ajlsuaaiun |e. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 26 ‘Analisis padatan mineral ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi-UI menggunakan X-Ray Diffraction. Padatan kapur hasil MA di Desa Pemutcran, Bali Barat juga akan dianalisis untuk dijadikan sebagai kontro! dan pembanding. Padatan kapur tersebut telah berumur 1,5 tahun (Lampiran 40). 4, Data berat elektroda O Untuk mempermudah pencatatan pengambilan data berat iiap kaioda dan Bann diberikan penomoran. Penomoran katoda dibagi menjadi empat kelompok 3 5 arus yaitu 1A, 2A, 3A dan 5A. Masing-masing arus sebanyak 12 batang besi dan i F t | i I F nomor berdasarkan arus yaitu | sampai 4 karena ada empai perlakuan arus. Pengambilan data berat dilakukan dengan tiga kali ulangan dimana pengambilan data berat katoda dilakukan sebelum pengerikan dilakukan. : I ' E i t 5 g : i i g URIUELEd ININSU) Gal Il © skresi. Pengukuran berat katoda dilakukan menggunakan timbangan CAS/SW-1 dengan ketelitian 0.2 kg. Sedangkan penimbangan anoda dilakukan menggunakan timbangan analitik dengan ketetitian 0.01 gram. Hal ini untuk melihat laju peluruban dari anoda. 3.4. Analisis data 3.4.1. Perhitungan padatan mineral yang terbeatak. Perhitungan padatan mineral yang terbentuk dilakukan dengan rumus sebagai berikut : AW = Wt- Woo Keterangan : AW = laju akresi (gram/48jam) Aysuaaiun jesnynowby 41060 27 i fag : if ba ‘ ii pooh Y ay 3 = Pail dae dociig dia ii taba dai abgip ag 3 zi pias atl a oa pebidi dy pieiine dd pie ray gee es 2 Hak eifla milik IPB (Institut Pertanian Bogor) E is Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 28 I | | i i i i i i i Peubah respon pada perfakuan ke - i, ulangan ke —j Galai percobaan pada perlakuan ke — i, ulangan ke —j Hasil dari perhitumgan ini akan didapatkan perubahan Ca dan Mg g a 3 2 d i ; & 3 = Bs, ii oak G fii Pe ees & g x Sl. EF 2b & i g ‘ : wl OW 8 343 1a,% i a: a i j a3 or ; } ~ 2 g ° 8 % i 3 a a 1 TT if x i . 3 7 FoRee a far cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) : Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 29 (10) i i } i nieeineeentnnsiontievsteee (9) 2KTG bavi BNT Jumlah kuadrat perlakuan Jumlah kuadrat total Jumlah kuadrat galat ‘Adanya rancangan acak lengkap untuk melihat apakah perbedaan perlakuan arus listrik mempengaruhi laju akresi. Kuadrat tengah galat beda absolut dari dua perlakuan jika d> BNT maka nilai tengah perlakuan jika d < BNT maka nilai tengah perfakuan sama Fan d= Beda nyata terkecil Faktor koreksi \gan : Keteran; BNT KTG= d= Keterangan : FK JKP JKT KG Uji beda nyata terkecil (Mattjik dan Sumertajaya, 2002). _ Uji BINT merupakan salah satu uji lanjut untuk melihat apakah diantara perlakuan arus listrik itu sendiri ada beda nyata atau tidak. 3.4.5. Uji beda ayata terkecil (BNT) © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laja akresi pada katoda dan tajo larah pada anoda Laju akresi diperoleh dari pertambahan jumlah materi yang terendapkan di Katoda. Pengendapan tersebut sangat dipengaruhi oleh tipe anoda yang dipakai. ‘erbedaan laju akresi pada katoda menunjukkan nilai yang berbeda menurut jenis zenoda Mg dan Ti. Hasil pengamatan disajikan pada Gambar 6. Laju akresi dengan anoda eidio dnagnesium untuk arus 1A dan 2A berturut-turut sebesar 1,28 gx/48jam dan 2,35 B/48jam, sedangkan untuk arus 3A laju akresi sebesar 5,23 gr/48jam dan untuk rus SA sebesar 4,75 gr/48jam. Pada percobaan dengan menggunakan anoda Sianium laju akresi untuk arus 1A sebesar 0,64 gr/48jam. Pada arus 2A dan 3A Siu akresi diperoleh berturut-turut sebesar 1,39 gr/48jam dan 1,52 gr/48jam, danghan pada arus 5A dengan menggunakan anoda yang sama diperoleh laju Siresi sebesar 1,49 gr/48jam Densites Arus (Amp/m2) ‘Gambar 6. Nilai rata-rata laju akresi mineral (g3/48jam) pada katoda menurut perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti 30 AYUSIOAIUF [EANYNINHY SOBO G46 jam 1DADUG TZ z day ynqun DAU 10yD uD|Bogas YyoAuns Gd] wiz} dun} undodo ynquaq wiDjOp | uequins uDyynqa“uaLl UOP UDR ul Dadi ADH, 1opup)-Suopun 1 : 31 Karena terdapat variasi nilai laju akresi pada katoda, maka untuk melihat engaruh dari perlakuan arus listrik terhadap laju akresi yang memanfaatkan Ledua jenis anoda tersebut, uji statistik pada selang kepercayaan 99% ditakukan. {asil uji statistik (RAL) terhadap laju akresi dengan memanfaatkan anoda itanium dan magnesium menunjukkan bahwa perlakuan anus listrik memberikan )yengaruh terhadap laju akresi mineral. Semakin besar arus yang diberikan, laju = akresi juga akan semakin bertambah (Gambar 6 dan Gambar 7), hal ini sesuai Jengan Hukum I Faraday, yaitu massa zat yang diendapkan atau terlarutkan = sebanding dengan muatan yang lewat dalam sel (Sutresna et al., 2002). Selanjuinya untuk melibat tingkat pengaruh antar nilai arus yang diujikan, dilakukan uji beda nyata. Hasil uji beda nyata menunjukkan pemanfaatan anoda magnesium dan titanium pada semua kombinasi perlakuan arus memberikan weyed INSU!) dal © pengaruh nyata terhadap laju akresi kecuali laju akresi pada perlakuan antar arus o 3A dengan SA relatif sama. Gambar 7. Contoh hasil pengendapan kapur di katoda dengan menggunakan anoda Ti pada arus 1A dengan SA AysiBAluN jeinynowGy 1060g } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 32 Dengan memperhatikan uji BNT laju akresi pada arus 3A dan SA tidak berbeda atau dianggap sama walaupun secara nilai ada penurunan antar perlakuan. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori bahwa ada korelasi positif antara laju akresi dan peningkatan nilai arus. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab yaitu terkait halnya oleh komposisi padatan mineral yang, © ‘erbentuk pada katoda dan lapisan oksida yang dibentuk oleh anoda akibat dari reaksi oksidasi. Menurut Hilbertz (1992) dan Lee (2005b), semakin tinggi arus yang digunakan akan menyebabkan komposisi Mg(OH) (brucite) yang terbentuk di i | z SUI) Gal WNW erd}o 4eH © yang terbentuk akan membuat struktur padatan menjadi lebih rapuh (Hilbertz, g g : g £ ‘ a z 5 i i & rontok. Keadaan ini terjadi pada penelitian ini dimana pada saat pengangkatan (4o6og uelueyeg materi pada katoda dengan aliran arus SA terjadi pelepasan mineral dari katoda sehingga tidak semua material terhitung, dan mengakibatkan padatan mineral berkcurang dari seharusnya. Kemungkinan yang kedua adalah proses akresi tidak optimal karena terbentuknya Lapisan oksida pada anoda (Gambar 8). Menurut Sutresna et al. (2002) terbentuknya lapisan ini merupakan hasil dari reaksi oksidasi yang terjadi 'd pada anoda. Pemberian arus yang besar (5A) tentunya akan membuat anoda lebih semakin tebal dan akan menutupi anoda tersebut sehingga proses elektrolisis tidak optimal (Sutresna et al, 2002). Ayisuaaiun jesnynowby 410 33 10 gr/48jam, sedangkan pada Gambar 8. Anoda yang tertutupi oleh lapisan oksida Opiimalisasi proses elekirolisis juga dapat ditentukan oleh tingkat kerusakan joda yang dapat diindikasikan adanya proses peturuhan. Semakin cepat proses eluruhan, menjadikan semakin tidak optimal kerja anoda yang berarti juga proses lektrolisis. Hasil pengamatan laju peluruhan anoda disajikan pada Gambar 9. aju peluruhan untuk anoda magnesium 1A dan 2A diperoteh sebesar 3,20 g7/48jam, sedangkan pada arus 3A dan 5A diperoleh laju luruh 7,83 gy/48jam. Laju luruh anoda titanium pada arus A, 2A dan 3A diperoleh besar yang sama yaitu 0, & e 3 4 §2a5 © aya & 2] 3 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanidh Bogor) Bégor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. , Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 20,00 15,00 | & z 10,00 | 5,00 © 0,00 ‘Densties Arcs (Amp/m2) Gambar 9. Laju peturuhan anoda (g1/48jam) menurut perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti Proses peluruhan merupakan reaksi oksidasi yang memproduksi oksida pada noda tersebut, dan ditunjukan adanya korosi. Produksi oksida atau peluruhan ini ueLied ININSU) Gal HIIW eId!o 4eH orjadi pada anoda magnesium sementara pada anoda titanium tidak terjadi. Jika dilihat dari anoda yang digunakan, magnesium termasuk ke dalam tipe (4oBog uy anoda fully consumable metals and alloys (Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 2005d). Jenis anoda ini merupakan anoda yang sangat reaktif, akan terlarut dengan pemberian anus karena adanya reaksi oksidasi, sementara anoda titanium merupakan anoda dengan tipe fully passive anodes (Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 20054). Anoda jenis ini memiliki selapui konduktif listrik diseluruh Pomusaan Selaput ini bersifat konduksi dan tidak reaktif. Tipe anoda ini akan Ghempengaruhi laju akresi dan daya tahan anoda tersebut. Daya tahan anoda ini _Ferkait dengan besar kecitnya laju peluruhan dari anoda. 2 o Anoda magnesium memperlihatkan laju peluruhan yang paling besar i F t AysJOAuA [e4N3| 35 tabel galvanimetris (Tabel 1). Letak magnesium lebih kearah negatif dibandingkan titanium, karena itulah magnesium bersifat jauh lebih reakctif. ‘Anoda yang reaktif seperti magnesium terjadi reaksi oksidasi logam padat menjadi tertarut (Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 205d), yaitu = Metal + Metal(**) + ne" Mg — Mg™ + 2e° Pada anoda titanium laju peluruhan sangat kecil dan tidak signifikan, babkan 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH bisa dikatakan titanium tidak meiuruh. Perbedaan perlakuan arus tidak memberikan pengaruh apapun terhadap anoda titanium (Gambar 9). Menurut Sutresna et al. (2002), untuk anoda yang tidak bereaksi terjadi reaksi oksidasi dan ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D bertaku untuk anion. Anion terbagi atas 2 jenis yaitu anion yang tidak } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ mengandung oksigen dan akan terlebih dahulu dioksidasi (CT, Br, F) dan yang mengandung oksigen (S0,”, NO;, CO;”). Anion yang mengandung oksigen ini (060g ueluerieg inAsul) Gal HNN exdI9 He (CO) equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up g 2 kecenderungannya kecil untuk melakukan oksidasi schingga yang akan dioksidasi : adalah H,0. Reaksi yang terjadi pada anoda titanium adalah sebagai berikut E (Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 20054): i 2CF + Ch +2 2(H,0) + 02 + 4H" + 4c" Diltihat dari histogram rasio laju turub/laju akresi (Gambar 10) didapatkan nilai rasio yang akan menunjukkan efisiensi proses MA. Nilai rasio yang kecil akan menunjukkan efisiensi yang lebih baik karena dengan laju turuh yang minimal dapat menghasilkan laju akresi yang besar. Ayisuaaiun jesnynowby 1060g } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 36 ‘er!48}am © Gambar 10. Rasio laju lurub/laju akresi (gr/48jam) menurut perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti ‘Gambar 10 dapat dilihat dari kedua jenis anoda nilai rasio yang paling kecil adalah titanium karena laju luruh dari titanium tidak signifikan tetapi laju akresi tetap jalan. Jika dilihat dari perlakuan arus yang berbeda pada tiap jenis anoda. g é | ; i i i & E 2 8 z i @ URIURLEd ININSUI) Gal HII eId}o 4eH, © Mg dan Ca yang merupakan komponea tama. Sebagai pembanding (kontrol) 1a proces MA diguakan contoh spe! ari terumbu stand Des Pemuteran, = Bali. Contoh sampel tersebut telah berumur 1 Ys tahun dengan menggunakan AysseAiug jen } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 7 snoda titanium. Gambar 1 merupakan perbandingan komposisi Mg dengan Ca yang terbentuk pada batang katoda dengan menggunakan anoda Ti dan Mg. © Komposls! Unsur (%4) Gambar 11. Komposisi Mg dan Ca dari tiap anoda berdasarkan 3 perlakuan anus dengan kontrol sebagai pembanding Pada kontrol kandungan Mg mencapai 27,85% dan Ca mencapai 11,58%. a penelitian terhadap komposisi kapur dengan memanfaatkan anoda titanium EA diperoteh mineral Mg sebesar 5,02% dan Ca sebesar 2,45%. Pada 2A dengan UeIUELed INIASUI) Gal HI ed! YEH, anoda yang sama Mg sebesar 27,55% dan Ca sebesar 5,19%, sedangkan dengan srs 3A diperoteh mineral Mg 2,22% dan Ca 0,38%. Komposisi MA dengan momanfaatkan anoda magnesium 1A diperoleh Mg mencapai 26,43% dan Ca ‘memeapai 6,72%. Pada arus 2A anoda magnesium diperoleh Mg mencapai 2.91% GOs Ca mencapat 033%, sedangkan dengan arus 3A diperolch Mg sebesar ‘2.13% dan Ca sebesar 1,17%. > Data komposisi kapur hasil analisis menggunakan X-ray diffraction ini hanya ‘skutan pada | conch samp! kad ja sdanghan estan spel aa enn Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap komposisi (pur pembentuk MA. AysuaAiup } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ . : 7 5 3 z ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 38 Jika komposisi Mg dan Ca diatas dibuat perbandingan Mg-Ca adalah sebagai berikut. Pada kontrol terlihat perbandingan antara Mg-Ca adalah 2:1 dan basil yang paling mendekati adalah komposisi yang memanfaatkan anoda titanium dengan arus 1A (2:1). Pada anoda yang sama dengan arus 2A dan 3A berturut- rut adalah 5:1 dan 6:1, sementara dengan memanfaatkan anoda magnesium pada Qos 14, 2A dan 3A adalah 41, 9: dan 3. Pada kontrol ternyata menghasilkan padatan mineral yang kuat dan kompak a ‘Ssangat besar dibandingkan Ca dengan perbandingan 33:1. Hal ini memberikan z Eindikasi terhadap kekuatan dari padatan yang terbentuk, semakin sedikit jumlah ‘ I | E : i i t : ue (Hilbertz, 1992; Lee, 2005b). ‘Sutresna er al. (2002) menyatakan bahwa nilai potensial Mg (-2,38 Volts) (uo60g lebih besar dari Ca (-2,76 Volts), sehingga dalam deret volta (Gambar 12) Mg terletak di sebelah kanan Ca. Akibatnya, Mg semakin lebih mudah direduksi dibandingkan Ca. Kondisi ini yang membuat kadar Mg lebih banyak dibandingkan dengan Ca pada ceament yang terbentuk di katoda. (13, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, So, Pb, (H), Cu, He, Ag, Pt, Au Qa Q Mudah dioksidasi) <—————- ——————» Mudah direduksi SpSumber : Sutresna et al. (2002) Qa ‘Gambar 12. Bagan deret volta 2 3 = _ Dilihat kembali pada histogram (Gambar 6). Laju akresi yang memanfaatkan = Q) anoda magnesium memiliki nilai yang besar dibandingkan anoda titanium namun AYISJBAIUN | 4 DAUDY YNuNjas Ny UDIBOges YOAuDquaduiaw UDP Ue up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uONDIUR NOY YL UDs\NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpUed UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdHANBUag D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} (060g ueluerieg innsul) Gal HNL exdI9 ¥eH (CO) Ayisuaaiun jesnynowby 1060g 39 komposisi kapur dengan memanfaatkan anoda magnesium menunjukkan kerapuhan terhadap padatan yang dibentuk karena perbandingan Mg-Ca terlalu jauh, tenstama pada arus 3A. Komposisi Mg cenderung meningkat dengan peningkatan arus. Pada arus 2A menunjukkan komposisi yang baik walaupun peningkatan komposisi Mg terjadi. Secara penampakan komposisi yang memanfaatkan anoda Ti memiliki padatan yang lebih baik dibandingkan Mg. 4.3. Perubaban Ca dan Mg terfarat Untuk memperoleh deskripsi akresi Mg dan Ca terhadap perubaban Ca dan Mg terlarut, pengamatan terhadap Mg dan Ca dalam air laut diukur. Hasil pengamatan ini disajikan pada Gambar 13-16. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat kecenderungan penurunan konsentrasi Ca dan Mg selama percobaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian Ca dan Mg terlarut telah mengalami reduksi membentuk endapan di katoda walaupun dengan konsentrasi yang berbeda. Perubahan Ca dan Mg terlarut sangat tergantung dari anoda yang dipakai. ‘Sebagai contoh penurunan konsentrasi Ca pada proses elektrolisis dengan memanfaatkan anoda magnesium pada arus 1A diperoleh penurunan mencapai 0,0607 gr/L setama 48 jam, sedangkan konsentrasi Ca pada media elektrolisis dengan memanfaatkan anoda titanium pada arus listrik 1A diperoleh penurman sebesar 0,2220 gy/L dalam 48 jam, Penurunan nilai konsentrasi Ca dalam media menunjukkan variasi terhadap arus listrik yang diujikan. Semakin tinggi arus maka semakin besar pula penurunan konsentrasi Ca dan Mg terlarut pada media. Khusus untuk Mg ini, konsentrasi yang terlarut diasumsikan hanya berupa penurunan tidak dilihat pada konsentrasi yang sebenarnya. 4 H+ 34 nx 54 2 Lama Pengamatan (Jam) 24 Lama Peogamatan (Jam) memanfaatkan anoda magnesium dengan kondisi arus tertentu. Gambar 14, Perubahan Ca terlarut (g1/L) selama 48 jam pada uji MA memanfaatkan anoda titanium dengan kondisi arus tertentu. Gambar 13. Perubahan Ca terlarut (gr/L) selama 48 jam pada uji MA 2 s _ ° 3 s 3s $$ 38 8 2 qys8 wt © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University .dang-Undan. larang mengutip sebagian atau th Rarya tul tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: aa eae ce b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian coon arya tuli dalam bentuk apapun tanpa = Lama Pengamaten (Jam) memanfaatkan anoda magnesium dengan Kondisi arus tenenti. Lama Pengamatan (Jam) memanfaaikan anoda titanium dengan kondisi arus tertentu. Gambar 15. Perubahan Mg terlarut (gy/L) selama 48 jam pada uji MA Gambar 16. Perubahan Mg terlarut (gy/L) selama 48 jam pada uji MA ft 3 Selanjuinya untuk memberikan deskripsi hubungan antara pengurangan Mg yad dan Ca dalam media dengan Mg dan Ca yang terakresi dilakukan perhitungan yang didasarkan pada Gambar 13-16. Sebagai contch pada percobaan, input © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undan, larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: aa eae ce b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian coon arya tuli dalam bentuk apapun tanpa O uDIGogas yoKuoquadwew UDp UDYUINWUNBUaW BUDIDIIG Z fom Buns uDBuRUaday UDYIBN.OLU YopR UDdANBUed “q 2 : 7 E a g 3 8 “yppOsOW! MONS uOND|UR NOY YAU UDs\NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY YMUN DAUDY UDdIANBUag py ub|BOqes dianBuew BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuUlg DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 42 yang merupakan penurunan Ca dengan pemberian arus 1A selama 48 jam pada media dengan memanfaatkan anoda magnesium diperoleh penurunan Ca sebesar 12,1400 gr. Hal ini dibitung melalui hasil Gambar 12 yaitu 0,7171 g/L dikurangi dengan 0,6564 gy/L diperoleh 0,0607 gr/L. Volume media dalam percobaan ips 200 L, schingsa total Ca yang berkurang dalam media adalah 12,1400 gr. ir seluruh perhitungan tersebut maka diperoleh kandungan Ca dan Mg yang, rkwang dalam percobaan dapat dilihat pada Tabel 2-3. Kemudian output merupakan nilai Ca yang terakresi di katoda dengan Ginberian arus 1A selama 48 jam sebesar 0,5734 gr. Hal ini didapatkan dari ‘abel 2. Nilai total Ca (gr) dalam media dan Ca (gr) yang terakresi di katoda dengan memanfaatkan anoda magnesium dan titanium pada kondisi arus tertentu_ Magnesium Output 13,1200 10,3000 s__| 17,8800 11,2800 ber: diolah dari lampiran 1, 2, 7, 26 dan 27 AysuaAiup Ein mSne wien } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “ypJOsOW! Mons uONDIUR NOY YL UDs\NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN PAUDY UDdHANBUad *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 43 ‘abel 3. Nilai total Mg (gr) dalam media dan Mg (gr) yang terakresi di katoda dengan memanfaatkan anoda magnesium dan titanium pada kondisi arus tertentu_ ‘Aras fea | (Ampere) 1 2 3 © Siero 0.220020) “Sumber : diolah dari lampiran 1, 2, 7, 26 dan 27 z 8 _ Berdasarkan Tabel 6 dan 7, diperoleh bahwa nilai output lebih kecil dari inp. =| Hal ini menunjukkan pemanfaatan Ca dan Mg di media tidak seturuhnya 5 Biendapkan pada katoda. Dengan kata lain ketidakseimbangan ini diduga terdapat > a 3a dan Mg yang terendapkan di fuar katoda. Beberapa hal yang dapat nendukung keterangan ini adalah diperoich adanya materi endapan yang jatuh di Siasar akuarium. o Penyebab lainnya yaitu padatan kapur yang rontok dan telah dijelaskan “sebelumnya. Data mengenai besamya padatan kapur yang rontok tidak dihitung schingga informasi yang lebih akurat mengenai perbandingan input dan ouput Kurang. Selain itu data komposisi kapur hasil analisis menggunakan X-ray diffraction juga telah dijelaskan sebelumnya, hanya dilakukan pada | contoh sampel katoda saja. Hal ini tentu saja kurang mewakili komposisi ceament yang CPebentuk pada katoda lainnya. ‘Tabel diatas hanya dibuat berdasarkan komposisi a Qapur pada | contoh sampel katoda sebagai acuan untuk ke 12 katoda yang f-- 2 AyssenuQ jesnyno, } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! MONS uDNDIUR NOY YL UDs\NUd ‘woodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag *D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH uequins upeyna“uaul UOp UDYWUN|UDIUuaWL dud} [Up 43. Keterkaitan pH pada proses MA Nilai pH air laut normal berkisar 8 - 8,2, kondisi basa ini akan terus terjaga di lautan karena adanya sistem buffer air laut. Proses MA erat kaitannya dengan pH arena pada saat proses elektrolisis berlangsung baik di katoda maupun di anoda «kan terjadi perubahan nilai pH. Pada air laut di dalam akuarium terjadi (Qherubahan nilai pH yang menunjukan bahwa proses MA berjalan. Pada anoda magnesium perubahan pH fluktuatif dan cenderung meningkat, berkisar antara 8,2 hingga 8,9 (Gambar 13). Pada arus 1A pH meningkat dari 8,1 Hut eyo eH, ‘ t 2 : ‘ g é ; @. Ha © Setanjutnya pada arus 3A dan SA pH meningkat dengan nilai yang sama, yaitu a - 2 dari 8,2 hingga 8,9. > 2 2 eA g ween 2A = 3A — 5A Lama Penganetes U8) Gambar 17. Perubahan pH selama 48 jam pada anoda magnesium berdasarkan 4 periakuan arus yang berbeda Pada anoda titanium perubahan pH semakin menurun, berkisar antara 8,1 hingga 6,4 (Gambar 14). Pada arus 1A pH menurun dari 8 hingga 7,1 sedangkan pada anus 2A pH menurun dari 8 hingga 6,6. Pada arus 3A pH menurun dari 81 Ayisuaaiun jesnynowby 1060g 45 yang menupakan ‘Gambar 18. Perubahan pH selama 48 jam pada anoda titanium berdasarkan 4 Anoda magnesium dan titanium memiliki perubahan pH yang saling berbeda. ‘emungkinan perbedaan ini diduga berasal dari perbedaan reaksi yang terjadi di Sebelumnya akan dijelaskan reaksi yang terjadi di daerah katoda, reaksi yang ‘ow golongan utama sehingga yang direduksi adalah HO (Sutresna et al_, 2002; ‘erjadi pada katoda merupakan reaksi reduksi. Berdasarkan prinsip elektrolisis spat diketahui apa yang akan direduksi. Hal ini berkaitan dengan elektrolit yang i 7 SHEED, g ; ia : “i bs g (HE TEEE LLL i il if i; | i sal iy ga 5 i: | Puiady zi ae Bog : rg mencapai 6,4. 9,0 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bégor ricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “yppOsOW! nyONs uDNDIUR NOY yp UDs\NUEd ‘woJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUD UDsINUEd ‘uDR/eUed ‘UDYIpIpUed UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdHANBUag D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH equins upeynga“uaul Uop UDYWUN|UDIUuEWL dud} {Up 46 Reaksi di atas menunjukkan reduksi dari HzO yang menghasilkan gas Ha yang berupa getembung dan OH’. Kondisi di daerah katoda ini menjadi basa karena OH yang meningkat. Walaupun konsentrasi OH tinggi namun OH tersebut akan bereaksi dengan Mg™ yang tertarut di air laut untuk membentuk Mg(OH): di katoda. Oleh karena itu komposisi mineral Mg pada katoda menunjukkan nilai yang besar (Gambar 11). Ketika H* berkurang didekat katoda karena membentuk gas Hz, berdasarkan prinsip LeChatelier akan terjadi reaksi kimia yang akan mengembalikan kondisi kesetimbangannya untuk membentuk lebih banyak H’. Hal ini melibatkan asam karbonat di air laut, asam karbonat akan mengurai menjadi bentuk ion bikarbonat dan ion hidrogen dengan reaksi : HCO; + HY +HCOy H'+HCOs' «+ 28" +O,” (060g ueluerieg innsul) Gal HNL exdI9 ¥eH (CO) Selanjutnya untuk reaksi yang terjadi pada anoda magnesium adalah sebagai berikut: Mg) ind Mea + 2e i Logam magnesium merupakan anoda yang reaktif dan akan langsung dioksidasi menjadi larutannya (Sutresna et al., 2002; Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 20054). ‘Anoda titanium reaksi yang terjadi berbeda dengan menggunakan anoda ‘magnesium karena pada anoda titanium akan membentuk asam. Titanium anion sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut (Sutresna er af, 2002) : Ayisuaaiun jesnynowby 1060g 47 2CI + Ch + 2€! 2(H/0) — 02 + 4H" + de" Reaksi yang terjadi pada anoda adalah terbentuknya gas oksigen dan gas Klorin, selanjutnya gas Klorin inilah yang kemudian bereaksi dengan air ‘memproduksi hydrochloric acid (Ashworth dan Booker, 1986 in Lee, 20054). Berbedanya perubahan pH pada magnesium dan titanium karena reaksi yang terjadi pada anoda. Pada anoda magnesium terbentuk Mg”* yang bisa membentuk Mg(OH): sehingga basa lebih mendominasi sedangkan pada anoda titanium membentuk asam yaity HCI schingga asam lebih mendominasi. © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Uridang-Undang jilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. !posisi mineral yang 5. KESIMPULAN DAN -SARAN Berdasarkan percobaan didapatkan bahwa anoda titanium jauh lebih efisien Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah : yeitu material yang memiliki niiai potensial yang lebih positif dari magnesium Jika dilihat dari perlakuan arus, maka arus 2A merupakan pilihan arus yang seperti alumunium, karbon dan sebagainya. menggunakan sampel katoda yang lebih banyak, tidak hanya sain. terbentuk menjadi ceament dan didasar media percobaan dengan penurunan jumlahnya dari kondisi terfarut. ; ertanian oe) Bogo: Selain itu komposisi kapur pada titanium menunjukkan perbandingan Mg yang tidak jauh dari Ca. baik. Pada arus 2A anoda magnesium dan titanium menunjukkan nilai paling |. Penelitian serupa dengan menggunakan material lainnya sebagai bahan anoda, memiliki {aju luruh yang minimal bahkan bisa dikatakan titanium tidak meturuh. Kapur pada arus 2A menunjukkan perbandingan Mg yang tidak jauh dari Ca dan dibandingkan magnesium, karena dengan laju akresi yang cukup titanium 2. Analisis komposisi kapur yang terbentuk pada anoda akan lebih baik efisien dibandingkan dengan perlakuan arus yang lain. Selain itu komposisi mendekati perbandingan Mg:Ca pada kontrol. 5.1. Kesimpatan 3. Peneltian lebih tanjut mengenai kaitan antara kom; Agricultural University a z © Hak cipta milik 1PB (Institut Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a ea eee ce b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang woj 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 4 DAUDY YNuNjas Ny UDIBOges YOAuDquaduiaw UDP Ue up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “ypJOsOW! nos uONDIUR NOY YL UDs|NUEd ‘uoJodD| UDUNsNéued “yOILUI! OfUD UDsINUEd ‘uDR/eUed “UDYIpIpued UDBUNUEdeY yMUN DAUDY UDdIANBUag ‘D 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppun)-Buepun !6unpulig DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 49 DAFTAR PUSTAKA Aziz, A.M. 2002. Tingkat Kelangsungan Hidup, Laju Pertumbahan dan Rasio Pertumbuhan Beberapa Jenis Karang Batu dan Karang Api yang Ditransplantasikan di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta {skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bachtiar, R. 2003. Pengamatan Pembentukan Terumbu Buatan Dengan Meiode Mineral Accretion Di Desa Pemuteran, Bali Barat. (skripsi). Fakultas Perikanan dan [imu Kelautan, institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. PKSPL-IPB. Bogor. Birkeland, C. 1997. Life and Death of Coral Reefs. Intemational Thomson Publishing. New York. GCRA. 2005. Biorock/Mineral Accretion Technology for Reef Restoration, Maricutture and Shore Protection. http:/www.globalcoral org. 5 April 2005. Hagino, S. 1991. Ariificial Reefs Planning and Fishing Effect in Japan. In Food and Agriculture Organization of the United Nation Bangkok. Bangkok. 303-313 h. (060g ueluerieg inAsul) Gal HNL eXdI9 ¥eH (CO) Hilbertz, W. H. 1992. Solar Generated Building Maierial from Seawater as a Sink for Carbon. Ambio. 21(2): 126-129 h. Hutomo, M. 1991. Teknologi Terumbu Buatan. OSEANA. 16(1}: 23-33 h. Lee, E. R. 2005a. Physics of Seament Electroaccretion. hup:/Avww.stanford.edu/~erlee/seamensm_phys.htm. 5 April 2005. Lee, E. R. 2005b. Electroaccretion Power Sources. bhttp://www.stanford.edu/~erlee/seament/sm_psre.htm. 5 April 2005. Lee, E. R.2005c. Galvanic Series in Seawater. hup//www stanford.edu/~erlee/seament/sm_galv htm. 5 April 2005. Lee, E. R. 20054. Industrial Anodes. hutpJ/www.stanford.edu/~erlee/seament/sm_ac2_htm. 5 April 2003. \W_Jobog Mattjik, A. A. dan Sumertajaya, I. M. 2002. Perancangan Percobaan: Dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. IPB Press. Bogor. nowb AyssoAiuQ [ein } DAUDY YNuNjas Ny uD|Boges yOAuDquedwew UDP UOYUNUNBUaW BUDID|IG TZ up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q 4 ” “ypJOsOW! nyoNs uONDIUR NEYO YN UDsyNUEd ‘woodD| UDUNsNéuled “yOILUI! OfUDy UDsINUEd ‘uDR/eued ‘UDYIpIpued UDBUN|UEdeY yMUN AUDY UDdHANBUEd, 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppun-6uepun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 50 Montemayor, J. R. 1991. A Review of Development or Artificial Reefs for Fishery Enhancement in the Philippines. In Food and i Organization of the United Nation Bangkok. Bangkok. 229-243 h. Munro, J. L. dan Balgos, M. C. 1995. Artificial Reefs in the Philippines. International Center for Living Aquatic Resources Management. 56 h. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suam Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh H.M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M.Hutomo, dan S. Sukardjo. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. =dtazak, A. dan Pauzi, M. 1991. Artificial Reefs in Malaysia. In Food and Agriculture Organization of the United Nation Bangkok. 229-243 h. SSeaman, W. Jr. dan Sprague, M. 1991. Artificial Habitat for Marine and 2 Freshwater Fisheries. Academic Press, Inc. San Diego, California. 285 h. Sinawong, K. 1991. Artificial Reef in Thailand. Jn Food and Agriculture 2 Organization of the United Nation Bangkok. Bangkok. 229-243 h. = a Suharsono. 1984. Pertumbuhan Karang. OSEANA. 92): 41-48 hb. Saakamo, R 1995. Ekosistem Terumbu Karang dan Masalah Pengelotaannya. s Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPL Jakarta. Sutresna, N dan Maryunah, N. 2002. Kimia untuk SMU Kelas II Jilid 3A. & —— Grafindo Media Pratama. Bandung. ‘Tarigan, LN. 1995. Kontribusi Ekosistem Terumbu Buatan dari Bahan Bambu dan Ban Mobil Bekas terhadap Struktur Komunitas Ikan di Perairan Pantai Blebu, Teluk Lampung [skripsi). Fakultas Perikanan dan [imu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. ‘Yahmantoro dan Budiyanto, A. 1991. Teknik Pembuatan Terumbu Buatan di Goba Soa Besar Pulau Tikus, Gugus Pulau Pari. OSEANA. 17(2):45-53 h. Ayisuaaiun jesnynowby 1060g LAMPIRAN © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang fanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: itian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kriti atau tinjauan suatu masalah. b, Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tull i dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 51 i Laja(kg2 hari) wi 0.238 0.238 m pada masing. wi | besi 1 | 0.2376 besi2 | 0.2374 tesi3 [kart | anoda titanium Besi h 3 a {6 HeicciptermitictPa {institut Pertantanr Bogor] Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t | ampiran 1. Data pertambahan berat katoda dan laju akresi rata-rata dengan 1 Ampere ii dalam bentuk apapun tany 52 0.0005, 0.0014 0.0018 0.2388 | 0.2402 besi 10 | 0.2372 | 0.2377 besi 12 | 0.2394 | 0.2412 besi 12 | 0.2364 | 0.2374 besi 11 Lampiran 1. lanjutan Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tt falam bentuk apapun tany IPB. 53 0.2377 0.2394 um pada Besi aaa besi 12_| 0.2349 | 0.2355 i 02371 0.2388 besi 10 _[besi12 [0.2374 Lampiran 2. Data pertambahan berat katoda dan laju akresi rata-rata dengan i Wo(g) | Laja(ke/2 hari) Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tany Lampiran 2. lanjutan © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: . Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan Rritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tany 55 Fo ‘5292214 | I Variance 0,0080 0,1120 0,2436 P-value 3 | 0,8708148 | 7,837333 | 0,00193 1,5200 1,4933 ty ‘Average 1,3867 ONT I Sun 3,2000, 16 19, 6,9333 7,6000 7,4667 ff 0, Count 5 5 5 3 Ss 2.612444 177778 4390222 9g HI : minimal ada sam i #0 ales} A —l- Rancangan Acak Lengkap my ‘Ada perbedaan perlakuan, Arus mempenganthi laju akresi pada selang Lampiran 3. Contoh perhitungan RAL dan Uji BNT ‘Tolak Ho: Fhitung > F tabel Total Hipotesis : Ho : tl ‘Source of Variation Within Groups I | © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b, Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB, 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tt RAL dan Uji BNT Anoda Titanium ANOVA falam bentuk apapun tany IPB. 56 Vv 1,4933 I tidak berbeda nyata berbeda nyata berbeda nyata berbeda nyata berbeda nyata i 15200 i 0,7467 berbeda nyata Ic 2 -B| B2|| seebes i a i. | & >(elsig| AAKAKAY je Sjais z & Pais it ; TFITPP 4 seseae ‘ee A i fiak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 57 | 7 66 65 64 8 4 85 89 9 | et 2 84 85 88 88 Lampiran 5. Laju akresi rata-rata pada katoda dan laju peluruhan mW g/48jam g/48jam Satuan 2/48jam g/48jam -|_sse 36, 7A 67 65 6.4 36 83 84 8.8 88 4.7467 1,4933, SA 17,8270 10,2000 3A_|_5A 5,2267 1,5200 3A 17,6320 0,1000 24 70 68 67 63 Tama Penganatan am) 81 83 3.6 8.6 ‘Anus Listrik ‘Anus Listrik 2A 2.3467 1,3867 | 2A 4,3060 0,1000 perbedaan arus, dengan menggunakan anoda Mg dan Ti Lampiran 4. Perubahan pH selama 48 jam pada setiap anoda dan 4 perfakuan | : asi als salale 3 7 a) 4 ' 2 (8 | s | 2jsicisi| 2] dsisigs Bla lasl els 4 i } A ©) Fak cipta milik TPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 38 pertakuan arus Ca 11,58 2,45 519 0,38 672 os Ko Mg_ 7,85. 5,02 27,55 Zn 26,43 2,91 39,13 turub/laju akresi (gr/48jam) menurut perbedaan ares. menggunakan anoda Mg dan Ti dengan kontrol sebagai pembanding r dengan piran 7. Komposisi Mg dan Ca dari tiap anoda berdasarkan 3 3 a = lie : A & |a/he 5 EE i 5 S|F 4 aie Hak cipta milk TPB Tr rtanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany 59 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Ag ricultural U niversity Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at Juruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. Energy keV) ampiran 9. Komposisi padatan mineral pada Karang 2 Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang |. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: . Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. 61 ampiran 10. Komposisi padatan mineral pada Karang 3 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. g S Endigy (keV) ae :OF a ml : ire pr © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University ompiran 11, Komposisi padatan mineral pada Titanium 1 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. 8 ampiran 12. Komposisi padatan mineral pada Titanium 2 © flak cipta milik 1PB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. empiran 13. Komposisi padatan mineral pada Titanium 3 © Hiak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. 4 6 _ampiran 14. Komposisi padatan mineral pada Magnesium 1 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. esium 2 ampiren 15. Komposisi padatan “2 Bogor Agricultural University we tule la wii oscil laporan, penulisan kritit atau tinjauan suatu masalah, kan dan memperbanyak sebagian coon arya falam bentuk apapun tany IPB. 67 ampiran 16. Komposisi padatan mineral pada Magnesium 3 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya alam bentuk apapun tanpa izin IPB. 2 8 ® ehvizee & a* a35na8$ § 5 8 R eBe8eq BY 8282858 8 59eV Pemuteran, Bali Barat ulangan 1 Magnesium Oxide 21/01/05 ‘AL203 01/04/05 SAE 1041 06/12/05 AL203 01/04/05 Orthoclase 01/04/05 SAE 1041 06/12/05 Wollastonite 01/04/05 Spect. Type ED ED ED ED ED ED ED noes < sé ad at Be Be Be voff2za8 & vos#zad © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t Lampiran 17. Persentase komposisi padatan mineral hasil MA di Desa System resolution Quantitative method : ZAF (3 iterations). Analysed all elements and normalized results. Total falam bentuk apapun tany IPB. 69 Atomic % 0,62 58.69 071 39,19 0.26 037 0,t6 100,00 Pemuteran, Bali Barat ulangan 2 Magnesium Oxide 21/01/05 Element % 0,38 48,42 0,85 49,13 0,36 0,54 0,33 100,00 AL203 01/04/05 SAE 1041 06/12/05 SAE 1041 06/12/05 Orthoclase 01/04/05 Wollastonite 01/04/05 AL203 01/04/05 ‘Spect. Type ED aa8aa8 i BM MMB od BM Oe Bd - sé sd ng Bd ad ad bg 2 HooeZans 4 Cosdzad 2 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Lampiran 18. Persentase komposisi padatan mineral hasil MA di Desa ‘System resolution = 59 eV Quantitative method : ZAF (2 iterations). ‘Analysed all elemenis and normalized results. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 70 i 3 3 2 L ' if siggaushe 3 u | . Lio] 2089.8 38 a adagassis 2 fi ob §88s8sne3 ooo 4 a8 351|585 08 aoe e8eed Bad gig259332 2% essasaasa a 2 q i Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) : Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. n fe sAyees 2 5 B2S8Ss g 5 3 & pagenk & iP sigesd 3 60 eV Magnesium Oxide 21/01/05 titanium pada arus 1A KCI 15/02/94 SAE 1041 06/12/05 AL203 01/04/05 Woollastonite 01/04/05 STKMI2C 06/12/05 Spect. Type ED ED ED ED ED ED aa : z ae ot Ma od ae Scofsde & vo8sde © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Lampiran 20. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda Quantitative method : ZAF (3 iterations). Analysed all elements and normalized results. System resolution Total Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 2 oo 3 i ' ie ¥ingsaa 2 oct. lt ' ba, Ss 32522213 f22 §! geqezei: pou) ey Ha dl ei5eo32 2 scaagaaa : i a puwunwwon ‘a ¢- faa Muu (UI Peep ere © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. B i ‘ 3 ee 2 ig i. , E as §$8.F fla 2a ge 24 a8 ote ie Hi g G8 322255 se a98888 q 3 aie fi ER dd eo at bial yee i booze se Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 74 ¢ & gages g aedese33 g : g ge 282 aasegare mo IAR8sshes magnesium pada arus 1A Magnesium Oxide 21/01/05 AL203 01/04/05 FeS2 01/04/05 KCI 15/02/94 STKMI2C 06/12/05 100,00 SAE 1041 06/12/05 Wollastonite 01/04/05 AL203 01/04/05 6leV ive method : ZAF (3 iterations). Speci. Type ED ED ED ED ED ED ED ED Analysed all elements and normalized results. System resolution Lampiran 23. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda Standards K K K K K K K K 4 se Bt 3 Oe et z LOssRnook & ‘Ofek Cipta milik IPB (Institut PertSnian Bogs Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan meriyebutkan sumber: . Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 15 Elemeat Atomic. % % 0,54 1,28 33,76 60,63 291 3,44 0,19 0,17 7.44 6,03 033, 0,24 54,82 28,20 100,00 6leV magnesium pada arus 2A Magnesium Oxide 21/01/05 “FeS2 01/04/05 SAE 104) 06/12/05 KCI 15/02/94 AL203 01/04/05 Wollastonite 01/04/05 STKMI2C 06/12/05 Spect. Type ED ED ED ED ED ED ED 100,00 ain giieials =p a2 58e CHB rs (inditut PetaStar 25,52 cs Lampiran 24. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda System resolution Quantitative method : ZAF (3 iterations). Analysed all elements and normalized results. ae Elmt Total Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. 76 2 g Sk 2GSsecna gs i ReeSS588 gs g . 3 2 §& 5otaqens gs RB” 38839828 & 6leV magnesium pada arus 3A Magnesium Oxide 21/01/05 SAE 1041 06/12/05 FeS2 01/04/05 SAE 1041 06/12/05 KCI 15/02/94 AL203 01/04/05 Wollastonite 01/04/05 STKM12C 06/12/05 Spect. Type ED ED ED ED ED ED ED ED oo Lampiran 25. Persentase komposisi padatan mineral dengan memanfaatkan anoda System resolution Quantitative method : ZAF (3 iterations). Analysed ail elements and normalized results. 2 nod Mose Od ne Od oe BoofsetS& 8 vobadude2 2 : : : oS flak cipta rnilik IPB(institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t falam bentuk apapun tany IPB. ae | i : daae | | lla i (BBE alae} : dase | lead: $ i F a alalalala} | ||3]3\349 il a | Tih fl a) | PRR | [RRR 1 at Jal. a3 Ai Kr | i Wee aa P Fr | GRRE ‘ini & F cl 2 Hi ag |i sgsis it i Ect | S13] 4] 2 1 sae) | eee BG slelglays| | |lgialelg ES iy | ES Ee fit ogiaiaia| | |-leseis] 8 i olgigiela] | |elglalgg i gq a | a at all EH to bri is (6) Hak cipta milik WB (Institut Pertanian Bogor) ACOH ASHEN AaTSEy Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang larang mengutip sebagian atau seluruh karya ti a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidilkar Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang waj larang mengumumkan dan memperbanyak sebagian at ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: isan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan atau tinjauan suatu masalah. ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. Lampiran 30. Batang besi yang menjadi material katoda sebelum proses MA _ampiran 28. Anoda magnesium Hak cipta IPB (Institut Perta Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undar nkan dan menyebutkan sumber: in karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. gz Lampiran 35. Proses setting Hak cipta k IPB (Institut Perta Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undar nkan dan menyebutkan sumber: in karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 81 ampiran 38. Power Supply ampiran 39. pH tester © Hak cipta milk 1PB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undar jilarang mengu rub karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk ke| kan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. , Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. “© Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang llarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: b, Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanp< © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendicikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugifean kepentingan yang wojar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya t ii dalam bentuk apapun tany 4 DAUDY YNuNjas Ny UDIBOges YOAuDquaduiaw UDP Ue up} undid ynquaq WID}OP It ‘@d] sofom Buns uDBuRUaday UDy\BN.9UU YopR UDdANBUed “q “ypjosow nyons uonotut 4 nk IR NOY YALA UDs|NUAd “UDJOdD UDUNsNAued “YyoILUI| D440 UDsyNUEd “UON|/eUed “UDYIpipued UDBUNUEdeY YMUN OAUDY UDdANBU innBued “> 3 BADE} YRUN|es NBD UO|GOqes danBueW BUDIO}| Suppup)-Buopun !6unpuliq DIdiD 4OH vequins uDeynqafueu Uop uDYLuN|UDsUuEW BduD} 83 RIWAYAT HIDUP Penulis ditahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 1985, Penulis adalah anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Tbu Syafariah dan Bapak Sumanan. < ‘Tabun 2002 penulis tulus dari SMUN 86 Jakarta Selatan. BPPIEE SS] selepas SMU penulis berhasil masuk Institut Pertanian Bogor da Departmen Inu dan Teknologi Kelautan, Fakulas Perikanan dan Tima Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di beberapa onganisasi mmahasiswaan. Pada tahun 2003-2005 penulis aktif sebagai pengurus pada impunan Mahasiswa [imu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) Kepala Divisi Jitian dan Pengembangan. Penulis juga aktif sebagai pengurus Fisheries FSU) Gd BEL9g4 IN) Penel Diving Club (FDC) dar tahun 2005-2007. Penulis juga tergabung dalam Tim 3 “skspedisi Zooxanthellae VIII di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur -bagai pengambil data ckosistem terumbu karang, Selain itu penulis juga aktif ebagai asisten m.a. Widya Selam, m.a. Ekologi Laut Tropis dan asisten Wuar biasa a.a. Biologi Laut. Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan flmu Kelautan penulis Pnenyusun skripsi dengan judul Studi Kapar dari Air Lant Menggunakan 8 proses Mineral Accretion dengan Anoda Magnesinm (Mg) & Titanium (Ti) Evade Perlakuan Arus Listrik Yang Berbeda, dibawah bimbingan Dr. Ir. = Neviaty P. Zamani, M.Sc. dan Dr. Ir. TH Prartono, MSc. AysseAlUA jesnyn'

Anda mungkin juga menyukai