Anda di halaman 1dari 11

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.

2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarnadenganMenggunakan
PemrogramanBorlandDelphi
HariMurti dan RinaCandraNoorSanti
FakultasTeknologiInformasi,UniversitasStikubankSemarang
email:hmurti076@gmail.comr_candra_ns@yahoo.com

Abstrak
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan selsel kerucut dalam
retinamata yangmengalamikelemahan ataukerusakanpermanen dan tidak mampu merespon warna
dengansemestinya.Butawarnamerupakankelainangenetikataubawaanyangditurunkandariorang
tua kepada anaknya, kebutaan warna juga dapat disebabkan seseorang mengkonsumsi obat dalam
periode waktu tertentu karena penyakit yang dideritanya. Penglihatan warna sangat berpengaruh
terhadap kehidupan seharihari dari seseorang, menjadikan masalah dan bahkan mungkin bisa
menjadikan seseorang akan merasa tersiksa dan frustasi dengan keadaan ini, misal pada anakanak
dimanatidakdapatmemilihwarnaspidolataucrayonyangtepat,seseorangtidakdapatmemadupadan
warna baju yang cocok, seorang ibu yang tidak bisa mengetahui kapan daging benarbenar matang,
seseorang tidak mengerti tanda lalulintas dan masih banyak lagi faktafakta tentang buta warna.
Menurut dokter spesialis mata bahwa tidak ada cara untuk mengobati buta warna karena bawaan,
karenabutawarnabukansuatupenyakitmelainkangangguanpenglihatanpadaseseorang.Penyandang
buta warna tetap mengenal warna tetapi warna yang sesuai dengan persepsi sendiri. Sedangkan
penderita kebutaan warna yang disebabkan akibat samping dari mengkonsumsi obat maka kebutaan
warnayangdisandangnyadapatdisembuhkan.
KataKunci:butawarna danselkerucut.

PENDAHULUAN
Kebutaan
dapat
dikategorikan
bermacammacam. Kebutaan karena buta
warna atau kebutaan total (dalam artian tidak
bisamelihatapaapa).Butawarnamerupakan
kelainangenetikataubawaanyangditurunkan
dari orang tua kepada anaknya, kebutaan
warna juga dapat disebabkan seseorang
mengkonsumsi obat dalam periode waktu
tertentu karena penyakit yang dideritanya.
Penglihatan warna sangat berpengaruh
terhadapkehidupansehariharidariseseorang,
menjadikan masalah dan bahkan mungkin
bisa menjadikan seseorang akan merasa
tersiksa. Untuk mengetahui apakah seseorang
penyandang buta warna atau tidak, pada saat
ini dokter mata melakukan test dengan
menggunakan suatu buku test untuk
melakukan test buta warna, buku tersebut
dikenaldenganISHIHARATESTyangterdiri
dari plat atau lembaran yang didalamnya
terdapat titiktitik dengan berbagai warna dan
ukuran. Titik tersebut membentuk lingkaran,
warna titik itu dibuat sedemikian rupa
sehinggaorangbutawarnatidakakanmelihat
160

perbedaan warna seperti yang dilihat orang


normal.
Alat test Ishihara diakui dan digunakan
secara internasional sebagai alat untuk
penentuan gangguan penglihatan atau
kebutaan warna, dimana alat test Ishihara
mengalami penyempurnaan dan modifikasi
dariwaktukewaktu,AlattestIshiharaterbaru
berisi38platpadatahun2009ini.
Dokter memberikan batas waktu untuk
pembacaan setiap plat yang harus dibaca oleh
subyek (pasien) selama 3 detik, dengan
menghitung jumlah jawaban yang benar dari
seseorang,makadokterakanbisamenentukan
apakah sesorang disebut sebagai penyandang
buta warna atau tidak, serta mengetahui jenis
kebutaanwarnadanpenyebabkebutaanwarna
dari seseorang. Buku test Ishihara berisi
cetakan gambar pseudoisochromatic akan
mengalami perubahan warna karena
bertambahnyausiabuku,warnayangadapada
pseudoisochromatic akan pudar atau kusam
jikaterlalulamadisimpan,atauterkenacahaya,
kekusaman warnaakan merubah keaslian plat

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarnadenganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

untuk alat uji sehingga akan mempengaruhi


keakuratan hasil test. Selain pemeliharaan
buku test yang sulit,harga dari buku test
tersebutsangatmahal.

Pengetahuan sistem pakar dibentuk dari


kaidah atau pengalaman tentang perilaku
elemen dari domain bidang pengetahuan
tertentu.

Dengan
perkembangan
teknologi
komputer, baik hardware dan software,
komputer telah mampu menyelesaikan
masalah diberbagai bidang yang dihadapi
manusia sehingga dapat terselesaikan dengan
mudah,tepatdancepat.Salahsatubentukdari
perkembangan teknologi komputer adalah
dikembangkannya teknologi kecerdasan
buatan sehingga komputer mempunyai
intelegensi
tertentu
yang
mampu
menyelesaikan masalah yang memerlukan
kecerdasan, kepintaran seperti yang bisa
dilakukan oleh seorang pakar. Dimana sistem
tersebutharuslahberbasiskecerdasanbuatan.

KomponenSistemPakar

Salahsatubagiandarisistemkecerdasan
buatan adalah sistem pakar dibidang
kedokteran. Banyak sistem pakar dibidang
kedokteran yang berhasil dibuat dan
digunakandansemuanya mempunyai manfaat
yang besar terutama dalam membantu proses
pendeteksian atau diagnosa penyakit secara
dini.Demikianpula perlusuatusistempakar
untuk alat test kebutaan warna yang yang
dapat digunakan untuk mendampingi atau
bahkan menggantikan sarana test yang
digunakanseorangdoktermatayangbiasanya
berupaplattestIshihara.
LANDASANTEORI
DefinisiSistemPakar
Menurut Firebough (1988), Sistem
Pakar adalah suatu kelas dari program
komputer yang dapat memberikan nasehat,
menganalisa,
mengkategorikan,
berkomunikasi, menjelaskan, menjelajah,
memeriksa,
membuat
konsep,
mengidentifikasi,
menterjemahkan,
menjastifikasi, mempelajari, mengelola,
memonitor, memanggil, menjadwalkan,
mengetes, memberikan pelatihan/visual yang
kesemuanya memerlukan spesialis/keahlian
manusia.
Menurut Giarratano dan Riley (2005),
Sistem Pakar adalah salah satu cabang
kecerdasan buatan yang menggunakan
pengetahuanpengetahuan
khusus
yang
dimiliki oleh seorang ahli/pakar untuk
menyelesaikanmasalahmasalahtertentu.

Sistem pakar sebagai sebuah program


yang difungsikan untuk menirukan tugas
seorang pakar harus bisa malakukan halhal
yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar.
Arsitektursistempakarterlihatpadagambar1.

Gambar1.ArsitekturSistem Pakar
a. KnowledgeBase (BasisPengetahuan)
Basis
pengetahuan
mengandung
kumpulan pengetahuan untuk pemahaman,
formulasi,danpenyelesaian masalah(terdapat
faktadanaturan)bidangtertentu.Pengetahuan
diperoleh dari akumulasi pengetahuan pakar
dan sumbersumber lain. Basis Pengetahuan
bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu
ke waktu. Perkembangan pengetahuan
disebabkan karena pengetahuan yang
bertambah,terupdate.
b. InferenceEngine(MesinInferensi)
Mesin inferensi merupakan otak dari
sistem pakar, biasa disebut sebagai mesin
pemikir
(Thingking
machine)
yang
mengandung mekanisme, pola pikir dan
penalaran yang digunakan oleh pakar dalam
menyelesaikan masalah. Mesin inferensi
merupakan
program
komputer
yang
memberikan metodologi untuk penalaran
tentang informasi yang ada dalam basis
pengetahuan dan dalam memori kerja
(Working
Memory)
serta
untuk
memformulasikankesimpulan.
c. WorkingMemory (MemoryKerja)
Merupakan bagian dari sistem pakar
yang digunakan untuk merekam faktafakta
yang diperoleh saat dilakukan proses
konsultasi. Faktafakta inilah yang yang akan
diolah oleh mesin inferensi berdasarkan
pengetahuan yang disimpan dalam basis
pengetahuan untuk menentukan suatu
keputusanpemecahanmasalah.

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

161

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

d. UserInterface(AntarmukaPengguna)

PlatNo.25:

Merupakan mekanisme yang digunakan


untuk berkomunikasi antara pengguna dan
sistem pakar. Antar muka yang efektif dan
user friendly sangat penting sekali terutama
bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang
yangditerapkanpadasistempakar.

Orang normal akan membacanya 8


(No.2), 6 (No.3), 29 (No.4), dan 57 (No.5).
Merekayang menderitagangguanpenglihatan
merahhijau akan membacanya 3 (No.2), 5
(No.3),70(No.4)dan35(No.5).Merekayang
butawarnatidakbisamembacanomerapapun.
Platnomer2,3,4dan5terlihatpadagambar3,
4,5,6.

AlatTestKebutaanWarnaIshihara
Buta warna dapat dites dengan tes
Ishihara, dimana lingkaran lingkaran
berwarnayangbeberapadiantaranyadirancang
agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat
dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita
butawarna.

Gambar3.Platno.2. Gambar4.Platno.3

Macammacam plat ini dirancang untuk


menyediakan sebuah test yang memberikan
sebuah penilaian yang cepat dan akurat
mengenai buta warna bawaan. Dan ini adalah
beberapa bentuk sederhana dari gangguan
penglihatanwarna.
Cara melakukan test buta warna untuk
kelainan ini adalah dengan membedakan
macammacam plat ini. Platplat yang ada di
alat test kebutaan warna Ishihara membentuk
sebuah metode yang mudah dalam
mendiagnosa untuk kasuskasus gangguan
peglihatan merahhijau. Salah satu kelainan
dari gangguan penglihatan warna merahhijau
adalah warna biru dan kuning yang muncul
lebihjelasdibandingkandenganwarnamerah
hijau.Tapiadajugabeberapakelompokorang
yangsangatjarangyangmenderitabutawarna
totaldantidakbisamembedakanvariasiwarna
sama sekali. Biasanya, itu disertai dengan
kerusakanpusatpenglihatan.
IsiMateriIshiharadengan38macamPlat

Gambar5.Platno.4

Gambar6.Platno.5

PlatNo.69:
Orang normal akan membacanya 5
(No.6), 3 (No.7), 15 (No.8) dan 74 (No.9).
Merekayang menderitagangguanpenglihatan
merahhijau akan membacanya 2 (No.6), 5
(No.7),17(No.8)dan21(No.9).Merekayang
butawarnatidakbisamembacanomerapapun.
Platnomer6,7,8dan9terlihatpadagambar7,
8,9dan10

Gambar7.Platno.6

Gambar8. Platno.7

Gambar9. Platno.8

Gambar10.Platno.9

Terdapat 38 macam plat dalam alat test


kebutaanwarnaIshihara,yaitu:
PlatNo.1:
Orang normal dan mereka yang buta
warnasamasamaakanterbaca12.Platnomer
1terlihatpadagambar2.

Gambar2.Platnomer1

162

PlatNo.1013:
Orang normal akan membacanya 2
(No.10),6(No.11),97(No.12)dan45(No.13).
Sebagian besar orang yang menderita
gangguan penglihatan warna tidak bisa
membaca satu nomer pun dan walaupun bisa
dibaca, jawabannya salah. Plat nomer 10, 11,
12dan13terlihatpadagambar11, 12,13 dan
14.

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

Gambar11.Platno.10 Gambar12. Platno.11

ISSN:08549524

Gambar21. Platno.20Gambar22. Platno.21


PlatNo.2225:

Gambar13.Platno.12 Gambar14.Platno.13
PlatNo.1417:
Orang normal akan membacanya 5
(No.14), 7 (No.15), 16 (No.16) dan 73
(No.17). Sebagian besar orang dengan
gangguan penglihatan warna tidak bisa
membaca satu nomer pun dan walaupun bisa
dibaca, jawabannya salah. Plat nomer 14, 15,
16dan17terlihatpadagambar15,16,17dan
18.

Orang normal akan membacanya 26


(No.22), 42 (No.23), 35 (No.24) dan 96
(No.25). Untuk kasus protanopia dan
protanomalia yang parah hanya 6 (No.22), 2
(No.23),5(No.24)dan6(No.25)yangterbaca.
Dan untuk kasus protanomalia yang ringan,
kedua nomernomer di tiap plat terbaca tapi
hanya nomer 6 (No.22), 2 (No.23), 5 (No.24)
dan 6 (No.25) yang paling jelas dari nomer
lain. Untuk kasus deuteranomalia hanya
nomer 2 (No.22), 4 (No.23), 3 (No.24) dan 9
(No.25) yang terbaca. Dan untuk kasus
deuteranomalia yang ringan, kedua nomer di
tiapplatterbacatapihanyanomer2(No.22),4
(No.23),3(No.24)dan9(No.25)yangterlihat
palingjelasdarinomerlainnya. Platnomer22,
23,24dan25terlihatpadagambar23,24,25
dan 26.

Gambar15.Platno.14 Gambar16.Platno.15

Gambar23. Platno.22 Gambar24.Platno.24

Gambar17.Platno.16 Gambar18.Platno.17
PlatNo.1821:
Sebagian besar orang yang menderita
gangguan penglihatan merahhijau akan
membacanya5(No.18),2(No.19),45(No.20)
dan 73 (No.21). Sebagian besar orang normal
danbutawarnatidakbisamembacanyasama
sekali. Plat nomer 18, 19. 20 dan 21 terlihat
padagambar19,20,21dan 22.

Gambar19.Platno.18 Gambar20.Platno.19

Gambar25. Platno.23Gambar26.Platno.25
PlatNo.26&27:
Dalam menemukan lilitan garisgaris
antara dua x, orang normal akan
mengikuti garis ungu dan merah. Penderita
protanopiadanprotanomaliayangparahhanya
garis ungu yang ditemukan, dan untuk kasus
protanomalia yang ringan, kedua garis dapat
ditemukan,namun
garis ungu lebih
mudah untuk diikuti. Untuk kasus
deuteranopia dan deuteranomalia yang parah
hanyagarismerahyangditemukan,danuntuk
deuteranomaliayangringan keduagaris dapat
ditemukan, namun garis merah lebih mudah
diikuti. Plat nomer 26 dan 27 terlihat pada
gambar27dan28.

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

163

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

Gambar27.Platno.26Gambar28. Platno.27
PlatNo.28&29:
Dalam menemukan lilitan garis antara
duax,sebagianbesardaripenderitagangguan
panglihatanmerahhijauakanmengikutigaris.
Tapi sebagian besar orang normal dan buta
warna tidak bisa mengikuti garisnya. Plat
nomer28dan29terlihat padagambar28dan
29.

Gambar28.Platno.28 Gambar29.Platno.29
PlatNo.30&31:
Dalam menemukan lilitan garis antara
dua x, orang normal menemukan garis hijau
kebirubiruan, tapi sebagian besar orang
dengangangguanpenglihatanwarnatidakbisa
mengikuti garis atau mengikuti garis tapi
berbedagarisdenganyangnormal.Platnomer
30dan31terlihatpadagambar30dan31.

ISSN:08549524

biruan dan hijau kekuningkuningan. Dan


penderita gangguan penglihatan merahhijau
menemukan garis yang menghubungkan
warna hijau kebirubiruan dengan ungu, dan
orangbutawarnatidakbisamenemukangaris.
Platnomer34dan35terlihatpadagambar34
dan 35.

Gambar34.Platno.34Gambar35.Platno.35
PlatNo.36&37:
Dalam menemukan lilitan garis antara
dua x, orang normal akan menemukan garis
yangmenghubungkanwarnaungudanorange,
dan penderita gangguan penglihatan merah
hijau menemukan garis yang menghubungkan
warnaungudanhijaukebirubiruan,danorang
buta warna tidak bisa menemukan garis. Plat
nomer36dan37terlihatpadagambar36dan
37

Gambar36.Platno.36Gambar37.Platno.37
PlatNo.38:

Gambar30. Platno.30 Gambar31.Platno.31


PlatNo.32&33:
Dalam menemukan lilitan garis antara
dua x, orang normal akan menemukan garis
orange,tapisebagian besar
penderita
gangguan penglihatan warna tidak bisa
mengikuti garis atau mengikuti garis tapi
berbedagarisdenganyangnormal.Platnomer
32dan33terlihatpadagambar32 dan 33.

Dalam menemukan lilitan garis antara


dua x, orang normal dan penderita
gangguan penglihatan warna mampu
menemukan garisnya. Plat nomer 38 terlihat
padagambar38

Gambar38.Platno.38
ANALISAPERANCANGAN
AnalisaSistem
a. MembuatUseCaseDiagram

Gambar32. Platno.32 Gambar33.Platno.33


PlatNo34&35:

UseCasedigunakanuntukmemahami
bagaimana user berinteraksi dengan sistem.
Urutan pemakaian perangkat lunak oleh user
terlihatpadagambar39.

Dalam menemukan lilitan garis antara


dua x, orang normal akan menemukan garis
yang menghubungkan warna hijau kebiru

164

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

d. MembuatStateDiagram
Dalam State Diagram Kebutaan warna
dapatdilihatketerkaitanantaraeventdanstate
secara keseluruhan pada sistem pakar. State
Diagramkebutaanwarnaterlihatpadagambar
42.

Gambar39 UseCaseDiagramKebutaan
Warna
b. MembuatSequenceDiagram
Melalui Sequence diagram dapat dilihat
interaksi antara user, sistem dan dokter, dari
urutankegiatansistem dariawalsampaiakhir
kegiatan. Diagram ini juga menggambarkan
komunikasipadarangkaiantertentu.Sequence
diagram kebutaan warna terlihat pada gambar
40.

Gambar42. StateDiagramKebutaanWarna
e. MembuatEntityRelationshipDiagram

Gambar43.ERD
Gambar40. SequenceDiagramKebutaan
Warna

f. PohonKeputusan

c. MembuatClassDiagram
Setelah menentukan kebutuhan kelas
dan atribut, maka disusun Class Diagram
terlihatdalamgambar41.

Gambar44. PohonKeputusan
g. MesinInferensi

Gambar41.ClassDiagram

Mesin Inferensi disusun untuk


menanganipenalarandenganmenggunakanisi
daftaraturanberdasarkanurutantertentu.Pada

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

165

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

sistem pakar kebutaan warna ini


menggunakan mekanisme inferensi untuk
pengujian aturan dengan teknik penalaran
maju (Forward Reasoning) Selama proses
konsultasi antara sistem dan User, mesin
Inferensi menguji aturan satu demi satu. Saat
tiap aturan diuji sistem pakar akan
mengevaluasi apakah kondisinya benar atau
salah.Semua jawaban atas kondisi benaratau
salah disimpan, kemudian aturan berikutnya
diuji.Proses iniakanberulangsampaiseluruh
basis aturan teruji dengan berbagai kondisi.
Mesin Inferensi pada sistem kebutaan warna
terlihatpadagambar45.

Gambar45. MesinInferensiForward
ReasoningPadasistemkebutaanwarna

PerancanganSistem

Gambar46. Rancangandialogantarauserdan
systemuntukinputdatauser

166

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

sedangkan jika pengguna adalah seorang user


biasa, maka dapat memilih pilihan yang
bertuliskan User untuk masuk ke test buta
warna.
ImplementasiHalamanLogin
Halaman login akan muncul jika
pengguna memilih pilihan yang bertuliskan
Pakar. Halaman login digunakan untuk
membatasi user yang tidak berhak agar tidak
melakukan perubahan terhadap data yang
terdapatpadaaplikasisistempakarini.

Gambar47. Rancangandialogantarsistem
danuseruntuklaporanhasiltest

Gambar50.ImplementasiHalamanLogin
ImplementasiHalamanMenuUtama
Pada halaman menu utama terdapat 6
buahmenuyaitu:
a. PlatTest
Menu Plat Test memiliki sub menu
Input Plat Sesi1, Input Plat Sesi 2 dan Input
PlatSesi3
Gambar48 Rancangandialoguserdansistem
untukinputplat
HASILDANIMPLEMENTASI
ImplementasiHalamanMuka

Gambar 51. HalamanInputPlatSesi1

Gambar49.ImplementasiHalamanMuka
Pada halaman awal ini terdapat dua
pilihanyangdapatdipiliholehpengguna.Jika
pengguna adalah seorang pakar, maka dapat
memilih pilihan yang bertuliskan Pakar,

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

167

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

Gambar 52. HalamanInputPlatSesi2

ISSN:08549524

Gambar 55. HalamanDaftarDataUser


c. Pakar

Gambar56.MenuPakarmemilikisubmenu
InputPakar
Gambar 53. HalamanInputPlatSesi3
b. User
Menu User memiliki sub menu Input
UserdanDaftarUser

d. Pengetahuan
Menu Pengetahuan memiliki sub menu
Input Kaidah Pengetahuan (gambar 5.9) dan
DaftarPengetahuanButaWarna(gambar5.10)

Gambar57.HalamanInputKaidah
Pengetahuan
Gambar54.HalamanInputDataUser

168

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

3. Dalam menganalisa kebutaan warna


disediakan fasilitas pemutakhiran basis
pengetahuan sehingga dapat melakukan
penambahan pengetahuan secara terus
menerus, menambah plat soal baru
disesuaikan dengan penyempurnaan
buku/alattestIshiharaedisibaru.
Saran
Berdasarkandarihasilkesimpulanyang
ada maka saran yang dapat diberika adalah
sebagaiberikut:

1. Karena masih hanya sebatas pada


Gambar58.HalamanDaftarKaidah
Untuk melihat laporan user berdasarkan
tanggal test (gambar 5.12), inputkan tanggal
test dengan format hari/bulan/tahun kemudian
klikPreview.

menganalisa dan merancang suatu sistem,


sehingga penelitian ini masih dapat
dilanjutkan untuk pencapaian hasil yang
lebih maksimal dalam bentuk aplikasi
sistempakar.

2. Penggunaan data base lain yang memiliki


kemampuan lebih agar dapat menyimpan
basispengetahuanyangselaluberubahdan
berkembang.

3. Perlu disediakan fasilitas keamanan data


danprogrampadasistempakaragartidak
dapatdimanipulasiolehoranglain.
DAFTARPUSTAKA

Gambar59.LaporanTesButaWarna
KESIMPULAN
Kesimpulannyasebagaiberikut:
1. Rancangan model tersebut dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk test
pemeriksaan
gangguan
penglihatan
terhadap warna, karena dari rancangan
sistem pakar kebutaan warna memberikan
hasil pemeriksaan yang sama seperti hasil
pemeriksaan secara manual dengan
buku/alattestIshiharayangdilakukanoleh
seorangdoktermata.
2. Analisa dan rancangan Sistem pakar
kebutaan warna dapat digunakan sebagai
pangganti
seorang
pakar
dalam
menjalankan tugas dalam melakukan
pemeriksaan gangguan penglihatan,
sehinggaapabilapakarsedangtidakdapat
menjalankan tugas untuk melakukan
pemeriksaan maka tugas pakar dapat
dibantu/digantikanolehoranglain.

Adedeji, Badiru, 1992, Expert System


Applications in Engineering and
Manufacturing, Prentice Hall, New
Jersey.
Giarratano, Joseph dan Riley, Gary, 2005,
Expert Systems Principles and
ProgrammingFourtEdition,University
OfHoustonClearLake,PeopleSoft,Inc.
Hartati, Sri dan Iswanti, Sari, 2008, Sistem
Pakar dan pengembangannya, Graha
Ilmu,Yogyakarta.
Ignizio,James,P,1991,IntroductiontoExpert
System,Mc.GrawHill.Inc,USA.
Iswanti, 2004, Sistem Pakar pendignosa
penyakit pernafasan saran dan
terapinya menggunakan probabilitas
Bayesian, Tesis, Pasca Sarjana Ilmu
Komputer, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Ishihara, Shinobu, 2009, Ishiharas Tests For
Colour Deficiency, 38 Plates Edition,
KaneharaTradingInc,TokyoJapan.
Kurnia,2009,Penentuan Tingkat ButaWarna
Berbasis HIS pada Citra Ishihara,

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

169

JurnalTeknologiInformasiDINAMIKVolume16,No.2, Juli 2011: 160170

ISSN:08549524

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi


Informasi,Yogyakarta.
Kusumadewi,Sri,2003,ArtificiallInteligence
Teknik dan Aplikasinya, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Kusrini,2006, Sistempakaruntukmenangani
penyakittuberculosispadaanak,Tesis,
Pasca Sarjana Ilmu Komputer,
UniversitasGadjahMada,Yogyakarta.
Munir, Rinaldi, 2004, Pengolahan Citra
Digital dengan pendekatan Algoritmik,
PenerbitInformatika,Bandung.
Nugroho, Adi, 2002, Analisa dan
Perancangan Sistem Informasi dengan
MetodologiBerorientasiObjek,Penerbit
Informatika,Bandung.
RobbydanBudi,2005,Pembuatanperangkat
lunak test kebutaan warna dengan
metode Ishihara, Skripsi , Teknik
Informatika, Universitas Stikubank,
Semarang.
Sudarpo, Paulus, 2004, Pemrograman
Berorientasi Objek Menggunakan
Delphi,
Penerbit
Andi
Offset,
Yogyakarta.
Sutopo, Hadi, Aresto, 2002, Analisis dan
Design Berorientasi Obyek, J&J
Learning,Yogyakarta.
Waljiyanto, 2000, Sistem Basis data, Analisis
dan permodelan data, J&J Learning,
Jogjakarta.

170

AplikasiPendiagnosaKebutaanWarna denganMenggunakanPemrogramanBorlandDelphi

Anda mungkin juga menyukai