Anda di halaman 1dari 5

Analisa Tren Penyakit Karyawan dan Kontraktor Sector Terunen Oktober 2013

1. Prevalensi penyakit Tertinggi


Pada Bulan Oktober, angka penyakit tertinggi di estate terunen masih didominasi oleh ISPA,
penyakit Mulut dan gigi serta gastritis atau dyspepsia. Sepanjang tahun 2013 angka kejadian
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) selalu merupakan penyakit dengan angka kejadian
tertinggi diklinik terunen. Penyakit yang tergolong kelompok ISPA diantaranya flu atau common
cold, rhinitis Alergi, faringitis, tonsilitis baik akut maupun kronik dan bronkitis. Diantara ke lima
penyakit ini, yang paling banyak diderita karyawan maupun kontraktor IHM adalah flu atau
common cold, diikuti oleh bronchitis dan rhinitis alergi.
Common cold merupakan self limited disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri
dalam 7 hingga 14 hari yang disebabkan oleh virus Influenza yang menyerang system pernafasan
atas pada kondisi berkurangnya kekebalan atau daya tahan tubuh terhadap penyakit. Rhinitis
Alergi merupakan penyakit peradangan pada rongga hidung yang menyebabkan bersin-bersin,
dan hidung tersumbat karena pengaruh bahan alergen baik debu maupun cuaca.
2. Analisa Faktor Penyebab
Adapun penyebab tingginya angka kejadian ISPA jenis ini pada karyawan maupun
kontraktor diestate terunen antara lain sebagai berikut :
a. Berkurangnya kekebalan atau daya tahan tubuh karyawan disebabkan perubahan cuaca
(terutama karyawan sering terkena hujan saat berangkat atau pulang dari lokasi).
b. Kesadaran untuk memakai APD berupa masker masih kurang pada saat berada di jalan
c. Kondisi jalan dari Estate ke lokasi ataupun dari rumah pekerja ke lokasi cenderung berdebu.
d. Perubahan factor cuaca (terik ke hujan) yang masih sering silih berganti di bulan oktober
menyebabkan karyawan dengan resiko alergi menjadi rentan mengalami rhinitis, terutama
mereka dengan shift malam.
Penyakit ke dua tertinggi di sector terunen adalah penyakit mulut dan gigi. Penyakit-penyakit
yang masuk kategori ini adalah stomastitis, caries dentis, infeksi gusi maupun gigi berlubang.
Penyebab terbanyak dari penyakit ini disebabkan kurangnya kebersihan mulut dan gigi dan efek
paparan dengan rokok.

Penyakit ke tiga tertinggi adalah dyspepsia/gastritis. Penyebabnya adalah :


a. Pola makan yang tidak teratur terutama ditemukan pada pekerja lapangan
b. Kebiasaan mengkonsumsi kopi masih cukup tinggi
c. Beban kerja yang tinggi gampang menimbulkan stress dan peningkatan asam lambung
3. Upaya Pengontrolan Angka Penyakit oleh Klinik
Adapun upaya-upaya yang dilakukan klinik untuk pengontrolan angka penyakit sebagai
upaya untuk mengurangi angka kejadian ISPA, penyakit mulut dan gigi serta gastritis pada
karyawan maupun kontraktor di estate terunen adalah sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan yang dilakukan setiap master morning (selasa pagi) ataupun induction
karyawan baru (rotasi) mengenai upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan seperti:
- Peningkatan kesadaran memakai APD berupa masker
- Selalu menyediakan dan menggunakan pelindung tubuh beruba Jaket atau mantel
-

hujan
Kenali dan hindari faktor alergen bagi pekerja yang memiliki resiko alergi
Kebiasaan hidup sehat dan teratur dengan menjaga pola makan teratur dan kebersihan

diri sebagai upaya peningkatan kekebalan dan daya tahan tubuh.


b. Program penyuntikan multivitamin yang dilakukan per tiga bulan kepada seluruh
karyawan maupun kontraktor sebagai upaya menjaga stamina dan kekebalan tubuh.
c. Inspeksi ke barak/camp yang dilakukan per tiga bulan sebagai upaya meningkatkan
sanitasi dan hygiene pekerja untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan diri maupun tempat tinggal.
4. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan cara menilai jumlah angka kunjungan ke klinik, apakah
terdapat penurunan angka kejadian penyakit setelah upaya-upaya promosi kesehatan
maupun intervensi yang diberikan.

Analisa Tren Penyakit Karyawan dan Kontraktor Sector Terunen November 2013

1. Prevalensi Penyakit tertinggi


Pada bulan November angka penyakit tertinggi masih ISPA, diikuti oleh Gastritis dan
penyakit dermatitis.
2. Analisa Penyebab

Penyebab tingginya angka kejadian penyakit ISPA maupun gastritis masih sama seperti yang
ditemukan pada bulan Oktober lalu. Adapun penyebab munculnya kenaikan angka kejadian
dermatitis atau penyakit kulit baik yang disebabkan jamur, bakteri maupun proses alergi atau
kontaminasi bahan paparan disebabkan oleh faktor berikut :
a. Kondisi pekerja lapangan dengan pakaian yang lembab oleh keringat maupun hujan
menyebabkan munculnya penyakit kulit oleh jamur.
b. Paparan dengan kulit dan getah akasia terutama pada kru manual cenderung
menimbulkan dermatitis kontak alergi maupun iritan
c. Kurangnya penyediaan APD berupa sarung tangan atau kurangnya kesadaran untuk
memakai APD sarung tangan yang telah disediakan
d. Pemakaian air dari water point pada pekerja di lokasi masih belum memadai dari segi

kebersihan dan kejernihan air (terutama karena musim penghujan) sehingga gampang
menimbulkan penyakit kulit.
3. Upaya Pengontrolan Angka Penyakit oleh Klinik.

Upaya pengontrolan angka penyakit yang dilakukan masih sama seperti pad bulan
Oktober dengan intensitas yang ditinggikan, karena angka kejadian ISPA masih tetap
tinggi,walaupun pada karyawan terdapat pengurangan angka kejadian, namun pada
kontraktor justru meningkat.
Adapun upaya pengontrolan angka kejadian Dermatitis adalah juga dengan upaya
promosi kesehatan yang dilakukan pada pertemuan rapat P2K3 bulanan dengan para
kontraktor. Promosi kesehatan yang diberikan untuk mencegah timbulnya penyakit ini
diantaranya adalah :
1. Menjaga kebersihan diri, terutama hygene kulit dan sanitasi
2. Penggunaan air bersih untuk mandi, cuci, kakus
3. Kenali dan hindari faktor allergen atau iritan terhadap kulit
4. Gunakan APD berupa sarung tangan
5. Bagi kontraktor untuk menyediakan APD berupa sarung tangan terutama untuk
manual kru kupas.
4. Evaluasi hasil
Pada bulan November, setelah upaya promosi kesehatan yang dilakukan baik pada
kegiatan master morning, induction, maupun kegiatan P2K3, terdapat penurunan pada
angka kunjungan ke klinik dari jumlah seluruhnya 166 kunjungan menjadi 144
kunjungan. Angka ini menunjukkan adanya perbaikan dengan penurunan angka kesakitan
di sektor terunen. Angka kejadian mulut dan gigi yang termasuk dalam tiga besar

penyakit tertinggi bulan lalu berkurang hingga 50 %, akan tetapi angka kejadian ISPA
dan gastritis masih tinggi sehingga promosi kesehatan dan intervensi yang diberikan
masih perlu ditingkatkan.

Analisa Tren Penyakit Karyawan dan Kontraktor Sector Terunen Desember 2013.

1. Prevalensi Penyakit tertinggi


Pada bulan desember, tiga penyakit tertinggi di sektor terunen adalah ISPA, Gastritis dan
Malaria.
2. Analisa Penyebab
Pada Bulan desember, terdapat penyakit yang angka kejadiannya meningkat cepat yaitu
malaria, pada minggu pertama desember terdapat 6 kasus malaria dimana penderitanya
berasal dari kontraktor dan camp yang sama. Adapun penyebab tingginya angka malaria pada
bulan Desember disebabkan :
a. Genangan air yang banyak terutama di musim penghujan merupakan tempat
berkembang biak nyamuk anopheles betina
b. Penggunaan kelambu di camp belum 100 % dilakukan
c. Dikarenakan malaria merupakan penyakit endemis atau wabah, maka saat terdapat
satu angka kejadian, maka selanjutnya akan terjadi peningkatan penderita karena
penularan
d. Karyawan/pekerja yang baru masuk lokasi tidak mendapatkan obat anti malaria dosis
profilaksis, yang seharusnya diberikan 1 minggu sebelum ke lokasi endemis.

3. Upaya Pengontrolan Angka Penyakit oleh Klinik.


Terjadinya lonjakan angka kejadian malaria pada bulan Desember merupakan masalah
kesehatan yang harus ditangani dengan serius oleh klinik bekerja sama dengan EHS dan
departemen lain. Seluruh angka kejadian malaria diderita oleh pekerja dari kontraktor
yang mendirikan camp di lokasi. Adapun upaya pengontrolan angka kejadian malaria
yang dilakukan klinik adalah sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan mengenai :
- penyebab dan cara awal mendeteksi gejala malaria
- Upaya membersihkan lingkungan sekitar camp agar tidak menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk dengan 3M
- Pemakaian kelambu atau repellent untuk mencegah dari gigitan nyamuk
- Pekerja yang sudah positif malaria untuk tidak tinggal lagi di camp bersama yang
lain sampai dinyatakan sembuh dan non infektif.
b. Pembagian kelambu secara gratis kepada kontraktor yang mendirikan camp
c. Penyuntikan multivitamin sebagai daya tahan dan kekebalan tubuh
d. Pemberian obat anti malaria dosis profilaksis terhadap karyawan/kontraktor baru.
4. Evaluasi Hasil
Pada bulan Desember terdapat penurunan angka kunjungan ke klinik dari bulan lalu yaitu
dari 144 kunjungan menjadi 111 kunjungan, dimana angka kejadian ISPA, Gastritis dan
Dermatitis menurun hingga 30 % dari bulan November. Akan tetapi pada bulan ini,
muncul masalah kesehatan baru yaitu 9 kasus malaria. Diharapkan dengan upaya
pengontrolan angka kejadian dan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan, angka
kejadian malaria dapat berkurang dan tidak menjadi endemis.

Anda mungkin juga menyukai