Anda di halaman 1dari 197

BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL


NOMOR 33 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL


Jalan Robert Wolter Monginsidi Nomor 1 Kabupaten Bantul 55711
Website : www.bantulkab.go.id

BiJPA'II If AN'IUL
PERA.TURAN t]UI]ATI BANTUL
NOMOR

3 3. "IAHUN 2012
'l DNTAli(i

DAERAIJ (RKP]]J
RDNCANA KDR.]A PDI",1BA1'IIiUNAN
KAIJIJI'A'II.]NL9qNII]L'IAI]UN 20 I3
'f
DENGAAI IlAl IMA'I' U IIAN YANG MAIIA ]ISA
BT]PATI BANTUI-,
pen]'e1en{garijran
dalanl
relngka r:nengoptimalkan
Menimbang : a. bahwa
pemerintahan dan pelaklranaan pembanglrnan yang efel(1.ii
dan efisien sesuili dcngan prio.itas, sasaran serta sincr'gitas
progrrm-program Pernerintah dan Pcmerintah Daerah, nrakrl
perlu meninlll{atl{an ciaya guna dan hasil glrna peren(:arlaall
pernbangurrit'r dl li?rbupal(: n Bant]-ll;
b . bahwa beldasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah
Kabupaten Ilantul Nomor Ol Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015, harus dijabarkan 1rt:
dalam RKPD pada tahun yang bersangkutan;
c . bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud
perlu
dalam huruf a dan huruf b,
menetapkan Peraturan
Bupati Bantul Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Bantul Tahun 2013;
Mengingat:

Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
l95O
tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Daerah lstimewa Jogiakarta;

2 . Undang-Undang

Nomor
2A
Negara Yang
Penyelenggaraan
Kon-lpsi, Kolusi dan Nepotisme;

Tahun
Bersih

1999
tentang
dan Bebas Dari

3. Undang"Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Kenangan


Negara;
4.

Undang-Undang
Perbendaharaan

Nomor
Negara; .

Tahun

2OO4

5 . Undaig-Undang
Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional;

tentang
Sistem

6 . Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2OO4
tentang
Pemerintahan Daerah sebagairnana telah diubah beberapa
ka-li terakhir dengar Undang-Undang Nornor 12 Tahun 2OO8;
7 . Undaig-Unda;rg
Nomor
33
Perimbangan
Keuangan
Antara
Pemerintahan Daerah;

Tahun
2OO4
tentang
Pemerintah
Pusat dan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang


Pcnetapan Mulai Berlakuirya Undang-Llndang Tahun 1950
Nomor 12, 13, 14 dan 15;
9. Peraturan Pemerintah Nomor B Tahun 2OO8 tentang
Tahapan, Tatacara Penjrusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencarla Pembangunan Daerah:
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Pengelolaan
Keuangan
Pedoman
Daerah
tentang
diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Dalanr
sebagairnana telah
Negeri Nomor 2l Tahun 20 I l;
11. Peraturan Menteri Dalanr Negeri Nomor 54 Tahr.rn 2O1O
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2OO8 tentang Tahapan, Tatacaia Penlrusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksalaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2OO5
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Bantul Tahun 2006 - 2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12
Tahun 20 10;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2OO7
tentng
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah
Kabupaten Bantul;
14. Peratura-n Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2OO7
tentang Pembentukai Organisasi Lmbaga Teknis Daerah di
Pemerintah Kabupaten BaItul
sebagaimana
Lingkungan
dengan
Peraturan
Daerah
Kabupaten
telah diubah
Bantul
Nornor 16 Tahun 2OO9;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 24 Tahun 2OO8
tentang Tata Cara Pen]rusunart Perencanaan Pembangunan
Pelaksa-naan Musvawarah
Daerah
darr
Perencanaan
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011
tentang Renca-na Pembangunan Jarrgka Menengah Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG RENCANA KERJA


PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2OI3
Pasal I

Tahun 2013 yang


Rehcana Kerja Pembangunarr Daerai Kabupaten Baltul
dokumen per_encanaail
selanjutrtya disebut RKPD Tahun 2013, menipakan
pembangunan daerah untuk Tahun 2013 yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2013 dan beralhir pada tanggal 3l Desember 2013.

Pasal 2
RKPD Tahun 2013 berisi rencana prograrn/kegiaran
pembangtlnah
daeiah pada
Tahun 2013 ye-ng pada halekatnya
merupakan penjabaran tahun ketiga Reniana
Pembangunan Jangka Menedgah Daerah (RPJMD) Tahun 2O11 - 20lS.
Pasal 3
RKPD Tahun 2Ol3 merupakarl dokumen rencara kerja pembangunan
Kabupaten
Bantul sebagai landasan penlrusunan KUA dan ppAS dalam rangka penlrujunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun
Anggaran 20 13.
Pasal 4
(l) Program/kegiat11 yang tidak tertuang dalarn dokumen RKpD Tahun 20l3 tidak
dapat dimasukkan dalam Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah.
{2)Prograrn/ kegiat.n Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersifat
dapat dibiayai Inelalui perubahan anggaran berdasarkan kemampuan
daerah.

mendesak
keuangan

Pasal 5

Bentuk dan Susunan RKPD Tahun 2013 sebagaimana te.sebut dalam LamDiran
turan Bupati ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraiuran
ti ini.
Pasal 6
Peraturan Bupati

ini mulai

berlaku

pada tanggel ditetapkan.

setiap orang mengetahuinya,


denga-n penempatannys

mcmerintahkan pengundangan peraturan


dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul.

Ditetapkan di,Ba.tul

Bupati

padatanggal 3 0 MAY2012

WIDATI
undangkan di Bantul

T.'Et-t

ii

UPATEN BANTUL,

3F
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2012 NOMoR3 ?


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana
daerah, RKPD mempunyai kedudukan strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis
jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.
Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan tersebut, maka
perhatian yang besar harus diberikan sejak awal penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD
sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 disusun dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan penyusunan RKPD
Tahap persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 meliputi:
a. Penyusunan rancangan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bantul tentang pembentukan
tim penyusun RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013;
b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk penyamaan persepsi dan
memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan kebijakan
pemerintah berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan berpedoman pada
RPJMD Kabupaten Tahun 2011 2015 serta mengacu pada RPJMD Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2009 2013 dan RPJM Nasional Tahun 2010 2014. Berpedoman pada
RPJMD kabupaten dilakukan melalui penyelarasan:
a. Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah dengan program pembangunan
daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten;
b. Rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah dengan indikasi rencana
program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten.
Sedangkan mengacu pada RPJMD provinsi serta RPJMN dilakukan melalui penyelarasan
program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten dengan pembangunan provinsi serta
dengan prioritas pembangunan nasional.


Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 terdiri atas
perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.
a. Perumusan rancangan awal RKPD
Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi;
2) Analisis gambaran umum kondisi daerah;
3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah;
4) Evaluasi kinerja tahun lalu;
5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;
6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD kabupaten;
7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten;
8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah;
9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif;
10) Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan
11) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif.
b. Penyajian rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan sistematika paling
sedikit sebagai berikut:
1) Pendahuluan;
2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;
3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan;
4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan
5) Rencana program prioritas daerah.
3. Penyusunan rancangan RKPD
Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan rancangan awal RKPD
menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi rancangan Renja SKPD. Verifikasi
sebagaimana dimaksud, adalah mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan
dana indikatif pada setiap rancangan Renja SKPD kabupaten sesuai dengan rencana program
prioritas rancangan awal RKPD kabupaten.
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
Musrenbang RKPD Kabupaten Bantul dilaksanakan untuk penajaman, penyelasaran, klarifikasi
dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013. Penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan tersebut mencakup:


a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah kabupaten dengan arah, kebijakan, prioritas
dan sasaran pembangunan daerah provinsi;
b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah
daerah kabupaten pada musrenbang RKPD di kecamatan;
c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah kabupaten;
d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas daerah;
e. Sinergi dengan RKP Tahun 2013 dan RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2013.
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
Perumusan rancangan akhir RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 dilakukan berdasarkan
berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD Kabupaten Bantul, musrenbang RKPD
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan musrenbang RKP.
6. Penetapan RKPD
RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Bantul
setelah RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan. RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD
Kabupaten Bantul Tahun 2013. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan tersebut digunakan
sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang APBD
Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah disusun
berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.
1.2.

Dasar Hukum

Dasar Hukum penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah


Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2004 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);


21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2013;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009 2013;
27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2012 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2006-2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2010;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun
2007 Seri D Nomor 11);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan
Perencanaan

Pembangunan

Daerah

dan

Pelaksanaan

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2008 Seri D);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030.
1.3.

Hubungan Antar Dokumen

RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu satu tahun, memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam

menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala
Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas
dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang
telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.
Dokumen
okumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara simultan dan
da
sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Renja SKPD.
Gambar 1.1
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencana Lainnya

1.4.

Sistematika Dokumen RKPD

Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang mencakup
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD serta maksud dan tujuan.

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan, serta evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan
berjalan dan realisasi RPJMD.


BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN


DAERAH
Bab ini memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu (Tahun 2011) dan
perkiraan tahun berjalan (Tahun 2012), yang antara lain mencakup indikator
pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah
daerah yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi daerah meliputi pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH


Bab ini mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan
masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional, rancangan ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan, serta usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD
tahun sebelumnya.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH


Bab ini mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah
yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana
(RKPD), dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

BAB VI
1.5.

PENUTUP
Maksud dan Tujuan

1.5.1. Maksud
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya merupakan dokumen
perencanaan daerah selama satu tahun disusun untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan
sinergitas pembangunan serta untuk mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan perencanaan pembangunan daerah.

1.5.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan RKPD adalah sebagai acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2013.


BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1.

Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Bantul

2.1.1.

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1

Letak, Luas, Batas Wilayah Administrasi dan Kondisi Geografis

Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
meliputi empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten
Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak
antara 0744'04" - 0800'27" LS dan 11012'34" - 11031'08" BT dengan luas 506,85 km2 dan
batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar 2.1):

Sebelah Utara

: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

Sebelah Selatan

: Samudera Indonesia

Sebelah Barat

: Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman

Sebelah Timur

: Kabupaten Gunungkidul

Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang
terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta
kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke
selatan.
Secara administratif, Kabupaten Bantul dibagi dalam 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan.
Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural
area) dan desa perkotaan (urban area). Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah
perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam wilayah perdesaan sebanyak
34 desa (Tabel 2.1). Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Dlingo
mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 km2, sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang
terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan 8 desa dan 72 pedukuhan.

II-1

Gambar 2.1. Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul


Sumber : Bappeda Kabupaten Bantul, 2011

II-2


Tabel 2.1. Jumlah Desa, Dukuh, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2009
No

Kecamatan

Srandakan

Sanden

Kretek

Pundong

Bambanglipuro

Pandak

Pajangan

Perkotaan

Desa

Poncosari (24 dusun )


Sri Gading(20 dusun)
Tirtohargo (6 dusun)
Parangtritis (11 dusun)
Tirtosari(7 dusun)
Tirtomulyo (15 dusun)
Seloharjo (16 dusun)
Panjang Rejo(16 dusun)
Sumber Mulyo(16 dusun)
Caturharjo (14dusun)
Triharjo (10dusun)
Gilangharjo (15dusun)
Guwosari (15 dusun)
Sabdodadi (5 dusun)

Bantul

Jetis

10

Imogiri

11

Patalan (20 dusun)


Canden (15 dusun )
Selopamioro(18 dusun )
Sriharjo (13 dusun)
Karangtengah (6 dusun )

Dlingo

12

Banguntapan

13

Pleret

14

Piyungan

15

Sewon

16

Kasihan

17

Sedayu
Jumlah

Mangunan (6 dusun)
Muntuk (11 dusun)
Temuwuh (12 dusun)
Jatimulyo (10 dusun )
Terong (9 dusun)
Tamanan (9 dusun)
Jagalan (2 dusun)
Singosaren (5 dusun)
Wirokerten (8 dusun)
Jambidan (7 dusun)
Potorono (9 dusun)
Bawuran (7 dusun)
Wonolelo (8 dusun)
Segoroyoso (9 dusun)
Sitimulyo (21 dusun)
Pendowoharjo(16 dusun)
Timbulharjo (16 dusun)
Tamantirto (10 dusun)
Ngestiharjo (12 dusun)
Bangunjiwo (19 dusun)
Argodadi (14 dusun)
Argomulyo (14 dusun)
41

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan, Desember 2010

Perdesaan

Trimurti (19 dusun)


Gadingsari (18 dusun)
Gadingharjo (6 dusun)
Murtigading (18dusun)
Donotirto (13dusun)

Srihardono (17 dusun)


Sidomulyo (15 dusun)
Mulyodadi (14dusun)
Wijirejo (10dusun)
Triwidadi (22 dusun)
Sendangsari (18 dusun)
Palbapang (10 dusun)
Ringinharjo (6 dusun)
Bantul (12 dusun)
Trirenggo (17 dusun)
Trimulyo (12 dusun)
Sumber Agung (17 dusun)
Kebonagung (5)
Karangtalun (5 dusun )
Imogiri (4 dusun)
Wukirsari (16 dusun )
Girirejo (5 dusun )
Dlingo (10 dusun )

Luas
(km2)

% Luas

18,32

3,61

23,16

4,57

26,77

5,28

23,68

4,67

22,70

4,48

24,30

4,79

33,25

6,56

21,95

4,33

24,47

4,83

54,49

10,75

55,87

11,02

28,48

5,62

22,97

4,53

32,54

6,42

27,16

5,36

32,38

6,39

34,36

6,78

506,85

100,00

Baturetno (8 dusun)
Banguntapan 11 dusun)

Wonokromo (12 dusun)


Pleret (11)
Srimulyo (22 dusun)
Srimartani (17 dusun)
Bangunharjo(17 dusun)
Panggungharjo(14 dusun)
Tirtonirmolo (12 dusun)
Argosari (13 dusun)
Argorejo (13 dusun)
34

II-3


Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu bagian wilayah Indonesia yang rawan bencana
khususnya gempa bumi karena wilayah ini terletak pada pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng
Indonesia-Australia. Selain itu, wilayah Kabupaten Bantul juga terletak pada lintasan patahan/sesar
Opak yang masih aktif. Oleh karena itu, wilayah Kabupaten Bantul merupakan kawasan rawan
bencana gempa bumi tektonik yang potensial tsunami. Wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga
sungai utama dan tiga sungai lainnya yaitu :
1. Sungai Oya (Kecamatan Dlingo, Imogiri) dengan panjang sungai 35,75 km;
2. Sungai Progo (Kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak dan Srandakan) dengan panjang sungai
24 km;
3. Sungai Opak (Kecamatan Piyungan, Banguntapan, Pleret, Jetis, Imogiri, Pundong, Kretek)
dengan panjang sungai 19 km;
4. Sungai Winongo (Kecamatan Sewon, Bantul, Jetis, Pundong, Kretek) dengan panjang sunai
18,75 km;
5. Sungai Bedog (Kecamatan Kasihan, Pajangan, Bantul, Pandak) dengan panjang sungai 9,50
km;
6. Sungai Code (Kecamatan Banguntapan, Pleret, Sewon, Jetis) dengan panjang sungai 7 km.
2.1.1.2

Topografi

Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta
daerah pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada
dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai.
Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:
a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng
dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini
terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari,
b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan
kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir
kerakal,
c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi
oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi,
d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam
dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi
Sentolo.

II-4


Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki
lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.
Tabel 2.2. Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
Kelas Ketinggian (dpl) m
Luas (ha)
1
07
3.228
2
7 25
8.948
3
25 100
27.709
4
100 - 500
10.800
5
> 500
Jumlah
50.685
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

(%)
6,37
17,65
54,67
21,31
100

Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian
dengan luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Dari kedua tabel tersebut dapat
diketahui bahwa kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak
pada elevasi antara 25-100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian
tengah, dan bagian Tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi
kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan
Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,
Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah
di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari
permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 ha atau 8,2% dari seluruh luas Kabupaten Bantul.

II-5


Tabel 2.3. Luas Wilayah Kabupaten Bantul Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten
Bantul Tahun 2011
No,

Kecamatan

Luas (Ha) dan Ketinggian tempat (dpl)


0 7m
1.058

7 25m
776

25100m 100-500m
-

>500m
-

Jumlah
1.834

1.

Srandakan

2.

Sanden

1.246

1.081

2.327

3.

Kretek

924

1.335

190

101

2.550

4.

Pundong

1.938

239

199

2.376

5.

Bambanglipuro

1.494

788

2.282

6.

Pandak

1.312

1.117

2.429

7.

Pajangan

221

2.646

452

3.319

8.

Bantul

2.199

2.199

9.

Jetis

2.549

11

2.560

10.

Dlingo

815

4.819

5.634

11.

Banguntapan

2.154

475

2.629

12.

Pleret

1.783

345

2.128

13.

Piyungan

1.965

1.347

3.312

14.

Sewon

2.676

2.676

15.

Kasihan

2.608

630

3.238

16.

Sedayu

3.262

149

3.411

17.

Imogiri

791

2.718

2.272

5.781

Total
3.228
8.948
27.709
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

10.800

50.685

Kemiringan lahan wilayah Kabupaten Bantul sebagian besar berupa daerah dataran yang tersebar di
wilayah selatan, tengah, dan utara Kabupaten Bantul dengan kemiringan kurang dari 2% dan luas
sebesar 31.421 ha (61,99%). Wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah dengan kemiringan
2,1 - 40,0% dan luas sebesar 15.255 ha (30,09%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas
4.009 ha (7,9%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Wilayah yang memiliki lahan miring
paling luas terletak di Kecamatan Dlingo dan Banguntapan, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Kasihan dan Pleret (Tabel 2.4).

II-6


Tabel 2.4. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No,

Kecamatan

Luas kemiringan tanah/lereng (ha)


2 - 8%

8-15%

1, Srandakan

1.680

154

1,834

2, Sanden

2.100

227

2,327

3, Kretek

1.756

288

27

11

468

2,550

4, Pundong

1.395

171

90

108

612

2,376

5, Bambanglipuro

2.210

72

2,282

6, Pandak

2.123

306

2,429

815

661

990

162

394

247

3,269

8, Bantul

2.184

15

2,199

9, Jetis

2.305

81

144

30

2,560

10, Dlingo

1.768

585

279

900

954

1.295

5,781

72

1.993

268

572

1.433

1.296

5,634

2.629

2,629

704

431

55

547

26

2,128

14, Sewon

2.187

702

423

3,312

15, Kasihan

2.668

2,676

16, Sedayu

2.312

598

182

161

35

3,288

17, Imogiri

2.513

227
300
2.800
Total
31.421 5.898
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

138

233

3,411

4.009

50.685

7, Pajangan

11, Banguntapan
12, Pleret
13, Piyungan

2.1.1.3

365

1525% 2540%

2.293

4.264

>40%

Jumlah

0 2%

Geologi

Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata,
baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang
terletak di permukaan bumi atau dibawah permukaan. Geologi menunjukkan kelompok-kelompok
bantuan yang berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang.
Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat dirinci
menjadi beberapa formasi (Tabel 2.5)

II-7


Tabel 2.5. Hubungan Formasi Geologi dengan luas penyebarannya di Kabupaten Bantul
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Formasi Geologi
Jenis Batuan
F. Yogyakarta
Pasir vulkanik klastik, lanau, gravel
F. Semilir-Nglanggran
Breksi, batupasir, tuff
F. Sentolo
Batu gamping berlapis, napal, tuff
F. Wonosari
Batugamping karang lagoon
F. Sambipitu
Konglomerat, batupasir
F. Gumuk Pasir
Pasir tersortasi
Jumlah
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul

Luas (Ha)
23.316
12.164
9.123
4.055
1.520
507
50.685

%
46
24
18
8
3
1
100

Wilayah Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Renzina, Alluvial, Grumusol,
Latosol, Mediteran, Regosol, dan Lithosol (Tabel 2.6). Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah
yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material
gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal
dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon,
Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Lithosol berasal dari batuan induk batu
gamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan
Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir,
tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi,
tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumusol
berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu,
Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan.
Tabel 2.6. Hubungan jenis tanah dengan luas penyebaran di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Tanah
Renzina
Aluvial
Grumusol
Latosol
Mediteran
Regosol
Lithosol

Jumlah
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

Luas
Ha
787,80
1.188,50
7.607,70
6.537,90
1.564,40
25.930,00
7.067,80
50,685,00

%
1,55
2,34
15,01
12,89
3,08
51,16
13,97
100,00

II-8


2.1.1.4

Hidrologi

Di wilayah Kabupaten Bantul terdapat tiga DAS (Daerah Aliran Sungai) yaitu DAS Progo, DAS Opak,
dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Oya. Untuk DAS Opak
mempunyai 12 sub-DAS yaitu sub-DAS Opak, Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung
Semerengan, Code, Gajah Wong, Winongo, Bulus, Belik, dan Plilan. DAS Progo mempunyai satu
sub-DAS yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati
lahan seluas 4.819,83 ha. DAS yang menempati areal paling luas adalah DAS Opak dengan luas
3.308,43 ha. DAS Progo menempati luas 1454,40 ha. Sungai-sungai tersebut merupakan sungai
yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau
debit airnya relatif sedikit.
Salah satu fungsi dari masing-masing DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Di samping itu air
sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada Tabel 2.7 disajikan data
Daerah Aliran Sungai yang berada di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.7. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bantul Tahun 2010
No
1
2

Nama Sub-DAS
Oya
Opak

Nama Sub-DAS

Oya
Kali Gawe
Kali Buntung
Kali Tepus
Kali Kuning
Kali Mruwe
Kali Kedung Semerengan
Kali Code
Kali Gajah Wong
Kali Winongo
Kali Bulus
Kali Belik
Kali Plilan
3
Progo
Kali Bedog
JUMLAH
14 Sub Das
Sumber: Dinas SDA, Desember 2010
2.1.1.5

Luas (Ha)
57,00
178,00
108,18
68,14
141,11
642,51
278,25
277,96
287,00
910,58
185,30
133,82
97,58
1.454,40
4.819,83

Luas Lahan yang diairi


(Ha)
15,00
178,00
119,70
74,10
132,10
653,90
382,60
865,40
246,80
2.110,50
96,30
117,40
97,34
1.528,44
6.617,58

Klimatologi

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis
basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen.
Pada musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut
Cina Selatan dan bagian Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur

II-9


relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara. Data curah hujan disajikan sebagai
perbandingan adalah data pada Tahun 2007-2009 (Tabel 2.8).
Tabel 2.8 : Pola curah Hujan Tahun 2007 2009

Sumber : Dipertahut 2010


2.1.1.6

Penggunaan Lahan

Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010 - 2030 rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas:
1. Kawasan Lindung Kabupaten
Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi :
a. Kawasan hutan lindung
Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk,
Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo
Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan
Piyungan.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan
resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan
pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana

II-10


Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor,
kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan
kekeringan.
2. Kawasan budidaya Kabupaten
Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545
Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.
b. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan
pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di
Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan
pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau
10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten
direncanakan sebagai berikut:
1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden;
2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan,
Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu;
3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan;
4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan;
5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;
6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; dan
7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden
c. Kawasan peruntukan perikanan
d. Kawasan peruntukan pertambangan
e. Kawasan peruntukan industri
f.

Kawasan peruntukan pariwisata

g. Kawasan peruntukan permukiman


h. Kawasan peruntukan lainnya

II-11


2.1.1.7

Potensi pengembangan wilayah

Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini
berdasarkan:

Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun
perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,

Topografi kawasan yang relatif datar,

Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,

Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor
hotel dan restoran.

Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun
2010-2030 , potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan
kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan strategis ekonomi
kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY);
2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);
3. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut
Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo;
4. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan
5. Kawasan Strategis Industri Piyungan.
Sedangkan kawasan strategis sosio kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata
dan Kerajinan Gabusan Manding Tembi (GMT) dan Kasongan Jipangan Gendeng
Lemahdadi (Kajigelem). Dan kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden,
Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan
2. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian.
2.1.1.8

Wilayah rawan bencana

Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi rawan
bencana alam seperti: rawan banjir, bencana tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan kekeringan.
Bencana gempa tanggal 27 Mei 2006 terjadi hampir di seluruh Kabupaten Bantul. Bencana air
II-12


pasang merupakan bencana yang mengikuti bencana gempa bumi tahun 2006 dan terjadi di
kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul meliputi Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan.
Kekeringan di Kabupaten Bantul hampir terjadi setiap tahun dan terjadi di Kecamatan Dlingo,
Piyungan, Pajangan, Pleret, Imogiri, dan Pundong. Kawasan rawan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2030 meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan
banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan.
Tabel 2.9. Kawasan rawan bencana di Kabupaten Bantul menurut Perda Kabupaten Bantul Nomor 4
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2030
No
Jenis Bencana
Lokasi yang berpotensi
1. Kawasan rawan gempa bumi
Di seluruh kecamatan
2. Kawasan rawan longsor
Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, Pundong.
Kretek, Srandakan, Sanden, Pandak, Jetis,
3. Kawasan rawan banjir
Pundong, Pleret.
Kretek, Srandakan,Sanden, sebagian Pandak,
4. Kawasan rawan gelombang pasang
sebagian Pundong, sebagian Imogiri, sebagian
Jetis, sebagian Bambanglipuro.
Dlingo, sebagian Piyungan, sebagian Pajangan,
sebagian Pleret, sebagian Imogiri, sebagian
5. Kawasan rawan kekeringan
Pundong, sebagian Sedayu, sebagian Kasihan,
dan sebagian Kretek.
Sumber : Bappeda, 2011
Upaya penanggulangan bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa ataupun kerugian yang
lebih besar dilakukan dengan penghijauan di kawasan rawan longsor dan sekitar pantai,
pembangunan talud, drainase, pembangunan prasarana air bersih, droping air, dan sebagainya.
Pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana:
1. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan tinggi bencana gempa bumi tidak dibangun untuk
permukiman dan fasilitas umum,
2. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan sedang, permukiman haruslah mempunyai struktur
bangunan yang kuat, begitu pula sekolah, puskesmas, tempat ibadah dan toko-toko,
3. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan gempa, disiapkan sekolah siaga bencana, desa
siaga bencana, bahkan kantor siaga bencana.

II-13


2.1.1.9

Demografi

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sejumlah
911.503 jiwa. Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2010 dan laju pertumbuhan SP2000SP2010(1,07%) maka estimasi jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini mencapai
921.263 jiwa (Tabel 2.10).
Tabel 2.10. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan di
Kabupaten Bantul, 2011
No.

Kecamatan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Rasio jumlah lakilaki dan


perempuan
98,34
96,62
93,02
95,73
97,72
99,77
98,70
97,96
98,18
97,51
100,55
99,12
102,89
102,43
100,47
98,62
98,21
99,49

Srandakan
14.214
14.454
28.668
Sanden
14.616
15.128
29.744
Kretek
14.131
15.192
29.323
Pundong
15.543
16.236
31.779
Bambanglipuro
18.524
18.956
37.480
Pandak
23.926
23.982
47.908
Bantul
29.681
30.073
59.754
Jetis
25.887
26.426
52.313
Imogiri
28.008
28.528
56.536
Dlingo
17.609
18.058
35.667
Pleret
21.926
21.805
43.731
Piyungan
24.604
24.823
49.427
Banguntapan
62.127
60.383
122.510
Sewon
53.486
52.215
105.701
Kasihan
56.487
56.221
112.708
Pajangan
16.493
16.723
33.216
Sedayu
22.197
22.601
44.798
Jumlah
459.459
461.804
921.263
Persentase
49,87
50,13
100
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)

Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan
mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk
yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang
didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif.
Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer
persegi. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan
penduduk di suatu wilayah.

II-14


Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan

Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah
Sumber: BPS, 2012

Luas (km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan/Km2

18,32
23,16
26,77
23,68
22,70
24,30
21,95
24,47
54,49
55,87
22,97
32,54
28,48
27,16
32,38
33,25
34,36
506,85

28.668
29.744
29.323
31.779
37.480
47.908
59.754
52.313
56.536
35.667
43.731
49.427
122.510
105.701
112.708
33.216
44.798
921.263

1.565
1.284
1.095
1.342
1.651
1.972
2.722
2.138
1.038
638
1.904
1.519
4.302
3.892
3.481
999
1.304
1.818

Pada tabel 2.11 terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Bantul tidak merata, daerah
yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang
berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.302 jiwa/km2),
Sewon (3.892 jiwa/km2), dan Kasihan (3.481 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk geografis
terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk geografis
Kabupaten Bantul Tahun 2011 mencapai 1.818 jiwa per km2.
Selain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk dapat pula ditinjau dari kepadatan
penduduk agraris. Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul sebagian besar
menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan penduduk agraris per wilayah
perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Secara rinci kepadatan penduduk agraris dapat
dilihat pada Tabel 2.12. Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan
perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia.
Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi
penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian.
Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka
perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga
serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju penyusutannya.
Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan,
dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.
II-15


Tabel 2.12. Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan
1
Srandakan
2
Sanden
3
Kretek
4
Pundong
5
Bambanglipuro
6
Pandak
7
Bantul
8
Jetis
9
Imogiri
10
Dlingo
11
Pleret
12
Piyungan
13
Banguntapan
14
Sewon
15
Kasihan
16
Pajangan
17
Sedayu
Jumlah (Rata-rata)

Luas Areal Pertanian (Ha)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan/Ha

419
986
892
864
1.164
927
1.132
1.177
1.109
512
860
1.385
1.409
1.305
673
262
960
16.036

28.668
29.744
29.323
31.779
37.480
47.908
59.754
52.313
56.536
35.667
43.731
49.427
122.510
105.701
112.708
33.216
44.798
921.263

50
26
12
24
24
28
58
39
18
9
26
23
100
83
150
23
16
31

Sumber: BPS, 2012 (angka sementara)


2.1.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1.

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.1.2.1.1.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yg dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah selama periode tertentu. PRDB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar
Rp. 10.025.775 juta atas dasar harga berlaku dan mencapai Rp. 4.176.868 juta atas dasar harga
konstan Tahun 2000. Sedangkan struktur ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2011 mengalami
pergeseran dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier (Gambar 2.2). Adapun nilai dan
kontribusi sektor-sektor dalam PDRB secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.13.

II-16


Gambar 2.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011

II-17


Tabel 2.13. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor

Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber : BPS 2012
* Angka Sementara
**Angka Sangat sementara

2007
(Juta Rp)
838.545
35.023
582.328
29.294
413.694
659.401
234.814
202.511
453.340
3.448.949

%
24,31
1,02
16,88
0,85
11,99
19,12
6,81
5,87
13,14
100

2008
(Juta Rp)
880.148
35.829
596.187
31.675
437.151
702.353
248.779
212.888
473.049
3.618.060

%
24,33
0,99
16,48
0,88
12,08
19,41
6,88
5,88
13,07
100

2009
(Juta Rp)
919.417
35.783
610.781
34.448
434.409
746.833
268.145
230.768
499.364
3.779.948

%
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09
6,11
13,21
100

2010*
(Juta Rp)
933.260
36.525
647.939
36.289
454.480
789.789
287.236
252.015
530.397
3.967.928

%
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24
6,35
13,37
100

2011**
(Juta Rp)
950.491
36.576
680.271
37.969
482.930
844.427
308.199
271.556
564.448
4.176.868

%
22.76
0.88
16.29
0.91
11.56
20.22
7.38
6.50
13.51
100

II-18


Tabel 2.14. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bantul
2007
(Juta Rp)
1 Pertanian
1.348.018
2 Pertambangan & Penggalian
64.077
3 Industri Pengolahan
1.228.352
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
67.967
5 Konstruksi
814.190
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
1.100.094
7 Pengangkutan & Komunikasi
440.421
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
398.161
9 Jasa-jasa
948.369
PDRB
6.409.648
Sumber : BPS 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
No

Sektor

%
21,03
1,00
19,16
1,06
12,70
17,16
6,87
6,21
14,80
100

2008
(Juta Rp)
1.587.482
71.679
1.391.054
83.561
951.861
1.289.407
509.703
459.309
1.073.924
7.417.980

%
21,40
0,97
18,75
1,13
12,83
17,38
6,87
6,19
14,48
100

2009
(Juta Rp)
1.705.935
75.592
1.527.505
98.549
988.181
1.454.135
560.368
527.028
1.210.568
8.147.860

%
20,94
0,93
18,75
1,21
12,13
17,85
6,88
6,47
14,86
100

2010*
(Juta Rp)
%
1.834.746 20,21
85.446
0,94
1.750.151 19,28
108.148
1,19
1.104.073 12,16
1.602.662 17,66
623.940
6,87
615.172
6,78
1.352.064 14,90
9.076.401
100

2011**
(Juta Rp)
2.019.432
87.174
1.904.919
114.736
1.206.859
1.799.008
697.451
699.893
1.496.304
10.025.775

%
20,14
0,87
19,00
1,14
12,04
17,94
6,96
6,98
14,92
100

II-19


Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 mengalami
peningkatan dari 4,97% pada Tahun 2010 menjadi 5,27% pada Tahun 2011 (Tabel 2.15).
Tabel 2.15. Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 di
Kabupaten Bantul Tahun 2009 2011 (Juta Rp)
Harga Berlaku
Harga Konstan tahun 2000
No
Tahun
Nilai
Nilai
Pertumbuhan (%)
Pertumbuhan (%)
(Juta Rp)
(Juta Rp)
1
2009
8.147.860
9,84
3.779.948
4,47
2
2010
9.076.401*
11,4
3.967.928*
4,97
2
2011
10.025.775**
10,46
4.176.868**
5.27
Sumber : BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 berdasarkan harga konstan sebesar
5,27% sedangkan Tahun 2010 sebesar 4,97%. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB
Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :

II-20


Tabel 2.16. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul
2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor

Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber: BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara

Hb
%
21,03
1,00
19,16
1,06
12,70
17,16
6,87
6,21
14,80
100

2008
Hk
%
24,31
1,02
16,88
0,85
11,99
19,12
6,81
5,87
13,14
100

Hb
%
21,40
0,97
18,75
1,13
12,83
17,38
6,87
6,19
14,48
100

2009
Hk
%
24,33
0,99
16,48
0,88
12,08
19,41
6,88
5,88
13,07
100

Hb
%
20,94
0,93
18,75
1,21
12,13
17,85
6,88
6,47
14,86
100

2010*
Hk
%
24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09
6,11
13,21
100

Hb
%
20,21
0,94
19,28
1,19
12,16
17,66
6,87
6,78
14,90
100

Hk
%
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24
6,35
13,37
100

2011**
Hb
%
20,14
0,87
19,00
1,14
12,04
17,94
6,96
6,98
14,92
100

Hk
%
22,76
0,88
16,29
0,91
11,56
20,22
7,38
6,50
13,51
100

II-21


2.1.2.1.2.

Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto perkapita merupakan salah satu indikator produktivitas penduduk
dihitung dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
bersangkutan. Produk Domestik Regional Bruto perkapita dapat dihitung atas dasar berlaku maupun
atas dasar konstan. PDRB perkapita Kabupaten Bantul selama lima tahun terakhir menunjukkan
peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan (Tabel 2.17).
Tabel 2.17. Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No

Tahun

1
2
3
4
5

2007
2008
2009
2010*
2011**

Pendudukpertengahan
tahun
872.866
886.061
899.312
911.503
921.263

Harga Berlaku
Nilai (Rp)
7.343.221
8,371.861
9.060.104
9.957.620
10.882.642

Pertumbuhan
10,32
14
8,22
9,9
9,28

Harga Konstan Tahun


2000
Nilai (Rp) Pertumbuhan
2,95
3.951.293
4.083.309
3,34
4.203.156
2,93
4.353.170
3,56
4.533.849
4,15

Sumber: BPS, 2011


* = angka sementara
** = angka sangat sementara
2.1.2.1.3.

Laju inflasi

Laju inflasi tahun kalender di Kabupaten Bantul pada bulan Desember berada pada angka 3,73
persen, lebih rendah apabila dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mencapai 3,88 persen dan laju inflasi nasional yaitu sebesar 3,79 persen. Dari tujuh kelompok
pengeluaran yang dipantau harganya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun nasional, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan memiliki laju inflasi tahun kalender lebih tinggi dibandingkan dengan
kota Yogyakarta dan nasional. Secara grafis, perbandingan laju inflasii triwulan IV Tahun 2011 antar
Kabupaten Bantul dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nasional dapat dilihat pada
Gambar 2.3 sebagai berikut :

II-22


Gambar 2.3 Laju Inflasi Tahun Kalender Triwulan IV Tahun 2011 Kabupaten Bantul, DIY, dan Nasional

lnflasi Tahun 2011 sebesar 3,73 persen termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10%
per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. Perkembangan Inflasi Kabupaten
Bantul dari Tahun 2007 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18. Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No
Tahun
1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011
Sumber: BPS, 2012
2.1.2.1.4.

Inflasi Kab. Bantul


7,1
10,26
2,99
6,56
3,73

Provinsi DIY
7,99
10,80
2,93
7,38
3,88

Inflasi Nasional
6,59
11,06
2,78
6,96
3,79

Koefisien Gini

Koefisien Gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan ketimpangan
pendapatan penduduk. Koefisien Gini pada Tahun 2010 sebesar 0,2469 dan pada Tahun 2011
diprediksikan sebesar 0,2445, mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS
Pusat pada Tahun 2011. Koefisien Gini Tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan pada
penurunan persentase angka kemiskinan pada Tahun 2011, peningkatan laju pertumbuhan PDRB
Tahun 2011, dan kondisi perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil.

II-23


Pemerintah menyadari bahwa hasil pembangunan yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Tujuan pembangunan tidak semata-mata mengejar
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga telah memberikan penekanan dengan bobot yang
sama kepada aspek peningkatan tingkat pendapatan masyarakat dan aspek pemerataan.
Alternatif pilihan kebijakan penanggulangan ketimpangan dan kemiskinan antara lain program
Jamkesmas, jamkesda, PNPM mandiri. Pelaku bisnis dan masyarakat juga perlu ikut berperan aktif,
agar kaum miskin tidak semakin terpinggirkan dengan memberikan lapangan kerja.
Tabel 2. 19. Gini Rasio di Kabupaten Bantul Tahun 2007 - 2011
Uraian
2007
2008
2009
Gini Ratio
0,2474
0,2536
0,2473
Kriteria
Rendah
Rendah
Rendah
* Prediksi Bappeda
2.1.2.2.

Fokus Kesejahteraan Sosial

2.1.2.2.1.

Angka Melek Huruf

2010
0,2469
Rendah

2011*
0,2445
Rendah

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15
tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf di Kabupaten Bantul
tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.20. Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2007 2011
Uraian
2007
2008
2009
Jumlah Melek Huruf (orang)
670.368
690.526
720.624
Persentase Melek Huruf (%)
82,073
84,09
87,44
Sumber: Dinas Pendidikan dan Non Formal, 2011

2010
750.540
89.82

2011
760.000
90.91

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 91,03%. Namun angka tersebut melebihi dari target RPJMD 20112015 yaitu sebesar 89,94%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar masyarakat cukup tinggi.
2.1.2.2.2.

Angka Partisipasi Murni (APM)

APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk
usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka
partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa
yang berasal dari Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada usia
sekolah.
II-24


Tabel 2.21: Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No
Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
1.
APM SD/MI
90.71
91.27 92.12
89.03
81,76
2.
APM SMP/MTs
73.03
74.55 73.94
74.63
62,09
3.
APM SMA/MA/SMK
57.11
58.3
59.98
43.80
50,27
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, 2011
Realisasi APM SD/MI pada Tahun 2011 adalah 81,76%, adapun APM SMP/MTs Tahun 2011 adalah
62,09%. Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan anak usia 1315 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok umur tersebut ada yang
bersekolah di luar Kabupaten Bantul atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan
untuk SMA/MA/SMK mencapai 50,27%. Angka ini lebih tinggi daripada Tahun 2010 yang mencapai
43,80%.
2.1.2.2.3.

Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan
jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.22 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No
Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
1. APK SD/MI
104,44 104,64 104,99 91,48
92,39
2. APK SMP/MTs
95,25
96,22 96,41 91,66
87,97
3. APK SMA/MA/SMK
76,3
78,13 80,53
65
69,88
Sumber : Dikdas dan Dikmenof
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari Tahun 2007 2009
mengalami kenaikan namun pada Tahun 2010 nilai APK tersebut mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS,
maupun SMA/MA/SMK pada Tahun 2010 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah
(banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah), sedangkan pada tahun-tahun
sebelumnya masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah. Pada Tahun 2011 ini
nilai APK kembali naik untuk SD/MI dan SMA/MA/SMK. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
jumlah penduduk antara proyeksi dan hasil sensus.

II-25


2.1.2.2.4.

Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Angka Kematian Ibu

Peningkatan kesehatan bayi mengalami tren meningkat yang ditandai dengan Angka Kematian Bayi
(AKB) sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 secara umum cenderung mengalami
penurunan yang disebabkan karena kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik.
Dengan angka kematian bayi yang semakin menurun ini menunjukkan bahwa angka kelangsungan
hidup bayi semakin tinggi. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu dengan lebih
meningkatkan peran serta masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah Kesehatan (DB4MK)
sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa menurunkan angka kematian bayi.
Dalam mempercepat penurunan kematian bayi, memerlukan keterpaduan lintas program antara lain
yaitu Program Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu
peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur enam bulan, dan pemberian
makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin (Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu)
yang memotivasi ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan sehingga
mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.

Tabel 2.23 Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2009 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian
2009
2010
2011
Jumlah kematian bayi usia dibawah 1 th
142
120
114
Jumlah kelahiran hidup
11984
12185
13446
AKB
11,8
9,8
8,5
AKHB
988,2
990,2
991,5
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (*AKHB = 1000 AKB)
Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu pada Tahun
2011 ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan Tahun 2010.
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi karena kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam
kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara pencegahan selama kehamilan, bersalin dan nifas
serta perawatan kesehatan dan cara pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam
penanganan kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat melalui
pemberdayaan kader kesehatan untuk pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan
kualitas sarana prasarana kesehatan serta sumber daya manusia sangat diperlukan. Peningkatan
partisipasi stakeholders terkait dan masyarakat dalam rangka menurunkan AKI melalui kegiatankegiatan, yaitu Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang sudah di integrasikan dengan Kelas Ibu,
membentuk jejaring Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) dan peningkatan Puskesmas
mampu Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) sehingga nantinya diharapkan

II-26


semakin mendukung peningkatan status kesehatan ibu sehingga memberikan kontribusi dalam
penurunan AKI.
Upaya mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara lain Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui pemberian PMT Pemulihan bagi ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
melalui penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
Tabel 2.24. Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Bantul
47,14
140,13
158,29
82,07
111,2
DIY
105
104
104
99,8
Nasional
228
214
201
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2.1.2.2.5.

Angka usia harapan hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
Pada Tahun 2010 usia harapan hidup Kabupaten Bantul mencapai 71,31 tahun. Angka tersebut
lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas
kesehatan penduduk Kabupaten Bantul sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yaitu suatu
ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,
kondisi di Kabupaten Bantul dari tahun 2009-2010 cenderung mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2009 sebesar 73,75 dan pada Tahun 2010 sebesar 74,53. Angka IPM Tahun 2011 belum
diterbitkan oleh BPS (Tabel 2.25).
Tabel 2.25. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2007 2010 Kabupaten Bantul, Propinsi
DIY, dan Nasional
Uraian
2007
2008
2009
2010
Kabupaten Bantul
72,78
73,38
73,75
74,53
78,14
78,95
79,29
Propinsi DIY
79,52
70,59
71,17
71,76
72,27
Nasional
Sumber: BPS Kabupaten Bantul
2.1.2.2.6.

Persentase balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah
balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara

II-27


sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun
menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Dari Tabel 2.29 dapat
dilihat bahwa prosentase balita gizi buruk Kabupaten Bantul mengalami kanaikan pada Tahun 2010.
Hal ini dikarenakan penggantian definisi operasional dengan pembagi yaitu balita yang ditimbang
saja, sedang definisi operasional lama dengan pembagi seluruh balita.
Tabel 2.26. Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2009
2010
Jumlah balita gizi buruk (jiwa)
203
196
Jumlah balita (jiwa)
57785
63321
Persentase balita gizi buruk
0,35
0,31

2011
178
74275
0,29

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

2.1.2.2.7.

Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dan prosentase kemiskinan

Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula (100 angka
kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap
jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah
nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhankebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Dari
Tabel 2.27 dapat dilihat bahwa angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah
15,02% sehingga persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 84,98%. Angka ini lebih
baik daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar
15,37%. Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam
RKPD Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem dan mekanisme
baku tentang sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan kemiskinan, lembaga TKPKD
(Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ) secara operasional baru berada di tingkat
kabupaten sedangkan ditingkat kecamatan belum terbentuk, kebijakan penggunaan data basis
keluarga miskin belum secara operasional dipergunakan sebagai intervensi program pengentasan
kemiskinan.
Tabel 2.27 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Tahun
2010
2011

Jumlah KK
Total
256.463
258.294

Jumlah KK
Miskin
41.480
40.321

Jumlah Jiwa Total

Jumlah Jiwa Miskin

16,17
15,61

842.928
848.608

129.614
127.479

15,37
15,02

Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012

Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah
melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan beban KK Miskin, penguatan
II-28


kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta pengorganisasian
masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari semakin
berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin.
Tabel 2.28. Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No,

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kretek
Sanden
Srandakan
Pandak
Bambanglipuro
Pundong
Imogiri
Dlingo
Jetis
Bantul
Pajangan
Sedayu
Kasihan
Sewon
Piyungan
Pleret
Banguntapan
Jumlah

2007
1.940
1.474
2.326
4.810
3.269
3.778
6.521
3.418
4.599
3.920
2.312
3.780
5.333
6.531
3.634
4.449
5.495
67.589

Sumber: BKK PP dan KB Bantul 2012


2.1.2.2.8.

2008
1.842
1.454
2.025
3.376
2.685
2.834
4.734
3.411
3.654
3.747
2.183
2.984
4.845
6.061
3.593
2.838
5.273
57.539

KKM
2009
1.600
1.337
1.790
3.224
2.158
1.725
3.408
2.595
2.982
3.132
1.886
2.604
4.427
4.548
2.366
2.270
4.963
47.015

2010
1.482
1.238
1.305
2.791
1.611
2.199
3.302
2.560
2.929
2.019
1.672
2.596
3.948
3.980
2.217
1.817
3.814
41.480

2011
1.479
1.296
1.312
2.646
1.551
1.972
3.117
2.477
2.951
1.949
1.537
2.545
3.842
3.771
2.257
1.817
3.802
40.321

Jiwa Miskin 2011


4.065
3.991
4.262
8.320
4.835
6.062
9.543
7.367
8.811
5.630
4.713
9.573
12.738
12.291
6.921
5.392
12.965
127.479

Kesempatan kerja (Rasio penduduk yang bekerja)

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan
tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Sedangkan rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja
terhadap jumlah angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mencapai 0,94 (Tabel 2.30).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 94% dari angkatan kerja
yang ada di Kabupaten Bantul memperoleh kesempatan kerja sedangkan 6% nya bekerja dan
setengah menganggur.

II-29


Tabel 2.29. Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan
Kasihan
Sewon
Banguntapan
Bantul
Pajangan
Sedayu
Pandak
Srandakan
Sanden
Bambanglipuro
Pundong
Kretek
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
JUMLAH

Sumber : Disnakertrans

Angkatan Kerja 2010


Setengah
Bekerja
Menganggur
Menganggur

Angkatan Kerja 2011


Setengah
Bekerja
Menganggur
Menganggur

37.018
38.506
45.412
22.338
17.417
24.461
26.641
16.550
9.509
19.774
14.406
16.763
23.314
32.904
18.713
17.516
19.047
400.289

41.067
37.599
48.617
22.301
19.159
24.614
24.792
17.037
10.312
19.121
14.838
17.231
20.338
32.745
20.177
18.614
19.129
407.691

2.726
4.088
2.022
4.239
962
1.315
1.324
333
2.747
2.921
481
766
1.579
1.658
1.181
792
1.005
30.139

4.612
6.915
3.423
7.170
1.626
2.225
2.241
563
4.647
4.942
815
1.298
2.669
2.802
2.000
1.344
1.700
50.992

2.801
2.645
1.432
4.286
701
1.121
1.984
267
2.497
2.361
386
615
2.007
1.466
1.176
2.886
588
29.219

6.642
6.229
3.375
10.095
1.650
2.643
4.679
629
5.880
5.564
910
1.449
4.726
3.453
2.771
6.796
1.385
68.876

Tabel 2.30. Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja Tahun 2007 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah penduduk yang bekerja
427.431
430.771
440.259
451.281
476.467
Jumlah angkatan kerja
461.593
466.136
471.112
481.420
505.786
Rasio Penduduk yang bekerja
0,93
0,92
0,93
0,94
0,94
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul
Secara kewilayahan pengangguran banyak dijumpai di wilayah sub-urban dan wilayah tengah
Kabupaten Bantul. Dilihat dari komposisi penguasaan keterampilan penganggur terlihat bahwa
sebagian terbesar penganggur belum memiliki ketrampilan spesifik yang siap untuk membuka usaha
atau mencari kerja.

II-30


2.1.2.2.9.

Kriminalitas (angka kriminalitas yang tertangani)

Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa
aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi
kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum
(polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang tertangani merupakan jumlah tindak kriminal yang
ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas Kabupaten Bantul Tahun
2011 menurun menjadi 4,71 (data per Mei 2011). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemanan dan
ketertiban semakin tercipta sehingga akan menjadi salah satu pendukung dalam perencanaan
pengembangan investasi di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.31 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian
2009
Jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 th (kasus)
1.011
Jumlah penduduk
899312
Angka kriminalitas
11,24
Sumber: Polres Bantul (*Data per Mei 2011)
2.1.2.3.

2010
1.560
911503
17,11

2011*
434
921263
4,71

Fokus Seni budaya dan olah raga

Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung olah raga.
Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan indikator jumlah
grup kesenian, jumlah gedung kesenian, jumlah klub olahraga, dan jumlah gedung olahraga.
Capaian pembangunan seni, budaya, dan olahraga Kabupaten Bantul Tahun 2010 disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 2.32. Capaian Pembangunan Seni, Budaya, dan Olahraga Tahun 2010

NO
1
2
3
4

Capaian Pembangunan
Jumlah grup kesenian
Jumlah gedung kesenian
Jumlah klub olahraga
Jumlah gedung olahraga

2010
1.193
3
372
52

Sumber : Kantor PORA dan Disbudpar, 2011

Kebudayaan merupakan penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Bantul. Hal ini disebabkan
karena pilar pariwisata di Kabupaten Bantul bertumpu pada wisata budaya dan wisata alam. Potensi
bidang kebudayaan di Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan adanya sejumlah lembaga budaya

II-31


yang terus menerus melaksanakan peran pelestarian. Lembaga budaya yang ada di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2011 disajikan pada tabel berikut:

No
.
1

Tabel 2.33. Lembaga Budaya di Kabupaten Bantul Tahun 2011


Nama
Bintang Mataram

Badan Seni
Mahasiswa
Indonesia (BSMI)

Dagelan Mataram
Baru (DMB)
Forum Kesenian
Indonesia
Institut Seni
Indonesia

4
5

Kelompok
Jendela

Keroncong Sinten
Remen

Komunitas
Angkringan

Gentong Potters

11

Komunitas
Kethoprak Lesung
Yogyakarta
KUA Etnika
Komunitas Seni

12

13

Lembaga
Penelitian Institut
Seni Indonesia
Yogyakarta

14

Lembaga Rumah
Dongeng
Indonesia

Alamat
Jl. Ringin putih 500 B
Perum Depag Kotagede
telp. 378620
Purek III ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Desa Kerajinan Keramik
Kasongan
Jotawang, Bangunharjo
Telp. 385137
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOx 1210

Bentuk
Organisasi
Org. informal
Org. informal

Bidang
Teater kontemporer

Org. informal

Musik tradisional, musik kontemporer, teater, tari, tari


kontemporer, seni lukis tradisional dan kontemporer,
seni patung tradisional dan kontemporer, fotografi,
animasi desain, sastra
Teater tradisional

Yayasan

Teater kontemporer, pendamping dan pelatihan sastra

Org. informal

Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,


tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, seni patung tradisional dan
kontemporer, fotografi, animasi desain, sastra, tradisi
lisan, etnomusikologi, etnologi tari, sejarah seni,
antrpologi
Seni lukis kontemporer, seni patung kontemporer,
instalasi, sastra, tradisi lisan, sejarah seni, antrpologi,
lingkungan, hukum, politik dan social
musik tradisional dan kontemporer

Kersan No. 211 RT 08 / 05


Tirtonirmolo
Telp.08122965526
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Jl. Nitiprayan 50 Ngestiharjo
RT 01/RW 01 Kode pos
55182
Soboiman Gg. Kemuning
no. 232
RT 06 / 29 Ngestiharjo
55182
Telp. 418261 Fax. 381217
Perum Sewon Indah C-17
Kode Pos 55188

Org. informal
Org. informal

Org. informal
Org. informal

Musik kontemporer, teater kontemporer, tari


kontemporer, sastra, tradisi lisan, entomusikologi,
etnologi tari,sejarah seni, antropologi
Keramik

Org. informal

Teater tradisional

Desa Kersa, Tirtonirmolo


surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Jl. Parangtritis km 6.5 Telp.
379935
Fax. 371233

Org. informal

Muasik tradisional dan kontemporer

Lembaga

musik tradisional dan kontemporer, teater tardisional


dan kontemporer, pedalangan, seni grafis dan seni
kriya

Saman RT 4 RW 15,
Bangunharjo
Telp. 387292

Yayasan

Musik kontemporer, teater kontemporer, teater boneka


kontemporer, teater anak (wayang kardus
kontemporer), seni lukis kontemporer, fotografi, sastra,
tradisi lisan, permainan dan maianan anak

II-32


No
.
15
16

17
18

Nama
Lembaga Studi
Kajian Desain
Lembaga Studi
Pengembangan
Musik
Ngudya Wirama
Paguyuban
Orkes Mahasiswa
ISI Yogyakarta

19

Paguyuban Seni
Kasanggit

20

PAKRIYO
(Paguyuban
Kriyawan
Indonesia)
Pardiman
Acapella

21

22
23

Petak Umpet
Rancang Grafis
Pracabaan Ki
Pudjo

Bentuk
Organisasi
Lembaga

Desain

Yayasan

musik klasik barat, musikologi

Org. informal

musik tradisional

Org. informal

musik kontemporer dan klasik

Org. informal

musik tradisional, teater boneka tradisional, teater


kontemporer, tari tradisionasal

Org. informal

seni kriya

Desa Kersa, Tirtonirmolo


surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Sorowajan 316 RT 12 / 29
Panggungharjo
Gendeng RT 04 / 02
Bangunjiwo
Kode Pos 55181
Jeblog Rt o1 / 06 Ds. III
Tirtonirmolo Kode Pos
55181

Org. informal

musik tradisional dan kontemporer

Org. informal

Desain, ilustrasi, animasi

Org. informal

musik tradisional, teater boneka tardisional, wayang


kulit purwa

Lembaga

Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,


tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, seni patung tradisional dan
kontemporer, sastra, tradisi lisan
musik tardisional, tari tradisional dan kontemporer,
tradisi lisan etnomusikologi, etno tari

Alamat
Jl. Sonopakis Lor No. 15
Telp. 378276
Perumahan Sewon Indah
A-15
Kode Pos 55188 Telp.
389522
Gedongkuning RT 04 / 03
Kode Pos 55198
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Perum Perndowo Harjo
Indah
Jl. Nakula 14 Sewon
Tirto Bangunjiwo Telp.
370542

Bidang

24

Sanggar Kereta

25

Sanggar/Balai
Tari Wasana
Nugraha
Sekolah
Mengengah Musik
Negeri 2 (SMKN 2
Kasihan)
SENI : Jurnal
Pengetahuan dan
Pencipataan Seni
SMK Negeri 3
Kasihan (SMSR
Yogakarta
SMKN I Kasihan
(SMKIN YK)

Dagaran, Jurug
Bangunharjo
RT 06 / 45 Sewon
Jl. PG Madukismo Bugisan
Telp. 374627, 380720

Org. informal
Instansi
Pemerintah

musik universal

Jl. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210

Instansi
Pemerintah

sastra, tardisi lisan, etnomusikologi, etnologi tari,


sejarah seni, estetika kritik seni

Jl. PG Madukismo Bugisan


Telp. 374947

Lembaga

Jl. PG Madukismo Bugisan


Telp. 374467

Instasi
Pemerintah

30

Studio ISI

Yayasan

31

Study Sastar dan


Teater Sila

Jurusan Teater FSP ISI


Yogyakarta Jl. Parangtritis
km 6.5 Perum Puspa Indah
Sito. 18 - 20 Kasongan
Kode Pos 375380
Jotawang, Bangunharjo
Sewon Kode Pos 55187

Seni lukis tradisional dan kontemporer, seni patung


tradisonal dan kontemporer, fotografi kriya kayu dan
keramik
Musik tradisional, teater tradisional, teater kontemporer,
teaater boneka tradisional, sastra, etnologi tari dan
sejarah seni
teater tradisional dan kontemporer

Lembaga

teater tradisional, kontemporer dan sastra

26

27
28
29

II-33


No
.

Nama

32

Teater Alam

33

Teater Gandrik

34

Teater Garasi
Yogayakarta

35

Teater Gema

36

Teater Pelopor

38

Yayasan
Padepokan Seni
Bagong
Kusudiharjo
Yayasan Peduli
Tekstil Tradisional
Indonesia
(PETTRII)

39

Alamat
Telp. 387534
Jl. Sawo No. 6 Perum
Wirokerten Indah Telp.
377861
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Jl. Bugisan Selatan Tegal
Kenongo
RT 01/08 No. 36A Telp.
415844
STIE Kerjasama
Jl. Parangtritis km 3.5
Panggung, Argomulyo Kode
Pos 55752
Kemabaran RT 04/21 No.
146 Tamantirto 55183 Telp.
376394
Karangnongko RT 10/42
Panggungharjo Telp/fax
415177

Bentuk
Organisasi

Bidang

Org. informal

teater kontemporer

Org. informal

teater kointemporer

Lembaga

teater kontemporer, fotografi, film, video, sastra, tradisi


lisan, sejarah seni, antropogi, gagasan teater

Lemabaga

musik kontemporer, teater kontemporer, musik klasik,


puisi, seni lukis kontemporer
Teter kontemporer, sastra, sejarah seni, teater dan
biografi
Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,
tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, sejarah seni

Org. Informal
Yayasan

Yayasan

seni kerajinan tekstil, seni kriya tekstil, sastra, tradisi


lisan, etnologi tari, sejarah seni, antropologi, sejarah
tekstil tradisional

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, 2011


Keberhasilan pembangunan di bidang pemuda dan olahraga di Kabupaten Bantul dapat dilihat dari
banyaknya prestasi olahraga yang dicapai oleh Kabupaten Bantul baik tingkat propinsi maupun
nasional. Hal ini didukung dengan adanya klub olahraga dan pembangunan gedung olah raga di
Kabupaten Bantul.
2.1.3.

Aspek Pelayanan Umum

Aspek pelayanan umum menjelaskan tentang kondisi pelayanan umum di Kabupaten Bantul sebagai
bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Salah satu indikator tersebut adalah
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan
wajib yang merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat dibutuhkan standar baik jenis dan mutu
yaitu Standar pelayanan Minimal. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah ada 13 bidang, meliputi:
1. bidang perumahan rakyat,
2. bidang pemerintahan dalam negeri,
3. bidang sosial,
4. bidang kesehatan,

II-34


5. SPM terpadu bagi sanksi dan atau korban tindak pidana perdagangan orang dan
penghapusan eksploitasi seksual pada anak dan remaja, bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan,
6. bidang lingkungan hidup,
7. bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
8. bidang pendidikan dasar,
9. bidang ketenagakerjaan,
10. bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
11. bidang ketahanan pangan,
12. bidang kesenian, dan
13. bidang kominfo.
Adapun capain Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Bantul Tahun 2011 disajikan pada tabel
berikut:

II-35

Tabel 2. 34 Capaian Standar Pelayanan Minimal Tahun 2011


No

Indikator

BIDANG KESEHATAN
A PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan


3 atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang
5
ditangani.
6 Cakupan kunjungan bayi.
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
7
Immunization (UCI).
8 Cakupan pelayanan anak balita.
Cakupan pemberian makanan pendamping
9 ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin.
Cakupan Balita gizi buruk mendapat
10
perawatan.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
11
dan setingkat.
12 Cakupan peserta KB Aktif.
Cakupan Penemuan dan penanganan
13
penderita penyakit.
a. AFP rate per 100.000 pnddk < 15 th
b. Penemn penderita pneumonia balita
c. Penemuan pasien baru TB BTA +
d. Penderita DB yg ditangani
e. Penemuan penderita diare
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
14
masyarakat miskin
Pelayanan Kesehatan Rujukan

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

11.178

13.377

84%

13.783

14.508

95%

2015

95%

88

100

2.454

2.675

92%

2.321

2.900

80%

2015

80%

115

100

12.212

12.226

100%

13.846

13.846

100%

2015

90%

111

111

10.117

12.262

83%

12.475

13.846

90%

2015

90%

92

100

1.269

1.828

69%

1.582

1.978

80%

2010

80%

87

100

11.131

12.341

90%

11.868

13.186

90%

2010

90%

100

100

75

75

100%

75

75

100%

2010

100%

100

100

43.845

63.321

69%

59.337

65.930

90%

2010

90%

77

100

3.714

3.714

100%

3.956

3.956

100%

2010

100%

100

100

48

48

100%

53

53

100%

2010

100%

100

100

12.313

12.748

97%

12.748

2.748

464%

2010

70%

138

663

116.507

147.940

79%

112.350

160.500

70%

2010

70%

113

100

9
434
285
1.557
1.325

4
1.307
563
1.557
72.454

225%
33%
51%
100%
2%

4
131
364
550
725

4
1.307
606
550
72.454

100%
10%
60%
100%
1%

2010
2010
2010
2010
2010

100%
100%
100%
100%
100%

225
33
51
100
2

100
10
60
100
1

209.713

222.987

94%

222.987

222.987

100%

2015

100%

94

100

II-36

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan


34.943
pasien masyarakat miskin.
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg
16 harus diberikan sarana kesehatan (RS) di
12
Kab/Kota.
Penyelidikan epidemiologi dan Penanggulangan KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB
17 yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24
75
jam.
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
18 Cakupan Desa Siaga Aktif.
75
15

D.

LINGKUNGAN HIDUP
A Pencegahan pencemaran air
Prosentase (%) jumlah usaha dan/ atau
kegiatan yang mentaati persyaratan
1
administratif dan teknis pencegahan
pencemaran air
B Pencegahan pencemaran udara dari sumber
Prosentase (%) jumlah usaha dan/atau
kegiatan sumber tidak bergerak yang
2
memenuhi persyaratan administratif dan teknis
pencegahan pencemaran udara
C Pelayanan penyediaan informasi status
3
D

Presentase (%) luasan lahan yang telah


ditetapkan status kerusakan lahan/tanah untuk
produksi biomassa yang diinformasikan

Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat


Prosentase (%) jumlah laporan/pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan
4
pencemaran dan atau perusakan lingkungan
yang ditindak lanjuti

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

222.987

16%

33.450

222.987

15%

2015

100%

16

15

12

100%

12

12

100%

2015

100%

100

100

75

100%

75

75

100%

2015

100%

100

100

75

100%

60

75

80%

2015

80%

125

100

57%

63%

2013

100%

57

63

38%

63%

2013

100%

38

63

340,6

1.328,1

26%

9.464

15.994

59%

2013

100%

26

59

22

22

100%

12

17

71%

2013

100%

100

71

BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

II-37

No
A

Indikator
Pelayanan Dokumen Kependudukan
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk
1
(KTP)
2 Cakupan penerbitan akta kelahiran
Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban
Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat
3
(Linmas) di Kab/Kota
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
4 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) di
Kot/kab
Penanggulangan Bencana Kebakaran
cakupan pelayanan bencana kebakaran
5
kab/kota
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
6 daerah layanan wilayan managemen
kebakaran (WMK)

BIDANG SOSIAL
I Pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Sosial
bidang sosial
a pemberian bantuan sosial bagi penyandang
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang
1 memperoleh bantuan sosial. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar
b Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 satu)
skala Kab/Kota yang menerima program
2 pemberdayaan sosial melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial
sejenis lainnya
II Penyediaan sarana dan parasana sosial
c penyediaan sarana prasarana panti sosial skala
Persentase (%) panti sosial skala kab/kota
3 yang menyediakan sarana prasarana pelay
kesejahteraan sosial

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

769.958

769.958

100%

869.958

869.958

100%

2011

100%

100

100

10.727

11.249

95%

8.000

8.000

100%

2011

100%

95

100

5.467

1.681

325%

5.467

1.681

325%

2015

50%

650

650

486

710

68%

575

800

72%

2015

80%

86

90

176,26

508,85

35%

176,26

508,85

35%

2015

25%

139

139

12

12

100%

12

12

100%

2015

75%

133

133

9.512

75.553

13%

7.390

75.553

10%

2015

80%

16

12

1.400

20.646

7%

1.300

20.646

6%

2015

80%

15

26

58%

17

26

65%

2015

80%

72

82

II-38

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

d penyediaan sarana prasarana pelayanan luar


Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasi Masyarakat (WKSBM) yang
4
menyediakan sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
III Penanggulangan korban bencana
c bantuan sosial bagi korban bencana skala kab/kota
Persentase (%) Korban bencana yang
5 menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

88%

88%

2015

60%

146

146

19.287

20.820

93%

25

291

9%

2015

80%

116

11

19.137

20.670

93%

2.176

2.176

100%

467

467

100%

2015

80%

125

125

398

7.139

6%

398

7.913

5%

2015

40%

14

13

1 Ketersediaan Energi Per Kapita (90%-2015)

1.750

2.200

80%

1.800

2.200

82%

2015

80%

99

102

Ketersediaan Protein Per Kapita (90%-2015)

50

57

88%

52

57

91%

2015

80%

110

114

2 Penguatan Cadangan Pangan (60%-2015)


cadangan pangan pemerintah
B. Distribusi dan Akses Pangan
Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan
3
Akses Pangan di Daerah (90%-2015)
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (90%4
2015)
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

100

5%

20

100

20%

2015

60%

33

29

52

56%

40

52

77%

2015

60%

93

128

29

31%

16

40

40%

2015

60%

52

67

d evakuasi korban bencana skala kab/kota


Persentase (%) Korban bencana yang
6 dievakuasi dengan menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat
IV Pelaksanaan dan pengembangan jaminan
e penyelengaraan jaminan sosial skala kab/kota
Persentase (%) Penyandang cacat fisik dan
7 mental serta lanjut usia tidak potensial yang
telah menerima jaminan sosial
BIDANG KETAHANAN PANGAN
A Ketersediaan dan Cadangan Pangan

II-39

No

Indikator

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (90%2015)


Pengawasan dan Pembinaan Keamanan
6
Pangan (80%-2015)
D. Penanganan kerawanan pangan
Penanganan daerah rawan Pangan (60%7
2015)
5

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

89,5

95

94%

83,5

95

88%

2015

95%

99

93

16

20

80%

38

45

84%

2015

80%

100

106

25%

3.521

3.214

110%

2015

80%

31

137

64

73%

60

75

80%

2014

100%

73

80

47

51%

45

75

60%

2014

100%

51

60

BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK


KORBAN KEKERASAN
A Penanganan Pengaduan/Laporan Korban
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
1
47
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu.
B. Pelayanan Kesehatan Bagi Perempuan dan
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
2 kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
24
Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit.
C Rehabilitasi Sosial bagi Perempuan dan Anak

Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang


diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

21

47

45%

24

60

40%

2014

75%

45

53

Cakupan layanan bimbingan rohani yang


diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu.

22

47

47%

24

60

40%

2014

75%

47

53

D Penegakan dan bantuan Hukum Bagi

II-40

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Cakupan penegakan hukum dari tingkat


penyidikan sampai dengan putusan
25
47
5
53%
30
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
Cakupan perempuan dan anak korban
6 kekerasan yang mendapatkan layanan
9
47
19%
12
bantuan hukum.
E Pemulangan dan Reintegrasi Sosial Bagi
Cakupan layanan pemulangan bagi
7
11
47
23%
12
perempuan dan anak korban kekerasan.
Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi
8
11
47
23%
60
perempuan dan anak korban kekerasan.
BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
A Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya
1
921
150.988
1%
800
dibawah usia 20 tahun (3,5%)
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur
2
120.583
151.654
80%
122.666
menjadi Peserta KB aktif (65%)
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber13.174
151.654
9%
12.376
3
KB tidak terpenuhi (Unmet Need) (5%)
Cakupan Anggota Kelompok Bina Keluarga
4
9.590
10.887
88%
9.666
Balita (BKB) ber-KB (70%)
Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha
5 Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
19.607
22.324
88%
19.657
(UPPKS) yang ber-KB (87%)
Ratio Petugas Lapangan Keluarga
Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana
6
70
37
189%
62
(PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2
(dua)Desa/Kelurahan
Ratio Pembantu Pembina Keluarga
7 Berencana (PPKBD) 1 (satu ) petugas di
981
75
13
988
setiap Desa/Kelurahan
B Penyediaan Alat dan obat Kontrasepsi

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

60

50%

2014

80%

53

63

60

20%

2014

50%

19

40

60

20%

2014

50%

23

40

60

100%

2014

100%

23

100

151.680

1%

2014

3,5%

574

664

154.618

79%

2014

65%

122

122

154.618

8%

2014

5%

174

58

10.948

88%

2014

70%

126

126

22.324

88%

2014

87%

101

101

37

168%

2014

90%

210

186

75

13

2014

100%

1308

1317

II-41

No

Indikator

Cakupan penyediaan alat dan obat


8 Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat 30 % setiap Tahun.
C Penyediaan Informasi Data Mikro
9

Cakupan penyediaan informasi data mikro


keluarga di setiap Desa 100% setiap tahun.

BIDANG PENDIDIKAN
A Pelayanan Pendidikan Dasar oleh kab/Kota
Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yg
terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimam 3 km untukS
1 D/MId an 6 km untuk
SMP/MTs dari kelompok permukiman
permanen di daerah
terpencil.
IP-1.1
IP-1.2
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan
belajar untuk
SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk
SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
2
belajar tersedia 1
(satu) ruang kelas yang di lengkapi dengan
meja dan kursi yang
cukup untuk peserta didik dan guru, serta
papan tulis.
IP-2.1
IP-2.2
IP-2.3
IP-2.4

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

33.650

43.238

78%

33.583

43.164

78%

2014

100%

78

78

75

75

100%

75

75

100%

2014

100%

100

100

3
1

3
1

100%
100%

3
1

3
1

100%
100%

2015
2015

80%
80%

125
125

125
125

361
374
101
105

376
376
107
107

96%
99%
94%
98%

376
376
107
107

376
376
107
107

100%
100%
100%
100%

2015
2015
2015
2015

80%
80%
80%
80%

120
124
118
123

125
125
125
125

II-42

No

Indikator

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

79
60

107
107

74%
56%

95
90

107
107

89%
84%

2015
2015

80%
80%

92
70

111
105

367
106

374
107

98%
99%

374
107

374
107

100%
100%

2015
2015

80%
80%

123
124

125
125

354
20

376
376

94%
5%

376
24

376
376

100%
6%

2015
2015

80%
80%

118
7

125
8

92

107

86%

107

107

100%

2015

80%

107

125

376
376

376
376

100%
100%

376
376

376
376

100%
100%

2015
2015

80%
80%

125
125

125
125

Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu


ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan
kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah
dan staff pendidikan lainnya; di setiap
SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru.
IP-4.1
IP-4.2

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang


laboratorium IPA yang di lengkapi dengan
meja kursi yg cukup untuk 36 peserta didik
dan minimal satu set peralatan praktek IPA
untuk demonstrasi dan eksperimen serta didik.
IP-3.1
IP-3.2

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru


untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
orang guru untuk setiap satuan
pendidikan dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
IP-5.1
IP-5.2
Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran dan untuk
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi klasifikasi S-1 atau D-iV dan
2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidikan.
IP-7.1
IP-7.2

II-43

No

Indikator

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

Disetiap SD/MI tersedia guru dengan


kualifikasi akademik S-1 atau D - lV sebanyak
70% dan separuhnya diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 20%.
IP-8.1
IP-8.2

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

Di setiap SMP/MT tersedia guru dengan


kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing
satu orang untuk mata pelajaran Matematika,
IPA, Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

100
92

107
107

93%
86%

107
107

107
107

100%
100%

2015
2015

80%
80%

117
107

125
125

97

107

91%

107

107

100%

2015

80%

113

125

Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala


sekolah SD/MI berkualifikasi akademik S-1
10
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik.
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala
sekolah SMP/MT berkualifikasi akademik S-1
11
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik.
Di setiap Kabupaten/Kota semua pengawas
sekolah dan madrasah memiliki kualfikasi
12
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.

264

376

70%

317

376

84%

2015

80%

88

105

102

107

95%

105

107

98%

2015

80%

119

123

73

73

100%

73

73

100%

2015

80%

125

125

Pemerintah Kab/Kota memiliki rencana dan


melaksanakan keg untuk membantu satuan
13
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum
dan proses pembelajaran yang efektif

55

107

51%

66

107

62%

2015

80%

64

77

II-44

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan


dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
14
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan
IP-14.1
IP-14.2
B. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan
Setiap SD/MI menyediakan buku teks yg
sudah ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa
15
Indinesia, Matematika, IPA. IPS dengan
perbandingan sati set untuk setiap peserta
didik.
IP-15.1
IP-15.2
Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yg
sdh ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah
16 mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta
didik.
IP-16.1
IP-16.2
Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga
IPA dan bahan yg terdiri dari model kerangka
17 manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan poster/carta IPA
Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap
18
SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan
dan 20 buku referensi
IP-18.1

355
105

367
107

97%
98%

360
107

367
107

98%
100%

2015
2015

80%
80%

121
123

123
125

45.676
219

74.010
376

62%
58%

46.500
245

74.010
376

63%
65%

2015
2015

80%
80%

77
73

79
81

29.510
88

34.661
107

85%
82%

31.250
92

34.661
107

90%
86%

2015
2015

80%
80%

106
103

113
107

30

376

8%

45

376

12%

2015

80%

10

15

82

376

22%

115

376

31%

2015

80%

27

38

II-45

No

Indikator
IP-18.2
IP-18.3
IP-18.4

2010
2011
TARGET
Capaian
Capaian
Angka Absolut
Angka Absolut
SPM Tahun SPM Tahun
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
2010
2011
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)
Pembilang Penyebut
105
107
98%
107
107
100% 2015
80%
123
125
44
376
12%
54
376
14% 2015
80%
15
18
101
107
94%
104
107
97% 2015
80%
118
121

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam perminggu


di
satuan
pendidikan,
termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan
19
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing atau melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan.
IP-19.1
IP-19.2
IP-19.3

3.621
175
85

10.863
376
107

33%
47%
79%

7.242
350
102

10.863
376
107

67%
93%
95%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

42
58
99

83
116
119

376
107

376
107

100%
100%

376
107

376
107

100%
100%

2015
2015

80%
80%

125
125

125
125

338
99

376
107

90%
93%

355
104

376
107

94%
97%

2015
2015

80%
80%

112
116

118
121

5.088
355
103

5.197
376
107

98%
94%
96%

5.110
365
104

5.197
376
107

98%
97%
97%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

122
118
120

123
121
121

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses


pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut:
20
(a) Kelas I-II 18 jam/mggu (b) Kelas III 24
jam/mggu (c)Kelas IV-VI 27 jam/mggu (d)
Kelas VII-IX 27 jam/mggu)
IP-20.1
IP-20.2
Satuan pendidikan menerapkan kurikulum
21 tingkat satuan pendidikan (KTPS) sesuai
ketentuan yang berlaku.
IP-21.1
IP-21.2
Setiap
guru
menerapkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
22
disusun berdasarkan silabus untk setiap mata
pelajaran yang diampunya.
IP-22.1
IP-22.2
IP-22.3

II-46

No

Indikator
Setiap
guru
mengembangkan
dan
menerapkan program penilaian untuk
23
membantu meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik.
IP-23.1
IP-23.2
IP-23.3

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

4.435
289
89

5.197
376
107

85%
77%
83%

4.935
325
102

5.197
376
107

95%
86%
95%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

107
96
104

119
108
119

335
103

376
107

89%
96%

365
105

376
107

97%
98%

2015
2015

80%
80%

111
120

121
123

5.197
376
107

5.197
376
107

100%
100%
100%

5.197
376
107

5.197
376
107

100%
100%
100%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

125
125
125

125
125
125

376
434
49

376
434
49

100%
100%
100%

376
434
49

376
434
49

100%
100%
100%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

125
125
125

125
125
125

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas


24 dan memberikan umpan balik kepada guru
dua kali dalam setiap semester
IP-24.1
IP-24.2
Setiap guru menyampaikan laporan hasil
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
25 setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pada akhir semester dalam bentuk laporan
hasil prestasi belajar peserta didik.
IP-25.1
IP-25.2
IP-25.3
Kepala
sekolah
atau
madrasah
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) dan ulangan Kenaikan Kelas
(UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada
26
orang tua peserta ddidik dan menyampaikam
rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan
Kab/Kota atau kantor Kementrian Agama di
kab/kota pada setiap akhir semester.
IP-26.1
IP-26.2
IP-26.3

II-47

No

Indikator

27

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan

BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


I Sumber Daya Air
Tersedianya air baku untuk memenuhi
1
kebutuhan pokok minimal sehari hari.
2

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsipprinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).


376
376
376

100%
100%
100%

376
376
376

376
376
376

100%
100%
100%

2015
2015
2015

80%
80%
80%

125
125
125

125
125
125

270

53%

192

360

53%

2016

100%

53

53

500

66%

272

400

68%

2016

100%

66

68

60

25%

15

60

25%

2016

100%

25

25

13.229

14%

1.050

7.000

15%

2016

70%

20

21

26

100%

26

26

100%

2016

60%

167

167

32.415

58%

19.156

32.179

60%

2016

50%

117

119

570

32%

181

570

32%

2016

45%

71

71

36

358

10%

38

358

11%

2016

50%

20

21

3.521

3.214

110%

3.521

3.214

110%

2014

100%

110

110

44.629,84

57.109,50

78%

44.829

57.109

78%

2014

70%

111

112

IP-27.1
376
IP-27.2
376
IP-27.3
376
BIDANG KETENAGAKERJAAN
A Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
1
144
pelatihan berbasis kompetensi
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
2
332
pelatihan berbasis masyarakat
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
3
15
pelatihan kewirausahaan
B. Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
4
1.829
ditempatkan
C. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
5
26
Perjanjian Bersama (PB)
D. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
6
18.956
program Jamsostek
E Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan
181
8

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat


pada sistem irigasi yang sudah ada.

II Jalan

II-48

No

Indikator

(Aksesibilitas) Tersedianya jalan yang


menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam
wilayah kabupaten/kota.
(Mobilitas) Tersedianya jalan yang
4 memudahkan masyarakat perindividu
melakukan perjalanan.
(keselamatan) Tersedianya jalan yang
5 menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat.
(kondisi jalan) Tersedianya jalan yang
menjamin kendaraan dapat
6
berjalan dengan selamat dan
nyaman.
(Kecepatan) Tersedianya jalan yang
menjamin perjalanan dapat
7
dilakukan sesuai dengan
kecepatan rencana.
III Air Minum
3

Tersedianya akses air minum yang aman


melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan
jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan terlindungi dengan kebutuhan
pokok minimal 60 liter/orang/ hari

IV Air Limbah Permukiman


Tersedianya sistem air limbah setempat yang
9
memadai. (60%-2014)
Tersedianya sistem air limbah skala
10
komunitas/kawasan/kota (5%-2014)
IV Persampahan
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
11
perkotaan. (20%-2014)
Tersedianya sistem
12 penanganan sampah di
perkotaan. (70%-2014)

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

895.725

895.725

100%

895.725

895.725

100%

2014

100%

100

100

9,837

3,28

9,837

328%

2014

100%

328

328

618.075

895.725

69%

626.075

895.725

70%

2014

60%

115

116

618.075

895.725

69%

626.075

895.725

70%

2014

60%

115

116

618.075

895.725

69%

626.075

895.725

70%

2015

60%

115

116

65.499.759

865.206

76 67.465.244

876.172

77

2014

65,34%

11.586

11.785

470.913

856.206

55%

9.520

15.868

60%

2014

60%

92

100

8.000

856.206

1%

12.300

876.172

1%

2014

5%

19

28

9.125

272.965

3%

9.125

276.965

3%

2014

20%

17

16

148.920

2.345.490

6%

164.250 2.492.960

7%

2014

70%

II-49

No

Indikator

IV Drainase
Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
13 genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam)
dan tidak lebih dari 2 kali
setahun.
V. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di
14
kawasan perkotaan.
VI. Penataan Bangunan dan Lingkungan
15 (IMB) Terlayaninya masyarakat dalam
(Harga Satuan Bangunan) Tersedianya
16 pedoman Harga Standar Bangunan Gedung
Negara dikabupaten/kota.
VII. Jasa Konstruksi
Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh)
17 hari kerja setelah persyaratan
lengkap.
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi
18
setiap tahun
VIII Penataan Ruang

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

332.642

665.284

50%

332.642

665.284

50%

2014

50%

100

100

88

3,4%

88

4,5%

2014

10%

34

45

1.702

1.922

89%

1.562

2.410

65%

2014

50%

177

130

1,00

1,00

100%

1,00

1,00

100%

2014

100%

100

100

46

48

96%

86

149

58%

2014

100%

96

58

3,00

6,00

50%

3,00

6,00

50%

2015

100%

50

50

Tersedianya informasi mengenai Rencana


Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota
19
beserta rencana rincinya melalui peta analog
dan peta digital.(kab/kec ; kelurahan

96,00

123,00

78%

115,20

123,00

94%

2014

90%

87

104

Terlaksananya penjaringan aspirasi


masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif
dalam proses penyusunan RTR dan program
20
pemanfaatan ruang, yang
dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap
disusunnya RTR dan program pemanfaatan
ruang.

1,00

2,00

50%

1,00

1,00

100%

2014

80%

63

63

II-50

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan


izin pemanfaatan ruang sesuai dengan
21 Peraturan Daerah
986
3.452
29%
1.183,20
3.452
34% 2014
100%
29
34
tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta
rencana rincinya.
Terlaksanakannya tindakan awal terhadap
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran
21
21
15,00
15
22
100%
100% 2015
100%
100
100
di bidang penataan ruang, dalam waktu 5
(lima) hari kerja.
Tersedianya luasan RTH
publik sebesar 20% dari luas
5.243
19.500
5.234
19.500
23
26,9%
26,8% 2015
25% 26.9%
26.9%
wilayah kota/kawasan
perkotaan.
note: 1) Anggaran 2010 dan 2011 terkait IMB (IK 15) dan penerbitan IUJK (IK 16) menjadi satu kesatuan anggaran pada Sekretariat Dinas dan bidang-bidang di
Dinas Perijinan
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT
A Rumah Layak Huni dan Terjangkau
178
357
214
357
1 Cakupan ketersediaan rumah layak huni
50%
60% 2015
80% 62,32493 74,789916
Cakupan layanan rumah layak huni yang
2
209
357
59%
251
357
70% 2015
80% 73,179272 87,8151261
terjangkau
B. Lingkungan Yang Sehat dan Aman yang
Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan Aman
3
27
39
69%
32
39
83% 2015
80% 86,538462 103,846154
yang didukung dengan PSU
BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
A Pelaksanaan Diseminasi Informasi Nasiunal
1 Pelaksanaan,Diseminasi dan Pendistribusian informasi nasional melalui:
media massa seperti majalah, radio, dan
a
106
106
100%
televisi (12x/th)
media baru seperti website (media online)
b
306,kali/Th 288,kali/Th
106%
setiap tahun
media tradisional seperti pertunjukan rakyat.
c
17
17
100%
(12x/th)

#DIV/0!

70,kali/Th 250,kali/Th
17

17

2014 12,kali/Th

883

#DIV/0!

28%

2015 setiap hari

100

#VALUE!

100%

2015 12,kali/Th

II-51

No

Indikator

2010
Angka Absolut
Pembilang Penyebut

2011
TARGET
Angka Absolut
Pencapai
Pencapa
Tahun
Nilai
an (%) Pembilang Penyebut ian (%)

Capaian
Capaian
SPM Tahun SPM Tahun
2010
2011

Media interpersonal seperti sarasehan,


ceramah/diskusi dan lokakarya. (12x/th) per
kecamatan

17

17

100%

17

17

100%

2015 12,kali/Th

Media luar ruang seperti media buletin, leaflet,


booklet, brosur, spanduk dan baliho. (12x/th)

32

32

100%

25

25

100%

2010 12,kali/Th

267

100%

100%

2015

100%

100

100

2
a

Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat


Cakupan pengembangan dan pemberdayaan
Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat
1
1
Kecamatan

BIDANG KESENIAN
A Perlindungan, Pengembangan, dan
1 Cakupan Kajian Seni
2 Cakupan Fasilitas Seni
3 Cakupan Gelar Seni
4 Misi Kesenian
B. Sarana dan Prasarana
1 Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian
2 Cakupan Tempat
3 Cakupan Organisasi

15
7
4
1

15
7
4
1

100%
100%
100%
100%

8
2
3
3

15
7
4
4

53%
29%
75%
75%

2014
2014
2014
2014

50%
30%
75%
80%

200
333
133
125

107
95
100
94

4
6
2

8
8
3

50%
75%
67%

2
1
1

8
2
3

25%
50%
33%

2014
2014
2014

25%
100%
34%

200
75
196

100
50
98

II-52


Aspek pelayanan umum juga ditinjau dari fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan
yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, sarana prasarana, lingkungan hidup, perhubungan,
penanaman modal, koperasi dan UKM, kependudukan, ketenagakerjaan, dan keluarga berencana.
2.1.3.1.

Fokus Layanan Urusan Wajib

2.1.3.1.1.

Pendidikan

A. Rasio Ketersediaan sekolah /penduduk usia sekolah


Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah
penduduk usia sekolah dasar. Peningkatan jumlah sarana sekolah dari Tahun 2007 2011
menunjukkan bahwa sarana pendidikan dasar dan menengah secara kuantitas telah cukup
memadai. Pada jenjang sekolah menengah telah dilakukan inovasi berupa dua SMA mencapai RSBI
sekaligus ISO yaitu SMA Negeri 1 Kasihan dan SMA 1 Bantul sedangkan SMK RSBI yaitu SMK
Negeri 1 Bantul dan SMK 2 Kasihan. Dari seluruh jumlah SMK ada lima SMK yang telah memiliki
standar ISO yaitu SMKN 1 Bantul, SMKN 1 Kasihan, SMKN 2 Kasihan, SMKN 1 Sedayu, dan SMKN
1 Sewon.
Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No
Jenjang Pendidikan
2007 2008
1. Jumlah gedung sekolah SD/MI
372
372
2. Jumlah gedung sekolah SMP/MTs
106
106
3. Jumlah gedung sekolah SMA/MA/SMK
76
79
Sumber: Dikdas & Dikmenof Kabupaten Bantul

2009
372
107
79

2010
376
107
79

2011
380
107
86

II-53

Tabel 2.36 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
SD/MI
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah

jumlah gedung
sekolah

jumlah penduduk
usia 7-12 th

28
24
20
25
16
14
23
27
22
16
17
20
16
30
25
35
20
378

8,429
4,595
2,883
4,998
2,773
2,585
3,815
3,716
4,943
3,289
3,380
4,769
2,608
9,795
5,293
9,472
4,365
81,708

SMP/MTs
Rasio
301
191
144
200
173
185
166
138
225
206
199
238
163
327
212
271
218

jumlah gedung
sekolah

jumlah penduduk
usia 13-15 th

9
7
4
12
6
3
3
9
5
3
7
7
3
9
7
9
6
109

4,317
2,353
1,476
2,560
1,420
1,324
1,954
1,903
2,532
1,684
1,731
2,442
1,336
5,017
2,711
4,851
2,235
41,849

SMA/MA/SMK
Rasio
480
336
369
213
237
441
651
211
506
561
247
349
445
557
387
539
373

jumlah
gedung
sekolah
8
2
2
16
3
3
7
3
1
2
5
8
3
7
5
7
4
86

jumlah penduduk usia


16-18 th

Rasio

5,349
2,186
1,409
2,709
1,283
1,270
2,036
1,549
2,343
1,473
1,599
2,415
1,321
6,106
2,465
5,755
2,145
43,413

669
1093
704.5
169
428
423
291
516
2343
736
320
302
440
872
493
822
536
505

Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Non Formal Kabupaten Bantul

II-54


B. Rasio guru/murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar /menengah per 1.000
jumlah murid pendidikan dasar/menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar.
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas. Di samping itu juga untuk
mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.37. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
2011 Kabupaten Bantul
NO
Jenjang Pendidikan
2007
2008
1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru
5.553
5.439
1.2. Jumlah Murid
70.326
70.264
1.3. Rasio
78,96
77,41
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru
3.223
3.224
2.2. Jumlah Murid
29.132
29.155
2.3. Rasio
110,63
110,58
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah Guru
2.940
3.062
3.2 Jumlah Murid
23.031
24.081
3.3 Rasio
127,65
127,15
Sumber : Dikdas,Dikmenof NF 2011

dan Menengah Tahun 2007 s.d


2009

2010

2011

5.221
70.808
73,73

5.426
74.010
73,31

6.226
74.324
83.76

3.169
29.050
109,09

3.072
34.661
88,63

3.727
33.041
11,28

3.215
24.769
129,80

3.189
27.778
114,80

3334
29.478
113,1.

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari pada Tahun 2011 dalam 1000 murid terdapat 83,76 orang guru
di tingkat pendidikan dasar, sedangkan di tingkat pendidikan menengah terdapat 11,28 orang guru
dalam 1000 murid. Tahun 2007 hingga Tahun 2011 jumlah guru dan murid semakin bertambah,
namun rasio guru murid pendidikan dasar semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kuantitas ketersediaan guru di tingkat pendidikan dasar semakin kecil (adanya pensiun). Namun
secara kualitas dengan tingginya guru yang lulus sertifikasi (SD sebesar 37,55%, SMP sebesar
40,81%, 50,47% SMA/MA dan 42,86% SMK) menunjukkan peningkatan mutu guru yang semakin
baik. Sedangkan di tingkat pendidikan menengah besarnya rasio guru murid juga semakin kecil,
namun jumlah ketersediaan guru masih mencukupi. Peningkatan mutu guru lebih diarahkan melalui
peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi.
2.1.3.1.2.
A.

Kesehatan

Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan
perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu.

II-55


Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu melayani 100
balita (Permendagri 54 Tahun 2010).
Tabel 2.38. Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
NO

Uraian

2007

1. Jumlah posyandu
2. Jumlah balita
3. Rasio (per 1000 balita)
Sumber : Dinkes 2011

2008

1101
61.029
18,04

1113
59.097
18,83

2009

2010

1113
57.785
19,26

2011

1123
63321
17,73

1123
74275
15,12

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun 2011 rasio posyandu per 1000 balita sebesar
15,12 berarti dalam 1000 balita terdapat 17,72 posyandu. Hal ini dapat diartikan bahwa 1
posyandu melayani 66,14 bailta. Rasio tersebut menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah
posyandu di Kabupaten Bantul sudah mencukupi. Sesuai dengan tingkat penyebarannya jumlah
posyandu hampir merata di 17 kecamatan. Ada 2 kecamatan dimana pelayanan posyandunya
melebihi 100 balita yaitu kecamatan Piyungan dan Kecamatan Pleret (Tabel 2.39)
Tabel 2.39 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
No

Kecamatan

Jumlah posyandu

Jumlah balita

Rasio (/jumlah
posyandu/
jumlah balita)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret

117
52
55
89
63
53
67
74
72
36
45
38
44
120
69
95
34
1123

8482
3569
2386
4692
2236
3013
3573
2726
4238
2727
2904
4159
2137
10629
4593
9173
4059
74275

13.79
14.57
23.05
18.97
28.17
17.59
18.75
27.15
16.99
13.20
15.49
9.14
20.59
11.29
15.02
10.36
8.38
15.12

Jumlah

1 posyandu
melayani x balita
72.49
68.63
43.38
52.72
35.49
56.85
53.33
36.84
58.86
75.75
64.53
109.45
48.57
88.57
66.56
96.56
119.38
66.14

Sumber: Dinas Kesehatan 2012 Kabupaten Bantul

II-56


B.

Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Hasil Program Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat diketahui dengan semakin
meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah seperti Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Khusus (KIA, Bedah), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Sarana Puskesmas
Keliling, Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan-Rumah Bersalin. Selain fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat pada Tahun 2011.
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin banyak sudah pasti diikuti dengan semakin
banyak pula tenaga kerja di sektor kesehatan. Kondisi ini perlu diantisipasi dengan regulasi agar
tenaga kerja benar-benar kompeten dibidangnya, sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan
dalam pelayanan yang dapat berakibat fatal. Regulasi tersebut antara lain dengan menerbitkan
aturan bahwa setiap tenaga yang bekerja di sektor kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
apoteker, nutrisionis, analis, radiographer, fisioterapis dan sanitarian) wajib memiliki Surat Ijin
sebelum melakukan pekerjaan sesuai kompetensinya (lihat Tabel 2.40 dan Tabel 2.41)
Tabel 2.40 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum


Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Bersalin
Rumah Sakit Khusus (Bedah) KIA)
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
Apotek
Toko Obat
Industri Peracik Batra
Laboratorium
Optik
Posyandu
Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas Non Rawat Inap
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling

2009
(unit)
5
3
2
66
27
72
9
1123
16
11
67
27

2010
(unit)
9
0
3
78
32
100
4
13
4
8
1123
16
11
67
27

2011
(unit)
9
0
23
70
33
108
3
13
4
11
1123
16
11
67
27

Sumber:Dinas Kesehatan, 2012


Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Bantul Tahun 2011 meliputi Puskesmas sebanyak
27 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 67 unit, Poliklinik sebanyak 70 unit dan 1 Rumah Sakit
Umum Daerah , yaitu Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul .

II-57


Tabel 2.41 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2009-2011
No
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis

2009
94
61
9
256
319
36
39
75
54
33

Dokter Umum
Dokter Gigi
Apoteker
Bidan
Perawat
Farmasi
Gizi
Teknis Medis
Sanitasi
Kesmas

2010
282
82
146
339
679
54
61
46
51
44

2011
286
74
191
392
1001
98
76
233
96
78

Sumber: Dinas Kesehatan, 2012


*) data berdasarkan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit)
Adapun persebaran puskesmas, poliklinik dan pustu di masing-masing kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.42 Jumlah Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten
Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah

Puskesmas
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
2
1
27

Poliklinik
6
2
1
8
4
4
3
3
6
5
4
4
4
3
4
7
2
70

Pustu
4
3
3
5
3
4
5
5
3
4
3
3
2
7
7
2
4
67

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul


2.1.3.1.3.
A.

Lingkungan Hidup

Persentase penanganan sampah

Pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan prinsip mengurangi, memanfaatkan,


dan mendaur ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri atas pengelolaan cara
setempat, pengelolaan cara komunal dan pengolahan sampah mandiri. Pengelolaan sampah pada

II-58


tempat penampungan sampah sementara ditetapkan tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan
tingkat pelayanannya.Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Sitimulyo kecamatan
Piyungan seluas kurang lebih 12 hektar, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu
akhir.
Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar 2.142,04 m3/hari
dengan jumlah sampah yang ditangani sebesar 113,33 m3/hari (UPTD KP3 DPU, 2011). Jadi
persentase penduduk yang terlayani pengelolaan sampah hanya sedikit (5,29/6%), diantaranya
karena kurangnya armada pengangkutan sampah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah sampah di
Kabupaten Bantul masih harus ditangani dengan lebih baik agar tidak menyebabkan penumpukan
volume sampah dan pencemaran lingkungan. Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan
pengelolaan oleh masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Penanganan pengelolaan air diupayakan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat
dan terpusat. Sistem pengolahan air limbah domestik setempat meliputi pembuangan air limbah
domestik ke dalam tangki septik individual, tangki septik komunal atau Instalasi Pengolah Air Limbah
(IPAL) Komunal. Sistem pengolahan air limbah domestik terpusat adalah pembuangan air limbah
domestik ke dalam jaringan air limbah terpusat yang disediakan oleh Pemerintah di IPAL Sewon,
IPAL Pleret dan IPAL Bambanglipuro.
Tabel 2. 43 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Uraian
Jumlah sampah yang ditangani (m3/hari)
Jumlah volume produksi sampah (m3/hari)
Persentase

2011
113,33
2142,04
5,29/6

Sumber: DPU
Pada Tahun 2011 ini jumlah desa yang menangani sampah dengan prinsip 3R adalah 30% (dari 75
desa). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih
rendah, namun diharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah jejaring sampah dan bank
sampah menjadi icon nasional dan program-program penanganan persampahan diharapkan pada
tahun mendatang volume persampahan akan semakin tertangani dengan baik.
B.

Penduduk berakses air minum

Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa sumur
gali maupun sumur dalam. Sebagian besar penduduk menggunakan sumur gali, mencapai lebih dari
80% dan hanya sebagian kecil menggunakan air dari PDAM yang bersumber dari sumur dalam
(lebih kurang 17%). Sumur gali merupakan sarana yang paling mudah untuk mendapatkan air

II-59


karena muka air tanah relatif dangkal, sedangkan sumber air dari PDAM membutuhkan unit
pengolah dengan energi listrik cukup besar, sehingga berdampak pada harga satuan air yang relatif
mahal.
Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten
Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan
PDAM, selama lima tahun terakhir telah dibangun Hidran Umum (HU), pembangunan Sistem
Instalasi Perpipaan Air Sederhana (SIPAS). Selain itu, untuk mendukung kawasan siap
bangun/lingkungan siap bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air
minum (SPAM) di IKK Pajangan.
Dari kegiatan pengadaan air bersih ini banyak wilayah yang sudah terlayani air bersih. Adapun
jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih pada Tahun 2010 sebesar 688.449 jiwa dengan
persentase penduduk berakses air bersih sebesar 75,31% yang bersumber dari air sumur dan
19,94% yang bersumber dari jaringan PDAM. Proporsi jumlah penduduk yang mendapat air minum
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.44. Persentase penduduk berakses air bersih Tahun 2009 2010 di Kabupaten Bantul
No
1.
2.
3.

Uraian
Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum
Jumlah penduduk
Persentase penduduk berakses air bersih (%)

Sumber : DPU 2011

2009
667.209
899.312
74,19

2010
686.449
911.503
75,31

Tabel 2.45 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapat Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun
2009 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Uraian
Jumlah penduduk yg mendapatkan akses air minum
Jumlah penduduk
Persentase penduduk berakses air bersih (%)

Sumber: PDAM Bantul 2011


2.1.3.1.4.
A.

2009
143.678
899.312
15,97

2010
181.754
911.503
19,94

Sarana dan Prasarana Umum

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Pada Tahun 2011 panjang jaringan jalan beraspal dengan kondisi mantap sepanjang 636,875 km
atau 95,71%. Hal ini menunjukkan peningkatan pelayanan infrastruktur jalan yang semakin baik.
Namun demikian pada Tahun 2011 masih terdapat ruas-ruas jalan kabupaten dengan kondisi
sedang rusak, rusak, ataupun rusak berat dimana proporsinya menurun dari tahun ke tahun.
Panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel berikut:

II-60


Tabel 2.46: Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
Panjang Jalan (km)
NO
Kondisi Jalan
2007
2008
2009
2010
2011
1. Kondisi Baik
322,61
328,61
365,56
386,25
407,25
2. Kondisi Sedang Rusak
311,27
316,87
295,07
285,58
285,58
3. Kondisi Rusak
217,95
209,65
195,20
180,90
159,9
4. Kondisi Rusak Berat
48,00
44,70
44,00
43,00
43,00
5. Jalan Kabupaten
899,83
899,83
899,83
895,73 895,725
Jalan Propinsi
154,05
146,00
146,00
136,05
136,05
Jalan Nasional
42,24
42,24
42,24
30,58
30,58
Jumlah Jalan secara keseluruhan
1.096,12 1.088,07 1.088,07
1.062,36 1.062,36
Sumber : DPU 2011
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Jalan sebagai prasarana distribusi
barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan dikelompokkan menurut fungsi,
status, dan kelas.
Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten, dan jalan desa. Total panjang jalan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 lebih
kurang 1.062,36 km. Di Kabupaten Bantul terdapat 11 ruas jalan yang berstatus sebagai jalan
provinsi, dengan panjang lebih kurang 136,05 km (Tahun 2011). Kondisi jalan provinsi di Kabupaten
Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan
perekonomian dan akses hubungan antar wilayah. Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah
Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang-Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.
B. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi di Kabupaten Bantul terdiri dari jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan
tersier. Pada Tahun 2011, kondisi jaringan irigasi primer dan sekunder yang berfungsi baik,
meningkat dari 339.345,53 meter (82,50%) pada Tahun 2010 menjadi 341.402,17 meter (83,00%)
atau terdapat peningkatan 2.056,64 meter (0,61%) (lihat Tabel 2.47)

II-61


Tabel 2.47 Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik tahun 2007-2011
Target dan Capaian
Tahun
Target*) (m)
%
Capaian (m)
2007
308.495,93
75
302.326,01
2008
304.382,65
74
304.382,65
2009
308.495,93
75
312.609,21
2010
329.062,33
80
339.345,53
2011
335.232,25
81,5
341.402,17
Sumber: Dinas SDA, 2012
*) Target adalah target lima tahunan
Panjang total saluran primer-sekunder kewenangan pemerintah adalah 371.634 m.

%
73.5
74
76
82.5
83

Berdasarkan data Bulan Desember 2011 terdapat 159 Daerah Irigasi (DI) dengan luas oncoran
sebesar 16.133,05 hektar, terdiri dari irigasi teknis pada sembilan DI dengan luas oncoran 4.979,32
hektar, irigasi semi teknis pada 98 DI dengan luas oncoran 9.159,75 hektar, dan irigasi sederhana
pada 52 DI dengan luas oncoran 1.993,98 hektar.
Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi (lihat Tabel 2.48) meningkat dari 12.727,50 ha
(78%) pada Tahun 2010 menjadi 13.380,19 ha (82%) pada Tahun 2011 atau lebih luas 489,52 ha
(3,8%) dari target 12.890,67 ha (79%).
Tabel 2.48 Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2007-2011
Saluran irigasi (Primer dan Sekunder) dalam kondisi baik
Tahun
Rencana (m)
%
Realisasi (m)
2007
11.911,64
73
12.074,81
2008
12.074,81
74
12.074,81
2009
12.237,98
75
12.401,16
2010
12.645,92
77,5
12.727,50
2011
12.890,67
79
13.380,19
Sumber: Dinas SDA, 2012

%
74
74
76
78
82

C. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk


Sarana tempat ibadah di Kabupaten Bantul meliputi: Masjid, Gereja, dan Pura. Rasio tempat ibadah
per satuan penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2010 dan 2011 disajikan dalam tabel berikut:

II-62


Tabel 2.49. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2010 dan 2011 Kabupaten Bantul
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bangunan
tempat
Ibadah
Masjid
Gereja
Pura
Vihara
Kelenteng
Lain-Lain

2010
Jumlah
(unit)
1715
44
2
-

2011

Jumlah pemeluk

Jumlah
(unit)
1,719
46
2
-

Rasio

846.850
37.462
667
-

1 : 493
1 : 851
1 : 333
-

Jumlah
pemeluk
846,850
37,999
677
370
-

Rasio
1:493
1:826
1:339
-

Sumber: Kementerian Agama Kab. Bantul, 2011


Mayoritas penduduk Bantul beragama Islam, karena itu persebaran tempat ibadah Masjid di masingmasing kecamatan hampir merata (tabel 2.48) Tempat ibadah gereja juga tersebar di masingmasing kecamatan, hanya di kecamatan Sanden dengan pemeluk sebanyak 393 dan kecamatan
Piyungan dengan pemeluk sebanyak 1618 yang belum mempunyai gereja. Disamping itu sudah
terdapat pura 2 unit namun untuk fasilitas vihara masih belum ada.
Tabel 2.50 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
Masjid
No

Kecamatan

Gereja

Pura

Vihara

Kec. Sewon

Jumlah
(unit)
105

Kec. Pandak

74

49,884

1,493

11

Kec. Pundong

78

32,337

866

Kec. Bantul

94

59,253

3,407

22

Kec. Sanden

109

36,246

393

Kec. Kretek

62

30,734

1,790

33

Kec. Sedayu

87

43,611

4,669

Kec. Dlingo

97

42,490

53

Kec. Jetis

103

51,075

1,728

10

Kec. Pajangan

41

32,712

932

11

Kec. Bambanglipuro

56

42,064

2,608

12

Kec. Piyungan

144

41,320

1,618

13

Kec. Srandakan

57

34,232

321

14

Kec. Banguntapan

220

86,420

4,794

234

81

15

Kec. Imogiri

111

61,547

927

16

Kec. Kasihan

245

79,722

9,418

267

247

17

Kec. Pleret

36

42,548

72

20

1,719

846,850

46

37,999

677

370

Jumlah

Jumlah
pemeluk
80,655

Jumlah
(unit)
1

Jumlah
pemeluk
2,910

Jumlah
(unit)
1

Jumlah
pemeluk
75

Jumlah
(unit)
-

Jumlah
pemeluk
32

Sumber: Kementerian Agama Bantul,2012

II-63


D. Persentase rumah tinggal bersanitasi
Tabel 2.51 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi
2 Jumlah rumah tinggal
3 Persentase
Sumber:DPU 2011

2011
168.949
213.532
79,1

E. Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk


Tabel 2.52 Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Bantul

No

Kecamatan

Tempat
Pemakaman
Umum (TPU)
Jmh

Luas(m)

Tempat
Pemakaman
Bukan Umum
(TPBU)

Tempat
Pemakaman
Khusus (TPK)

Jmh

Luas(m)

Jmh

Luas(m)

Lain-lain

Jumlah Total

Jmh

Luas(m)

Tempat
Pemakam
an

Luas(m)

Kec. Sewon

189

255.270

210

190

255.480

Kec. Pandak

144

170.815

144

170.815

Kec. Pundong

112

64.665

700

100

120

65.465

Kec. Bantul

180

184.180

14

7.325

250

196

191.755

Kec. Sanden

81

28.931

81

28.931

Kec. Kretek

120

288.000

1.500

126

289.500

Kec. Sedayu

119

340.650

4.500

126

345.150

Kec. Dlingo

27

143.530

27

143.530

Kec. Jetis

169

129.812

1.000

450

40

173

131.302

10

Kec. Pajangan
Kec.
Bambanglipuro
Kec. Piyungan

83

899.460

7.650

88

907.110

140

178.500

1.500

141

180.000

11
12

15

Kec. Srandakan
Kec.
Banguntapan
Kec. Imogiri

16

Kec. Kasihan

17

Kec. Pleret

13
14

Jumlah

60

980.550

15.000

62

995.550

81

75.200

950

82

76.150

163

148.037

1.620

2.500

170

152.157

121

179.450

54.800

4.700

130

238.950

115

362.460

13

17.135

1.200

131

380.795

53

141.371

1.917

835

65

144.123

1.957

4.570.881

65

103.997

22

13.945

7.940

2.052

4.696.763

Sumber : Kecamatan 2011


F. Tempat pembuangan sampah (TPS)
Jumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Bantul Tahun 2011 sebanyak 115 unit dengan
daya tampung 380 ton dengan jumlah penduduk sebesar 921.263 jiwa .

II-64


2.1.3.1.5.
A.

Penataan Ruang

Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau di Kabupaten Bantul meliputi daerah sekitar sungai, taman
kota, lapangan olahraga dan makam, jalan, serta hinterland. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pembuatan taman hijau seluas 120 m2 di Komplek Perkantoran Baru Pemerintah
Kabupaten Bantul. Pembuatan taman hijau bertujuan untuk menambah luasan RTH, pencegahan
banjir, penurunan pencemaran udara, peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan
keindahan lingkungan.
B. Jumlah Bangunan Ber-IMB
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Di Kabupaten Bantul, jumlah bangunan ber-IMB dari Tahun 2009 sampai
Tahun 2011 berturut-turut adalah 50.000, 26.015, dan 16.000 (DPU, 2011). Jumlah IMB dari tahun
2009 sampai Tahun 2011 cenderung mengalami penurunan, hal ini terkait dengan telah selesainya
proses rekonstruksi gempa.
2.1.3.1.6.
A.

Perhubungan

Jumlah Penumpang Angkutan Umum

Angkutan umum yang ada di Kabupaten Bantul berupa armada bis. Angkutan umum yang lain
seperti kereta api, kapal laut, dan pesawat udara tidak terdapat di Kabupaten Bantul. Adapaun
jumlah penumpang angkutan umum bis di Kabupaten Bantul dari Tahun 2007 2010 cenderung
mengalami penurunan (Tabel 2.53).

II-65


Tabel 2.53: Jumlah Penumpang Angkutan Umum Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
2010
1. Jumlah penumpang Bis
4.229.232
3.150.908
3.054.892
2.963.296
2. Jumlah penumpang Kereta api
3. Jumlah penumpang Kapal laut
Jumlah penumpang Pesawat
4.
udara
5. Total Jumlah Penumpang
4.229.232
3.150.908
3.054.892
2.963.296
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Tabel 2.54 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Angkutan Umum

Jmlh

Mobil penumpang umum


Mobil bus
Mobil barang

Pick up
Truck

4
5
6
7

Kereta gandengan
Mobil 8 Ton
Taksi
Khusus
Jumlah
Sumber: Dinas Perhubungan, 2011

2010
Jmlh KIR
27
736
6,769
3,589
14
152
146
9
11,442

Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan
umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Hal ini terbukti dengan kenaikan
jumlah kendaraan pribadi terutama roda dua.
B.

Jumlah Ijin Trayek

Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/ atau mobil penumpang
umum pada jaringan trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang
menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Jumlah izin trayek di Kabupaten Bantul
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.55. Jumlah Ijin Trayek Tahun 2007 s.d 2010 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
1. Izin Trayek perkotaan
13
13
2. Izin Trayek perdesaan
8
8
3. Jumlah Izin Trayek
21
21
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011

2009
13
8
21

2010
13
8
21

II-66


C. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, danau untuk menerima
kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Kabupaten Bantul
pelabuhan laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pandansimo di Desa Poncosari
Kecamatan Srandakan sebagai pelabuhan perikanan dan pendukung wisata pantai. Pelabuhan
udara/bandara bisa diartikan sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana
transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Adapun jumlah terminal bis sampai Tahun 2011 sebanyak 4 terminal (Tabel 2.54).
Tabel 2.56: Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
1. Jumlah pelabuhan laut
2. Jumlah pelabuhan udara
3. Jumlah terminal bis
3
3
4
4
4
Jumlah
3
3
4
4
4
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Sistem transportasi darat (sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 tahun
2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Pasal 13 ayat 2) untuk pergerakan lokal
maupun regional didukung oleh pengembangan fasilitas angkutan darat di Kabupaten yang meliputi:
a.

terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri Kecamatan Imogiri dan di Desa Palbapang
Kecamatan Bantul;

b.

terminal angkutan barang di Desa Argosari Kecamatan Sedayu;

c.

stasiun penumpang dan stasiun barang serta pergudangan di Stasiun Sedayu; dan

d.

terminal angkutan barang di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan.

2.1.3.2.

Fokus Layanan Urusan Pilihan

2.1.3.2.1.

Penanaman Modal

Penanaman modal di Kabupaten Bantul difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan promosi
investasi. Pada Tahun 2011 investasi di Kabupaten Bantul lebih didominasi oleh investor asing yang
mencapai jumlah 53 investor (aktif 30) dibandingkan dengan investor dalam negeri yang hanya
berjumlah 15 (aktif 6). Dihitung berdasarkan nilai investasinya, Penanaman Modal Asing (PMA)
mencapai Rp 10.863.379.840,- dan US$ 17.719.988 sedangkan nilai investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 200.172.644.150,71,-. Selain itu, penanaman modal asing juga

II-67


mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.969 orang yang terdiri dari 56 tenaga kerja asing dan
6.913 orang WNI. Adapun investor dalam negeri hanya mempekerjakan tenaga kerja sejumlah 3.260
orang. Perlu diketahui bahwa data investasi mengalami perubahan yang signifikan karena sebelum
Tahun 2011, pencatatan hanya berdasarkan legal formal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), berupa surat persetujuan, izin prinsip, dan izin usaha. Sedangkan mulai Tahun 2011,
pengumpulan data juga berdasarkan verifikasi Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) untuk
mengetahui realisasi penanaman modal dan perkembangan usaha sehingga dapat diketahui aktiftidaknya kegiatan penanaman modal tersebut. Pada Tahun 2011 tercatat lima PMA yang
mengajukan izin penanaman modal di Kabupaten Bantul dan dua di antaranya telah memperoleh
izin serta melaporkan kegiatan usahanya (Tabel 2.57).
Tabel 2.57 Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No

Tahun

2010

2011

Jenis

Jumlah
Investor

Tenaga Kerja

Nilai Investasi

Aktif Pasif

WNA

WNI

US$

PMA

51

117

9.513

29.730.328

PMDN

13

13

3.510

Rp

PMA

30

23

56

6.913

17.719.988

PMDN

3.260

Sumber: Disperindagkop, 2012

Ket.

266.278.885.773 Data
173.438.101.000 termasuk
rencana
10.863.379.840 Seluruhnya
200.172.644.150,71 data
realisasi

Adapun capaian nilai investasi Tahun 2011 baik investasi pemerintah, masyarakat maupun investasi
dalam negeri melebihi dari target RKPD Tahun 2011. Namun untuk investasi PMA masih jauh
dibawah target RKPD Tahun 2011, hal ini merupakan dampak adanya krisi global.
Tabel 2.58 Nilai Investasi Kabupaten Bantul Tahun 2011
Investasi
Pemerintah
Masyarakat
PMDN
PMA
Total Investasi
Sumber : Disperindakop, AP, DPKAD Tahun 2012
2.1.3.2.2.

Tahun 2011
334.808.689.124,00
211.036.023.990,71
200.172.644.150,71
170.343.271.840,00
916.360.629.105,42

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)

A. Prosentase koperasi aktif


Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul diarahkan pada pengembangan koperasi
dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing dengan fokus
II-68


pada revitalisasi koperasi serta fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun sasarannya adalah peningkatan
kinerja dan produktifitas usaha koperasi dan UKM. Di Kabupaten Bantul sampai saat ini terdapat 458
koperasi yang didominasi koperasi primer sejumlah 438. Dilihat dari kondisi koperasi, terdapat 380
koperasi aktif (83%) dan 78 koperasi tidak aktif (17%) (lihat Tabel 2.59)
Tabel 2.59 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2007
2008
2009
1 Koperasi aktif
246
278
322
2 Koperasi kurang aktif
74
100
85
3 Jumlah koperasi
320
378
407
4 Persentase koperasi aktif
76%
73%
79%
Sumber : Disperindakop,2012

2010
358
85
443
81%

2011
380
78
458
83%

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam bidang koperasi diantaranya
karena belum optimalnya penataan manajemen dan organisasi koperasi, terbatasnya permodalan
koperasi dan belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi. Adapun upaya yang
telah dilakukan antara lain melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan
lebih intensif, penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non perbankan serta
keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik dari APBD Kabupaten ,Propinsi maupun dari
pemerintah pusat serta memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan koperasi. Adapun
jumlah koperasi menurut jenisnya di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.4 Jumlah Koperasi Menurut Jenis di Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011

Sumber : Disperindakop, 2012

II-69


B. Jumlah UKM dan BPR/LKM
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan mengembangkan
koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing,
sehingga secara makro mampu mendukung pembangunan ekonomi di Kabupaten Bantul.
Sasaran pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul antara lain
meningkatnya kinerja, produktivitas usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
meningkatnya akses kelembagaan keuangan dan permodalan pada UMKM/Industri Kecil dan
Menengah (IKM), meningkatnya sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi UMKM/IKM,
meningkatnya kualitas dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan UKM, serta terwujudnya
masyarakat yang berjiwa wirausaha (entrepreneur) tinggi dan mampu mengembangkan potensi dan
sumber daya yang ada. Perkembangan jumlah UKM dan BPR di Kabupaten Bantul dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.60 Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Uraian

2009
44,778
15
44,763

Jumlah seluruh UKM


Jumlah BPR/LKM
Jumlah UKM non BPR/LKM

2010
44,778
15
44,763

2011*)
44,778
15
44,763

Sumber: Dinas Perindustrian,perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul


Ket :LKM yang menjadi binaan
Upaya yang telah dilakukan antara lain fasilitasi UMKM; pelatihan manajemen ekspor, impor,
pelatihan TI; kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, serta mengadakan pendataan secara
langsung ke eksportir maupun importer.
2.1.3.2.3.

Kependudukan

A. Pertumbuhan penduduk
Data jumlah penduduk Kabupaten Bantul dari Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.61.
Angka laju pertumbuhan penduduk menurun dari tahun ke tahun sehingga kondisi ini menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.
Tabel 2.61 Angka Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No
1
2
3
4
5

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

Jumlah Penduduk
872.866
886.061
899.312
911.503
921.263

Sumber: BPS (Estimasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil SP2010)

Laju Pertumbuhan (%)


1,52
1,51
1,50
1,36
1,07

II-70


B. Pengelompokan penduduk
Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan
dengan banyak sektor seperti tenaga kerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran
penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan yang lebih
tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tersebut.
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada
suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan proporsi
umur berdasarkan kelompok umur terbesar pada umur 40 tahun ke atas (37,16%), kedua pada
kelompok umur 25-39 tahun (24,13%), sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 10-14
tahun (7,46%).
Berdasarkan data pada tabel berikut dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang
kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan perhatian lebih.
Pada usia 25-39 tahun yang proporsinya juga cukup besar dan merupakan kelompok umur produktif
maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.
Tabel 2.62 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kelompok Umur
Jumlah
0-9
10-14
15-19
20-24
25-39
40+
1 Srandakan
4.160
2.066
2.177
1.834
6.237
12.194
28.668
2 Sanden
4.184
2.248
2.288
1.638
6.170
13.216
29.744
3 Kretek
3.928
2.133
2.188
1.699
6.084
13.291
29.323
4 Pundong
4.546
2.355
2.418
2.039
6.880
13.541
31.779
5 Bambanglipuro
5.598
2.675
2.699
2.268
8.212
16.028
37.480
6 Pandak
7.016
3.562
3.628
3.190
10.824
19.688
47.908
7 Bantul
9.034
4.299
4.532
4.372
13.872
23.645
59.754
8 Jetis
8.155
3.749
3.917
3.619
12.506
20.367
52.313
9 Imogiri
8.613
4.034
4.163
3.908
13.395
22.423
56.536
10 Dlingo
5.257
2.920
2.782
2.294
7.898
14.516
35.667
11 Pleret
7.621
3.452
3.626
3.308
11.279
14.445
43.731
12 Piyungan
8.153
4.324
4.155
3.459
11.960
17.376
49.427
13 Banguntapan
20.062
8.844
9.626
12.724
32.430
38.824
122.510
14 Sewon
16.341
7.768
8.510
10.009
27.150
35.923
105.701
15 Kasihan
17.573
8.318
9.108
11.476
28.809
37.424
112.708
16 Pajangan
5.268
2.511
2.511
2.447
8.105
12.244
33.216
17 Sedayu
7.151
3.400
3.400
3.078
10.554
17.254
44.798
Jumlah
142.660
68.749
71.728 73.362
222.365
342.399
921.263
Persentase
15,48
7,46
7,78
7,96
24,13
37,16
100,00
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
Kecamatan

II-71


2.1.3.2.4.
A.

Ketenagakerjaan

Angkatan Kerja

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja
pada suatu wilayah tertentu. Jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja
dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan kesempatan bekerja.
Untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja ini diantaranya melalui program untuk persediaan
tenaga kerja (menambah jenis pelatihan sesuai kondisi pasar, meningkatkan bantuan pendidikan
bagi tenaga kerja, meningkatkan program keluarga berencana untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan tenaga kerja), program untuk kebutuhan tenaga kerja (meningkatkan kapasitas dan
peralatan serta kemampuan pengajar di sekolah sekolah kejuruan, melaksanakan pelatihan
wirausaha bantuan permodalan dan fasilitas, memberikan insentif dan kemudahan dalam bidang
investasi) dan program untuk pengangguran (pembangunan informasi pasar kerja yang mudah
diakses, peningkatan penempatan tenaga kerja luar negeri melalui pemasaran, pelatihan, bantuan
permodalan). Pada Tahun 2010 angkatan kerja di Bantul sebanyak 481.420 orang menjadi 505.786
orang pada Tahun 2011 atau naik sekitar 4,8%. Jumlah angkatan kerja laki-laki dan perempuan di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini hampir sama, yaitu laki-laki sebesar 262.020 jiwa dan
perempuan sejumlah 243.766 jiwa. Jumlah penduduk angkatan kerja menurut kelompok umur dan
tingkat pendidikan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.5 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2011 Kabupaten Bantul

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011

II-72


Gambar 2.6 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Kabupaten Bantul

Sumber: DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011

B.

Kesempatan kerja

Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat
memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan. Jumlah
penduduk yang ada dalam suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha
yang ada. Jika dilihat menurut jenis kelamin, komposisi penduduk yang bekerja dengan jenis
kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan yang masing-masing sebesar 215.894 jiwa (53%)
dan 191.797 jiwa (47%).
Komposisi penduduk yang bekerja Tahun 2011 secara umum didominasi oleh kelompok umur 25-34
tahun dan > 35 tahun. Dari struktur data tersebut terlihat bahwa penduduk yang bekerja pada
kelompok umur > 35 tahun jumlahnya sangat tinggi. Kondisi seperti ini sangat dimungkinkan sebagai
akibat adanya kecenderungan bahwa mereka yang sudah habis masa kerjanya, setelah beberapa
tahun kemudian tetap menjalankan kegiatan yang memiliki nilai ekonomi baik dalam hubungan kerja
(kegiatan ekonomi formal) maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).

II-73


Tabel 2.63 Penduduk Yang Bekerja menurut kelompok umur Tahun 2011
Kelompok umur
Tahun 2011
15-19 th
44.388
20-24 th
69.873
25-34 th
117.747
35 th +
175.683
Jumlah
407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTA jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan
strata pendidikan yang lainnya. Disusul penduduk bekerja dengan pendidikan SLTP.Kondisi ini
sejalan dengan banyaknya jumlah pencari kerja lulusan SLTA dan SLTP sementara lapangan kerja
yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut dengan kualifikasi yang dibutuhkan
sangat terbatas, sementara saingan pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang sama jumlahnya
banyak.
Tabel 2.64 Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011
Pendidikan
Tahun 2011
Tidak tamat SD
41.120
SD
84.140
SLTP
109.311
SLTA
131.317
Akademi
23.896
Perguruan Tinggi
17.907
Jumlah
407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi dalam penyerapan
tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, meskipun jumlahnya cenderung menurun sekitar
6,6%. Menurunnya proporsi jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian diduga karena para
pencari kerja lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian.
Tabel 2.65 Penduduk Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011
Lapangan Usaha
1.Pertanian
2.Pertambangan dan Penggalian
3.Industri Pengolahan
4.Listrik, Gas dan Air
5.Bangunan
6.Perdagangan,Hotel dan Restoran
7.Angkutan dan Komunikasi
8.Keuangan Persewaan dan jasa Perusahaan
9.Jasa Lainnya
Jumlah

Tahun 2010
179.040
7.419
35.979
5.526
50.446
52.398
11.504
16.761
41.215
400.289

Tahun 2011
167.192
5.213
38.232
5.771
55.021
58.600
15.540
16.986
45.135
407.691

Sumber : Disnakertrans 2011


II-74


C. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah pengangguran di Kabupaten Bantul pada
Tahun 2011 sebesar 29.219 orang atau sebesar 5,8% dari jumlah penduduk angkatan kerja
(505.786 orang). Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi pengangguran ini diantaranya
melalui program kerja sama penempatan tenaga kerja di Malaysia, inkubasi bisnis, uji coba
wirausaha, subsidi program, padat karya produktif dan infrastruktur serta perluasan lapangan keja.
Jika dilihat menurut jenis kelamin jumlah penganggur laki-laki dibanding penganggur perempuan
tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Tabel 2.66 Penganggur Terbuka menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2011
Jenis kelamin
Tahun 2010
Laki-laki
14.048
Perempuan
16.091
Jumlah
30.139
Sumber : Disnakertrans 2011
2.1.3.2.5.
A.

Tahun 2011
13.745
15.474
29.219

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja
pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan.
Tabel 2.67. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2009 2011
Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
2
2
1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II
36
43
2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III
161
189
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV
6161
6330
4 Pekerja perempuan di pemerintah
6360
6564
5 Jumlah pekerja perempuan
50
52
6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah
Sumber:Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
B.

2011
2
42
212
6196
6452
52,60

Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Indeks Gender

Kasus KDRT di Kabupaten Bantul belum dapat dipantau secara keseluruhan dikarenakan belum
semua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mau melaporkan kasusnya ke pihak yang
berwenang. Diharapkan dengan adanya pemberian pelayanan dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang bersedia melaporkan kasus dan mengalami tindak kekerasan/KDRT
akan menjadi solusi yang tepat.
II-75


Tabel 2. 68 Rasio KDRT Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1
Jumlah KDRT
2
Jumlah Rumah Tangga
3
Rasio KDRT
Sumber: BKKPP & KB kabupaten Bantul

2010
47
256.463
0,018

2011
59
258.294
0,022

Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih kurang. Hal ini dapat
dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih
relatif cukup rendah. Solusi yang dilakukan diantaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya
Pokja PUG di Kabupaten Bantul serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG bagi
stakeholder.
Tabel 2.69: Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
Perempuan
Perempuan Dalam Perempuan Upah
Perempuan Di
Tahun
Pekerja
Angkatan Kerja
Pekerja Non
IDG
Parlemen (%)
Profesional (%)
(%)
Pertanian
2010
15,6
6,46
43,08
800,0
63,83
2011
15,6
7,62
34,82
800,0
64,03
Sumber: SP 2010 dan Disnakertrans, 2012
2.1.3.2.6.
A.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Rasio akseptor KB

Program Keluarga Berencana yang telah berhasil dilaksanakan meliputi penyediaan pelayanan KB
dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pelayanan KIE, peningkatan perlindungan hak reproduksi
individu, promosi pelayanan KHIBA, pembinaan Keluarga Berencana, pengadaan sarana mobilitas
tim KB keliling, pendampingan kegiatan Harganas dan mengikuti Jambore PKB/PLKB tingkat
nasional.
Tujuan program Keluarga berencana adalah mengendalikan jumlah kelahiran sehingga laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali dengan tujuan kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.
Gambaran jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB Aktif (PA) dan perbandingan PA/PUS
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 70 Rasio Akseptor KB Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah akseptor KB (PA)
2 Jumlah pasangan usia subur (PUS)
3 Rasio akseptor KB (PA/PUS)

Sumber: BKK PP dan KB, 2011

2009
116.781
149.766
0,780

2010
120.583
151.654
0,795

2011
120.697
151.998
0.794

II-76


Tabel 2. 71 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan

Jumlah akseptor KB (PA)

Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah

11.977
6.621
4.681
8.128
3.986
3.970
6.124
6.424
7.661
4.452
4.801
6.890
3.750
14.245
8.344
12.268
6.261
120.583

Jumlah pasangan
usia subur (PUS)
15.376
8.233
5.721
9.956
5.101
4.951
7.725
7.783
9.639
5.548
6.185
8.552
4.671
17.536
10.614
16.214
7.849
151.654

Rasio Akseptor KB
(PA/PUS)
0,779
0,804
0,802
0,816
0,781
0,802
0,793
0,825
0,795
0,803
0,776
0,806
0,803
0,812
0,786
0,757
0,798
0,795

Sumber: BKK PP & KB Kabupaten Bantul


2.1.3.2.7.

Komunikasi dan Informasi

A. Jumlah surat kabar nasional/lokal


Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan bersenyawa dengan
kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan tulisan berupa berita, feature, pendapat,cerita
rekaan dan bentuk karangan yang lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis
surat kabar terbitan nasional atau terbitanlokal yang masuk ke daerah.
Tabel 2.72 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009 2010
5
4
1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional
6
7
2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal
11
11
3 Total jenis surat kabar
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bantul

2011
3
7
10

B. Penyiaran radio/TV
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV nasional maupun radio/TV
lokal yang masuk daerah. Jumlah penyiaran radio/TV lokal ditampilkan dalam tabel berikut:

II-77


Tabel 2. 73 Jumlah Penyiaran Radio/TV Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
4
1
Jumlah penyiaran radio lokal
2
Jumlah penyiaran radio nasional
3
3
Jumlah penyiaran TV lokal
4
Jumlah penyiaran TV nasional
7
5
Total penyiaran radio/TV lokal
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bantul

2010
3
1
4

2011
3
2
5

Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional di daerah maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa media
elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
2.1.3.2.8.

Pertanahan

a. Persentase luas lahan bersertifikat


Urusan wajib pertanahan masih menjadi kewenangan pemerintah pusat dan sampai saat ini belum
diserahkan untuk menjadi kewenangan daerah, sehingga program dan kegiatan anggaran masih
bersumber dari APBN dan dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul. Sedangkan
fungsi kabupaten dalam urusan pertanahan bersifat koordinasi.
Tabel 2.74 Luas Lahan Bersertifikat Tahun Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2010
506,85
1
Luas wilayah daratan
41,26
2
Luas tanah bersertifikat HGB
17.965,04
3
Luas tanah bersertifikat HM
18.006,3
4
Total luas tanah bersertifikat
8%
5
Prosentase HGB dibanding luas daratan
35,44%
6
Prosentase HM dibanding luas daratan
35,53%
7
Prosentase total luas lahan bersertifikat
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
2.1.3.2.9.
A.

2011
506,85
0,984
17.830,1
18.9357
2%
35%
37,40%

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Lembaga Pemberdayan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan desa atau kelurahan dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

II-78


Tabel 2.75 Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
2009
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah

2010

2011

Jmlh LPM

Jmlh
Kelompok
Binaan

Jmlh LPM

Jmlh
Kelompok
Binaan

Jmlh LPM

Jmlh
Kelompok
Binaan

4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75

17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313

4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75

17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313

4
4
3
5
4
5
4
6
4
3
3
3
2
8
8
4
5
75

17
17
13
21
17
21
17
21
17
13
13
13
9
33
33
17
21
313

Sumber: kantor PMD Kabupaten Bantul


B.

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Beraklak mulia
dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta
kesadaran hokum dan lingkungan. Kelompok binaan PKK adalah kelompok-kelompok masyarakat
yang berada di bawah Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk berdasarkan
kewilayahan atau kegiatan seperti kelompok dasawisma dan kelompok sejenis. Jumlah kelompok
binaan PKK dari tahun 2009 2011 meningkat, hal ini membuktikan bahwa keaktifan masyarakat
Bantul dalam pembangunan daerah semakin besar melalui PKK (Tabel 2.76).

II-79


Tabel 2.76 Kelompok Binaan PKK Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
2009
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah

Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17

Jmlh
Kelompok
Binaan
83
54
50
48
60
86
66
121
77
98
98
131
67
70
159
87
47
1402

2010
Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17

Jmlh
Kelompok
Binaan
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1926

2011
Jmlh PKK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17

Jmlh
Kelompok
Binaan
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1926

sumber: kantor PMD Kabupaten Bantul


C.

Jumlah LSM yang aktif

Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
warga Negara Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak di
bidang kegiatan tertentu dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,
yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Jumlah LSM yang terdaftar di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sejumlah 129 LSM.
Tabel 2.77 Jumlah LSM Aktif Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten Bantul
2009
No
Uraian
1 Jumlah LSM terdaftar
2 Jumlah LSM tidak aktif
3 Jumlah LSM aktif
Sumber: Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul
2.1.3.2.10.

2010
-

2011
129
-

Perpustakaan

Pelayanan pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul di layani di kantor perpustakaan


dan didukung dengan perpustakaan keliling yang berjumlah 12 armada mobil pintar, dengan roda
empat sebanyak 7 armada dan roda tiga sebanyak 5 armada. Koleksi buku yang ada saat ini
sebanyak 30.231 buku dengan judul buku sebanyak 18.000 judul. Pada Tahun 2011 jumlah
II-80


pengunjung perpustakaan daerah sebanyak 30.119 pengunjung. Adapun pengunjung tersebut terdiri
dari pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum.
Tabel 2.78 Jumlah Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
1
Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)
611
2
Jumlah Perpustakaan milik non pemda
48
3
Total Perpustakaan
659
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul

2010
611
48
659

Tabel 2.79 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
1
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik Pemerintah Daerah
32,639 38,374
(pemda)
2
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik non pemda
3
32,639 38,374
Total Pengunjung Perpustakaan
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul

2011
611
90
701

2011
30,119
30,119

2.1.3.2.11. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Rasio jumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas pemda dalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah. Ketersediaan polisi pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.80 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Uraian
Jumlah polisi pamong praja
Jumlah penduduk
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk

2009
75
899312

2010
81
911503

2011
79
921263

sumber: Satuan Pol PP Kabupaten Bantul

Petugas perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah Linmas menggambarkan
kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah upaya
mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial
yang interaktif.

II-81


Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.81 Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3

Jumlah Linmas
2009
2010
2011

TPS
4276
4260
4233

Desa
750
750
750

Sumber: Kontor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul


A.

Kecamatan
527
527
527

Kabupaten
100
100
100

Jumlah
5653
5637
5610

Jumlah kegiatan Kepemudaan

Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau event kepemudaan yang diselenggarakan dalam
bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis. Kepemudaan
sendiri bermakna segala hal tentang kepemudaan.
Tabel 2.82 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No
Kecamatan
Kec. Sewon
1
Kec. Pandak
2
Kec. Pundong
3
Kec. Bantul
4
Kec. Sanden
5
Kec. Kretek
6
Kec. Sedayu
7
Kec. Dlingo
8
Kec. Jetis
9
Kec. Pajangan
10
Kec. Bambanglipuro
11
Kec. Piyungan
12
Kec. Srandakan
13
Kec. Banguntapan
14
Kec. Imogiri
15
Kec. Kasihan
16
Kec. Pleret
17
Jumlah
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul
2.1.4.

2011
16
15
16
20
15
15
14
14
17
16
15
16
16
15
17
17
16
270

Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai
dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan

II-82


salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.1.4.1.

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.1.4.1.1.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Angka konsumsi RT per kapita)

Tabel 2.83 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2009 2010 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
4,802.89
1 Total Pengeluaran RT
250,232
2 Jumlah RT
Sumber: BPS Bantul
2.1.4.1.2.

2010
5,158.79
264,729

Produktifitas Total Daerah

Produktifitas daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan kerja
yang menunjukkan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per
sektor.
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas
ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada
dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing
daerah.
Tabel 2.84 Produktivitas per Sektor Kabupaten Bantul
No
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2

Sektor
PDRB
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah Angkatan Kerja

2009
(Rp)
3.779.948

2010
%
100.00

(Rp)
3.967.928

2011
%
100.00

(Rp)
4.176.868

%
100.00

919.417
35.783
610.781
34.448
434.409

24,32
0,95
16,16
0,91
11,49

933.260
36.525
647.939
36.289
454.480

23,52
0,92
16,33
0,91
11,45

950.491
36.576
680.271
37.969
482.930

22.76
0.88
16.29
0.91
11.56

746.833
268.145

19,76
7,09

789.789
287.236

19,90
7,24

844.427
308.199

20.22
7.38

230.768
499.364
471.112

6,11
13,21

252.015
530.397
481.420

6,35
13,37

271.556
564.448
505.786

6.50
13.51

Sumber: Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Bantul


Produktifitas total daerah dapat diketahui dengan menghitung produktifitas daerah per sektor (9

sektor) yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan kerja dalam
sektor yang bersangkutan.

II-83


2.1.4.2.

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan
ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di
daerah dan antar-wilayah.
2.1.4.2.1.

Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum

Tabel 2.85 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten
Bantul
No
Uraian
Satuan
2009
2010
2011 *)
1
Jumlah Orang
orang
3,054,892
2,963,296
987,764
2
Jumlah Barang
ton
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul
2.1.4.2.2.

Luas Wilayah Kebanjiran

Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas rencana kawasan
budidaya sesuai dengan RTRW. Program pengendalian banjir mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan. Program ini meliputi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan bantaran
sungai dan tanggul sungai. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan banjir
khususnya untuk menurunkan luasan genangan akibat curah hujan tinggi. Pada Tahun 2010, daerah
yang tergenang air seluas 1.071,66 hektar, sedangkan pada Tahun 2011 berkurang menjadi
1.025,99 hektar atau turun 45,67 hektar (4,45%). Data bajir genangan Kabupaten Bantul disajikan
pada Tabel 2.86 dan Tabel 2.87.
Tabel 2.86 Data Banjir Genangan Akibat Curah Hujan Tinggi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

Sumber: Dinas SDA, 2012

Potensi Banjir Genangan Akibat Curah Hujan Tinggi (Ha)


3.731,36
3.093,33
2.685,42
1.071,66
1.025,99

Tabel 2.87 Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No
Uraian
2010
1.071,66
1
Banjir genangan (ha)
2
2,701.62
Banjir luapan (ha)
Sumber: BPBD Kabupaten Bantul

2011
1.025,99
3,857.41

II-84


2.1.4.2.3.

Rasio ketersediaan daya listrik

Tabel 2.88 Perkiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kabupaten Bantul


No
Uraian
Satuan
2009
164.73
1 Kebutuhan
GWH
12.7
- rumah tangga
GWH
16.19
- Komersial
GWH
13
- Public
GWH
14.84
- Industri
GWH
Sumber: PLN Bantul (*Data sampai dengan bulan Juni 2011)
2.1.4.2.4.

2010
177.8
130.45
17.54
14.97
14.84

2011*
92.06
67.27
9.39
7.91
7.5

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Tabel 2.89 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
2010
2011 *)
1 RT dengan daya 450 watt
92,686
92,331
92,405
2 RT dengan daya 900 watt
30,422
33,493
34,878
3 RT dengan daya 1.300 watt
5,265
5,656
6,100
4 RT dengan daya 2.200 watt
1,305
1,497
1,673
5 RT dengan daya > 2.200 watt
276
365
399
6 Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik
129,954 133,342
135,455
Sumber: PLN Bantul (*Data sampai dengan bulan Juni 2011)
2.1.4.2.5.

Ketersediaan penginapan

Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari
waktu ke waktu. Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya faktor keamanan (baik dalam hal
keamanan fisik-pribadi, maupun keamanan sosial politik). Kondisi pariwisata sangat rentan terhadap
isu-isu keamanan, seperti isu wabah penyakit, demo anarkis, bencana alam dan sebagainya.
Namun demikian, dua tahun pasca gempa telah menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan (kenaikan jumlah pengunjung). Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata
di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Peningkatan jumlah wisatawan baik
domestik maupun asing mengalami peningkatan pada Tahun 2011 seharusnya juga didukung
dengan peningkatan jumlah perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul. Namun
perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul relatif stagnan, ini menunjukkan masih
perlunya upaya-upaya yang bisa mendorong peningkatan sarana prasarana wisata di Kabupaten
Bantul.

II-85


Tabel 2.90 Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2009
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
3
950
4
170
7
130
3
34
-

Uraian
Usaha restoran golongan tertinggi
Usaha restoran golongan menengah
Usaha restoran golongan terendah
Usaha rumah makan kelas A
Usaha rumah makan kelas B
Usaha rumah makan kelas C
Usaha rumah makan kelas D
Usaha rumah makan kelas
Jenis Usaha Restoran
Jenis Usaha Rumah Makan

17

1284

2010
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
5
820
8
312
7
181
1
12
21

1325

2011
Jmlh
Jmlh
usaha
kursi
5
108
1
16
2
23
8

147

Sumber: Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabuapten Bantul


Tabel 2.91 Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4

Jenis
Penginapan/
Hotel
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 2
Hotel Bintang 1
Hotel Non
Bintang (hotel
melati dan
penginapan
lainnya)
Total jumlah
penginapan/ hotel

2009

2010

Jmlh
Hotel

Jmlh
Kamar

Jmlh
Tempat
Tidur
-

180

180

2011*)

Jmlh
Hotel

Jmlh
Kamar

1
-

60
-

Jmlh
Tempat
Tidur
120
-

Jmlh
Hotel

Jmlh
Kamar

1
-

83
-

Jmlh
Tempat
Tidur
166
-

184

184

184

185

sumber: Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabuapten Bantul


2.1.4.3.

Fokus Iklim Berinvestasi

Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena menentukan
dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik, maka perekonomian akan tumbuh
dengan baik selama proses investasi tersebut menghasilkan output yang efisien.
Perkembangan investasi di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini
merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif, misalnya
penyederhanaan prosedur birokrasi, perbaikan /pengembangan infrastruktur pasca gempa, sistem
informasi serta promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu
pintu.

II-86


2.1.4.3.1.

Angka kriminalitas

Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu.
Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat
kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.Dari tabel dibawah dapat dilihat
bahwa angka kriminalitas Kabupaten Bantul dari pada Tahun 2011 ini menurun dibandingkan pada
Tahun 2010.
Tabel 2. 92 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No
1
2
3
4
5
6
7

9
10

Jenis Kriminal
Jumlah kasus Narkoba
Jumlah kasus Pembunuhan
Jumlah Kejahatan Seksual
Jumlah kasus Penganiayaan
Jumlah kasus Pencurian
Jumlah kasus Penipuan
Jumlah kasus Pemalsuan uang
Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun
Jumlah Penduduk
Angka Kriminalitas (8)/(9)

2009
24
7
9
99
386
133
1
1011
842056
0.001201

2010
29
5
18
110
641
201
1
1560
909812
0.001715

2011
14
1
11
33
153
50
1
434
910572
0.000477

Sumber: Polres Bantul


2.1.4.3.2.

Jumlah Demonstrasi

Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang
dihadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut.
Tabel 2.93 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Bantul
No
Uraian
1
Bidang Politik
2
Ekonomi
3
Kasus pemogokan kerja
4
Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa
Sumber: Kantor Pol PP Kabupaten Bantul
2.1.4.3.3.

2009
3
3
6

2010
2
5
7

2011
2
2

Kemudahan perijinan

Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki
oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terusmenerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan
perijinan. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan
investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Bagi Kabupaten Bantul
upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dalam proses perijinan terus ditingkatkan terutama

II-87


sekali melalui reformasi di bidang perijinan. Langkah strategis yang dilakukan adalah membentuk
lembaga perijinan pada Tahun 2008 setingkat eselon II berbentuk dinas. Dengan adanya instansi
tersendiri ini maka telah dilakukan efisiensi waktu pengurusan dari 30 hari menjadi 12 hari, sehingga
masyarakat semakin puas terhadap layanan tersebut. Selain itu dihasilkan pula metode pengurusan
ijin secara paralel sehingga satu langkah pengurusan memperoleh dua ijin atau lebih. Adapun ijin
yang telah dihasilkan adalah 9.330 perijinan, yang meliputi: ijin gangguan sebanyak 992, IMB
sebanyak 1.085, ijin usaha perdagangan sebanyak 799, tanda daftar perusahaan sebanyak 165,
dan sisanya sebanyak 6.289 berupa ijin-ijin lainnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah pemohon
yang meminta ijin sebanyak 11.518 pemohon, maka prosentasenya adalah 81,00% selama satu
tahun.Hal ini menunjukkan kinerja yang cukup baik bagi Pemerintah Daerah karena telah mampu
meningkatkan pelayangan yang mudah, murah, dan cepat. Implementasi kemudahan perijinan dapat
ditunjukkan dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.94 Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011
No
Tahun
Jumlah PAD
Jumlah Pendapatan
PAD/ Pendapatan (%)
1 2007
57.229.726.493,62
727.836.911.979,62
7,86
2 2008
69.800.761.508,85
1.023.590,207.758,85
6,82
3 2009
88.691.362.690,38
882.149.788.429,75
10,05
4 2010
81.637.099.293,07
986.866.902.363,07
8,27
5 2011
128.900.086.173,41
1.180.550.742.432,41
10,92
Sumber: DPKAD Kabupaten Bantul 2011
2.1.4.3.4.

Peraturan Daerah yang mendukung Iklim Usaha

Peraturan Daerah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui
perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah
terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha dibatasi yaitu perda terkait
dengan perijizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan
ketenagakerjaan.
Tabel 2. 95 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten Bantul
No
Uraian
2009
1 Jumlah Perda terkait perijinan
3
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa
3 Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan
Sumber: Bagian Hukum Kabupaten Bantul
2.1.4.3.5.

2010
4

2011
2
1

Status desa (Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa)

Berdasarkan statusnya desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi menjadi desa pedesaan (rural area)
dan desa perkotaan (urban area). Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Perda

II-88


mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan
perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa,
sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.
Tabel 2.96 Desa Tertinggal di Kabupaten Bantul
No
Nama Desa
Status
1
Seloharjo
Perkotaan
2
Triharjo
Perkotaan
3
Argosari
Perkotaan
4
Jatimulyo
Pedesaan
5
Poncosari
Perkotaan
6
Gadingsari
Perkotaan
7
Caturharjo
Perkotaan
8
Selopamioro
Pedesaan
9
Mangunan
Pedesaan
10
Muntuk
Pedesaan
11
Terong
Pedesaan
12
Segoroyoso
Perkotaan
13
Bawuran
Pedesaan
14
Wonolelo
Pedesaan
15
Triwidadi
Pedesaan
16
Guwosari
Perkotaan
Sumber: BPS Bantul, 2010

Skor
31
35
36
36
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37

Keterangan
Sangat tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal

Berdasarkan hasil survei BPS pada Tahun 2009 dan koordinasi bersama Pemerintah Daerah pada
Tahun 2010 di Kabupaten Bantul terdapat 15 desa tertinggal dan 1 desa sangat tertinggal. Adapun
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.96 diatas.
2.1.4.4.

Fokus Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan
nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam
pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar
mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping
itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing
daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan penduduk.

II-89


2.1.4.4.1.

Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah
menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas
tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri.
Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas
tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan
penduduk yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3.
Tabel 2.97. Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Bantul
No
Uraian
1 Jumlah lulusan S1
2 Jumlah lulusan S2
3 Jumlah lulusan S3
4 Jumlah lulusan S1/S2/S3
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
2.2.

2009
5.288
309
5.597

2010
5.459
371
5.830

2011
5.654
444
1
6.099

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2011 dan Realisasi
RPJMD Tahun 2011-2015

Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Tahun 2011 merupakan data dasar dalam
penyusunan RKPD Tahun 2013. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
tahun lalu meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan
wajib/pilihan pemerintahan daerah.
Aspek evaluasi yang dilakukan mencakup :
1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan
4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program
atau kegiatan
Adapun hasil evaluasi capaian indikator kinerja program dan kegiatan Tahun 2011 disajikan dalam
tabel berikut:

II-90

Tabel 2. 104. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan Daerah Tahun 2011

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

8=(7/6)

10=(7+9)

11=(10/4)

12

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

URUSAN WAJIB

1 01
Pendidikan
1 01 xx 15 Program pendidikan anak usia
dini

APK PAUD

55

55,00

57,91

105,29

56,50

57,91

Din. Dikmen &


NF

1 01 xx 16 Program wajib belajar pendidikan APK SD/MI


dasar sembilan tahun

105,07

105

92,39

87,99

105,05

92,39

Din. Dikdas

APK SMP/MTs
APM SD/MI
APM SMP/MTs
Tk kelulusan SD/MI
Tk kelulusan SMP/MTs
NEM rata2 SD/MI

%
%
%
%
%
nilai
angka

98,49
94,42
79,82
99,98
95,5
-

98,49
94,42
79,82
99,98
95,5
7,20

87,97
81,76
62,09
99,99
99,16
7,70

89,32
86,59
77,79
100,01
103,83
106,94

98,85
94,75
81,5
99,99
96,5
7,25

87,97
81,76
62,09
99,99
99,16
7,70

Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas

NEM rata2 SMP/MTs

nilai
angka

7,10

7.00

98,59

7,15

7.00

Din. Dikdas

Kondisi sarana pendidikan


dalam keadaan baik

SD=90,
SMP=87

SD=92, SMP = 90

SD=102.2
2;
SMP=105.
75

Din. Dikdas

Jumlah SSN tingkat SD/MI

Buah

30

17

18

105,88

19

20

66,67

Din. Dikdas

Jumlah SSN tingkat


SMP/MTs

Buah

48

28

40

142,86

33

45

93,75

Din. Dikdas

Jumlah RSBI tingkat SD/MI

Buah

100,00

25,00

Din. Dikdas

Jumlah RSBI tingkat


SMP/MTs

Buah

100,00

33,33

Din. Dikdas

Jumlah SBI tingkat SD/MI


Jumlah SBI tingkat
SMP/MTs

Buah
Buah

1
2

0
0

0
0

0,00
0,00

0
0

0
0

0,00
0,00

Din. Dikdas
Din. Dikdas

83,00

83,00

69,88

84,19

83,50

69,88

Din. Dikmen &


NF

1 01 xx 17 Program pendidikan menengah

APK SMA/SMK

II-91

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

APM SMA/SMK

4
-

5
64,00

6
64,00

7
50,27

8=(7/6)
78,55

9
65,00

10=(7+9)
50,27

11=(10/4)
-

12
Din. Dikmen &
NF

Kondisi sarana pendidikan


dalam keadaan baik

90

91,00

101,11

Din. Dikmen &


NF

Jumlah lembaga Pendidikan


Non Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan

Buah

40

33

33

100,00

35

35

87,50

Din. Dikmen &


NF

Jumlah lembaga Pendidikan


Informal yang aktif
melaksanakan kegiatan

Buah

50,00

Din. Dikmen &


NF

Pelaksanaan sertifikat
pendidik

orang

8450

1400

1542

110,14

1500

3042

36,00

BKD

1 01 xx 21 Program manajemen pelayanan Rasio ruang kelas - siswa


pendidikan
SD/MI

siswa

28

30

27

110,00

30

27

103,57

Din. Dikdas

Rasio ruang kelas - siswa


SMP/MTs

siswa

28

33

29

112,12

30

29

96,43

Din. Dikdas

Rasio guru - siswa SD/MI


Rasio guru - siswa
SMP/MTs

orang
orang

12,5
18,5

13,8
19,25

14
19,01

98,55
101,25

13,6
19,2

14
19,01

88,00
97,24

Din. Dikdas
Din. Dikdas

Angka putus sekolah SD/MI

0,03

0,03

0,04

66,67

0,02

0,04

Din. Dikdas

Angka putus sekolah


SMP/MTs

0,09

0,09

0,12

66,67

0,08

0,12

Din. Dikdas

Angka rata2 lama sekolah


SD/MI

tahun

6,26

6,23

100,48

6,24

6,23

Din. Dikdas

Angka rata2 lama sekolah


SMP/MTs

tahun

3,01

3,01

100,00

3,01

3,01

Din. Dikdas

Buah

10

2 (SMK), 5 (SMA)

116,67

80,00

Din. Dikmen &


NF

Jumlah SSN tingkat


SMA/SMK

Buah

24

17

17

100,00

18

18

75,00

Din. Dikmen &


NF

Jumlah RSBI tingkat


SMA/SMK

Buah

100,00

100,00

Din. Dikmen &


NF

1 01 xx 18 Program pendidikan non formal

1 01 xx 20 Program peningkatan mutu


pendidik dan tenaga
kependidikan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

1 01 xx 21 Program manajemen pelayanan Jumlah SMA/SMK


pendidikan
bersertifikat ISO

II-92

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

Jumlah SBI tingkat


SMA/SMK

Buah

4
2

5
-

6
0

7
0

8=(7/6)
0,00

9
0

10=(7+9)
0

11=(10/4)
0,00

12
Din. Dikmen &
NF

Rasio ruang kelas - siswa


SMA/SMK

siswa

32

34

29

114,71

32

29

109,38

Din. Dikmen &


NF

Rasio guru - siswa


SMA/SMK

orang

100,00

100,00

Din. Dikmen &


NF

Angka putus sekolah


SMA/SMK

0,50

0,90

0,83

107,78

0,85

0,83

Din. Dikmen &


NF

Tk kelulusan SMA/SMK

98,10

98,10

99,70

101,63

98,20

99,70

Din. Dikmen &


NF

NEM rata2. SMA/SMK

nilai
angka

7,06

7,58

107,37

7,31

7,58

Din. Dikmen &


NF

Angka melek huruf

91,54

89,94

91,03

101,21

90,34

91,03

99,44

Din. Dikmen &


NF

Angka buta huruf

2,05

data di BPS

Din. Dikmen &


NF

tahun

3,01

3,01

100,00

3,01

3,01

Din. Dikmen &


NF

th

71,50

71,25

71,25

71.31

100,08

71,30

71.31

99,73

Dinkes

AKI
/100rb KH
Angka kesakitan DBD
/100rb
Angka kematian DBD
%
Penemuan kasus TB
%
Penyembuhan kasus TB
%
KIE kelompok kunci (HIV)
%
KIE kelompok rentan (HIV)
%

70
50
0,3
70
90
80
80

80
0,5
0,7
55
86
-

100
54
0,7
55
86
40
40

111,2
0,27
0,8
46,02
86
100
100

88,80
199,50
85,71
83,67
100,00
250,00
250,00

90
53
0,6
60
87
50
50

101,2
0,27
0,7
51,02
87
110
110

55,43
199,46
72,89
96,67
137,50
137,50

Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes
Dinkes

VCT kelompok kunci (HIV)

60

35

74

211,43

40

79

131,67

Dinkes

1 02 xx 19 Program promosi kesehatan dan Cakupan desa siaga aktif


pemberdayaan masyarakat

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Dinkes

Desa Siaga kategori baik


(Purnama dan Mandiri)

40

8 desa purnama

Angka rata2 lama sekolah


SMA/SMK
1 02
Kesehatan
1 02 xx 16 Program upaya kesehatan
masyarakat

Usia harapan hidup

10

Dinkes

II-93

Kode

Program

1 02 xx 20 Program perbaikan gizi


masyarakat

1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat

1 02 xx 22 Program pencegahan dan


penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
PHBS kategori baik (biru)
1. Angka gizi buruk

%
%

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
0,28

5
75
0,32

6
0,32

7
38,1
0,29

8=(7/6)
50,80
109,38

9
0,31

10=(7+9)
0,28

11=(10/4)
100,00

12
Dinkes
Dinkes

2. KEP Total Balita


8. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan

%
%

7,5

9.5
100

9.5
100

11.24
100

81,68
100,00

9
100

10,74
100

56,80

Dinkes
Dinkes

Jamban sehat

85

65

65

81,93

126,05

70

86,93

102,27

Dinkes

Air bersih
Rumah sehat
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:

%
%

90
85

75
65

75
65

81,02
65,58

108,03
100,89

78
70

84,02
70,58

93,36
83,04

Dinkes
Dinkes
Dinkes

a. Penemuan AFP
b. Penemuan penderita
pneumonia Balita

%
%

100
35

100
15

150
6,6

150,00
44,00

100
20

150
6,6

150,00
18,86

Dinkes
Dinkes

c. Penemuan pasien baru


TB BTA positif

70

70

44,25

63,21

70

44,25

63,21

Dinkes

d. Penderita DBD yang


ditangani

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Dinkes

e. Penemuan penderita
diare

20

16

13

81,25

16

13

65,00

Dinkes

100

95

97,18

102,29

95

97,18

97,18

Dinkes

Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin

100

100

96,8

96,80

100

96,8

96,80

Dinkes

Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin

100

100

81

81,00

100

81

81,00

Dinkes

1 02 xx 23 Program standarisasi pelayanan Cakupan penjaringan


kesehatan
kesehatan siswa SD dan
setingkat

II-94

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
100

5
-

6
100

7
100

8=(7/6)
100,00

9
100

10=(7+9)
100

11=(10/4)
100,00

12
Dinkes

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Dinkes

100

30

33,3

111,00

45

33,3

33,30

Dinkes

Puskesmas=90.
Pustu=85

100

100,00

Dinkes

1 02 xx 26 Program pengadaan &


Akreditasi RS
peningkatan sarana & prasarana
rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata

100

50

27,3

54,60

60

27,3

Dinkes

1 02 xx 26 Program pengadaan &


Rata-rata kecukupan
peningkatan sarana & prasarana fasilitas medis
rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata

100

100

70

70,00

100

70

RSUD PS

Rasio penanganan pasien


rujukan

100

100

99

99,00

100

99

RSUD PS

Bed Occupation Rate


(BOR)

75-85

75-85

73,13

75-85

73,13

RSUD PS

Length of Stay
Bed Turn Over
Turn Over Interval
Rasio dokter per TT

hari
kali
hari
orang/TT

4-9
40-50
1-7
1/(4-7)

4-9
40-50
1-3
1/(4-7)

4,37
61,08
1,36
1/(7-8)

4-9
40-50
1-4
1/(4-7)

4,37
61,08
1,36
1/(7-8)

RSUD PS
RSUD PS
RSUD PS
RSUD PS

Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
1 02 xx 25 Program pengadaan,
Jumlah Puskesmas
peningkatan & perbaikan sarana terakreditasi TQM
& prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya
Kondisi sarana kesehatan
dalam keadaan baik

II-95

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Rasio paramedis per TT

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
(3-4)/2

6
(3-4)/2

7
(2-3)/2

8=(7/6)

9
(3-4)/2

10=(7+9)
(2-3)/2

11=(10/4)

orang/TT

12
RSUD PS

80

70

87,50

70

RSUD PS

/1000 KH

10

8.5

8.5

Dinkes

100

95

99,07

104,28

95

99,07

Dinkes

Cakupan pelayanan Ibu


Nifas

100

95

93,62

98,55

95

93,62

Dinkes

Cakupan neonatal dengan


komplikasi yang ditangani

100

100

74,8

74,80

100

74,8

Dinkes

Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin

100

100

100

100,00

100

100

Dinkes

Cakupan Balita gizi buruk


mendapat perawatan

100

100

100

100,00

100

100

Dinkes

Cakupan kunjungan ibu


hamil K4

95

95

89,66

94,38

95

89,66

Dinkes

Cakupan Ibu hamil dengan


komplikasi yang ditangani

100

100

80,88

80,88

100

80,88

Dinkes

Cakupan kunjungan bayi


Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)

%
%

95
100

85
100

86,3
100

101,53
100,00

86
100

86,3
100

Dinkes
Dinkes

1 02 xx 27 Program pemeliharaan sarana & pemeliharaan sarana tepat


prasarana rumah sakit/rumah
waktu
sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan AKB
kesehatan anak balita
1 02 xx 32 Program peningkatan
Cakupan pertolongan
keselamatan ibu melahirkan dan persalinan oleh bidan atau
anak
tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan

II-96

Kode

Program

1 02 xx 33 Program Perluasan Jaminan


Kesehatan Bagi Semua
Penduduk

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Cakupan pelayanan anak
balita
Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan

1 03
Pekerjaan Umum
1 03 xx 15 Program pembangunan jalan dan Persentase panjang
jembatan
jaringan jalan beraspal
dalam kondisi baik
1 03 xx 16 Program pembangunan saluran Persentase layanan
drainase/gorong-gorong
jaringan air limbah terpusat
di APY
Pengembangan saluran
drainase permukiman

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
90

5
-

6
65

7
77,6

8=(7/6)
119,38

9
75

10=(7+9)
77,6

11=(10/4)

12
Dinkes

100

40

47,41

118,53

55

62,41

62,41

Dinkes

94

90

94,85

105,39

91

94,85

100,90

Dinas PU

11,5

2,27

113,64

26,09

Dinas PU

2500

500

770

0,00

500

300

12,00

Dinas PU

400 m

Dinas PU

km

61

11

32,2

292,73

12

1 03 xx 23 Program peningkatan sarana dan Persentase peningkatan


prasarana kebinamargaan
penyediaan simpul
transportasi

33,3

100

100,00

50

1 03 xx 24 Program pengembangan dan


pengelolaan jaringan irigasi,
rawa, dan jaringan pengairan
lainnnya

Saluran irigasi dalam


kondisi baik

84,00

81,50

81,50

83,00

101,84

82,50

83,00

98,81

Dinas SDA

Persentase luasan DI yang


terlayani air irigasi

84

78

82

105,13

80

82,5

98,21

Dinas SDA

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan sumur
resapan)

unit

80

10

110

1100,00

15

125

156,25

Din. Pertahut

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan Embung air)

unit

10

100,00

40,00

Din. Pertahut

1 03 xx 25 Program penyediaan dan


pengelolaan air baku

Penaganan jalan Kabupaten

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

1 03 xx 17 Program pembangunan
turap/talud/brojong
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan jalan
dan jembatan

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

44,2

72,46

Dinas PU

Din.
Perhubungan

II-97

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Gully plug)

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

unit

4
25

5
-

6
5

7
5

8=(7/6)
100,00

9
5

10=(7+9)
10

11=(10/4)
40,00

12
Din. Pertahut

Konservasi tanah dan air


(Rehabilitasi teras dan SPA)

ha

50

10

15

150,00

10

25

50,00

Din. Pertahut

1 03 xx 25 Program penyediaan dan


pengelolaan air baku

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan Biopori)

unit

500

100

600

600,00

100

700

140,00

BLH

1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau, dan Sumber
Daya Air Lainnya

Pencegahan pencemaran
air (jumlah usaha/kegiatan
yang memenuhi syarat adm
dan teknis dibagi usah/keg
yg diawasi)

100

40

60

150,00

60

60

60,00

BLH

80

55

55

65

55

68,75

Dinas PU

%
Unit

28

95
-

data di PDAM
0

0,00

25,00

Dinas PU
BPBD

1 03 xx 29 Program pengembangan wilayah Pengembangan kawasan


strategis & cepat tumbuh
KPY

paket

25

166,67

36,00

Bappeda

Pengembangan kawasan
BKM

paket

14

150,00

35,71

Bappeda

Pengembangan kaw Pantai


Selatan

paket

23

200,00

12

52,17

Bappeda

Pengembangan kaw
Industri Sedayu&Piyungan

paket

13

200,00

23,08

Bappeda

Pengembangan kaw
Agrowst & Agropltn

paket

19

166,67

42,11

Bappeda

Pengembangan kaw Gumuk


Pasir Prtrts

paket

200,00

50,00

Bappeda

1 03 xx 27 Program pengembangan kinerja Persentase penduduk


pengelolaan air minum dan air berakses air bersih
limbah
1 03 xx 28 Program pengendalian banjir

Ketersediaan air bersih


Penambahan rambu-rambu
bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai, dan togor
EWS

II-98

Kode

Program

1
2
1 03 xx 34 Program pembangunan
infrastruktur pasar tradisional

Perumahan
1 04
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Kondisi setiap pasar dalam
keadaan baik

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

4
100

5
85

6
31,25

Tercapainya perencanaan
kawasan permukiman
kumuh

100

Persentase peningkatan
lingkungan sehat
perumahan

7
35

10

20 (15 desa)

8=(7/6)
112,00

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

9
50

10=(7+9)
35

11=(10/4)
35,00

12
Kantor Pengel.
Pasar

Bappeda

10

Unit

10

Penanganan kawasan
kumuh

kawasan

20%

Unit

rumah

25

100

100

100,00

100

100

100,00

Bappeda

Peningkatan Relokasi lokasi


tanah longsor

150,00

Dinas PU /
Dinkes ??

Pengembangan IPAL
Komunal

1 04 xx 19 Program peningkatan kesiagaan Penambahan POS


dan pencegahan bahaya
Penanggulangan Bahaya
kebakaran
Kebakaran (PBK) di
Kabupaten
1 05
Penataan Ruang
1 05 xx 16 Program pemanfaatan ruang

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

50,00

1
0,00

Dinas PU
Dinas PU

20,00

BPBD

Bappeda

1 05 xx 17 Program pengendalian
pemanfaatan ruang

Tingkat ketaatan terhadap


RTRW

100

Perencanaan Pembangunan
1 06
1 06 xx 15 Program pengembangan
data/informasi

jumlah/jenis teknologi tepat


guna yang ditemukan

unit

40

100,00

15

24

60,00

Bappeda

Jumlah teknologi tepat guna


yang dapat dimanfaatkan
masyarakat

unit

40

15

166,67

15

30

75,00

Bappeda

Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK

jml

20

500,00

25

312,50

Bappeda

II-99

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

jml

4
7

Jumlah/jenis infra struktur


pendukung yang ada di
lokasi

jml

Jumlah desa mandiri energi


Fasilitasi peningkatan peran
serta masyarakat dalam
pemanfaatan ruang

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

7
14

8=(7/6)
466,67

9
4

10=(7+9)
18

11=(10/4)
257,14

12
Bappeda

150,00

11

137,50

Bappeda

jml

300,00

100,00

Bappeda

unit

300,00

80,00

Bag. KPPD

1 06 xx 18 Program perencanaan
Jalan kabupaten yang
pengembangan wilayah strategis strategis 166 km
dan cepat tumbuh

100

Bappeda

Jalan Kabupaten non


strategis

60

Bappeda

1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah

Kesesuaian program kerja


SKPD dengan RPJMD

100

90

98

108,89

90

1 06 xx 22 Program perencanaan
pembangunan ekonomi

Membaiknya indeks gini

0,2273

0,2507

0,2445

97,53

0,2505

Pertumbuhan PDRB
(ekonomi)

6,14

5,05%

5,18

5,27

101,74

5,42

5,27

85,83

Bappeda

Rp

4,78 trilyun

4,09 trilyun

4,777 trilyun

116,80

4,25 trilyun

4'777 trilyun

99,94

Bappeda
Bappeda

PDRB Atas dasar harga


berlaku

Rp

15,77 trilyun

10,02 trilyun

10,026 trilyun

100,06

11,22 trilyun

10,026 trilyun

63,58

Bappeda

PDRB perkapita Atas dasar


harga konstan

Rp

4,89 juta

4,35 juta

4,53 juta

100,00

4,48 juta

4,53 juta

92,64

Bappeda

PDRB perkapita Atas dasar


harga berlaku

Rp

11,61 juta

9,55 juta

10,88 juta

113,93

10,02 juta

10,88 juta

93,71

Bappeda

dokumen

81

12

25

208,33

14

39

48,15

BLH

PDRB meningkat
PDRB Atas dasar harga
konstan

1 06 xx 24 Program perencanaan prasarana Evaluasi pelaksanaan


wilayah dan sumberdaya alam dokumen lingkungan

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

6
3

1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan

3
Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

98

98,00

Bappeda

4.177 M

Bappeda

II-100

Kode

Program

1
2
1 06 xx 25 Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana

1 07
Perhubungan
1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Terwujudnya implementasi
RPP kawasan berbasis
mitigasi bencana

4
65%(48 desa)

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
5
-

6
30

7
30

8=(7/6)
100,00

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9
50

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012
10=(7+9)

11=(10/4)

Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan

20

20

100

Turunnya kecelakaan lalu


lintas

data di Kepolisian

seat/orang

1.763.022

80%

1.763.022

1.531.094

86,84

1.763.022

1.531.094

86,84

Din.
Perhubungan

0,7

0,7

0,44

62,86

0,7

0,5

71,43

Din.
Perhubungan

ratio

0,298

0,36

0,65

19,44

0,32

0,65

34 desa

25

30

120,00

30

kec.

17

16

16

100,00

16

16

94,12

Din. PU

35

15

40,00

20

10

28,57

Din. PU

Load faktor penumpang


angkutan umum
V/C ratio kendaraan yang
melintas di kota

1 08
Lingkungan Hidup
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja Prosentase jumlah desa
pengelolaan persampahan
yang menangani sampah
dengan prinsip 3R
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja Penanganan persampahan
pengelolaan persampahan
Persentase penduduk yang
terlayani pengelolaan
sampah

100

12
Bappeda

Terwujudnya rencana
penataan ruang kawasan
yang memperhatikan
mitigasi bencana

1 07 xx 17 Program peningkatan pelayanan Daya angkut angkutan


angkutan
umum

1 07 xx 20 Program peningkatan kelaikan


pengoperasian kendaraan
bermotor

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Bappeda

500,00

20

20

100,00

Din.
Perhubungan
Din.
Perhubungan

Din.
Perhubungan

BLH

II-101

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Jumlah TPA sampah
dengan sistem sanitary
landfill

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

jumlah

4
1

5
-

6
1

7
1

8=(7/6)
100,00

9
1

10=(7+9)
1

11=(10/4)
100,00

12
Din. PU

1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan perusakaan
lingkungan hidup

Prosentase jumlah
pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti

100

60

100

166,67

70

100

100,00

BLH

1 08 xx 18 Program rehabilitasi dan


pemulihan cadangan
sumberdaya alam

Reklamasi lahan bekas


galian C (mineral dan batu
bara)

ha

10

0,00

20,00

Din. Pertahut

1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas


dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup

Informasi status kerusakan


lahan

50

30

59

196,67

35

59

118,00

BLH

1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi

Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak

100

60

60

60

100,00

65

65

65,00

BLH

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang


terbuka hijau (RTH)

Penanaman turus jalan

km

20

100,00

40,00

Din Pertahut

Penanaman dan
pemeliharaan hutan kota

ha

0,00

0,25

0,25

25,00

Din Pertahut

Penghijauan lingkungan
Pembuatan taman hijau di
kawasan perkantoran baru

btg
lokasi

250.000
1

50.000
1

148.250
1

296,50
100,00

50.000
0

198.250
1

79,30
100,00

Din Pertahut
BLH

Pembuatan & pemel pagar


perkantoran (gedung
laboratorium LH)

lokasi

100,00

100,00

BLH

Rasio ruang terbuka hijau


per satuan wilayah

31

25

30

96,77

30

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang


terbuka hijau (RTH)

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang


terbuka hijau (RTH)
1 09

Bappeda

Pertanahan

II-102

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
3
1 09 xx 16 Program Penataan, Penguasaan, Luas tanah yang
Kepemilikan, Penggunaan, dan dibebaskan
Pemanfaatan Lahan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

m2

4
86.775

5
-

6
12.084

7
29.691

8=(7/6)
245,71

9
24.574

10=(7+9)
54.265

11=(10/4)
62,54

12
Bag. Tapem

1 10 xx 15 Program Penataan Administrasi Cakupan penerbitan KTP


Kependudukan
ber-NIK

100

100

90

90,00

100

100

100,00

Din. Dukcapil

Cakupan penerbitan akta


kelahiran anak 0-1 th

100

100

90

90,00

100

100

100,00

Din. Dukcapil

68,00

64,00

64,03

100,05

65,00

64,03

94,16

BKK PP&KB

Indeks pemberdayaan
gender (GEM)

68,00

64,00

64,03

100,05

65,00

64,03

94,16

BKK PP&KB

1 11 xx 18 Program peningkatan peran serta Indeks Pembangunan


dan kesetaraan gender dalam
Gender (IPG/GDI)
pembangunan

72,50

70,50

70,50

100,00

71,00

70,50

97,24

BKK PP&KB

1 11 xx 19 Program penguatan
Penurunan kekerasan
kelembagaan pengarusutamaan terhadap anak dan
gender dan anak
perempuan

8,00

48,9% (991
kasus)

5,00

5,00

100,00

6,00

5,00

62,50

BKK PP&KB

1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan

Peningkatan peran
perempuan dalam berbagai
bidang

13,00

28

8,90

8,90

100,00

10,20

8,90

68,46

BKK PP&KB

Cakupan peserta KB Aktif


Persentase keluarga
dengan jumlah anak kurang
dari 3

%
%

85
3,2

80
3,2

79,4
3,42

99,25

80
3,2

79,4
3,42

93,41
106,88

Dinkes
BKK PP & KB

1 10

Kependudukan dan Catatan


Sipil

1 11
Pemberdayaan Perempuan
1 11 xx 16 Program penguatan
Indeks Pemberdayaan
kelembagaan pengarusutamaan Gender (GEM)
gender dan anak
1 11 xx 17 Program peningkatan kualitas
hidup dan perlindungan
perempuan

1 12

Keluarga Berencana dan


Keluarga Sejahtera

1 12 xx 15 Program keluarga berencana


1 12 xx 15 Program keluarga berencana

II-103

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Persentase pasangan usia
subur yang menggunakan
alat kontrasepsi

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

4
79,40

27,09

orang

7900

Peningkatan penanganan
Lansia

orang

Peningkatan penanganan
Perlindungan anak

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

6
77,60

7
79,17

8=(7/6)
102,02

9
77,69

10=(7+9)
79,17

11=(10/4)
99,71

12
BKK PP & KB

31,8

40

125,79

30,44

40

147,66

BKK PP & KB

7500

12200

162,67

7600

12300

155,70

Dinas Sosial

950

190

239

125,79

190

429

45,16

Dinas Sosial

orang

1300

260

517

198,85

260

777

59,77

Dinas Sosial

Fasilitasi pembinaan anak


yatim

orang

8500

1500

1700

113,33

1500

3200

37,65

Dinas Sosial

Peningkatan program BSK

orang/kel
ompok

15000

3000

4157

138,57

3000

7157

47,71

Dinas Sosial

Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan
sosial

15 % (7125
kasus)

90 orang?

jiwa

12500

2500

3150

126,00

2500

5650

45,20

Dinas Sosial

orang

1000

200

130

65,00

200

330

33,00

Dinas Sosial

orang

2140

428

432

100,93

428

860

40,19

Dinas Sosial

Persentase keluarga pra


sejahtera dibandingkan
dengan jumlah total
keluarga
1 13
Sosial
1 13 xx 15 Program pemberdayaan fakir
Peningkatan program
miskin, komunitas adat terpencil bantuan pendidikan bagi
(KAT), dan penyandang masalah kel. Miskin dan berprestasi
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya

1 13 xx 16 Program Pelayanan &


Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial

Peningkatan program
bantuan YANKES

1 13 xx 17 Program pembinaan anak


terlantar

Peningkatan penanganan
Pasca Razia Anjal, Gepeng

1 13 xx 18 Program Pembinaan Para


Peningkatan penanganan
Penyandang Cacat dan Trauma penyandang cacat

5
-

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Dinas Sosial

II-104

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
3
1 13 xx 20 Program pembinaan eks
Peningkatan keterampilan
penyandang penyakit sosial (eks bagi PMKS
narapidana, PSK, narkoba, dan
penyakit sosial lainnya)

1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial

1 13 xx 22 Program Pencegahan Dini dan


Penyebaran Informasi Potensi
Bencana Alam

1 14
Tenaga Kerja
1 14 xx 15 Program peningkatan kualitas
dan produktifitas tenaga kerja

1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

orang

4
125

5
-

6
25

7
100

8=(7/6)
400,00

9
25

10=(7+9)
125

11=(10/4)
100,00

12
Dinas Sosial

Peningkatan penyuluhan
P4GN

orang

1250

250

210

84,00

250

460

36,80

Dinas Sosial

Jumlah DBKS

desa

57

45

20,00

48

12

21,05

Dinas Sosial

Jumlah KST
Jumlah PPS
Peningkatan jumlah KUBE

KK
pondok
kelompok

42
100
500

90

30
96
100

30
32
90

100,00
33,33
100,00

33
97
100

33
35
190

78,57
35,00
38,00

Dinas Sosial
Dinas Sosial
Dinas Sosial

Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Kecamatan

Unit

17

0,00

23,53

BPBD

Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Desa

Unit

75

0,00

19

19

25,33

BPBD

Pos Penanggulangan
Bencana alam (PBA/TRC)
di Kabupaten

unit

0,00

100,00

BPBD

Pelatihan bagi pencaker

Orang

1120

785

720

588

74,90

800

668

59,64

Din.
Nakertrans

Rasio tenaga kerja terampil


dibandingkan dengan tidak
terampil

orang

1:15

1:15

1:18

83,33

1:15

1:15

100,00

Din.
Nakertrans

Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th

orang

13.073

11.073

10.394

11.573

Din.
Nakertrans

II-105

Kode

Program

1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Prosentase bekerja
terhadap angkatan kerja

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
94,00

5
-

6
93,50

7
94,20

8=(7/6)
100,75

9
93,50

Tingkat partisipasi angkatan


kerja

70,70

69,90

70,71

101,16

70,10

Kepesertaan JAMSOSTEK

Orang

21.800

19.000

18.956

99,77

19.700

19.656

90,17

Din.
Nakertrans

Jumlah PP

Pershaan

183

163

172

105,52

168

177

96,72

Din.
Nakertrans

Jumlah LK Bipartit

Pershaan

80

60

52

86,67

65

57

71,25

Din.
Nakertrans

75

75

148

Angka sengketa pekerja per


Tahun

10=(7+9)

11=(10/4)

12
Din.
Nakertrans
Din.
Nakertrans

75

Din.
Nakertrans

Jumlah SP

Pershaan

60

50

62

124,00

52

64

106,67

Din.
Nakertrans

Jumlah PKB

Pershaan

57

47

47

100,00

50

50

87,72

Din.
Nakertrans

Penempatan tenaga kerja

orang

3.000

2.366

2.000

2.164

91,46

2.200

2.364

78,80

Din.
Nakertrans

Perluasan kerja

orang

400

2.535

300

300

11,83

300

300

75,00

Din.
Nakertrans

Prediksi angkatan kerja

orang

498.500

480.500

480.500

476.567

99,18

485.000

485.000

97,29

Din.
Nakertrans

Tingkat pengangguran

29.791 orang
(6.2%)

6,5

5,8

110,77

6,3

1 15 xx 15 Program penciptaan iklim usaha Peningkatan penyerapan


kecil menengah yang kondusif modal UKM

unit

100

87

120

137,93

90

120

120,00

Din.
Perindagkop

1 15 xx 16 Program pengembangan
Fasilitasi peningkatan IRT
kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil menengah

unit
usaha

100

60

55

91,67

70

60

60,00

Din.
Perindagkop

orang

300

240

240

100,00

250

245

81,67

Din.
Perindagkop

1 14 xx 18 Program penempatan tenaga


kerja

1 14 xx 19 Program perluasan kerja

1 15

Din.
Nakertrans

Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah

Peningkatan kapasitas SDM


UKM

II-106

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
3
1 15 xx 17 Program pengembangan sistem Fasilitasi dan pembinaan
pendukung usaha bagi usaha
unit usaha ber-TDI
mikro kecil menengah

1 15 xx 18 Program peningkatan kualitas


kelembagaan koperasi
1 16
Penanaman Modal Daerah
1 16 xx 15 Program peningkatan promosi
dan kerjasama investasi

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

unit usaha

4
60

5
36

6
38

7
61

8=(7/6)
169,44

9
45

10=(7+9)
61

11=(10/4)
101,67

12
Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan


unit usaha ber-IUI

unit usaha

22

15

12

12

80,00

15

13

59,09

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan


unit usaha ber-SIUP

unit usaha

22

136

12

507

372,79

15

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan


unit usaha ber-TDP

unit usaha

22

1.009

12

399

39,54

15

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan


unit usaha ber-TDG

unit usaha

22

16

12

12

75,00

15

15

68,18

Din.
Perindagkop

Fasilitasi peningkatan
koperasi ber-BH

unit

13

100

15

15,00

10

69,23

Din.
Perindagkop

Kajian kebijakan pemberian


insentif dan kemudahan
penanaman modal di
daerah

FGD

50,00

Bag. KPPD

Fasilitasi dan koordinasi


kerjasama dengan dunia
usaha/lembaga non
pemerintah

MOU

31

160,00

13

41,94

Bag. KPPD

Rp

502.382.909.464,96

97.755.024.202,50

334.808.689.124

342,50

99.049.447.665,00

433.858.136.789,00

86,36

DPPKAD

orang

100

Rp1.581 M
-

20

20

100,00

20

40

40,00

DPPKAD
Bag. KPPD

orang

170

34

34

100,00

34

68

40,00

Bag. KPPD

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi investasi

Pertumbuhan investasi
Pemerintah

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi investasi

Investasi meningkat
Peningkatan kualitas SDM
BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi
Peningkatan kualitas SDM
lembaga keuangan mikro
guna peningkatan
pelayanan investasi

II-107

Kode

Program

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi investasi

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi investasi

1 17
Kebudayaan
1 17 xx 15 Program pengembangan nilai
budaya

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Faslititasi dan koordinasi
kerjasama di bidang
investasi

badan
hukum

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

4
61

5
-

6
6

7
6

8=(7/6)
100,00

9
10

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012
10=(7+9)
16

11=(10/4)
26,23

12
Bag. KPPD

Pertumbuhan investasi
PMA

Rp

587.237.021.550,30

544.528.874.528,46

170.343.271.840,00

31,28

555.205.911.284

Din.
Perindagkop

Pertumbuhan investasi
PMDN

Rp

191.059.412.062,00

176.906.863.020,00

200.172.644.150,71

113,15

180.445.600.020

Din.
Perindagkop

Inflasi

3,73

4,85

Bappeda

Jumlah desa budaya

desa

10

75,00

70,00

Din. Budpar

Berkembangnya wawasan
dan pengetahuan seni
budaya masyarakat

100

60

60,00

Din. Budpar

Meningkatnya apresiasi
masyarakat terhadap seni
budaya lokal

100

100

100,00

Din. Budpar

event
budaya

140

55

127

136

247,27

130

139

99,13

Din. Budpar

orang
anak

70

0,00

Din. Budpar

pengharg
aan

20

3 orgs,3
budayawan, 8
ds budaya

12

0,00

14

1 17 xx 18 Program pengembangan
Jumlah kelompok kesenian kelompok
kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya

737

1.080

701

805

74,54

708

812

110,21

Din. Budpar

15

60,00

16

25

28,41

Kantor PORA

1 17 xx 16 Program pengelolaan kekayaan Jumlah peristiwa budaya


budaya
Peningkatan wawasan
tempat bersejarah
1 17 xx 17 Program pengelolaan keragaman Jumlah penghargaan
budaya
budaya

1 18
Pemuda dan Olahraga
1 18 xx 15 Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan pemuda

jumlah prestasi MTQ tingkat


pelajar umum :
SD,SMP,SMA,SMK

jmlh
emas

88

Din. Budpar

II-108

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
3
1 18 xx 16 Program peningkatan peran serta Jumlah Prestasi Paskibraka
kepemudaan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

orang

4
40

5
1 siswa masuk
Paskibraka Tk.
Nasional

6
8

7
Tk nasional 0, tingkat
propinsi 8

8=(7/6)
100,00

9
8

10=(7+9)
16

11=(10/4)
40,00

12
Kantor PORA

Jumlah Prestasi Pemuda


pelopor

orang

10

100,00

30,00

Kantor PORA

Jumlah Prestasi Pemuda


wirausaha

orang

Kegiatan tdk dilaks


(tidak ada dlm DPA)

0,00

20,00

Kantor PORA

90

90

98,34

109,27

90

90

100,00

Dinas Sosial

1 18 xx 18 Program upaya pencegahan


penyalahgunaan narkoba

Pencegahan
peredaran/penggunaan
minuman keras dan
narkoba

1 18 xx 20 Program pembinaan dan


pemasyarakatan olahraga

Jumlah prestasi olahraga Tk Jml Atlit


Internasional

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga Tk Jml cab


Nasional
OR

10

11

10

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga


Kompetisi OR. Tingkat
Propinsi 2 th sekali
(PORPROP)

Jml Emas

390

125

80

64,00

80

20,51

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga


Kompetisi OR. Pelajar Tk.
Propinsi (POPDA) tiap
tahun

jml emas

197

48

49

102,08

49

98

49,75

Kantor PORA

jml emas
Propinsi (18 cabang
olahraga Atletik, Sepak
bola, Bola Voly, Bola
basket, Bulutangkis,
Gulat,Sepak takrow,
Senam, Panahan, Pencak
silat, renang, Tenis meja,
Tenis lapangan, Voly pasir.
Taekwondo, Angkat besi,
Yudo dan Dayung)

50

Kantor PORA

II-109

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Nasional (9 cabang
olahraga, Sepak bola, Bola
Voly, Atletik, dayung, yudo,
panahan, senam,
bulutangkis dan
pencaksilat)

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
4

Internasional (3 Cabang
olahraga tenis lapangan,
IODI (Dansa) dan
Panahan)

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)
5
Tim Persiba
Sepak Bola
Masuk Liga
Super. Bola
Voly masuk
Proliga, Atletik
jura 1 lari 400 M
dan 100 M

8=(7/6)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
9

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012
10=(7+9)

11=(10/4)

Juara 2 dalam
Singapura
terbuka dan
malaysia Tenis
lapangan kel.
Umur Panahan
mewakili
Indonesia dalam
kejuaraan
tingkat ASIA.
Juara Dansa Tk.
Asia

1 18 xx 21 Program peningkatan sarana dan Prestasi cbg OR yg


prasarana olahraga
menjalankan kompetisi scr
teratur
1 19

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

25

12
Kantor PORA

Kantor PORA

15

15

100,00

20

20

80,00

Kantor PORA

Kesatuan Bangsa dan Politik


Dalam Negeri

1 19 xx 16 Program pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal

Menurunnya penyakit
masyarakat

25

15

15

34,81 (angka
kriminalitas)

1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan

Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah

90

90

100

15

111,11

90

Satpol PP

85

94,44

Kantor
Kesbangpollin
mas

II-110

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan

3
Peningkatan kerukunan
hidup antar umat beragama

1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
90

5
-

6
90

7
100

8=(7/6)
111,11

9
90

10=(7+9)
91,6

11=(10/4)
101,78

12
Kantor
Kesbangpollin
mas

Jumlah da'I dan pemuka


agama yang diberikan
pembekalan masalah
kerukunan umat beragama

orang

6200

6000

6050

100,83

6050

Jumlah lembaga
keagamaan yang diberikan
pembinaan

lembaga

37

35

37

105,71

35

37

100,00

Dinas Sosial

Dinas Sosial

1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan

Pemantauan situasi dan


kondisi
epoleksosbudhankam

90

90

50

55,56

90

60

66,67

Kantor
Kesbangpollin
mas

1 19 xx 21 Program Pendidikan Politik


Masyarakat

Peningkatan partisipasi
pemilu legislatif

80

Kantor
Kesbangpollin
mas

Peningkatan partisipasi
pemilu presiden

80

Kantor
Kesbangpollin
mas

Peningkatan partisipasi
pemilu kada

80

Kantor
Kesbangpollin
mas

unit

100,00

40,00

PU/ BPBD??

Peningkatan jalan jalur


evakuasi

km

10

3,7

185,00

2,7

27,00

PU

Penambahan dan
pemeliharaan
saran/prasarana dan
peralatan evakuasi

100

10

60,00

20

15

15,00

BPBD

Peningkatan kualitas SDM

orang

250

115

250

217,39

100

350

140,00

BPBD

Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun

100

0,00

100

100

100,00

BPBD

1 19 xx 22 Program pencegahan dini dan


Jumlah sarana evakuasi
penanggulangan korban bencana
alam

II-111

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

unit

4
1

5
-

6
0

7
0

8=(7/6)
0,00

9
1

10=(7+9)
1

11=(10/4)
100,00

12
BPBD

1 20 xx 15 Program peningkatan kapasitas Frekuensi pelaksanaan


Lembaga Perwakilan Rakyat
public hearing baik di
Daerah
kecamatan, desa, maupun
dusun

kali

120

24

17

70,83

24

41

34,17

SETWAN

1 20 xx 16 Program peningkatan pelayanan Frekuensi pelayanan


kedinasan KDH/Wakil KDH
penerimaan kunjungan kerja
Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR RI,
DPRD, Departemen,
Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan Lembaga
Lain

kali

1119

202

204

100,99

212

416

37,18

Bag. Protokol

1 20 xx 16 Program peningkatan pelayanan Jumlah fasilitasi koordinasi


kedinasan KDH/Wakil KDH
penyelenggaraan
pemerintahan

kali

30

30

58

193,33

30

Bag. Tapem

1 20 xx 17 Program peningkatan dan


pengembangan pengelolaan
keuangan daerah

Prosentase kenaikan pajak


dan retribusi daerah

21,15

62,57

295,84

5,41

DPKAD

Rasio PAD terhadap total


penerimaan APBD

11,12

10,92

98,22

11,13

DPKAD

Rasio PAD terhadap total


pengeluaran APBD

10,71

11,19

104,50

10,72

DPKAD

1 20

3
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan Persandian

PAD
Penerimaan daerah

ruapiah
rupiah

4.962.311.118.000

93.828.600.000
-

878.012.053.000

85.500.494.656
857.049.353.468

91,12
97,61

943.096.041.000

1.800.145.394.468

36,28

DPPKAD
DPPKAD

II-112

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Rasio pertumbuhan belanja
modal
Jumlah perda dan perbub
tentang APBD yg ditetapkan
dlm 1 tahun

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

5
-

6
44,71

7
(-) 3.11

8=(7/6)

9
1,32

10=(7+9)

11=(10/4)

12
DPPKAD

30

100,00

12

40,00

DPPKAD

1,91

2,50

130,89

3,92

DPPKAD

Inspektorat

%
buku

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Persentase potensi
penerimaan daerah yang
dapat digali

Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada
SKPD

SKPD

45

100,00

15

Temuan pemeriksaan
eksternal yg selesai
ditindaktanjuti

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Inspektorat

Temuan pemeriksaan
internal yg selesai
ditindaklanjuti

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Inspektorat

LHP

1160

10%

218

219

100,46

228

447

38,53

Ispektorat

100

tidak masuk dalam


DPA

KPDT

pengadu

tiap tahun semakin


menurun

25

18

1 20 xx 25 Program peningkatan kerjasama Fasilitasi/pembentukan


antar pemerintah daerah
perkuatan kerjasama antar
daerah pada bid. Ekonomi

MOU

22

100,00

36,36

Bag. KPPD

1 20 xx 26 Program penataan peraturan


perundang-undangan

Jumlah Raperda yang


menjadi Perda

buah

125

25

19

76,00

25

44

35,20

Bag. Hukum

Jumlah peserta yang


mengikuti seminar di bidang
hukum

orang

1000

200

500

250,00

200

700

70,00

Bag. Hukum

1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan

Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan
1 20 xx 23 Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi

Sarana telekomunikasi

1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat

Penyelesaian pengaduan

20

Din. Perijinan

II-113

Kode

Program

1 20 xx 26 Program penataan peraturan


perundang-undangan

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Jumlah peserta yang
mengikuti sosialisasi
peradilan tata usaha negara

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

orang

4
540

5
-

6
60

7
50

8=(7/6)
83,33

9
120

10=(7+9)
170

11=(10/4)
31,48

12
Bag. Hukum

Jumlah peserta yang


mengikuti pelaksanaan
sosialisasi RANHAM

orang

1000

200

200

100,00

200

400

40,00

Bag. Hukum

Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri
sipil

orang

500

100

100

100,00

100

200

40,00

Bag. Hukum

Kajian peraturan perundangundangan daerah thd


peraturan perundangundangan baru yg lebih
tinggi dari keserasian antar
peraturan perundangundangan daerah

perda

100,00

28,57

Bag. KPPD

100% (50 SKPD)

46

36 (18 dari 50 SKPD)

78,26

50

Peningkatan kapasitas
kelembagaan

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag.
Organisasi

Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag.
Organisasi

100% (48 SKPD)

45

84,44

55

Bag.
Organisasi

Penyusunan indeks
kepuasan masyarakat

74% (44 SKPD)

40

54

135,00

74

Bag.
Organisasi

Penyusunan indeks
pengaduan masyarakat

38% (19 SKPD)

14

14 (7 dari 47 SKPD)

100,00

20

Bag.
Organisasi

SKPD yang menerapkan


SPM

100

85

100

100

100,00

100

1 20 xx 28 Program peningkatan kapasitas Peningkatan kinerja melalui


kinerja aparatur pemeritahan
penyusunan Analisis Beban
Kerja, Analisis Jabatan

1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Prosentase SKPD yang


dan kualitas kelembagaan
melaksanakan layanan satu
pintu

38 (21 dari 54 SKPD


Pelayanan)

Bag.
Organisasi

100

100,00

Bag.
Organisasi

II-114

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
3
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Penurunnya pungutan ilegal
dan kualitas kelembagaan
pada pelayanan publik

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

4
-

5
90

6
-

1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Prestasi akuntabilitas


dan kualitas kelembagaan

90

1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Meningkatnya penyerapan


dan kualitas kelembagaan
aspirasi masyarakat

1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas Capaian berfungsinnya


dan kualitas kelembagaan
Sistem Informasi
Manajemen (SIM)
pemerintahan

8=(7/6)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

9
-

10=(7+9)
-

11=(10/4)
-

12
Din. Perijinan

DPPKAD

30

Bappeda

85

tidak masuk dalam


DPA

KPDT

1 20 xx 30 Program pengelolaan barang


daerah

Jumlah peraturan tentang


pengelolaan keuangan dan
aset daerah

buku

15

13

433,33

16

106,67

DPPKAD

1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan

Penyelesaian ijin rata-rata


per tahun

ijin

51.840

9.215

7.283

79,03

9.790

17.073

32,93

Din. Perijinan

Keberhasilan pelayanan

nilai
angka

75,67

75,57

75,22

99,54

75,6

PNS yang mengikuti


pendidikan dan pelatihan
(struktural, fungsional,
teknis, kursus) :

orang

3.991

667

695

104,20

779

1.474

36,93

BKD

1 20 xx 33 Program peningkatan kapasitas Meningkatnya tertib


sumberdaya aparatur
administrasi kecamatan

100

80

100

125,00

85

90

90,00

Bag. Tapem

1 20 xx 33 Program Peningkatan Kapasitas Tingkat pendidikan aparat


Sumberdaya Aparatur
(D-3,D-4, S-1, S-2, S-3)

59

55

57

103,64

58

Naiknya kualitas SDM


aparatur (kompetensi,
keahlian, keterampilan)

20

Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian

100

100

1 20 xx 32 Program pendidikan kedinasan

1 20 xx 34 Program pembinaan dan


pengembangan aparatur

100

100,00

Din. Perijinan

BKD

BKD

100

100

100,00

BKD

II-115

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

3
Pemenuhan kebutuhan
pegawai

4
20

5
-

6
15

7
2

8=(7/6)
13,33

9
15

10=(7+9)

11=(10/4)

12
BKD

1 20 xx 34 Program pembinaan dan


pengembangan aparatur

Peningkatan disiplin kerja

100

100

94,5

94,50

100

100

100,00

Inspektorat

1 20 xx 35 Program penegakan peraturan


daerah dan peraturan bupati

Jumlah pengaduan
masyarakat tentang
permasalahan hukum

kasus

59

10

10

100,00

10

20

33,90

Bag. Hukum

Capaian penyelesaian
hukum

100

90

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Hukum

Capaian konsistensi
peraturan daerah

100

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Satpol PP

Menurunnya pelanggaran
perda

15

10

10

16

160,00

10

13

86,67

Satpol PP

Penurunan pelanggaran
hukum

15

10

10

67,24 (angka
pelanggaran)

10

Satpol PP

gr/Kap/hr

3650

3650

2000 kkal/kap/gr (utk


ketersediaan energi);
53,11 gr/kap/hr (utk
ketersediaan protein)

3650

BKP3

%
%
%
unit

16
13
90,5
25

8
5
89
13

13
4
90,6
11

162,50
80,00
101,80
84,62

10
6
89,5
16

13
5
90,1
14

81,25
38,46
99,56
56,00

BKP3
BKP3
BKP3
BKP3

Ha

15.000

2.000

2.000

100,00

2.500

4.500

30,00

Din. Pertahut

Kajian rantai pasokan dan


pemasaran pangan

kegiatan

20

25,00

25,00

Din. Pertahut

Pengembangan Bantul
Seed Center

komodita
s

100,00

80,00

Din. Pertahut

1 20 xx 35 Program penegakan peraturan


daerah dan peraturan bupati

1 21
Ketahanan Pangan
1 21 xx 15 Program peningkatan ketahanan Ketersediaan pangan
pangan pertanian/perkebunan

Desa Mandiri Pangan


Akses Pangan
PPH
Lembaga Distribusi Pangan
(LDPM )
1 21 xx 15 Program Peningkatan Ketahanan Kecukupan air irigasi
Pangan Pertanian/Perkebunan

II-116

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Pengembangan pupuk
organik

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

Ha

4
6.000

5
-

6
2.000

7
3.200

8=(7/6)
160,00

9
3.000

10=(7+9)
4.200

11=(10/4)
70,00

12
Din. Pertahut

Ha

1.584

1.008

2.140

212,30

1.152

2.284

144,19

Din. Pertahut

komodita
s

16,67

83,33

Din. Pertahut

Pengadaan alat mesin


pertanian

Unit

100

50

135

270,00

60

49

49,00

Din. Pertahut

Peningkatan produksi
pestisida nabati/hayati

liter

3.500

1.500

1.525

101,67

2.000

2.025

57,86

Din. Pertahut

1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan

Pelatihan Keterampilan
usaha ekonomi masyarakat
pedesaan

desa

75

75

75

100,00

75

75

100,00

Kantor PMD

1 22 xx 16 Program pengembangan
lembaga ekonomi pedesaan

Jmlh desa yang diberikan


sosialisasi peningkatan
kualitas LKD

desa

75

75

75

100,00

75

75

100,00

Kantor PMD

1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasi Pertumbuhan investasi


masyarakat dalam membangun Masyarakat
desa

Rp

208.990.324.656

97.755.024.202,50

211.036.023.990,71

215,88

39.027.866.936

250.063.890.927

119,65

Bag. AP

1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasi Fasilitasi jumlah partisipasi


masyarakat dalam membangun masyarakat dalam
desa
pembangunan desa

kali

90

90

92

102,22

90

90

100,00

Din. Pertahut

1 22 xx 18 Peningkatan kapasitas aparatur


pemerintahan desa

Aparatur desa yang


mengikuti pelatihan
manajemen pemerintahan
desa

desa

75

75

75

100,00

75

75

100,00

Bag. Pemdes

Tingkat kemiskinan turun

9,5

40.262 KK
(14.5%)

13

15,61

79,92

12

Pengelolaan Hama
Penyakit Terpadu
Penanganan harga jual
hasil pertanian (program
pasca panen)

1 22

Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa

1 23
Statistik
1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik daerah

BKK PP&KB

II-117

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

buku

4
51

5
-

6
51

7
51

8=(7/6)
100,00

9
51

10=(7+9)
51

11=(10/4)
100,00

12
BKK PP&KB

SKPD

56

56

56

100,00

56

56

100,00

Kantor Arsip

Kegiatan pembinaan
petugas pengelolaan
pengarsipan

kali

100,00

33,33

Kantor Arsip

1 24 xx 15 Program perbaikan sistem


administrasi kearsipan.

Terwujudnya tertib
administrasi ketatausahaan,
persuratan, dan kearsipan

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Umum

1 24 xx 16 Program penyelamatan dan


pelestarian dokumen/arsip
daerah

Jumlah ketersediaan
petugas arsip pada SKPD

orang

70

70

70

100,00

70

70

100,00

Kantor Arsip

Ketersediaan arsiparis pada


SKPD

SKPD

56

56

18

32,14

56

25

44,64

Kantor Arsip

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

100

50

50

100,00

100

KPDT

100

10

10

100,00

50

KPDT

1 24
Kearsipan
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.

1 24 xx 18 Program peningkatan kualitas


pelayanan informasi.

3
Database keluarga dan
keluarga miskin

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

SKPD yg telah
melaksanakan tata
kearsiapan

Hasil analisa berita media


massa (Fokus media,
Kliping berita)

1 25
Komunikasi dan Informatika
Dokumentasi (foto&video)
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan media kegiatan
massa
pemerintahan&pembanguna
n Kab. Bantul
1 25 xx 15 Program pengembangan
Prosentase penyusunan
komunikasi, informasi, dan media SOP Pengembangan
massa
Sistem Informasi
Prosentase pembangunan
pusat data

II-118

Kode

Program

1 25 xx 16 Program pengkajian dan


penelitian bidang Informasi dan
Komunikasi

1 25 xx 16 Program pengkajian dan


penelitian bidang informasi dan
komunikasi

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
90

5
-

6
0

7
0

8=(7/6)
0,00

9
25

10=(7+9)

11=(10/4)

12
KPDT

Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk

90

0,00

50

Leaflet dan spanduk dalam


rangka penyampaian
informasi

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Siaran taman gabusan di


TVRI Jogja

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Dialog interaktif di radio,


baik pemerintah maupun
swasta

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Pers release yang diolah


dan didistribusikan di media
massa

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Pelaksanaan liputan
dinamika pembangunan
desa

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo

kali

100,00

40,00

Bag. Humas

Siaran Gerbang
Projotamansari & siaran
langsung pengajian
PNS/TNI

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Prosentase pelayanan
informasi publik yang
terlayani

100

100

100

100,00

100

100

100,00

Bag. Humas

Analisa dan perancangan


database terintegrasi semua
sektor

85

tidak masuk dalam


DPA

25

KPDT

KPDT

II-119

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
1 25 xx 18 Program kerjasama informasi
dan media massa

3
Pelaksanaan pers tour dlm
rangka pemberdayaan
wartawan

1 25 xx 18 Program kerjasama informasi


dan media massa

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
100

5
-

6
100

7
100

8=(7/6)
100,00

9
100

Prosentase pengembangan
informasi melalui website
dan SMS Bupati

90

25

25

100,00

40

KPDT

Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan
pemerintah daerah

90

100,00

40

KPDT

orang

51.000

47.000

47.000

47.707

101,50

48.000

48.000

94,12

Kantor
Perpust.
Umum

Jumlah koleksi buku di


perpustakaan

buku

56.000

44.000

44.000

45.650

103,75

47.000

47.000

83,93

Kantor
Perpust.
Umum

Jumlah pengelola
perpustakaan

orang

900

500

500

200

40,00

600

600

66,67

Kantor
Perpust.
Umum

Optimasi dan reklamasi


kawasan pantai

ha

360

140

144

102,86

200

175

48,61

Din. Pertahut

2 01 xx 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Konservasi lahan, flora,


Lahan
fauna (Penanaman
sempadan mata air)

unit

15

15

500,00

18

120,00

Din. Pertahut

Konservasi lahan, flora,


fauna (Penanaman
sempadan sungai)

ha

15

166,67

20,00

Din. Pertahut

Terwujudnya Agropolitan

Unit
(Kec)

100,00

100,00

Din. Pertahut

1 26
Perpustakaan
1 26 xx 15 Program pengembangan budaya Jumlah pengunjung
baca dan pembinaan
perpustakaan (termasuk
perpustakaan
Perpustakaan Keliling)

10=(7+9)
100

11=(10/4)
100,00

12
Bag. Humas

URUSAN PILIHAN

2 01
Pertanian
2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani

2 01 xx 18 Program peningkatan produksi


pertanian/perkebunan

II-120

Kode

Program

2 01 xx 18 Program Peningkatan Produksi


Pertanian/ Perkebunan
(Penyusunan Kebijakan
pencegahan Alih Fungsi Lahan
pertanian)

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Produktivitas Gabah Kering
Pungut (GKP)

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
77,50

5
-

6
75,00

7
74,18

8=(7/6)
98,91

9
76,00

10=(7+9)

kw/ha

11=(10/4)
0,00

12
Din. Pertahut

Peningkatan produktivitas
gabah kering giling.

kw/ha

66,5

63,70

95,79

Din. Pertahut

Produktivitas jagung (pipil


kering)

kw/ha

53,80

65

53,19

59,30

91,23

53,25

57,26

106,43

Din. Pertahut

Produktivitas kedelai (wose)

kw/ha

16,00

14,78

15,00

14,16

95,81

15,20

14,35

89,69

Din. Pertahut

Produktivitas kacang tanah


(wose)

kw/ha

10,48

10,23

10,18

10,83

105,87

10,24

10,90

104,01

Din. Pertahut

Produktivitas ubi kayu (ubi


basah)

kw/ha

129,78

163,16

126,00

190,87

116,98

126,76

193,15

148,83

Din. Pertahut

Produktivitas bawang
merah

ton/ha

10,35

14,50

10,15

13,32

91,86

10,19

12,99

125,51

Din. Pertahut

Produktivitas cabe merah


Produktivitas pisang

ton/ha
kg/pohon

8,24
30,00

8,04
25,00

6,10
17,00

75,87
68,00

8,10
25,20

5,06
12,20

61,41
40,67

Din. Pertahut
Din. Pertahut

Produktivitas jamur tiram


Produktivitas temulawak
Produktivitas tebu (hablor
gula)

kg/m2
ton/ha
kw/ha

12,20
18,85
51,36

12,00
18,65
49,88

3,05
19,00
47,13

25,42
101,88
94,49

12,10
18,70
50,26

3,50
19,05
50,10

28,69
101,06
97,55

Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut

Produktivitas kelapa (Kopra)

kw/ha

20,50

25

19,50

15,78

80,92

20,00

12,29

59,95

Din. Pertahut

Produktivitas tembakau
(Rajang kering)

kw/ha

6,75

6,5

6,26

6,97

111,34

6,43

6,97

103,26

Din. Pertahut

Produktivitas jambu mete


(Glondong mete)

kw/ha

4,35

3,30

0,26

7,88

3,57

0,63

14,48

Din. Pertahut

Produktivitas kakao (Biji


Kering)

kw/ha

3,10

2,38

1,91

80,25

2,48

2,01

64,84

Din. Pertahut

Penanaman tebu sebagai


bahan baku gula

ha

1.600

1.500

1.350,48

90,03

1.500

1.500

93,75

Din. Pertahut

Konversi lahan

1,05

0,4

0,4

100,00

0,3

0,7

66,67

Din. Pertahut

II-121

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
15.015

5
-

6
15.259

7
15.452

8=(7/6)
98,74

9
15.198

10=(7+9)

11=(10/4)

Ha

12
Din. Pertahut

orang

74

73

73

100,00

73

73

98,65

BKP3

2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan

Peningkatan kualitas
penyuluh

2 01 xx 20 Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit
Ternak

Penanganan sanitasi dan


higienitas pasar khususnya
kios/los penjualan daging
(ayam, sapi)

unit

160,00

88,89

Din. Pertahut

Penanganan kasus penyakit


ternak

kasus

7.500

5.500

6.480

117,82

6.000

6.980

93,07

Din. Pertahut

Penanganan gangguan
reproduksi ternak

ekor

1.750

750

1.260

168,00

1.000

1.510

86,29

Din. Pertahut

Penanganan kasus
Brucellosis

kasus

100

100

802

802,00

100

100

100,00

Din. Pertahut

Penanganan kasus
Tuberkulinasi

sampel

100

100

64

64,00

100

75

75,00

Din. Pertahut

dosis
dosis
dosis
kali

650.000
650.000
700
75

450.000
450.000
500
15

859.864
651.511
220
15

191,08
144,78
44,00
100,00

500.000
500.000
550
15

909.864
701.511
250
30

139,98
107,92
35,71
40,00

Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut

petugas

500

375

506

134,93

400

531

106,20

Din. Pertahut

Pengembangan hijauan
pakan ternak

Ha

24

15

17

113,33

18

19

79,17

Din. Pertahut

Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)

dosis

54.000

50.000

37.500

75,00

51.000

38.500

71,30

Din. Pertahut

Unit Pengolahan pakan


ternak (konsentrat)

unit

10

100,00

70,00

Din. Pertahut

Produksi daging (sapi,


kambing, domba dan
unggas)

kg

12.276.330

10.655.498

11.231.147

74,87

11.002.497

7.626.964

62,13

Din. Pertahut

Vaksinasi unggas ND
Vaksinasi unggas AI
Vaksinasi rabies
Pengendalian penyakit
hewan
Pemeriksaan terhadap
hewan kurban ante mortem
dan post mortem
2 01 xx 21 Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan

2 01 xx 21 Program Peningkatan Produksi


Hasil Peternakan

15.000.000

II-122

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Produksi telur (ayam dan
itik)

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

kg

4
7.734.459

Produksi susu (sapi perah


dan kambing PE)

liter

330.000

Populasi sapi potong


Populasi sapi perah
Populasi kambing
Populasi domba
Populasi ayam buras
Populasi ayam ras petelur

ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor

Populasi ayam ras


pedaging

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

6
5.865.111

7
5.902.742

8=(7/6)
118,05

9
6.275.047

10=(7+9)
4.796.813

11=(10/4)
62,02

12
Din. Pertahut

500.000

250.000

262.705

52,54

270.000

282.705

85,67

Din. Pertahut

58.301
300
76.300
40.804
558.138
890.321

54.281
165
57.668
30.840
561.939
651.994

59.789
192
60.671
38.100
595.985
624.482

110,15
116,36
105,21
123,54
106,06
95,78

56.258
190
61.849
33.076
561.939
704.806

79.631
232
63.657
39.218
583.947
671.096

136,59
77,33
83,43
96,11
104,62
75,38

Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut
Din. Pertahut

ekor

790.888

724.956

811.947

112,00

740.905

819.837

103,66

Din. Pertahut

Populasi itik
Pembibitan ayam buras

ekor
ekor/DOC

272.703
440.000

184.603
360.000

164.810
360.000

89,28
100,00

208.990
380.000

185.950
380.000

68,19
86,36

Din. Pertahut
Din. Pertahut

Pembibitan itik

ekor/DOD

190.000

150.000

240.000

160,00

160.000

250.000

131,58

Din. Pertahut

Pengolahan telur asin


2 01 xx 23 Program Peningkatan Penerapan Pengembangan biogas
Teknologi Petemakan

butir
unit

440.000
55

400.000
15

407.000
19

101,75
126,67

410.000
25

410.000
25

93,18
45,45

Din. Pertahut
Din. Pertahut

Pengembangan rumah
kompos

unit

40

12

75,00

20

17

42,50

Din. Pertahut

unit

100,00

100,00

Din. Pertahut

unit
kelompok

20
26

17
22

18
12

105,88
54,55

20
23

18
15

90,00
57,69

Din. Pertahut
Din. Pertahut

Jumlah kelompok
kelompok
penangkar benih
hortikultura (bawang merah,
pisang, jamur, temulawak)

18

16

16

100,00

16

16

88,89

Din. Pertahut

2 01 xx 23 Program peningkatan penerapan Optimalisasi RPH


teknologi peternakan
Optimalisasi RPU
2 01 xx 25 Program Pengembangan Sarana Jumlah kelompok
dan Prasarana Kelembagaan
penangkar benih padi

5
5.000.000

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

II-123

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

3
Jumlah kelompok
kelompok
penangkar benih tanamana
perkebunan (jambu mete
varietas Meteor YK, kelapa
dalam, tembakau varietas
sili siluk)

4
27

5
-

6
15

7
27

8=(7/6)
180,00

9
18

10=(7+9)
30

11=(10/4)
111,11

12
Din. Pertahut

Jumlah kelompok ternak


(sapi, kambing, ayam,
kelinci)

kelompok

410

356

395

110,96

364

403

98,29

Din. Pertahut

Peningkatan kapasitas SDM kelompok


P3A dalam Pengelolaan
Irigasi

292

292

293

100,34

292

293

100,34

Din. Pertahut

Aktifitas kelembagaan
kelompok
Kelompok/Pelaku Usaha
/ pelaku
Pengolahan hasil pertanian usaha

700

500

300

60,00

550

350

50,00

Din. Pertahut

100,00

100,00

Din. Pertahut

Peningkatan kelembagaan kelompok


kelompok tani

725

725

725

100,00

725

725

100,00

Din. Pertahut

Peningkatan kelembagaan kelompok


kelompok tani kehutanan

203

203

203

100,00

203

50

24,63

Din. Pertahut

kelompok

37

16

16

100,00

21

21

56,76

BKP3

Peningkatan petani bermitra


dengan pihak lain

orang

725

145

120

82,76

145

265

36,55

BKP3

Pemanfaatan lahan bawah


tegakan (dengan garut)

ha

30

150,00

15

50,00

Din. Pertahut

Aktifitas kelembagaan
Asosiasi Pengusaha Produk
Olahan Pertanian

2 01 xx 25 Program pengembangan sarana Peningkatan aktifitas


dan prasarana kelembagaan
kelembagaan petani

2 02
Kehutanan
2 02 xx 15 Program pemanfaatan potensi
sumberdaya hutan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

unit

II-124

Kode

Program

2 02 xx 16 Program rehabilitasi hutan dan


lahan

2 02 xx 17 Program perlindungan dan


konservasi sumberdaya hutan

2 02 xx 19 Program pembinaan dan


penertiban hasil hutan

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Budidaya lebah madu
Penanaman sempadan
pantai (hutan pantai)

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
5
15

5
-

6
1
3

7
2
45

8=(7/6)
200,00
1500,00

9
1
3

10=(7+9)
3
48

11=(10/4)
60,00
320,00

12
Din. Pertahut
Din. Pertahut

Penanaman dan
pemeliharaan hutan
mangrove

ha

500,00

120,00

Din. Pertahut

Penanaman dan
pengkayaan hutan rakyat

ha

100

20

200

1000,00

20

220

220,00

Din. Pertahut

Pencegahan dan
pengendalian kerusakan
hutan dan lahan

kec

17

17

17

100,00

17

34

200,00

Din. Pertahut

Fasilitasi jumlah partisipasi kecamata


masyarakat dalam
n
pembangunan desa

17

17

17

100,00

17

17

100,00

Din. Pertahut

Bimbingan teknis
pengendalian hutan

kelompok

65

13

13

100,00

13

26

40,00

Din. Pertahut

tahun

100,00

100,00

Din. Pertahut

unit

21

21

21

100,00

21

21

100,00

Din. Pertahut

kecamata
n

100,00

100,00

Din. Pertahut

Pelayanan tata usaha hasil


hutan kayu rakyat

tahun

100,00

100,00

Din. Pertahut

Penyusunan data statistik


kehutanan

paket

100,00

100,00

Din. Pertahut

Tingkat kerusakan akibat


penggalian dan
penambangan turun

ha

48%

100,00

Pemantauan dan
pengendalian industri
pengolahan kayu hilir

Pengawasan dan
pengendalian peredaran
hasil hutan

2 03

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

unit
ha

Pengendalian bahan baku


dan alat mesin industri
pengolahan kayu hilir

2 02 xx 20 Program perencanaan dan


pengembangan hutan

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Energi dan Sumberdaya


Mineral

2 03 xx 15 Program Pembinaan dan


Pengawasan Bidang
Pertambangan

Din. SDA

II-125

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
2 03 xx 17 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan

3
Pengembangan energi
listrik berbasis energi
baru/terbarukan

2 03 xx 17 Program Pembinaan dan


Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan

Capaian layanan listrik


rumah tangga

2 03 xx 18 Program Potensi Energi

Jumlah wilayah yang


memp. peta potensi energi
baru/terbarukan

2 04
Pariwisata
2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata

2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata

2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan

2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

unit

4
25

5
-

6
5

7
15

8=(7/6)
300,00

9
5

10=(7+9)
20

11=(10/4)
80,00

12
Bappeda

95

data di PLN

PU

kec.

17

0,00

41,18

Bappeda

80

nasional dan
internasional

10

14

140,00

20

24

30,00

Din. Budpar

Din. Budpar
Din. Budpar
Din. Budpar
Din. Budpar

Promosi pariwisata di dalam kegiatan


dan di luar DIY
Naiknya PAD pariwisata
Jumlah Wisnus
Jumlah Wisman
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan

rupiah
orang
orang
%

5.387.768.120
1.909.459
19.287
-

4.221.457.301
1.496.111
15.112
-

5.335.241.250
1.738.808
17.564
14

126,38
116,22
116,22
280,00

Jumlah desa wisata

desa

26

18

24

133,33

20

26

100,00

Din. Budpar

Tersusunnya rencana
pengembangan pariwisata
daerah

100

30

30,00

Din. Budpar

Meningkatnya wawasan dan


pengetahuan
kepariwisataan bagi
stakeholder pariwisata

100

40

40,00

Din. Budpar

Meningkatnya pelayanan
informasi pariwisata

100

60

60,00

Din. Budpar

Jumlah usaha pariwisata

unit

75

12

240,00

10

17

22,67

Din. Budpar

Terjalinnya kerjasama antar


daerah dalam pemasaran
objek wisata

100

Din. Budpar

Pengembangan kaw GMT &


Kajigelem

paket

13

61,54

Bappeda

300,00

4.432.530.166
1.570.916
15.868
-

II-126

Kode

Program

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

1
2
2 05
Kelautan dan Perikanan
2 05 xx 15 Program pemberdayaan ekonomi Jumlah nelayan
masyarakat pesisir

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

8=(7/6)

orang

900

508

400

78,74

569

2 05 xx 16 Program pemberdayaan
Luas kawasan konservasi,
masyarakat dalam pengawasan restocking, resensing
dan pengendalian sumberdaya
kelautan

ha

2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan

Jumlah produksi perikanan


budidaya

ton

232.290

24.257

10.450

Jumlah pokdakan
(kelompok pembudidaya)

kelompok

450

375

Unit pembibitan rakyat


(UPR)

unit

100

Jumlah produksi perikanan


tangkap

ton

8.168

Jumlah produksi perikanan


tangkap

ton

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap PMT (Perahu
Motor Tempel)

2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012
10=(7+9)

11=(10/4)

12
DKP

DKP

43,08

43.491

53.941

23,22

DKP

577

153,87

390

577

128,22

DKP

50

61

122,00

60

61

1.377

962

69,86

1.614

2.576

31,54

DKP

8.168

1.377

462

33,53

1.614

2.076

25,41

DKP

unit

50

70

77

90,00

65

77

46,00

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 5-10 GT

unit

100,00

80,00

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 10-30 GT

unit

12

33,33

8,33

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 30-50 GT

unit

17

0,00

0,00

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM>50 GT

unit

12

0,00

DKP

Pangkalan Pendaratan
Perikanan (PPI)

unit

120,00

DKP

150,00

DKP

II-127

Kode

Program

1
2
2 05 xx 23 Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan

2 06
Perdagangan
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor

2 06 xx 17 Program Peningkatan dan


Pengembangan Ekspor

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

3
Pengolah hasil perikanan

orang

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011
Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

4
100

5
-

6
50

7
64

8=(7/6)
128,00

9
70

10=(7+9)
64

11=(10/4)
64,00

12
DKP

Konsumsi ikan per kapita

kg/kapita/
th

25,96

21,36

17,38

81,37

22,43

17,38

66,95

DKP

Kajian pengembangan dan


pemanfaatan potensi
sumber daya alam

kegiatan

16

0,00

18,75

Bag. KPPD

Peningkatan keterampilan
pelaku usaha
eksport/pemasok produk
eksport

unit
usaha

70

30

40

133,33

40

40

57,14

Din.
Perindagkop

Penyelenggaraan promosi
produk UMKM

kegiatan

15

18

600,00

21

140,00

Din.
Perindagkop

Monitoring evaluasi dan


pelaporan pameran produk
UMKM

kegiatan

20

16

400,00

20

100,00

Din.
Perindagkop

2 06 xx 18 Program Peningkatan Efisiensi


Perdagangan Dalam Negeri

Peningkatan promosi
melalui pameran

kali

18

225,00

100,00

Din.
Perindagkop

2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan

Peningkatan kualitas pasar


tradisional

unit

200,00

60,00

Din.
Perindagkop

250

50

236

472,00

50

286

114,40

Bag. KPPD

17

17

17

100,00

17

17

100,00

Bag. KPPD

2 07
Perindustrian
2 07 xx 16 Program pengembangan industri Pemberian fasilitasi
UMKM
kecil&menengah
kemudaha akses perbankan
bagi industri kecil
menengah (Fasilitasi
pengembangan UKM)
2 07 xx 19 Program Pengembangan Sentra- Pengembangan database
sentra Industri Potensial
informasi potensi unggulan

kec.

II-128

Kode

Program

1
2
2 08
Transmigrasi
2 08 xx 18 Program transmigrasi umum

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun


2011

Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012

Perkiraan Realisasi Capaian Target


RPJMD sampai dengan Tahun
SKPD
Realisasi Capaian
Tingkat Capaian Penanggungj
Program dan
Realisasi Target
awab
Kegiatan s.d Tahun
s.d Tahun 2012
2012

Indikator Kinerja Program


(outcome )/ Kegiatan (output )

Target Capaian Kinerja


RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)

8=(7/6)

10=(7+9)

11=(10/4)

12

100

120

100

75

62,50

100

90

90,00

Din.
Nakertrans

Jumlah transmigran yang


ditempatkan

KK

Realisasi
Tingkat
Target RKPD Target RPJMD Tahun
RKPD/RPJMD Tahun Realisasi
Tahun 2011
2011
2011
(%)

II-129


2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah dalam masing-masing prioritas pembangunan Tahun 2011
adalah sebagai berikut:
1.

Tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab

Keterbatasan data dalam penyusunan data dasar dan sasaran SPM

Kendaraan untuk operasional wasdal dan peninjauan lokasi kurang memadai, baik
jumlah maupun kualitas

Bangunan gedung tempat pelayanan belum representatif

Jumlah karyawan belum sesuai dengan beban kerja (terkait dengan aturan dari
pemerintah pusat yang melimpahkan kewenangan perizinan penanaman modal kepada
instansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu di kabupaten/kota)

Luasnya obyek pengawasan sehingga berpengaruh terhadap lemahnya kualitas


pengawasan

Reward kepada tenaga pengawas belum memadai yang pekerjaannya mengandung


resiko dan menuntut profesionalisme

Terbatasnya kemampuan auditor mengikuti diklat peningkatan kemampuan teknis dan


kompetensi substansi

Penyusunan Indeks Pengaduan Masyarakat belum dilaksanakan oleh masing-masing


SKPD pengampu pelayanan umum

Penerapan Indeks Kepuasan Masyarakat belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh


dan kontinyu oleh seluruh SKPD pemberi layanan kepada masyarakat

Analisis Beban Kerja (ABK) belum dipahami oleh semua instansi di Kabupaten Bantul,
sehingga dalam pelaksanaannya masih mengandalkan peran dari tim ABK Kabupaten
Bantul

Kegiatan monitoring dan evaluasi SPM ada sedikit kendala yaitu13 SKPD yang sudah
memiliki data dasar, tidak diikuti dengan penjabaran kegiatan dan anggaran

2.

Pendidikan
Masih ada sebagian anak usia sekolah Bantul bersekolah di luar Bantul
Masih adanya prasarana pendidikan belum sesuai Standar Prasarana Pendidikan
(kekurangan ruang kelas beserta meubelairnya dan ruang belajar lainnya, misalnya
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang TI, dan lain-lain)

II-131


Belum semua pendidik bersertifikat pendidik profesional dan masih ada pendidik yang
kualifikasi pendidikannya belum S1/D4
Masih rendahnya kesejahteraan bagi GTT dan PTT
Masih ada guru yang beban mengajarnya belum memenuhi standar minimal 24 jam per
minggu
3.

Kesehatan

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi dikarenakan masih kurangnya


pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara
pencegahan selama kehamilan, bersalin dan nifas serta perawatan kesehatan dan cara
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam penanganan kegawatdaruratan

Penyakit TBC di Kabupaten Bantul masih perlu diwaspadai. Penemuan kasus BTA positif
masih menjadi masalah di Kabupaten Bantul. Angka penemuan kasus selalu di bawah
standar nasional, DIY, dan Kabupaten Bantul yaitu 70%

Terkait dengan kasus DBD, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Bantul memang
masih belum optimal yakni kurang dari angka yang diharapkan (95%). Kondisi ini tidak
terlepas dari kesadaran masyarakat yang masih perlu ditingkatkan dalam kegiatan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk). Tampaknya masih diperlukan upaya-upaya
pendampingan dari Pemerintah Kabupaten untuk kegiatan PSN tersebut disamping
secara simultan dilakukan edukasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam
PHBS

Kondisi gedung Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) masih kurang dari persyaratan, yaitu
500 m2. Gedung yang ada saat ini seluas 340 m2, padahal obat yang disimpan sangat
banyak jumlah dan jenisnya

Sistem asuransi jaminan kesehatan belum mencakup seluruh masyarakat. Pada tahun
2014 diharapkan semua penduduk di Kabupaten Bantul mempunyai jaminan kesehatan
atau universal coverage.

Peraturan di tingkat pusat yang sangat dinamis menyebabkan aturan-aturan yang


berkaitan dengan regulasi/ perizinan kesehatan cepat berubah. Dinkes mengalami
kesulitan dalam proses pemberian izin, pembinaan, pengawasan dan pengendalian

Pengembangan rumah sakit sesuai standar yang telah ditetapkan membutuhkan


anggaran yang cukup besar

Kurangnya ruang perinatal yang mengakibatkan BOR di atas 100%

II-132


4.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Sinergitas / keterpaduan kerja bersama di berbagai sektor pembangunan belum dapat
berjalan dengan baik karena masih adanya ego sektoral
Kurang optimalnya dukungan Pemerintah dalam pengembangan IPTEK
Adanya kesenjangan teknologi yang dihasilkan oleh sumber penghasil teknologi
(Perguruan Tinggi, Balai-balai Penelitian) dengan pengguna (masyarakat)
KKN Tematik yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi belum maksimal dalam transfer
IPTEK, sehingga hasil penelitian yang dilakukan oleh PT banyak yang belum bisa
diterapkan di masyarakat dengan baik
Tingkat kesadaran masyarakat masih kurang merata dalam pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK,
Corporate Social Responsibility (CSR) belum terintegrasi dan mengutamakan
kepentingan bisnis semata

5.

Pengentasan kemiskinan dan penanganan desa tertinggal

Lemahnya institusi pengelola program pengentasan kemiskinan

Kebijakan penggunaan data basis keluarga miskin belum secara operasional


dipergunakan sebagai intervensi pengentasan kemiskinan

Belum ada mekanisme dan sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan
kemiskinan

Dukungan anggaran operasional pengentasan kemiskinan yang masih terbatas

Keterbatasan petugas lapangan (PLKB)

Belum adanya panti di wilayah Kabupaten Bantul yang dikelola oleh Dinas Sosial

Adanya dua data kemiskinan maka sulit untuk menentukan sasaran penurunan angka
kemiskinan

Jumlah penganggur masih relatif tinggi sementara lapangan kerja dan peluang kerja
sangat terbatas

Belum optimalnya networking pasar tenaga kerja

Kompetensi SDM tenaga kerja masih rendah

Belum optimalnya pengelolaan transmigrasi baik di tingkat pusat maupun daerah

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial cenderung mengalami kenaikan dan


penanganan masalah sebagian besar masih dilaksanakan oleh pemerintah

II-133


6.

Pertanian dalam arti luas

Masih rendahnya penggunaan benih berlabel pada tanaman hortikultura

Masih terbatasnya kelompok penangkar yang memproduksi calon benih

Masih rendahnya penerapan teknis budidaya mengacu pada Good Agriculture Practice
(GAP)/Standard Operational Procedure (SOP)

Produk pertanian mempunyai sifat mudah rusak dan harga fluktuatif

Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk organik masih rendah

Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian

Penurunan kesuburan lahan akibat pemupukan anorganik yang berlebih

Permainan harga saat panen dalam hal ini pada komoditas perkebunan khususnya
tembakau

Kekurangan tenaga petugas peternakan yang ada di lapangan (kecamatan)

Keterbatasan kemampuan Sarana Prasarana Lab. Type C Kab. Bantul, sehingga tidak
seluruh sample dapat di periksa di Lab. Type C

Pelaksanaan vaksinasi pada ayam buras tidak efektif, karena banyak yg tidak
dikandangkan atau tidak punya kandang

Banyak unggas yang terpapar penyakit karena kurangnya kebersihan lingkungan

Masih ada sebagian masyarakat petani yang masih rendah rasa memiliki terhadap
jaringan dan bangunan irigasi

Masih adanya masyarakat pemakai air yang ketaatannya rendah terhadap aturan yang
disepakatinya (AD-ART P3A/GP3A) dan aturan perundangan yang ada

Masih sedikitnya tenaga lapangna (juru pengairan, penjaga bending, pekerja saluran)
karena banyak yang pensiun

Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan terhadap salah satu sumber


karbohidrat yakni beras, sebagai makanan pokok.

Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan konsumsi pangan (nabati dan hewani)


produk impor seperti daging, terigu serta menurunnya konsumsi pangan lokal.

Belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan gizi sesuai dengan Pola
Pangan Harapan (PPH) ideal dengan skor 100.

Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada saat musim panen raya,
musim paceklik dan menjelang hari besar nasional.

Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus kurang/gizi
buruk di wilayah tertentu.
II-134

Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, berimbang dan belum
memenuhi kaidah-kaidah kesehatan.

Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutu dan keamanannya
sebagai konsekuensi dari adanya peningkatan pendapatan masyarakat.

Pemantauan situasi pangan masyarakat belum dilakukan secara periodik dan


berkelanjutan.

Masih terbatasnya sarana dan penegakan hukum peredaran distribusi pangan.

Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan antar provinsi.

Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahan pangan karena


kemiskinan.

Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap keamanan pangan.

Kurang mantapnya kelembagaan penyuluhan dan belum terpenuhinya kebutuhan satu


desa satu penyuluh.

Sinergi lintas sektor pelaku penyuluhan masih kurang optimal.

Belum terpenuhinya standar minimal sarana prasarana penyuluh.

Belum optimalnya perubahan perilaku petani terhadap pembangunan pertanian.

Pengkajian dan penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi belum dilaksanakan secara
optimal.

Akses pasar produk perikanan masih rendah

Kurangnya koordinasi terpadu antar SKPD terkait maupun dengan Dislautkan Propinsi
DIY

Penangkapan ikan di laut sangat tergantung pada kondisi alam

Kesadaran masyarakat pesisir untuk melaksanakan kegiatan konservasi baik konservasi


vegetasi pesisir, satwa langka, maupun ekosistem masih rendah

7.

Ketersediaan bibit perikanan yang masih terbatas

Belum adanya Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED)

Belum adanya peta potensi energi terbarukan

Belum terdatanya potensi bahan nabati untuk biodiesel

Industri kecil dan koperasi

Kurang optimalnya pengembangan beberapa titik sentra khususnya di kawasan GMT


(Gabusan,Manding, Tembi) dan Kajigelem (Kasongan, Jipangan, Gendeng, Lemah Dadi)

Masih kurangnya wirausaha / entrepreneur

II-135

Banyak perajin yang masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan industrinya


baik dalam hal teknis maupun non teknis

Terbatasnya kemampuan SDM dalam bidang koperasi

Manajemen koperasi belum berjalan optimal

Kurangnya akses informasi dan teknologi

Rendahnya partisipasi dan loyalitas anggota koperasi

Persaingan koperasi dengan badan usaha lain

Hak cipta perajin belum terlindungi

Belum lengkapnya sarana dan prasarana kawasan peruntukan industri

Belum optimalnya penataan manajemen dan organisasi koperasi

Terbatasnya permodalan koperasi

Belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi

Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih bergantung dari
daerah lain (misalnya kayu, kulit bambu, dan lain-lain).

8.

Pengujian limbah industri tidak bisa dilaksanakan sendiri

Kurang optimalnya seleksi calon penerima bantuan modal usaha dan peralatan bagi IKM

Perdagangan dan pasar tradisional

Fasilitasi umum dan lainnya yang ada di pasar banyak yang tidak memadai (masih
terkesan negatif bahwa pasar itu sebagai tempat yang kotor, kumuh, semrawut dan
keamanan tidak terjamin)

Tumbuhnya toko-toko modern (Mall, Super market, Hyper market dll) , pedagang kecil
terdesak oleh pasar modern

Bertambahnya jumlah pedagang dari waktu ke waktu, sehingga terjadi gesekan dan
persaingan usaha yang mengorbankan kualitas barang yang dijual

Masih banyak barang-barang beredar di pasar, toko, swalayan yang tidak memenuhi
standar mutu atau melanggar UU-PK

Belum ada fasilitas untuk uji laboratorium bila ada barang yang dianggap
membahayakan terhadap keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan

Kebutuhan tempat berjualan semakin besar sehingga banyak pedagang yang asal
berjualan di lorong dan di depan pasar (tidak beraturan)

Masih banyaknya para pemilik modal swasta (rentenir) yang beroperasi di pasar,
sehingga banyak pedagang kecil yang terbelit hutang

II-136

Terbatasnya kemampuan SDM dalam hal ekspor impor

Terbatasnya informasi mengenai trend pasar dan informasi kebijakan pemerintah

Perajin kurang mengoptimalkan Pasar seni Gabusan

Kelengkapan fasilitas di PSG untuk menambah daya tarik pengunjung relatif kurang

Pengelolaan Sistem Resi Gudang yang ditunjuk belum memiliki sertifikat BAPPEPTI

Sarana pengeringan belum sesuai standart lingkungan

Aksebilitas petani ke SRG kurang maksimal

Terbatasnya informasi / data tanah yang siap untuk calon investor

Terbatasnya kerjasama penyampaian informasi potensi investasi di Kabupaten Bantul

Kebijakan dan kewenangan persetujuan penanaman modal, khususnya PMA, masih


berada di pusat (BKPM)

Rendahnya tingkat kepatuhan investor untuk menyampaikan laporan kegiatan


penanaman modal (LKPM) sehingga kurang informasi mengenai permasalahan yang
dihadapi perusahaan

Sarana prasarana dan bahan promosi masih terbatas

Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia dengan spesifikasi dalam


penyusunan project investasi

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang keamanan penggunaaan barang dan mutu


barang

Banyaknya event pameran potensial yang tidak dapat diikuti karena alokasi anggaran
pameran terbatas

9.

Sistem resi gudang belum dikenal luas oleh masyarakat, khususnya petani

Masih lemahnya manajemen pasar tradisional

Pariwisata

Keterbatasan SDM,sarana dan prasarana pengembangan kebudayaan

Pengembangan dan pelestarian situs budaya, dan benda sejarah purbakala belum
optimal

Fungsi dan penataan lahan kawasan pantai selatan belum optimal

Sebaran kunjungan wisatawan belum merata, masih terkonsentrasi ke parangtritis

Belum semua kawasan pariwisata memiliki rencana pengembangan secara konseptual

Aktualisasi konsep dasar wisata dan sapta pesona di destinasi pariwisata belum optimal

II-137

Masih perlunya peningkatan pengelolaan terhadap aset- aset budaya dan BCB yang ada
di Kabupaten Bantul

Sejauh ini sangat dirasakan rendahnya pemahaman masyarakat tentang perlunya


pelestarian situs budaya dan seni budaya sebagai aset budaya daerah

Kualitas kelompok seni tradisional belum memadai dalam mendukung pengembangan


pariwisata

Peran dari generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni dan budaya daerah
pun dirasa masih kurang dan belum optimal

10.

Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana

Kondisi geografi Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan
rawan banjir, pada musim kemarau sulit air

Potensi sumber air yang belum dapat dapat dimanfaatkan secara optimal

Pengetahuan dan kesadaran sebagian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang


baik masih rendah, sehingga sampah banyak menyumbat saluran pembuang dan
pembawa

Perlu gudang logistik untuk buffer stock bantuan bencana

Kerusakan pesisir dan laut akibat abrasi pantai

Pencemaran air, permasalahan sampah, kerusakan lahan dan perubahan iklim global

Adanya pencemaran lingkungan akibat dampak usaha/kegiatan

Sumber daya manusia dirasakan belum memadai dari sisi kompetensi dan kuantitas

Peralatan dan kendaraan dipandang belum lengkap dan jumlahnya terbatas

Pendanaan untuk pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana masih sangat
terbatas

Penurunan kualitas air sungai dan udara yang disebabkan oleh kegiatan/usaha yang
berpotensi menimbulkan pencemaran

Beberapa parameter kualitas air sungai masih melebihi baku mutu air kelas II seperti
kandungan bakteri coli, BOD, COD, DO, Phospat, Sulfur, dan minyak lemak

Beberapa parameter kualitas udara ambien masih melebihi baku mutu udara ambien dan
baku mutu kebisingan

Aturan pengelolaan limbah belum seluruhnya ditaati oleh para pelaku usaha

Belum semua pelaku usaha melaporkan dokumen pengelolaan lingkungan (Rencana


Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan/RKL dan RPL) secara
rutin sesuai aturan yang berlaku
II-138

Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya dengan prinsip 3R


masih rendah

11.

Terjadinya perubahan iklim global yang disebabkan efek gas rumah kaca (GRK)

Infrastruktur, penataan ruang dan permukiman

Aksebiltas wilayah dalam kabupaten belum merata

Akses keluar wilayah kabupaten belum optimal

Kesemrawutan dan kemacetan di pusat kota

Overload-nya volume lalulintas

Terjadinya kesenjangan spasial antara wilayah utara, tengah dan selatan

Buruknya pelayanan transportasi di terminal

Penyalahgunaan ruas-ruas jalan

Angkutan barang dengan kendaraan besar masuk ke pusat kota mengakibatkan


gangguan lalilintas dan permasalahan parker

Seluruh wilayah belum terlayani angkutan umum secara merata

Angkutan barang dengan kendaraan besar masuk pusat kota mengakibatkan gangguan
lalulintas dan permasalahan parkir

Karena keterbatasan anggaran maka pemeliharaan jalan tidak dapat menjangkau


seluruh jalan kabupaten yang mengalami kerusakan

Tingkat kemiringan tanah yang berbeda-beda menyebabkan tidak semua rumah dapat
dijangkau sambungan air limbah komunal

Belum adanya payung hukum dalam pengelolaan limbah komunal di Panggungharjo


yang masuk ke IPAL sehingga belum ada retribusi yang masuk

Terbatasnya debit air irigasi yang tersedia sebagai konsekuensi logis posisi Kabupaten
Bantul yang berada pada paling hilir dari satuan lahan alluvial Gunung Api Merapi

Kurangnya kesadaran menjaga kelestarian jaringan

Belum optimalnya partisipasi GP3A/P3A dalam mengelola jaringan utama

Kurangnya kesadaran penerapan pembagian air berkeadilan

Kurang lengkapnya sarana pembagian air

Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan rawan banjir

Kurangnya tenaga teknis lapangan, karena banyak yang pensiun

Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat mengakibatkan terdapatnya sampah yang


menyumbat saluran pembuang dan pembawa

II-139

Belum semua RDTRK kecamatan sesuai dengan peraturan penataan ruang yang baru

Belum seluruh amanat pasal-pasal dalam Perda RTRW dijabarkan dalam aturan-aturan
yang lebil detail

Belum semua kawasan cepat tumbuh dan strategis memiliki dokumen perencanaan yang
lebih detil (DED, Master Plan, RTR)

Dokumen tata ruang Kabupaten Bantul belum dapat dipahami oleh sebagian
masyarakat, dunia usaha, swasta maupun stakeholder

Kebutuhan akan rumah yang terus meningkat berakibat meningkatnya alih fungsi lahan,
khususnya pertanian ke lahan non pertanian di Kabupaten Bantul

Kawasan permukiman kumuh masih dijumpai di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah


perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Munculnya kawasan kumuh tersebut disebabkan
karena infrastruktur dasar yang ada belum memenuhi baik secara kuantitas maupun
kualitas

Program BSPS belum dapat menjangkau MBR di seluruh wilayah Kabupaten Bantul

Kelembagaan menangani perumahan masih setingkat eselon IV

II-140

BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dari pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan.
Nilai tambah PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2011 sebesar Rp 10,03 triliun atas dasar harga berlaku
dan Rp 4,18 triliun atas dasar harga konstan Tahun 2000. Dari nilai tambah PDRB harga konstan
tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2011 mencapai 5,27%
sedangkan Tahun 2010 sebesar 4,97%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian
Kabupaten Bantul relatif stabil. Pada Tahun 2011 ini terlihat semua sektor mengalami pertumbuhan
positif dengan andil terbesar sektor perdagangan hotel dan restoran sedangkan andil terkecil sektor
penggalian. Akibat adanya erupsi gunung merapi di Kabupaten Sleman mengakibatkan permintaan
konsumen terhadap beberapa bahan gol C di Kabupaten Bantul beralih memilih pasir yang berasal
dari gunung merapi dari pada pasir yang berasal dari sungai progo sehingga mengakibatkan sektor
penggalian secara agregat pada tahun ini mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini dibuktikan
dengan melambatnya sektor ini pada Tahun 2011 sebesar 0,14 persen (Tabel 3.1) dibanding Tahun
2010 yang tumbuh sebesar 2,07 persen.
Tabel 3.1.Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha (Persen)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Lapangan Usaha
Pertanian
Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan
RRRRRestoranRestoran
Pengangkutan
dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
PPerusahaan
Jasa-jasa
PDRB

Tahun 2011
1,85
0,14
4,99
4,63
6,26
6,92
7,30
7,75
6,42
5,27

Andil pertumbuhan Th 2011


0,43
0,00
0,81
0,04
0,72
1,38
0,53
0,49
0,86
100,00

Sumber: BPS, 2012


Sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Tahun 2011 adalah
pertanian; perdagangan, hotel dan restoran, industri serta jasa-jasa. Kontribusi sektor pertanian
dalam pembentukan PDRB Tahun 2011 ini paling besar yaitu 22,76%. Angka ini juga
menggambarkan bahwa mayoritas penduduk Bantul masih menggantungkan pada sektor pertanian
walaupun prosentasenya semakin menurun. Hal ini dimungkinkan karena tingginya alih fungsi lahan
III-1

pertanian. Adapun kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan yaitu
dari 19,76% pada tahun 2009 menjadi 20,22% pada Tahun 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan dari sumbangan sub sektor restoran. Sektor pengangkutan dan kominukasi juga
mengalami peningkatan yang cukup bagus yaitu dari 7,09% pada tahun 2009 menjadi 7,38% pada
Tahun 2011. Sumbangan sub sektor angkutan jalan raya maupun sub sektor pos dan
telekomunikasi memberikan andil dalam peningkatan sektor ini. Pertumbuhan perekonomian daerah
secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berikut :
Tabel 3.2.PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
No

Lapangan Usaha

1
2
3
4
5
6
7

Pertanian
Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan
Pengangkutan dan
Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

8
9

PDRB

Th 2009
(%)

PDRB

Th 2010
(%)

PDRB

Th 2011*
(%)

24,32
0,95
16,16
0,91
11,49
19,76
7,09

919.417
350783
610.781
34.448
434.409
746.833
268.145

933.260
36.525
647.939
36.289
454.480
789.789
287.236

23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
7,24

950.491
36.576
680.271
37.969
482.930
844.427
308.199

22,76
0,88
16,29
0,91
11,56
20,22
7,38

6,11

230.768

252.015

6,35

271.556

6,50

13,21
100,00

499.364
3.779.948

530.397
3.967.92

13,37
100,00

564.448
4.176.86

13,51
100,00

Sumber: BPS, 2012


Sementara itu struktur ekonomi Kabupaten Bantul masih didominasi oleh sektor pertanian karena
mampu menghasilkan nilai tambah paling besar. Terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari primer
ke sekunder maupun tersier menunjukkan perkembangan yang positif terhadap pembangunan di
Kabupaten Bantul (Gambar 3.1). Pergeseran tiga sektor tersebut adalah sektor primer yang terdiri
dari lapangan usaha pertanian dan penggalian. Sektor sekunder terdiri dari lapangan usaha industri
pengolahan; listrik, gas, air bersih; dan bangunan. Sektor tersier terdiri dari lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, jasa
perusahaan; dan jasa-jasa.

III-2

Gambar 3.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011

Sumber : BPS 2012


Perekonomian di Kab. Bantul ditopang oleh 3 sektor, yaitu: pertanian, perdagangan hotel restoran
serta industri pengolahan. Ketiga sektor tersebut menyumbang 59,27% dari total Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Bantul Tahun 2011. Dampak penguatan ekonomi lokal diharapkan
mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami
peningkatan dari 5.27% pada Tahun 2011 menjadi 5,42% pada tahun 2012. Dengan memperhatikan
kondisi riil perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2011 dan sasaran perekonomian daerah tahun
2012 serta penguatan daya tahan ekonomi, peningkatan daya saing produk melalui diversifikasi
pasar tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk serta peningkatan dan
perluasan kesejahteraan rakyat maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 diharapkan
meningkat, yaitu dari 5,42% (2012) menjadi 5.66% (2013).
Dengan adanya program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat yang miskin,
tetap bisa menjangkau antara lain dengan Jamkesmas, program keluarga harapan, PNPM, BOS dan
raskin, dapat mendorong pertumbuhan investasi sehingga kebutuhan investasi diharapkan
meningkat :
Pertumbuhan investasi PMA meningkat dari Rp 555.205.911.283,92 pada tahun 2012
menjadi Rp 565.882.948.039,00 pada tahun 2013
Pertumbuhan investasi PMDN meningkat dari Rp 180.445.600.020,00 pada tahun 2012
menjadi Rp 183.983.137.541,00 pada tahun 2013

III-3

Pertumbuhan investasi Pemerintah meningkat dari Rp 99.049.447.665,00 pada tahun


2012 menjadi Rp 100.408.592.300,63 pada tahun 2013
Pertumbuhan investasi masyarakat meningkat dari Rp 39.027.866.936,00 pada tahun
2012 menjadi Rp 41.759.817.622 pada tahun 2013
3.1.2. Inflasi
Laju inflasi tahun kalender Kabupaten Bantul bulan Januari hingga Desember 2011 mencapai 3,73
persen, atau sama dengan besaran laju inflasi secara tahunan. Laju Inflasi Kabupaten Bantul ini
lebih rendah daripada laju inflasi DIY (3,88%) dan Nasional (3,79%). Dari tujuh kelompok
pengeluaran yang dipantau harganya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih rendah dibandingkan dengan kota Yogyakarta maupun
nasional, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih tinggi dibandingkan dengan kota Yogyakarta dan nasional.
lnflasi Tahun 2011 sebesar 3,73 persen termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10%
per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. Perkembangan Inflasi Kabupaten
Bantul dari Tahun 2007 sampai 2011 dapat dilihat pada gambar berikut:

III-4

Gambar 3.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Nasional
Tahun 2007 - 2011

Polemik harga BBM awal April lalu berpengaruh pada kondisi perekonomian sejumlah daerah.
Ketidakpastian kebijakan BBM subsidi dalam enam bulan ke depan dinilai menyulitkan kalkulasi
bisnis terhadap harga-harga barang. Hal ini dinilai akan berdampak pada kondisi perekonomian
secara nasional maupun regional termasuk kondisi ekonomi Kabupaten Bantul. Jadi naik tidaknya
harga BBM subsidi menjadi satu tekanan inflasi. Ketidakpastian ini menganggu kalkulasi usaha
sehingga harga-harga cenderung ditarik keatas untuk antisipasi kenaikan tersebut. Faktor inilah
yang kemungkinan dapat menjadi salah satu pendorong inflasi di Tahun 2012 diprediksi menjadi
sebesar 4,85%. Sementara pada ahun 2013 diharapkan inflasi menurun menjadi 4,7%. Hal ini terkait
karena sudah adanya kepastian mengenai harga BBM dan adanya upaya-upaya pemerintah daerah
dalam menjaga stok kebutuhan bahan pangan melalui pemberdayaan kemampuan lokal.
3.1.3. Kemiskinan
Angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah 15,02%. Angka ini lebih baik
daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar 15,37%.
Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam RKPD
Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka
penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan
beban KK Miskin, penguatan kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta
pengorganisasian masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini
III-5

tercermin dari semakin berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin. Melalui program-program
tersebut diharapkan tingkat kemiskinan Kabupaten Bantul cenderung menurun pada tahun 2012
menjadi 12% dan pada tahun 2013 turun menjadi 11%.
Tabel 3.3 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Jumlah KK
Jumlah KK
Jumlah Jiwa
Tahun
%
Jumlah Jiwa Total
Total
Miskin
Miskin
2010
256.463
41.480
16,17
842.928
129.614
2011
258.294
40.321
15,61
848.608
127.479
Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012

3.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1.

Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

%
15,37
15,02

Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian
daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan
kedalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:

III-6

Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2010 s.d tahun 2014
Jumlah
NO

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)

Proyeksi /Target pada


Tahun 2014 (Prediksi
RKPD)

Uraian

Realisasi Tahun
2010
3

Pendapatan asli daerah

81,637,099,293.07

128,900,086,173.41

121,593,861,804.75

110,261,028,000.00

153,135,225,088,80

155,076,066,766.96

1.1.1

Pajak daerah

16,541,249,955.00

35,068,591,776.50

32,090,346,562.11

27,657,953,000.00

54,681,358,321.90

56,622,200,000.06

1.1.2

Retribusi daerah
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah

15,978,422,097.00

17,798,603,458.00

21,512,622,590.00

70,046,365,000.00

23,663,884,849.00

26,030,273,333.90

7,424,932,057.58

7,290,930,553.75

7,753,663,652.64

8,236,828,000.00

8,529,030,017.90

9,381,933,019.69

41,692,495,183.49

68,741,960,385.16

60,237,229,000.00

4,319,882,000.00

66,260,951,900.00

72,887,047,090.00

688,676,566,702.00

717,123,249,859.00

868,175,052,089.00

787,249,497,000.00

868,175,052,089.00

943,459,120,563.18

54,598,729,702.00

46,143,222,859.00

36,859,018,089.00

43,752,298,000.00

36,859,018,089.00

35,339,628,163.18

1.2.2

Dana perimbangan
Dana bagi hasil
pajak/Bagi hasil bukan
pajak
Dana alokasi umum

573,512,337,000.00

625,060,827,000.00

768,034,584,000.00

681,275,073,000.00

768,034,584,000.00

844,838,042,400.00

1.2.3

Dana alokasi khusus

60,565,500,000.00

45,919,200,000.00

63,281,450,000.00

62,222,126,000.00

63,281,450,000.00

63,281,450,000.00

1
1.1

1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1

Realisasi Tahun
2011

Tahun Berjalan Th.


2012

III-7

Jumlah
NO

1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5

Uraian

Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
Hibah
Dana darurat
Bagi hasil pajak dari
provinsi dan dari
pemerintah daerah
lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
provinsi pemerintah
daerah lainnya**)
JUMLAH PENDAPATAN
DAERAH (1.1 +1.2+1.3)

Realisasi Tahun
2010

Realisasi Tahun 2011

Tahun Berjalan Th.


2012

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)

Proyeksi /Target pada


Tahun 2014 (Prediksi
RKPD)

216,553,236,368.00

334,527,406,400.00

205,576,127,330.00

107,246,946,000.00

203,076,127,330.00

211,145,807,430.00

17,169,480,000.00

5,000,000,000.00

21,476,964,000.00

42,558,702,674.00

53,144,140,000.00

50,331,810,000.00

43,178,077,000.00

52,831,810,000.00

60,901,490,100.00

18,395,631,000.00

243,734,530,400.00

141,403,889,400.00

27,182,893,000.00

141,403,889,400.00

141,403,889,400.00

138,429,422,694.00

37,648,736,000.00

8,840,427,930.00

15,409,012,000.00

8,840,427,930.00

8,840,427,930.00

986,866,902,363.07

1,180,550,742,432.41

1,195,345,041,223.75

1,004,754,471,000.00

1,224,386,404,507.80

1,309,680,994,760.14

Sumber : DPPKAD, 2012

III-8

3.2.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah


Sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD, meliputi: Pendapatan pajak daerah,
Pendapatan retribusi daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
Lain-lain PAD yang sah, sedangkan Dana perimbangan, terdiri dari: Dana Bagi Hasil Pajak, Dana
Bagi Hasil Buka Pajak (Sumber daya Alam), Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana
Penyesuaian. Lain-lain Pendapatan yang sah, meliputi: dana hibah, dana darurat, bagi hasil pajak
dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya.
Berdasarkan realisasi dan proyeksi pendapatan daerah serta pertimbangan kemungkinan kebutuhan
pendanaan dimasa mendatang, selanjutnya dirumuskan kebijakan yang terkait langsung dengan
pos-pos Pendapatan Daerah dalam APBD. Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi:
a. Melaksanakan kewenangan pengelolaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB
P2) dimulai Tahun 2013
b. Kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun anggaran
berkenaan, dengan meningkatkan optimalisasi sumber-sumber pendapatan, sehingga perkiraan
besaran pendapatan dapat terealisasikan dan sedapat mungkin mencapai lebih dari yang
ditargetkan.
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang wajib dikeluarkan,
antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi,
belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang
bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib
dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja
langsung setiap SKPD.
Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan kepada provinsi dan
kabupaten/kota/pemerintah desa, serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan
berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung. Berdasarkan hasil analisis dan
perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah
dalam 3 (tiga) tahun terakhir, arah kebijakan yang terkait dengan belanja daerah, serta target
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, selanjutnya dituangkan dalam tabel sebagai berikut:

III-9

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja DaerahTahun 2010 s.d Tahun 2014
Jumlah
NO

Uraian

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)

Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)

Proyeksi /Target
pada Tahun 2014
(Prediksi RKPD)

7
888,145,848,196.72
828,489,806,506.00

9
932,835,032,025.72
865,178,990,335.00

51,506,911.97

51,506,911.97

13,704,351,950.00
15,278,080,000.00

6
860,553,592,235.00
802,223,163,835.00
120,145,200.00
462,865,000.00
25,795,408,000.00

15,641,526,500.00
2,979,300,000.00

15,641,526,500.00
2,979,300,000.00

Realisasi Tahun
2010

Realisasi Tahun
2011

Tahun Berjalan Th.


2012

3
725,484,515,717.49
640,523,590,297.00
65,234,566.49

4
817,126,901,965.97
723,599,430,041.00
51,506,911.97

5
880,309,449,263.75
802,223,163,835.00
120,145,200.00

17,408,153,945.00
32,612,761,782.00

23,888,751,500.00
36,168,122,552.00

1
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5

2
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja pegawai
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial**

2.1.6

Belanja bagi hasil kepada


Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintah Desa*

1,776,309,327.00

1,906,274,600.00

1,949,182,600.00

1,952,010,200.00

1,949,182,600.00

1,949,182,600.00

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada


Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintahan Desa*

29,751,529,000.00

30,446,501,000.00

43,475,171,500.00

28,000,000,000.00

35,475,171,500.00

43,475,171,500.00

2.1.8

Belanja tidak terduga

3,346,936,800.00

1,066,315,361.00

3,559,354,178.75

2,000,000,000.00

3,559,354,178.75

3,559,354,178.75

286,872,331,518.00

334,808,689,124.00

317,721,196,960.00

251,828,525,000.00

378,941,921,209.00

1,012,356,847,235.49

1,151,935,591,089.97

1,198,030,646,223.75

1,112,382,117,235.00

1,267,087,769,405.72

1,321,364,698,436.72

(25,489,944,872.42)

28,615,151,342.44

(2,685,605,000.00)

(107,627,646,235.00)

(42,701,364,897.92)

(11,683,703,676.58)

2.2

BELANJA LANGSUNG
TOTAL JUMLAH BELANJA
SURPLUS/(DEFISIT)

388,529,666,411.00

Sumber : DPPKAD 2012


**Termasuk dana bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya ( sebesar 1 M ).

III-10

3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah


Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa
lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian
pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang
yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad
pinjaman.
Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan
yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada
kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan
berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok
utang dan penyertaan modal.
Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah dan realisasi serta
proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dalam 3 (tiga) tahun terakhir,
proyeksi/target tahun rencana serta 1 (satu) tahun setelah tahun rencana dalam rangka perumusan
arah kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah disajikan dalam bentuk tabel dengan format
sebagai berikut:

III-11

Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2010 s.d Tahun 2014
Jumlah
No
1
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6

3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4

Jenis Penerimaan dan


Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
2
Penerimaan pembiayaan:
Sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya
(SILPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
Pengeluaran pembiayaan:
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi)
daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO

Tahun Berjalan 2012


5

Proyeksi/Target
Tahun 2013 (RPJMD)
6

Proyeksi/Target
Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
7

Proyeksi/Target
Tahun 2014
(Prediksi RKPD)
9

35,107,747,060.89

16,900,836,000.00

42,569,449,400.00

48,791,087,955.57

18,970,875,940.55

61,043,922,609.57

35,107,747,060.89

16,900,836,000.00

42,569,449,400.00

48,791,087,955.57

18,970,875,940.55

1,000,000,000.00

2,000,000,000.00

Realisasi Tahun
2010
3

Realisasi Tahun
2011
4

61,043,922,609.57

281,000,000.00

4,000,000,000.00

14,100,000,000.00

5,000,000,000.00

4,974,492,057.73

5,171,941,263.50

115,230,676.26
50,000,000.00

115,230,676.26
-

115,231,000.00
-

115,231,000.00
-

115,231,000.00

115,231,000.00

446,230,676.26

4,115,230,676.26

14,215,231,000.00

5,115,231,000.00

6,089,723,057.73

7,287,172,263.50

60,597,691,933.31

30,992,516,384.63

2,685,605,000.00

37,454,218,400.00

42,701,364,897.84

11,683,703,677.05

Sumber : DPPKAD, 2012

III-12


BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.Tujuan
akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi. Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Bantul mangacu pada
visi dan misi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015. Visi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015 adalah Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan Agamis sedangkan misi
RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah:
a. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik;
b. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak
mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan
masyarakatyang responsif gender;
d. Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan penataan ruang
dan pelestarian lingkungan.
Hubungan misi, tujuan, dan sasaran daerah Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Daerah Kab. Bantul
Misi
1. Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah menuju
tata kelola
pemerintahan
yang empatik

Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas
birokrasi pemerintah
menuju tata kelola
pemerintah yang empatik

1.

2.
3.

2. Meningkatkan kualitas
pelayanan publik dengan
penyederhanaan
pelayanan

1.
2.
3.

Sasaran
Meningkatnya kapasitas dan
profesionalisme aparatur pemerintah
daerah dan desa serta lembaga
pemerintah
Meningkatnya transparansi, efektifitas
dan efisiensi birokrasi
Meningkatnya kemampuan
pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
Penyingkatan waktu penyelesaian ijin
Penyingkatan waktu penyelesaian
pengaduan


Misi

Tujuan
4.

2. Meningkatkan
kualitas hidup
rakyat menuju
masyarakat
Bantul yang
sehat, cerdas,
berakhlak
mulia,dan
berkepribadian
Indonesia
dengan
memperhatikan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi

3. Menciptakan keamanan
dan ketertiban
masyarakat

1.

4. Mewujudkan
pembebasan tanah untuk
pembangunan
infrastruktur daerah
1. Meningkatkan kuantitas
dan kualitas pelayanan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi masalah
kesehatan dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
3. Meningkatkan jumlah
penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan
4. Meningkatkan kualitas
program wajib belajar 12
tahun yang meliputi
layanan pendidikan baik
pada jenjang prasekolah, pendidikan
dasar, maupun
pendidikan menengah
yang bermutu, relevan,
dan berkesetaraan
dengan memperhatikan
kearifan lokal
5. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pengembangan
pendidikan baik jalur
formal, non formal,
maupun informal

1.

2.

Sasaran
Meningkatnya indeks kepuasan
masyarakat (IKM)
Terciptanya kepastian hukum dan
ketertiban masyarakat
Meningkatnya pemahaman prinsipprinsip dasar hukum dan HAM
Tersedianya sarana berupa tanah
untuk pembangunan fasilitas
kepentingan umum dan pemda

1. Meningkatnya kualitas pelayanan


kesehatan
2. Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
1. Meningkatnya Desa Siaga kategori
baik (Purnama dan Mandiri)
2. Meningkatnya prosentase rumah dan
lingkungan sehat

1. Semua penduduk memiliki jaminan


kesehatan
1. Meningkatnya kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas perpustakaan
3. Meningkatnya sekolah berkualitas

1. Meningkatnya jumlah lembaga


pendidikan non formal dan informal


Misi

Tujuan
6. Meningkatkan kualitas
kepemudaan & olahraga

1.

2.
7. Mengembangkan
pemanfaatan ilmu dan
teknologi

1.
2.

3.
4.
5.
6.

3. Meningkatkan
kesejahteraan
rakyat melalui
peningkatan
kualitas
pertumbuhan
ekonomi,
pemerataan
pendapatan
berbasis
pengembangan
ekonomi lokal,
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang responsif
gender

8. Memantapkan fungsi dan


peran agama dalam
pembangunan

1.

1.

1.

2.

3.

4.

Pencapaian
pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan
berkesinambungan.
Meningkatkan Mutu
Konsumsi pangan dan
Ketersediaan Pangan

Meningkatkan kualitas
perlindungan terhadap
petani, peran serta
petani, dan
pengembangan program
usaha tani
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana
dan prasarana
pendukung ekonomi

2.

Sasaran
Meningkatkan prestasi pemuda Kab.
Bantul di Bidang Olahraga secara
kuantitaif dan kualitatif
Meningkatnya kualitas pemuda dan
olahragawan professional
Meningkatnya kualitas database
dalam format digital di semua sektor
Pengembangan Sistem Informasi yang
berbasisTeknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Tersedianya informasi melalui media
massa
Pengembangan teknologi tepat guna
Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah
Penyusunan Rencana Umum Energi
Daerah (RUED)
Meningkatnya jumlah DBKS, KST,
PPS
Meningkatnya kualitas pelayanan
kehidupan beragama
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
daerah dan pemerataan pendapatan

1. Mempermudah akses dan sarana


distribusi pangan serta akses sarana
dan prasarana produksi pertanian
serta perikanan dan kelautan
2. Meningkatnya produksi bahan pangan,
pertanian, peternakan dan perikanan
serta agropolitan
1. Terkendalinya laju alih fungsi lahan
pertanian
2. Meningkatnya program usaha tani dan
aktivitas kelembagaan petani dan
penyuluh
1. Meningkatnya sarana dan prasarana
ekonomi antara lain pasar, terminal,
jalan, dan lain-lain


Misi
5.

6.

Tujuan
Meningkatkan
pemberdayaan industri
kecil, koperasi, dan
perdagangan
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat melalui
pengembangan
kebudayaan dan
pariwisata

1.

1.

2.
3.

7.

Meningkatkan
pengembangan
kawasan strategis

1.

8.

Meningkatkan motivasi
dan etos masyarakat
berwirausaha,
penciptaan peluang
kerja, pelatihan
keterampilan, serta
perlindungan dan
pengawasan tenaga
kerja
Memantapkan program
pengarusutamaan
gender dan
perlindungan anak

1.
2.
3.

9.

10. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat baik pada
tingkat komunitas
(desa), keluarga dan
individu

4.
5.

Sasaran
Meningkatnya unit-unit usaha industri
kecil dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi
produk, akses permodalan serta
perluasan jangkauan pemasaran
Meningkatnya jumlah desa wisata,
desa budaya, peristiwa budaya,
penghargaan budaya, kelompok
kesenian
Meningkatnya jumlah pengunjung
objek wisata
Meningkatnya jumlah investasi
kepariwisataan
Berkembangnya kawasan KPY, BKM,
Pantai selatan, GMT dan Kajigelem,
Kawasan industri Sedayu dan
Piyungan, kawasan agrowisata dan
agropolitan, gumuk pasir Parangtritis,
serta kawasan ibukota Kab. Bantul
Meningkatnya keterampilan pencaker
Meningkatnya lapangan pekerjaan
Meningkatnya keamanan dan
perlindungan pekerja
Terjaminnya hak-hak pekerja
Terciptanya penempatan transmigran

1. Menyatukan pemahaman program


PUG dan perlindungan anak di semua
lapisan masyarakat, organisasi
pemerintah dan lembaga
kemasyarakatan
1. Meningkatnya partisipasi kompetensi
keterampilan organisasi pemerintahan,
masyarakat dan individu
2. Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna
sosial serta tertanganinya korban NAPZA
dan penduduk usia lanjut
3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat miskin

4. Meningkatnya Kualitas keluarga


Misi
4. Meningkatkan
kewaspadaan
terhadap risiko
bencana
dengan
memperhatikan
penataan ruang
dan pelestarian
lingkungan

Tujuan
1. Memantapkan program
penanggulangan
bencana
2. Memantapkan program
peningkatan kualitas
lingkungan,
pengelolaan, dan
perlindungan SDA

1.
2.
1.

2.

Sasaran
Mantapnya penanggulangan bencana
Mantapnya pengelolaan sarana dan
prasarana publk
Terwujudanya peningk pengelolaan
SDA, perlind fungsi lingk dan
keanegaraman hayati
Terkelolanya sumberdaya hutan

4.2. Prioritas Pembangunan


Dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 telah dirumuskan tema dan prioritas
pembangunan Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015. Tema dan prioritas pembangunan tersebut
dimaksudkan supaya tahapan rencana pembangunan dapat dilaksanakan dengan jelas.
Berdasarkan pada RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, maka tema pembangunan
Kabupaten Bantul Tahun 2013 adalah Meningkatkan kualitas SDM, mengoptimalkan SDA dan
IPTEK berwawasan lingkungan serta mengembangkan daya saing daerah, berbasis
penanggulangan bencana. Berdasarkan tema pembangunan tersebut, dirumuskan 11 prioritas
pembangunan Tahun 2013 yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
5. Pengentasan kemiskinan dan penanganan desa tertinggal;
6. Pertanian dalam arti luas;
7. Industri kecil dan koperasi;
8. Perdagangan dan pasar tradisional;
9. Pariwisata;
10. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;
11. Infrastruktur, penataan ruang dan permukiman.
Hubungan prioritas daerah Kabupaten Bantul dengan prioritas pembangunan Provinsi DIY dan
Nasional disajikan pada gambar berikut:


Gambar 4.1 Hubungan Prioritas Pembangunan Kabupaten Bantul dengan Propinsi dan Nasional
Nasional

Propinsi DIY

1. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola

9. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola

Prioritas Lainnya Bidang


Politik, Hukum, dan
Keamanan

10. Pengarusutamaan
Gender

2. Pendidikan
11. Kebudayaan,
Kreativitas, dan
Inovasi Teknologi
3. Kesehatan
4. Penanggulangan
Kemiskinan
Prioritas Lainnya Bidang
Kesejahteraan Rakyat
5. Ketahanan Pangan

Kabupaten Bantul
1. Tata Kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab

2. Pendidikan
1. Pendidikan dan
Kebudayaan

4. Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi

2. Kesehatan

3. Kesehatan

7. Penanggulangan
Kemiskinan

5. Pengentasan
kemiskinan dan
penanganan desa
tertinggal

4. Ketahanan Pangan dan


Agro Industri

6. Pertanian dalam Arti


Luas

6. Infrastuktur
8. Energi

6. Infrastuktur

11. Infrastuktur,
Penataan Ruang,
dan Permukiman

10. Daerah Tertinggal,


Terdepan, Terluas,
dan Pasca Konflik
7. Industri Kecil dan
Koperasi

3. Iklim Investasi dan


Usaha

5. Iklim Investasi dan


Usaha

Prioritas Lainnya Bidang


Perekonomian

3. Pariwisata

9. Pariwisata

9. Lingkungan Hidup dan


Bencana

8. Lingkungan Hidup dan


Mitigasi Bencana

10. Lingkungan Hidup dan


Pengelolaan Bencana

8. Perdagangan dan
Pasar Tradisional


Selanjutnya setiap prioritas pembangunan Kabupaten Bantul tersebut dijabarkan ke dalam program
prioritas sesuai dengan urusan serta tugas pokok dan fungsi SKPD pelaksananya. Hubungan
prioritas pembangunan daerah Tahun 2013 dengan program prioritas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hubungan Prioritas Pembangunan Tahun 2013 dalam RPJMD dengan Program Prioritas
Daerah Tahun 2013
Prioritas Pembangunan Tahun
No
Program Prioritas Daerah (RKPD)
Rencana (RPJMD)
1.
Tata kelola pemerintahan yang empatik 1. WTP
dan bertanggung jawab
2. Pelayanan perijinan
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
4. e KTP
5. Formasi pegawai
6. Tata kelola pemerintahan desa
7. Persiapan Pemilu Tahun 2014 dan
Pemilukada Tahun 2015
2.
Pendidikan
1. Akses masyarakat terhadap pendidikan
2. Mutu/kualitas pendidikan
3. Pengembangan pendidikan non-formal
4. Peningkatan kerjasama
3.
Kesehatan
1. Mutu dan pelayanan kesehatan
2. Kualitas kesehatan masyarakat ibu dan
bayi
3. Kualitas lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Perluasan
aksesibilitas
pelayanan
kesehatan masyarakat
5. Pemenuhan cakupan asuransi jaminan
kesehatan masyarakat
4.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan 1. Optimalisasi pemanfaatan IPTEK
Teknologi
2. Pengembangan teknologi energi baru
terbarukan
3. Sinergitas pengembangan IPTEK melalui
kerjasama
5. Pengentasan kemiskinan dan
1. Validasi data KK miskin
penangganan desa tertinggal
2. Pengurangan beban KK miskin
3. Pemberdayaan KK miskin
6. Pertanian dalam arti luas
1. Pengembangan teknologi budidaya
pertanian
2. Bantul Seed Center
3. Perlindungan dan pemberdayaan petani
4. Pengendalian hama terpadu

No

Prioritas Pembangunan Tahun


Rencana (RPJMD)

7.

Industri kecil dan koperasi

8.

Perdagangan dan pasar tradisional

9.

Pariwisata

10. Lingkungan
bencana
11. Infrastruktur,
permukiman

hidup

dan

penataan

Program Prioritas Daerah (RKPD)

pengelolaan

ruang,

dan

5. Pengembangan desa mandiri pangan


6. Peningkatan dan pemerataan akses
sarpras produksi
7. Peningkatan kualitas dan kuantitas
nelayan dan pembudidaya ikan
8. Integrasi perikanan laut dengan
pariwisata dan industry kecil
9. Peningkatan jangkauan dan pemerataan
jaringan irigasi
1. Peningkatan akses modal, bahan baku
dan teknologi bagi IKM, UMKM dan
Koperasi
2. Penyiapan Trading House Industries
3. Peningkatan iklim investasi
1. Pengembangan infrastuktur perdagangan
2. Pengembangan sentra-sentra industry
potensial
3. Manajemen
pasar
tradisional
(penanganan rentenir)
1. Meningkatkan kunjungan dan lama
tinggal wisatawan
2. Meningkatkan aset seni daerah
3. Meningkatkan jumlah desa wisata, desa
budaya, pariwisata budaya, penghargaan
budaya dan kelompok kesenian
1. Pengendalian pencemaran lingkungan
2. Pengelolaan sumberdaya alam
3. Mitigasi bencana
1. Peningkatan pelayanan infrastruktur
permukiman
2. Penyediaan
fasilitas
pendidikan,
kesehatan, perdagangan dan fasilitas
umum
3. Peningkatan infrastruktur perhubungan,
transportasi dan listrik

Sedangkan target capaian indikator kinerja program yang ingin dicapai dalam Tahun 2013, disajikan
pada tabel berikut:


Tabel 4.3 Target Capaian Kinerja Program Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
Prioritas
Pembangunan
1
2
01 Tata kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab

No

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
3
4
5
1 01 xx 20 Program peningkatan mutu Pelaksanaan sertifikat pendidik orang
1750
pendidik dan tenaga
kependidikan
Kode

Program/Pembangunan

1 03 xx 32 Program Pemberdayaan
Jasa Konstruksi

SKPD
6
BKD

Tersusunnya perda IUJK

buah

Bag. AP

Tersusunnya Data BUJK

badan

Bag. AP

1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah

Kesesuaian program kerja


SKPD dengan RPJMD

95

Bappeda

1 09 xx 16 Program Penataan,
Penguasaan, Kepemilikan,
Penggunaan, dan
Pemanfaatan Lahan

Luas tanah yang dibebaskan

m2

28.137

Bag. Tapem

100

Din. Dukcapil

Cakupan penerbitan akta


kelahiran anak 0-1 th

100

Din. Dukcapil

Pertumbuhan investasi
Pemerintah

Rp

100.408.592.300,63

DPPKAD

1 19 xx 16 Program pemeliharaan
Menurunnya penyakit
kantrantibmas dan
masyarakat
pencegahan tindak kriminal

20

Satpol PP

1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan

Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah

90

Kantor
Kesbangpolli
nmas

1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan

Peningkatan kerukunan hidup


antar umat beragama

90

Kantor
Kesbangpolli
nmas

1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan

Pemantauan situasi dan kondisi


epoleksosbudhankam

90

Kantor
Kesbangpolli
nmas

1 19 xx 21 Program Pendidikan Politik


Masyarakat

Peningkatan partisipasi pemilu


legislatif

Kantor
Kesbangpolli
nmas

Peningkatan partisipasi pemilu


presiden

Kantor
Kesbangpolli
nmas

Peningkatan partisipasi pemilu


kada

Kantor
Kesbangpolli
nmas

Frekuensi pelaksanaan public


hearing baik di kecamatan,
desa, maupun dusun

kali

24

SETWAN

1 10 xx 15 Program Penataan
Cakupan penerbitan KTP berAdministrasi Kependudukan NIK

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi
investasi

1 20 xx 15 Program peningkatan
kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH

1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Frekuensi pelayanan
kali
223
penerimaan kunjungan kerja
Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR RI,
DPRD, Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen
dan Lembaga Lain

SKPD
6
Bag. Protokol

Jumlah fasilitasi koordinasi


penyelenggaraan pemerintahan

kali

30

Bag. Tapem

1 20 xx 17 Program peningkatan dan Prosentase kenaikan pajak dan


pengembangan pengelolaan retribusi daerah
keuangan daerah

5,00

DPKAD

Rasio PAD terhadap total


penerimaan APBD

10,97

DPKAD

Rasio PAD terhadap total


pengeluaran APBD

10,58

DPKAD

Penerimaan daerah
Rasio pertumbuhan belanja
modal

rupiah
%

1.004.757.471.000
1,37

DPPKAD
DPPKAD

Rasio Belanja Modal


Jumlah perda dan perbub
tentang APBD yg ditetapkan
dlm 1 tahun

%
buku

DPPKAD
DPPKAD

Persentase potensi penerimaan


daerah yang dapat digali

3,92

DPPKAD

1 20 xx 20 Program peningkatan sistem


pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH

meningkatnya kinerja SKPD


dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan, kasus-kasus
tertangani secara benar dan
menimbulkan perbaikan untuk
tidak terulang kembali, SKPD
dapat menindaklanjuti hasil
temuan pengawasan sesuai
rekomendasi LHP

1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan

Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada SKPD

SKPD

25

Inspektorat

Temuan pemeriksaan eksternal


yg selesai ditindaktanjuti

100

Inspektorat

Temuan pemeriksaan internal


yg selesai ditindaklanjuti

100

Inspektorat

LHP

238

Ispektorat

Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan

Inspektorat

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat

Kinerja
Indikator
4
Penyelesaian pengaduan

Target Tahun 2013


5
pengadu
16

SKPD
6
Din. Perijinan

1 20 xx 25 Program peningkatan
Fasilitasi/pembentukan
kerjasama antar pemerintah perkuatan kerjasama antar
daerah
daerah pada bid. Ekonomi

MOU

Bag. KPPD

1 20 xx 26 Program penataan peraturan Jumlah Raperda yang menjadi


perundang-undangan
Perda

buah

25

Bag. Hukum

Jumlah peserta yang mengikuti orang


seminar di bidang hukum

200

Bag. Hukum

Jumlah peserta yang mengikuti orang


sosialisasi peradilan tata usaha
negara

120

Bag. Hukum

Jumlah peserta yang mengikuti orang


pelaksanaan sosialisasi
RANHAM

200

Bag. Hukum

Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri sipil

100

Bag. Hukum

1 20 xx 26 Program penataan peraturan Kajian peraturan perundangperda


perundang-undangan
undangan daerah thd peraturan
perundang-undangan baru yg
lebih tinggi dari keserasian
antar peraturan perundangundangan daerah

Bag. KPPD

1 20 xx 28 Program peningkatan
kapasitas kinerja aparatur
pemeritahan

1 20 xx 29 Program peningkatan
kapasitas dan kualitas
kelembagaan

orang

Peningkatan kinerja melalui


penyusunan Analisis Beban
Kerja, Analisis Jabatan

48

Bag.
Organisasi

Peningkatan kapasitas
kelembagaan

100

Bag.
Organisasi

Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah

100

Bag.
Organisasi

Prosentase SKPD yang


melaksanakan layanan satu
pintu

75

Bag.
Organisasi

Penyusunan indeks kepuasan


masyarakat

74

Bag.
Organisasi

Penyusunan indeks pengaduan


masyarakat

26

Bag.
Organisasi

SKPD yang menerapkan SPM

100

Bag.
Organisasi

DPPKAD

ijin

10.370

Din. Perijinan

nilai
angka

75,62

Din. Perijinan

795

BKD

1 20 xx 30 Program pengelolaan
barang daerah

Jumlah peraturan tentang


buku
pengelolaan keuangan dan aset
daerah

1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan

Penyelesaian ijin rata-rata per


tahun
Keberhasilan pelayanan

1 20 xx 32 Program pendidikan
kedinasan

PNS yang mengikuti pendidikan orang


dan pelatihan (struktural,
fungsional, teknis, kursus) :

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 20 xx 33 Program peningkatan
kapasitas sumberdaya
aparatur

Kinerja
Indikator
4
Meningkatnya tertib
administrasi kecamatan

Target Tahun 2013


5
90

SKPD
6
Bag. Tapem

1 20 xx 33 Program Peningkatan
Kapasitas Sumberdaya
Aparatur

Tingkat pendidikan aparat (D3,D-4, S-1, S-2, S-3)

58

BKD

1 20 xx 34 Program pembinaan dan


pengembangan aparatur

Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian

100

BKD

Pemenuhan kebutuhan
pegawai

17

BKD

1 20 xx 34 Program pembinaan dan


pengembangan aparatur

Peningkatan disiplin kerja

100

Inspektorat

1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati

Jumlah pengaduan masyarakat kasus


tentang permasalahan hukum

13

Bag. Hukum

Capaian penyelesaian hukum

100

Bag. Hukum

Capaian konsistensi peraturan


daerah

100

Satpol PP

Menurunnya pelanggaran perda

15

Satpol PP

Penurunan pelanggaran hukum

15

Satpol PP

Pertumbuhan investasi
Masyarakat

Rp

41.759.817.622

Bag. AP

1 22 xx 18 Peningkatan kapasitas
Aparatur desa yang mengikuti
aparatur pemerintahan desa pelatihan manajemen
pemerintahan desa

desa

75

Bag. Pemdes

1 24 xx 15 Program perbaikan sistem


administrasi kearsipan.

SKPD yg telah melaksanakan


tata kearsiapan

SKPD

56

Kantor Arsip

Kegiatan pembinaan petugas


pengelolaan pengarsipan

kali

Kantor Arsip

Terwujudnya tertib administrasi


ketatausahaan, persuratan, dan
kearsipan

100

Bag. Umum

orang

70

Kantor Arsip

SKPD

56

Kantor Arsip

1 24 xx 18 Program peningkatan
Hasil analisa berita media
kualitas pelayanan informasi. massa (Fokus media, Kliping
berita)

100

Bag. Humas

1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa

Dokumentasi (foto&video)
kegiatan
pemerintahan&pembangunan
Kab. Bantul

100

Bag. Humas

1 25 xx 16 Program pengkajian dan


penelitian bidang Informasi
dan Komunikasi

Liflet dan spanduk dalam


rangka penyampaian informasi

100

Bag. Humas

1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati

1 22 xx 17 Program peningkatan
masyarakat dalam
membangun desa

1 24 xx 15 Program perbaikan sistem


administrasi kearsipan.

1 24 xx 16 Program penyelamatan dan Jumlah ketersediaan petugas


pelestarian dokumen/arsip arsip pada SKPD
daerah
Ketersediaan arsiparis pada
SKPD

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Siaran taman gabusan di TVRI
%
Jogja

SKPD
6
Bag. Humas

Dialog interaktif di radio, baik


pemerintah maupun swasta

100

Bag. Humas

Pers release yang diolah dan


didistribusikan di media massa

100

Bag. Humas

Pelaksanaan liputan dinamika


pembangunan desa

100

Bag. Humas

Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo

kali

Bag. Humas

Siaran Gerbang Projotamansari


& siaran langsung pengajian
PNS/TNI

100

Bag. Humas

Prosentase pelayanan informasi


publik yang terlayani

100

Bag. Humas

100

Bag. Humas

1 25 xx 18 Program kerjasama
Pelaksanaan pers tour dlm
informasi dan media massa rangka pemberdayaan
wartawan

02 Pendidikan

Target Tahun 2013


5
100

2 06 xx 17 Program Peningkatan dan


Pengembangan Ekspor

Kajian pengembangan dan


pemanfaatan potensi sumber
daya alam

kegiatan

Bag. KPPD

2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah

Pemberian fasilitasi kemudaha


akses perbankan bagi industri
kecil menengah (Fasilitasi
pengembangan UKM)

UMKM

50

Bag. KPPD

2 07 xx 19 Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri
Potensial

Pengembangan database
informasi potensi unggulan

kec.

17

Bag. KPPD

1 01 xx 15 Program pendidikan anak


usia dini

APK PAUD

58,00

Din. Dikmen
& NF

1 01 xx 16 Program wajib belajar


pendidikan dasar sembilan
tahun

APK SD/MI

105,15

Din. Dikdas

APK SMP/MTs

99

Din. Dikdas

APM SD/MI

95,35

Din. Dikdas

APM SMP/MTs

83,5

Din. Dikdas

Tk kelulusan SD/MI

99,99

Din. Dikdas

Tk kelulusan SMP/MTs

97,5

Din. Dikdas

NEM rata2 SD/MI

nilai
angka

7,30

Din. Dikdas

NEM rata2 SMP/MTs

nilai
angka

7,20

Din. Dikdas

Jumlah SSN tingkat SD/MI


Jumlah SSN tingkat SMP/MTs
Jumlah RSBI tingkat SD/MI
Jumlah RSBI tingkat SMP/MTs

Buah
Buah
Buah
Buah

23
38
2
4

Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikdas

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

1 01 xx 17 Program pendidikan
menengah

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah SBI tingkat SD/MI
Buah
0
Jumlah SBI tingkat SMP/MTs
Buah
0
APK SMA/SMK
%
84,00
APM SMA/SMK

1 01 xx 18 Program pendidikan non


formal

66,00

Din. Dikmen
& NF

Jumlah lembaga Pendidikan


Non Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan

Buah

37

Din. Dikmen
& NF

Jumlah lembaga Pendidikan


Informal yang aktif
melaksanakan kegiatan

Buah

Din. Dikmen
& NF

orang

Din. Dikdas

orang

Din. Dikdas

jumlah kepala sekolah berprestasiorang

Din. Dikdas

jumlah guru bersertifikat

Din. Dikdas

jumlah pengawas berprestasi

1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan

6
Din. Dikdas
Din. Dikdas
Din. Dikmen
& NF

1 01 xx 20 Program peningkatan mutu jumlah guru berprestasi


pendidik dan tenaga
kependidikan

1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan

SKPD

orang

Rasio ruang kelas - siswa SD/MI siswa

28

Din. Dikdas

Rasio ruang kelas - siswa SMP/MTs


siswa

28

Din. Dikdas

Rasio guru - siswa SD/MI

orang

12,9

Din. Dikdas

Rasio guru - siswa SMP/MTs

orang

19,1

Din. Dikdas

Angka putus sekolah SD/MI

0,01

Din. Dikdas

Angka putus sekolah SMP/MTs

0,07

Din. Dikdas

Angka rata2 lama sekolah SD/MI tahun

6,22

Din. Dikdas

Angka rata2 lama sekolah SMP/MTs


tahun

3,01

Din. Dikdas

Jumlah SMA/SMK bersertifikat


ISO

Buah

Din. Dikmen
& NF

Jumlah SSN tingkat SMA/SMK

Buah

20

Din. Dikmen
& NF

Jumlah RSBI tingkat SMA/SMK

Buah

Din. Dikmen
& NF

Jumlah SBI tingkat SMA/SMK

Buah

Din. Dikmen
& NF

Rasio ruang kelas - siswa SMA/SMK


siswa

32

Din. Dikmen
& NF

Rasio guru - siswa SMA/SMK

orang

Din. Dikmen
& NF

Angka putus sekolah SMA/SMK

0,80

Din. Dikmen
& NF

Tk kelulusan SMA/SMK

98,25

Din. Dikmen
& NF

NEM rata2. SMA/SMK

nilai
angka

7,31

Din. Dikmen
& NF

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Angka melek huruf

Target Tahun 2013


5
90,74

Angka rata2 lama sekolah SMA/SMK


tahun
1 18 xx 15 Program Pengembangan
dan Keserasian Kebijakan
pemuda

6
Din. Dikmen
& NF

3,01

Din. Dikmen
& NF

jumlah prestasi MTQ tingkat


pelajar umum :
SD,SMP,SMA,SMK

jmlh
emas

18

Kantor PORA

1 18 xx 16 Program peningkatan peran Jumlah Prestasi Paskibraka


serta kepemudaan

orang

Kantor PORA

Jumlah Prestasi Pemuda pelopor orang

Kantor PORA

Jumlah Prestasi Pemuda wirausaha


orang

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga Tk


Internasional

Jml
Atlit

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga Tk Nasional


Jml
cab
OR

10

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga


Jml
Kompetisi OR. Tingkat Propinsi Emas
2 th sekali (PORPROP)

130

Kantor PORA

Jumlah prestasi olahraga


Kompetisi OR. Pelajar Tk.
Propinsi (POPDA) tiap tahun

jml
emas

49

Kantor PORA

22

Kantor PORA

1 18 xx 20 Program pembinaan dan


pemasyarakatan olahraga

1 18 xx 21 Program peningkatan
sarana dan prasarana
olahraga

Presentase tasi cbg OR yg


menjalankan kompetisi scr
teratur

1 26 xx 15 Program pengembangan
budaya baca dan
pembinaan perpustakaan

Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
Perpustakaan Keliling)

orang

49.000

Kantor
Perpust.
Umum

Jumlah koleksi buku di


perpustakaan

buku

50.000

Kantor
Perpust.
Umum

700

Kantor
Perpust.
Umum

Jumlah pengelola perpustakaan orang

03 Kesehatan

SKPD

1 02 xx 15 Program obat dan


perbekalan kesehatan

1 02 xx 16 Program upaya kesehatan


masyarakat

Penyediaan/pengembangan
obat dan Perbekkes:

Dinkes

a. Ketersediaan obat sesuai


kebutuhan

100

Dinkes

b. Ketersediaan obat essensial

100

Dinkes

Pelayanan Penggunaan Obat


Generik:

Dinkes

a. Penulisan Resep obat


Generik

96

Dinkes

POR:

Dinkes

a. Penggunaan antibiotik pada


kasus J-0-0

Dinkes

Usia harapan hidup

th

71,35

Dinkes

/100rb KH

80

Dinkes

AKI

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Angka kesakitan DBD

Target Tahun 2013


5
/100rb
52

SKPD
6
Dinkes

Angka kematian DBD

0,5

Dinkes

Penemuan kasus TB

65

Dinkes

Penyembuhan kasus TB

88

Dinkes

KIE kelompok kunci (HIV)

60

Dinkes

KIE kelompok rentan (HIV)

60

Dinkes

VCT kelompok kunci (HIV)

45

Dinkes

a. Prosentase Apotek memiliki


Izin

100

Dinkes

b. Prosentase Toko Obat


memiliki Izin

100

Dinkes

1 02 xx 19 Program promosi kesehatan Cakupan desa siaga aktif


dan pemberdayaan
masyarakat

100

Dinkes

Desa Siaga kategori baik


(Purnama dan Mandiri)

20

Dinkes

1. Angka gizi buruk

0,3

Dinkes

2. KEP Total Balita

8.5

Dinkes

3. N/D

75

Dinkes

4. D/S

81

Dinkes

5. Cakupan Vitamin A balita

100

Dinkes

6. Cakupan Vitamin A bufas

85

Dinkes

7. Cakupan MP-ASI baduta Gakin %

100

Dinkes

8. Cakupan balita gizi buruk


mendapat perawatan

100

Dinkes

9. Bayi mendapat ASI eksklusif

80

Dinkes

1 02 xx 17 Program pengawasan obat


dan makanan

1 02 xx 20 Program perbaikan gizi


masyarakat

10.Desa dengan garam beryodium %


11.Desa bebas rawan gizi

1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat

Dinkes

92

Dinkes

12.Cakupan pelaksanaan surveilance


%

100

Dinkes

Jamban sehat

75

Dinkes

Air bersih

81

Dinkes

Rumah sehat

75

Dinkes

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 02 xx 22 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular

Kinerja
Indikator
4
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:

Target Tahun 2013


5

SKPD
6
Dinkes

a. Penemuan AFP

100

Dinkes

b. Penemuan penderita
pneumonia Balita

25

Dinkes

c. Penemuan pasien baru TB


BTA positif

70

Dinkes

d. Penderita DBD yang


ditangani

100

Dinkes

e. Penemuan penderita diare

17

Dinkes

Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat

100

Dinkes

Cakupan pelayanan kesehatan


dasar masyarakat miskin

100

Dinkes

Cakupan pelayanan kesehatan


rujukan pasien masyarakat
miskin

100

Dinkes

Cakupan pelayanan gawat


darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota

100

Dinkes

Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24
jam

100

Dinkes

Jumlah Puskesmas
terakreditasi TQM

60

Dinkes

1 02 xx 26 Program pengadaan &


Akreditasi RS
peningkatan sarana &
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata

70

Dinkes

1 02 xx 26 Program pengadaan &


Rata-rata kecukupan fasilitas
peningkatan sarana &
medis
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata

100

RSUD PS

Rasio penanganan pasien


rujukan

100

RSUD PS

Bed Occupation Rate (BOR)

75-85

RSUD PS

Length of Stay

hari

4-9

RSUD PS

Bed Turn Over

kali

40-50

RSUD PS

1 02 xx 23 Program standarisasi
pelayanan kesehatan

1 02 xx 25 Program pengadaan,
peningkatan & perbaikan
sarana & prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Turn Over Interval

Target Tahun 2013


5
hari
1-5

SKPD
6
RSUD PS

Rasio dokter per TT

orang/
TT

1/(4-7)

RSUD PS

Rasio paramedis per TT

orang/
TT

(3-4)/2

RSUD PS

100

Dinkes

/1000 KH

Dinkes

1 02 xx 28 Program kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan

Kapitasi untuk peserta ASKES


dalam rangka pelayanan
kesehatan di tingkat puskesmas

1 02 xx 29 Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
balita

AKB

1 02 xx 30 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia

Skrining medis dan nonmedis

1 02 xx 31 Program Pengawasan dan


Pengendalian Kesehatan
Makanan

Produksi Pangan Industri


Rumah Tangga yang
memenuhi syarat/bersertifikasi

Unit

250

Dinkes

95

Dinkes

Cakupan pelayanan Ibu Nifas

95

Dinkes

Cakupan neonatal dengan


komplikasi yang ditangani

100

Dinkes

Cakupan pemberian makanan


pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin

100

Dinkes

Cakupan Balita gizi buruk


mendapat perawatan

100

Dinkes

Cakupan kunjungan ibu hamil


K4

95

Dinkes

Cakupan Ibu hamil dengan


komplikasi yang ditangani

100

Dinkes

Cakupan kunjungan bayi

87

Dinkes

Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)

100

Dinkes

Cakupan pelayanan anak balita

80

Dinkes

1 02 xx 33 Program Perluasan Jaminan Persentase penduduk yang


Kesehatan Bagi Semua
memiliki jaminan kesehatan
Penduduk

70

Dinkes

1 12 xx 15 Program keluarga
berencana

85

Dinkes

1 02 xx 32 Program peningkatan
Cakupan pertolongan
keselamatan ibu melahirkan persalinan oleh bidan atau
dan anak
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan

Cakupan peserta KB Aktif

1 12 xx 16 Program kesehatan
reproduksi remaja
04 Pengembangan Ilmu 1 06 xx 15 Program pengembangan
Pengetahuan dan
data/informasi
Teknologi

Dinkes

Pusk
jumlah/jenis teknologi tepat
guna yang ditemukan

unit

Dinkes
25

Bappeda

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

SKPD
6
Bappeda

Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK

jml

Bappeda

Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK

jml

Bappeda

Jumlah/jenis infra struktur


pendukung yang ada di lokasi

jml

Bappeda

Jumlah desa mandiri energi

jml

Bappeda

Prosentase penyusunan SOP


Pengembangan Sistem
Informasi

KPDT

Prosentase pembangunan
pusat data

75

KPDT

Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa

50

KPDT

Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk

75

KPDT

Analisa dan perancangan


database terintegrasi semua
sektor

50

KPDT

1 25 xx 18 Program kerjasama
Prosentase pengembangan
informasi dan media massa informasi melalui website dan
SMS Bupati

60

KPDT

Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan pemerintah
daerah

60

KPDT

2 03 xx 17 Program Pembinaan dan


Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan

Pengembangan energi listrik


berbasis energi baru/terbarukan

unit

Bappeda

2 03 xx 18 Program Potensi Energi

Jumlah wilayah yang memp.


peta potensi energi
baru/terbarukan

kec.

10

Bappeda

1 11 xx 15 Program keserasian
kebijakan peningkatan
kualitas anak dan
perempuan

Tersedianya tenaga pelatih


pendamping terampil

66

BKK PP&KB

1 11 xx 16 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak

Indeks Pemberdayaan Gender


(GEM)

66,00

BKK PP&KB

1 11 xx 17 Program peningkatan
kualitas hidup dan
perlindungan perempuan

Indeks pemberdayaan gender


(GEM)

65

BKK PP&KB

1 11 xx 18 Program peningkatan peran Indeks Pembangunan Gender


serta dan kesetaraan gender (IPG/GDI)
dalam pembangunan

71,50

BKK PP&KB

1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa

1 25 xx 16 Program pengkajian dan


penelitian bidang informasi
dan komunikasi

05 Pengentasan
Kemiskinan dan
Penanganan Desa
Tertinggal

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah teknologi tepat guna
unit
25
yang dapat dimanfaatkan
masyarakat

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 11 xx 19 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak

Kinerja
Indikator
4
Penurunan kekerasan terhadap %
anak dan perempuan

Target Tahun 2013


5
6,30

SKPD
6
BKK PP&KB

1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan

Peningkatan peran perempuan


dalam berbagai bidang

12,00

BKK PP&KB

1 12 xx 15 Program keluarga
berencana

Persentase keluarga dengan


jumlah anak kurang dari 3

3,2

BKK PP & KB

Persentase pasangan usia


subur yang menggunakan alat
kontrasepsi

78,30

BKK PP & KB

Persentase keluarga pra


sejahtera dibandingkan dengan
jumlah total keluarga

29,16

BKK PP & KB

1 12 xx 17 Program pelayanan
kontrasepsi

Terlayaninya PUS ingin KB

100

BKK PP & KB

1 12 xx 18 Program pembinaan peran


serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KR yang
mandiri

Persentase PUS yang KB jalur


swasta

60

BKK PP & KB

1 12 xx 20 Program pengembangan
pusat pelayanan informasi
dan konseling KRR

Terbentuknya kelompok PIK


KRR di SMA/SMK Negeri

29,16

BKK PP & KB

1 12 xx 22 Program Pengembangan
Bahan Informasi tentang
Pengasuhan dan
Pembinaan Tumbuh
Kembang Anak

Mekanisme operasional
pengembangan model
pembinaan dan pengasuhan
tumbuh kembang anak kepada
kelompok sasaran

34

BKK PP & KB

1 12 xx 23 Program Penyiapan Tenaga Terwujudnya tenaga


Pendamping Kelompok Bina pendamping kelompok Bina
Keluarga
Keluarga

1 12 xx 24 Program Pengembangan
Model Operasional BKBPosyandu-PAUD

kelomp a. BKB percontohan BKK PP & KB


ok
34 klpk.
b. BKR percontohan
17 klpk

Mekanisme Operasional Model kelomp


BKB Posyandu PADU
ok
berkembang

34

BKK PP & KB

1 13 xx 15 Program pemberdayaan
Terbukanya peluang pasar bagi kelomp
fakir miskin, komunitas adat produk kelompok PEKM dan
ok
terpencil (KAT), dan
UPPKS
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya

17

BKK PP & KB

1 13 xx 15 Program pemberdayaan
Peningkatan program bantuan orang
fakir miskin, komunitas adat pendidikan bagi kel. Miskin dan
terpencil (KAT), dan
berprestasi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya

7700

Dinas Sosial

Peningkatan penanganan
Lansia

orang

190

Dinas Sosial

Peningkatan penanganan
Perlindungan anak

orang

260

Dinas Sosial

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Fasilitasi pembinaan anak yatim orang
1500

6
Dinas Sosial

Peningkatan program BSK

SKPD

orang/
kelomp
ok

3000

Dinas Sosial

jiwa

2500

Dinas Sosial

1 13 xx 17 Program pembinaan anak terlantar


Peningkatan penanganan
Pasca Razia Anjal, Gepeng

orang

200

Dinas Sosial

1 13 xx 18 Program Pembinaan Para


Penyandang Cacat dan
Trauma

orang

428

Dinas Sosial

orang

25

Dinas Sosial

Peningkatan penyuluhan P4GN orang

250

Dinas Sosial

Jumlah DBKS

desa

51

Dinas Sosial

Jumlah KST

KK

36

Dinas Sosial

Jumlah PPS

pondok

98

Dinas Sosial

kelompok

100

Dinas Sosial

Pelatihan bagi pencaker

Orang

960

Din.
Nakertrans

Rasio tenaga kerja terampil


dibandingkan dengan tidak
terampil

orang

01:15

Din.
Nakertrans

Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th

orang

12.073

Din.
Nakertrans

Prosentase bekerja terhadap


angkatan kerja

93,90

Din.
Nakertrans

Tingkat partisipasi angkatan


kerja

70,15

Din.
Nakertrans

Kepesertaan JAMSOSTEK

Orang

20.400

Din.
Nakertrans

Jumlah PP

Pershaan

173

Din.
Nakertrans

Jumlah LK Bipartit

Pershaan

70

Din.
Nakertrans

75

Din.
Nakertrans

1 13 xx 16 Program Pelayanan &


Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial

Peningkatan program bantuan


YANKES

Peningkatan penanganan
penyandang cacat

1 13 xx 20 Program pembinaan eks


Peningkatan keterampilan bagi
penyandang penyakit sosial PMKS
(eks narapidana, PSK,
narkoba, dan penyakit sosial
lainnya)

1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial

Peningkatan jumlah KUBE


1 14 xx 15 Program peningkatan
kualitas dan produktifitas
tenaga kerja

1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja

1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan

Angka sengketa pekerja per


Tahun

1 14 xx 18 Program penempatan
tenaga kerja

Jumlah SP

Pershaan

55

Din.
Nakertrans

Jumlah PKB

Pershaan

52

Din.
Nakertrans

orang

2.500

Din.
Nakertrans

Penempatan tenaga kerja

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

1 14 xx 19 Program perluasan kerja

Kinerja
Target Tahun 2013
5
orang
400

Prediksi angkatan kerja

orang

489.500

Din.
Nakertrans

Tingkat pengangguran

6,1

Din.
Nakertrans

90

Dinas Sosial

6100

Dinas Sosial

1 18 xx 18 Program upaya pencegahan Pencegahan


penyalahgunaan narkoba
peredaran/penggunaan
minuman keras dan narkoba
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan

Jumlah da'I dan pemuka agama orang


yang diberikan pembekalan
masalah kerukunan umat
beragama

6
Din.
Nakertrans

Jumlah lembaga keagamaan


yang diberikan pembinaan

lemba
ga

35

Dinas Sosial

Pelatihan Keterampilan usaha


ekonomi masyarakat pedesaan

desa

75

Kantor PMD

1 22 xx 16 Program pengembangan
Jmlh desa yang diberikan
lembaga ekonomi pedesaan sosialisasi peningkatan kualitas
LKD

desa

75

Kantor PMD

11

BKK PP&KB

buku

51

BKK PP&KB

2 08 xx 18 Program transmigrasi umum Jumlah transmigran yang


ditempatkan

KK

100

Din.
Nakertrans

1 03 xx 24 Program pengembangan
dan pengelolaan jaringan
irigasi, rawa, dan jaringan
pengairan lainnnya

Saluran irigasi dalam kondisi


baik

83,25

Dinas SDA

Persentase luasan DI yang


terlayani air irigasi

82

Dinas SDA

Ketersediaan pangan

gr/Kap/
hr

3650

BKP3

Desa Mandiri Pangan

12

BKP3

Akses Pangan

BKP3

PPH

90

BKP3

Lembaga Distribusi Pangan (


LDPM )

unit

19

BKP3

Kecukupan air irigasi

Ha

3.000

Din. Pertahut

Kajian rantai pasokan dan


pemasaran pangan

kegiatan

Din. Pertahut

Pengembangan Bantul Seed


Center

komodi
tas

Din. Pertahut

Ha

4.000

Din. Pertahut

1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan

1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik
daerah

Tingkat kemiskinan turun

Database keluarga dan


keluarga miskin

06 Pertanian dalam arti


luas

SKPD

Indikator
4
Perluasan kerja

1 21 xx 15 Program peningkatan
ketahanan pangan
pertanian/perkebunan

1 21 xx 15 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan

Pengembangan pupuk organik

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Pengelolaan Hama Penyakit
Ha
Terpadu
Penanganan harga jual hasil
pertanian (program pasca
panen)

Target Tahun 2013


5
1.296

SKPD
6
Din. Pertahut

komodi
tas

Din. Pertahut

Pengadaan alat mesin


pertanian

Unit

70

Din. Pertahut

Peningkatan produksi pestisida


nabati/hayati

liter

2.500

Din. Pertahut

1 22 xx 17 Program peningkatan
partisipasi masyarakat
dalam membangun desa

Fasilitasi jumlah partisipasi


masyarakat dalam
pembangunan desa

kali

90

Din. Pertahut

2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani

Optimasi dan reklamasi


kawasan pantai

ha

250

Din. Pertahut

2 01 xx 18 Program peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan

Terwujudnya Agropolitan

Unit
(Kec)

Din. Pertahut

Produktivitas Gabah Kering


Pungut (GKP)

kw/ha

76,50

Din. Pertahut

Produktivitas jagung (pipil


kering)

kw/ha

53,45

Din. Pertahut

Produktivitas kedelai (wose)

kw/ha

15,50

Din. Pertahut

Produktivitas kacang tanah


(wose)

kw/ha

10,30

Din. Pertahut

Produktivitas ubi kayu (ubi


basah)

kw/ha

127,51

Din. Pertahut

Produktivitas bawang merah

ton/ha

10,24

Din. Pertahut

Produktivitas cabe merah

ton/ha

8,16

Din. Pertahut

Produktivitas pisang

kg/poh
on

25,50

Din. Pertahut

Produktivitas jamur tiram

kg/m2

12,15

Din. Pertahut

Produktivitas temulawak

ton/ha

18,74

Din. Pertahut

Produktivitas tebu (hablor gula) kw/ha

50,72

Din. Pertahut

Produktivitas kelapa (Kopra)

kw/ha

20,00

Din. Pertahut

Produktivitas tembakau (Rajang kw/ha


kering)

6,66

Din. Pertahut

Produktivitas jambu mete


(Glondong mete)

kw/ha

3,82

Din. Pertahut

Produktivitas kakao (Biji Kering) kw/ha

2,72

Din. Pertahut

Penanaman tebu sebagai


bahan baku gula

ha

1.550

Din. Pertahut

0,2

Din. Pertahut

ha

15.137

Din. Pertahut

2 01 xx 18 Program Peningkatan
Konversi lahan
Produksi Pertanian/
Perkebunan (Penyusunan
Kebijakan pencegahan Alih
Fungsi Lahan pertanian)
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebunan
lapangan

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Peningkatan kualitas penyuluh orang
73

SKPD
6
BKP3

2 01 xx 20 Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit
Ternak

Penanganan sanitasi dan


higienitas pasar khususnya
kios/los penjualan daging
(ayam, sapi)

unit

Din. Pertahut

2 01 xx 20

Penanganan kasus penyakit


ternak

kasus

6.500

Din. Pertahut

Penanganan gangguan
reproduksi ternak

ekor

1.250

Din. Pertahut

Penanganan kasus Brucellosis

kasus

100

Din. Pertahut

Penanganan kasus
Tuberkulinasi

sampel

100

Din. Pertahut

Vaksinasi unggas ND

dosis

550.000

Din. Pertahut

Vaksinasi unggas AI

dosis

550.000

Din. Pertahut

Vaksinasi rabies

dosis

600

Din. Pertahut

Pengendalian penyakit hewan

kali

15

Din. Pertahut

Pemeriksaan terhadap hewan


kurban ante mortem dan post
mortem

petugas

425

Din. Pertahut

Pengembangan hijauan pakan


ternak

Ha

20

Din. Pertahut

dosis

52.000

Din. Pertahut

Unit Pengolahan pakan ternak


(konsentrat)

unit

Din. Pertahut

Produksi daging (sapi, kambing,


domba dan unggas)

kg

11.414.739

Din. Pertahut

Produksi telur (ayam dan itik)

kg

6.717.258

Din. Pertahut

Produksi susu (sapi perah dan


kambing PE)

liter

300.000

Din. Pertahut

Populasi sapi potong

ekor

56.252

Din. Pertahut

Populasi sapi perah

ekor

225

Din. Pertahut

Populasi kambing

ekor

66.333

Din. Pertahut

Populasi domba

ekor

35.474

Din. Pertahut

Populasi ayam buras

ekor

548.215

Din. Pertahut

Populasi ayam ras petelur

ekor

761.895

Din. Pertahut

Populasi ayam ras pedaging

ekor

757.204

Din. Pertahut

Populasi itik

ekor

236.599

Din. Pertahut

2 01 xx 21 Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan

Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

2 01 xx 23 Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Petemakan

2 01 xx 23 Program peningkatan
penerapan teknologi
peternakan

2 01 xx 25 Program Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Kelembagaan

Kinerja
Target Tahun 2013
5
ekor/D
400.000
OC

Pembibitan itik

ekor/D
OD

170.000

Din. Pertahut

Pengolahan telur asin

butir

420.000

Din. Pertahut

Pengembangan biogas

unit

35

Din. Pertahut

Pengembangan rumah kompos

unit

30

Din. Pertahut

Optimalisasi RPH

unit

Din. Pertahut

Optimalisasi RPU

unit

20

Din. Pertahut

Jumlah kelompok penangkar


benih padi

kelompok

24

Din. Pertahut

Jumlah kelompok penangkar


benih hortikultura (bawang
merah, pisang, jamur,
temulawak)

kelomp
ok

17

Din. Pertahut

Jumlah kelompok penangkar


benih tanamana perkebunan
(jambu mete varietas Meteor
YK, kelapa dalam, tembakau
varietas sili siluk)

kelomp
ok

20

Din. Pertahut

Jumlah kelompok ternak (sapi, kelomp


kambing, ayam, kelinci)
ok

373

Din. Pertahut

Peningkatan kapasitas SDM


kelomp
P3A dalam Pengelolaan Irigasi
ok

292

Din. Pertahut

Aktifitas kelembagaan
Kelompok/Pelaku Usaha
Pengolahan hasil pertanian

kelomp
ok/
pelaku
usaha

600

Din. Pertahut

unit

Din. Pertahut

Peningkatan kelembagaan
kelompok tani

kelomp
ok

725

Din. Pertahut

Peningkatan kelembagaan
kelompok tani kehutanan

kelomp
ok

203

Din. Pertahut

Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani

kelomp
ok

26

BKP3

orang

145

BKP3

orang

613

DKP

Aktifitas kelembagaan Asosiasi


Pengusaha Produk Olahan
Pertanian

2 01 xx 25 Program pengembangan
sarana dan prasarana
kelembagaan

SKPD

Indikator
4
Pembibitan ayam buras

Peningkatan petani bermitra


dengan pihak lain
2 05 xx 15 Program pemberdayaan
Jumlah nelayan
ekonomi masyarakat pesisir
Jumlah pokmaswas

kelompok

6
Din. Pertahut

DKP

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan

2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap

Kinerja
Indikator
4
Jumlah produksi perikanan
budidaya
Jumlah pokdakan (kelompok
pembudidaya)

kelomp
ok

Penyerapan tenaga kerja


Perikanan Budidaya

orang

410

SKPD
6
DKP
DKP
DKP

Unit pembibitan rakyat (UPR)

unit

70

DKP

Jumlah produksi perikanan


tangkap

ton

1.643

DKP

Jumlah produksi perikanan


tangkap

ton

1.643

DKP

Jumlah Produksi Benih

x
1.000
ekor

DKP

Produksi Ikan Hias

x
1.000
ekor

DKP

Penyerapan tenaga kerja


Perikanan Tangkap

orang

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap PMT (Perahu Motor
Tempel)

unit

60

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 5-10 GT

unit

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 10-30 GT

unit

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM 30-50 GT

unit

DKP

Jumlah Armada Perikanan


Tangkap KM>50 GT

unit

DKP

Jumlah Kawasan Minapolitan


Pangkalan Pendaratan
Perikanan (PPI)
Jumlah TPI
2 05 xx 22 Program pengembangan
sistem penyuluhan
perikanan

ton

Target Tahun 2013


5
51.282

kawasan
unit

DKP
5

unit

DKP
DKP

- Pemasaran

orang

DKP

- Pengolahan

orang

DKP

2 05 xx 23 Program optimalisasi
Pengolah hasil perikanan
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan

orang

80

DKP

Konsumsi ikan per kapita

kg/kapi
ta/th

23,55

DKP

Pendapatan Nelayan

Rp

DKP

Pendapatan Pembudidaya Ikan

Rp

DKP

Pendapatan Pengolah

Rp

DKP

Pendapatan Pemasar

Rp

DKP

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

07 Industri Kecil dan


Koperasi

Kode

Kinerja

Program/Pembangunan

Indikator
4

SKPD

Jumlah UPR

Target Tahun 2013


5
kelompok

Jumlah kelompok nelayan

kelompok

DKP

Jumlah KUB

kelompok

DKP

Jumlah pengolah

kelompok

DKP

Jumlah pemasar

kelompok

DKP

1 15 xx 15 Program penciptaan iklim


Peningkatan penyerapan modal
usaha kecil menengah yang UKM
kondusif

6
DKP

unit

92

Din.
Perindagkop

unit
usaha

80

Din.
Perindagkop

orang

270

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan unit unit usaha


usaha ber-TDI

50

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan unit unit usaha


usaha ber-IUI

18

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan unit unit usaha


usaha ber-SIUP

18

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan unit unit usaha


usaha ber-TDP

18

Din.
Perindagkop

Fasilitasi dan pembinaan unit unit usaha


usaha ber-TDG

18

Din.
Perindagkop

Fasilitasi peningkatan koperasi


ber-BH

unit

11

Din.
Perindagkop

1 03 xx 34 Program pembangunan
Kondisi setiap pasar dalam
infrastruktur pasar tradisional keadaan baik

68,75

Kantor
Pengel.
Pasar

1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan

Fasilitasi peningkatan peran


serta masyarakat dalam
pemanfaatan ruang

unit

Bag. KPPD

1 16 xx 15 Program peningkatan
promosi dan kerjasama
investasi

Kajian kebijakan pemberian


insentif dan kemudahan
penanaman modal di daerah

FGD

Bag. KPPD

Fasilitasi dan koordinasi


MOU
kerjasama dengan dunia
usaha/lembaga non pemerintah

Bag. KPPD

Peningkatan kualitas SDM


BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi

20

Bag. KPPD

1 15 xx 16 Program pengembangan
Fasilitasi peningkatan IRT
kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha
kecil menengah
Peningkatan kapasitas SDM
UKM
1 15 xx 17 Program pengembangan
sistem pendukung usaha
bagi usaha mikro kecil
menengah

1 15 xx 18 Program peningkatan
kualitas kelembagaan
koperasi

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi
investasi

orang

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

08 Perdagangan dan
Pasar Tradisional

Kode

Program/Pembangunan
3

1 16 xx 16 Program peningkatan iklim


investasi dan realisasi
investasi

2 06 xx 17 Program Peningkatan dan


Pengembangan Ekspor

09 Pariwisata

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Peningkatan kualitas SDM
orang
34
lembaga keuangan mikro guna
peningkatan pelayanan
investasi

SKPD
6
Bag. KPPD

Faslititasi dan koordinasi


kerjasama di bidang investasi

badan
hukum

15

Bag. KPPD

Pertumbuhan investasi PMA

Rp

565.882.948.039,00

Din.
Perindagkop

Pertumbuhan investasi PMDN

Rp

183.983.137.541,00

Din.
Perindagkop

Peningkatan keterampilan
unit
pelaku usaha eksport/pemasok usaha
produk eksport

50

Din.
Perindagkop

Penyelenggaraan promosi
produk UMKM

kegiatan

Din.
Perindagkop

Monitoring evaluasi dan


pelaporan pameran produk
UMKM

kegiatan

Din.
Perindagkop

2 06 xx 18 Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri

Peningkatan promosi melalui


pameran

kali

Din.
Perindagkop

2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan

Peningkatan kualitas pasar


tradisional

unit

Din.
Perindagkop

2 07 xx 15 Program peningkatan
kapasitas IPTEK sistem
produksi

terwujudnya standarisasi hasil


produksi dan limbah industri

kegiata
n

Din.
Perindagkop

2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah

Terselenggaranya Dekranas
dan fasilitasi IKM

kegiatan

Din.
Perindagkop

1 03 xx 29 Program pengembangan
wilayah strategis & cepat
tumbuh

Pengembangan kawasan KPY

paket

Bappeda

Pengembangan kawasan BKM

paket

Bappeda

Pengembangan kaw Pantai


Selatan

paket

Bappeda

Pengembangan kaw Industri


Sedayu&Piyungan

paket

Bappeda

Pengembangan kaw Agrowst & paket


Agropltn

Bappeda

Pengembangan kaw Gumuk


Pasir Prtrts

paket

Bappeda

1 17 xx 15 Program pengembangan
nilai budaya

Jumlah desa budaya

desa

Din. Budpar

1 17 xx 16 Program pengelolaan
kekayaan budaya

Jumlah peristiwa budaya

event
buday
a

132

Din. Budpar

Peningkatan wawasan tempat


bersejarah

orang
anak

Din. Budpar

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

10 Lingkungan hidup
dan pengelolaan
bencana

Kode

Program/Pembangunan

3
1 17 xx 17 Program pengelolaan
keragaman budaya

Kinerja
Indikator
Target Tahun 2013
4
5
Jumlah penghargaan budaya
pengh
16
argaan

SKPD
6
Din. Budpar

1 17 xx 18 Program pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya

Jumlah kelompok kesenian

kelompok

715

Din. Budpar

2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata

Promosi pariwisata di dalam


dan di luar DIY

kegiatan

35

Din. Budpar

Naiknya PAD pariwisata

rupiah

4.654.156.675

Din. Budpar

Jumlah Wisnus

orang

1.649.462

Din. Budpar

Jumlah Wisman

orang

16.661

Din. Budpar

2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata

Jumlah desa wisata

desa

22

Din. Budpar

2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan

Jumlah usaha pariwisata

unit

15

Din. Budpar

2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT

Pengembangan kaw GMT &


Kajigelem

paket

Bappeda

1 03 xx 25 Program penyediaan dan


pengelolaan air baku

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan sumur resapan)

unit

15

Din. Pertahut

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan Embung air)

unit

Din. Pertahut

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan Gully plug)

unit

Din. Pertahut

Konservasi tanah dan air


(Rehabilitasi teras dan SPA)

ha

10

Din. Pertahut

1 03 xx 25 Program penyediaan dan


pengelolaan air baku

Konservasi tanah dan air


(Pembangunan Biopori)

unit

100

BLH

1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai, Danau,
dan Sumber Daya Air
Lainnya

Pencegahan pencemaran air


(jumlah usaha/kegiatan yang
memenuhi syarat adm dan
teknis dibagi usah/keg yg
diawasi)

70

BLH

1 03 xx 28 Program pengendalian banjir Penambahan rambu-rambu


bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai, dan togor
EWS

Unit

BPBD

1 04 xx 19 Program peningkatan
Penambahan POS
kesiagaan dan pencegahan Penanggulangan Bahaya
bahaya kebakaran
Kebakaran (PBK) di Kabupaten

Unit

BPBD

1 06 xx 24 Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam

Evaluasi pelaksanaan dokumen dokumen


lingkungan

17

BLH

1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan

Prosentase jumlah desa yang


menangani sampah dengan
prinsip 3R

35

BLH

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan
perusakaan lingkungan
hidup

1 08 xx 18 Program rehabilitasi dan


pemulihan cadangan
sumberdaya alam

Kinerja
Indikator
4
Prosentase jumlah pengaduan
%
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
Reklamasi lahan bekas galian C
(mineral dan batu bara)

Target Tahun 2013


5
80

SKPD
6
BLH

ha

Din. Pertahut

1 08 xx 19 Program Peningkatan
Informasi status kerusakan
Kualitas dan Akses Informasi lahan
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

40

BLH

1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi

75

BLH

km

Din Pertahut

Penanaman dan pemeliharaan


hutan kota

ha

0,25

Din Pertahut

Penghijauan lingkungan

btg

50.000

Din Pertahut

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang Pembuatan taman hijau di


terbuka hijau (RTH)
kawasan perkantoran baru

lokasi

BLH

Pembuatan & pemel pagar


perkantoran (gedung
laboratorium LH)

lokasi

BLH

35

Bappeda

Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Kecamatan

Unit

BPBD

Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Desa

Unit

19

BPBD

Pos Penanggulangan Bencana


alam (PBA/TRC) di Kabupaten

unit

BPBD

unit

BPBD

Peningkatan jalan jalur


evakuasi

km

PU

Penambahan dan pemeliharaan


saran/prasarana dan peralatan
evakuasi

20

BPBD

orang

100

BPBD

Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang Penanaman turus jalan


terbuka hijau (RTH)

1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang Rasio ruang terbuka hijau per


terbuka hijau (RTH)
satuan wilayah
1 13 xx 22 Program Pencegahan Dini
dan Penyebaran Informasi
Potensi Bencana Alam

1 19 xx 22 Program pencegahan dini Jumlah sarana evakuasi


dan penanggulangan korban
bencana alam

Peningkatan kualitas SDM

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan
3

Kinerja
Indikator
4
Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah

Target Tahun 2013


5
100

unit

2 01 xx 16 Program Rehabilitasi Hutan Konservasi lahan, flora, fauna unit / ha??


dan Lahan
(Penanaman sempadan mata
air)

6
BPBD

BPBD

Din. Pertahut

Konservasi lahan, flora, fauna


(Penanaman sempadan sungai)

ha

Din. Pertahut

Pemanfaatan lahan bawah


tegakan (dengan garut)

ha

Din. Pertahut

Budidaya lebah madu

unit

Din. Pertahut

Penanaman sempadan pantai


(hutan pantai)

ha

Din. Pertahut

Penanaman dan pemeliharaan


hutan mangrove

ha

Din. Pertahut

Penanaman dan pengkayaan


hutan rakyat

ha

20

Din. Pertahut

Pencegahan dan pengendalian


kerusakan hutan dan lahan

kec

17

Din. Pertahut

kecmat
an

17

Din. Pertahut

Bimbingan teknis pengendalian kelomp


hutan
ok

13

Din. Pertahut

Pemantauan dan pengendalian tahun


industri pengolahan kayu hilir

Din. Pertahut

Pengendalian bahan baku dan


alat mesin industri pengolahan
kayu hilir

21

Din. Pertahut

Pengawasan dan pengendalian kecmat


peredaran hasil hutan
an

Din. Pertahut

Pelayanan tata usaha hasil


hutan kayu rakyat

tahun

Din. Pertahut

2 02 xx 20 Program perencanaan dan


pengembangan hutan

Penyusunan data statistik


kehutanan

paket

Din. Pertahut

2 03 xx 15 Program Pembinaan dan


Pengawasan Bidang
Pertambangan

Tingkat kerusakan akibat


penggalian dan penambangan
turun

ha

Din. SDA

1 03 xx 15 Program pembangunan
jalan dan jembatan

Persentase panjang jaringan


jalan beraspal dalam kondisi
baik

92

PU

1 03 xx 16 Program pembangunan
saluran drainase/goronggorong

Persentase layanan jaringan air


limbah terpusat di APY

PU

Pengembangan saluran
drainase permukiman

500

PU

2 02 xx 15 Program pemanfaatan
potensi sumberdaya hutan

2 02 xx 16 Program rehabilitasi hutan


dan lahan

2 02 xx 17 Program perlindungan dan


konservasi sumberdaya
hutan

2 02 xx 19 Program pembinaan dan


penertiban hasil hutan

11 Infrastruktur,
penataan ruang dan
permukiman

SKPD

Fasilitasi jumlah partisipasi


masyarakat dalam
pembangunan desa

unit

No
1

Prioritas
Pembangunan
2

Kode

Program/Pembangunan

3
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan
jalan dan jembatan

Kinerja
Indikator
4
Penaganan jalan Kabupaten
km

Target Tahun 2013


5
12

SKPD
6
PU

1 03 xx 23 Program peningkatan
sarana dan prasarana
kebinamargaan

Persentase peningkatan
penyediaan simpul transportasi

25

DISHUB

1 03 xx 27 Program pengembangan
kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah

Persentase penduduk berakses


air bersih

70

PU

1 03 xx 30 Program pembangunan
infrastruktur pedesaan
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan

PU
Persentase peningkatan
lingkungan sehat perumahan

10

PU

Unit

PU

PU

rumah

Bappeda

100

Bappeda

1 06 xx 25 Program perencanaan
Terwujudnya implementasi RPP
pembangunan daerah rawan kawasan berbasis mitigasi
bencana
bencana

55

Bappeda

1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan

Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan

20

Din.
Perhubungan

1 07 xx 17 Program peningkatan
pelayanan angkutan

Daya angkut angkutan umum seat/orang

1.763.022

Din.
Perhubungan

0,7

Din.
Perhubungan

Pengembangan IPAL Komunal

Penanganan kawasan kumuh kawasan


1 05 xx 16 Program pemanfaatan ruang Peningkatan Relokasi lokasi
tanah longsor
1 05 xx 17 Program pengendalian
pemanfaatan ruang

Tingkat ketaatan terhadap


RTRW

Load faktor penumpang


angkutan umum
1 07 xx 20 Program peningkatan
kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor

V/C ratio kendaraan yang


melintas di kota

ratio

0,3

Din.
Perhubungan

1 08 xx 15 Program penanganan
persampahan

Penanganan persampahan

kec.

17

Din. PU

1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan

Persentase penduduk yang


terlayani pengelolaan sampah

25

Din. PU

Jumlah TPA sampah dengan


sistem sanitary landfill

jumlah

Din. PU

RencanaKerjaPembangunanDaerahKabupatenBantulTahun2013
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Pada bab ini akan dijabarkan secara eksplisit mengenai rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dan kedudukan tahun rencana
(RKPD). Disamping itu dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, telah dilakukan penyelarasan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah
provinsi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta
program/kegiatan kabupaten/kota, sehingga beberapa rencana program/kegiatan prioritas
kabupaten menjadi usulan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal penting yang perlu menjadi catatan yang harus ditindaklanjuti dalam penyusunan
RAPBD Tahun 2013 adalah berkaitan dengan adanya kesepakatan kegiatan prioritas bersama
antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Bantul
melalui sumber dana cost sharing.

V-1

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013

REKAPITULASI JUMLAH USULAN ANGGARAN


MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2013
NO

URAIAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD

II

URUSAN WAJIB

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Pendidikan
Kesehatan
Pekerjaan Umum
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Pertanahan
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Sosial
Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal Daerah
Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
OTDA, Pem Umum, Adm Keu Drh, Perangkat Drh, Kepeg & Persandian
Ketahanan Pangan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
Perpustakaan

III

URUSAN PILIHAN

1
2
3
4
5
6
7
8

Pertanian
Kehutanan
Energi dan Sumberdaya Mineral
Pariwisata
Kelautan dan Perikanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
JUMLAH

PAGU INDIKATIF
(Rp)
58,917,419,900
58,407,892,650
105,568,457,506
58,414,466,500
1,853,000,000
1,465,860,000
2,643,118,750
2,437,605,800
5,542,928,573
6,899,163,500
3,748,227,000
441,660,000
1,310,975,000
1,834,175,000
2,108,475,500
846,844,000
841,545,000
745,870,000
1,754,795,000
3,680,410,750
28,065,546,773
5,587,130,700
2,918,127,280
620,575,000
608,533,727
3,391,172,500
442,500,000
5,015,398,200
1,590,000,000
587,200,000
1,394,000,000
4,194,500,000
2,757,697,500
1,007,565,000
1,299,084,100
378,941,921,209

V-4


BAB VI
PENUTUP
RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten
Bantul ini dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 dan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Angaran Pendapatan
Belanja Daerah (KU-APBD) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (PPAS-APBD) Tahun Anggaran 2013. Selain itu, RKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 ini digunakan sebagai bahan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang
APBD Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah
disusun berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.
Dokumen ini diharapkan menjadi media komunikasi secara berkelanjutan antar semua pelaku
pembangunan dan sebagai media evaluasi pelaksanaan program/kegiatan supaya tetap sesuai
dengan rencana.

BUPATI BANTUL,

SRI SURYA WIDATI

VI-1

Anda mungkin juga menyukai