Jhptump A Destriretn 257 2 Babii
Jhptump A Destriretn 257 2 Babii
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Uno (2009:3) menyimpulkan motivasi merupakan dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku
yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Sagala (2010:100) mengemukakan
bahwa motivasi dapat dipahami sebagai suatu variabel penyelang yang digunakan
untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan,
mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.
Dari pendapat Uno dan Sagala, maka dapat dikatakan motivasi adalah
dorongan yang terjadi dalam diri seseorang yang dapat membangkitkan, mengelola,
mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku agar tujuannya dapat tercapai.
Dalam kegiatan pembelajaran pemberian motivasi sangat penting untuk diperhatikan,
karena tidak semua pengajaran di sekolah dapat menarik minat siswa.
Uno (2009:23) mengemukakan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
6
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
harapan. Selain itu guru dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa
sehingga mereka dapat melakukan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Selain
menggunakan indikator-indikator tersebut guru juga harus mempertimbangkan tiga
komponen motif keberhasilan. Menurut Slameto (2010:26) tiga komponen motif
keberhasilan adalah sebagai berikut:
1) Dorongan kognitif
Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui,
untuk mengerti, dan untuk memecahkan masalah. Dorongan kognitif timbul di
dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/masalah.
2) Harga diri
Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas-tugas bukan
terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk
memperoleh status dan harga diri.
3) Kebutuhan berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Ada siswa yang
berusaha menguasai bahan pelajaran atau belajar dengan giat untuk memperoleh
pembenaran/penerimaan dari teman-temannya atau dari orang lain (atasan) yang
dapat memberikan status kepadanya. Siswa senang bila orang lain menunjukkan
pembenaran terhadap dirinya, dan oleh karena itu ia giat belajar, melakukan tugastugas dengan baik, agar dapat memperoleh pembenaran tersebut.
b. Ciri-ciri Motivasi
Selain memiliki tiga komponen yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
motivasi juga memiliki ciri-ciri dan fungsi. Ciri-ciri motivasi menurut Sardiman
(2007:83) adalah sebagai berikut:
a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapainya).
c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam.
d) Lebih senang bekerja sendiri.
e) Cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.
(g) Sarkasme
(b) Pujian
(h) Penilaian
(c) Hadiah
(e) Persaingan
motivasi belajar diantaranya jika mereka tekun menghadapi tugas, ulet dalam
menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja sendiri, dan cepat bosan terhadap tugastugas rutin.
c. Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Slameto
(2010:2)
mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Wingkel (1991:36)
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor-faktor intern
Dalam faktor intern ini dibagi atas tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah,
faktor psikologi, dan faktor kelelahan.
a) Faktor Jasmaniah
(1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuanketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi
dan ibadah.
(2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Seperti buta, tuli, patah kaki,
lumpuh, dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Siswa cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia
belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar
dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b) Faktor Psikologis
pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya, jika seorang anak telah belajar sepeda,
maka perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu.
Akan tetapi, ia telah mengalami perubahan lain seperti pemahaman tentang cara
kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, dan sebagainya.
Dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhi belajar, maka guru dapat
memaksimalkan hasil belajar siswa. Siswa dikatakan telah melakukan kegiatan
belajar apabila ada perubahan tingkah laku dalam diri individu tersebut. Ada
beberapa perubahan tingkah laku yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar,
dintaranya yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar
bersifat fungsional, dan perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses
belajar. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh
prestasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895) prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
belajar yang telah dilakukan oleh siswa yang meliputi penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Hasil belajar tersebut diberikan
oleh guru dengan pemberian nilai tes atau angka nilai.
b. Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan
mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai oleh siswa.
d. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik
yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi sumatif
Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada akhir periode
pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau
akhir tahun ajaran.
f. UAN
Evaluasi ini dijadikan sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Dari berbagai ragam evaluasi yang ada yaitu pre test dan post test, evaluasi prasyarat,
evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan UAN, guru dapat melakukan
evaluasi sesuai dengan waktu dan tujuan dari jenis evaluasi yang dilakukan tersebut,
sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaranpun akan lebih terprogram.
3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
kesatuan.
Roger dan Johnson (Suprijono, 2010:58) mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima
unsur tersebut adalah:
1) Saling ketergantungan positif.
2) Tanggung jawab perseorangan.
3) Interaksi promotif.
4) Komunikasi antar anggota.
5) Pemrosesan kelompok.
e. Ketrampilan
sosial
yang
diperlukan
dalam
kerja
gotong
royong
seperti
6) Pemantauan melalui observasi dan interverensi sering dilakukan oleh guru pada saat
belajar kelompok sedang berlangsung.
7) Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar.
8) Penekanan hanya sering terjadi pada penyelesaian tugas.
c. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif yang dapat diambil. Adapun
keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto (2010:43)
diantaranya adalah:
a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
c) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
d) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
e) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
f) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
g) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis
kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
d. Pelaksanaan Cooperative Learning
Pelaksanaan cooperative learning memiliki berbagai macam tipe. Tipe-tipe yang
ada dalam pembelajaran ini (Suprijono, 2010:89) yaitu: Jigsaw, Think-Pair-Share,
Numbered Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match
(mencari pasangan), Listening Team, Inside-Outside Circle, Bamboo Dancing, dan lainlain.
mengemukakan pendapat pada saat membacakan hasil temuannya dalam mencari pasangan
merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kooperatif. Metode make a
match atau pencari pasangan ini selain dikembangkan oleh Lorna Curran juga
dikembangkan oleh Agus Suprijono. Aplikasi dari metode make a match yang
dikembangkan oleh Suprijono (2010:94) adalah sebagai berikut:
a. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari
kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut.
b. Guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan
kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah
kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah
kelompok penilai.
c. Mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U.
d. Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru
membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua
saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok.
e. Guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.
f. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.
g. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban
kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan
pertanyaan-jawaban itu cocok.
h. Setelah penilaian dilakukan, guru mengatur kelompok pertama dan kelompok kedua
bersatu kemudian memosisikan dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara,
kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang
kartu pertanyaan dan sebagian lainnya memegang kartu jawaban.
i. Guru memosisikan mereka dalam bentuk huruf U.
j. Guru kembali membunyikan peluit menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan
jawaban bergerak untuk mencari, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban.
k. Masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada
penilai.
Sedangkan aplikasi dari metode make a match yang dikembangkan oleh Curran
(http://pelawiselatan.blogspot.com) dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
7) Demikian seterusnya.
8) Simpulan/penutup.
Trianto (2010:136) IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan
dan deduksi.
Adapun Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam. Jadi dapat dikatakan bahwa IPA adalah
pengetahuan yang berasal dari rasa keingintahuan seseorang terhadap suatu hal yang
berkaitan dengan gejala-gejala alam yang ada.
Mempelajari alam dapat menjadikan manusia/siswa berpikir secara positif. Arti
positif adalah memberi dampak baik, misalnya siswa menjadi ramah lingkungan.
dan
Wiyono
(2008:173)
menjelaskan
sumber
daya
alam
a. Sumber daya alam yang kekal seperti sinar matahari, ombak, angin, air terjun, dan
arus laut merupakan sumber daya alam yang selalu tersedia dan tidak akan habis
meskipun setiap saat dimanfaatkan.
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu bara,
logam (aluminium, bijih besi, dan sebagainya) dan gas bumi merupakan sumber daya
alam dengan persediaan yang terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi
setelah habis.
c. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti berbagai jenis tumbuhan dan
hewan merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi jika rusak atau habis.
Jika dilihat menurut jenisnya, kita akan mendapati dua macam sumber daya alam yaitu:
a. Sumber daya alam nonhayati, meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup,
seperti udara, batu bara, logam, dan lain-lain.
b. Sumber daya alam hayati, meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Berbagai benda terlihat sangat berbeda satu dengan lainnya. Akan tetapi, jika
ditelusuri, benda-benda itu berasal hanya dari beberapa sumber daya alam saja
(Haryanto, 2004:207). Kelompok benda berdasarkan asalnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Benda yang Berasal dari Tumbuhan
Seluruh bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Akar, batang, daun, bunga, buah dan biji memberi banyak kegunaan.
Setelah mengalami pengolahan, bagian tumbuhan dapat dibuat menjadi berbagai
macam benda.
a) Bahan Pangan
Berbagai makanan berasal dari tumbuhan. Nasi dibuat dari beras; beras
berasal dari padi. Roti dibuat dari terigu; terigu berasal dari biji gandum. Kecap,
tahu, tempe, dan oncom berasal dari kedelai. Cokelat berasal dari biji cokelat.
Permen dibuat dari gula; gula berasal dari tebu. Agar-agar berasal dari rumput
laut. Minyak goreng berasal dari kelapa sawit dan jagung.
b) Bahan Sandang
Pakaian ada yang terbuat dari kain katun. Kain katun terbuat dari serat
kapas. Serat kapas berasal dari buah kapas. Berbagai kasur, bantal, dan guling
diisi dengan kapuk. Kapuk berasal dari buah kapuk.
Hewan memberikan bahan makanan yang lezat, misalnya daging, telur, dan
susu. Keju merupakan produk olahan susu. Daging berasal dari ayam, sapi,
kambing, kerbau, dan ikan. Telur bersaal dari ayam, bebek, dan burung puyuh.
Susu berasal dari sapi dan kambing.
b) Bahan sandang
Beberapa bahan sandang bermutu tinggi berasal dari serat kepompong ulat
sutera. Wol berasal dari serat rambut (bulu) domba. Kulit sapi, kerbau, ular, dan
buaya mempunyai harga yang tinggi. Kulit hewan-hewan itu dapat dibuat menjadi
jaket, pelapis sofa dan jok mobil, sepatu, dan tas.
c) Produk kesehatan
Berbagai bagian tertentu dari tubuh hewan dipercaya merupakan obat
mujarab. Ada yang memanfaatkan bisa ular sebagai obat. Ada pula yang percaya
bahwa susu kuda liar dapat membuat tubuh kuat. Daging biawak diolah sebagai
obat penyakit kulit.
3) Benda yang Berasal dari Bahan Alam Tidak Hidup
Bahan alam tidak hidup yang bermanfaat bagi manusia antara lain tanah,
batuan, dan bahan tambang. Pada umumnya, berbagai bahan ini dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.
a) Bahan bangunan
Sekolah dibangun dengan batu bata, pasir, semen, genteng, dan tiang besi.
Batu bata dan genteng dibuat dari tanha liat. Pasir berasal dari hancuran batuan.
Semen dibuat dari batu kapur dan hancuran batuan lain. Tiang besi dibuat dari
logam besi. Lampu dibuat dari gelas (kaca).
Bahan dasar kertas ada yang berasal dari merang padi, ada yang dari kayu yang
jenisnya tidak keras seperti kayu albasia. Proses pembuatan kertas sebagai berikut:
1) Kayu dipotong-potong dan dihaluskan.
2) Dibuat bubur kertas dan dicampur dengan perekat dan pemutih.
3) Dengan menggunakan mesin diproses menjadi kertas.
4) Hasilnya berupa berbagai jenis kertas.
b. Roti berasal dari Gandum
Roti dibuat dari campuran tepung terigu, air, ragi, dan gula pasir. Ragi adalah
bahan yang dapat mengembangkan adonan (campuran bahan-bahan itu). Gula pasir
berasal dari sari batang tebu yang dipadatkan. Tepung terigu berasal dari biji gandum
yang dihancurkan. Gandum adalah tumbuhan berbiji yang mirip denagn padi. Setelah
dikupas, biji gandum digiling dan dihancurkan menjadi tepung gandum atau terigu.
c. Nasi berasal dari Padi
Nasi dibuat dari beras yang dimasak dengan air mendidih. Beras berasal dari
biji padi yang telah dikupas kulitnya. Prosesnya adalah biji padi dirontokkan dari
batang padi. Biji padi yang masih terbungkus kulit disebut gabah. Gabah dimasukkan
dalam mesin pengupas menjadi beras. Beras siap dimasak dengan air menjadi nasi.
d. Pembuatan Bahan Pakaian atau sandang berasal dari Kapas, Wol, dan Sutera
Tekstil (bahan sandang) dapat dibuat dari berbagai bahan, yaitu kapas berasal
dari buah kapas, wol dari bulu domba dan kain sutera dari serat yang diambil dari
kepompong ulat sutera. Kain sutera berharga mahal karena mutunya bagus. Kain
sutera sangat halus dan lembut. Kain sutera berasal dari kepompong ulat sutera.
Kepompong ulat sutera dibuat dari air liur ulat. Air liur mengeras membentuk serat
a. Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu-kayu
yang dapat dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon
yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih.
b. Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang.
c. Penangkapan musiman untuk ikan untuk menghindari kepunahan dengan cara
waktu penangkapan yang diatur agar hewan mempunyai kesempatan untuk
berkembang biak dulu.
d. Keanekaragaman bahan pangan untuk mengurangi gangguan yang bisa merusak
persediaan semua jenis pangan misalnya bahan pangan pokok tidak hanya padi
tapi jagung, ketela, kentang, dan sebagainya.
Pelestarian sumber daya alam hayati dapat dilakukan dengan cara:
a. Pelestarian di habitat aslinya (pelestarian in situ). Contohnya bunga bangkai di
Bengkulu, dan badak jawa di Ujung Kulon.
b. Pelestarian di luar habitat aslinya (pelestarian ex situ). Contoh: kebun binatang
dan kebun anggrek.
Untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah, dapat dilakukan
dengan hal-hal sederhana sebagai berikut:
a. Kurangi penggunaan kantong plastik baru.
b. Lakukan pemisahan antara bahan yang dapat terurai dan tidak terurai saat
membuang sampah.
c. Memanfaatkan benda semaksimal mungkin sehingga mengurangi sampah.
d. Mengolah sampah basah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanah.
kekurangannya diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Model
pembelajaran make a match pada penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada siklus I
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan masalah.
c. Merancang model pembelajaran Cooperative tipe Make a Match.
d. Menyusun instrumen (angket, lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan lembar
wawancara).
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Menganalisis kurikulum untuk menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang akan digunakan.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pengertian
sumber daya alam, jenis sumber daya alam, dan kelompok benda berdasarkan asalnya.
c. Menyusun alat tes pembelajaran.
d. Menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Make a Match.
e. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.
Prosedur tindakan yang akan diterapkan yaitu :
a. Penyampaian materi pelajaran.
b. Guru menyiapkan kartu-kartu yang terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan
kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.
c. Guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok.
1. Perancanaan
a. Mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangankekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi bedasarkan refleksi yang
dilakukan pada siklus I.
b. Merencanakan perbaikan terhadap siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Melaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi
masalah pada siklus I yang belum tuntas.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi teknologi
yang digunakan untuk mengolah sumber daya alam, cara kerja salah satu teknologi yang
digunakan untuk mengolah sumber daya alam, dampak pengambilan bahan alam
terhadap pelestarian lingkungan, dan cara menghemat energi dan mengurangi
pencemaran.
c. Menyusun alat tes pembelajaran.
d. Menerapkan model pembelajaran cooperative tipe make a match.
3. Pengamatan /Observasi
a. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model
pembelajaran Cooperative tipe Make a Match.
4. Refleksi
a. Peneliti manganalisis kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangankekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi.
Tindakan PTK
Perencanaan
Refleksi
Evaluasi
Evaluasi
Refleksi