Watson
Watson
PEMBAHASAN
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat
dinilai pada usia dini. Sistem nilai humanistic dan altruistic ditingkatkan
melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajaran, dan paparan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
2. Keyakinan dan harapan (faith-hope).
Perawat perlu untuk berpikir positif sehingga dapat menularkan kepada klien
bahwa perawatlah yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan
kesejahteraannya.
3. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain.
4. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a
helping trust relationship).
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang
memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk
dalam hal ini adalah kejujuran, empati, kehangatan, dan komunikasi efektif.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat
interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan meningkatkan
atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural, dan lingkungan spiritual.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias.
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic.
Namun, Watson menganggap istilah factors terlalu standar terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang
lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep tersebut
adalah clinical caritas dan caritas processes.
B.
cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004). Clinical
caritas process adalah suatu praktik keperawatan pasien dengan sepenuh hati,
kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran, sepenuh hati, dan
cinta serta hadir secara jiwa dan raga, supportif, dan mampu mengekspresikan
perasaan negatif dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya
dengan pasien sebagai one-being-cared-for.
C.
Watson
(1999),
transpersonal
caring
relationship
D.
lain datang dan saat human caring dilaksanakan, dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam momen
interaksi manusia dengan manusia. Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar
biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang
dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuantujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, dan arti persepsi
seseorang kesemuanya berdasarkan pada pengalaman hidup yang dialami
seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan
bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran
dan kehadiranya dalam momen merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua
belah pihak, perawat maupun yang dirawat, dapat dipengaruhi oleh perawatan dan
tindakan yang dilakukan keduanya sehingga dengan demikian akan menjadi
bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation moment bisa menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
dengan pemberian asuhan keperawatan, banyak yang mengacu pada teori Watson
dan memasukkan pentingnya merawat sebagai dasar dari keperawatan (Banner,
Boyd, Thompson, Cervantez, Buerhaus, & Leininger, 1986).
Tingkat perawatan di rumah sakit, lama sebentarnya tinggal di rumah
sakit, dan meningkatnya kompleksitas teknologi telah diidentifikasi sebagai
kemungkinan turut serta dalam pelaksanaan teori keperawatan. Namun, baru-baru
ini fokus teori keperawatan dianggap salah satu solusi yang diperlukan untuk
mengatasi reformasi perawatan kesehatan dan reformasi sistem pada tingkatnya.
Sehingga dalam etika keperawatan, memungkinkan perawat untuk mengikuti
model praktik profesional mereka sendiri. Inisiatif baru untuk model ini muncul di
bawah kepemimpinan Watson sebagai "Unit Nightingale", dimana keunggulan
kepedulian penyembuhan diwujudkan dalam institusi yang saat ini mencari
reformasi keperawatan utama pada tingkat individu dan lingkungan.
2.4.2 Dalam Pendidikan Keperawatan
Watson telah aktif dalam perencanaan kurikulum di University of
Colorado. Kerangkanya telah banyak diajarkan di kurikulum sarjana muda
keperawatan, termasuk Bellarmine College di Louisville, Kentucky, Assumption
College di Worcester, Massachusetts, India State University di Terre Haute; dan
Florida Atlantic University di Boca Raton. Di samping itu, konsep-konsep ini
sekarang digunakan secara luas dalam program keperawatan di Australia, Swedia,
Finlandia, dan Inggris.
Cara kerja Watson ini telah terfokus pada penggunaan asuhan perawatan
lengkap dari materi pelajaran saat menjelaskan 10 faktor carative, dan kurangnya
perhatian terhadap aspek patofisiologi keperawatan. Watson (1985a) membahas
aspek ini dalam kedua bukunya, yang pertama Nursing: The Philosophy and
Science of Caring (1979, 1988), dan kata pengantar buku kedua Nursing: Human
Science an Human Care-A Theory of Nursing (1985), dimana ia mendefinisikan
niatnya untuk menggambarkan inti dari keperawatan (aspek dari hubungan
perawat dan klien sehingga memberikan hasil dari terapi) dari pada masa
perawatan (prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan dalam pengaturan
praktik). Dengan fokus ini, kerangka kerja tersebut tidak terbatas pada khusus
keperawatan. Meskipun dia menekankan bahwa kedua inti dan masa keperawatan
diperlukan, ia percaya bahwa masa tidak dapat menjadi pusat dari model
profesional keperawatan (Watson, 1991, hal.50). Watson (1985a) berharap
pekerjaannya akan membantu perawat mengembangkan basis moral dan filosofis
yang bermakna untuk latihan. Sebuah studi kerangka Watson memipin pembaca
melalui pengalaman yang mempengaruhi, dengan menekankan refleksi batin yang
mendalam, dan pertumbuhan pribadi, keterampilan komunikasi, penggunaan
pertumbuhan self-transpersonal, perhatian baik perawat dan pasien serta proses
perawatan manusia yang berpotensi pada kesehatan manusia dan penyembuhan.
2.4.3 Dalam Penelitian Keperawatan
Watson dan rekannya meneliti kerangka perawatan dan tiba pada
persetujuan data empiris untuk teknik penelitian (Hester & Ray,1987; Morse,
Bottorff. Neander, & Solberg, 1991; Morse, Solberg, Neander, Bottorff, &
Johnson,1990; Watson, 1985; Watson & Lea, 1997). Namun, kerangka yang
abstrak sulit untuk dipelajari secara konkret. Watson percaya bahwa terdapat
pemisah antara pentingnya kualitas dan pokok keperawatan, serta penggunaan
metode untuk penelitian (Leininger,1979; Watson, 1987).
Penelitian dan praktik harus fokus pada hasil pasien baik subyektif dan
obyektif, dalam menentukan apakah kepedulian adalah esensi dari keperawatan.
Pengembangan
perilaku
dan perubahan
prediksi sangat
penting
untuk