Abstrak
Melonjaknya harga bahan makanan membuat beberapa produsen makanan
melakukan kecurangan dengan menambah bahan-bahan kimia dalam produksinya.
Bahan kimia yang sering digunakan adalah boraks dan formalin. Dua bahan kimia
ini digunakan sebagai bahan campuran dan pengawet makanan. Meskipun
penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan campuran dan pengawet makanan
dilarang sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, tidak
membuat beberapa produsen makanan sadar akan bahaya yang akan ditimbulkan
bagi kesehatan manusia.
Kata kunci : Boraks, formalin, produsen makanan
Pendahuluan
Perkembangan Teknologi dalam segala aspek khususnya perusahaan
pangan meningkat begitu pesat. Perusahaan besar terus berupaya menghasilkan
produk makanan yang berkualitas dengan menggunakan bahan-bahan makanan
yang bermutu serta tempat produksi yang bersih. Namun bagi beberapa perusahan
rumahan hanya memikirkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli
dengan kualitas produk yang dihasilkan. Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai
bahan campuran dan pengawet makanan digunakan sebagai alternatif untuk
menghemat biaya produksi. Untuk mendapatkan bahan-bahan kimia ini pun cukup
mudah karena terjual bebas di toko-toko makanan dan harganya pun sangat
terjangkau sehingga para produsen lebih suka menggunakan bahan-bahan kimia.
Hal tersebut juga didukung oleh para konsumen yang lebih memilih makanan
dengan harga yang lebih murah tanpa memperhatikan kualitas makanannya
daripada membeli makanan dengan harga yang lebih mahal namun kualitasnya
sudah terjamin bagus.
Pembahasan
Boraks merupakan senyawa kimia yang berbentuk kristal dan berwarna
putih, jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam
boraks yang masing-masing bersifat antiseptik. Namun pada dasarnya boraks
digunakan salah satunya sebagai bahan pembuatan solder, pengawet kayu, dan
bahan pembersih kaca, serta formalin yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif jika digunakan sesuai
seharusnya. Boraks dan formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena
sifatnya sebagai racun. Produsen nakal yang menggunakan boraks dan formalin
dalam produksi makanannya sebenarnya mengetahui bahaya yang akan
ditimbulkan, namun untuk menghasilkan keuntungan yang besar dengan biaya
produksi yang kecil, mereka tetap menggunakan bahan kimia tersebut. Makanan
catering, bakso, mie, es cincau adalah beberapa contoh makanan yang perlu
diwaspadai mengandung boraks maupun formalin. Bagi para konsumen, sulitnya
membedakan makanan yang mengandung boraks menjadi salah satu faktor
produsen itu terus melakukan kecurangan dan cara penggunaan boraks dan
formalin ini tidak sesuai takaran hanya sesuai dengan perasaan si produsen.
Terbukti bahwa makanan yang mengandung bahan kimia tersebut akan lebih
tahan lama, lebih kenyal, strukturnya tidak mudah rusak, dan tidak berbau
dibanding dengan makanan yang tidak mengandung boraks dan formalin. Boraks
dan formalin dalam dosis rendah tidak akan menyebabkan kerusakan namun akan
terakumulasi di otak, hati, ginjal, dan jantung, sedangkan jika digunakan dalam
dosis yang banyak akan berdampak kematian. Ada salah satu cara yang biasa
dilakukan Mahasiswa Kimia UNEJ untuk menguji makanan salah satunya adalah
bakso yang mengandung boraks atau tidak dengan cara sampel bakso ditumbuk
sampai halus, lalu satu lembar kertas saring diberi perasan kunyit dan ditunggu
sampai kering. Kemudian diambil sedikit sampel bakso dan diletakkan dalam
kertas saring, jika kertas saring berubah warna menjadi coklat kemerahan
menandakan sampel bakso tersebut positif mengandung boraks. Untuk makanan
lain seperti mie dan es cincau dapat dilihat dari bentuknya, jika lebih kenyal dan