Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, yaitu kode etik profesi dank ode etik
bisnis. Yang mana diakui dan diterapkan oleh para asosiasi dalam industry
periklanan nasional, beserta anggotanya
A. Tata Krama
1. Isi Iklan
2. Ragam Iklan
3. Pameran Iklan
4. Wahana Iklan
B. Tata Cara
1. Penerapan Umum
2. Produksi Periklanan
3. Media Periklanan
budaya Indonesia. Iklan tersebut telah melanggar norma dan etika social, baik
dilihat dari ukuran nilai agama maupun sosial. Etika periklanan sebagimna
dinytakan dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonsia
menyebutkan bahwa Iklan tidak boleh melanggar norma-norma tata susila, adat,
dan budaya bangsa
Untuk menempatkan suatu iklan dikategorikan sebagai iklan yang menyesatkan
atau menglabui, refrensi dan acuan harus digunakan sebagai standar untuk
memberikan penilaian tersebut. Saidi (2003) menyebutkan dua pendekatan:
moral/etika dan hokum dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah
suatu iklan dikategorikan sebagai menglabui atau menyesatkan. Pendekatan etika
lebih menekankan kepada kaidah-kaidah normal sosial dan etika yang berlaku di
masyarakat mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak dibolehkan. Masyarakat
periklanan memiliki etika sendiri untuk mengatur dirinya, mereka menetapkan apa
yang tidak boleh dilakukan dalam membuat iklan. Etika tersebut dituangkan dalam
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia.
Pendekatan kedua adalah pendekatan hokum positif, yaitu undang-undang meupun
peraturan yang dikeluarkan oleh DPR maupun pemerintah untuk mengatur
periklanan. Pengaturan mengenai iklan tersebut tercantum di dalam: UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang
Nomor 7 Tahun1996 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan.