Anda di halaman 1dari 16

Bagaimana Telinga Membedakan Suara?

23 Oktober, 2009
Banyak dari kita yang tidak mengetahui bagaimana cara telinga kita membedakan suara.
Memang kelihatan seperti hal yang sepele dan tidak perlu untuk diketahui.

Namun sebagian orang juga ingin mengetahui bagaimana telinga kita membedakan suara.

Setidaknya ada tiga cirri suara yang bisa dibedakan oleh telinga manusia, yaitu frekuensi,
amplitude, dan tone .frekuensi suara adalah tinggi rendahnya nada.

Nada tinggi dihasilkan oleh gelombang suara berfrekuensi tinggi (gelombang pendek) dan
nada rendah dihasilkan oleh gelombang suara berfrekuensi rendah ( delombang panjang).
Frekuensi suara diukur dalam hertz (Hz). Telinga manusia dapat mendengar gelombang suara
dengan frekuensi antara 40 16.000 Hz, akan tetapi paling sensitive pada frekuensi antara 800
8500 Hz.

Amplitudo atau intensitas suara adalah kerasnya suara yang dinyatakan dalam decibel (dB).
Sebuah bisikan besarnya sekitar 30 dB, pembicaraan yang normal 60 dB, dan suara keras yang
akkan adalah 120 dB.intensitas suara ditentukan oleh amplitude gelombang suara yang
mengenai gendang telinga.

Tone atau timbre adalah kualitas suara. Tone ditentukan oleh jumlah frekuensi yang

membentuk suara. Telinga adalah alat yang mudah rusak , peka terhadap obat-obatan, dan
peka tehadap bunyi keras. Hilangnyapendengaranb dapat terjadi ketika telinga luar dan telinga
tengah gagal membawa getaran ke koklea. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh tertutupnya
saluran telinga oleh kotoran , atau rusaknya gendang telinga oleh luka atau infeksi. Ganguan
pendengarang oleh karena hal hal tersebut dapat diatasi dengang alat Bantu pendengaran.
Alat tersebut memperbesar gelombang suara sebelu suara masuk telinga.hilangnya
pendengaran dapat juga disebabkan oleh cacatnya koklea atau saraf pendengaran dalam otak .
cacat itu dapat bersifat turunan, infeksi, luka mekanis, atau akibat suara yang sangat keras.

Telinga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan
sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang
berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang.
Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem
saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak
(nervus vestibulokoklearis).

[sunting]Telinga

manusia

Anatomi telinga manusia

[sunting]Bagian

telinga

Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

[sunting]Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan
saluran telinga luar. Telinga luar meliputidaun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius
eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu
mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu
kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga.
Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau
kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung
saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan
mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)

[sunting]Telinga luar dan kebudayaan


Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan
wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk
penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.

Tindik telinga.
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam
beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga.
Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.

[sunting]Telinga tengah
Telinga tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3 tulang pendengaran (martil
atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Ujung dari saluran Eustachius juga berada di
telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing
tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan
tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam
keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara
di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan
biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan
menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas
landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah
turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan
mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media
Teknik menghafal 3 macam tulang pendengaran supaya tidak terbalik,sbb : 3 tulang pendengaran adalah
martil, landasan dan sanggurdi. Tekniknya adalah perhatikan huruf belakang setiap nama tulang pendengaran,

dan samakan dengan huruf depan nama yang berikutnya (Marti(l), (l)anda(san), (san)ggurdi) yang penting kita
tau huruf depan /kata depannya ,,, (Graciella Eunike Satriyo.Sanjose,Bali 2011)

[sunting]Telinga dalam
[sunting]Pendengaran

Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada
tengah diagram.
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang
dilapisi periosteum yang berisi cairanperilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki
cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian
yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan
tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan
dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah
dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah
getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut
terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan
dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.

[sunting]Organ Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ
Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk
struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular.
Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan
dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.

[sunting]Organ

pendengaran hewan invertebrata

Hanya hewan vertebrata yang memiliki telinga, walaupun beberapa invertebrata mampu mendeteksi suara
dengan indera tertentu. Pada serangga, organ timpani digunakan untuk mendengar suara.
Beberapa hewan juga menggunakan kakinya untuk mengenal suara seperti pada laba-laba dan kecoa. Ulat
bulu menggunakan bulu pada tubuhnya untuk merasakan getaran dan memungkinkan mereka untuk merespon
suara.

A.

Indera Pendengar
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk

keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
B.

Bagian-bagian telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gbr. Struktur telinga pada manusia


a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan
membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga
dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan
kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan
faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.
Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar
yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang
martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga
adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan

dan

tulang

sanggurdi

terdapat

sendi

yang

memungkinkan

gerakan

bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga
(membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya
terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang
sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan
saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan
satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat
membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat
membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran
tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan

serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang
bunyi ini disebut organ Korti.

C.

Fisiologi pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.

Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ
Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran.
Gelombang bunyi yang berasal dari telinga luar menyebar luas pada telinga dalam,
yang disebut gelombang berjalan menuju lapisan pemisah kokhlea. Ini berarti membran basilar
dibelokkan tegak lurus terhadap arah panjangnya. Tempat pembelokan bergantung pada
frekuensi gelombang. Gelombang bunyi juga diuraikan menjadi frekuensi tunggalnya yang
praktis merupakan analisis Fourier. Pada jalur masuk ke koklea, terutama komponen frekuensi
tinggi membesar. Frekuensi yang rendah tetapi masih dapat didengar diserap pada helikotrema.
Amplitudo dan posisi dari pembelokan ini diterima oleh sekitar 30.000 sel-sel saraf dalam
rangkaian tumbukan arus listrik yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran.
Kemampuan telinga menghasilkan frekuensi tinggi yang teramati berdasarkan pada
pemanfaatan dari impuls saraf dalam pusat pendengaran. Membran basilar tidak mengalami
tegangan mekanik, karena bentuknya yang seperti gelatin. Pada membran basilar yang terentang

di dalam perilimpa, membentuk gelombang berdiri tiga dimensi. Membran basilar adalah
detektor yang sesungguhnya dari gelombang bunyi. Kepekaan pendengaran bergantung pada
kuat bunyi.

Manusia normal mempunyai kemampuan untuk mendengarkan suara dengan

intensitas atau tingkat kekerasan dibawah 80 desibel dalam keseharian frekuensi suara yang
efektif terdengar berkisar 500-2000 Hz. Manusia dapat mendengar suara dengan kekuatan mulai
dari 0 desibel (lemah sekali) hingga 140 desibel (suara tinggi dan menyerikan), dan ambang
batas maksimum yang aman adalah pada 80 desibel yang tergantung waktu pajanannya).
a) Suara
Suara adalah sensasi yang timbul bila getaran longitudinal molekul - molekul
udara di lingkungan eksternal (dengan fase pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi berselang-seling) sampai di membrana timpani.
Pola gerakan ini digambarkan sebagai perubahan tekanan di membrana timpani
per satuan waktu , dan membentuk serangkaian gelombang yang disebut gelombang
suara

Tiga hal yang mempengaruhi suara yaitu :


a) nada (tinggi rendahnya suara),
b) intensitas ( kekuatan suara), dan
c) timbre (kualitas dan warna nada ). Nada suara ditentukan oleh frekuensi
getaran, makin tinggi frekuensi maka nada akan semakin tinggi.

Berdasarkan frekuensi, suara dapat dibedakan dalam tiga jenis :


1. 0 20 Hz : suara infrasonik, biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah ataupun getaran
bangunan.

Frekuensi < 20 Hz, akan mengakibatkan perasaan kurang nyaman ataupun


kelesuan.

Bila vibrasi suara dengan frekuensi ini mengenai tubuh manusia akan
menyebabkan resonansi dan akan terasa nyeri pada beberapa bagian tubuh.

2. 20-20.000 Hz : suara sonik, yaitu suara yang termasuk dalam frekuensi yang dapat
didengar.
3.

Diatas 20.000 Hz : suara ultrasonik, yang dalam bidang kedokteran digunakan untuk tiga
hal yaitu pengobatan, penghancuran dan diagnosis. Hal ini karena frekuensi yang tinggi
mempunyai daya tembus jaringan yang cukup besar.

D. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada
didalam utrikulu sclan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam
ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran)
peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi
kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim
ke otak.

Indra pendengaran
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah

meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam
akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membrane Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran
basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan
ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan

menggetarkan

selaput-selaput

basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls
yang akan dikirim ke pusat pendengar didalam otak melalui saraf pendengaran.

Gbr. Alat-alat keseimbangan pada telinga


E. Gangguan pada telinga
1. Gangguan Telinga Barotitis
Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada tuba eustakius. Jika tuba
eustakius mengalami penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total akibat adanya jaringan
parut, infeksi atau alergi, maka udara tidak akan sampai ke telinga tengah dan terjadilah
perbedaan tekanan. Faktor resiko terjadinya barotrauma adalah:

Perubahan ketinggian :

misalnya penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah pegunungan. Hidung tersumbat


akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas atas. Gejalanya penderita akan merasakan nyeri
pada salah satu atau kedua telinganya, yang disertai dengan hilangnya pendengaran yang sifatnya
ringan. Penderita juga merasakan telinganya penuh dan pusing. Jika keadaannya berat atau
berlangsung lama maka ketulian bisa bertambah berat, penderita merasakan adanya tekanan di
dalam telinganya dan mungkin akan terjadi perdarahan hidung. Diagnosanya ditegakkan
berdasarkan gejala-gejalanya. Pada pemeriksaan telinga dengan otoskop akan tampak
penggembungan ringan atau retraksi (tarikan ke dalam) pada gendang telinga. Pengobatannya
jika selama mengikuti penerbangan perubahan tekanan yang terjadi secara tiba-tiba
menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan tekanan di telinga
tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan: menguap, mengunyah permen karet,
mengisap permen, menelan. Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius
sehingga udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar. Penderita
infeksi atau alergi hidung dan tenggorokan bisa mengalami rasa nyeri ketika bepergian dengan
pesawat terbang atau menyelam. Untuk meringankan penyumbatan dan membantu membuka
tuba eustakius bisa diberikan dekongestan, misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau
obat semprot. Pencegahan bisa menggunakan dekongestan atau antihistamin sebelum mengalami
perubahan ketinggian. Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan alergi
sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah dengan ketinggian
yang berbeda.
2. Vertigo

Vertigo merupakan gejala dari suatu kondisi kesehatan yang ditandai oleh sensasi pusing
yang tidak diinginkan. Vertigo membuat tubuh terasa ditarik dari satu sisi ke sisi lain dan sering
diperparah dengan sensasi berputar. Tergantung pada penyebabnya, gejala vertigo biasanya
meliputi mual dan gangguan keseimbangan yang disertai dengan sakit kepala, peka terhadap
cahaya, nyeri otot, dan kelelahan. Beberapa kondisi yang menyebabkan vertigo seperti penyakit
Meniere biasanya diiringi dering di telinga, gangguan pendengaran, atau tekanan di telinga.
Penyebab paling umum dari vertigo adalah gangguan sistem vestibular yang umum disebut pula
sebagai benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Dalam kasus BPPV, timbunan kalsium di
telinga bergerak dari posisi normal di kepala ke kanal semisirkularis posterior. Penyebab lain
vertigo adalah sindrom Cogan di mana jaringan ikat di kornea meradang, dan penyakit Meniere
yang disebabkan oleh perubahan tekanan cairan yang terdapat di telinga bagian dalam. Dalam
beberapa kasus, penggunaan berlebihan obat tertentu seperti antibiotik, antineoplastics, dan
antidepresan dapat menyebabkan ototoxicity atau keracunan telinga yang memicu vertigo.

Tinnitus (Telinga Berdenging)

Telinga berdenging sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala


awal yang dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis. Seperti
berkurangnya atau hilangnya pendengaran karena terjadinya kerusakan
pada mata, atau indikasi dari penyakit sistem sirkulasi pada tubuh.
Meski tak sampai menganggu penampilan, namun bisa dipastikan
menimbulkan ketidaknyamanan serta menghilangkan kosentrasi saat
melakukan segala macam aktivitas.
Dalam istilah medis telinga berdenging disebut dengan tinnitus. Berasal
dari bahasa latin tinnire, artinya berdenging.

Gejala

1. Penderita mengalami gangguan seolah suara-suara tersebut ditimbulkan dari luar telinga
padahal justru sebaliknya. Suara-suara tersebut berasala dari dalam telinga sendiri.
2. Telinga terdengar berisik, seperti berdenging, berdengung, menderum, atau mendesis
3. Bunyi-bunyian yang terdengar bisa bervariasi mulai pelan sampai memekakkan telinga.
4. Dari hari ke hari pendengaran semakin berkurang hingga akhirnya menghilang sama sekali

Penyebab
Di dalam telinga, ribuan sel-sel pendengaran yang menjaga
sinyal listrik dan rambut mikroskopik membentuk jumbai pada
permukaan dari masing-masing sel-sel pendengaran. Saat
kondisi normal, rambut-rambut ini bergerak seirama dengan
tekanan dari gelombang suara. Pergerakan ini dipicu sel-sel
untuk memutus sinyal listrik melalui jaringan syaraf dari
pendengaran. Otak akan menerjemahkan sinyal ini sebagai
suara.
Jika rambut-rambut ini mengalami kerusakan, mereka akan
bergerak secara random pada keadaan yang konstan. Karena
tidak mampu menahan pengisian listrik, pada sel-sel
pendengaran terjadi kebocoran. Sinyal-sinyal listrik ke otak
sebagai bunyi yang amat berisik.

Kerusakan sel-sel pendengaran di dalam telinga bisa disebabkan:


1. Usia. Pertambahan usia secara otomatis akan mengurangi kemampuan pendengaran
seseorang.
2. Telinga mengalami trauma sehingga terjadi pengikisan kemampuan pendengaran. Itu sebabnya
sangat tidak dianjurkan untuk terlalu sering mendengar suara yang terlalu keras dalam periode
yang lama.
3. Efek samping penggunaan obat tertentu dalam waktu yang lama. Seperti penggunaan aspirin,
obat untuk malaria atau obat kram pada kaki, antibiotik dan obat anti radang. Biasanya bunyi-

Anda mungkin juga menyukai