Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu bagian yang sangat penting
dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran, terjadi transfer ilmu, baik dari
guru ke siswa maupun antar siswa. Guru merupakan motivator sekaligus
fasilitator yang memiliki peran penting dalam mengorganisasi kelas sebagai
bagian dari proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam mengorganisasi kelas, salah satunya adalah
kemampuan guru dalam penyampaian materi.
Dalam menyampaikan materi, guru dituntut menggunakan model
pembelajaran yang efektif. Sejauh ini, banyak ditemui guru yang
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, terutama
pembelajaran sejarah. Banyak guru sejarah yang menyampaikan materi
pembelajaran dengan metode ceramah ataupun hanya dengan mencatat
sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sejarah kurang terlihat.
Siswa seolah-olah hanya menerima saja informasi yang disampaikan oleh
guru dan buku teks.
Permasalahan yang sering dihadapi guru sejarah adalah menemukan
model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa namun tetap mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri, mata pelajaran
sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang tidak diikutsertakan dalam
Ujian Nasional sering dipandang sebelah mata oleh siswa. Terlebih lagi,
proses pembelajaran sejarah dikemas kurang menarik dan kurang melibatkan
peran aktif siswa.
1

Menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati, (1993: 9-10) prestasi
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari diri
sendiri maupun faktor yang berasal dari luar. Faktor yang berasal dari dalam
diri siswa dapat berupa kondisi jasmani, psikologi, dan kondisi kematangan
psikis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berupa
lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan fisik, dan lingkungan
spiritual. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan
faktor yang berasal dari luar atau faktor ekstern. Dalam hal ini guru dituntut
menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan bermutu, yang dapat
memotivasi siswa untuk belajar sejarah sehingga mampu meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa.
Pembelajaran yang bermutu akan lebih berkesan bagi siswa sehingga
pembelajaran itu akan terekam dalam jangka waktu yang lama. Menurut teori
pembelajaran konstruktivis siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,
dengan memberi kesempatan siswa untuk menilai, menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan
secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberikan tangga kepada siswa ke pemahaman yang lebih tinggi namun
siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut sehingga pendekatan
konstruktivistik akan

menekankan peran aktif siswa dalam membangun

pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan peristiwa yang dialami.

Pembelajaran sejarah di SMA merupakan kelanjutan pembelajaran


sejarah di SMP. Informasi-informasi baru dalam pembelajaran sejarah yang
didapatkan oleh siswa di bangku SMA relevan dengan konsep-konsep yang
telah didapat dengan di bangku SMP. Proses mengaitkan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang,
menurut Ausubel, disebut belajar bermakna. Peta konsep menyatakan
hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk
proposisi (Ratna Wilis Dahar, 1996:123). Kebermaknaan akan lebih nyata jika
peta konsep tersebut disusun dan dievaluasi oleh siswa itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam membuat Concept
Mapping menurut Mohamad Nur (2004: 37) yaitu sebagai berikut.
a; Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep.
b; Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang
ide utama.
c; Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
d; Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual
menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Penelitian ini mengkaji pemberian tugas penyusunan peta konsep
terhadap prestasi belajar sejarah sehingga diharapkan terjadi peningkatan
prestasi belajar sejarah siswa setelah diberikan penugasan penyusunan peta

konsep. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 semester 1
SMA Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.

B; Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut.
1; Pembelajaran di kelas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam
pendidikan.
2; Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Semarang masih monoton.
3; Kurangnya penerapan model pembelajaran di SMA Negeri 9 Semarang.
4; Guru dituntut lebih kreatif dalam mengemas proses pembelajaran yang
melibatkan peran aktif siswa.
5; Model pembelajaran Concept Mapping belum pernah diterapkan dalam
pembelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Semarang.

C; Pembatasan Masalah
Dari identifiksi masalah tersebut, peneliti membatasi penelitian ini
pada:

Implementasi

Model Pembelajaran

Concept Mapping

Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 9


Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.

D; Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1; Apakah

dengan

memggunakan

model

Concept

Mapping

dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 3 SMA N 9


Semarang?
E; Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan menggunakan model Concept Mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 3 SMA N 9
Semarang.
F; Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain
sebagai berikut.
1; Secara Teoritis
a; Memberikan informasi tentang penerapan dan pengembangan Concept
Mapping dalam pembelajaran sejarah.
b; Memberikan informasi tentang alternatif pemahaman belajar dan
peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran sejarah.

2; Secara Praktis
a; Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
penulis mengenai penulisan karya ilmiah, terutama penelitian tindakan
kelas.
b; Bagi guru
Memberikan alternatif pada guru untuk menyelenggarakan
pembelajaran aktif dan menyenangkan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan sehubungan dengan prestasi belajar sejarah.

Anda mungkin juga menyukai