Anda di halaman 1dari 28

Pendahuluan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua
organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari
molekul komplek menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas
tubuh manusia.

Mind Map

Struktur
1. Makroskopis 1,2
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Rongga mulut dibagi dalam:
1. Vestibulum oris
Merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi dengan
processus alveolarisnya di sebelah dalam.
Pendarahan:
Pembuluh nadi: Aa. Labiales superiores et inferiores, cabang a. facialis dan a.
Temporalis superficialis.
Pembuluh balik: V. Facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v. Facilais
communis dan bermuara ke dalam v. Jugularis interna.
Getah bening: Nnll. Submentales, submadibulares, dan parotideae yang kemudian
dialirkan ke dalam Nnll. Caevicales profundae.
2. Cavum oris propium
Gigi geligi
Terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir.
Pendarahan:
Nadi: atas : rr. alveolaris superiores, a. Infraorbitalis r. Alveolaris superior anterior
bawah : a. alveolaris inferior
pembuluh balik: atas : v. Facialis atau plexus pterygoideus.
bawah : v. Alolaris inferior
Persarafan: Nn. Alveolares superiores (V2), N. Alveolaris inferior (V5)
Palatum
Palatum durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis
maxillae dan processus horizontalis ossis palatini. Tulang-tulang ini dilapisi oleh
selaput lendir di sisi superior dan inferior.
2

Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi
beberapa otot.
Pendarahan : cabang-cabang a. maxilaris yakni a. palatina descendens, aa. Palatina
mayor ( palatum durum), dan aa. Palatinae minores (palatum molle).
Persarafan : plexus pharyngeus (N. IX +N. X), kecuali M. Tensor veli palatini oleh n.
Tensoris veli palatini cabang n. Trigeminus V3.
Diaphragma oris. Dasar mulut dibentuk oleh 3 otot yakni M. Digastricus venter
anterior, M. Mylohyoideus, dan M. Geniohyoideus. Fungsinya untuk membuka mulut.
Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan ororpharynx. Batasbatasnya yakni : tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan dorsum linguae.
Lidah (lingua) mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut.
Pendarahan: nadi: a. lingualis
balik : v. Dorsalis linguale, Vv. Profunda linguae, V. Sublingualis.
Persarafan: sensibel : N. Lingualis V3, N. IX, N. X
Pengecap : N. Lingualis V3 (chorda typani N. VII), N. X
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Dinding faring terdiri
dari 3 lapis yakni:
1. Tunica mucosa pharyngis
Terdiri atas nasopharynx yang berfungsi untuk pernafasan, oropharynx yang berfungsi
untuk pencernaan, dan laryngopharynx.
2. Tunica submucosa pharyngis
Di bagian atas sangat tebal dan melekatkan pharynx pada dasar tengkorak. Di bagian
bawah, di laryngopharyns, submukosa lebih elastis sehingga memudahkan pada saat
menelan.
3. Tunica muscularis pharyngis
Terdiri atas otot-otot melingkar dan membujur.
Otot-otot melingkar terdapat pada dinding posterior dan lateral pharynx.
- M. constrictor pharyngeus superior
- M. constrictor pharyngeus media
- M. constrictor pharyngeus inferior
Otot-otot membujur
- M. palatopharyngeus
- M. stylopharyngeus
- M. salpingopharyngeus
Pendarahan : A. thyroidea superior, A. pharyngea ascendens. Plexus venosus pharyngeus
Persarafan: plexus pharyngeus (N. IX + N. X)
3

C. Kerongkongan (Esofagus)
Merupakan suatu pipa muscular yang marupakan lanjutan pharynx. Pada esofagus dapat
dibedakan 3 bagian yakni:
1. Pars cervicalis (C6-7)
Anterior: trachea, gl. Thyreoidea
Posterior: vertebra cervicalis
Lateral Kanan/Kiri: A. carotis communis, N. recurrens
Lateral Ki: A. subclavia, ductus thoracicus
2. Pars thoracalis
Anterior : trachea + bronchus kiri, pericardium + atrium kiri, diaphragma
Posterior: vertebra thoracalis, ductus thoracicus , V. azygos, Aorta ascendens
Kiri: Arcus aorta, N. recurrent kiri , A. subclavia kiri, ductus thoracicus, pleura
Kanan: pleura, v. azygos
3. Pars abdominalis
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri
dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Selainitu juga terdapat 2 muara yakni
cardia : muara oesophagus gaster dan pylorus : muara gaster duodenum, 2 lekukan
yaitu incisura cardiaca curvatura major, incisura angularis curvatura minor, dan 2
permukaan yaitu facies anterior dan facies posterior.
Lapisan dinding gaster

- tunica mukosa: merupakan selaput lendir yang berlipat-lipat yang disebut plica
gastricae, sedangkan lipatan yang berjalan dari cardia sampai pilorus disebut magenstrase
WALDEYER. Pada permukaan lipatan gaster terdapat lekukan-lekukan kecil yang
disebut foveolae gastricae. Ada 3 macam kelenjar pada mukosa lambung yakni gl.
cardiacae : lender, gl. gastricae : pepsin & HCl, dan gl. pyloricae : pepsin
- tunica submucosa merupakan jaringan ikat yang kuat
- tunica muscularis :obliquus (lapisan paling dalam), circularis (merupakan lanjutan otot
sirkuler oesophabus yang melapisi corpus dan pilorus),,longitudinal (merupakan lapisan
terluar sepanjang kedua curvatura.
4

- tunica serosa: melapisi seluruh permukaan luar lambung sehingga lambung terletak
intraperitoneal.
Pendarahan:
Arteri : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra, A.
gastroepiploica sinistra, A. gastrica brevis.
Vena: V. gastrica brevis V.lienalis, V. gastroepiploica sinistra, V. gastroepiploica
dextra, V. gastrica sinistra, V. gastrica dextra
Persarafan: parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X ki. (anterior), simpatis:
serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post ganglionic (ggl.plexus
celiacus)
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),
lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale
dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Pendarahan:

Arteri: A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A. pancreatico duodenalis


superior.anterior. & posterior memperdarahi : duodenum.bagian.proximal, A.
pancreatico duodenalis inferior anterior & posterior : cabang A. mesenterica superior
memperdarahi : duodenum.bagian distal
Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam V. porta, sebagian tidak langsung
melalui V. mesenterica superior dan v. lienalis
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.
Jejunum mempuyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada
illeum, arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita
sirkular yang rapat.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu.
Sifat illeum berlawanan dari Jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis,
diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa recta yang
pendek, dan pita sirkular yang renggang.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
6

Kolon asendens (kanan)


Mulai dari junctura ileo colica flexura colli dextra
Vascularisasi :
o Arteri: A. ileocolica & A. colica dext. cabang A. mesenterica sup.
o Vena: V. ileocolica & V. colica dextra v. mesenterica superior
Getah bening : Nnll paracolica Nnll mesenterica superior.
Innervasi

: plexus mesentericus superior

Kolon transversum
Dari flexura colli dextra flexura colli sinistra
Vascularisasi
o Arteri: A. colica media, cabang a. mesenterica superior, A. colica sinistra, cabang
a. mesenterica inferior.
o Vena: V. mesenterica superior
Getah bening: Nnll. colica media Nnll. mesenterica superior
Kolon desendens (kiri)
Letak : retro peritoneal, dari flex.coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra
Vaskularisasi : A. colica sinistra, cab. A. mesenterica inferior
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Berbentuk huruf S, dari PAP S3, kemudian menjadi rectum rectosigmoid junction
15 cm dari anus
Vascularisasi : a. sigmoideae, cab. A. mesenterica inferior.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai
7

cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap,
lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang
jelas tetap terletak di peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai
appendektomi.
Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar
(BAB).
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar), yang merupakan fungsi utama anus.
Pendarahan A. rectalis superior : cabang A. mesenterica superior, A. rectalis media, A.
rectalis inferior.
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
o Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
o Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, ollum pancreas, corpus pancreas, dan
cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas: pulau-pulau
LANGERHANS. Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone.
Pendararahan:
Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A. gastroduodenalis), A. pancreatico
duodenalis inferior (cabang A. mesenterica superior)
Vena: darah dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior
K. Hati

Dilapisi oleh peritoneum,kecuali yang berbatasan dengan diaphragma Bare area/


area NUDA. Terdiri 2 lobus yakni lobus sinister dan dexter . Lobus dexter terbagi 2: lobus
caudatuss dan lobus Quadratus. Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang. di tempati
lig. teres hepatis & lig. Venosum arantii.
Terdiri dari 3 facies

Facies diaphragmatica, berbatasan langsung dengan permukaan bawah paru


dan jantung impressio cardiaca

Facies visceralis = facies inferior

Facies superior ~ bare area


Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah.
L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

2. Mikroskopis 3,4
Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa
lapisan tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut
terhadap kerusakan selama mengunya dan hanya terdapat di gigivi dan palatum durum.
Lamina proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang.
9

Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut.
Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa
yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut
yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.
Lidah
Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papila-papila lidah. Epitelnya berlapis
gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papila
lidah dan terdapat Tonsila Linguae. Pada bagian tengah lidah terdapat anyama penyambung
septum linguae. Otot intrinsik lidah yang merupakan unsur utama lidah berjalan vertikal,
longitudinal, dan tranxversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.
Papila
Peninggian epitel mulut dan lamina propria, dengan bentuk dan fungsi yang bervariasi.
Ada 4 jenis papila yakni:
Papila Filiformis
Merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan dorsal 2/3 anterior
lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk, tidak mempunyai taste buds. Papila ini
berbentuk kerucut memanjang (runcing). Modifikasi papila ini disebut papila cueniform
(plapila conica).
Papila Fungiformis
Tersebar diantara papila filiformis.Epitelnya berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk.
Permukaannya lebih lebar dari dasarnya sehingga bentuknya menyerupai cendawan
(jamur). memiliki taste buds. Modifikasi papila ini disebut papila lentiformis.
Papila Foliata
Papila ini kurang berkembang pada manusia. Papila Foliata terdiri atas 2 atau lebih
tonjolan dan alur pararel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak
kuncup kecap.
Papila Sirkumvalata
Merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan permukaan datar yang
menonjol diatas papila lain. Epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk. Bentuknya
menyerupai papila fungiformis. Terdat sulcul sircular (cryptus) dan pada msisi

10

lateralnya terdapat taste bud. Ductus ekskretorius kelejar serous Van ebner bermuara ke
cryptus.
Oesophagus
Tunica mukosa
Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika muscularis mukosa hanya satu
lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang
merupakan perluasan kelenjar kardia.
Tunica submukosa
Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelejar submukosa atau
oesophageal glands.
Tunica muscularis
Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 bagian tengah terdiri dari campuran otot
polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos.
Gaster
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Epitelnya
mukosa selapis toraks tanpa sel goblet. Sitoplasma oada permukaan apikalnya mengandung
musigen. Intinya oval Pada lamina propria terdapat kelenjar di :

Kelenjar Kardia dan Pilorus


Sel sekresinya menghasilkan mukus yang berfungsi untuk melindungi lambung dari
autodigestion.. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang.

Kelenjar Fundus (kelenjar Gaster)


Dimulai dari dasar gasric pits ke seluruh lamina propria sampai tunica muscularis
mukosa. Pada kelenjar ini terdat 4 macam sel yakni:

Usus Halus
Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat
brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga
mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili
intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa
simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di
11

bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel crytus berfungsi menggantikan selsel epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3 daerah yakni:

Duodenum
Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili
intestinalis berbentuk lebar.

Jejunum
Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggitinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.

illeum
terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria meluas
ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.

Usus Besar
Tunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet banyak
dintara sel epitel. Memiliki Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitorius. Sel paneth dan sel
argentafin sedikit sekali. Tunica muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang
disebut Taenia Coli
Appendix
Merupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris. Memiliki
banyak folikel limphoid di sub mukosa. Tida ada taenia coli. Strukturnya menyerupai usus
besar.
Rektum
Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collum (Anal column, Column of Morgagni).
Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan anus disebut Linea
Pectinata.
Anus
Tunica submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater Pacini.
Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunica Muskularis Mukosa/
lapisan longitudinal membentuk musculis dilator ani internus. Tunica musckularis sirkular
menebal pada ujungnya membentuk musculus Sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini
12

terdapat jaringan otot lurik Musculus Sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng
dengan lapisan tanduk, memiliki folike rambut, dan kelenjar sebasea.

3. Fungsi Saluran Pencernaan


a, Absorbsi Karbohidrat
Dalam bentuk monosakarida terutama heksosa yaitu glukosa , fruktosa , manosa , galaktosa..
Kecepatan absorbsi heksosa lebih cepat dari pentosa. Absorbsi hexosa lebih cepat karena
aktif + difusi + fosforilasi sebelum diabsorbsi. Fosforilasi dapat dihambat oleh ouabain
(inhibitor pompa Na) , monoiodoasetat , fluorisin (hambar reasorbsi glukosa)
Gangguan Pencernaan dan absorbsi:
1.Defisiensi laktase disebabkan oleh intoleransi terhadap laktosa. Gejala dan tanda intoleransi
laktosa : Kejang perut,diare,kembung karena penimbunan laktosa yang osmotik aktif dan
kerja fermentasi gula oleh bakteri usus sehingga menghasilkan gas dan produk yang
mengiritasi usus.
2.Defisiensi sukrase dan iso maltase terdapat bersamaan sifat diturunkan, timbul setelah
minum gula pada masa kanak kanak. Gejala sama dengan intoleransi laktosa.
a.Disakariduria : defisiensi disakaridase = tersekresi disakarida dalam urin.
Absorbsi disakarida dapat terjadi karenakerusakan dinding usus atau sprue atau karena
penimbunan disakarida dalam usus.
b. Malabsorbsi monosakarida: kelainan kongenital absorbsinya glukosa dan galaktosa
diabsorbsi sangat lambat karena gangguan pada mekanisme pengemban.
b.Absorbsi Lemak
Lemak hidrolisis -> gliserol, asam lemak digliserida , monoasil gliserida dan emedu -> misel
(campuran garam empedu lesitin dan kolesterol) -> dapat larut -> masuk ke sel mukosa usus
-> pemecahan lengkap -> gliserol dan asam lemak -> resintesa trigliserida -> pembentukan
lymphe lacteals rongga abdomen -> ductus thoracicus sebagai kilomikron -> darah. Garam
empedu -> darah portal -> hepar -> empedu -> usus : sirkulasi heteropatik dari garam
empedu. Fosfolipid , hidrofilik -> diserap dalam bentuk aslinya -> vena portal -> hepar
13

Kolesterol diabsorbsi ke lymhe dalam bentuk ester, dalam darah dalam bentuk bebas. Dr
sterol tanaman tidak ada yang diabsorbsi kecuali ergosterol yang diabsorbsi setelah iubah jadi
vitamin D
Steatorrhea : lemak dalam feses >> karena gangguan emulsifikasi , pencernaan atau absorbsi
lemak misal pada icterus obstructivus , pankreatitis kronika , obstruksi saluran empedu.
Kiluria : urine seperti susu karena adanya hubungan abnormal antara traktus urinatus dan
sistim aliran limfe usus fistula kilosa th/ triasik gliserol dan asam lemak rantai sedang
Kilotoraks : cairan pleura seperti susu karena hubungan abnormal antara rongga pleura dan
cairan limfe usus halus -> th/ triasil gliserol + asam lemak pendek.

c. Absorbsi Asam Amino dan Protein


Hampir semua protein makanan dihidrolisa -> asam amino -> cepat di absorbsi dari usus - >
v.porta. Beberapa dihidrolisis dari dipeptida diselesaikan dalam dinding usus.. Ada perbedaan
kecepatan absorbsi di usus antara isomer Asam amino :
a. Isomer (L) ditranspor aktif melalui usus dan mukosa -> serosa dalam hal ini diperlukan
vitamin B6 (piridoksal fosfat)
b. Isomer (D) ditranspor secara difusi bebas asam amino disintetik dipakai untuk selidiki
transpor asam amino -> model
Asam amino iso butirat menyerupai valin dan methionin -> ditranspor melalui membran sel
seperti asam amio methionin -> ditranspor melalui membran seperti asam amino alam tetap
di dalam sel. tak dapat dimetabolisir -> sehingga tetap daat diidentifikasi dan dianalisis..
Asam l amino-siklopentano-l karboksilat menyerupai glisin. Ada sifat kompetitif antar asam
amino , bila suatu asam amino >> hambat absorbsi asam amino yang lain. Ada kepekaan
individu terhadap protein. Protein = antigenik : mamu merangsang Rx imunologis hanya bila
protein dalam bentuk relatif besar.
Hidrolisa protein merusak sifat antigennya meskipun smp tkt polipeptida -> bisa diserap
meskipun tidak dihidrolisis -> asam amino Contoh : antibodi kolostrum dapat digunakan
bayi, memperkuat dukungan pada hipotesis dasar kelainan tropical sprue terletak dalam sel
mukosa usus -> memungkinkan polipeptida yang dihasilkan dari pencernaan gluten ( protein
14

gandum) (terpenting oleh pepsin dan tripsin) tidak hanya tmblkan efek lokal yang merugikan
di dalam usus tetapi juga diabsorbsi ke dalam sirkulasi sehingga merangsang pembentukan
antibody. Antibody terhadapp gluten gandum atau bagian bagiannya sering terdapat pada
pend. non. trop. sprue. Sifat merugikan -> polipeptida dengan 6-7 asam amino misal glutamin
dan prolin dapat empunyai sifat -sifat yang merugikan.

4. Mekanisme Saluran Pencernaan 6-9


Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
o menerima makanan
o memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
o menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
o membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus. Selain itu, Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Mulut
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzimenzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah
membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung.Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke
paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit
lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus)
merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gelombang kontraksi dan relaksasi
otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
15

Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam
dirangsang oleh:
saraf yang menuju ke lambung
gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan
satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan
kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan
aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter
16

Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk
dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki
lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatanlipatan, vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui
usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk
melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus
menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.
Pankreas
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui
berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung
dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam
duodenum. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
17

Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah


Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin
dan glukagon).
Hati.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan
oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh
dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%
kolesterol

yang

dihasilkan

di

hati

digunakan

untuk

membuat

empedu.

Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.


Empedu
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya
sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu
serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan
makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
Membantu pencernaan dan penyerapan lema
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
18

Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari
sel darah merah yang dihancurkan
Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh
garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam
setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di
dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa
dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
Usus besar
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan
tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari
usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Enzim dalam pencernaan


Pencernaan dalam Mulut
Liur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH
sekitar 6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada waktu
19

mengunyah dan menelan makanan. Gerakan mengunyah berfungsi memecah makanan


sehingga terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi kerja enzim.
Liur juga merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol dan morfin), ionion organik (K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi imunoglobulin (IgA)).
-Amilase liur mampu membuat pati dam glikogen dihidrosis menjadi amltosa dan
oligosakarida. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH <4, sehingga kerja pencernaan
dalam mulut akan terhenti ketikalingkunagn lambung yang asam menembus partikel
makanan. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan dorsal lidah (kelenjar Ebner).
Pencernaan dalam Lambung
Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl 0,20,5% dengan pH 1.getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir) serta
garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.
5. Pemeriksaan 11
a. Fisik
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi. Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan
agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi
terhadap abdomen.
Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum dipakai untuk menentukan
lokalisasi kelainan, yaitu:
1. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui
umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan
kiri bawah.
2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis
vertikal.
Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga
kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior
(SIAS).
Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS
dan mid-line abdomen.
20

Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri,


lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/
suprapubik, dan iliaka kiri.

Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat
dan teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat teraba di daerah
tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadaran kiri bawah, kolon
asendens dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan bawah. Ginjal yang merupakan
organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak teraba. Kandung kemih pada retensio urine
dan uterus gravid teraba di daerah suprapubik.
Inspeksi
Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama
dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:
Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun
pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekasbekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan
lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena
(obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali,
kista ovarii, hidronefrosis).
Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau
tumor apa.

21

Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada
dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan
gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.

Perhatikan juga gerakan pasien:


Pasien sering merubah posisi adanya obstruksi usus.
Pasien sering menghindari gerakan iritasi peritoneum generalisata.
Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi
peritonitis.
Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri
pankreatitis parah..

Palpasi
Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:
Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan
untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak
melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding
abdomen.
Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang
dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta
untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan
menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus
rectus relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang
selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.
Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri
berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian
depan dinding abdomen.
22

Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.


Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen &
dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara,
sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba
saat memantul.
Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan
penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan
lainnya.
Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya,
konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan,
dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya digambarkan skematisnya.

Palpasi hati; dilakukan dengan satu tangan atau bimanual pada kuadran kanan atas.
Dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mid-line & SIAS. Bila
perlu pasien diminta untuk menarik napas dalam, sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati
dinyatakan dengan berapa sentimeter di bawah lengkung costa dan berapa sentimeter di
bawah prosesus xiphoideus. Sebaiknya digambar.

Anatomic Location of Organs by Quadrant


RIGHT UPPER QUADRANT (RUQ )
Liver
Gallbladder
Duodenum
Head of pancreas
Right kidney and adrenal
Hepatic flexure of colon
Part of ascending and transverse colon

LEFT UPPER QUADRANT (LUQ)


Stomach
Spleen
Left lobe of liver
Body of pancreas
Left kidney and adrenal
Splenic flexure of colon
Part of transverse and descending colon

RIGHT LOWER QUADRANT (RLQ)


Cecum
Appendix
Right ovary and tube
Right ureter
Right spermatic cord

LEFT LOWER QUADRANT (LLQ)


Part of descending colon
Sigmoid colon
Left ovary and tube
Left ureter
Left spermatic cord

MIDLINE
Aorta
23

Uterus (if enlarged)


Bladder (if distended)

Perkusi
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan,
menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi
cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara
bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ
berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).
Orientasi abdomen secara umum.
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk
mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi
usus, pekak hati akan menghilang.
Cairan bebas dalam rongga abdomen
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara
perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness
dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien
dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah. Cara pemeriksaan
asites:
o Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).
Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah
ketukan pada satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan
yang akan diteruskan ke sisi yang lain.
Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada
satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang-ulang pada
dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan adanya tekanan
gelombang.
o Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).
Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah.
Pasien tidur terlentang, lakukan perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke
24

redup pada kedua sisi. Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi, lakukan
perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara timpani ke redup maka akan
tampak adanya peralihan suara redup.
Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising
pembuluh darah. Dilakukan selama 2-3 menit.
Mendengarkan suara peristaltic usus.
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke
seluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan
dan udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).
Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih
tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat,
bahkan sampai hilang.
Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada
aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar
adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium
b.Penunjang : Radiologi dan Laboratorium 5,10
Pemeriksaan abdomen secara keseluruhan :
1. Rontgen
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus dari penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
25

2. Sinar X pada Abdomen


Sinar X pada abdomen berguna untuk mendeteksi ukuran, struktur, dan jaringan tubuh yang
abnormal. Dalam pemeriksaan ini, prosedur yang harus dijalankan, antara lain:
Asupan makanan dan cairan biasa tidak dibatasi.
Pakaian dilepaskan dan pasien hanya menggunakan gaun kertas atau kain.
Pasien berbaring pada posisi terlentang dengan lengan terlentang di atas meja sinar X yang
telah dimiringkan.

3. CT scan abdomen
CT abdomen berguna untuk mendiagnosis tumor, obstruksi, kista, hematoma, dan kondisi
lainnya yang terjadi pada abdomen. Zat pewarna kontras per IV dapat digunakan unutk
meningkatkan visualisasi. Ginjal dan aliran urin mudah terlihat dengan zat kontras.
4. USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.
USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan
juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya
cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan,
sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus
halus atau usus besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak
memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan
gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran
dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem
video.
Berdasarkan skenario , sang bapak mengeluh sakit perut yang makin lama makin bertambah
hebat dan pada peeriksaan ditemukan nyeri tekan pada regio inguinalis (iliaca) dekstra.
Tanda dan gejala appendicitis adalah nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya
dapat disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan
lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan
dijumpai. Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang
secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah kanan. Apabila
26

appendiks telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar ; distensi abdomen terjadi akibat ileus
paralitikdan kondisi klien memburuk.
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya
penyakit radang usus buntu (Appendicitis). Diantaranya adalah pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi :
1. Pemeriksaan Fisik.
Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan
(swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada
perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa
nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana
merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.
Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggitinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus
buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa
nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih
menunjang lagi adanya radang usus buntu.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel
darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 ?18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan
yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).
3. Pemeriksaan Radiologi .
foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup
membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 ?97 %), terutama untuk
wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan
pemeriksaan CT scan (93 ?98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran
apendiks.

27

Daftar Pustaka
1. Snell RS . Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 , Sistem Digestivus .
Jakarta : EGC ; 2006.p.148-52
2. Moore KL , Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR,editor , Sistem Digestivus. Jakarta:
EGC ; 2002.p.83-7
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran
Cerna. Jakarta : EGC; 2007.p.278-307.
4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik
Histologi. Saluran Cerna. Jakarta: Penerbit Universitas Trisaksi; 2007.p.101-27.
5. Kee JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. In: Kapoh RP, editor.
Pengkajian Laboratorim/Diagnostic Fungsi Tubuh. Jakarta: EGC; 2008.p.719-21.
6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. In: Bani AP,
Sikumbang TMN. Pencernaan dan Absorpsi. 25th ed. Jakarta: EGC;2003.p.632-44.
7. Digestivus. Edisi 2009. Diunduh dari tennumber.blogspot.com . 25 Juli 2009.
8. Biologi Sstem Pencernaan. Edisi 2009. Diunduh dari :
http://www.indonesiaindonesia.com/f/10673-biologi-sistem-pencernaan/.22 Juli 2009.
9. Sistem Digestivus. Diunduh dari : http://bertousman.blogspot.com/2009/02/sistemdigestivus.html . 22 Juli 2009.
10. Radiologi . Diunduh dari : http://www.rssumberwaras.com/idt.php?p=fsl&sub=radiologi .
22

Juli 2009.

11. Pemeriksaan Fisik Abdomen . Diunduh dari :


http://www.scribd.com/doc/7632430/Pemeriksaan-Fisik-Abdomen/ . 22 Juli 2009.
28

Anda mungkin juga menyukai