Mole Idk Asti
Mole Idk Asti
Sempurna (n=151)
jumlah(%)
1(0,7)
128(85)
3(2)
19(13)
Parsial (n=49)
jumlah (%)
1(2)
42(86)
2(4)
4(8)
Mola Parsial
Umumnya 69,XXX atau
69,XXY
Mola Sempurna
46,XX atau 46,XY
Janin
Amnion,sel darah merah
janin
Edema vilus
Poliferasi trofoblas
Gambaran Klinis
Diagnosis
Ukuran Uterus
Kista teka-Lutein
Penyulit medis
Penyakit pasca mola
Sering dijumpai
Sering dijumpai
Variable, focal
Variable, focal, slight to
moderate
Tidak ada
Tidak ada
Difus
Bervariasi,ringan sampai berat
Missed Abortion
Kecil untuk masa
kehamilan
Jarang
Jarang
Kurang dari 5-10%
Gestasi mola
50% besar untuk masa
kehamilan
25-30%
Sering
20%
Diagnosa Histologis
Attempts to relate the histological structure of individual complete hydatidiform moles to their
subsequent malignant potential have generally been disappointing. For example, Novak and Seah
(1954) could not precisely establish such a relationship in 120 cases of uncomplicated
hydatidiform mole or in 26 cases of choriocarcinoma that developed after a molar pregnancy.
Kista Teka Lutein
Pada banyak kasus mola hidatidosa,ovarium mengandung kista teka lutein multiple.
Kista-kista ini ukurannya bervariasi dari mikroskopik sampai yang berdiameter
10cm atau lebih. Permukaan kista halus, sering kekuningan, dan dilapisi oleh sel-sel
lutein. Insidensi kista yang jelas terlihat disertai dengan mola dilaporkan berkisar
antara 25-60 persen. Kista-kista ini di duga terbentuk akibat perangsangan unsureunsur lutein yang berlebihan oleh gonadotropin korionik dalam jumlah besar yang
dikeluarkan oleh trofoblas. Secara umum,perubahan kistik yang luas biasanya
disertai dengan mola hidatidosa yang lebih besar dan masa perangsangan yang
lama.
Insiden
Mola hidatidosa terjadi pada sekitar 1 dalam 1000 kehamilan di Amerika Serikat dan
Eropa. Insidensi di sebagian besar dunia mungkin serupa dengan insiden di Amerika
Serikat.
Usia
Frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia
subur relative lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari
45 tahun, dengan frekuensi lesi relative lebih dari 10 kali lipat dibandingkan pada
usia 20 sampai 40 tahun. Banyak dijumpai kasus mola hidatidosa yang terbukti
pada wanita berusia 50 tahun atau lebih.
Riwayat Mola
Kekambuhan mola hidatidosa dijumpai pada sekitar 1 sampai 2 persen kasus.
Faktor lain
Peran graviditas , paritas, factor reproduksi lain, status esterogen, kontrasepsi oral,
dan factor makanan dalam risiko penyakit trofoblastik gestasional masih belum
jelas.
Perdarahan
Perdarahan uterus hamper bersifat universal, dan dapat bervariasi dari bercak
sampai perdarahan berat. Perdarahan mungkin terjadi sesaat sebelum aborus atau,
yang lebih sering , terjadi secara intermitten selama beberapa minggu sampai
bahkan bulan. Efek dilusi akibat hipervolemia yang cukup berat dibuktikan terjadi
pada sebagian wanita yang molanya lebih besar. Kadang-kadang terjadi perdarahan
berat yang tertutup dlam uterus. Anemia defisiensi besi sering dijumpai dan
kadang-kadang terdapat eritropoiesis megaloblastik, mungkin akibat kurangnya
asupan gizi karena mual dan muntah disertai meningkatnya kebutuhan folat
trofoblas yang cepat berproliferasi.
Ukuran uterus
Uterus sering membesar lebih cepat daripada biasanya. Ini adlah kelainan yang
tersering dijumpai, dan pada sekitar separuh kasus, ukuran uterus jelas melebihi
yang diharapkan berdasarkan usia gestasi. Uterus mungkin sulit diidentifikasi
secara pasti dengan palpasi, terutama pada wanita nulipara, karena kosistensinya
yang lunak di bawah dinding abdomen yang kencang. Kadang-kadang ovarium
sangat membesar akibat kista-kista teka lutein sehingga sulit dibedakan dari uterus
yang membesar.
Aktivitas janin
Walaupun uterus cukup membesar sehingga mencapai jauh di atas simfisis, bunyi
jantung janin biasanya tidak terdeteksi. Walaupun jarang, mungkin terdapat
Hiperemesis
Pasien dapat megalami mual dan muntah yang cukup berat. Yang menarik, tidak
ada satupun dari 24 mola sempurna mengalami preeklamsia,hiperemesis,atau
hipertiroidisme klinis.
Tirotoksikosis
Kadar tiroksin plasma pada wanita dengan kehamilan mola meningkat , tetapi
jarang menyebabkan gejala klinis hipertiroidisme. Peningkatan tiroksin plasma
mungkin terutama disebabkan oleh esterogen, seperti pada kehamilan normal, yang
kadar tiroksin bebasnya tidak meningkat.
Embolisasi
Saat evakuasi, trofoblas , dengan atau tanpa stroma vilus, lolos dari uterus melalui
aliran vena dalam jumlah bervariasi. Volumenya dapat mencapai sedemikian
sehingga menimbulkan geala dan tanda embolisme paru akut dan bahkan hasil
yang fatal.
Walaupun trofoblas, dengan atau tanpa stroma vilus, dapat menjadi embolus ke
paru dalam volume yang terlalu sedikit untuk menimbulkan sumbatan nyata pada
vaskularisasi paru , selanjutnya embolus tersebut dapat menginvasi parenkim paru
dan membentuk metastasis yang tampak jelas pada pemeriksaan radiografis.
Gambaran diagnosik
Pada sebagian kasus, vesikel hidatid yang mirip anggur dikeluarkan sebelum mola
mengalami abortus spontan atau dikeluarkan melalui operasi. Pengeluaran spontan
biasanya terjadi sekitar minggu ke-16 dan jarang tertunda melebihi minggu ke-28.
Temuan klinis berupa perdarahan menetap dan uterus yang lebih besar dari pada
ukuran perkiraan menimbulkan kecurigaan adanya kehamilan mola. Perlu
dipertimbangkan kemungkinan kesalahan data haid atau adanya uterus hamil yang
diperbesar oleh mioma,hidramnion, atau khususnya janin multiple. Bukti diagnostic
yang paling akurat diperoleh dari gambaran ultrasonografi yang khas mola
hidatidosa. Secara singkat, gambaran klinis dan diagnostic suatu mola hidatidosa
sempurna adalah sebagai berikut :
-
Pengeluaran darah yang terus menerus atau intermiten yang terjadi mulai
usia gestasi sekitar 12 minggu, biasanya tidak banyak, dan sering enderung
coklat daripada merah.
Pembesaran uterus melebihi durasi kehamilan pada sekitar separuh kasus
Tidak adanya bagian-bagian janin dan bunyi jantung janin walaupun uterus
telah membesar sampai seinggipusat atau lebih
Gambaran USG yang khas
Kadar gonadotropin korionik serum lebih tinggi daripada yang diperkirakan
untuk tahap gestasinya .
Preeklamsia-eklamsia yang timbul sebelum usia gestasi 24 minggu.
Hiperemesis gravidarum.
Prognosis
Hampir 20 persen dari mola sempurna berkembang menjadi tumor trofoblastik
gestasional.
Terapi
Terdiri dari dua fase :
-
Kemoterapi profilaktin
Sebagian besar pasien akan mengalami relaps spontan setelah evakuasi dan hasil
tidk lanjut terhadap semua pasien
Aspirasi vakum
Evakuasi isap(suction) merupakan terapi pilihan untuk mola hidatidosa, berapapun
ukuran uterusnya
Oksitosin,prostaglandin, dan histerektomi
Di Amerika Serikat induksi persalinan jarang digunakan untuk evakuasi mola
hidatidosa, dan banyak orang merasa bahwa terminasi dengan obat dan histerotomi
tidak memiliki peran dalam penata laksanaan mola. Apabila usia dan paritas sudah
mencukupi sehingga pasien tidak lagi memerlukan kehamilan, maka histerektomi
mungkin lebih dipilih daripada kuretase fetal
Prosedur tindak lanjut
Tujuan utama tindakan lanjut adalah deteksi dini setiap perubahan yang
mengisyaratkan keganasan. Metode umum tindak lanjut adalah sebagai berikut :
1. Cegah kehamilan selama masa tindak lanjut-sekurag-kurangnya setahun
2. Ukur kadar hCG setiap 2 minggu. Walaupun sebagian menganjurkan
pemeriksan setiap minggu, belum terbukti adanya manfaat yang nyata
3. Tunda kadar terapi selama kadar serum tersebut berkurang
4. Setelah lahir-kadar normal- yaitu setelah mencapai batas bawah pengukuran
- pemeriksan dilakukan setiap bulan seama 6 bulan,lalu setiap bulan selama
6 bulatn,lalu setiap 2 bulan,untuk total 1 tahun
5. Tindak lanjut dapat dihentikan dan kehamilan diizinkan setelah 1 tahun