Jtptunimus GDL Miranurulh 5145 3 Bab2
Jtptunimus GDL Miranurulh 5145 3 Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Tifoid
1. Pengertian Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Nursalam, Rekawati, Sri Utami,
2005). Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan kuman gram
negative salmonella typhi (Darmowandowo, 2006).
2. Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh salmonella typhi (S.typhi). Salmonella
paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C (Noer S., et.al,
2006).
3. Patogenesis dan Patofisiologi
Kuman S.typhi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan
air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung. Sebagian
lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di ileum
terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan
perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman S.typhi kemudian menembus ke lamina
propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga
mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini S.typhi masuk
aliran darah melalui ductus thoracicus. Kuman-kuman S.typhi lain mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus. S.typhi bersarang di plaque peyeri, limpa dan
hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Semula disangka demam
dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia.
Tapi kemudian berdasarkan penelitian-eksperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala
toksema pada demam tifoid. Endotoksin S.typhi berperan pada patogenesis
demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan
tempat S.typhi berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan karena S.typhi
dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit
pada jaringan yang meradang (Juwono R., 2006).
4. Manifestasi Klinis
Masa tunas 7 14 (rata-rata 3 30) hari. Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal berupa rasa tidak enak badan. Pada kasus khas
terdapat demam remiten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus
berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu
ketiga. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor. Hati dan limpa membesar serta nyeri pada
perabaan. Biasanya terdapat konstipasi, tetapi mungkin normal bahkan dapat diare
(Nursalam, et.al, 2005).
5. Cara Penularan
Demam tifoid ditularkan melalui fecal-oral antara lain makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella typhi maupun salmonella
paratyphi A (Rohim A., et.al, 2002).
keluarga pria selesai makan. Pada beberapa kasus wanita dan anak kecil
memperoleh pangan yang disisakan setelah anggota keluarga pria makan.
4) Jumlah angggota keluarga
Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi, sangat
nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutama
mereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan
makannya jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit.
5) Faktor pribadi
Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang
cukup, biasanya orang memiliki pangan yang dikenal dan disukai. Faktor
pribadi dan kesukaan makan yang mempengaruhi jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi penduduk. Beberapa di antaranya adalah :
(a)
Banyaknya
informasi
yang
dimiliki
seseorang
tentang
(c)
6) Pengetahuan gizi
Pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :
(a) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan
10
kesejahteraan.
(b) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.
(c) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
7) Preferensi
Reaksi indera rasa terhadap makanan sangat berbeda antara satu
orang dengan yang lain. Flavour, suatu faktor yang penting dalam
pemilihan pangan, meliputi bau, tekstur dan suhu. Penampilan yang
meliputi warna dan bentuk juga mempengaruhi sikap terhadap pangan.
8) Status kesehatan
Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi kesehatan seseorang,
tetapi status kesehatan juga mempengaruhi status gizi. Infeksi dan demam
dapat menyebabkan merosotnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan
menelan dan mencerna makanan.
b. Psikologi
Setiap manusia memerlukan makanan untuk mempertahankan
hidupnya. Sikap manusia terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman dan respons-respons yang diperlihatkan oleh orang
lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak. Pengalaman yang diperoleh
ada yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Sehingga seseorang dapat
11
mempunyai sikap suka dan tidak suka terhadap makanan. Fathaher (1960)
dalam Suharjo (2003) mengatakan jika kita mengatakan kepada seseorang
bahwa kebiasaan makannya jelek, berarti kita mengingatkan kembali
pengalamannya pada waktu masih kanak-kanak. Untuk sebagian besar
penduduk, pangan yang dikenal dan dipelajari pada masa kanak-kanak
umumnya dilanjutkan terus menjadi preferensinya (yang disukai) sampai
tumbuh dewasa. Dari hasil studi tentang kebiasaan makan Lewin (1943)
dalam Suharjo (2003) menyimpulkan bahwa hampir semua orang lebih suka
makan apa yang mereka sukai daripada menyukai apa yang mereka makan.
Orang umumnya mempunyai emosional yang kuat terhadap loyalitas dan
kepekaan tentang tradisional mereka dan akan mempertahankan kritikankritikan yang timbul terhadapnya.
c. Kepercayaan terhadap makanan
Orang percaya bahwa makanan manusia harus sesuai dengan unsurunsur dalam tubuh, sehingga kecukupan akan pangan memberikan suatu
kesegaran tubuh. Di Asia dan Amerika Latin ada kepercayaan sebagian
penduduk yang menyatakan bahwa makanan itu ada yang bersifat panas dan
ada pula yang dingin. Pada situasi tertentu sifat tersebut dapat menimbulkan
bahaya bagi mereka khususnya, bila dikonsumsi anak-anak kecil atau
golongan lain yang secara fisiologis termasuk rawan. Beberapa jenis pangan
dianggap ringan atau yang dapat menyebabkan masuk angin, diare, konstipasi,
atau cacingan. Beberapa jenis pangan dianggap berpengaruh terhadap tingkah
12
laku. Daging yang mentah dianggap sebagai bahan makanan yang dapat
membuat
orang
lebih
kuat.
Olson
(1958)
dalam
Suharjo
(2003)
13
14
15
16
untuk menyiapkan
sisa makanan
es untuk
17
3. Kebersihan Diri
Kebersihan diri adalah sikap perilaku bersih pada seseorang agar badan
terbebas dari kuman. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain
pemeriksaan kesehatan, perilaku cuci tangan, kesehatan rambut, kebersihan
hidung, mulut, gigi, telinga dan kebersihan pakaian.
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan dilakukan sebaiknya dilakukan minimal sekali setiap
tahun atau setiap enam bulan sekali. Apabila ada karyawan yang sakit harus
diobati dahulu sebelum bekerja. Sallmonella Thypi merupakan salah satu
penyakit yang ditularkan melalui manusia..
b. Kesehatan rambut
Pencucian rambut dilaksanakan secara teratur. Rambut yang kotor
akan menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala yang dapat menyebabkan
orang menggaruknya dan dapat mengakibatkan kotoran, ketombe dan rambut
jatuh ke dalam makanan dan kuku menjadi kotor. Setelah tangan menyentuh,
menggaruk, menyisir atau menyikat rambut, harus segera dicuci sebelum
digunakan untuk menangani makanan. Mencuci rambut dengan sampo untuk
membersihkan kuman minimal satu minggu sekali.
c. Kebersihan hidung, mulut, gigi dan telinga
Hidung, mulut, gigi dan telinga harus dijaga kebersihannya, karena
tempat tersebut dapat sebagai sumber kontaminan. Gigi harus disikat secara
teratur dua kali sehari, pada pagi hari dan sebelum tidur, dengan
18
menggunakan sikat gigi medium. Sikat gigi harus dijaga kebersihannya dan
diganti bila telah rusak. Mulut harus dibersihkan dan berkumur setiap setelah
makan. Kebiasaan ini menjamin kesehatan gigi yang baik, mencegah gigi
berlubang dan nafas berbau.
d. Kebersihan pakaian dan badan
Mandi minimal dua kali sehari dengan menggunakan sabun. Pakaian
harus selalu bersih. Pakaian kerja dibedakan dengan pakaian harian,
disarankan ganti tiap hari.
e. Perilaku cuci tangan
Kebersihan diri terutama dalam hal perilaku mencuci tangan setiap
makan, merupakan sesuatu yang baik. Di mana sebagian besar salmonella
typhi ditularkan melalui jalur fecal oral. Teknik dasar yang paling penting
dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi adalah mencuci
tangan. Mencuci tangan adalah menggosok dengan sabun secara bersama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian
dibilas untuk membuang air. Tujuannya adalah untuk membuang kotoran
dan organisme yang menempel di tangan dan untuk mengurangi jumlah
mikroba total pada saat itu. Tangan yang terkontaminasi merupakan
penyebab utama perpindahan infeksi. Kebiasaan yang berhubungan dengan
kebersihan
adalah
salmonella.
Larson
bagian
(1995)
penting
dalam
penularan
kuman
dalam
Potter
&
(2005)
Perry
19
20
tetapi
bila
diperlukan
untuk
membunuh
atau
menghambat
21
4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga merupakan
hasil dari tahu. Hal ini dapat terjadi setelah individu melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian pengindraan diperoleh melalui mata dan telinga. Domain kognitif
berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual, dibagi secara berjenjang,
sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Tahu diartikan sebagai keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya, mengenal atau mengingat kembali hal yang berhasil kita kenali atau
kita himpun.
b. Pemahaman
Dimana sudah dicapai pengertian tentang hal-hal yang sudah kita
kenali. Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, menginterpretasikan dan
meramalkan.
c. Penerapan
Sudah dicapai kemampuan untuk menerapkan hal yang sudah dipahami
tadi ke dalam situasi lain yang kondisinya sesuai.
d. Analisa
Sudah dicapai kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian
yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang berhubungan dengan yang
lain dalam bentuk susunan sesuai.
22
e. Sintesa
Sudah dicapai kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur tadi
menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
f.
Penilaian
Sudah
dicapai
kemampuan
untuk
membandingkan
hal
yang
23
5. Hygiene Sanitasi
Hygiene adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari
pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah
timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan serta membuat kondisi
lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
Termasuk upaya melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan
manusia (perorangan ataupun masyarakat), sedemikian rupa sehingga berbagai
faktor lingkungan yang menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan
gangguan kesehatan. (Azwar, 1990) Pada perawat yang memiliki lingkungan
yang tidak sehat misalnya sumber air yang tercemar dan menimbulkan dampak
pada pencemaran air yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi
derajat
kesehatan
manusia,
lebih
mengutamakan
usaha
24
Bagi manusia air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi
manusia yang menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi,
mencuci, kakus, produksi pangan, papan, dan sandang. Mengingat berbagai
penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia, pada saat memanfaatkannya,
maka tujuan penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah
mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan semakin banyak
pengetahuan masyarakat yang menggunakan air bersih, maka akan semakin
turun mobilitas penyakit akibat bawaan air.
Sumber air minum merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling
penting yang berkaitan dengan kejadian demam tifoid. Pada prinsipnya semua
air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini dapat diproses
menjadi air minum. Sumber-sumber air ini dapat digambarkan sebagai berikut
: air hujan, air sungai dan danau, kedua sumber ini sering juga disebut air
permukaan. Mata air yaitu air yang keluar dan berasal dari air tanah yang
muncul secara alamiah. Air sumur dangkal yang berasal dari lapisan air di
dalam tanah yang dangkal biasanya berkisar antara 5 15 meter. Air sumur
dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah, dalamnya
dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Sebagian besar kumankuman infeksius penyebab demam tifoid ditularkan melalui jalur fecal-oral
yang dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda
yang tercemar dengan tinja. Air merupakan salah satu media yang sangat
mudah untuk proses itu.
25
kesehatan
lingkungan
sekitar.
Untuk
mencegah
atau
penyakit
demam
tifoid
bersifat
fecal-oral,
maka
26
atau air yang tercemar tinja manusia. Salmonella typhi hanya dapat hidup pada
tubuh manusia. Sumber penularan berasal dan tinja dan urine karier, dari
penderita pada fase akut dan penderita dalam fase penyembuhan (Soegijanto
S, 2002).
6. Rumah Sakit
Pekerja
pelayanan
kesehatan
selalu
beresiko
terpapar
terhadap
27
28
C. Kerangka Teori
Pola Makan
Kebersihan makanan
Kebersihan diri
Perilaku cuci tangan
Kebersihan badan
Tingkat pengetahuan
Demam Tifoid
Hygiene sanitasi
Kualitas sumber air
Kebersihan jamban
Rumah sakit