BiJPA'II If AN'IUL
PERA.TURAN t]UI]ATI BANTUL
NOMOR
3 3. "IAHUN 2012
'l DNTAli(i
DAERAIJ (RKP]]J
RDNCANA KDR.]A PDI",1BA1'IIiUNAN
KAIJIJI'A'II.]NL9qNII]L'IAI]UN 20 I3
'f
DENGAAI IlAl IMA'I' U IIAN YANG MAIIA ]ISA
BT]PATI BANTUI-,
pen]'e1en{garijran
dalanl
relngka r:nengoptimalkan
Menimbang : a. bahwa
pemerintahan dan pelaklranaan pembanglrnan yang efel(1.ii
dan efisien sesuili dcngan prio.itas, sasaran serta sincr'gitas
progrrm-program Pernerintah dan Pcmerintah Daerah, nrakrl
perlu meninlll{atl{an ciaya guna dan hasil glrna peren(:arlaall
pernbangurrit'r dl li?rbupal(: n Bant]-ll;
b . bahwa beldasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah
Kabupaten Ilantul Nomor Ol Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015, harus dijabarkan 1rt:
dalam RKPD pada tahun yang bersangkutan;
c . bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud
perlu
dalam huruf a dan huruf b,
menetapkan Peraturan
Bupati Bantul Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Bantul Tahun 2013;
Mengingat:
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
l95O
tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Daerah lstimewa Jogiakarta;
2 . Undang-Undang
Nomor
2A
Negara Yang
Penyelenggaraan
Kon-lpsi, Kolusi dan Nepotisme;
Tahun
Bersih
1999
tentang
dan Bebas Dari
Undang-Undang
Perbendaharaan
Nomor
Negara; .
Tahun
2OO4
5 . Undaig-Undang
Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional;
tentang
Sistem
6 . Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2OO4
tentang
Pemerintahan Daerah sebagairnana telah diubah beberapa
ka-li terakhir dengar Undang-Undang Nornor 12 Tahun 2OO8;
7 . Undaig-Unda;rg
Nomor
33
Perimbangan
Keuangan
Antara
Pemerintahan Daerah;
Tahun
2OO4
tentang
Pemerintah
Pusat dan
Pasal 2
RKPD Tahun 2013 berisi rencana prograrn/kegiaran
pembangtlnah
daeiah pada
Tahun 2013 ye-ng pada halekatnya
merupakan penjabaran tahun ketiga Reniana
Pembangunan Jangka Menedgah Daerah (RPJMD) Tahun 2O11 - 20lS.
Pasal 3
RKPD Tahun 2Ol3 merupakarl dokumen rencara kerja pembangunan
Kabupaten
Bantul sebagai landasan penlrusunan KUA dan ppAS dalam rangka penlrujunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun
Anggaran 20 13.
Pasal 4
(l) Program/kegiat11 yang tidak tertuang dalarn dokumen RKpD Tahun 20l3 tidak
dapat dimasukkan dalam Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah.
{2)Prograrn/ kegiat.n Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersifat
dapat dibiayai Inelalui perubahan anggaran berdasarkan kemampuan
daerah.
mendesak
keuangan
Pasal 5
Bentuk dan Susunan RKPD Tahun 2013 sebagaimana te.sebut dalam LamDiran
turan Bupati ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraiuran
ti ini.
Pasal 6
Peraturan Bupati
ini mulai
berlaku
Ditetapkan di,Ba.tul
Bupati
padatanggal 3 0 MAY2012
WIDATI
undangkan di Bantul
T.'Et-t
ii
UPATEN BANTUL,
3F
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2012 NOMoR3 ?
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana
daerah, RKPD mempunyai kedudukan strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis
jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.
Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan tersebut, maka
perhatian yang besar harus diberikan sejak awal penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD
sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 disusun dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan penyusunan RKPD
Tahap persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 meliputi:
a. Penyusunan rancangan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bantul tentang pembentukan
tim penyusun RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013;
b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk penyamaan persepsi dan
memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan kebijakan
pemerintah berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan berpedoman pada
RPJMD Kabupaten Tahun 2011 2015 serta mengacu pada RPJMD Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2009 2013 dan RPJM Nasional Tahun 2010 2014. Berpedoman pada
RPJMD kabupaten dilakukan melalui penyelarasan:
a. Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah dengan program pembangunan
daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten;
b. Rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah dengan indikasi rencana
program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten.
Sedangkan mengacu pada RPJMD provinsi serta RPJMN dilakukan melalui penyelarasan
program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten dengan pembangunan provinsi serta
dengan prioritas pembangunan nasional.
Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 terdiri atas
perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.
a. Perumusan rancangan awal RKPD
Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi;
2) Analisis gambaran umum kondisi daerah;
3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah;
4) Evaluasi kinerja tahun lalu;
5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;
6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD kabupaten;
7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten;
8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah;
9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif;
10) Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan
11) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif.
b. Penyajian rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan sistematika paling
sedikit sebagai berikut:
1) Pendahuluan;
2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;
3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan;
4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan
5) Rencana program prioritas daerah.
3. Penyusunan rancangan RKPD
Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan rancangan awal RKPD
menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi rancangan Renja SKPD. Verifikasi
sebagaimana dimaksud, adalah mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan
dana indikatif pada setiap rancangan Renja SKPD kabupaten sesuai dengan rencana program
prioritas rancangan awal RKPD kabupaten.
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
Musrenbang RKPD Kabupaten Bantul dilaksanakan untuk penajaman, penyelasaran, klarifikasi
dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013. Penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan tersebut mencakup:
a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah kabupaten dengan arah, kebijakan, prioritas
dan sasaran pembangunan daerah provinsi;
b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah
daerah kabupaten pada musrenbang RKPD di kecamatan;
c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah kabupaten;
d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas daerah;
e. Sinergi dengan RKP Tahun 2013 dan RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2013.
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
Perumusan rancangan akhir RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 dilakukan berdasarkan
berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD Kabupaten Bantul, musrenbang RKPD
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan musrenbang RKP.
6. Penetapan RKPD
RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Bantul
setelah RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan. RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD
Kabupaten Bantul Tahun 2013. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan tersebut digunakan
sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang APBD
Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah disusun
berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.
1.2.
Dasar Hukum
Dasar Hukum penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2004 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2013;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009 2013;
27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2012 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2006-2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2010;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun
2007 Seri D Nomor 11);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
dan
Pelaksanaan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2008 Seri D);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030.
1.3.
RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu satu tahun, memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam
menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala
Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas
dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang
telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.
Dokumen
okumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara simultan dan
da
sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Renja SKPD.
Gambar 1.1
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencana Lainnya
1.4.
Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang mencakup
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD serta maksud dan tujuan.
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
1.5.
PENUTUP
Maksud dan Tujuan
1.5.1. Maksud
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya merupakan dokumen
perencanaan daerah selama satu tahun disusun untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan
sinergitas pembangunan serta untuk mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan perencanaan pembangunan daerah.
1.5.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan RKPD adalah sebagai acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2013.
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1.
2.1.1.
2.1.1.1
Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
meliputi empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten
Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak
antara 0744'04" - 0800'27" LS dan 11012'34" - 11031'08" BT dengan luas 506,85 km2 dan
batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar 2.1):
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Kabupaten Gunungkidul
Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang
terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta
kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke
selatan.
Secara administratif, Kabupaten Bantul dibagi dalam 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan.
Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural
area) dan desa perkotaan (urban area). Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah
perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam wilayah perdesaan sebanyak
34 desa (Tabel 2.1). Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Dlingo
mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 km2, sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang
terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan 8 desa dan 72 pedukuhan.
II-1
II-2
Tabel 2.1. Jumlah Desa, Dukuh, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2009
No
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Pajangan
Perkotaan
Desa
Bantul
Jetis
10
Imogiri
11
Dlingo
12
Banguntapan
13
Pleret
14
Piyungan
15
Sewon
16
Kasihan
17
Sedayu
Jumlah
Mangunan (6 dusun)
Muntuk (11 dusun)
Temuwuh (12 dusun)
Jatimulyo (10 dusun )
Terong (9 dusun)
Tamanan (9 dusun)
Jagalan (2 dusun)
Singosaren (5 dusun)
Wirokerten (8 dusun)
Jambidan (7 dusun)
Potorono (9 dusun)
Bawuran (7 dusun)
Wonolelo (8 dusun)
Segoroyoso (9 dusun)
Sitimulyo (21 dusun)
Pendowoharjo(16 dusun)
Timbulharjo (16 dusun)
Tamantirto (10 dusun)
Ngestiharjo (12 dusun)
Bangunjiwo (19 dusun)
Argodadi (14 dusun)
Argomulyo (14 dusun)
41
Perdesaan
Luas
(km2)
% Luas
18,32
3,61
23,16
4,57
26,77
5,28
23,68
4,67
22,70
4,48
24,30
4,79
33,25
6,56
21,95
4,33
24,47
4,83
54,49
10,75
55,87
11,02
28,48
5,62
22,97
4,53
32,54
6,42
27,16
5,36
32,38
6,39
34,36
6,78
506,85
100,00
Baturetno (8 dusun)
Banguntapan 11 dusun)
II-3
Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu bagian wilayah Indonesia yang rawan bencana
khususnya gempa bumi karena wilayah ini terletak pada pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng
Indonesia-Australia. Selain itu, wilayah Kabupaten Bantul juga terletak pada lintasan patahan/sesar
Opak yang masih aktif. Oleh karena itu, wilayah Kabupaten Bantul merupakan kawasan rawan
bencana gempa bumi tektonik yang potensial tsunami. Wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga
sungai utama dan tiga sungai lainnya yaitu :
1. Sungai Oya (Kecamatan Dlingo, Imogiri) dengan panjang sungai 35,75 km;
2. Sungai Progo (Kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak dan Srandakan) dengan panjang sungai
24 km;
3. Sungai Opak (Kecamatan Piyungan, Banguntapan, Pleret, Jetis, Imogiri, Pundong, Kretek)
dengan panjang sungai 19 km;
4. Sungai Winongo (Kecamatan Sewon, Bantul, Jetis, Pundong, Kretek) dengan panjang sunai
18,75 km;
5. Sungai Bedog (Kecamatan Kasihan, Pajangan, Bantul, Pandak) dengan panjang sungai 9,50
km;
6. Sungai Code (Kecamatan Banguntapan, Pleret, Sewon, Jetis) dengan panjang sungai 7 km.
2.1.1.2
Topografi
Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta
daerah pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada
dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai.
Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:
a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng
dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini
terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari,
b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan
kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir
kerakal,
c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi
oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi,
d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam
dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi
Sentolo.
II-4
Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki
lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.
Tabel 2.2. Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
Kelas Ketinggian (dpl) m
Luas (ha)
1
07
3.228
2
7 25
8.948
3
25 100
27.709
4
100 - 500
10.800
5
> 500
Jumlah
50.685
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
(%)
6,37
17,65
54,67
21,31
100
Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian
dengan luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Dari kedua tabel tersebut dapat
diketahui bahwa kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak
pada elevasi antara 25-100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian
tengah, dan bagian Tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi
kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan
Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,
Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah
di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari
permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 ha atau 8,2% dari seluruh luas Kabupaten Bantul.
II-5
Tabel 2.3. Luas Wilayah Kabupaten Bantul Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten
Bantul Tahun 2011
No,
Kecamatan
7 25m
776
25100m 100-500m
-
>500m
-
Jumlah
1.834
1.
Srandakan
2.
Sanden
1.246
1.081
2.327
3.
Kretek
924
1.335
190
101
2.550
4.
Pundong
1.938
239
199
2.376
5.
Bambanglipuro
1.494
788
2.282
6.
Pandak
1.312
1.117
2.429
7.
Pajangan
221
2.646
452
3.319
8.
Bantul
2.199
2.199
9.
Jetis
2.549
11
2.560
10.
Dlingo
815
4.819
5.634
11.
Banguntapan
2.154
475
2.629
12.
Pleret
1.783
345
2.128
13.
Piyungan
1.965
1.347
3.312
14.
Sewon
2.676
2.676
15.
Kasihan
2.608
630
3.238
16.
Sedayu
3.262
149
3.411
17.
Imogiri
791
2.718
2.272
5.781
Total
3.228
8.948
27.709
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
10.800
50.685
Kemiringan lahan wilayah Kabupaten Bantul sebagian besar berupa daerah dataran yang tersebar di
wilayah selatan, tengah, dan utara Kabupaten Bantul dengan kemiringan kurang dari 2% dan luas
sebesar 31.421 ha (61,99%). Wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah dengan kemiringan
2,1 - 40,0% dan luas sebesar 15.255 ha (30,09%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas
4.009 ha (7,9%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Wilayah yang memiliki lahan miring
paling luas terletak di Kecamatan Dlingo dan Banguntapan, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Kasihan dan Pleret (Tabel 2.4).
II-6
Tabel 2.4. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No,
Kecamatan
8-15%
1, Srandakan
1.680
154
1,834
2, Sanden
2.100
227
2,327
3, Kretek
1.756
288
27
11
468
2,550
4, Pundong
1.395
171
90
108
612
2,376
5, Bambanglipuro
2.210
72
2,282
6, Pandak
2.123
306
2,429
815
661
990
162
394
247
3,269
8, Bantul
2.184
15
2,199
9, Jetis
2.305
81
144
30
2,560
10, Dlingo
1.768
585
279
900
954
1.295
5,781
72
1.993
268
572
1.433
1.296
5,634
2.629
2,629
704
431
55
547
26
2,128
14, Sewon
2.187
702
423
3,312
15, Kasihan
2.668
2,676
16, Sedayu
2.312
598
182
161
35
3,288
17, Imogiri
2.513
227
300
2.800
Total
31.421 5.898
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
138
233
3,411
4.009
50.685
7, Pajangan
11, Banguntapan
12, Pleret
13, Piyungan
2.1.1.3
365
1525% 2540%
2.293
4.264
>40%
Jumlah
0 2%
Geologi
Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata,
baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang
terletak di permukaan bumi atau dibawah permukaan. Geologi menunjukkan kelompok-kelompok
bantuan yang berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang.
Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat dirinci
menjadi beberapa formasi (Tabel 2.5)
II-7
Tabel 2.5. Hubungan Formasi Geologi dengan luas penyebarannya di Kabupaten Bantul
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Formasi Geologi
Jenis Batuan
F. Yogyakarta
Pasir vulkanik klastik, lanau, gravel
F. Semilir-Nglanggran
Breksi, batupasir, tuff
F. Sentolo
Batu gamping berlapis, napal, tuff
F. Wonosari
Batugamping karang lagoon
F. Sambipitu
Konglomerat, batupasir
F. Gumuk Pasir
Pasir tersortasi
Jumlah
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul
Luas (Ha)
23.316
12.164
9.123
4.055
1.520
507
50.685
%
46
24
18
8
3
1
100
Wilayah Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Renzina, Alluvial, Grumusol,
Latosol, Mediteran, Regosol, dan Lithosol (Tabel 2.6). Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah
yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material
gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal
dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon,
Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Lithosol berasal dari batuan induk batu
gamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan
Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir,
tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi,
tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumusol
berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu,
Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan.
Tabel 2.6. Hubungan jenis tanah dengan luas penyebaran di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Tanah
Renzina
Aluvial
Grumusol
Latosol
Mediteran
Regosol
Lithosol
Jumlah
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
Luas
Ha
787,80
1.188,50
7.607,70
6.537,90
1.564,40
25.930,00
7.067,80
50,685,00
%
1,55
2,34
15,01
12,89
3,08
51,16
13,97
100,00
II-8
2.1.1.4
Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Bantul terdapat tiga DAS (Daerah Aliran Sungai) yaitu DAS Progo, DAS Opak,
dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Oya. Untuk DAS Opak
mempunyai 12 sub-DAS yaitu sub-DAS Opak, Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung
Semerengan, Code, Gajah Wong, Winongo, Bulus, Belik, dan Plilan. DAS Progo mempunyai satu
sub-DAS yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati
lahan seluas 4.819,83 ha. DAS yang menempati areal paling luas adalah DAS Opak dengan luas
3.308,43 ha. DAS Progo menempati luas 1454,40 ha. Sungai-sungai tersebut merupakan sungai
yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau
debit airnya relatif sedikit.
Salah satu fungsi dari masing-masing DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Di samping itu air
sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada Tabel 2.7 disajikan data
Daerah Aliran Sungai yang berada di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.7. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bantul Tahun 2010
No
1
2
Nama Sub-DAS
Oya
Opak
Nama Sub-DAS
Oya
Kali Gawe
Kali Buntung
Kali Tepus
Kali Kuning
Kali Mruwe
Kali Kedung Semerengan
Kali Code
Kali Gajah Wong
Kali Winongo
Kali Bulus
Kali Belik
Kali Plilan
3
Progo
Kali Bedog
JUMLAH
14 Sub Das
Sumber: Dinas SDA, Desember 2010
2.1.1.5
Luas (Ha)
57,00
178,00
108,18
68,14
141,11
642,51
278,25
277,96
287,00
910,58
185,30
133,82
97,58
1.454,40
4.819,83
Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis
basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen.
Pada musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut
Cina Selatan dan bagian Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur
II-9
relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara. Data curah hujan disajikan sebagai
perbandingan adalah data pada Tahun 2007-2009 (Tabel 2.8).
Tabel 2.8 : Pola curah Hujan Tahun 2007 2009
Penggunaan Lahan
Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010 - 2030 rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas:
1. Kawasan Lindung Kabupaten
Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi :
a. Kawasan hutan lindung
Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk,
Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo
Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan
Piyungan.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan
resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan
pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana
II-10
Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor,
kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan
kekeringan.
2. Kawasan budidaya Kabupaten
Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545
Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.
b. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan
pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di
Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan
pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau
10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten
direncanakan sebagai berikut:
1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden;
2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan,
Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu;
3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan;
4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan;
5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;
6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; dan
7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden
c. Kawasan peruntukan perikanan
d. Kawasan peruntukan pertambangan
e. Kawasan peruntukan industri
f.
II-11
2.1.1.7
Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini
berdasarkan:
Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun
perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,
Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor
hotel dan restoran.
Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun
2010-2030 , potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan
kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan strategis ekonomi
kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY);
2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);
3. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut
Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo;
4. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan
5. Kawasan Strategis Industri Piyungan.
Sedangkan kawasan strategis sosio kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata
dan Kerajinan Gabusan Manding Tembi (GMT) dan Kasongan Jipangan Gendeng
Lemahdadi (Kajigelem). Dan kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden,
Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan
2. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian.
2.1.1.8
Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi rawan
bencana alam seperti: rawan banjir, bencana tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan kekeringan.
Bencana gempa tanggal 27 Mei 2006 terjadi hampir di seluruh Kabupaten Bantul. Bencana air
II-12
pasang merupakan bencana yang mengikuti bencana gempa bumi tahun 2006 dan terjadi di
kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul meliputi Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan.
Kekeringan di Kabupaten Bantul hampir terjadi setiap tahun dan terjadi di Kecamatan Dlingo,
Piyungan, Pajangan, Pleret, Imogiri, dan Pundong. Kawasan rawan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2030 meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan
banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan.
Tabel 2.9. Kawasan rawan bencana di Kabupaten Bantul menurut Perda Kabupaten Bantul Nomor 4
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2030
No
Jenis Bencana
Lokasi yang berpotensi
1. Kawasan rawan gempa bumi
Di seluruh kecamatan
2. Kawasan rawan longsor
Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, Pundong.
Kretek, Srandakan, Sanden, Pandak, Jetis,
3. Kawasan rawan banjir
Pundong, Pleret.
Kretek, Srandakan,Sanden, sebagian Pandak,
4. Kawasan rawan gelombang pasang
sebagian Pundong, sebagian Imogiri, sebagian
Jetis, sebagian Bambanglipuro.
Dlingo, sebagian Piyungan, sebagian Pajangan,
sebagian Pleret, sebagian Imogiri, sebagian
5. Kawasan rawan kekeringan
Pundong, sebagian Sedayu, sebagian Kasihan,
dan sebagian Kretek.
Sumber : Bappeda, 2011
Upaya penanggulangan bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa ataupun kerugian yang
lebih besar dilakukan dengan penghijauan di kawasan rawan longsor dan sekitar pantai,
pembangunan talud, drainase, pembangunan prasarana air bersih, droping air, dan sebagainya.
Pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana:
1. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan tinggi bencana gempa bumi tidak dibangun untuk
permukiman dan fasilitas umum,
2. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan sedang, permukiman haruslah mempunyai struktur
bangunan yang kuat, begitu pula sekolah, puskesmas, tempat ibadah dan toko-toko,
3. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan gempa, disiapkan sekolah siaga bencana, desa
siaga bencana, bahkan kantor siaga bencana.
II-13
2.1.1.9
Demografi
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sejumlah
911.503 jiwa. Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2010 dan laju pertumbuhan SP2000SP2010(1,07%) maka estimasi jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini mencapai
921.263 jiwa (Tabel 2.10).
Tabel 2.10. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan di
Kabupaten Bantul, 2011
No.
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
14.214
14.454
28.668
Sanden
14.616
15.128
29.744
Kretek
14.131
15.192
29.323
Pundong
15.543
16.236
31.779
Bambanglipuro
18.524
18.956
37.480
Pandak
23.926
23.982
47.908
Bantul
29.681
30.073
59.754
Jetis
25.887
26.426
52.313
Imogiri
28.008
28.528
56.536
Dlingo
17.609
18.058
35.667
Pleret
21.926
21.805
43.731
Piyungan
24.604
24.823
49.427
Banguntapan
62.127
60.383
122.510
Sewon
53.486
52.215
105.701
Kasihan
56.487
56.221
112.708
Pajangan
16.493
16.723
33.216
Sedayu
22.197
22.601
44.798
Jumlah
459.459
461.804
921.263
Persentase
49,87
50,13
100
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan
mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk
yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang
didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif.
Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer
persegi. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan
penduduk di suatu wilayah.
II-14
Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah
Sumber: BPS, 2012
Luas (km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan/Km2
18,32
23,16
26,77
23,68
22,70
24,30
21,95
24,47
54,49
55,87
22,97
32,54
28,48
27,16
32,38
33,25
34,36
506,85
28.668
29.744
29.323
31.779
37.480
47.908
59.754
52.313
56.536
35.667
43.731
49.427
122.510
105.701
112.708
33.216
44.798
921.263
1.565
1.284
1.095
1.342
1.651
1.972
2.722
2.138
1.038
638
1.904
1.519
4.302
3.892
3.481
999
1.304
1.818
Pada tabel 2.11 terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Bantul tidak merata, daerah
yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang
berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.302 jiwa/km2),
Sewon (3.892 jiwa/km2), dan Kasihan (3.481 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk geografis
terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk geografis
Kabupaten Bantul Tahun 2011 mencapai 1.818 jiwa per km2.
Selain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk dapat pula ditinjau dari kepadatan
penduduk agraris. Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul sebagian besar
menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan penduduk agraris per wilayah
perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Secara rinci kepadatan penduduk agraris dapat
dilihat pada Tabel 2.12. Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan
perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia.
Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi
penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian.
Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka
perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga
serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju penyusutannya.
Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan,
dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.
II-15
Tabel 2.12. Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan
1
Srandakan
2
Sanden
3
Kretek
4
Pundong
5
Bambanglipuro
6
Pandak
7
Bantul
8
Jetis
9
Imogiri
10
Dlingo
11
Pleret
12
Piyungan
13
Banguntapan
14
Sewon
15
Kasihan
16
Pajangan
17
Sedayu
Jumlah (Rata-rata)
Kepadatan/Ha
419
986
892
864
1.164
927
1.132
1.177
1.109
512
860
1.385
1.409
1.305
673
262
960
16.036
28.668
29.744
29.323
31.779
37.480
47.908
59.754
52.313
56.536
35.667
43.731
49.427
122.510
105.701
112.708
33.216
44.798
921.263
50
26
12
24
24
28
58
39
18
9
26
23
100
83
150
23
16
31
2.1.2.1.
2.1.2.1.1.
PDRB merupakan jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yg dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah selama periode tertentu. PRDB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar
Rp. 10.025.775 juta atas dasar harga berlaku dan mencapai Rp. 4.176.868 juta atas dasar harga
konstan Tahun 2000. Sedangkan struktur ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2011 mengalami
pergeseran dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier (Gambar 2.2). Adapun nilai dan
kontribusi sektor-sektor dalam PDRB secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.13.
II-16
Gambar 2.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011
II-17
Tabel 2.13. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber : BPS 2012
* Angka Sementara
**Angka Sangat sementara
2007
(Juta Rp)
838.545
35.023
582.328
29.294
413.694
659.401
234.814
202.511
453.340
3.448.949
%
24,31
1,02
16,88
0,85
11,99
19,12
6,81
5,87
13,14
100
2008
(Juta Rp)
880.148
35.829
596.187
31.675
437.151
702.353
248.779
212.888
473.049
3.618.060
%
24,33
0,99
16,48
0,88
12,08
19,41
6,88
5,88
13,07
100
2009
(Juta Rp)
919.417
35.783
610.781
34.448
434.409
746.833
268.145
230.768
499.364
3.779.948
%
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09
6,11
13,21
100
2010*
(Juta Rp)
933.260
36.525
647.939
36.289
454.480
789.789
287.236
252.015
530.397
3.967.928
%
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24
6,35
13,37
100
2011**
(Juta Rp)
950.491
36.576
680.271
37.969
482.930
844.427
308.199
271.556
564.448
4.176.868
%
22.76
0.88
16.29
0.91
11.56
20.22
7.38
6.50
13.51
100
II-18
Tabel 2.14. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bantul
2007
(Juta Rp)
1 Pertanian
1.348.018
2 Pertambangan & Penggalian
64.077
3 Industri Pengolahan
1.228.352
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
67.967
5 Konstruksi
814.190
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
1.100.094
7 Pengangkutan & Komunikasi
440.421
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
398.161
9 Jasa-jasa
948.369
PDRB
6.409.648
Sumber : BPS 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
No
Sektor
%
21,03
1,00
19,16
1,06
12,70
17,16
6,87
6,21
14,80
100
2008
(Juta Rp)
1.587.482
71.679
1.391.054
83.561
951.861
1.289.407
509.703
459.309
1.073.924
7.417.980
%
21,40
0,97
18,75
1,13
12,83
17,38
6,87
6,19
14,48
100
2009
(Juta Rp)
1.705.935
75.592
1.527.505
98.549
988.181
1.454.135
560.368
527.028
1.210.568
8.147.860
%
20,94
0,93
18,75
1,21
12,13
17,85
6,88
6,47
14,86
100
2010*
(Juta Rp)
%
1.834.746 20,21
85.446
0,94
1.750.151 19,28
108.148
1,19
1.104.073 12,16
1.602.662 17,66
623.940
6,87
615.172
6,78
1.352.064 14,90
9.076.401
100
2011**
(Juta Rp)
2.019.432
87.174
1.904.919
114.736
1.206.859
1.799.008
697.451
699.893
1.496.304
10.025.775
%
20,14
0,87
19,00
1,14
12,04
17,94
6,96
6,98
14,92
100
II-19
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 mengalami
peningkatan dari 4,97% pada Tahun 2010 menjadi 5,27% pada Tahun 2011 (Tabel 2.15).
Tabel 2.15. Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 di
Kabupaten Bantul Tahun 2009 2011 (Juta Rp)
Harga Berlaku
Harga Konstan tahun 2000
No
Tahun
Nilai
Nilai
Pertumbuhan (%)
Pertumbuhan (%)
(Juta Rp)
(Juta Rp)
1
2009
8.147.860
9,84
3.779.948
4,47
2
2010
9.076.401*
11,4
3.967.928*
4,97
2
2011
10.025.775**
10,46
4.176.868**
5.27
Sumber : BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 berdasarkan harga konstan sebesar
5,27% sedangkan Tahun 2010 sebesar 4,97%. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB
Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
II-20
Tabel 2.16. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul
2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber: BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
Hb
%
21,03
1,00
19,16
1,06
12,70
17,16
6,87
6,21
14,80
100
2008
Hk
%
24,31
1,02
16,88
0,85
11,99
19,12
6,81
5,87
13,14
100
Hb
%
21,40
0,97
18,75
1,13
12,83
17,38
6,87
6,19
14,48
100
2009
Hk
%
24,33
0,99
16,48
0,88
12,08
19,41
6,88
5,88
13,07
100
Hb
%
20,94
0,93
18,75
1,21
12,13
17,85
6,88
6,47
14,86
100
2010*
Hk
%
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09
6,11
13,21
100
Hb
%
20,21
0,94
19,28
1,19
12,16
17,66
6,87
6,78
14,90
100
Hk
%
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24
6,35
13,37
100
2011**
Hb
%
20,14
0,87
19,00
1,14
12,04
17,94
6,96
6,98
14,92
100
Hk
%
22,76
0,88
16,29
0,91
11,56
20,22
7,38
6,50
13,51
100
II-21
2.1.2.1.2.
Produk Domestik Regional Bruto perkapita merupakan salah satu indikator produktivitas penduduk
dihitung dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
bersangkutan. Produk Domestik Regional Bruto perkapita dapat dihitung atas dasar berlaku maupun
atas dasar konstan. PDRB perkapita Kabupaten Bantul selama lima tahun terakhir menunjukkan
peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan (Tabel 2.17).
Tabel 2.17. Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No
Tahun
1
2
3
4
5
2007
2008
2009
2010*
2011**
Pendudukpertengahan
tahun
872.866
886.061
899.312
911.503
921.263
Harga Berlaku
Nilai (Rp)
7.343.221
8,371.861
9.060.104
9.957.620
10.882.642
Pertumbuhan
10,32
14
8,22
9,9
9,28
Laju inflasi
Laju inflasi tahun kalender di Kabupaten Bantul pada bulan Desember berada pada angka 3,73
persen, lebih rendah apabila dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mencapai 3,88 persen dan laju inflasi nasional yaitu sebesar 3,79 persen. Dari tujuh kelompok
pengeluaran yang dipantau harganya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun nasional, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan memiliki laju inflasi tahun kalender lebih tinggi dibandingkan dengan
kota Yogyakarta dan nasional. Secara grafis, perbandingan laju inflasii triwulan IV Tahun 2011 antar
Kabupaten Bantul dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nasional dapat dilihat pada
Gambar 2.3 sebagai berikut :
II-22
Gambar 2.3 Laju Inflasi Tahun Kalender Triwulan IV Tahun 2011 Kabupaten Bantul, DIY, dan Nasional
lnflasi Tahun 2011 sebesar 3,73 persen termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10%
per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. Perkembangan Inflasi Kabupaten
Bantul dari Tahun 2007 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18. Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No
Tahun
1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011
Sumber: BPS, 2012
2.1.2.1.4.
Provinsi DIY
7,99
10,80
2,93
7,38
3,88
Inflasi Nasional
6,59
11,06
2,78
6,96
3,79
Koefisien Gini
Koefisien Gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan ketimpangan
pendapatan penduduk. Koefisien Gini pada Tahun 2010 sebesar 0,2469 dan pada Tahun 2011
diprediksikan sebesar 0,2445, mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS
Pusat pada Tahun 2011. Koefisien Gini Tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan pada
penurunan persentase angka kemiskinan pada Tahun 2011, peningkatan laju pertumbuhan PDRB
Tahun 2011, dan kondisi perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil.
II-23
Pemerintah menyadari bahwa hasil pembangunan yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Tujuan pembangunan tidak semata-mata mengejar
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga telah memberikan penekanan dengan bobot yang
sama kepada aspek peningkatan tingkat pendapatan masyarakat dan aspek pemerataan.
Alternatif pilihan kebijakan penanggulangan ketimpangan dan kemiskinan antara lain program
Jamkesmas, jamkesda, PNPM mandiri. Pelaku bisnis dan masyarakat juga perlu ikut berperan aktif,
agar kaum miskin tidak semakin terpinggirkan dengan memberikan lapangan kerja.
Tabel 2. 19. Gini Rasio di Kabupaten Bantul Tahun 2007 - 2011
Uraian
2007
2008
2009
Gini Ratio
0,2474
0,2536
0,2473
Kriteria
Rendah
Rendah
Rendah
* Prediksi Bappeda
2.1.2.2.
2.1.2.2.1.
2010
0,2469
Rendah
2011*
0,2445
Rendah
Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15
tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf di Kabupaten Bantul
tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.20. Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2007 2011
Uraian
2007
2008
2009
Jumlah Melek Huruf (orang)
670.368
690.526
720.624
Persentase Melek Huruf (%)
82,073
84,09
87,44
Sumber: Dinas Pendidikan dan Non Formal, 2011
2010
750.540
89.82
2011
760.000
90.91
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 91,03%. Namun angka tersebut melebihi dari target RPJMD 20112015 yaitu sebesar 89,94%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar masyarakat cukup tinggi.
2.1.2.2.2.
APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk
usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka
partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa
yang berasal dari Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada usia
sekolah.
II-24
Tabel 2.21: Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No
Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
1.
APM SD/MI
90.71
91.27 92.12
89.03
81,76
2.
APM SMP/MTs
73.03
74.55 73.94
74.63
62,09
3.
APM SMA/MA/SMK
57.11
58.3
59.98
43.80
50,27
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, 2011
Realisasi APM SD/MI pada Tahun 2011 adalah 81,76%, adapun APM SMP/MTs Tahun 2011 adalah
62,09%. Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan anak usia 1315 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok umur tersebut ada yang
bersekolah di luar Kabupaten Bantul atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan
untuk SMA/MA/SMK mencapai 50,27%. Angka ini lebih tinggi daripada Tahun 2010 yang mencapai
43,80%.
2.1.2.2.3.
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan
jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.22 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No
Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
1. APK SD/MI
104,44 104,64 104,99 91,48
92,39
2. APK SMP/MTs
95,25
96,22 96,41 91,66
87,97
3. APK SMA/MA/SMK
76,3
78,13 80,53
65
69,88
Sumber : Dikdas dan Dikmenof
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari Tahun 2007 2009
mengalami kenaikan namun pada Tahun 2010 nilai APK tersebut mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS,
maupun SMA/MA/SMK pada Tahun 2010 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah
(banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah), sedangkan pada tahun-tahun
sebelumnya masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah. Pada Tahun 2011 ini
nilai APK kembali naik untuk SD/MI dan SMA/MA/SMK. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
jumlah penduduk antara proyeksi dan hasil sensus.
II-25
2.1.2.2.4.
Peningkatan kesehatan bayi mengalami tren meningkat yang ditandai dengan Angka Kematian Bayi
(AKB) sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 secara umum cenderung mengalami
penurunan yang disebabkan karena kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik.
Dengan angka kematian bayi yang semakin menurun ini menunjukkan bahwa angka kelangsungan
hidup bayi semakin tinggi. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu dengan lebih
meningkatkan peran serta masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah Kesehatan (DB4MK)
sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa menurunkan angka kematian bayi.
Dalam mempercepat penurunan kematian bayi, memerlukan keterpaduan lintas program antara lain
yaitu Program Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu
peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur enam bulan, dan pemberian
makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin (Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu)
yang memotivasi ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan sehingga
mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.
Tabel 2.23 Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2009 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian
2009
2010
2011
Jumlah kematian bayi usia dibawah 1 th
142
120
114
Jumlah kelahiran hidup
11984
12185
13446
AKB
11,8
9,8
8,5
AKHB
988,2
990,2
991,5
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (*AKHB = 1000 AKB)
Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu pada Tahun
2011 ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan Tahun 2010.
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi karena kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam
kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara pencegahan selama kehamilan, bersalin dan nifas
serta perawatan kesehatan dan cara pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam
penanganan kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat melalui
pemberdayaan kader kesehatan untuk pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan
kualitas sarana prasarana kesehatan serta sumber daya manusia sangat diperlukan. Peningkatan
partisipasi stakeholders terkait dan masyarakat dalam rangka menurunkan AKI melalui kegiatankegiatan, yaitu Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang sudah di integrasikan dengan Kelas Ibu,
membentuk jejaring Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) dan peningkatan Puskesmas
mampu Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) sehingga nantinya diharapkan
II-26
semakin mendukung peningkatan status kesehatan ibu sehingga memberikan kontribusi dalam
penurunan AKI.
Upaya mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara lain Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui pemberian PMT Pemulihan bagi ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
melalui penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
Tabel 2.24. Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Bantul
47,14
140,13
158,29
82,07
111,2
DIY
105
104
104
99,8
Nasional
228
214
201
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2.1.2.2.5.
Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
Pada Tahun 2010 usia harapan hidup Kabupaten Bantul mencapai 71,31 tahun. Angka tersebut
lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas
kesehatan penduduk Kabupaten Bantul sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yaitu suatu
ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,
kondisi di Kabupaten Bantul dari tahun 2009-2010 cenderung mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2009 sebesar 73,75 dan pada Tahun 2010 sebesar 74,53. Angka IPM Tahun 2011 belum
diterbitkan oleh BPS (Tabel 2.25).
Tabel 2.25. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2007 2010 Kabupaten Bantul, Propinsi
DIY, dan Nasional
Uraian
2007
2008
2009
2010
Kabupaten Bantul
72,78
73,38
73,75
74,53
78,14
78,95
79,29
Propinsi DIY
79,52
70,59
71,17
71,76
72,27
Nasional
Sumber: BPS Kabupaten Bantul
2.1.2.2.6.
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah
balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara
II-27
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun
menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Dari Tabel 2.29 dapat
dilihat bahwa prosentase balita gizi buruk Kabupaten Bantul mengalami kanaikan pada Tahun 2010.
Hal ini dikarenakan penggantian definisi operasional dengan pembagi yaitu balita yang ditimbang
saja, sedang definisi operasional lama dengan pembagi seluruh balita.
Tabel 2.26. Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2009
2010
Jumlah balita gizi buruk (jiwa)
203
196
Jumlah balita (jiwa)
57785
63321
Persentase balita gizi buruk
0,35
0,31
2011
178
74275
0,29
2.1.2.2.7.
Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula (100 angka
kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap
jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah
nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhankebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Dari
Tabel 2.27 dapat dilihat bahwa angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah
15,02% sehingga persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 84,98%. Angka ini lebih
baik daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar
15,37%. Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam
RKPD Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem dan mekanisme
baku tentang sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan kemiskinan, lembaga TKPKD
(Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ) secara operasional baru berada di tingkat
kabupaten sedangkan ditingkat kecamatan belum terbentuk, kebijakan penggunaan data basis
keluarga miskin belum secara operasional dipergunakan sebagai intervensi program pengentasan
kemiskinan.
Tabel 2.27 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Tahun
2010
2011
Jumlah KK
Total
256.463
258.294
Jumlah KK
Miskin
41.480
40.321
16,17
15,61
842.928
848.608
129.614
127.479
15,37
15,02
Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah
melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan beban KK Miskin, penguatan
II-28
kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta pengorganisasian
masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari semakin
berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin.
Tabel 2.28. Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No,
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kretek
Sanden
Srandakan
Pandak
Bambanglipuro
Pundong
Imogiri
Dlingo
Jetis
Bantul
Pajangan
Sedayu
Kasihan
Sewon
Piyungan
Pleret
Banguntapan
Jumlah
2007
1.940
1.474
2.326
4.810
3.269
3.778
6.521
3.418
4.599
3.920
2.312
3.780
5.333
6.531
3.634
4.449
5.495
67.589
2008
1.842
1.454
2.025
3.376
2.685
2.834
4.734
3.411
3.654
3.747
2.183
2.984
4.845
6.061
3.593
2.838
5.273
57.539
KKM
2009
1.600
1.337
1.790
3.224
2.158
1.725
3.408
2.595
2.982
3.132
1.886
2.604
4.427
4.548
2.366
2.270
4.963
47.015
2010
1.482
1.238
1.305
2.791
1.611
2.199
3.302
2.560
2.929
2.019
1.672
2.596
3.948
3.980
2.217
1.817
3.814
41.480
2011
1.479
1.296
1.312
2.646
1.551
1.972
3.117
2.477
2.951
1.949
1.537
2.545
3.842
3.771
2.257
1.817
3.802
40.321
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan
tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Sedangkan rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja
terhadap jumlah angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mencapai 0,94 (Tabel 2.30).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 94% dari angkatan kerja
yang ada di Kabupaten Bantul memperoleh kesempatan kerja sedangkan 6% nya bekerja dan
setengah menganggur.
II-29
Tabel 2.29. Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Kasihan
Sewon
Banguntapan
Bantul
Pajangan
Sedayu
Pandak
Srandakan
Sanden
Bambanglipuro
Pundong
Kretek
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
JUMLAH
Sumber : Disnakertrans
37.018
38.506
45.412
22.338
17.417
24.461
26.641
16.550
9.509
19.774
14.406
16.763
23.314
32.904
18.713
17.516
19.047
400.289
41.067
37.599
48.617
22.301
19.159
24.614
24.792
17.037
10.312
19.121
14.838
17.231
20.338
32.745
20.177
18.614
19.129
407.691
2.726
4.088
2.022
4.239
962
1.315
1.324
333
2.747
2.921
481
766
1.579
1.658
1.181
792
1.005
30.139
4.612
6.915
3.423
7.170
1.626
2.225
2.241
563
4.647
4.942
815
1.298
2.669
2.802
2.000
1.344
1.700
50.992
2.801
2.645
1.432
4.286
701
1.121
1.984
267
2.497
2.361
386
615
2.007
1.466
1.176
2.886
588
29.219
6.642
6.229
3.375
10.095
1.650
2.643
4.679
629
5.880
5.564
910
1.449
4.726
3.453
2.771
6.796
1.385
68.876
Tabel 2.30. Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja Tahun 2007 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah penduduk yang bekerja
427.431
430.771
440.259
451.281
476.467
Jumlah angkatan kerja
461.593
466.136
471.112
481.420
505.786
Rasio Penduduk yang bekerja
0,93
0,92
0,93
0,94
0,94
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul
Secara kewilayahan pengangguran banyak dijumpai di wilayah sub-urban dan wilayah tengah
Kabupaten Bantul. Dilihat dari komposisi penguasaan keterampilan penganggur terlihat bahwa
sebagian terbesar penganggur belum memiliki ketrampilan spesifik yang siap untuk membuka usaha
atau mencari kerja.
II-30
2.1.2.2.9.
Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa
aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi
kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum
(polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang tertangani merupakan jumlah tindak kriminal yang
ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas Kabupaten Bantul Tahun
2011 menurun menjadi 4,71 (data per Mei 2011). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemanan dan
ketertiban semakin tercipta sehingga akan menjadi salah satu pendukung dalam perencanaan
pengembangan investasi di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.31 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2009
Jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 th (kasus)
1.011
Jumlah penduduk
899312
Angka kriminalitas
11,24
Sumber: Polres Bantul (*Data per Mei 2011)
2.1.2.3.
2010
1.560
911503
17,11
2011*
434
921263
4,71
Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung olah raga.
Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan indikator jumlah
grup kesenian, jumlah gedung kesenian, jumlah klub olahraga, dan jumlah gedung olahraga.
Capaian pembangunan seni, budaya, dan olahraga Kabupaten Bantul Tahun 2010 disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 2.32. Capaian Pembangunan Seni, Budaya, dan Olahraga Tahun 2010
NO
1
2
3
4
Capaian Pembangunan
Jumlah grup kesenian
Jumlah gedung kesenian
Jumlah klub olahraga
Jumlah gedung olahraga
2010
1.193
3
372
52
Kebudayaan merupakan penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Bantul. Hal ini disebabkan
karena pilar pariwisata di Kabupaten Bantul bertumpu pada wisata budaya dan wisata alam. Potensi
bidang kebudayaan di Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan adanya sejumlah lembaga budaya
II-31
yang terus menerus melaksanakan peran pelestarian. Lembaga budaya yang ada di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2011 disajikan pada tabel berikut:
No
.
1
Badan Seni
Mahasiswa
Indonesia (BSMI)
Dagelan Mataram
Baru (DMB)
Forum Kesenian
Indonesia
Institut Seni
Indonesia
4
5
Kelompok
Jendela
Keroncong Sinten
Remen
Komunitas
Angkringan
Gentong Potters
11
Komunitas
Kethoprak Lesung
Yogyakarta
KUA Etnika
Komunitas Seni
12
13
Lembaga
Penelitian Institut
Seni Indonesia
Yogyakarta
14
Lembaga Rumah
Dongeng
Indonesia
Alamat
Jl. Ringin putih 500 B
Perum Depag Kotagede
telp. 378620
Purek III ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Desa Kerajinan Keramik
Kasongan
Jotawang, Bangunharjo
Telp. 385137
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOx 1210
Bentuk
Organisasi
Org. informal
Org. informal
Bidang
Teater kontemporer
Org. informal
Yayasan
Org. informal
Org. informal
Org. informal
Org. informal
Org. informal
Org. informal
Teater tradisional
Org. informal
Lembaga
Saman RT 4 RW 15,
Bangunharjo
Telp. 387292
Yayasan
II-32
No
.
15
16
17
18
Nama
Lembaga Studi
Kajian Desain
Lembaga Studi
Pengembangan
Musik
Ngudya Wirama
Paguyuban
Orkes Mahasiswa
ISI Yogyakarta
19
Paguyuban Seni
Kasanggit
20
PAKRIYO
(Paguyuban
Kriyawan
Indonesia)
Pardiman
Acapella
21
22
23
Petak Umpet
Rancang Grafis
Pracabaan Ki
Pudjo
Bentuk
Organisasi
Lembaga
Desain
Yayasan
Org. informal
musik tradisional
Org. informal
Org. informal
Org. informal
seni kriya
Org. informal
Org. informal
Org. informal
Lembaga
Alamat
Jl. Sonopakis Lor No. 15
Telp. 378276
Perumahan Sewon Indah
A-15
Kode Pos 55188 Telp.
389522
Gedongkuning RT 04 / 03
Kode Pos 55198
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Perum Perndowo Harjo
Indah
Jl. Nakula 14 Sewon
Tirto Bangunjiwo Telp.
370542
Bidang
24
Sanggar Kereta
25
Sanggar/Balai
Tari Wasana
Nugraha
Sekolah
Mengengah Musik
Negeri 2 (SMKN 2
Kasihan)
SENI : Jurnal
Pengetahuan dan
Pencipataan Seni
SMK Negeri 3
Kasihan (SMSR
Yogakarta
SMKN I Kasihan
(SMKIN YK)
Dagaran, Jurug
Bangunharjo
RT 06 / 45 Sewon
Jl. PG Madukismo Bugisan
Telp. 374627, 380720
Org. informal
Instansi
Pemerintah
musik universal
Jl. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Instansi
Pemerintah
Lembaga
Instasi
Pemerintah
30
Studio ISI
Yayasan
31
Lembaga
26
27
28
29
II-33
No
.
Nama
32
Teater Alam
33
Teater Gandrik
34
Teater Garasi
Yogayakarta
35
Teater Gema
36
Teater Pelopor
38
Yayasan
Padepokan Seni
Bagong
Kusudiharjo
Yayasan Peduli
Tekstil Tradisional
Indonesia
(PETTRII)
39
Alamat
Telp. 387534
Jl. Sawo No. 6 Perum
Wirokerten Indah Telp.
377861
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Jl. Bugisan Selatan Tegal
Kenongo
RT 01/08 No. 36A Telp.
415844
STIE Kerjasama
Jl. Parangtritis km 3.5
Panggung, Argomulyo Kode
Pos 55752
Kemabaran RT 04/21 No.
146 Tamantirto 55183 Telp.
376394
Karangnongko RT 10/42
Panggungharjo Telp/fax
415177
Bentuk
Organisasi
Bidang
Org. informal
teater kontemporer
Org. informal
teater kointemporer
Lembaga
Lemabaga
Org. Informal
Yayasan
Yayasan
Aspek pelayanan umum menjelaskan tentang kondisi pelayanan umum di Kabupaten Bantul sebagai
bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Salah satu indikator tersebut adalah
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan
wajib yang merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat dibutuhkan standar baik jenis dan mutu
yaitu Standar pelayanan Minimal. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah ada 13 bidang, meliputi:
1. bidang perumahan rakyat,
2. bidang pemerintahan dalam negeri,
3. bidang sosial,
4. bidang kesehatan,
II-34
5. SPM terpadu bagi sanksi dan atau korban tindak pidana perdagangan orang dan
penghapusan eksploitasi seksual pada anak dan remaja, bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan,
6. bidang lingkungan hidup,
7. bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
8. bidang pendidikan dasar,
9. bidang ketenagakerjaan,
10. bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
11. bidang ketahanan pangan,
12. bidang kesenian, dan
13. bidang kominfo.
Adapun capain Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Bantul Tahun 2011 disajikan pada tabel
berikut:
II-35
Indikator
BIDANG KESEHATAN
A PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
11.178
13.377
84%
13.783
14.508
95%
2015
95%
88
100
2.454
2.675
92%
2.321
2.900
80%
2015
80%
115
100
12.212
12.226
100%
13.846
13.846
100%
2015
90%
111
111
10.117
12.262
83%
12.475
13.846
90%
2015
90%
92
100
1.269
1.828
69%
1.582
1.978
80%
2010
80%
87
100
11.131
12.341
90%
11.868
13.186
90%
2010
90%
100
100
75
75
100%
75
75
100%
2010
100%
100
100
43.845
63.321
69%
59.337
65.930
90%
2010
90%
77
100
3.714
3.714
100%
3.956
3.956
100%
2010
100%
100
100
48
48
100%
53
53
100%
2010
100%
100
100
12.313
12.748
97%
12.748
2.748
464%
2010
70%
138
663
116.507
147.940
79%
112.350
160.500
70%
2010
70%
113
100
9
434
285
1.557
1.325
4
1.307
563
1.557
72.454
225%
33%
51%
100%
2%
4
131
364
550
725
4
1.307
606
550
72.454
100%
10%
60%
100%
1%
2010
2010
2010
2010
2010
100%
100%
100%
100%
100%
225
33
51
100
2
100
10
60
100
1
209.713
222.987
94%
222.987
222.987
100%
2015
100%
94
100
II-36
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
D.
LINGKUNGAN HIDUP
A Pencegahan pencemaran air
Prosentase (%) jumlah usaha dan/ atau
kegiatan yang mentaati persyaratan
1
administratif dan teknis pencegahan
pencemaran air
B Pencegahan pencemaran udara dari sumber
Prosentase (%) jumlah usaha dan/atau
kegiatan sumber tidak bergerak yang
2
memenuhi persyaratan administratif dan teknis
pencegahan pencemaran udara
C Pelayanan penyediaan informasi status
3
D
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
222.987
16%
33.450
222.987
15%
2015
100%
16
15
12
100%
12
12
100%
2015
100%
100
100
75
100%
75
75
100%
2015
100%
100
100
75
100%
60
75
80%
2015
80%
125
100
57%
63%
2013
100%
57
63
38%
63%
2013
100%
38
63
340,6
1.328,1
26%
9.464
15.994
59%
2013
100%
26
59
22
22
100%
12
17
71%
2013
100%
100
71
II-37
No
A
Indikator
Pelayanan Dokumen Kependudukan
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk
1
(KTP)
2 Cakupan penerbitan akta kelahiran
Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban
Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat
3
(Linmas) di Kab/Kota
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
4 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) di
Kot/kab
Penanggulangan Bencana Kebakaran
cakupan pelayanan bencana kebakaran
5
kab/kota
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
6 daerah layanan wilayan managemen
kebakaran (WMK)
BIDANG SOSIAL
I Pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Sosial
bidang sosial
a pemberian bantuan sosial bagi penyandang
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang
1 memperoleh bantuan sosial. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar
b Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 satu)
skala Kab/Kota yang menerima program
2 pemberdayaan sosial melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial
sejenis lainnya
II Penyediaan sarana dan parasana sosial
c penyediaan sarana prasarana panti sosial skala
Persentase (%) panti sosial skala kab/kota
3 yang menyediakan sarana prasarana pelay
kesejahteraan sosial
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
769.958
769.958
100%
869.958
869.958
100%
2011
100%
100
100
10.727
11.249
95%
8.000
8.000
100%
2011
100%
95
100
5.467
1.681
325%
5.467
1.681
325%
2015
50%
650
650
486
710
68%
575
800
72%
2015
80%
86
90
176,26
508,85
35%
176,26
508,85
35%
2015
25%
139
139
12
12
100%
12
12
100%
2015
75%
133
133
9.512
75.553
13%
7.390
75.553
10%
2015
80%
16
12
1.400
20.646
7%
1.300
20.646
6%
2015
80%
15
26
58%
17
26
65%
2015
80%
72
82
II-38
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
88%
88%
2015
60%
146
146
19.287
20.820
93%
25
291
9%
2015
80%
116
11
19.137
20.670
93%
2.176
2.176
100%
467
467
100%
2015
80%
125
125
398
7.139
6%
398
7.913
5%
2015
40%
14
13
1.750
2.200
80%
1.800
2.200
82%
2015
80%
99
102
50
57
88%
52
57
91%
2015
80%
110
114
100
5%
20
100
20%
2015
60%
33
29
52
56%
40
52
77%
2015
60%
93
128
29
31%
16
40
40%
2015
60%
52
67
II-39
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
89,5
95
94%
83,5
95
88%
2015
95%
99
93
16
20
80%
38
45
84%
2015
80%
100
106
25%
3.521
3.214
110%
2015
80%
31
137
64
73%
60
75
80%
2014
100%
73
80
47
51%
45
75
60%
2014
100%
51
60
21
47
45%
24
60
40%
2014
75%
45
53
22
47
47%
24
60
40%
2014
75%
47
53
II-40
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
60
50%
2014
80%
53
63
60
20%
2014
50%
19
40
60
20%
2014
50%
23
40
60
100%
2014
100%
23
100
151.680
1%
2014
3,5%
574
664
154.618
79%
2014
65%
122
122
154.618
8%
2014
5%
174
58
10.948
88%
2014
70%
126
126
22.324
88%
2014
87%
101
101
37
168%
2014
90%
210
186
75
13
2014
100%
1308
1317
II-41
No
Indikator
BIDANG PENDIDIKAN
A Pelayanan Pendidikan Dasar oleh kab/Kota
Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yg
terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimam 3 km untukS
1 D/MId an 6 km untuk
SMP/MTs dari kelompok permukiman
permanen di daerah
terpencil.
IP-1.1
IP-1.2
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan
belajar untuk
SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk
SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
2
belajar tersedia 1
(satu) ruang kelas yang di lengkapi dengan
meja dan kursi yang
cukup untuk peserta didik dan guru, serta
papan tulis.
IP-2.1
IP-2.2
IP-2.3
IP-2.4
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
33.650
43.238
78%
33.583
43.164
78%
2014
100%
78
78
75
75
100%
75
75
100%
2014
100%
100
100
3
1
3
1
100%
100%
3
1
3
1
100%
100%
2015
2015
80%
80%
125
125
125
125
361
374
101
105
376
376
107
107
96%
99%
94%
98%
376
376
107
107
376
376
107
107
100%
100%
100%
100%
2015
2015
2015
2015
80%
80%
80%
80%
120
124
118
123
125
125
125
125
II-42
No
Indikator
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
79
60
107
107
74%
56%
95
90
107
107
89%
84%
2015
2015
80%
80%
92
70
111
105
367
106
374
107
98%
99%
374
107
374
107
100%
100%
2015
2015
80%
80%
123
124
125
125
354
20
376
376
94%
5%
376
24
376
376
100%
6%
2015
2015
80%
80%
118
7
125
8
92
107
86%
107
107
100%
2015
80%
107
125
376
376
376
376
100%
100%
376
376
376
376
100%
100%
2015
2015
80%
80%
125
125
125
125
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
II-43
No
Indikator
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
100
92
107
107
93%
86%
107
107
107
107
100%
100%
2015
2015
80%
80%
117
107
125
125
97
107
91%
107
107
100%
2015
80%
113
125
264
376
70%
317
376
84%
2015
80%
88
105
102
107
95%
105
107
98%
2015
80%
119
123
73
73
100%
73
73
100%
2015
80%
125
125
55
107
51%
66
107
62%
2015
80%
64
77
II-44
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
355
105
367
107
97%
98%
360
107
367
107
98%
100%
2015
2015
80%
80%
121
123
123
125
45.676
219
74.010
376
62%
58%
46.500
245
74.010
376
63%
65%
2015
2015
80%
80%
77
73
79
81
29.510
88
34.661
107
85%
82%
31.250
92
34.661
107
90%
86%
2015
2015
80%
80%
106
103
113
107
30
376
8%
45
376
12%
2015
80%
10
15
82
376
22%
115
376
31%
2015
80%
27
38
II-45
No
Indikator
IP-18.2
IP-18.3
IP-18.4
2010
2011
TARGET
Capaian
Capaian
Angka Absolut
Angka Absolut
SPM Tahun SPM Tahun
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
2010
2011
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Pembilang Penyebut
105
107
98%
107
107
100% 2015
80%
123
125
44
376
12%
54
376
14% 2015
80%
15
18
101
107
94%
104
107
97% 2015
80%
118
121
3.621
175
85
10.863
376
107
33%
47%
79%
7.242
350
102
10.863
376
107
67%
93%
95%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
42
58
99
83
116
119
376
107
376
107
100%
100%
376
107
376
107
100%
100%
2015
2015
80%
80%
125
125
125
125
338
99
376
107
90%
93%
355
104
376
107
94%
97%
2015
2015
80%
80%
112
116
118
121
5.088
355
103
5.197
376
107
98%
94%
96%
5.110
365
104
5.197
376
107
98%
97%
97%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
122
118
120
123
121
121
II-46
No
Indikator
Setiap
guru
mengembangkan
dan
menerapkan program penilaian untuk
23
membantu meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik.
IP-23.1
IP-23.2
IP-23.3
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
4.435
289
89
5.197
376
107
85%
77%
83%
4.935
325
102
5.197
376
107
95%
86%
95%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
107
96
104
119
108
119
335
103
376
107
89%
96%
365
105
376
107
97%
98%
2015
2015
80%
80%
111
120
121
123
5.197
376
107
5.197
376
107
100%
100%
100%
5.197
376
107
5.197
376
107
100%
100%
100%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
125
125
125
125
125
125
376
434
49
376
434
49
100%
100%
100%
376
434
49
376
434
49
100%
100%
100%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
125
125
125
125
125
125
II-47
No
Indikator
27
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
100%
100%
100%
376
376
376
376
376
376
100%
100%
100%
2015
2015
2015
80%
80%
80%
125
125
125
125
125
125
270
53%
192
360
53%
2016
100%
53
53
500
66%
272
400
68%
2016
100%
66
68
60
25%
15
60
25%
2016
100%
25
25
13.229
14%
1.050
7.000
15%
2016
70%
20
21
26
100%
26
26
100%
2016
60%
167
167
32.415
58%
19.156
32.179
60%
2016
50%
117
119
570
32%
181
570
32%
2016
45%
71
71
36
358
10%
38
358
11%
2016
50%
20
21
3.521
3.214
110%
3.521
3.214
110%
2014
100%
110
110
44.629,84
57.109,50
78%
44.829
57.109
78%
2014
70%
111
112
IP-27.1
376
IP-27.2
376
IP-27.3
376
BIDANG KETENAGAKERJAAN
A Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
1
144
pelatihan berbasis kompetensi
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
2
332
pelatihan berbasis masyarakat
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
3
15
pelatihan kewirausahaan
B. Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
4
1.829
ditempatkan
C. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
5
26
Perjanjian Bersama (PB)
D. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
6
18.956
program Jamsostek
E Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan
181
8
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
II Jalan
II-48
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
895.725
895.725
100%
895.725
895.725
100%
2014
100%
100
100
9,837
3,28
9,837
328%
2014
100%
328
328
618.075
895.725
69%
626.075
895.725
70%
2014
60%
115
116
618.075
895.725
69%
626.075
895.725
70%
2014
60%
115
116
618.075
895.725
69%
626.075
895.725
70%
2015
60%
115
116
65.499.759
865.206
76 67.465.244
876.172
77
2014
65,34%
11.586
11.785
470.913
856.206
55%
9.520
15.868
60%
2014
60%
92
100
8.000
856.206
1%
12.300
876.172
1%
2014
5%
19
28
9.125
272.965
3%
9.125
276.965
3%
2014
20%
17
16
148.920
2.345.490
6%
164.250 2.492.960
7%
2014
70%
II-49
No
Indikator
IV Drainase
Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
13 genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam)
dan tidak lebih dari 2 kali
setahun.
V. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di
14
kawasan perkotaan.
VI. Penataan Bangunan dan Lingkungan
15 (IMB) Terlayaninya masyarakat dalam
(Harga Satuan Bangunan) Tersedianya
16 pedoman Harga Standar Bangunan Gedung
Negara dikabupaten/kota.
VII. Jasa Konstruksi
Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh)
17 hari kerja setelah persyaratan
lengkap.
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi
18
setiap tahun
VIII Penataan Ruang
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
332.642
665.284
50%
332.642
665.284
50%
2014
50%
100
100
88
3,4%
88
4,5%
2014
10%
34
45
1.702
1.922
89%
1.562
2.410
65%
2014
50%
177
130
1,00
1,00
100%
1,00
1,00
100%
2014
100%
100
100
46
48
96%
86
149
58%
2014
100%
96
58
3,00
6,00
50%
3,00
6,00
50%
2015
100%
50
50
96,00
123,00
78%
115,20
123,00
94%
2014
90%
87
104
1,00
2,00
50%
1,00
1,00
100%
2014
80%
63
63
II-50
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
#DIV/0!
70,kali/Th 250,kali/Th
17
17
2014 12,kali/Th
883
#DIV/0!
28%
100
#VALUE!
100%
2015 12,kali/Th
II-51
No
Indikator
2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut
2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011
17
17
100%
17
17
100%
2015 12,kali/Th
32
32
100%
25
25
100%
2010 12,kali/Th
267
100%
100%
2015
100%
100
100
2
a
BIDANG KESENIAN
A Perlindungan, Pengembangan, dan
1 Cakupan Kajian Seni
2 Cakupan Fasilitas Seni
3 Cakupan Gelar Seni
4 Misi Kesenian
B. Sarana dan Prasarana
1 Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian
2 Cakupan Tempat
3 Cakupan Organisasi
15
7
4
1
15
7
4
1
100%
100%
100%
100%
8
2
3
3
15
7
4
4
53%
29%
75%
75%
2014
2014
2014
2014
50%
30%
75%
80%
200
333
133
125
107
95
100
94
4
6
2
8
8
3
50%
75%
67%
2
1
1
8
2
3
25%
50%
33%
2014
2014
2014
25%
100%
34%
200
75
196
100
50
98
II-52
Aspek pelayanan umum juga ditinjau dari fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan
yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, sarana prasarana, lingkungan hidup, perhubungan,
penanaman modal, koperasi dan UKM, kependudukan, ketenagakerjaan, dan keluarga berencana.
2.1.3.1.
2.1.3.1.1.
Pendidikan
2009
372
107
79
2010
376
107
79
2011
380
107
86
II-53
Tabel 2.36 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
SD/MI
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
jumlah gedung
sekolah
jumlah penduduk
usia 7-12 th
28
24
20
25
16
14
23
27
22
16
17
20
16
30
25
35
20
378
8,429
4,595
2,883
4,998
2,773
2,585
3,815
3,716
4,943
3,289
3,380
4,769
2,608
9,795
5,293
9,472
4,365
81,708
SMP/MTs
Rasio
301
191
144
200
173
185
166
138
225
206
199
238
163
327
212
271
218
jumlah gedung
sekolah
jumlah penduduk
usia 13-15 th
9
7
4
12
6
3
3
9
5
3
7
7
3
9
7
9
6
109
4,317
2,353
1,476
2,560
1,420
1,324
1,954
1,903
2,532
1,684
1,731
2,442
1,336
5,017
2,711
4,851
2,235
41,849
SMA/MA/SMK
Rasio
480
336
369
213
237
441
651
211
506
561
247
349
445
557
387
539
373
jumlah
gedung
sekolah
8
2
2
16
3
3
7
3
1
2
5
8
3
7
5
7
4
86
Rasio
5,349
2,186
1,409
2,709
1,283
1,270
2,036
1,549
2,343
1,473
1,599
2,415
1,321
6,106
2,465
5,755
2,145
43,413
669
1093
704.5
169
428
423
291
516
2343
736
320
302
440
872
493
822
536
505
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Non Formal Kabupaten Bantul
II-54
B. Rasio guru/murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar /menengah per 1.000
jumlah murid pendidikan dasar/menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar.
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas. Di samping itu juga untuk
mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.37. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
2011 Kabupaten Bantul
NO
Jenjang Pendidikan
2007
2008
1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru
5.553
5.439
1.2. Jumlah Murid
70.326
70.264
1.3. Rasio
78,96
77,41
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru
3.223
3.224
2.2. Jumlah Murid
29.132
29.155
2.3. Rasio
110,63
110,58
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah Guru
2.940
3.062
3.2 Jumlah Murid
23.031
24.081
3.3 Rasio
127,65
127,15
Sumber : Dikdas,Dikmenof NF 2011
2010
2011
5.221
70.808
73,73
5.426
74.010
73,31
6.226
74.324
83.76
3.169
29.050
109,09
3.072
34.661
88,63
3.727
33.041
11,28
3.215
24.769
129,80
3.189
27.778
114,80
3334
29.478
113,1.
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari pada Tahun 2011 dalam 1000 murid terdapat 83,76 orang guru
di tingkat pendidikan dasar, sedangkan di tingkat pendidikan menengah terdapat 11,28 orang guru
dalam 1000 murid. Tahun 2007 hingga Tahun 2011 jumlah guru dan murid semakin bertambah,
namun rasio guru murid pendidikan dasar semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kuantitas ketersediaan guru di tingkat pendidikan dasar semakin kecil (adanya pensiun). Namun
secara kualitas dengan tingginya guru yang lulus sertifikasi (SD sebesar 37,55%, SMP sebesar
40,81%, 50,47% SMA/MA dan 42,86% SMK) menunjukkan peningkatan mutu guru yang semakin
baik. Sedangkan di tingkat pendidikan menengah besarnya rasio guru murid juga semakin kecil,
namun jumlah ketersediaan guru masih mencukupi. Peningkatan mutu guru lebih diarahkan melalui
peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi.
2.1.3.1.2.
A.
Kesehatan
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan
perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu.
II-55
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu melayani 100
balita (Permendagri 54 Tahun 2010).
Tabel 2.38. Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
NO
Uraian
2007
1. Jumlah posyandu
2. Jumlah balita
3. Rasio (per 1000 balita)
Sumber : Dinkes 2011
2008
1101
61.029
18,04
1113
59.097
18,83
2009
2010
1113
57.785
19,26
2011
1123
63321
17,73
1123
74275
15,12
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun 2011 rasio posyandu per 1000 balita sebesar
15,12 berarti dalam 1000 balita terdapat 17,72 posyandu. Hal ini dapat diartikan bahwa 1
posyandu melayani 66,14 bailta. Rasio tersebut menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah
posyandu di Kabupaten Bantul sudah mencukupi. Sesuai dengan tingkat penyebarannya jumlah
posyandu hampir merata di 17 kecamatan. Ada 2 kecamatan dimana pelayanan posyandunya
melebihi 100 balita yaitu kecamatan Piyungan dan Kecamatan Pleret (Tabel 2.39)
Tabel 2.39 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
No
Kecamatan
Jumlah posyandu
Jumlah balita
Rasio (/jumlah
posyandu/
jumlah balita)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
117
52
55
89
63
53
67
74
72
36
45
38
44
120
69
95
34
1123
8482
3569
2386
4692
2236
3013
3573
2726
4238
2727
2904
4159
2137
10629
4593
9173
4059
74275
13.79
14.57
23.05
18.97
28.17
17.59
18.75
27.15
16.99
13.20
15.49
9.14
20.59
11.29
15.02
10.36
8.38
15.12
Jumlah
1 posyandu
melayani x balita
72.49
68.63
43.38
52.72
35.49
56.85
53.33
36.84
58.86
75.75
64.53
109.45
48.57
88.57
66.56
96.56
119.38
66.14
II-56
B.
Hasil Program Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat diketahui dengan semakin
meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah seperti Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Khusus (KIA, Bedah), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Sarana Puskesmas
Keliling, Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan-Rumah Bersalin. Selain fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat pada Tahun 2011.
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin banyak sudah pasti diikuti dengan semakin
banyak pula tenaga kerja di sektor kesehatan. Kondisi ini perlu diantisipasi dengan regulasi agar
tenaga kerja benar-benar kompeten dibidangnya, sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan
dalam pelayanan yang dapat berakibat fatal. Regulasi tersebut antara lain dengan menerbitkan
aturan bahwa setiap tenaga yang bekerja di sektor kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
apoteker, nutrisionis, analis, radiographer, fisioterapis dan sanitarian) wajib memiliki Surat Ijin
sebelum melakukan pekerjaan sesuai kompetensinya (lihat Tabel 2.40 dan Tabel 2.41)
Tabel 2.40 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2009
(unit)
5
3
2
66
27
72
9
1123
16
11
67
27
2010
(unit)
9
0
3
78
32
100
4
13
4
8
1123
16
11
67
27
2011
(unit)
9
0
23
70
33
108
3
13
4
11
1123
16
11
67
27
II-57
Tabel 2.41 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2009-2011
No
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jenis
2009
94
61
9
256
319
36
39
75
54
33
Dokter Umum
Dokter Gigi
Apoteker
Bidan
Perawat
Farmasi
Gizi
Teknis Medis
Sanitasi
Kesmas
2010
282
82
146
339
679
54
61
46
51
44
2011
286
74
191
392
1001
98
76
233
96
78
Kecamatan
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
Puskesmas
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
2
1
27
Poliklinik
6
2
1
8
4
4
3
3
6
5
4
4
4
3
4
7
2
70
Pustu
4
3
3
5
3
4
5
5
3
4
3
3
2
7
7
2
4
67
Lingkungan Hidup
II-58
tempat penampungan sampah sementara ditetapkan tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan
tingkat pelayanannya.Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Sitimulyo kecamatan
Piyungan seluas kurang lebih 12 hektar, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu
akhir.
Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar 2.142,04 m3/hari
dengan jumlah sampah yang ditangani sebesar 113,33 m3/hari (UPTD KP3 DPU, 2011). Jadi
persentase penduduk yang terlayani pengelolaan sampah hanya sedikit (5,29/6%), diantaranya
karena kurangnya armada pengangkutan sampah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah sampah di
Kabupaten Bantul masih harus ditangani dengan lebih baik agar tidak menyebabkan penumpukan
volume sampah dan pencemaran lingkungan. Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan
pengelolaan oleh masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Penanganan pengelolaan air diupayakan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat
dan terpusat. Sistem pengolahan air limbah domestik setempat meliputi pembuangan air limbah
domestik ke dalam tangki septik individual, tangki septik komunal atau Instalasi Pengolah Air Limbah
(IPAL) Komunal. Sistem pengolahan air limbah domestik terpusat adalah pembuangan air limbah
domestik ke dalam jaringan air limbah terpusat yang disediakan oleh Pemerintah di IPAL Sewon,
IPAL Pleret dan IPAL Bambanglipuro.
Tabel 2. 43 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
Uraian
Jumlah sampah yang ditangani (m3/hari)
Jumlah volume produksi sampah (m3/hari)
Persentase
2011
113,33
2142,04
5,29/6
Sumber: DPU
Pada Tahun 2011 ini jumlah desa yang menangani sampah dengan prinsip 3R adalah 30% (dari 75
desa). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih
rendah, namun diharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah jejaring sampah dan bank
sampah menjadi icon nasional dan program-program penanganan persampahan diharapkan pada
tahun mendatang volume persampahan akan semakin tertangani dengan baik.
B.
Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa sumur
gali maupun sumur dalam. Sebagian besar penduduk menggunakan sumur gali, mencapai lebih dari
80% dan hanya sebagian kecil menggunakan air dari PDAM yang bersumber dari sumur dalam
(lebih kurang 17%). Sumur gali merupakan sarana yang paling mudah untuk mendapatkan air
II-59
karena muka air tanah relatif dangkal, sedangkan sumber air dari PDAM membutuhkan unit
pengolah dengan energi listrik cukup besar, sehingga berdampak pada harga satuan air yang relatif
mahal.
Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten
Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan
PDAM, selama lima tahun terakhir telah dibangun Hidran Umum (HU), pembangunan Sistem
Instalasi Perpipaan Air Sederhana (SIPAS). Selain itu, untuk mendukung kawasan siap
bangun/lingkungan siap bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air
minum (SPAM) di IKK Pajangan.
Dari kegiatan pengadaan air bersih ini banyak wilayah yang sudah terlayani air bersih. Adapun
jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih pada Tahun 2010 sebesar 688.449 jiwa dengan
persentase penduduk berakses air bersih sebesar 75,31% yang bersumber dari air sumur dan
19,94% yang bersumber dari jaringan PDAM. Proporsi jumlah penduduk yang mendapat air minum
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.44. Persentase penduduk berakses air bersih Tahun 2009 2010 di Kabupaten Bantul
No
1.
2.
3.
Uraian
Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum
Jumlah penduduk
Persentase penduduk berakses air bersih (%)
2009
667.209
899.312
74,19
2010
686.449
911.503
75,31
Tabel 2.45 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapat Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun
2009 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
Uraian
Jumlah penduduk yg mendapatkan akses air minum
Jumlah penduduk
Persentase penduduk berakses air bersih (%)
2009
143.678
899.312
15,97
2010
181.754
911.503
19,94
Pada Tahun 2011 panjang jaringan jalan beraspal dengan kondisi mantap sepanjang 636,875 km
atau 95,71%. Hal ini menunjukkan peningkatan pelayanan infrastruktur jalan yang semakin baik.
Namun demikian pada Tahun 2011 masih terdapat ruas-ruas jalan kabupaten dengan kondisi
sedang rusak, rusak, ataupun rusak berat dimana proporsinya menurun dari tahun ke tahun.
Panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel berikut:
II-60
Tabel 2.46: Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
Panjang Jalan (km)
NO
Kondisi Jalan
2007
2008
2009
2010
2011
1. Kondisi Baik
322,61
328,61
365,56
386,25
407,25
2. Kondisi Sedang Rusak
311,27
316,87
295,07
285,58
285,58
3. Kondisi Rusak
217,95
209,65
195,20
180,90
159,9
4. Kondisi Rusak Berat
48,00
44,70
44,00
43,00
43,00
5. Jalan Kabupaten
899,83
899,83
899,83
895,73 895,725
Jalan Propinsi
154,05
146,00
146,00
136,05
136,05
Jalan Nasional
42,24
42,24
42,24
30,58
30,58
Jumlah Jalan secara keseluruhan
1.096,12 1.088,07 1.088,07
1.062,36 1.062,36
Sumber : DPU 2011
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Jalan sebagai prasarana distribusi
barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan dikelompokkan menurut fungsi,
status, dan kelas.
Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten, dan jalan desa. Total panjang jalan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 lebih
kurang 1.062,36 km. Di Kabupaten Bantul terdapat 11 ruas jalan yang berstatus sebagai jalan
provinsi, dengan panjang lebih kurang 136,05 km (Tahun 2011). Kondisi jalan provinsi di Kabupaten
Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan
perekonomian dan akses hubungan antar wilayah. Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah
Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang-Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.
B. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi di Kabupaten Bantul terdiri dari jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan
tersier. Pada Tahun 2011, kondisi jaringan irigasi primer dan sekunder yang berfungsi baik,
meningkat dari 339.345,53 meter (82,50%) pada Tahun 2010 menjadi 341.402,17 meter (83,00%)
atau terdapat peningkatan 2.056,64 meter (0,61%) (lihat Tabel 2.47)
II-61
Tabel 2.47 Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik tahun 2007-2011
Target dan Capaian
Tahun
Target*) (m)
%
Capaian (m)
2007
308.495,93
75
302.326,01
2008
304.382,65
74
304.382,65
2009
308.495,93
75
312.609,21
2010
329.062,33
80
339.345,53
2011
335.232,25
81,5
341.402,17
Sumber: Dinas SDA, 2012
*) Target adalah target lima tahunan
Panjang total saluran primer-sekunder kewenangan pemerintah adalah 371.634 m.
%
73.5
74
76
82.5
83
Berdasarkan data Bulan Desember 2011 terdapat 159 Daerah Irigasi (DI) dengan luas oncoran
sebesar 16.133,05 hektar, terdiri dari irigasi teknis pada sembilan DI dengan luas oncoran 4.979,32
hektar, irigasi semi teknis pada 98 DI dengan luas oncoran 9.159,75 hektar, dan irigasi sederhana
pada 52 DI dengan luas oncoran 1.993,98 hektar.
Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi (lihat Tabel 2.48) meningkat dari 12.727,50 ha
(78%) pada Tahun 2010 menjadi 13.380,19 ha (82%) pada Tahun 2011 atau lebih luas 489,52 ha
(3,8%) dari target 12.890,67 ha (79%).
Tabel 2.48 Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2007-2011
Saluran irigasi (Primer dan Sekunder) dalam kondisi baik
Tahun
Rencana (m)
%
Realisasi (m)
2007
11.911,64
73
12.074,81
2008
12.074,81
74
12.074,81
2009
12.237,98
75
12.401,16
2010
12.645,92
77,5
12.727,50
2011
12.890,67
79
13.380,19
Sumber: Dinas SDA, 2012
%
74
74
76
78
82
II-62
Tabel 2.49. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2010 dan 2011 Kabupaten Bantul
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bangunan
tempat
Ibadah
Masjid
Gereja
Pura
Vihara
Kelenteng
Lain-Lain
2010
Jumlah
(unit)
1715
44
2
-
2011
Jumlah pemeluk
Jumlah
(unit)
1,719
46
2
-
Rasio
846.850
37.462
667
-
1 : 493
1 : 851
1 : 333
-
Jumlah
pemeluk
846,850
37,999
677
370
-
Rasio
1:493
1:826
1:339
-
Kecamatan
Gereja
Pura
Vihara
Kec. Sewon
Jumlah
(unit)
105
Kec. Pandak
74
49,884
1,493
11
Kec. Pundong
78
32,337
866
Kec. Bantul
94
59,253
3,407
22
Kec. Sanden
109
36,246
393
Kec. Kretek
62
30,734
1,790
33
Kec. Sedayu
87
43,611
4,669
Kec. Dlingo
97
42,490
53
Kec. Jetis
103
51,075
1,728
10
Kec. Pajangan
41
32,712
932
11
Kec. Bambanglipuro
56
42,064
2,608
12
Kec. Piyungan
144
41,320
1,618
13
Kec. Srandakan
57
34,232
321
14
Kec. Banguntapan
220
86,420
4,794
234
81
15
Kec. Imogiri
111
61,547
927
16
Kec. Kasihan
245
79,722
9,418
267
247
17
Kec. Pleret
36
42,548
72
20
1,719
846,850
46
37,999
677
370
Jumlah
Jumlah
pemeluk
80,655
Jumlah
(unit)
1
Jumlah
pemeluk
2,910
Jumlah
(unit)
1
Jumlah
pemeluk
75
Jumlah
(unit)
-
Jumlah
pemeluk
32
II-63
D. Persentase rumah tinggal bersanitasi
Tabel 2.51 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi
2 Jumlah rumah tinggal
3 Persentase
Sumber:DPU 2011
2011
168.949
213.532
79,1
No
Kecamatan
Tempat
Pemakaman
Umum (TPU)
Jmh
Luas(m)
Tempat
Pemakaman
Bukan Umum
(TPBU)
Tempat
Pemakaman
Khusus (TPK)
Jmh
Luas(m)
Jmh
Luas(m)
Lain-lain
Jumlah Total
Jmh
Luas(m)
Tempat
Pemakam
an
Luas(m)
Kec. Sewon
189
255.270
210
190
255.480
Kec. Pandak
144
170.815
144
170.815
Kec. Pundong
112
64.665
700
100
120
65.465
Kec. Bantul
180
184.180
14
7.325
250
196
191.755
Kec. Sanden
81
28.931
81
28.931
Kec. Kretek
120
288.000
1.500
126
289.500
Kec. Sedayu
119
340.650
4.500
126
345.150
Kec. Dlingo
27
143.530
27
143.530
Kec. Jetis
169
129.812
1.000
450
40
173
131.302
10
Kec. Pajangan
Kec.
Bambanglipuro
Kec. Piyungan
83
899.460
7.650
88
907.110
140
178.500
1.500
141
180.000
11
12
15
Kec. Srandakan
Kec.
Banguntapan
Kec. Imogiri
16
Kec. Kasihan
17
Kec. Pleret
13
14
Jumlah
60
980.550
15.000
62
995.550
81
75.200
950
82
76.150
163
148.037
1.620
2.500
170
152.157
121
179.450
54.800
4.700
130
238.950
115
362.460
13
17.135
1.200
131
380.795
53
141.371
1.917
835
65
144.123
1.957
4.570.881
65
103.997
22
13.945
7.940
2.052
4.696.763
II-64
2.1.3.1.5.
A.
Penataan Ruang
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau di Kabupaten Bantul meliputi daerah sekitar sungai, taman
kota, lapangan olahraga dan makam, jalan, serta hinterland. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pembuatan taman hijau seluas 120 m2 di Komplek Perkantoran Baru Pemerintah
Kabupaten Bantul. Pembuatan taman hijau bertujuan untuk menambah luasan RTH, pencegahan
banjir, penurunan pencemaran udara, peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan
keindahan lingkungan.
B. Jumlah Bangunan Ber-IMB
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Di Kabupaten Bantul, jumlah bangunan ber-IMB dari Tahun 2009 sampai
Tahun 2011 berturut-turut adalah 50.000, 26.015, dan 16.000 (DPU, 2011). Jumlah IMB dari tahun
2009 sampai Tahun 2011 cenderung mengalami penurunan, hal ini terkait dengan telah selesainya
proses rekonstruksi gempa.
2.1.3.1.6.
A.
Perhubungan
Angkutan umum yang ada di Kabupaten Bantul berupa armada bis. Angkutan umum yang lain
seperti kereta api, kapal laut, dan pesawat udara tidak terdapat di Kabupaten Bantul. Adapaun
jumlah penumpang angkutan umum bis di Kabupaten Bantul dari Tahun 2007 2010 cenderung
mengalami penurunan (Tabel 2.53).
II-65
Tabel 2.53: Jumlah Penumpang Angkutan Umum Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
2010
1. Jumlah penumpang Bis
4.229.232
3.150.908
3.054.892
2.963.296
2. Jumlah penumpang Kereta api
3. Jumlah penumpang Kapal laut
Jumlah penumpang Pesawat
4.
udara
5. Total Jumlah Penumpang
4.229.232
3.150.908
3.054.892
2.963.296
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Tabel 2.54 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
Angkutan Umum
Jmlh
Pick up
Truck
4
5
6
7
Kereta gandengan
Mobil 8 Ton
Taksi
Khusus
Jumlah
Sumber: Dinas Perhubungan, 2011
2010
Jmlh KIR
27
736
6,769
3,589
14
152
146
9
11,442
Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan
umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Hal ini terbukti dengan kenaikan
jumlah kendaraan pribadi terutama roda dua.
B.
Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/ atau mobil penumpang
umum pada jaringan trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang
menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Jumlah izin trayek di Kabupaten Bantul
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.55. Jumlah Ijin Trayek Tahun 2007 s.d 2010 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
1. Izin Trayek perkotaan
13
13
2. Izin Trayek perdesaan
8
8
3. Jumlah Izin Trayek
21
21
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
2009
13
8
21
2010
13
8
21
II-66
C. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, danau untuk menerima
kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Kabupaten Bantul
pelabuhan laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pandansimo di Desa Poncosari
Kecamatan Srandakan sebagai pelabuhan perikanan dan pendukung wisata pantai. Pelabuhan
udara/bandara bisa diartikan sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana
transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Adapun jumlah terminal bis sampai Tahun 2011 sebanyak 4 terminal (Tabel 2.54).
Tabel 2.56: Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
1. Jumlah pelabuhan laut
2. Jumlah pelabuhan udara
3. Jumlah terminal bis
3
3
4
4
4
Jumlah
3
3
4
4
4
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Sistem transportasi darat (sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 tahun
2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Pasal 13 ayat 2) untuk pergerakan lokal
maupun regional didukung oleh pengembangan fasilitas angkutan darat di Kabupaten yang meliputi:
a.
terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri Kecamatan Imogiri dan di Desa Palbapang
Kecamatan Bantul;
b.
c.
stasiun penumpang dan stasiun barang serta pergudangan di Stasiun Sedayu; dan
d.
2.1.3.2.
2.1.3.2.1.
Penanaman Modal
Penanaman modal di Kabupaten Bantul difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan promosi
investasi. Pada Tahun 2011 investasi di Kabupaten Bantul lebih didominasi oleh investor asing yang
mencapai jumlah 53 investor (aktif 30) dibandingkan dengan investor dalam negeri yang hanya
berjumlah 15 (aktif 6). Dihitung berdasarkan nilai investasinya, Penanaman Modal Asing (PMA)
mencapai Rp 10.863.379.840,- dan US$ 17.719.988 sedangkan nilai investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 200.172.644.150,71,-. Selain itu, penanaman modal asing juga
II-67
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.969 orang yang terdiri dari 56 tenaga kerja asing dan
6.913 orang WNI. Adapun investor dalam negeri hanya mempekerjakan tenaga kerja sejumlah 3.260
orang. Perlu diketahui bahwa data investasi mengalami perubahan yang signifikan karena sebelum
Tahun 2011, pencatatan hanya berdasarkan legal formal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), berupa surat persetujuan, izin prinsip, dan izin usaha. Sedangkan mulai Tahun 2011,
pengumpulan data juga berdasarkan verifikasi Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) untuk
mengetahui realisasi penanaman modal dan perkembangan usaha sehingga dapat diketahui aktiftidaknya kegiatan penanaman modal tersebut. Pada Tahun 2011 tercatat lima PMA yang
mengajukan izin penanaman modal di Kabupaten Bantul dan dua di antaranya telah memperoleh
izin serta melaporkan kegiatan usahanya (Tabel 2.57).
Tabel 2.57 Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
Tahun
2010
2011
Jenis
Jumlah
Investor
Tenaga Kerja
Nilai Investasi
Aktif Pasif
WNA
WNI
US$
PMA
51
117
9.513
29.730.328
PMDN
13
13
3.510
Rp
PMA
30
23
56
6.913
17.719.988
PMDN
3.260
Ket.
266.278.885.773 Data
173.438.101.000 termasuk
rencana
10.863.379.840 Seluruhnya
200.172.644.150,71 data
realisasi
Adapun capaian nilai investasi Tahun 2011 baik investasi pemerintah, masyarakat maupun investasi
dalam negeri melebihi dari target RKPD Tahun 2011. Namun untuk investasi PMA masih jauh
dibawah target RKPD Tahun 2011, hal ini merupakan dampak adanya krisi global.
Tabel 2.58 Nilai Investasi Kabupaten Bantul Tahun 2011
Investasi
Pemerintah
Masyarakat
PMDN
PMA
Total Investasi
Sumber : Disperindakop, AP, DPKAD Tahun 2012
2.1.3.2.2.
Tahun 2011
334.808.689.124,00
211.036.023.990,71
200.172.644.150,71
170.343.271.840,00
916.360.629.105,42
pada revitalisasi koperasi serta fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun sasarannya adalah peningkatan
kinerja dan produktifitas usaha koperasi dan UKM. Di Kabupaten Bantul sampai saat ini terdapat 458
koperasi yang didominasi koperasi primer sejumlah 438. Dilihat dari kondisi koperasi, terdapat 380
koperasi aktif (83%) dan 78 koperasi tidak aktif (17%) (lihat Tabel 2.59)
Tabel 2.59 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
1 Koperasi aktif
246
278
322
2 Koperasi kurang aktif
74
100
85
3 Jumlah koperasi
320
378
407
4 Persentase koperasi aktif
76%
73%
79%
Sumber : Disperindakop,2012
2010
358
85
443
81%
2011
380
78
458
83%
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam bidang koperasi diantaranya
karena belum optimalnya penataan manajemen dan organisasi koperasi, terbatasnya permodalan
koperasi dan belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi. Adapun upaya yang
telah dilakukan antara lain melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan
lebih intensif, penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non perbankan serta
keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik dari APBD Kabupaten ,Propinsi maupun dari
pemerintah pusat serta memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan koperasi. Adapun
jumlah koperasi menurut jenisnya di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.4 Jumlah Koperasi Menurut Jenis di Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011
II-69
B. Jumlah UKM dan BPR/LKM
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan mengembangkan
koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing,
sehingga secara makro mampu mendukung pembangunan ekonomi di Kabupaten Bantul.
Sasaran pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul antara lain
meningkatnya kinerja, produktivitas usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
meningkatnya akses kelembagaan keuangan dan permodalan pada UMKM/Industri Kecil dan
Menengah (IKM), meningkatnya sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi UMKM/IKM,
meningkatnya kualitas dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan UKM, serta terwujudnya
masyarakat yang berjiwa wirausaha (entrepreneur) tinggi dan mampu mengembangkan potensi dan
sumber daya yang ada. Perkembangan jumlah UKM dan BPR di Kabupaten Bantul dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.60 Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
Uraian
2009
44,778
15
44,763
2010
44,778
15
44,763
2011*)
44,778
15
44,763
Kependudukan
A. Pertumbuhan penduduk
Data jumlah penduduk Kabupaten Bantul dari Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.61.
Angka laju pertumbuhan penduduk menurun dari tahun ke tahun sehingga kondisi ini menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.
Tabel 2.61 Angka Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No
1
2
3
4
5
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Penduduk
872.866
886.061
899.312
911.503
921.263
II-70
B. Pengelompokan penduduk
Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan
dengan banyak sektor seperti tenaga kerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran
penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan yang lebih
tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tersebut.
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada
suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan proporsi
umur berdasarkan kelompok umur terbesar pada umur 40 tahun ke atas (37,16%), kedua pada
kelompok umur 25-39 tahun (24,13%), sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 10-14
tahun (7,46%).
Berdasarkan data pada tabel berikut dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang
kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan perhatian lebih.
Pada usia 25-39 tahun yang proporsinya juga cukup besar dan merupakan kelompok umur produktif
maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.
Tabel 2.62 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kelompok Umur
Jumlah
0-9
10-14
15-19
20-24
25-39
40+
1 Srandakan
4.160
2.066
2.177
1.834
6.237
12.194
28.668
2 Sanden
4.184
2.248
2.288
1.638
6.170
13.216
29.744
3 Kretek
3.928
2.133
2.188
1.699
6.084
13.291
29.323
4 Pundong
4.546
2.355
2.418
2.039
6.880
13.541
31.779
5 Bambanglipuro
5.598
2.675
2.699
2.268
8.212
16.028
37.480
6 Pandak
7.016
3.562
3.628
3.190
10.824
19.688
47.908
7 Bantul
9.034
4.299
4.532
4.372
13.872
23.645
59.754
8 Jetis
8.155
3.749
3.917
3.619
12.506
20.367
52.313
9 Imogiri
8.613
4.034
4.163
3.908
13.395
22.423
56.536
10 Dlingo
5.257
2.920
2.782
2.294
7.898
14.516
35.667
11 Pleret
7.621
3.452
3.626
3.308
11.279
14.445
43.731
12 Piyungan
8.153
4.324
4.155
3.459
11.960
17.376
49.427
13 Banguntapan
20.062
8.844
9.626
12.724
32.430
38.824
122.510
14 Sewon
16.341
7.768
8.510
10.009
27.150
35.923
105.701
15 Kasihan
17.573
8.318
9.108
11.476
28.809
37.424
112.708
16 Pajangan
5.268
2.511
2.511
2.447
8.105
12.244
33.216
17 Sedayu
7.151
3.400
3.400
3.078
10.554
17.254
44.798
Jumlah
142.660
68.749
71.728 73.362
222.365
342.399
921.263
Persentase
15,48
7,46
7,78
7,96
24,13
37,16
100,00
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
Kecamatan
II-71
2.1.3.2.4.
A.
Ketenagakerjaan
Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja
pada suatu wilayah tertentu. Jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja
dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan kesempatan bekerja.
Untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja ini diantaranya melalui program untuk persediaan
tenaga kerja (menambah jenis pelatihan sesuai kondisi pasar, meningkatkan bantuan pendidikan
bagi tenaga kerja, meningkatkan program keluarga berencana untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan tenaga kerja), program untuk kebutuhan tenaga kerja (meningkatkan kapasitas dan
peralatan serta kemampuan pengajar di sekolah sekolah kejuruan, melaksanakan pelatihan
wirausaha bantuan permodalan dan fasilitas, memberikan insentif dan kemudahan dalam bidang
investasi) dan program untuk pengangguran (pembangunan informasi pasar kerja yang mudah
diakses, peningkatan penempatan tenaga kerja luar negeri melalui pemasaran, pelatihan, bantuan
permodalan). Pada Tahun 2010 angkatan kerja di Bantul sebanyak 481.420 orang menjadi 505.786
orang pada Tahun 2011 atau naik sekitar 4,8%. Jumlah angkatan kerja laki-laki dan perempuan di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini hampir sama, yaitu laki-laki sebesar 262.020 jiwa dan
perempuan sejumlah 243.766 jiwa. Jumlah penduduk angkatan kerja menurut kelompok umur dan
tingkat pendidikan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.5 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2011 Kabupaten Bantul
II-72
Gambar 2.6 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
B.
Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat
memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan. Jumlah
penduduk yang ada dalam suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha
yang ada. Jika dilihat menurut jenis kelamin, komposisi penduduk yang bekerja dengan jenis
kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan yang masing-masing sebesar 215.894 jiwa (53%)
dan 191.797 jiwa (47%).
Komposisi penduduk yang bekerja Tahun 2011 secara umum didominasi oleh kelompok umur 25-34
tahun dan > 35 tahun. Dari struktur data tersebut terlihat bahwa penduduk yang bekerja pada
kelompok umur > 35 tahun jumlahnya sangat tinggi. Kondisi seperti ini sangat dimungkinkan sebagai
akibat adanya kecenderungan bahwa mereka yang sudah habis masa kerjanya, setelah beberapa
tahun kemudian tetap menjalankan kegiatan yang memiliki nilai ekonomi baik dalam hubungan kerja
(kegiatan ekonomi formal) maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).
II-73
Tabel 2.63 Penduduk Yang Bekerja menurut kelompok umur Tahun 2011
Kelompok umur
Tahun 2011
15-19 th
44.388
20-24 th
69.873
25-34 th
117.747
35 th +
175.683
Jumlah
407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTA jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan
strata pendidikan yang lainnya. Disusul penduduk bekerja dengan pendidikan SLTP.Kondisi ini
sejalan dengan banyaknya jumlah pencari kerja lulusan SLTA dan SLTP sementara lapangan kerja
yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut dengan kualifikasi yang dibutuhkan
sangat terbatas, sementara saingan pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang sama jumlahnya
banyak.
Tabel 2.64 Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011
Pendidikan
Tahun 2011
Tidak tamat SD
41.120
SD
84.140
SLTP
109.311
SLTA
131.317
Akademi
23.896
Perguruan Tinggi
17.907
Jumlah
407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi dalam penyerapan
tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, meskipun jumlahnya cenderung menurun sekitar
6,6%. Menurunnya proporsi jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian diduga karena para
pencari kerja lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian.
Tabel 2.65 Penduduk Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011
Lapangan Usaha
1.Pertanian
2.Pertambangan dan Penggalian
3.Industri Pengolahan
4.Listrik, Gas dan Air
5.Bangunan
6.Perdagangan,Hotel dan Restoran
7.Angkutan dan Komunikasi
8.Keuangan Persewaan dan jasa Perusahaan
9.Jasa Lainnya
Jumlah
Tahun 2010
179.040
7.419
35.979
5.526
50.446
52.398
11.504
16.761
41.215
400.289
Tahun 2011
167.192
5.213
38.232
5.771
55.021
58.600
15.540
16.986
45.135
407.691
C. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah pengangguran di Kabupaten Bantul pada
Tahun 2011 sebesar 29.219 orang atau sebesar 5,8% dari jumlah penduduk angkatan kerja
(505.786 orang). Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi pengangguran ini diantaranya
melalui program kerja sama penempatan tenaga kerja di Malaysia, inkubasi bisnis, uji coba
wirausaha, subsidi program, padat karya produktif dan infrastruktur serta perluasan lapangan keja.
Jika dilihat menurut jenis kelamin jumlah penganggur laki-laki dibanding penganggur perempuan
tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Tabel 2.66 Penganggur Terbuka menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2011
Jenis kelamin
Tahun 2010
Laki-laki
14.048
Perempuan
16.091
Jumlah
30.139
Sumber : Disnakertrans 2011
2.1.3.2.5.
A.
Tahun 2011
13.745
15.474
29.219
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja
pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan.
Tabel 2.67. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2009 2011
Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
2
2
1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II
36
43
2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III
161
189
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV
6161
6330
4 Pekerja perempuan di pemerintah
6360
6564
5 Jumlah pekerja perempuan
50
52
6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah
Sumber:Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
B.
2011
2
42
212
6196
6452
52,60
Kasus KDRT di Kabupaten Bantul belum dapat dipantau secara keseluruhan dikarenakan belum
semua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mau melaporkan kasusnya ke pihak yang
berwenang. Diharapkan dengan adanya pemberian pelayanan dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang bersedia melaporkan kasus dan mengalami tindak kekerasan/KDRT
akan menjadi solusi yang tepat.
II-75
Tabel 2. 68 Rasio KDRT Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1
Jumlah KDRT
2
Jumlah Rumah Tangga
3
Rasio KDRT
Sumber: BKKPP & KB kabupaten Bantul
2010
47
256.463
0,018
2011
59
258.294
0,022
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih kurang. Hal ini dapat
dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih
relatif cukup rendah. Solusi yang dilakukan diantaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya
Pokja PUG di Kabupaten Bantul serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG bagi
stakeholder.
Tabel 2.69: Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
Perempuan
Perempuan Dalam Perempuan Upah
Perempuan Di
Tahun
Pekerja
Angkatan Kerja
Pekerja Non
IDG
Parlemen (%)
Profesional (%)
(%)
Pertanian
2010
15,6
6,46
43,08
800,0
63,83
2011
15,6
7,62
34,82
800,0
64,03
Sumber: SP 2010 dan Disnakertrans, 2012
2.1.3.2.6.
A.
Rasio akseptor KB
Program Keluarga Berencana yang telah berhasil dilaksanakan meliputi penyediaan pelayanan KB
dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pelayanan KIE, peningkatan perlindungan hak reproduksi
individu, promosi pelayanan KHIBA, pembinaan Keluarga Berencana, pengadaan sarana mobilitas
tim KB keliling, pendampingan kegiatan Harganas dan mengikuti Jambore PKB/PLKB tingkat
nasional.
Tujuan program Keluarga berencana adalah mengendalikan jumlah kelahiran sehingga laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali dengan tujuan kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.
Gambaran jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB Aktif (PA) dan perbandingan PA/PUS
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 70 Rasio Akseptor KB Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah akseptor KB (PA)
2 Jumlah pasangan usia subur (PUS)
3 Rasio akseptor KB (PA/PUS)
2009
116.781
149.766
0,780
2010
120.583
151.654
0,795
2011
120.697
151.998
0.794
II-76
Tabel 2. 71 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
11.977
6.621
4.681
8.128
3.986
3.970
6.124
6.424
7.661
4.452
4.801
6.890
3.750
14.245
8.344
12.268
6.261
120.583
Jumlah pasangan
usia subur (PUS)
15.376
8.233
5.721
9.956
5.101
4.951
7.725
7.783
9.639
5.548
6.185
8.552
4.671
17.536
10.614
16.214
7.849
151.654
Rasio Akseptor KB
(PA/PUS)
0,779
0,804
0,802
0,816
0,781
0,802
0,793
0,825
0,795
0,803
0,776
0,806
0,803
0,812
0,786
0,757
0,798
0,795
2011
3
7
10
B. Penyiaran radio/TV
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV nasional maupun radio/TV
lokal yang masuk daerah. Jumlah penyiaran radio/TV lokal ditampilkan dalam tabel berikut:
II-77
Tabel 2. 73 Jumlah Penyiaran Radio/TV Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
4
1
Jumlah penyiaran radio lokal
2
Jumlah penyiaran radio nasional
3
3
Jumlah penyiaran TV lokal
4
Jumlah penyiaran TV nasional
7
5
Total penyiaran radio/TV lokal
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bantul
2010
3
1
4
2011
3
2
5
Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional di daerah maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa media
elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
2.1.3.2.8.
Pertanahan
2011
506,85
0,984
17.830,1
18.9357
2%
35%
37,40%
Lembaga Pemberdayan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan desa atau kelurahan dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.
II-78
Tabel 2.75 Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
2009
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
2010
2011
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75
17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313
4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75
17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313
4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75
17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Beraklak mulia
dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta
kesadaran hokum dan lingkungan. Kelompok binaan PKK adalah kelompok-kelompok masyarakat
yang berada di bawah Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk berdasarkan
kewilayahan atau kegiatan seperti kelompok dasawisma dan kelompok sejenis. Jumlah kelompok
binaan PKK dari tahun 2009 2011 meningkat, hal ini membuktikan bahwa keaktifan masyarakat
Bantul dalam pembangunan daerah semakin besar melalui PKK (Tabel 2.76).
II-79
Tabel 2.76 Kelompok Binaan PKK Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
2009
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
Jmlh
Kelompok
Binaan
83
54
50
48
60
86
66
121
77
98
98
131
67
70
159
87
47
1402
2010
Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
Jmlh
Kelompok
Binaan
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1926
2011
Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
Jmlh
Kelompok
Binaan
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1926
Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
warga Negara Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak di
bidang kegiatan tertentu dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,
yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Jumlah LSM yang terdaftar di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sejumlah 129 LSM.
Tabel 2.77 Jumlah LSM Aktif Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten Bantul
2009
No
Uraian
1 Jumlah LSM terdaftar
2 Jumlah LSM tidak aktif
3 Jumlah LSM aktif
Sumber: Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul
2.1.3.2.10.
2010
-
2011
129
-
Perpustakaan
pengunjung perpustakaan daerah sebanyak 30.119 pengunjung. Adapun pengunjung tersebut terdiri
dari pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum.
Tabel 2.78 Jumlah Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
1
Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)
611
2
Jumlah Perpustakaan milik non pemda
48
3
Total Perpustakaan
659
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul
2010
611
48
659
Tabel 2.79 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
1
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik Pemerintah Daerah
32,639 38,374
(pemda)
2
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik non pemda
3
32,639 38,374
Total Pengunjung Perpustakaan
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul
2011
611
90
701
2011
30,119
30,119
Uraian
Jumlah polisi pamong praja
Jumlah penduduk
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
2009
75
899312
2010
81
911503
2011
79
921263
Petugas perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah Linmas menggambarkan
kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah upaya
mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial
yang interaktif.
II-81
Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.81 Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
Jumlah Linmas
2009
2010
2011
TPS
4276
4260
4233
Desa
750
750
750
Kecamatan
527
527
527
Kabupaten
100
100
100
Jumlah
5653
5637
5610
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau event kepemudaan yang diselenggarakan dalam
bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis. Kepemudaan
sendiri bermakna segala hal tentang kepemudaan.
Tabel 2.82 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
Kecamatan
Kec. Sewon
1
Kec. Pandak
2
Kec. Pundong
3
Kec. Bantul
4
Kec. Sanden
5
Kec. Kretek
6
Kec. Sedayu
7
Kec. Dlingo
8
Kec. Jetis
9
Kec. Pajangan
10
Kec. Bambanglipuro
11
Kec. Piyungan
12
Kec. Srandakan
13
Kec. Banguntapan
14
Kec. Imogiri
15
Kec. Kasihan
16
Kec. Pleret
17
Jumlah
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul
2.1.4.
2011
16
15
16
20
15
15
14
14
17
16
15
16
16
15
17
17
16
270
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai
dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan
II-82
salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.1.4.1.
2.1.4.1.1.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Angka konsumsi RT per kapita)
Tabel 2.83 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2009 2010 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
4,802.89
1 Total Pengeluaran RT
250,232
2 Jumlah RT
Sumber: BPS Bantul
2.1.4.1.2.
2010
5,158.79
264,729
Produktifitas daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan kerja
yang menunjukkan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per
sektor.
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas
ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada
dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing
daerah.
Tabel 2.84 Produktivitas per Sektor Kabupaten Bantul
No
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
Sektor
PDRB
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah Angkatan Kerja
2009
(Rp)
3.779.948
2010
%
100.00
(Rp)
3.967.928
2011
%
100.00
(Rp)
4.176.868
%
100.00
919.417
35.783
610.781
34.448
434.409
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
933.260
36.525
647.939
36.289
454.480
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
950.491
36.576
680.271
37.969
482.930
22.76
0.88
16.29
0.91
11.56
746.833
268.145
19,76
7,09
789.789
287.236
19,90
7,24
844.427
308.199
20.22
7.38
230.768
499.364
471.112
6,11
13,21
252.015
530.397
481.420
6,35
13,37
271.556
564.448
505.786
6.50
13.51
sektor) yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan kerja dalam
sektor yang bersangkutan.
II-83
2.1.4.2.
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan
ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di
daerah dan antar-wilayah.
2.1.4.2.1.
Tabel 2.85 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten
Bantul
No
Uraian
Satuan
2009
2010
2011 *)
1
Jumlah Orang
orang
3,054,892
2,963,296
987,764
2
Jumlah Barang
ton
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul
2.1.4.2.2.
Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas rencana kawasan
budidaya sesuai dengan RTRW. Program pengendalian banjir mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan. Program ini meliputi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan bantaran
sungai dan tanggul sungai. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan banjir
khususnya untuk menurunkan luasan genangan akibat curah hujan tinggi. Pada Tahun 2010, daerah
yang tergenang air seluas 1.071,66 hektar, sedangkan pada Tahun 2011 berkurang menjadi
1.025,99 hektar atau turun 45,67 hektar (4,45%). Data bajir genangan Kabupaten Bantul disajikan
pada Tabel 2.86 dan Tabel 2.87.
Tabel 2.86 Data Banjir Genangan Akibat Curah Hujan Tinggi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
Tabel 2.87 Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2010
1.071,66
1
Banjir genangan (ha)
2
2,701.62
Banjir luapan (ha)
Sumber: BPBD Kabupaten Bantul
2011
1.025,99
3,857.41
II-84
2.1.4.2.3.
2010
177.8
130.45
17.54
14.97
14.84
2011*
92.06
67.27
9.39
7.91
7.5
Tabel 2.89 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
2011 *)
1 RT dengan daya 450 watt
92,686
92,331
92,405
2 RT dengan daya 900 watt
30,422
33,493
34,878
3 RT dengan daya 1.300 watt
5,265
5,656
6,100
4 RT dengan daya 2.200 watt
1,305
1,497
1,673
5 RT dengan daya > 2.200 watt
276
365
399
6 Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik
129,954 133,342
135,455
Sumber: PLN Bantul (*Data sampai dengan bulan Juni 2011)
2.1.4.2.5.
Ketersediaan penginapan
Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari
waktu ke waktu. Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya faktor keamanan (baik dalam hal
keamanan fisik-pribadi, maupun keamanan sosial politik). Kondisi pariwisata sangat rentan terhadap
isu-isu keamanan, seperti isu wabah penyakit, demo anarkis, bencana alam dan sebagainya.
Namun demikian, dua tahun pasca gempa telah menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan (kenaikan jumlah pengunjung). Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata
di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Peningkatan jumlah wisatawan baik
domestik maupun asing mengalami peningkatan pada Tahun 2011 seharusnya juga didukung
dengan peningkatan jumlah perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul. Namun
perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul relatif stagnan, ini menunjukkan masih
perlunya upaya-upaya yang bisa mendorong peningkatan sarana prasarana wisata di Kabupaten
Bantul.
II-85
Tabel 2.90 Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2009
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
3
950
4
170
7
130
3
34
-
Uraian
Usaha restoran golongan tertinggi
Usaha restoran golongan menengah
Usaha restoran golongan terendah
Usaha rumah makan kelas A
Usaha rumah makan kelas B
Usaha rumah makan kelas C
Usaha rumah makan kelas D
Usaha rumah makan kelas
Jenis Usaha Restoran
Jenis Usaha Rumah Makan
17
1284
2010
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
5
820
8
312
7
181
1
12
21
1325
2011
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
5
108
1
16
2
23
8
147
Jenis
Penginapan/
Hotel
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 2
Hotel Bintang 1
Hotel Non
Bintang (hotel
melati dan
penginapan
lainnya)
Total jumlah
penginapan/ hotel
2009
2010
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
Jmlh
Tempat
Tidur
-
180
180
2011*)
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
1
-
60
-
Jmlh
Tempat
Tidur
120
-
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
1
-
83
-
Jmlh
Tempat
Tidur
166
-
184
184
184
185
Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena menentukan
dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik, maka perekonomian akan tumbuh
dengan baik selama proses investasi tersebut menghasilkan output yang efisien.
Perkembangan investasi di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini
merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif, misalnya
penyederhanaan prosedur birokrasi, perbaikan /pengembangan infrastruktur pasca gempa, sistem
informasi serta promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu
pintu.
II-86
2.1.4.3.1.
Angka kriminalitas
Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu.
Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat
kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.Dari tabel dibawah dapat dilihat
bahwa angka kriminalitas Kabupaten Bantul dari pada Tahun 2011 ini menurun dibandingkan pada
Tahun 2010.
Tabel 2. 92 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
9
10
Jenis Kriminal
Jumlah kasus Narkoba
Jumlah kasus Pembunuhan
Jumlah Kejahatan Seksual
Jumlah kasus Penganiayaan
Jumlah kasus Pencurian
Jumlah kasus Penipuan
Jumlah kasus Pemalsuan uang
Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun
Jumlah Penduduk
Angka Kriminalitas (8)/(9)
2009
24
7
9
99
386
133
1
1011
842056
0.001201
2010
29
5
18
110
641
201
1
1560
909812
0.001715
2011
14
1
11
33
153
50
1
434
910572
0.000477
Jumlah Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang
dihadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut.
Tabel 2.93 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Bantul
No
Uraian
1
Bidang Politik
2
Ekonomi
3
Kasus pemogokan kerja
4
Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa
Sumber: Kantor Pol PP Kabupaten Bantul
2.1.4.3.3.
2009
3
3
6
2010
2
5
7
2011
2
2
Kemudahan perijinan
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki
oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terusmenerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan
perijinan. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan
investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Bagi Kabupaten Bantul
upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dalam proses perijinan terus ditingkatkan terutama
II-87
sekali melalui reformasi di bidang perijinan. Langkah strategis yang dilakukan adalah membentuk
lembaga perijinan pada Tahun 2008 setingkat eselon II berbentuk dinas. Dengan adanya instansi
tersendiri ini maka telah dilakukan efisiensi waktu pengurusan dari 30 hari menjadi 12 hari, sehingga
masyarakat semakin puas terhadap layanan tersebut. Selain itu dihasilkan pula metode pengurusan
ijin secara paralel sehingga satu langkah pengurusan memperoleh dua ijin atau lebih. Adapun ijin
yang telah dihasilkan adalah 9.330 perijinan, yang meliputi: ijin gangguan sebanyak 992, IMB
sebanyak 1.085, ijin usaha perdagangan sebanyak 799, tanda daftar perusahaan sebanyak 165,
dan sisanya sebanyak 6.289 berupa ijin-ijin lainnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah pemohon
yang meminta ijin sebanyak 11.518 pemohon, maka prosentasenya adalah 81,00% selama satu
tahun.Hal ini menunjukkan kinerja yang cukup baik bagi Pemerintah Daerah karena telah mampu
meningkatkan pelayangan yang mudah, murah, dan cepat. Implementasi kemudahan perijinan dapat
ditunjukkan dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.94 Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011
No
Tahun
Jumlah PAD
Jumlah Pendapatan
PAD/ Pendapatan (%)
1 2007
57.229.726.493,62
727.836.911.979,62
7,86
2 2008
69.800.761.508,85
1.023.590,207.758,85
6,82
3 2009
88.691.362.690,38
882.149.788.429,75
10,05
4 2010
81.637.099.293,07
986.866.902.363,07
8,27
5 2011
128.900.086.173,41
1.180.550.742.432,41
10,92
Sumber: DPKAD Kabupaten Bantul 2011
2.1.4.3.4.
Peraturan Daerah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui
perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah
terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha dibatasi yaitu perda terkait
dengan perijizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan
ketenagakerjaan.
Tabel 2. 95 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
1 Jumlah Perda terkait perijinan
3
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa
3 Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan
Sumber: Bagian Hukum Kabupaten Bantul
2.1.4.3.5.
2010
4
2011
2
1
Berdasarkan statusnya desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi menjadi desa pedesaan (rural area)
dan desa perkotaan (urban area). Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Perda
II-88
mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan
perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa,
sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.
Tabel 2.96 Desa Tertinggal di Kabupaten Bantul
No
Nama Desa
Status
1
Seloharjo
Perkotaan
2
Triharjo
Perkotaan
3
Argosari
Perkotaan
4
Jatimulyo
Pedesaan
5
Poncosari
Perkotaan
6
Gadingsari
Perkotaan
7
Caturharjo
Perkotaan
8
Selopamioro
Pedesaan
9
Mangunan
Pedesaan
10
Muntuk
Pedesaan
11
Terong
Pedesaan
12
Segoroyoso
Perkotaan
13
Bawuran
Pedesaan
14
Wonolelo
Pedesaan
15
Triwidadi
Pedesaan
16
Guwosari
Perkotaan
Sumber: BPS Bantul, 2010
Skor
31
35
36
36
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
Keterangan
Sangat tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Berdasarkan hasil survei BPS pada Tahun 2009 dan koordinasi bersama Pemerintah Daerah pada
Tahun 2010 di Kabupaten Bantul terdapat 15 desa tertinggal dan 1 desa sangat tertinggal. Adapun
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.96 diatas.
2.1.4.4.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan
nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam
pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar
mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping
itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing
daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan penduduk.
II-89
2.1.4.4.1.
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah
menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas
tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri.
Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas
tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan
penduduk yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3.
Tabel 2.97. Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah lulusan S1
2 Jumlah lulusan S2
3 Jumlah lulusan S3
4 Jumlah lulusan S1/S2/S3
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
2.2.
2009
5.288
309
5.597
2010
5.459
371
5.830
2011
5.654
444
1
6.099
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2011 dan Realisasi
RPJMD Tahun 2011-2015
Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Tahun 2011 merupakan data dasar dalam
penyusunan RKPD Tahun 2013. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
tahun lalu meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan
wajib/pilihan pemerintahan daerah.
Aspek evaluasi yang dilakukan mencakup :
1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan
4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program
atau kegiatan
Adapun hasil evaluasi capaian indikator kinerja program dan kegiatan Tahun 2011 disajikan dalam
tabel berikut:
II-90
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Kode
Program
8=(7/6)
10=(7+9)
11=(10/4)
12
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
URUSAN WAJIB
1 01
Pendidikan
1 01 xx 15 Program pendidikan anak usia
dini
APK PAUD
55
55,00
57,91
105,29
56,50
57,91
105,07
105
92,39
87,99
105,05
92,39
Din. Dikdas
APK SMP/MTs
APM SD/MI
APM SMP/MTs
Tk kelulusan SD/MI
Tk kelulusan SMP/MTs
NEM rata2 SD/MI
%
%
%
%
%
nilai
angka
98,49
94,42
79,82
99,98
95,5
-
98,49
94,42
79,82
99,98
95,5
7,20
87,97
81,76
62,09
99,99
99,16
7,70
89,32
86,59
77,79
100,01
103,83
106,94
98,85
94,75
81,5
99,99
96,5
7,25
87,97
81,76
62,09
99,99
99,16
7,70
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
nilai
angka
7,10
7.00
98,59
7,15
7.00
Din. Dikdas
SD=90,
SMP=87
SD=92, SMP = 90
SD=102.2
2;
SMP=105.
75
Din. Dikdas
Buah
30
17
18
105,88
19
20
66,67
Din. Dikdas
Buah
48
28
40
142,86
33
45
93,75
Din. Dikdas
Buah
100,00
25,00
Din. Dikdas
Buah
100,00
33,33
Din. Dikdas
Buah
Buah
1
2
0
0
0
0
0,00
0,00
0
0
0
0
0,00
0,00
Din. Dikdas
Din. Dikdas
83,00
83,00
69,88
84,19
83,50
69,88
APK SMA/SMK
II-91
Kode
Program
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
APM SMA/SMK
4
-
5
64,00
6
64,00
7
50,27
8=(7/6)
78,55
9
65,00
10=(7+9)
50,27
11=(10/4)
-
12
Din. Dikmen &
NF
90
91,00
101,11
Buah
40
33
33
100,00
35
35
87,50
Buah
50,00
Pelaksanaan sertifikat
pendidik
orang
8450
1400
1542
110,14
1500
3042
36,00
BKD
siswa
28
30
27
110,00
30
27
103,57
Din. Dikdas
siswa
28
33
29
112,12
30
29
96,43
Din. Dikdas
orang
orang
12,5
18,5
13,8
19,25
14
19,01
98,55
101,25
13,6
19,2
14
19,01
88,00
97,24
Din. Dikdas
Din. Dikdas
0,03
0,03
0,04
66,67
0,02
0,04
Din. Dikdas
0,09
0,09
0,12
66,67
0,08
0,12
Din. Dikdas
tahun
6,26
6,23
100,48
6,24
6,23
Din. Dikdas
tahun
3,01
3,01
100,00
3,01
3,01
Din. Dikdas
Buah
10
2 (SMK), 5 (SMA)
116,67
80,00
Buah
24
17
17
100,00
18
18
75,00
Buah
100,00
100,00
II-92
Kode
Program
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Buah
4
2
5
-
6
0
7
0
8=(7/6)
0,00
9
0
10=(7+9)
0
11=(10/4)
0,00
12
Din. Dikmen &
NF
siswa
32
34
29
114,71
32
29
109,38
orang
100,00
100,00
0,50
0,90
0,83
107,78
0,85
0,83
Tk kelulusan SMA/SMK
98,10
98,10
99,70
101,63
98,20
99,70
nilai
angka
7,06
7,58
107,37
7,31
7,58
91,54
89,94
91,03
101,21
90,34
91,03
99,44
2,05
data di BPS
tahun
3,01
3,01
100,00
3,01
3,01
th
71,50
71,25
71,25
71.31
100,08
71,30
71.31
99,73
Dinkes
AKI
/100rb KH
Angka kesakitan DBD
/100rb
Angka kematian DBD
%
Penemuan kasus TB
%
Penyembuhan kasus TB
%
KIE kelompok kunci (HIV)
%
KIE kelompok rentan (HIV)
%
70
50
0,3
70
90
80
80
80
0,5
0,7
55
86
-
100
54
0,7
55
86
40
40
111,2
0,27
0,8
46,02
86
100
100
88,80
199,50
85,71
83,67
100,00
250,00
250,00
90
53
0,6
60
87
50
50
101,2
0,27
0,7
51,02
87
110
110
55,43
199,46
72,89
96,67
137,50
137,50
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
60
35
74
211,43
40
79
131,67
Dinkes
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Dinkes
40
8 desa purnama
10
Dinkes
II-93
Kode
Program
1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat
3
PHBS kategori baik (biru)
1. Angka gizi buruk
%
%
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
0,28
5
75
0,32
6
0,32
7
38,1
0,29
8=(7/6)
50,80
109,38
9
0,31
10=(7+9)
0,28
11=(10/4)
100,00
12
Dinkes
Dinkes
%
%
7,5
9.5
100
9.5
100
11.24
100
81,68
100,00
9
100
10,74
100
56,80
Dinkes
Dinkes
Jamban sehat
85
65
65
81,93
126,05
70
86,93
102,27
Dinkes
Air bersih
Rumah sehat
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:
%
%
90
85
75
65
75
65
81,02
65,58
108,03
100,89
78
70
84,02
70,58
93,36
83,04
Dinkes
Dinkes
Dinkes
a. Penemuan AFP
b. Penemuan penderita
pneumonia Balita
%
%
100
35
100
15
150
6,6
150,00
44,00
100
20
150
6,6
150,00
18,86
Dinkes
Dinkes
70
70
44,25
63,21
70
44,25
63,21
Dinkes
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Dinkes
e. Penemuan penderita
diare
20
16
13
81,25
16
13
65,00
Dinkes
100
95
97,18
102,29
95
97,18
97,18
Dinkes
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
100
100
96,8
96,80
100
96,8
96,80
Dinkes
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
100
100
81
81,00
100
81
81,00
Dinkes
II-94
Kode
Program
3
Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
100
5
-
6
100
7
100
8=(7/6)
100,00
9
100
10=(7+9)
100
11=(10/4)
100,00
12
Dinkes
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Dinkes
100
30
33,3
111,00
45
33,3
33,30
Dinkes
Puskesmas=90.
Pustu=85
100
100,00
Dinkes
100
50
27,3
54,60
60
27,3
Dinkes
100
100
70
70,00
100
70
RSUD PS
100
100
99
99,00
100
99
RSUD PS
75-85
75-85
73,13
75-85
73,13
RSUD PS
Length of Stay
Bed Turn Over
Turn Over Interval
Rasio dokter per TT
hari
kali
hari
orang/TT
4-9
40-50
1-7
1/(4-7)
4-9
40-50
1-3
1/(4-7)
4,37
61,08
1,36
1/(7-8)
4-9
40-50
1-4
1/(4-7)
4,37
61,08
1,36
1/(7-8)
RSUD PS
RSUD PS
RSUD PS
RSUD PS
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
1 02 xx 25 Program pengadaan,
Jumlah Puskesmas
peningkatan & perbaikan sarana terakreditasi TQM
& prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya
Kondisi sarana kesehatan
dalam keadaan baik
II-95
Kode
Program
3
Rasio paramedis per TT
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
(3-4)/2
6
(3-4)/2
7
(2-3)/2
8=(7/6)
9
(3-4)/2
10=(7+9)
(2-3)/2
11=(10/4)
orang/TT
12
RSUD PS
80
70
87,50
70
RSUD PS
/1000 KH
10
8.5
8.5
Dinkes
100
95
99,07
104,28
95
99,07
Dinkes
100
95
93,62
98,55
95
93,62
Dinkes
100
100
74,8
74,80
100
74,8
Dinkes
Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
100
100
100
100,00
100
100
Dinkes
100
100
100
100,00
100
100
Dinkes
95
95
89,66
94,38
95
89,66
Dinkes
100
100
80,88
80,88
100
80,88
Dinkes
%
%
95
100
85
100
86,3
100
101,53
100,00
86
100
86,3
100
Dinkes
Dinkes
II-96
Kode
Program
3
Cakupan pelayanan anak
balita
Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
1 03
Pekerjaan Umum
1 03 xx 15 Program pembangunan jalan dan Persentase panjang
jembatan
jaringan jalan beraspal
dalam kondisi baik
1 03 xx 16 Program pembangunan saluran Persentase layanan
drainase/gorong-gorong
jaringan air limbah terpusat
di APY
Pengembangan saluran
drainase permukiman
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
4
90
5
-
6
65
7
77,6
8=(7/6)
119,38
9
75
10=(7+9)
77,6
11=(10/4)
12
Dinkes
100
40
47,41
118,53
55
62,41
62,41
Dinkes
94
90
94,85
105,39
91
94,85
100,90
Dinas PU
11,5
2,27
113,64
26,09
Dinas PU
2500
500
770
0,00
500
300
12,00
Dinas PU
400 m
Dinas PU
km
61
11
32,2
292,73
12
33,3
100
100,00
50
84,00
81,50
81,50
83,00
101,84
82,50
83,00
98,81
Dinas SDA
84
78
82
105,13
80
82,5
98,21
Dinas SDA
unit
80
10
110
1100,00
15
125
156,25
Din. Pertahut
unit
10
100,00
40,00
Din. Pertahut
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
1 03 xx 17 Program pembangunan
turap/talud/brojong
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan jalan
dan jembatan
44,2
72,46
Dinas PU
Din.
Perhubungan
II-97
Kode
Program
3
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Gully plug)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
unit
4
25
5
-
6
5
7
5
8=(7/6)
100,00
9
5
10=(7+9)
10
11=(10/4)
40,00
12
Din. Pertahut
ha
50
10
15
150,00
10
25
50,00
Din. Pertahut
unit
500
100
600
600,00
100
700
140,00
BLH
1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau, dan Sumber
Daya Air Lainnya
Pencegahan pencemaran
air (jumlah usaha/kegiatan
yang memenuhi syarat adm
dan teknis dibagi usah/keg
yg diawasi)
100
40
60
150,00
60
60
60,00
BLH
80
55
55
65
55
68,75
Dinas PU
%
Unit
28
95
-
data di PDAM
0
0,00
25,00
Dinas PU
BPBD
paket
25
166,67
36,00
Bappeda
Pengembangan kawasan
BKM
paket
14
150,00
35,71
Bappeda
paket
23
200,00
12
52,17
Bappeda
Pengembangan kaw
Industri Sedayu&Piyungan
paket
13
200,00
23,08
Bappeda
Pengembangan kaw
Agrowst & Agropltn
paket
19
166,67
42,11
Bappeda
paket
200,00
50,00
Bappeda
II-98
Kode
Program
1
2
1 03 xx 34 Program pembangunan
infrastruktur pasar tradisional
Perumahan
1 04
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
3
Kondisi setiap pasar dalam
keadaan baik
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
4
100
5
85
6
31,25
Tercapainya perencanaan
kawasan permukiman
kumuh
100
Persentase peningkatan
lingkungan sehat
perumahan
7
35
10
20 (15 desa)
8=(7/6)
112,00
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9
50
10=(7+9)
35
11=(10/4)
35,00
12
Kantor Pengel.
Pasar
Bappeda
10
Unit
10
Penanganan kawasan
kumuh
kawasan
20%
Unit
rumah
25
100
100
100,00
100
100
100,00
Bappeda
150,00
Dinas PU /
Dinkes ??
Pengembangan IPAL
Komunal
50,00
1
0,00
Dinas PU
Dinas PU
20,00
BPBD
Bappeda
1 05 xx 17 Program pengendalian
pemanfaatan ruang
100
Perencanaan Pembangunan
1 06
1 06 xx 15 Program pengembangan
data/informasi
unit
40
100,00
15
24
60,00
Bappeda
unit
40
15
166,67
15
30
75,00
Bappeda
Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK
jml
20
500,00
25
312,50
Bappeda
II-99
Kode
Program
jml
4
7
jml
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
7
14
8=(7/6)
466,67
9
4
10=(7+9)
18
11=(10/4)
257,14
12
Bappeda
150,00
11
137,50
Bappeda
jml
300,00
100,00
Bappeda
unit
300,00
80,00
Bag. KPPD
1 06 xx 18 Program perencanaan
Jalan kabupaten yang
pengembangan wilayah strategis strategis 166 km
dan cepat tumbuh
100
Bappeda
60
Bappeda
1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah
100
90
98
108,89
90
1 06 xx 22 Program perencanaan
pembangunan ekonomi
0,2273
0,2507
0,2445
97,53
0,2505
Pertumbuhan PDRB
(ekonomi)
6,14
5,05%
5,18
5,27
101,74
5,42
5,27
85,83
Bappeda
Rp
4,78 trilyun
4,09 trilyun
4,777 trilyun
116,80
4,25 trilyun
4'777 trilyun
99,94
Bappeda
Bappeda
Rp
15,77 trilyun
10,02 trilyun
10,026 trilyun
100,06
11,22 trilyun
10,026 trilyun
63,58
Bappeda
Rp
4,89 juta
4,35 juta
4,53 juta
100,00
4,48 juta
4,53 juta
92,64
Bappeda
Rp
11,61 juta
9,55 juta
10,88 juta
113,93
10,02 juta
10,88 juta
93,71
Bappeda
dokumen
81
12
25
208,33
14
39
48,15
BLH
PDRB meningkat
PDRB Atas dasar harga
konstan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
6
3
1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan
3
Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK
98
98,00
Bappeda
4.177 M
Bappeda
II-100
Kode
Program
1
2
1 06 xx 25 Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana
1 07
Perhubungan
1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
3
Terwujudnya implementasi
RPP kawasan berbasis
mitigasi bencana
4
65%(48 desa)
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
5
-
6
30
7
30
8=(7/6)
100,00
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9
50
11=(10/4)
Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan
20
20
100
data di Kepolisian
seat/orang
1.763.022
80%
1.763.022
1.531.094
86,84
1.763.022
1.531.094
86,84
Din.
Perhubungan
0,7
0,7
0,44
62,86
0,7
0,5
71,43
Din.
Perhubungan
ratio
0,298
0,36
0,65
19,44
0,32
0,65
34 desa
25
30
120,00
30
kec.
17
16
16
100,00
16
16
94,12
Din. PU
35
15
40,00
20
10
28,57
Din. PU
1 08
Lingkungan Hidup
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja Prosentase jumlah desa
pengelolaan persampahan
yang menangani sampah
dengan prinsip 3R
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja Penanganan persampahan
pengelolaan persampahan
Persentase penduduk yang
terlayani pengelolaan
sampah
100
12
Bappeda
Terwujudnya rencana
penataan ruang kawasan
yang memperhatikan
mitigasi bencana
Bappeda
500,00
20
20
100,00
Din.
Perhubungan
Din.
Perhubungan
Din.
Perhubungan
BLH
II-101
Kode
Program
3
Jumlah TPA sampah
dengan sistem sanitary
landfill
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
jumlah
4
1
5
-
6
1
7
1
8=(7/6)
100,00
9
1
10=(7+9)
1
11=(10/4)
100,00
12
Din. PU
1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan perusakaan
lingkungan hidup
Prosentase jumlah
pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
100
60
100
166,67
70
100
100,00
BLH
ha
10
0,00
20,00
Din. Pertahut
50
30
59
196,67
35
59
118,00
BLH
1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi
Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak
100
60
60
60
100,00
65
65
65,00
BLH
km
20
100,00
40,00
Din Pertahut
Penanaman dan
pemeliharaan hutan kota
ha
0,00
0,25
0,25
25,00
Din Pertahut
Penghijauan lingkungan
Pembuatan taman hijau di
kawasan perkantoran baru
btg
lokasi
250.000
1
50.000
1
148.250
1
296,50
100,00
50.000
0
198.250
1
79,30
100,00
Din Pertahut
BLH
lokasi
100,00
100,00
BLH
31
25
30
96,77
30
Bappeda
Pertanahan
II-102
Kode
Program
1
2
3
1 09 xx 16 Program Penataan, Penguasaan, Luas tanah yang
Kepemilikan, Penggunaan, dan dibebaskan
Pemanfaatan Lahan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
m2
4
86.775
5
-
6
12.084
7
29.691
8=(7/6)
245,71
9
24.574
10=(7+9)
54.265
11=(10/4)
62,54
12
Bag. Tapem
100
100
90
90,00
100
100
100,00
Din. Dukcapil
100
100
90
90,00
100
100
100,00
Din. Dukcapil
68,00
64,00
64,03
100,05
65,00
64,03
94,16
BKK PP&KB
Indeks pemberdayaan
gender (GEM)
68,00
64,00
64,03
100,05
65,00
64,03
94,16
BKK PP&KB
72,50
70,50
70,50
100,00
71,00
70,50
97,24
BKK PP&KB
1 11 xx 19 Program penguatan
Penurunan kekerasan
kelembagaan pengarusutamaan terhadap anak dan
gender dan anak
perempuan
8,00
48,9% (991
kasus)
5,00
5,00
100,00
6,00
5,00
62,50
BKK PP&KB
1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan
Peningkatan peran
perempuan dalam berbagai
bidang
13,00
28
8,90
8,90
100,00
10,20
8,90
68,46
BKK PP&KB
%
%
85
3,2
80
3,2
79,4
3,42
99,25
80
3,2
79,4
3,42
93,41
106,88
Dinkes
BKK PP & KB
1 10
1 11
Pemberdayaan Perempuan
1 11 xx 16 Program penguatan
Indeks Pemberdayaan
kelembagaan pengarusutamaan Gender (GEM)
gender dan anak
1 11 xx 17 Program peningkatan kualitas
hidup dan perlindungan
perempuan
1 12
II-103
Kode
Program
3
Persentase pasangan usia
subur yang menggunakan
alat kontrasepsi
4
79,40
27,09
orang
7900
Peningkatan penanganan
Lansia
orang
Peningkatan penanganan
Perlindungan anak
6
77,60
7
79,17
8=(7/6)
102,02
9
77,69
10=(7+9)
79,17
11=(10/4)
99,71
12
BKK PP & KB
31,8
40
125,79
30,44
40
147,66
BKK PP & KB
7500
12200
162,67
7600
12300
155,70
Dinas Sosial
950
190
239
125,79
190
429
45,16
Dinas Sosial
orang
1300
260
517
198,85
260
777
59,77
Dinas Sosial
orang
8500
1500
1700
113,33
1500
3200
37,65
Dinas Sosial
orang/kel
ompok
15000
3000
4157
138,57
3000
7157
47,71
Dinas Sosial
Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan
sosial
15 % (7125
kasus)
90 orang?
jiwa
12500
2500
3150
126,00
2500
5650
45,20
Dinas Sosial
orang
1000
200
130
65,00
200
330
33,00
Dinas Sosial
orang
2140
428
432
100,93
428
860
40,19
Dinas Sosial
Peningkatan program
bantuan YANKES
Peningkatan penanganan
Pasca Razia Anjal, Gepeng
5
-
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Dinas Sosial
II-104
Kode
Program
1
2
3
1 13 xx 20 Program pembinaan eks
Peningkatan keterampilan
penyandang penyakit sosial (eks bagi PMKS
narapidana, PSK, narkoba, dan
penyakit sosial lainnya)
1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
1 14
Tenaga Kerja
1 14 xx 15 Program peningkatan kualitas
dan produktifitas tenaga kerja
1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
orang
4
125
5
-
6
25
7
100
8=(7/6)
400,00
9
25
10=(7+9)
125
11=(10/4)
100,00
12
Dinas Sosial
Peningkatan penyuluhan
P4GN
orang
1250
250
210
84,00
250
460
36,80
Dinas Sosial
Jumlah DBKS
desa
57
45
20,00
48
12
21,05
Dinas Sosial
Jumlah KST
Jumlah PPS
Peningkatan jumlah KUBE
KK
pondok
kelompok
42
100
500
90
30
96
100
30
32
90
100,00
33,33
100,00
33
97
100
33
35
190
78,57
35,00
38,00
Dinas Sosial
Dinas Sosial
Dinas Sosial
Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Kecamatan
Unit
17
0,00
23,53
BPBD
Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Desa
Unit
75
0,00
19
19
25,33
BPBD
Pos Penanggulangan
Bencana alam (PBA/TRC)
di Kabupaten
unit
0,00
100,00
BPBD
Orang
1120
785
720
588
74,90
800
668
59,64
Din.
Nakertrans
orang
1:15
1:15
1:18
83,33
1:15
1:15
100,00
Din.
Nakertrans
Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th
orang
13.073
11.073
10.394
11.573
Din.
Nakertrans
II-105
Kode
Program
1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan
3
Prosentase bekerja
terhadap angkatan kerja
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
94,00
5
-
6
93,50
7
94,20
8=(7/6)
100,75
9
93,50
70,70
69,90
70,71
101,16
70,10
Kepesertaan JAMSOSTEK
Orang
21.800
19.000
18.956
99,77
19.700
19.656
90,17
Din.
Nakertrans
Jumlah PP
Pershaan
183
163
172
105,52
168
177
96,72
Din.
Nakertrans
Jumlah LK Bipartit
Pershaan
80
60
52
86,67
65
57
71,25
Din.
Nakertrans
75
75
148
10=(7+9)
11=(10/4)
12
Din.
Nakertrans
Din.
Nakertrans
75
Din.
Nakertrans
Jumlah SP
Pershaan
60
50
62
124,00
52
64
106,67
Din.
Nakertrans
Jumlah PKB
Pershaan
57
47
47
100,00
50
50
87,72
Din.
Nakertrans
orang
3.000
2.366
2.000
2.164
91,46
2.200
2.364
78,80
Din.
Nakertrans
Perluasan kerja
orang
400
2.535
300
300
11,83
300
300
75,00
Din.
Nakertrans
orang
498.500
480.500
480.500
476.567
99,18
485.000
485.000
97,29
Din.
Nakertrans
Tingkat pengangguran
29.791 orang
(6.2%)
6,5
5,8
110,77
6,3
unit
100
87
120
137,93
90
120
120,00
Din.
Perindagkop
1 15 xx 16 Program pengembangan
Fasilitasi peningkatan IRT
kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil menengah
unit
usaha
100
60
55
91,67
70
60
60,00
Din.
Perindagkop
orang
300
240
240
100,00
250
245
81,67
Din.
Perindagkop
1 15
Din.
Nakertrans
II-106
Kode
Program
1
2
3
1 15 xx 17 Program pengembangan sistem Fasilitasi dan pembinaan
pendukung usaha bagi usaha
unit usaha ber-TDI
mikro kecil menengah
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
unit usaha
4
60
5
36
6
38
7
61
8=(7/6)
169,44
9
45
10=(7+9)
61
11=(10/4)
101,67
12
Din.
Perindagkop
unit usaha
22
15
12
12
80,00
15
13
59,09
Din.
Perindagkop
unit usaha
22
136
12
507
372,79
15
Din.
Perindagkop
unit usaha
22
1.009
12
399
39,54
15
Din.
Perindagkop
unit usaha
22
16
12
12
75,00
15
15
68,18
Din.
Perindagkop
Fasilitasi peningkatan
koperasi ber-BH
unit
13
100
15
15,00
10
69,23
Din.
Perindagkop
FGD
50,00
Bag. KPPD
MOU
31
160,00
13
41,94
Bag. KPPD
Rp
502.382.909.464,96
97.755.024.202,50
334.808.689.124
342,50
99.049.447.665,00
433.858.136.789,00
86,36
DPPKAD
orang
100
Rp1.581 M
-
20
20
100,00
20
40
40,00
DPPKAD
Bag. KPPD
orang
170
34
34
100,00
34
68
40,00
Bag. KPPD
Pertumbuhan investasi
Pemerintah
Investasi meningkat
Peningkatan kualitas SDM
BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi
Peningkatan kualitas SDM
lembaga keuangan mikro
guna peningkatan
pelayanan investasi
II-107
Kode
Program
1 17
Kebudayaan
1 17 xx 15 Program pengembangan nilai
budaya
3
Faslititasi dan koordinasi
kerjasama di bidang
investasi
badan
hukum
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
61
5
-
6
6
7
6
8=(7/6)
100,00
9
10
11=(10/4)
26,23
12
Bag. KPPD
Pertumbuhan investasi
PMA
Rp
587.237.021.550,30
544.528.874.528,46
170.343.271.840,00
31,28
555.205.911.284
Din.
Perindagkop
Pertumbuhan investasi
PMDN
Rp
191.059.412.062,00
176.906.863.020,00
200.172.644.150,71
113,15
180.445.600.020
Din.
Perindagkop
Inflasi
3,73
4,85
Bappeda
desa
10
75,00
70,00
Din. Budpar
Berkembangnya wawasan
dan pengetahuan seni
budaya masyarakat
100
60
60,00
Din. Budpar
Meningkatnya apresiasi
masyarakat terhadap seni
budaya lokal
100
100
100,00
Din. Budpar
event
budaya
140
55
127
136
247,27
130
139
99,13
Din. Budpar
orang
anak
70
0,00
Din. Budpar
pengharg
aan
20
3 orgs,3
budayawan, 8
ds budaya
12
0,00
14
1 17 xx 18 Program pengembangan
Jumlah kelompok kesenian kelompok
kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya
737
1.080
701
805
74,54
708
812
110,21
Din. Budpar
15
60,00
16
25
28,41
Kantor PORA
1 18
Pemuda dan Olahraga
1 18 xx 15 Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan pemuda
jmlh
emas
88
Din. Budpar
II-108
Kode
Program
1
2
3
1 18 xx 16 Program peningkatan peran serta Jumlah Prestasi Paskibraka
kepemudaan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
orang
4
40
5
1 siswa masuk
Paskibraka Tk.
Nasional
6
8
7
Tk nasional 0, tingkat
propinsi 8
8=(7/6)
100,00
9
8
10=(7+9)
16
11=(10/4)
40,00
12
Kantor PORA
orang
10
100,00
30,00
Kantor PORA
orang
0,00
20,00
Kantor PORA
90
90
98,34
109,27
90
90
100,00
Dinas Sosial
Pencegahan
peredaran/penggunaan
minuman keras dan
narkoba
Kantor PORA
10
11
10
Kantor PORA
Jml Emas
390
125
80
64,00
80
20,51
Kantor PORA
jml emas
197
48
49
102,08
49
98
49,75
Kantor PORA
jml emas
Propinsi (18 cabang
olahraga Atletik, Sepak
bola, Bola Voly, Bola
basket, Bulutangkis,
Gulat,Sepak takrow,
Senam, Panahan, Pencak
silat, renang, Tenis meja,
Tenis lapangan, Voly pasir.
Taekwondo, Angkat besi,
Yudo dan Dayung)
50
Kantor PORA
II-109
Kode
Program
3
Nasional (9 cabang
olahraga, Sepak bola, Bola
Voly, Atletik, dayung, yudo,
panahan, senam,
bulutangkis dan
pencaksilat)
Internasional (3 Cabang
olahraga tenis lapangan,
IODI (Dansa) dan
Panahan)
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
5
Tim Persiba
Sepak Bola
Masuk Liga
Super. Bola
Voly masuk
Proliga, Atletik
jura 1 lari 400 M
dan 100 M
8=(7/6)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9
11=(10/4)
Juara 2 dalam
Singapura
terbuka dan
malaysia Tenis
lapangan kel.
Umur Panahan
mewakili
Indonesia dalam
kejuaraan
tingkat ASIA.
Juara Dansa Tk.
Asia
25
12
Kantor PORA
Kantor PORA
15
15
100,00
20
20
80,00
Kantor PORA
1 19 xx 16 Program pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal
Menurunnya penyakit
masyarakat
25
15
15
34,81 (angka
kriminalitas)
1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
90
90
100
15
111,11
90
Satpol PP
85
94,44
Kantor
Kesbangpollin
mas
II-110
Kode
Program
1
2
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
3
Peningkatan kerukunan
hidup antar umat beragama
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
90
5
-
6
90
7
100
8=(7/6)
111,11
9
90
10=(7+9)
91,6
11=(10/4)
101,78
12
Kantor
Kesbangpollin
mas
orang
6200
6000
6050
100,83
6050
Jumlah lembaga
keagamaan yang diberikan
pembinaan
lembaga
37
35
37
105,71
35
37
100,00
Dinas Sosial
Dinas Sosial
1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
90
90
50
55,56
90
60
66,67
Kantor
Kesbangpollin
mas
Peningkatan partisipasi
pemilu legislatif
80
Kantor
Kesbangpollin
mas
Peningkatan partisipasi
pemilu presiden
80
Kantor
Kesbangpollin
mas
Peningkatan partisipasi
pemilu kada
80
Kantor
Kesbangpollin
mas
unit
100,00
40,00
PU/ BPBD??
km
10
3,7
185,00
2,7
27,00
PU
Penambahan dan
pemeliharaan
saran/prasarana dan
peralatan evakuasi
100
10
60,00
20
15
15,00
BPBD
orang
250
115
250
217,39
100
350
140,00
BPBD
Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun
100
0,00
100
100
100,00
BPBD
II-111
Kode
Program
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
unit
4
1
5
-
6
0
7
0
8=(7/6)
0,00
9
1
10=(7+9)
1
11=(10/4)
100,00
12
BPBD
kali
120
24
17
70,83
24
41
34,17
SETWAN
kali
1119
202
204
100,99
212
416
37,18
Bag. Protokol
kali
30
30
58
193,33
30
Bag. Tapem
21,15
62,57
295,84
5,41
DPKAD
11,12
10,92
98,22
11,13
DPKAD
10,71
11,19
104,50
10,72
DPKAD
1 20
3
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah
Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan Persandian
PAD
Penerimaan daerah
ruapiah
rupiah
4.962.311.118.000
93.828.600.000
-
878.012.053.000
85.500.494.656
857.049.353.468
91,12
97,61
943.096.041.000
1.800.145.394.468
36,28
DPPKAD
DPPKAD
II-112
Kode
Program
3
Rasio pertumbuhan belanja
modal
Jumlah perda dan perbub
tentang APBD yg ditetapkan
dlm 1 tahun
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
5
-
6
44,71
7
(-) 3.11
8=(7/6)
9
1,32
10=(7+9)
11=(10/4)
12
DPPKAD
30
100,00
12
40,00
DPPKAD
1,91
2,50
130,89
3,92
DPPKAD
Inspektorat
%
buku
Persentase potensi
penerimaan daerah yang
dapat digali
Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada
SKPD
SKPD
45
100,00
15
Temuan pemeriksaan
eksternal yg selesai
ditindaktanjuti
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Inspektorat
Temuan pemeriksaan
internal yg selesai
ditindaklanjuti
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Inspektorat
LHP
1160
10%
218
219
100,46
228
447
38,53
Ispektorat
100
KPDT
pengadu
25
18
MOU
22
100,00
36,36
Bag. KPPD
buah
125
25
19
76,00
25
44
35,20
Bag. Hukum
orang
1000
200
500
250,00
200
700
70,00
Bag. Hukum
1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan
1 20 xx 23 Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Sarana telekomunikasi
1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat
Penyelesaian pengaduan
20
Din. Perijinan
II-113
Kode
Program
3
Jumlah peserta yang
mengikuti sosialisasi
peradilan tata usaha negara
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
orang
4
540
5
-
6
60
7
50
8=(7/6)
83,33
9
120
10=(7+9)
170
11=(10/4)
31,48
12
Bag. Hukum
orang
1000
200
200
100,00
200
400
40,00
Bag. Hukum
Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri
sipil
orang
500
100
100
100,00
100
200
40,00
Bag. Hukum
perda
100,00
28,57
Bag. KPPD
46
78,26
50
Peningkatan kapasitas
kelembagaan
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag.
Organisasi
Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag.
Organisasi
45
84,44
55
Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks
kepuasan masyarakat
40
54
135,00
74
Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks
pengaduan masyarakat
14
14 (7 dari 47 SKPD)
100,00
20
Bag.
Organisasi
100
85
100
100
100,00
100
Bag.
Organisasi
100
100,00
Bag.
Organisasi
II-114
Kode
Program
1
2
3
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Penurunnya pungutan ilegal
dan kualitas kelembagaan
pada pelayanan publik
4
-
5
90
6
-
90
8=(7/6)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9
-
10=(7+9)
-
11=(10/4)
-
12
Din. Perijinan
DPPKAD
30
Bappeda
85
KPDT
buku
15
13
433,33
16
106,67
DPPKAD
1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan
ijin
51.840
9.215
7.283
79,03
9.790
17.073
32,93
Din. Perijinan
Keberhasilan pelayanan
nilai
angka
75,67
75,57
75,22
99,54
75,6
orang
3.991
667
695
104,20
779
1.474
36,93
BKD
100
80
100
125,00
85
90
90,00
Bag. Tapem
59
55
57
103,64
58
20
Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian
100
100
100
100,00
Din. Perijinan
BKD
BKD
100
100
100,00
BKD
II-115
Kode
Program
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
3
Pemenuhan kebutuhan
pegawai
4
20
5
-
6
15
7
2
8=(7/6)
13,33
9
15
10=(7+9)
11=(10/4)
12
BKD
100
100
94,5
94,50
100
100
100,00
Inspektorat
Jumlah pengaduan
masyarakat tentang
permasalahan hukum
kasus
59
10
10
100,00
10
20
33,90
Bag. Hukum
Capaian penyelesaian
hukum
100
90
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Hukum
Capaian konsistensi
peraturan daerah
100
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Satpol PP
Menurunnya pelanggaran
perda
15
10
10
16
160,00
10
13
86,67
Satpol PP
Penurunan pelanggaran
hukum
15
10
10
67,24 (angka
pelanggaran)
10
Satpol PP
gr/Kap/hr
3650
3650
3650
BKP3
%
%
%
unit
16
13
90,5
25
8
5
89
13
13
4
90,6
11
162,50
80,00
101,80
84,62
10
6
89,5
16
13
5
90,1
14
81,25
38,46
99,56
56,00
BKP3
BKP3
BKP3
BKP3
Ha
15.000
2.000
2.000
100,00
2.500
4.500
30,00
Din. Pertahut
kegiatan
20
25,00
25,00
Din. Pertahut
Pengembangan Bantul
Seed Center
komodita
s
100,00
80,00
Din. Pertahut
1 21
Ketahanan Pangan
1 21 xx 15 Program peningkatan ketahanan Ketersediaan pangan
pangan pertanian/perkebunan
II-116
Kode
Program
3
Pengembangan pupuk
organik
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Ha
4
6.000
5
-
6
2.000
7
3.200
8=(7/6)
160,00
9
3.000
10=(7+9)
4.200
11=(10/4)
70,00
12
Din. Pertahut
Ha
1.584
1.008
2.140
212,30
1.152
2.284
144,19
Din. Pertahut
komodita
s
16,67
83,33
Din. Pertahut
Unit
100
50
135
270,00
60
49
49,00
Din. Pertahut
Peningkatan produksi
pestisida nabati/hayati
liter
3.500
1.500
1.525
101,67
2.000
2.025
57,86
Din. Pertahut
1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelatihan Keterampilan
usaha ekonomi masyarakat
pedesaan
desa
75
75
75
100,00
75
75
100,00
Kantor PMD
1 22 xx 16 Program pengembangan
lembaga ekonomi pedesaan
desa
75
75
75
100,00
75
75
100,00
Kantor PMD
Rp
208.990.324.656
97.755.024.202,50
211.036.023.990,71
215,88
39.027.866.936
250.063.890.927
119,65
Bag. AP
kali
90
90
92
102,22
90
90
100,00
Din. Pertahut
desa
75
75
75
100,00
75
75
100,00
Bag. Pemdes
9,5
40.262 KK
(14.5%)
13
15,61
79,92
12
Pengelolaan Hama
Penyakit Terpadu
Penanganan harga jual
hasil pertanian (program
pasca panen)
1 22
1 23
Statistik
1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik daerah
BKK PP&KB
II-117
Kode
Program
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
buku
4
51
5
-
6
51
7
51
8=(7/6)
100,00
9
51
10=(7+9)
51
11=(10/4)
100,00
12
BKK PP&KB
SKPD
56
56
56
100,00
56
56
100,00
Kantor Arsip
Kegiatan pembinaan
petugas pengelolaan
pengarsipan
kali
100,00
33,33
Kantor Arsip
Terwujudnya tertib
administrasi ketatausahaan,
persuratan, dan kearsipan
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Umum
Jumlah ketersediaan
petugas arsip pada SKPD
orang
70
70
70
100,00
70
70
100,00
Kantor Arsip
SKPD
56
56
18
32,14
56
25
44,64
Kantor Arsip
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
100
50
50
100,00
100
KPDT
100
10
10
100,00
50
KPDT
1 24
Kearsipan
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.
3
Database keluarga dan
keluarga miskin
SKPD yg telah
melaksanakan tata
kearsiapan
1 25
Komunikasi dan Informatika
Dokumentasi (foto&video)
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan media kegiatan
massa
pemerintahan&pembanguna
n Kab. Bantul
1 25 xx 15 Program pengembangan
Prosentase penyusunan
komunikasi, informasi, dan media SOP Pengembangan
massa
Sistem Informasi
Prosentase pembangunan
pusat data
II-118
Kode
Program
3
Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
90
5
-
6
0
7
0
8=(7/6)
0,00
9
25
10=(7+9)
11=(10/4)
12
KPDT
Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk
90
0,00
50
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
Pelaksanaan liputan
dinamika pembangunan
desa
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo
kali
100,00
40,00
Bag. Humas
Siaran Gerbang
Projotamansari & siaran
langsung pengajian
PNS/TNI
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
Prosentase pelayanan
informasi publik yang
terlayani
100
100
100
100,00
100
100
100,00
Bag. Humas
85
25
KPDT
KPDT
II-119
Kode
Program
1
2
1 25 xx 18 Program kerjasama informasi
dan media massa
3
Pelaksanaan pers tour dlm
rangka pemberdayaan
wartawan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
100
5
-
6
100
7
100
8=(7/6)
100,00
9
100
Prosentase pengembangan
informasi melalui website
dan SMS Bupati
90
25
25
100,00
40
KPDT
Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan
pemerintah daerah
90
100,00
40
KPDT
orang
51.000
47.000
47.000
47.707
101,50
48.000
48.000
94,12
Kantor
Perpust.
Umum
buku
56.000
44.000
44.000
45.650
103,75
47.000
47.000
83,93
Kantor
Perpust.
Umum
Jumlah pengelola
perpustakaan
orang
900
500
500
200
40,00
600
600
66,67
Kantor
Perpust.
Umum
ha
360
140
144
102,86
200
175
48,61
Din. Pertahut
unit
15
15
500,00
18
120,00
Din. Pertahut
ha
15
166,67
20,00
Din. Pertahut
Terwujudnya Agropolitan
Unit
(Kec)
100,00
100,00
Din. Pertahut
1 26
Perpustakaan
1 26 xx 15 Program pengembangan budaya Jumlah pengunjung
baca dan pembinaan
perpustakaan (termasuk
perpustakaan
Perpustakaan Keliling)
10=(7+9)
100
11=(10/4)
100,00
12
Bag. Humas
URUSAN PILIHAN
2 01
Pertanian
2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani
II-120
Kode
Program
3
Produktivitas Gabah Kering
Pungut (GKP)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
77,50
5
-
6
75,00
7
74,18
8=(7/6)
98,91
9
76,00
10=(7+9)
kw/ha
11=(10/4)
0,00
12
Din. Pertahut
Peningkatan produktivitas
gabah kering giling.
kw/ha
66,5
63,70
95,79
Din. Pertahut
kw/ha
53,80
65
53,19
59,30
91,23
53,25
57,26
106,43
Din. Pertahut
kw/ha
16,00
14,78
15,00
14,16
95,81
15,20
14,35
89,69
Din. Pertahut
kw/ha
10,48
10,23
10,18
10,83
105,87
10,24
10,90
104,01
Din. Pertahut
kw/ha
129,78
163,16
126,00
190,87
116,98
126,76
193,15
148,83
Din. Pertahut
Produktivitas bawang
merah
ton/ha
10,35
14,50
10,15
13,32
91,86
10,19
12,99
125,51
Din. Pertahut
ton/ha
kg/pohon
8,24
30,00
8,04
25,00
6,10
17,00
75,87
68,00
8,10
25,20
5,06
12,20
61,41
40,67
Din. Pertahut
Din. Pertahut
kg/m2
ton/ha
kw/ha
12,20
18,85
51,36
12,00
18,65
49,88
3,05
19,00
47,13
25,42
101,88
94,49
12,10
18,70
50,26
3,50
19,05
50,10
28,69
101,06
97,55
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
kw/ha
20,50
25
19,50
15,78
80,92
20,00
12,29
59,95
Din. Pertahut
Produktivitas tembakau
(Rajang kering)
kw/ha
6,75
6,5
6,26
6,97
111,34
6,43
6,97
103,26
Din. Pertahut
kw/ha
4,35
3,30
0,26
7,88
3,57
0,63
14,48
Din. Pertahut
kw/ha
3,10
2,38
1,91
80,25
2,48
2,01
64,84
Din. Pertahut
ha
1.600
1.500
1.350,48
90,03
1.500
1.500
93,75
Din. Pertahut
Konversi lahan
1,05
0,4
0,4
100,00
0,3
0,7
66,67
Din. Pertahut
II-121
Kode
Program
3
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
15.015
5
-
6
15.259
7
15.452
8=(7/6)
98,74
9
15.198
10=(7+9)
11=(10/4)
Ha
12
Din. Pertahut
orang
74
73
73
100,00
73
73
98,65
BKP3
2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan
Peningkatan kualitas
penyuluh
unit
160,00
88,89
Din. Pertahut
kasus
7.500
5.500
6.480
117,82
6.000
6.980
93,07
Din. Pertahut
Penanganan gangguan
reproduksi ternak
ekor
1.750
750
1.260
168,00
1.000
1.510
86,29
Din. Pertahut
Penanganan kasus
Brucellosis
kasus
100
100
802
802,00
100
100
100,00
Din. Pertahut
Penanganan kasus
Tuberkulinasi
sampel
100
100
64
64,00
100
75
75,00
Din. Pertahut
dosis
dosis
dosis
kali
650.000
650.000
700
75
450.000
450.000
500
15
859.864
651.511
220
15
191,08
144,78
44,00
100,00
500.000
500.000
550
15
909.864
701.511
250
30
139,98
107,92
35,71
40,00
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
petugas
500
375
506
134,93
400
531
106,20
Din. Pertahut
Pengembangan hijauan
pakan ternak
Ha
24
15
17
113,33
18
19
79,17
Din. Pertahut
Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)
dosis
54.000
50.000
37.500
75,00
51.000
38.500
71,30
Din. Pertahut
unit
10
100,00
70,00
Din. Pertahut
kg
12.276.330
10.655.498
11.231.147
74,87
11.002.497
7.626.964
62,13
Din. Pertahut
Vaksinasi unggas ND
Vaksinasi unggas AI
Vaksinasi rabies
Pengendalian penyakit
hewan
Pemeriksaan terhadap
hewan kurban ante mortem
dan post mortem
2 01 xx 21 Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan
15.000.000
II-122
Kode
Program
3
Produksi telur (ayam dan
itik)
kg
4
7.734.459
liter
330.000
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
6
5.865.111
7
5.902.742
8=(7/6)
118,05
9
6.275.047
10=(7+9)
4.796.813
11=(10/4)
62,02
12
Din. Pertahut
500.000
250.000
262.705
52,54
270.000
282.705
85,67
Din. Pertahut
58.301
300
76.300
40.804
558.138
890.321
54.281
165
57.668
30.840
561.939
651.994
59.789
192
60.671
38.100
595.985
624.482
110,15
116,36
105,21
123,54
106,06
95,78
56.258
190
61.849
33.076
561.939
704.806
79.631
232
63.657
39.218
583.947
671.096
136,59
77,33
83,43
96,11
104,62
75,38
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
ekor
790.888
724.956
811.947
112,00
740.905
819.837
103,66
Din. Pertahut
Populasi itik
Pembibitan ayam buras
ekor
ekor/DOC
272.703
440.000
184.603
360.000
164.810
360.000
89,28
100,00
208.990
380.000
185.950
380.000
68,19
86,36
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Pembibitan itik
ekor/DOD
190.000
150.000
240.000
160,00
160.000
250.000
131,58
Din. Pertahut
butir
unit
440.000
55
400.000
15
407.000
19
101,75
126,67
410.000
25
410.000
25
93,18
45,45
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Pengembangan rumah
kompos
unit
40
12
75,00
20
17
42,50
Din. Pertahut
unit
100,00
100,00
Din. Pertahut
unit
kelompok
20
26
17
22
18
12
105,88
54,55
20
23
18
15
90,00
57,69
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Jumlah kelompok
kelompok
penangkar benih
hortikultura (bawang merah,
pisang, jamur, temulawak)
18
16
16
100,00
16
16
88,89
Din. Pertahut
5
5.000.000
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
II-123
Kode
Program
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
3
Jumlah kelompok
kelompok
penangkar benih tanamana
perkebunan (jambu mete
varietas Meteor YK, kelapa
dalam, tembakau varietas
sili siluk)
4
27
5
-
6
15
7
27
8=(7/6)
180,00
9
18
10=(7+9)
30
11=(10/4)
111,11
12
Din. Pertahut
kelompok
410
356
395
110,96
364
403
98,29
Din. Pertahut
292
292
293
100,34
292
293
100,34
Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
kelompok
Kelompok/Pelaku Usaha
/ pelaku
Pengolahan hasil pertanian usaha
700
500
300
60,00
550
350
50,00
Din. Pertahut
100,00
100,00
Din. Pertahut
725
725
725
100,00
725
725
100,00
Din. Pertahut
203
203
203
100,00
203
50
24,63
Din. Pertahut
kelompok
37
16
16
100,00
21
21
56,76
BKP3
orang
725
145
120
82,76
145
265
36,55
BKP3
ha
30
150,00
15
50,00
Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
Asosiasi Pengusaha Produk
Olahan Pertanian
2 02
Kehutanan
2 02 xx 15 Program pemanfaatan potensi
sumberdaya hutan
unit
II-124
Kode
Program
3
Budidaya lebah madu
Penanaman sempadan
pantai (hutan pantai)
4
5
15
5
-
6
1
3
7
2
45
8=(7/6)
200,00
1500,00
9
1
3
10=(7+9)
3
48
11=(10/4)
60,00
320,00
12
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Penanaman dan
pemeliharaan hutan
mangrove
ha
500,00
120,00
Din. Pertahut
Penanaman dan
pengkayaan hutan rakyat
ha
100
20
200
1000,00
20
220
220,00
Din. Pertahut
Pencegahan dan
pengendalian kerusakan
hutan dan lahan
kec
17
17
17
100,00
17
34
200,00
Din. Pertahut
17
17
17
100,00
17
17
100,00
Din. Pertahut
Bimbingan teknis
pengendalian hutan
kelompok
65
13
13
100,00
13
26
40,00
Din. Pertahut
tahun
100,00
100,00
Din. Pertahut
unit
21
21
21
100,00
21
21
100,00
Din. Pertahut
kecamata
n
100,00
100,00
Din. Pertahut
tahun
100,00
100,00
Din. Pertahut
paket
100,00
100,00
Din. Pertahut
ha
48%
100,00
Pemantauan dan
pengendalian industri
pengolahan kayu hilir
Pengawasan dan
pengendalian peredaran
hasil hutan
2 03
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
unit
ha
Din. SDA
II-125
Kode
Program
1
2
2 03 xx 17 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
3
Pengembangan energi
listrik berbasis energi
baru/terbarukan
2 04
Pariwisata
2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata
2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata
2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan
2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
unit
4
25
5
-
6
5
7
15
8=(7/6)
300,00
9
5
10=(7+9)
20
11=(10/4)
80,00
12
Bappeda
95
data di PLN
PU
kec.
17
0,00
41,18
Bappeda
80
nasional dan
internasional
10
14
140,00
20
24
30,00
Din. Budpar
Din. Budpar
Din. Budpar
Din. Budpar
Din. Budpar
rupiah
orang
orang
%
5.387.768.120
1.909.459
19.287
-
4.221.457.301
1.496.111
15.112
-
5.335.241.250
1.738.808
17.564
14
126,38
116,22
116,22
280,00
desa
26
18
24
133,33
20
26
100,00
Din. Budpar
Tersusunnya rencana
pengembangan pariwisata
daerah
100
30
30,00
Din. Budpar
100
40
40,00
Din. Budpar
Meningkatnya pelayanan
informasi pariwisata
100
60
60,00
Din. Budpar
unit
75
12
240,00
10
17
22,67
Din. Budpar
100
Din. Budpar
paket
13
61,54
Bappeda
300,00
4.432.530.166
1.570.916
15.868
-
II-126
Kode
Program
1
2
2 05
Kelautan dan Perikanan
2 05 xx 15 Program pemberdayaan ekonomi Jumlah nelayan
masyarakat pesisir
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
8=(7/6)
orang
900
508
400
78,74
569
2 05 xx 16 Program pemberdayaan
Luas kawasan konservasi,
masyarakat dalam pengawasan restocking, resensing
dan pengendalian sumberdaya
kelautan
ha
2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
ton
232.290
24.257
10.450
Jumlah pokdakan
(kelompok pembudidaya)
kelompok
450
375
unit
100
ton
8.168
ton
2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
11=(10/4)
12
DKP
DKP
43,08
43.491
53.941
23,22
DKP
577
153,87
390
577
128,22
DKP
50
61
122,00
60
61
1.377
962
69,86
1.614
2.576
31,54
DKP
8.168
1.377
462
33,53
1.614
2.076
25,41
DKP
unit
50
70
77
90,00
65
77
46,00
DKP
unit
100,00
80,00
DKP
unit
12
33,33
8,33
DKP
unit
17
0,00
0,00
DKP
unit
12
0,00
DKP
Pangkalan Pendaratan
Perikanan (PPI)
unit
120,00
DKP
150,00
DKP
II-127
Kode
Program
1
2
2 05 xx 23 Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
2 06
Perdagangan
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
3
Pengolah hasil perikanan
orang
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
4
100
5
-
6
50
7
64
8=(7/6)
128,00
9
70
10=(7+9)
64
11=(10/4)
64,00
12
DKP
kg/kapita/
th
25,96
21,36
17,38
81,37
22,43
17,38
66,95
DKP
kegiatan
16
0,00
18,75
Bag. KPPD
Peningkatan keterampilan
pelaku usaha
eksport/pemasok produk
eksport
unit
usaha
70
30
40
133,33
40
40
57,14
Din.
Perindagkop
Penyelenggaraan promosi
produk UMKM
kegiatan
15
18
600,00
21
140,00
Din.
Perindagkop
kegiatan
20
16
400,00
20
100,00
Din.
Perindagkop
Peningkatan promosi
melalui pameran
kali
18
225,00
100,00
Din.
Perindagkop
2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan
unit
200,00
60,00
Din.
Perindagkop
250
50
236
472,00
50
286
114,40
Bag. KPPD
17
17
17
100,00
17
17
100,00
Bag. KPPD
2 07
Perindustrian
2 07 xx 16 Program pengembangan industri Pemberian fasilitasi
UMKM
kecil&menengah
kemudaha akses perbankan
bagi industri kecil
menengah (Fasilitasi
pengembangan UKM)
2 07 xx 19 Program Pengembangan Sentra- Pengembangan database
sentra Industri Potensial
informasi potensi unggulan
kec.
II-128
Kode
Program
1
2
2 08
Transmigrasi
2 08 xx 18 Program transmigrasi umum
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
8=(7/6)
10=(7+9)
11=(10/4)
12
100
120
100
75
62,50
100
90
90,00
Din.
Nakertrans
KK
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
II-129
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah dalam masing-masing prioritas pembangunan Tahun 2011
adalah sebagai berikut:
1.
Kendaraan untuk operasional wasdal dan peninjauan lokasi kurang memadai, baik
jumlah maupun kualitas
Jumlah karyawan belum sesuai dengan beban kerja (terkait dengan aturan dari
pemerintah pusat yang melimpahkan kewenangan perizinan penanaman modal kepada
instansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu di kabupaten/kota)
Analisis Beban Kerja (ABK) belum dipahami oleh semua instansi di Kabupaten Bantul,
sehingga dalam pelaksanaannya masih mengandalkan peran dari tim ABK Kabupaten
Bantul
Kegiatan monitoring dan evaluasi SPM ada sedikit kendala yaitu13 SKPD yang sudah
memiliki data dasar, tidak diikuti dengan penjabaran kegiatan dan anggaran
2.
Pendidikan
Masih ada sebagian anak usia sekolah Bantul bersekolah di luar Bantul
Masih adanya prasarana pendidikan belum sesuai Standar Prasarana Pendidikan
(kekurangan ruang kelas beserta meubelairnya dan ruang belajar lainnya, misalnya
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang TI, dan lain-lain)
II-131
Belum semua pendidik bersertifikat pendidik profesional dan masih ada pendidik yang
kualifikasi pendidikannya belum S1/D4
Masih rendahnya kesejahteraan bagi GTT dan PTT
Masih ada guru yang beban mengajarnya belum memenuhi standar minimal 24 jam per
minggu
3.
Kesehatan
Penyakit TBC di Kabupaten Bantul masih perlu diwaspadai. Penemuan kasus BTA positif
masih menjadi masalah di Kabupaten Bantul. Angka penemuan kasus selalu di bawah
standar nasional, DIY, dan Kabupaten Bantul yaitu 70%
Terkait dengan kasus DBD, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Bantul memang
masih belum optimal yakni kurang dari angka yang diharapkan (95%). Kondisi ini tidak
terlepas dari kesadaran masyarakat yang masih perlu ditingkatkan dalam kegiatan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk). Tampaknya masih diperlukan upaya-upaya
pendampingan dari Pemerintah Kabupaten untuk kegiatan PSN tersebut disamping
secara simultan dilakukan edukasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam
PHBS
Kondisi gedung Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) masih kurang dari persyaratan, yaitu
500 m2. Gedung yang ada saat ini seluas 340 m2, padahal obat yang disimpan sangat
banyak jumlah dan jenisnya
Sistem asuransi jaminan kesehatan belum mencakup seluruh masyarakat. Pada tahun
2014 diharapkan semua penduduk di Kabupaten Bantul mempunyai jaminan kesehatan
atau universal coverage.
II-132
4.
5.
Belum ada mekanisme dan sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan
kemiskinan
Belum adanya panti di wilayah Kabupaten Bantul yang dikelola oleh Dinas Sosial
Adanya dua data kemiskinan maka sulit untuk menentukan sasaran penurunan angka
kemiskinan
Jumlah penganggur masih relatif tinggi sementara lapangan kerja dan peluang kerja
sangat terbatas
II-133
6.
Masih rendahnya penerapan teknis budidaya mengacu pada Good Agriculture Practice
(GAP)/Standard Operational Procedure (SOP)
Permainan harga saat panen dalam hal ini pada komoditas perkebunan khususnya
tembakau
Keterbatasan kemampuan Sarana Prasarana Lab. Type C Kab. Bantul, sehingga tidak
seluruh sample dapat di periksa di Lab. Type C
Pelaksanaan vaksinasi pada ayam buras tidak efektif, karena banyak yg tidak
dikandangkan atau tidak punya kandang
Masih ada sebagian masyarakat petani yang masih rendah rasa memiliki terhadap
jaringan dan bangunan irigasi
Masih adanya masyarakat pemakai air yang ketaatannya rendah terhadap aturan yang
disepakatinya (AD-ART P3A/GP3A) dan aturan perundangan yang ada
Masih sedikitnya tenaga lapangna (juru pengairan, penjaga bending, pekerja saluran)
karena banyak yang pensiun
Belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan gizi sesuai dengan Pola
Pangan Harapan (PPH) ideal dengan skor 100.
Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada saat musim panen raya,
musim paceklik dan menjelang hari besar nasional.
Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus kurang/gizi
buruk di wilayah tertentu.
II-134
Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, berimbang dan belum
memenuhi kaidah-kaidah kesehatan.
Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutu dan keamanannya
sebagai konsekuensi dari adanya peningkatan pendapatan masyarakat.
Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan antar provinsi.
Pengkajian dan penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi belum dilaksanakan secara
optimal.
Kurangnya koordinasi terpadu antar SKPD terkait maupun dengan Dislautkan Propinsi
DIY
7.
Belum adanya Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
II-135
Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih bergantung dari
daerah lain (misalnya kayu, kulit bambu, dan lain-lain).
8.
Kurang optimalnya seleksi calon penerima bantuan modal usaha dan peralatan bagi IKM
Fasilitasi umum dan lainnya yang ada di pasar banyak yang tidak memadai (masih
terkesan negatif bahwa pasar itu sebagai tempat yang kotor, kumuh, semrawut dan
keamanan tidak terjamin)
Tumbuhnya toko-toko modern (Mall, Super market, Hyper market dll) , pedagang kecil
terdesak oleh pasar modern
Bertambahnya jumlah pedagang dari waktu ke waktu, sehingga terjadi gesekan dan
persaingan usaha yang mengorbankan kualitas barang yang dijual
Masih banyak barang-barang beredar di pasar, toko, swalayan yang tidak memenuhi
standar mutu atau melanggar UU-PK
Belum ada fasilitas untuk uji laboratorium bila ada barang yang dianggap
membahayakan terhadap keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan
Kebutuhan tempat berjualan semakin besar sehingga banyak pedagang yang asal
berjualan di lorong dan di depan pasar (tidak beraturan)
Masih banyaknya para pemilik modal swasta (rentenir) yang beroperasi di pasar,
sehingga banyak pedagang kecil yang terbelit hutang
II-136
Kelengkapan fasilitas di PSG untuk menambah daya tarik pengunjung relatif kurang
Pengelolaan Sistem Resi Gudang yang ditunjuk belum memiliki sertifikat BAPPEPTI
Banyaknya event pameran potensial yang tidak dapat diikuti karena alokasi anggaran
pameran terbatas
9.
Sistem resi gudang belum dikenal luas oleh masyarakat, khususnya petani
Pariwisata
Pengembangan dan pelestarian situs budaya, dan benda sejarah purbakala belum
optimal
Aktualisasi konsep dasar wisata dan sapta pesona di destinasi pariwisata belum optimal
II-137
Masih perlunya peningkatan pengelolaan terhadap aset- aset budaya dan BCB yang ada
di Kabupaten Bantul
Peran dari generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni dan budaya daerah
pun dirasa masih kurang dan belum optimal
10.
Kondisi geografi Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan
rawan banjir, pada musim kemarau sulit air
Potensi sumber air yang belum dapat dapat dimanfaatkan secara optimal
Pencemaran air, permasalahan sampah, kerusakan lahan dan perubahan iklim global
Sumber daya manusia dirasakan belum memadai dari sisi kompetensi dan kuantitas
Pendanaan untuk pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana masih sangat
terbatas
Penurunan kualitas air sungai dan udara yang disebabkan oleh kegiatan/usaha yang
berpotensi menimbulkan pencemaran
Beberapa parameter kualitas air sungai masih melebihi baku mutu air kelas II seperti
kandungan bakteri coli, BOD, COD, DO, Phospat, Sulfur, dan minyak lemak
Beberapa parameter kualitas udara ambien masih melebihi baku mutu udara ambien dan
baku mutu kebisingan
Aturan pengelolaan limbah belum seluruhnya ditaati oleh para pelaku usaha
11.
Terjadinya perubahan iklim global yang disebabkan efek gas rumah kaca (GRK)
Angkutan barang dengan kendaraan besar masuk pusat kota mengakibatkan gangguan
lalulintas dan permasalahan parkir
Tingkat kemiringan tanah yang berbeda-beda menyebabkan tidak semua rumah dapat
dijangkau sambungan air limbah komunal
Terbatasnya debit air irigasi yang tersedia sebagai konsekuensi logis posisi Kabupaten
Bantul yang berada pada paling hilir dari satuan lahan alluvial Gunung Api Merapi
Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan rawan banjir
II-139
Belum semua RDTRK kecamatan sesuai dengan peraturan penataan ruang yang baru
Belum seluruh amanat pasal-pasal dalam Perda RTRW dijabarkan dalam aturan-aturan
yang lebil detail
Belum semua kawasan cepat tumbuh dan strategis memiliki dokumen perencanaan yang
lebih detil (DED, Master Plan, RTR)
Dokumen tata ruang Kabupaten Bantul belum dapat dipahami oleh sebagian
masyarakat, dunia usaha, swasta maupun stakeholder
Kebutuhan akan rumah yang terus meningkat berakibat meningkatnya alih fungsi lahan,
khususnya pertanian ke lahan non pertanian di Kabupaten Bantul
Program BSPS belum dapat menjangkau MBR di seluruh wilayah Kabupaten Bantul
II-140
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.
Lapangan Usaha
Pertanian
Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan
RRRRRestoranRestoran
Pengangkutan
dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
PPerusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Tahun 2011
1,85
0,14
4,99
4,63
6,26
6,92
7,30
7,75
6,42
5,27
pertanian. Adapun kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan yaitu
dari 19,76% pada tahun 2009 menjadi 20,22% pada Tahun 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan dari sumbangan sub sektor restoran. Sektor pengangkutan dan kominukasi juga
mengalami peningkatan yang cukup bagus yaitu dari 7,09% pada tahun 2009 menjadi 7,38% pada
Tahun 2011. Sumbangan sub sektor angkutan jalan raya maupun sub sektor pos dan
telekomunikasi memberikan andil dalam peningkatan sektor ini. Pertumbuhan perekonomian daerah
secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berikut :
Tabel 3.2.PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
No
Lapangan Usaha
1
2
3
4
5
6
7
Pertanian
Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan
Pengangkutan dan
Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
8
9
PDRB
Th 2009
(%)
PDRB
Th 2010
(%)
PDRB
Th 2011*
(%)
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09
919.417
350783
610.781
34.448
434.409
746.833
268.145
933.260
36.525
647.939
36.289
454.480
789.789
287.236
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24
950.491
36.576
680.271
37.969
482.930
844.427
308.199
22,76
0,88
16,29
0,91
11,56
20,22
7,38
6,11
230.768
252.015
6,35
271.556
6,50
13,21
100,00
499.364
3.779.948
530.397
3.967.92
13,37
100,00
564.448
4.176.86
13,51
100,00
III-2
III-3
III-4
Gambar 3.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Nasional
Tahun 2007 - 2011
Polemik harga BBM awal April lalu berpengaruh pada kondisi perekonomian sejumlah daerah.
Ketidakpastian kebijakan BBM subsidi dalam enam bulan ke depan dinilai menyulitkan kalkulasi
bisnis terhadap harga-harga barang. Hal ini dinilai akan berdampak pada kondisi perekonomian
secara nasional maupun regional termasuk kondisi ekonomi Kabupaten Bantul. Jadi naik tidaknya
harga BBM subsidi menjadi satu tekanan inflasi. Ketidakpastian ini menganggu kalkulasi usaha
sehingga harga-harga cenderung ditarik keatas untuk antisipasi kenaikan tersebut. Faktor inilah
yang kemungkinan dapat menjadi salah satu pendorong inflasi di Tahun 2012 diprediksi menjadi
sebesar 4,85%. Sementara pada ahun 2013 diharapkan inflasi menurun menjadi 4,7%. Hal ini terkait
karena sudah adanya kepastian mengenai harga BBM dan adanya upaya-upaya pemerintah daerah
dalam menjaga stok kebutuhan bahan pangan melalui pemberdayaan kemampuan lokal.
3.1.3. Kemiskinan
Angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah 15,02%. Angka ini lebih baik
daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar 15,37%.
Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam RKPD
Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka
penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan
beban KK Miskin, penguatan kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta
pengorganisasian masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini
III-5
tercermin dari semakin berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin. Melalui program-program
tersebut diharapkan tingkat kemiskinan Kabupaten Bantul cenderung menurun pada tahun 2012
menjadi 12% dan pada tahun 2013 turun menjadi 11%.
Tabel 3.3 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Jumlah KK
Jumlah KK
Jumlah Jiwa
Tahun
%
Jumlah Jiwa Total
Total
Miskin
Miskin
2010
256.463
41.480
16,17
842.928
129.614
2011
258.294
40.321
15,61
848.608
127.479
Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012
3.2.
3.2.1.
%
15,37
15,02
Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian
daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan
kedalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:
III-6
Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2010 s.d tahun 2014
Jumlah
NO
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Uraian
Realisasi Tahun
2010
3
81,637,099,293.07
128,900,086,173.41
121,593,861,804.75
110,261,028,000.00
153,135,225,088,80
155,076,066,766.96
1.1.1
Pajak daerah
16,541,249,955.00
35,068,591,776.50
32,090,346,562.11
27,657,953,000.00
54,681,358,321.90
56,622,200,000.06
1.1.2
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah
15,978,422,097.00
17,798,603,458.00
21,512,622,590.00
70,046,365,000.00
23,663,884,849.00
26,030,273,333.90
7,424,932,057.58
7,290,930,553.75
7,753,663,652.64
8,236,828,000.00
8,529,030,017.90
9,381,933,019.69
41,692,495,183.49
68,741,960,385.16
60,237,229,000.00
4,319,882,000.00
66,260,951,900.00
72,887,047,090.00
688,676,566,702.00
717,123,249,859.00
868,175,052,089.00
787,249,497,000.00
868,175,052,089.00
943,459,120,563.18
54,598,729,702.00
46,143,222,859.00
36,859,018,089.00
43,752,298,000.00
36,859,018,089.00
35,339,628,163.18
1.2.2
Dana perimbangan
Dana bagi hasil
pajak/Bagi hasil bukan
pajak
Dana alokasi umum
573,512,337,000.00
625,060,827,000.00
768,034,584,000.00
681,275,073,000.00
768,034,584,000.00
844,838,042,400.00
1.2.3
60,565,500,000.00
45,919,200,000.00
63,281,450,000.00
62,222,126,000.00
63,281,450,000.00
63,281,450,000.00
1
1.1
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
Realisasi Tahun
2011
III-7
Jumlah
NO
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Uraian
Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
Hibah
Dana darurat
Bagi hasil pajak dari
provinsi dan dari
pemerintah daerah
lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
provinsi pemerintah
daerah lainnya**)
JUMLAH PENDAPATAN
DAERAH (1.1 +1.2+1.3)
Realisasi Tahun
2010
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
216,553,236,368.00
334,527,406,400.00
205,576,127,330.00
107,246,946,000.00
203,076,127,330.00
211,145,807,430.00
17,169,480,000.00
5,000,000,000.00
21,476,964,000.00
42,558,702,674.00
53,144,140,000.00
50,331,810,000.00
43,178,077,000.00
52,831,810,000.00
60,901,490,100.00
18,395,631,000.00
243,734,530,400.00
141,403,889,400.00
27,182,893,000.00
141,403,889,400.00
141,403,889,400.00
138,429,422,694.00
37,648,736,000.00
8,840,427,930.00
15,409,012,000.00
8,840,427,930.00
8,840,427,930.00
986,866,902,363.07
1,180,550,742,432.41
1,195,345,041,223.75
1,004,754,471,000.00
1,224,386,404,507.80
1,309,680,994,760.14
III-8
3.2.2.
III-9
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja DaerahTahun 2010 s.d Tahun 2014
Jumlah
NO
Uraian
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2014
(Prediksi RKPD)
7
888,145,848,196.72
828,489,806,506.00
9
932,835,032,025.72
865,178,990,335.00
51,506,911.97
51,506,911.97
13,704,351,950.00
15,278,080,000.00
6
860,553,592,235.00
802,223,163,835.00
120,145,200.00
462,865,000.00
25,795,408,000.00
15,641,526,500.00
2,979,300,000.00
15,641,526,500.00
2,979,300,000.00
Realisasi Tahun
2010
Realisasi Tahun
2011
3
725,484,515,717.49
640,523,590,297.00
65,234,566.49
4
817,126,901,965.97
723,599,430,041.00
51,506,911.97
5
880,309,449,263.75
802,223,163,835.00
120,145,200.00
17,408,153,945.00
32,612,761,782.00
23,888,751,500.00
36,168,122,552.00
1
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja pegawai
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial**
2.1.6
1,776,309,327.00
1,906,274,600.00
1,949,182,600.00
1,952,010,200.00
1,949,182,600.00
1,949,182,600.00
2.1.7
29,751,529,000.00
30,446,501,000.00
43,475,171,500.00
28,000,000,000.00
35,475,171,500.00
43,475,171,500.00
2.1.8
3,346,936,800.00
1,066,315,361.00
3,559,354,178.75
2,000,000,000.00
3,559,354,178.75
3,559,354,178.75
286,872,331,518.00
334,808,689,124.00
317,721,196,960.00
251,828,525,000.00
378,941,921,209.00
1,012,356,847,235.49
1,151,935,591,089.97
1,198,030,646,223.75
1,112,382,117,235.00
1,267,087,769,405.72
1,321,364,698,436.72
(25,489,944,872.42)
28,615,151,342.44
(2,685,605,000.00)
(107,627,646,235.00)
(42,701,364,897.92)
(11,683,703,676.58)
2.2
BELANJA LANGSUNG
TOTAL JUMLAH BELANJA
SURPLUS/(DEFISIT)
388,529,666,411.00
III-10
III-11
Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2010 s.d Tahun 2014
Jumlah
No
1
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Proyeksi/Target
Tahun 2013 (RPJMD)
6
Proyeksi/Target
Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
7
Proyeksi/Target
Tahun 2014
(Prediksi RKPD)
9
35,107,747,060.89
16,900,836,000.00
42,569,449,400.00
48,791,087,955.57
18,970,875,940.55
61,043,922,609.57
35,107,747,060.89
16,900,836,000.00
42,569,449,400.00
48,791,087,955.57
18,970,875,940.55
1,000,000,000.00
2,000,000,000.00
Realisasi Tahun
2010
3
Realisasi Tahun
2011
4
61,043,922,609.57
281,000,000.00
4,000,000,000.00
14,100,000,000.00
5,000,000,000.00
4,974,492,057.73
5,171,941,263.50
115,230,676.26
50,000,000.00
115,230,676.26
-
115,231,000.00
-
115,231,000.00
-
115,231,000.00
115,231,000.00
446,230,676.26
4,115,230,676.26
14,215,231,000.00
5,115,231,000.00
6,089,723,057.73
7,287,172,263.50
60,597,691,933.31
30,992,516,384.63
2,685,605,000.00
37,454,218,400.00
42,701,364,897.84
11,683,703,677.05
III-12
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.Tujuan
akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi. Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Bantul mangacu pada
visi dan misi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015. Visi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015 adalah Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan Agamis sedangkan misi
RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah:
a. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik;
b. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak
mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan
masyarakatyang responsif gender;
d. Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan penataan ruang
dan pelestarian lingkungan.
Hubungan misi, tujuan, dan sasaran daerah Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Daerah Kab. Bantul
Misi
1. Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah menuju
tata kelola
pemerintahan
yang empatik
Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas
birokrasi pemerintah
menuju tata kelola
pemerintah yang empatik
1.
2.
3.
2. Meningkatkan kualitas
pelayanan publik dengan
penyederhanaan
pelayanan
1.
2.
3.
Sasaran
Meningkatnya kapasitas dan
profesionalisme aparatur pemerintah
daerah dan desa serta lembaga
pemerintah
Meningkatnya transparansi, efektifitas
dan efisiensi birokrasi
Meningkatnya kemampuan
pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
Penyingkatan waktu penyelesaian ijin
Penyingkatan waktu penyelesaian
pengaduan
Misi
Tujuan
4.
2. Meningkatkan
kualitas hidup
rakyat menuju
masyarakat
Bantul yang
sehat, cerdas,
berakhlak
mulia,dan
berkepribadian
Indonesia
dengan
memperhatikan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi
3. Menciptakan keamanan
dan ketertiban
masyarakat
1.
4. Mewujudkan
pembebasan tanah untuk
pembangunan
infrastruktur daerah
1. Meningkatkan kuantitas
dan kualitas pelayanan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi masalah
kesehatan dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
3. Meningkatkan jumlah
penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan
4. Meningkatkan kualitas
program wajib belajar 12
tahun yang meliputi
layanan pendidikan baik
pada jenjang prasekolah, pendidikan
dasar, maupun
pendidikan menengah
yang bermutu, relevan,
dan berkesetaraan
dengan memperhatikan
kearifan lokal
5. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pengembangan
pendidikan baik jalur
formal, non formal,
maupun informal
1.
2.
Sasaran
Meningkatnya indeks kepuasan
masyarakat (IKM)
Terciptanya kepastian hukum dan
ketertiban masyarakat
Meningkatnya pemahaman prinsipprinsip dasar hukum dan HAM
Tersedianya sarana berupa tanah
untuk pembangunan fasilitas
kepentingan umum dan pemda
Misi
Tujuan
6. Meningkatkan kualitas
kepemudaan & olahraga
1.
2.
7. Mengembangkan
pemanfaatan ilmu dan
teknologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Meningkatkan
kesejahteraan
rakyat melalui
peningkatan
kualitas
pertumbuhan
ekonomi,
pemerataan
pendapatan
berbasis
pengembangan
ekonomi lokal,
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang responsif
gender
1.
1.
1.
2.
3.
4.
Pencapaian
pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan
berkesinambungan.
Meningkatkan Mutu
Konsumsi pangan dan
Ketersediaan Pangan
Meningkatkan kualitas
perlindungan terhadap
petani, peran serta
petani, dan
pengembangan program
usaha tani
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana
dan prasarana
pendukung ekonomi
2.
Sasaran
Meningkatkan prestasi pemuda Kab.
Bantul di Bidang Olahraga secara
kuantitaif dan kualitatif
Meningkatnya kualitas pemuda dan
olahragawan professional
Meningkatnya kualitas database
dalam format digital di semua sektor
Pengembangan Sistem Informasi yang
berbasisTeknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Tersedianya informasi melalui media
massa
Pengembangan teknologi tepat guna
Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah
Penyusunan Rencana Umum Energi
Daerah (RUED)
Meningkatnya jumlah DBKS, KST,
PPS
Meningkatnya kualitas pelayanan
kehidupan beragama
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
daerah dan pemerataan pendapatan
Misi
5.
6.
Tujuan
Meningkatkan
pemberdayaan industri
kecil, koperasi, dan
perdagangan
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat melalui
pengembangan
kebudayaan dan
pariwisata
1.
1.
2.
3.
7.
Meningkatkan
pengembangan
kawasan strategis
1.
8.
Meningkatkan motivasi
dan etos masyarakat
berwirausaha,
penciptaan peluang
kerja, pelatihan
keterampilan, serta
perlindungan dan
pengawasan tenaga
kerja
Memantapkan program
pengarusutamaan
gender dan
perlindungan anak
1.
2.
3.
9.
10. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat baik pada
tingkat komunitas
(desa), keluarga dan
individu
4.
5.
Sasaran
Meningkatnya unit-unit usaha industri
kecil dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi
produk, akses permodalan serta
perluasan jangkauan pemasaran
Meningkatnya jumlah desa wisata,
desa budaya, peristiwa budaya,
penghargaan budaya, kelompok
kesenian
Meningkatnya jumlah pengunjung
objek wisata
Meningkatnya jumlah investasi
kepariwisataan
Berkembangnya kawasan KPY, BKM,
Pantai selatan, GMT dan Kajigelem,
Kawasan industri Sedayu dan
Piyungan, kawasan agrowisata dan
agropolitan, gumuk pasir Parangtritis,
serta kawasan ibukota Kab. Bantul
Meningkatnya keterampilan pencaker
Meningkatnya lapangan pekerjaan
Meningkatnya keamanan dan
perlindungan pekerja
Terjaminnya hak-hak pekerja
Terciptanya penempatan transmigran
Misi
4. Meningkatkan
kewaspadaan
terhadap risiko
bencana
dengan
memperhatikan
penataan ruang
dan pelestarian
lingkungan
Tujuan
1. Memantapkan program
penanggulangan
bencana
2. Memantapkan program
peningkatan kualitas
lingkungan,
pengelolaan, dan
perlindungan SDA
1.
2.
1.
2.
Sasaran
Mantapnya penanggulangan bencana
Mantapnya pengelolaan sarana dan
prasarana publk
Terwujudanya peningk pengelolaan
SDA, perlind fungsi lingk dan
keanegaraman hayati
Terkelolanya sumberdaya hutan
Gambar 4.1 Hubungan Prioritas Pembangunan Kabupaten Bantul dengan Propinsi dan Nasional
Nasional
Propinsi DIY
1. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
9. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
10. Pengarusutamaan
Gender
2. Pendidikan
11. Kebudayaan,
Kreativitas, dan
Inovasi Teknologi
3. Kesehatan
4. Penanggulangan
Kemiskinan
Prioritas Lainnya Bidang
Kesejahteraan Rakyat
5. Ketahanan Pangan
Kabupaten Bantul
1. Tata Kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab
2. Pendidikan
1. Pendidikan dan
Kebudayaan
4. Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
2. Kesehatan
3. Kesehatan
7. Penanggulangan
Kemiskinan
5. Pengentasan
kemiskinan dan
penanganan desa
tertinggal
6. Infrastuktur
8. Energi
6. Infrastuktur
11. Infrastuktur,
Penataan Ruang,
dan Permukiman
3. Pariwisata
9. Pariwisata
8. Perdagangan dan
Pasar Tradisional
Selanjutnya setiap prioritas pembangunan Kabupaten Bantul tersebut dijabarkan ke dalam program
prioritas sesuai dengan urusan serta tugas pokok dan fungsi SKPD pelaksananya. Hubungan
prioritas pembangunan daerah Tahun 2013 dengan program prioritas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hubungan Prioritas Pembangunan Tahun 2013 dalam RPJMD dengan Program Prioritas
Daerah Tahun 2013
Prioritas Pembangunan Tahun
No
Program Prioritas Daerah (RKPD)
Rencana (RPJMD)
1.
Tata kelola pemerintahan yang empatik 1. WTP
dan bertanggung jawab
2. Pelayanan perijinan
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
4. e KTP
5. Formasi pegawai
6. Tata kelola pemerintahan desa
7. Persiapan Pemilu Tahun 2014 dan
Pemilukada Tahun 2015
2.
Pendidikan
1. Akses masyarakat terhadap pendidikan
2. Mutu/kualitas pendidikan
3. Pengembangan pendidikan non-formal
4. Peningkatan kerjasama
3.
Kesehatan
1. Mutu dan pelayanan kesehatan
2. Kualitas kesehatan masyarakat ibu dan
bayi
3. Kualitas lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Perluasan
aksesibilitas
pelayanan
kesehatan masyarakat
5. Pemenuhan cakupan asuransi jaminan
kesehatan masyarakat
4.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan 1. Optimalisasi pemanfaatan IPTEK
Teknologi
2. Pengembangan teknologi energi baru
terbarukan
3. Sinergitas pengembangan IPTEK melalui
kerjasama
5. Pengentasan kemiskinan dan
1. Validasi data KK miskin
penangganan desa tertinggal
2. Pengurangan beban KK miskin
3. Pemberdayaan KK miskin
6. Pertanian dalam arti luas
1. Pengembangan teknologi budidaya
pertanian
2. Bantul Seed Center
3. Perlindungan dan pemberdayaan petani
4. Pengendalian hama terpadu
No
7.
8.
9.
Pariwisata
10. Lingkungan
bencana
11. Infrastruktur,
permukiman
hidup
dan
penataan
pengelolaan
ruang,
dan
Sedangkan target capaian indikator kinerja program yang ingin dicapai dalam Tahun 2013, disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Target Capaian Kinerja Program Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
Prioritas
Pembangunan
1
2
01 Tata kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab
No
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
3
4
5
1 01 xx 20 Program peningkatan mutu Pelaksanaan sertifikat pendidik orang
1750
pendidik dan tenaga
kependidikan
Kode
Program/Pembangunan
1 03 xx 32 Program Pemberdayaan
Jasa Konstruksi
SKPD
6
BKD
buah
Bag. AP
badan
Bag. AP
1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah
95
Bappeda
1 09 xx 16 Program Penataan,
Penguasaan, Kepemilikan,
Penggunaan, dan
Pemanfaatan Lahan
m2
28.137
Bag. Tapem
100
Din. Dukcapil
100
Din. Dukcapil
Pertumbuhan investasi
Pemerintah
Rp
100.408.592.300,63
DPPKAD
1 19 xx 16 Program pemeliharaan
Menurunnya penyakit
kantrantibmas dan
masyarakat
pencegahan tindak kriminal
20
Satpol PP
1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
90
Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
90
Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
90
Kantor
Kesbangpolli
nmas
Kantor
Kesbangpolli
nmas
Kantor
Kesbangpolli
nmas
Kantor
Kesbangpolli
nmas
kali
24
SETWAN
1 10 xx 15 Program Penataan
Cakupan penerbitan KTP berAdministrasi Kependudukan NIK
1 20 xx 15 Program peningkatan
kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH
1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Frekuensi pelayanan
kali
223
penerimaan kunjungan kerja
Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR RI,
DPRD, Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen
dan Lembaga Lain
SKPD
6
Bag. Protokol
kali
30
Bag. Tapem
5,00
DPKAD
10,97
DPKAD
10,58
DPKAD
Penerimaan daerah
Rasio pertumbuhan belanja
modal
rupiah
%
1.004.757.471.000
1,37
DPPKAD
DPPKAD
%
buku
DPPKAD
DPPKAD
3,92
DPPKAD
1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada SKPD
SKPD
25
Inspektorat
100
Inspektorat
100
Inspektorat
LHP
238
Ispektorat
Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan
Inspektorat
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat
Kinerja
Indikator
4
Penyelesaian pengaduan
SKPD
6
Din. Perijinan
1 20 xx 25 Program peningkatan
Fasilitasi/pembentukan
kerjasama antar pemerintah perkuatan kerjasama antar
daerah
daerah pada bid. Ekonomi
MOU
Bag. KPPD
buah
25
Bag. Hukum
200
Bag. Hukum
120
Bag. Hukum
200
Bag. Hukum
Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri sipil
100
Bag. Hukum
Bag. KPPD
1 20 xx 28 Program peningkatan
kapasitas kinerja aparatur
pemeritahan
1 20 xx 29 Program peningkatan
kapasitas dan kualitas
kelembagaan
orang
48
Bag.
Organisasi
Peningkatan kapasitas
kelembagaan
100
Bag.
Organisasi
Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah
100
Bag.
Organisasi
75
Bag.
Organisasi
74
Bag.
Organisasi
26
Bag.
Organisasi
100
Bag.
Organisasi
DPPKAD
ijin
10.370
Din. Perijinan
nilai
angka
75,62
Din. Perijinan
795
BKD
1 20 xx 30 Program pengelolaan
barang daerah
1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan
1 20 xx 32 Program pendidikan
kedinasan
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 20 xx 33 Program peningkatan
kapasitas sumberdaya
aparatur
Kinerja
Indikator
4
Meningkatnya tertib
administrasi kecamatan
SKPD
6
Bag. Tapem
1 20 xx 33 Program Peningkatan
Kapasitas Sumberdaya
Aparatur
58
BKD
Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian
100
BKD
Pemenuhan kebutuhan
pegawai
17
BKD
100
Inspektorat
1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati
13
Bag. Hukum
100
Bag. Hukum
100
Satpol PP
15
Satpol PP
15
Satpol PP
Pertumbuhan investasi
Masyarakat
Rp
41.759.817.622
Bag. AP
1 22 xx 18 Peningkatan kapasitas
Aparatur desa yang mengikuti
aparatur pemerintahan desa pelatihan manajemen
pemerintahan desa
desa
75
Bag. Pemdes
SKPD
56
Kantor Arsip
kali
Kantor Arsip
100
Bag. Umum
orang
70
Kantor Arsip
SKPD
56
Kantor Arsip
1 24 xx 18 Program peningkatan
Hasil analisa berita media
kualitas pelayanan informasi. massa (Fokus media, Kliping
berita)
100
Bag. Humas
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa
Dokumentasi (foto&video)
kegiatan
pemerintahan&pembangunan
Kab. Bantul
100
Bag. Humas
100
Bag. Humas
1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati
1 22 xx 17 Program peningkatan
masyarakat dalam
membangun desa
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Siaran taman gabusan di TVRI
%
Jogja
SKPD
6
Bag. Humas
100
Bag. Humas
100
Bag. Humas
100
Bag. Humas
Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo
kali
Bag. Humas
100
Bag. Humas
100
Bag. Humas
100
Bag. Humas
1 25 xx 18 Program kerjasama
Pelaksanaan pers tour dlm
informasi dan media massa rangka pemberdayaan
wartawan
02 Pendidikan
kegiatan
Bag. KPPD
2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah
UMKM
50
Bag. KPPD
2 07 xx 19 Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri
Potensial
Pengembangan database
informasi potensi unggulan
kec.
17
Bag. KPPD
APK PAUD
58,00
Din. Dikmen
& NF
APK SD/MI
105,15
Din. Dikdas
APK SMP/MTs
99
Din. Dikdas
APM SD/MI
95,35
Din. Dikdas
APM SMP/MTs
83,5
Din. Dikdas
Tk kelulusan SD/MI
99,99
Din. Dikdas
Tk kelulusan SMP/MTs
97,5
Din. Dikdas
nilai
angka
7,30
Din. Dikdas
nilai
angka
7,20
Din. Dikdas
Buah
Buah
Buah
Buah
23
38
2
4
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 01 xx 17 Program pendidikan
menengah
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah SBI tingkat SD/MI
Buah
0
Jumlah SBI tingkat SMP/MTs
Buah
0
APK SMA/SMK
%
84,00
APM SMA/SMK
66,00
Din. Dikmen
& NF
Buah
37
Din. Dikmen
& NF
Buah
Din. Dikmen
& NF
orang
Din. Dikdas
orang
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan
6
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikmen
& NF
1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan
SKPD
orang
28
Din. Dikdas
28
Din. Dikdas
orang
12,9
Din. Dikdas
orang
19,1
Din. Dikdas
0,01
Din. Dikdas
0,07
Din. Dikdas
6,22
Din. Dikdas
3,01
Din. Dikdas
Buah
Din. Dikmen
& NF
Buah
20
Din. Dikmen
& NF
Buah
Din. Dikmen
& NF
Buah
Din. Dikmen
& NF
32
Din. Dikmen
& NF
orang
Din. Dikmen
& NF
0,80
Din. Dikmen
& NF
Tk kelulusan SMA/SMK
98,25
Din. Dikmen
& NF
nilai
angka
7,31
Din. Dikmen
& NF
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Angka melek huruf
6
Din. Dikmen
& NF
3,01
Din. Dikmen
& NF
jmlh
emas
18
Kantor PORA
orang
Kantor PORA
Kantor PORA
Kantor PORA
Jml
Atlit
Kantor PORA
10
Kantor PORA
130
Kantor PORA
jml
emas
49
Kantor PORA
22
Kantor PORA
1 18 xx 21 Program peningkatan
sarana dan prasarana
olahraga
1 26 xx 15 Program pengembangan
budaya baca dan
pembinaan perpustakaan
Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
Perpustakaan Keliling)
orang
49.000
Kantor
Perpust.
Umum
buku
50.000
Kantor
Perpust.
Umum
700
Kantor
Perpust.
Umum
03 Kesehatan
SKPD
Penyediaan/pengembangan
obat dan Perbekkes:
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
Dinkes
96
Dinkes
POR:
Dinkes
Dinkes
th
71,35
Dinkes
/100rb KH
80
Dinkes
AKI
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Angka kesakitan DBD
SKPD
6
Dinkes
0,5
Dinkes
Penemuan kasus TB
65
Dinkes
Penyembuhan kasus TB
88
Dinkes
60
Dinkes
60
Dinkes
45
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
20
Dinkes
0,3
Dinkes
8.5
Dinkes
3. N/D
75
Dinkes
4. D/S
81
Dinkes
100
Dinkes
85
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
80
Dinkes
1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat
Dinkes
92
Dinkes
100
Dinkes
Jamban sehat
75
Dinkes
Air bersih
81
Dinkes
Rumah sehat
75
Dinkes
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 02 xx 22 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Kinerja
Indikator
4
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:
SKPD
6
Dinkes
a. Penemuan AFP
100
Dinkes
b. Penemuan penderita
pneumonia Balita
25
Dinkes
70
Dinkes
100
Dinkes
17
Dinkes
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
100
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24
jam
100
Dinkes
Jumlah Puskesmas
terakreditasi TQM
60
Dinkes
70
Dinkes
100
RSUD PS
100
RSUD PS
75-85
RSUD PS
Length of Stay
hari
4-9
RSUD PS
kali
40-50
RSUD PS
1 02 xx 23 Program standarisasi
pelayanan kesehatan
1 02 xx 25 Program pengadaan,
peningkatan & perbaikan
sarana & prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Turn Over Interval
SKPD
6
RSUD PS
orang/
TT
1/(4-7)
RSUD PS
orang/
TT
(3-4)/2
RSUD PS
100
Dinkes
/1000 KH
Dinkes
1 02 xx 28 Program kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
1 02 xx 29 Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
balita
AKB
1 02 xx 30 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Unit
250
Dinkes
95
Dinkes
95
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
100
Dinkes
95
Dinkes
100
Dinkes
87
Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
100
Dinkes
80
Dinkes
70
Dinkes
1 12 xx 15 Program keluarga
berencana
85
Dinkes
1 02 xx 32 Program peningkatan
Cakupan pertolongan
keselamatan ibu melahirkan persalinan oleh bidan atau
dan anak
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
1 12 xx 16 Program kesehatan
reproduksi remaja
04 Pengembangan Ilmu 1 06 xx 15 Program pengembangan
Pengetahuan dan
data/informasi
Teknologi
Dinkes
Pusk
jumlah/jenis teknologi tepat
guna yang ditemukan
unit
Dinkes
25
Bappeda
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
SKPD
6
Bappeda
Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK
jml
Bappeda
Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK
jml
Bappeda
jml
Bappeda
jml
Bappeda
KPDT
Prosentase pembangunan
pusat data
75
KPDT
Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa
50
KPDT
Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk
75
KPDT
50
KPDT
1 25 xx 18 Program kerjasama
Prosentase pengembangan
informasi dan media massa informasi melalui website dan
SMS Bupati
60
KPDT
Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan pemerintah
daerah
60
KPDT
unit
Bappeda
kec.
10
Bappeda
1 11 xx 15 Program keserasian
kebijakan peningkatan
kualitas anak dan
perempuan
66
BKK PP&KB
1 11 xx 16 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak
66,00
BKK PP&KB
1 11 xx 17 Program peningkatan
kualitas hidup dan
perlindungan perempuan
65
BKK PP&KB
71,50
BKK PP&KB
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa
05 Pengentasan
Kemiskinan dan
Penanganan Desa
Tertinggal
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah teknologi tepat guna
unit
25
yang dapat dimanfaatkan
masyarakat
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 11 xx 19 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak
Kinerja
Indikator
4
Penurunan kekerasan terhadap %
anak dan perempuan
SKPD
6
BKK PP&KB
1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan
12,00
BKK PP&KB
1 12 xx 15 Program keluarga
berencana
3,2
BKK PP & KB
78,30
BKK PP & KB
29,16
BKK PP & KB
1 12 xx 17 Program pelayanan
kontrasepsi
100
BKK PP & KB
60
BKK PP & KB
1 12 xx 20 Program pengembangan
pusat pelayanan informasi
dan konseling KRR
29,16
BKK PP & KB
1 12 xx 22 Program Pengembangan
Bahan Informasi tentang
Pengasuhan dan
Pembinaan Tumbuh
Kembang Anak
Mekanisme operasional
pengembangan model
pembinaan dan pengasuhan
tumbuh kembang anak kepada
kelompok sasaran
34
BKK PP & KB
1 12 xx 24 Program Pengembangan
Model Operasional BKBPosyandu-PAUD
34
BKK PP & KB
1 13 xx 15 Program pemberdayaan
Terbukanya peluang pasar bagi kelomp
fakir miskin, komunitas adat produk kelompok PEKM dan
ok
terpencil (KAT), dan
UPPKS
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya
17
BKK PP & KB
1 13 xx 15 Program pemberdayaan
Peningkatan program bantuan orang
fakir miskin, komunitas adat pendidikan bagi kel. Miskin dan
terpencil (KAT), dan
berprestasi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya
7700
Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Lansia
orang
190
Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Perlindungan anak
orang
260
Dinas Sosial
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Fasilitasi pembinaan anak yatim orang
1500
6
Dinas Sosial
SKPD
orang/
kelomp
ok
3000
Dinas Sosial
jiwa
2500
Dinas Sosial
orang
200
Dinas Sosial
orang
428
Dinas Sosial
orang
25
Dinas Sosial
250
Dinas Sosial
Jumlah DBKS
desa
51
Dinas Sosial
Jumlah KST
KK
36
Dinas Sosial
Jumlah PPS
pondok
98
Dinas Sosial
kelompok
100
Dinas Sosial
Orang
960
Din.
Nakertrans
orang
01:15
Din.
Nakertrans
Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th
orang
12.073
Din.
Nakertrans
93,90
Din.
Nakertrans
70,15
Din.
Nakertrans
Kepesertaan JAMSOSTEK
Orang
20.400
Din.
Nakertrans
Jumlah PP
Pershaan
173
Din.
Nakertrans
Jumlah LK Bipartit
Pershaan
70
Din.
Nakertrans
75
Din.
Nakertrans
Peningkatan penanganan
penyandang cacat
1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan
1 14 xx 18 Program penempatan
tenaga kerja
Jumlah SP
Pershaan
55
Din.
Nakertrans
Jumlah PKB
Pershaan
52
Din.
Nakertrans
orang
2.500
Din.
Nakertrans
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Target Tahun 2013
5
orang
400
orang
489.500
Din.
Nakertrans
Tingkat pengangguran
6,1
Din.
Nakertrans
90
Dinas Sosial
6100
Dinas Sosial
6
Din.
Nakertrans
lemba
ga
35
Dinas Sosial
desa
75
Kantor PMD
1 22 xx 16 Program pengembangan
Jmlh desa yang diberikan
lembaga ekonomi pedesaan sosialisasi peningkatan kualitas
LKD
desa
75
Kantor PMD
11
BKK PP&KB
buku
51
BKK PP&KB
KK
100
Din.
Nakertrans
1 03 xx 24 Program pengembangan
dan pengelolaan jaringan
irigasi, rawa, dan jaringan
pengairan lainnnya
83,25
Dinas SDA
82
Dinas SDA
Ketersediaan pangan
gr/Kap/
hr
3650
BKP3
12
BKP3
Akses Pangan
BKP3
PPH
90
BKP3
unit
19
BKP3
Ha
3.000
Din. Pertahut
kegiatan
Din. Pertahut
komodi
tas
Din. Pertahut
Ha
4.000
Din. Pertahut
1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik
daerah
SKPD
Indikator
4
Perluasan kerja
1 21 xx 15 Program peningkatan
ketahanan pangan
pertanian/perkebunan
1 21 xx 15 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Pengelolaan Hama Penyakit
Ha
Terpadu
Penanganan harga jual hasil
pertanian (program pasca
panen)
SKPD
6
Din. Pertahut
komodi
tas
Din. Pertahut
Unit
70
Din. Pertahut
liter
2.500
Din. Pertahut
1 22 xx 17 Program peningkatan
partisipasi masyarakat
dalam membangun desa
kali
90
Din. Pertahut
2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani
ha
250
Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
Terwujudnya Agropolitan
Unit
(Kec)
Din. Pertahut
kw/ha
76,50
Din. Pertahut
kw/ha
53,45
Din. Pertahut
kw/ha
15,50
Din. Pertahut
kw/ha
10,30
Din. Pertahut
kw/ha
127,51
Din. Pertahut
ton/ha
10,24
Din. Pertahut
ton/ha
8,16
Din. Pertahut
Produktivitas pisang
kg/poh
on
25,50
Din. Pertahut
kg/m2
12,15
Din. Pertahut
Produktivitas temulawak
ton/ha
18,74
Din. Pertahut
50,72
Din. Pertahut
kw/ha
20,00
Din. Pertahut
6,66
Din. Pertahut
kw/ha
3,82
Din. Pertahut
2,72
Din. Pertahut
ha
1.550
Din. Pertahut
0,2
Din. Pertahut
ha
15.137
Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program Peningkatan
Konversi lahan
Produksi Pertanian/
Perkebunan (Penyusunan
Kebijakan pencegahan Alih
Fungsi Lahan pertanian)
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebunan
lapangan
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Peningkatan kualitas penyuluh orang
73
SKPD
6
BKP3
unit
Din. Pertahut
2 01 xx 20
kasus
6.500
Din. Pertahut
Penanganan gangguan
reproduksi ternak
ekor
1.250
Din. Pertahut
kasus
100
Din. Pertahut
Penanganan kasus
Tuberkulinasi
sampel
100
Din. Pertahut
Vaksinasi unggas ND
dosis
550.000
Din. Pertahut
Vaksinasi unggas AI
dosis
550.000
Din. Pertahut
Vaksinasi rabies
dosis
600
Din. Pertahut
kali
15
Din. Pertahut
petugas
425
Din. Pertahut
Ha
20
Din. Pertahut
dosis
52.000
Din. Pertahut
unit
Din. Pertahut
kg
11.414.739
Din. Pertahut
kg
6.717.258
Din. Pertahut
liter
300.000
Din. Pertahut
ekor
56.252
Din. Pertahut
ekor
225
Din. Pertahut
Populasi kambing
ekor
66.333
Din. Pertahut
Populasi domba
ekor
35.474
Din. Pertahut
ekor
548.215
Din. Pertahut
ekor
761.895
Din. Pertahut
ekor
757.204
Din. Pertahut
Populasi itik
ekor
236.599
Din. Pertahut
2 01 xx 21 Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan
Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
2 01 xx 23 Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Petemakan
2 01 xx 23 Program peningkatan
penerapan teknologi
peternakan
2 01 xx 25 Program Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Kelembagaan
Kinerja
Target Tahun 2013
5
ekor/D
400.000
OC
Pembibitan itik
ekor/D
OD
170.000
Din. Pertahut
butir
420.000
Din. Pertahut
Pengembangan biogas
unit
35
Din. Pertahut
unit
30
Din. Pertahut
Optimalisasi RPH
unit
Din. Pertahut
Optimalisasi RPU
unit
20
Din. Pertahut
kelompok
24
Din. Pertahut
kelomp
ok
17
Din. Pertahut
kelomp
ok
20
Din. Pertahut
373
Din. Pertahut
292
Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
Kelompok/Pelaku Usaha
Pengolahan hasil pertanian
kelomp
ok/
pelaku
usaha
600
Din. Pertahut
unit
Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani
kelomp
ok
725
Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani kehutanan
kelomp
ok
203
Din. Pertahut
Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani
kelomp
ok
26
BKP3
orang
145
BKP3
orang
613
DKP
2 01 xx 25 Program pengembangan
sarana dan prasarana
kelembagaan
SKPD
Indikator
4
Pembibitan ayam buras
kelompok
6
Din. Pertahut
DKP
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Kinerja
Indikator
4
Jumlah produksi perikanan
budidaya
Jumlah pokdakan (kelompok
pembudidaya)
kelomp
ok
orang
410
SKPD
6
DKP
DKP
DKP
unit
70
DKP
ton
1.643
DKP
ton
1.643
DKP
x
1.000
ekor
DKP
x
1.000
ekor
DKP
orang
DKP
unit
60
DKP
unit
DKP
unit
DKP
unit
DKP
unit
DKP
ton
kawasan
unit
DKP
5
unit
DKP
DKP
- Pemasaran
orang
DKP
- Pengolahan
orang
DKP
2 05 xx 23 Program optimalisasi
Pengolah hasil perikanan
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
orang
80
DKP
kg/kapi
ta/th
23,55
DKP
Pendapatan Nelayan
Rp
DKP
Rp
DKP
Pendapatan Pengolah
Rp
DKP
Pendapatan Pemasar
Rp
DKP
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Kinerja
Program/Pembangunan
Indikator
4
SKPD
Jumlah UPR
kelompok
DKP
Jumlah KUB
kelompok
DKP
Jumlah pengolah
kelompok
DKP
Jumlah pemasar
kelompok
DKP
6
DKP
unit
92
Din.
Perindagkop
unit
usaha
80
Din.
Perindagkop
orang
270
Din.
Perindagkop
50
Din.
Perindagkop
18
Din.
Perindagkop
18
Din.
Perindagkop
18
Din.
Perindagkop
18
Din.
Perindagkop
unit
11
Din.
Perindagkop
1 03 xx 34 Program pembangunan
Kondisi setiap pasar dalam
infrastruktur pasar tradisional keadaan baik
68,75
Kantor
Pengel.
Pasar
1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan
unit
Bag. KPPD
1 16 xx 15 Program peningkatan
promosi dan kerjasama
investasi
FGD
Bag. KPPD
Bag. KPPD
20
Bag. KPPD
1 15 xx 16 Program pengembangan
Fasilitasi peningkatan IRT
kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha
kecil menengah
Peningkatan kapasitas SDM
UKM
1 15 xx 17 Program pengembangan
sistem pendukung usaha
bagi usaha mikro kecil
menengah
1 15 xx 18 Program peningkatan
kualitas kelembagaan
koperasi
orang
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
08 Perdagangan dan
Pasar Tradisional
Kode
Program/Pembangunan
3
09 Pariwisata
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Peningkatan kualitas SDM
orang
34
lembaga keuangan mikro guna
peningkatan pelayanan
investasi
SKPD
6
Bag. KPPD
badan
hukum
15
Bag. KPPD
Rp
565.882.948.039,00
Din.
Perindagkop
Rp
183.983.137.541,00
Din.
Perindagkop
Peningkatan keterampilan
unit
pelaku usaha eksport/pemasok usaha
produk eksport
50
Din.
Perindagkop
Penyelenggaraan promosi
produk UMKM
kegiatan
Din.
Perindagkop
kegiatan
Din.
Perindagkop
2 06 xx 18 Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
kali
Din.
Perindagkop
2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan
unit
Din.
Perindagkop
2 07 xx 15 Program peningkatan
kapasitas IPTEK sistem
produksi
kegiata
n
Din.
Perindagkop
2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah
Terselenggaranya Dekranas
dan fasilitasi IKM
kegiatan
Din.
Perindagkop
1 03 xx 29 Program pengembangan
wilayah strategis & cepat
tumbuh
paket
Bappeda
paket
Bappeda
paket
Bappeda
paket
Bappeda
Bappeda
paket
Bappeda
1 17 xx 15 Program pengembangan
nilai budaya
desa
Din. Budpar
1 17 xx 16 Program pengelolaan
kekayaan budaya
event
buday
a
132
Din. Budpar
orang
anak
Din. Budpar
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
10 Lingkungan hidup
dan pengelolaan
bencana
Kode
Program/Pembangunan
3
1 17 xx 17 Program pengelolaan
keragaman budaya
Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah penghargaan budaya
pengh
16
argaan
SKPD
6
Din. Budpar
1 17 xx 18 Program pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya
kelompok
715
Din. Budpar
2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata
kegiatan
35
Din. Budpar
rupiah
4.654.156.675
Din. Budpar
Jumlah Wisnus
orang
1.649.462
Din. Budpar
Jumlah Wisman
orang
16.661
Din. Budpar
2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata
desa
22
Din. Budpar
2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan
unit
15
Din. Budpar
2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT
paket
Bappeda
unit
15
Din. Pertahut
unit
Din. Pertahut
unit
Din. Pertahut
ha
10
Din. Pertahut
unit
100
BLH
1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai, Danau,
dan Sumber Daya Air
Lainnya
70
BLH
Unit
BPBD
1 04 xx 19 Program peningkatan
Penambahan POS
kesiagaan dan pencegahan Penanggulangan Bahaya
bahaya kebakaran
Kebakaran (PBK) di Kabupaten
Unit
BPBD
1 06 xx 24 Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
17
BLH
1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
35
BLH
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan
perusakaan lingkungan
hidup
Kinerja
Indikator
4
Prosentase jumlah pengaduan
%
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
Reklamasi lahan bekas galian C
(mineral dan batu bara)
SKPD
6
BLH
ha
Din. Pertahut
1 08 xx 19 Program Peningkatan
Informasi status kerusakan
Kualitas dan Akses Informasi lahan
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
40
BLH
1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi
75
BLH
km
Din Pertahut
ha
0,25
Din Pertahut
Penghijauan lingkungan
btg
50.000
Din Pertahut
lokasi
BLH
lokasi
BLH
35
Bappeda
Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Kecamatan
Unit
BPBD
Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Desa
Unit
19
BPBD
unit
BPBD
unit
BPBD
km
PU
20
BPBD
orang
100
BPBD
Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
Kinerja
Indikator
4
Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah
unit
6
BPBD
BPBD
Din. Pertahut
ha
Din. Pertahut
ha
Din. Pertahut
unit
Din. Pertahut
ha
Din. Pertahut
ha
Din. Pertahut
ha
20
Din. Pertahut
kec
17
Din. Pertahut
kecmat
an
17
Din. Pertahut
13
Din. Pertahut
Din. Pertahut
21
Din. Pertahut
Din. Pertahut
tahun
Din. Pertahut
paket
Din. Pertahut
ha
Din. SDA
1 03 xx 15 Program pembangunan
jalan dan jembatan
92
PU
1 03 xx 16 Program pembangunan
saluran drainase/goronggorong
PU
Pengembangan saluran
drainase permukiman
500
PU
2 02 xx 15 Program pemanfaatan
potensi sumberdaya hutan
11 Infrastruktur,
penataan ruang dan
permukiman
SKPD
unit
No
1
Prioritas
Pembangunan
2
Kode
Program/Pembangunan
3
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan
jalan dan jembatan
Kinerja
Indikator
4
Penaganan jalan Kabupaten
km
SKPD
6
PU
1 03 xx 23 Program peningkatan
sarana dan prasarana
kebinamargaan
Persentase peningkatan
penyediaan simpul transportasi
25
DISHUB
1 03 xx 27 Program pengembangan
kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah
70
PU
1 03 xx 30 Program pembangunan
infrastruktur pedesaan
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
PU
Persentase peningkatan
lingkungan sehat perumahan
10
PU
Unit
PU
PU
rumah
Bappeda
100
Bappeda
1 06 xx 25 Program perencanaan
Terwujudnya implementasi RPP
pembangunan daerah rawan kawasan berbasis mitigasi
bencana
bencana
55
Bappeda
1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan
20
Din.
Perhubungan
1 07 xx 17 Program peningkatan
pelayanan angkutan
1.763.022
Din.
Perhubungan
0,7
Din.
Perhubungan
ratio
0,3
Din.
Perhubungan
1 08 xx 15 Program penanganan
persampahan
Penanganan persampahan
kec.
17
Din. PU
1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
25
Din. PU
jumlah
Din. PU
RencanaKerjaPembangunanDaerahKabupatenBantulTahun2013
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Pada bab ini akan dijabarkan secara eksplisit mengenai rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dan kedudukan tahun rencana
(RKPD). Disamping itu dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, telah dilakukan penyelarasan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah
provinsi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta
program/kegiatan kabupaten/kota, sehingga beberapa rencana program/kegiatan prioritas
kabupaten menjadi usulan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal penting yang perlu menjadi catatan yang harus ditindaklanjuti dalam penyusunan
RAPBD Tahun 2013 adalah berkaitan dengan adanya kesepakatan kegiatan prioritas bersama
antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Bantul
melalui sumber dana cost sharing.
V-1
URAIAN
II
URUSAN WAJIB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Pendidikan
Kesehatan
Pekerjaan Umum
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Pertanahan
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Sosial
Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal Daerah
Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
OTDA, Pem Umum, Adm Keu Drh, Perangkat Drh, Kepeg & Persandian
Ketahanan Pangan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
Perpustakaan
III
URUSAN PILIHAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanian
Kehutanan
Energi dan Sumberdaya Mineral
Pariwisata
Kelautan dan Perikanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
JUMLAH
PAGU INDIKATIF
(Rp)
58,917,419,900
58,407,892,650
105,568,457,506
58,414,466,500
1,853,000,000
1,465,860,000
2,643,118,750
2,437,605,800
5,542,928,573
6,899,163,500
3,748,227,000
441,660,000
1,310,975,000
1,834,175,000
2,108,475,500
846,844,000
841,545,000
745,870,000
1,754,795,000
3,680,410,750
28,065,546,773
5,587,130,700
2,918,127,280
620,575,000
608,533,727
3,391,172,500
442,500,000
5,015,398,200
1,590,000,000
587,200,000
1,394,000,000
4,194,500,000
2,757,697,500
1,007,565,000
1,299,084,100
378,941,921,209
V-4
BAB VI
PENUTUP
RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten
Bantul ini dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 dan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Angaran Pendapatan
Belanja Daerah (KU-APBD) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (PPAS-APBD) Tahun Anggaran 2013. Selain itu, RKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 ini digunakan sebagai bahan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang
APBD Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah
disusun berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.
Dokumen ini diharapkan menjadi media komunikasi secara berkelanjutan antar semua pelaku
pembangunan dan sebagai media evaluasi pelaksanaan program/kegiatan supaya tetap sesuai
dengan rencana.
BUPATI BANTUL,
VI-1