PENGURUS
Penyunting Ahli
drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes, Ph.D
Universitas Gadjah Mada
Pelindung
Sekretaris Jendral Persatuan Senat Mahasiswa
Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI)
Penasehat
drg. Retno Ardhani, M.Sc.
Universitas Gadjah Mada
Pimpinan Umum
Mutma Inna
Universitas Gadjah Mada
Pimpinan Redaksi
Failasofia
Penyunting Pelaksana
Septika Prismasari Universitas Gadjah
Mada Apriliani Astuti Universitas Gadjah
Mada Novi Atmania D. Universitas
Gadjah Mada Inten Pratiwi Universitas
Gadjah Mada
Sekretaris
Gadjah Mada
Bendahara
Rika Putri S.
Universitas Gadjah Mada
DAFTAR
ISI
ISSN : 23026448
Susunan
Pengurus...................................................................................................
..........................
......
i
Daftar
Isi..............................................................................................................
...............
.........................
ii
Petunjuk
Penulisan
...........................................................................................................
..............
iii
Sambutan
Pimpinan
Redaksi.....................................................................................................
......... ix
Researc
h
Hubungan Antara Durasi Hemodialisis Dengan Periodontitis Pada Pasien
Dengan Gagal
Ginjal Kronik (Kajian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh)
Dara
Mauliza,
Oki
Tristanty
............................................................................................................................. .......................
.............................................................................. 1
Literature
Study
Potensi Enzim Bromelin Pada Bonggol Nanas (Ananas comosus) Sebagai
Bahan Anti Plak
Dalam Pasta
Gigi
Muhammad A. Najib, Hendri J. Permana,
Fatkhur Rizqi
......................................................................................................................................................
............................................................................ 16
Pentingnya Data Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Kartu Menuju
Sehat Ibu Hamil
(Upaya Menunjang Program MDGS
2015)
Irma Ariany Syam, Baiq Miftahul Fatia, Andi
ii
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
Fatima T
............................................................................................................................. .........................
............................................................................ 23
Melindungi
Masyarakat
Perawatan
Apeksogenesis
(MTA) Pada Gigi
Permanen
Muda
Dengan
Mineral
Trioxide
Aggregate
Febrina
Audina
............................................................................................................................. .........................
............................................................................ 36
ii
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
PETUNJUK PENULISAN
Pedoman Penulisan
Artikel
Berkala Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia
(BIMKGI)
Indonesian Dental Student
Journal
berkala ini, maka penulis diwajibkan untuk menyusun naskah sesuai dengan aturan
penulisan BIMKGI.
Ketentuan
umum :
1. BIMKGI hanya memuat tulisan asli yang belum pernah diterbitkan oleh publikasi
ilmiah lain.
2.
3.
Penulisan naskah :
a. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan baik
dan benar, jelas, lugas, serta ringkas.
b.
4.
c.
d.
Ketentuan
naskah :
menurut
jenis
1 Penelitian asli: hasil penelitian asli dalam ilmu kedokteran gigi, kesehatan
gigi masyarakat, ilmu dasar kedokteran. Format terdiri dari judul penelitian,
nama dan lembaga pengarang, abstrak, dan isi (pendahuluan, metode, hasil,
pembahasan/diskusi, kesimpulan, dan saran).
2 Tinjauan pustaka: tulisan naskah review/sebuah tinjauan terhadap suatu
fenomena atau
iii
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
Naskah
ini
ditulis
sesuai
pemeriksaan,
diagnosis,
dan
penatalaksanaan sesuai kompetensi dokter gigi dan dokter gigi muda. Format
terdiri dari pendahuluan, laporan, pembahasan, dan kesimpulan.
iv
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
b.
c.
Abstrak (Abstract)
d.
Pendahuluan (Introduction)
ii.
Metode (Methods)
iii.
Hasil (Results)
iv.
Pembahasan (Discussion)
v.
Kesimpulan
vi.
Saran
vii.
Ucapan terima
kasih e.
Daftar Rujukan
(Reference)
2. Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah Tinjauan pustaka harus
mengikuti sistematika sebagai berikut:
a.
Judul
b.
pengarang c.
d.
Abstrak
vi
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
ii.
Pembahasan
iii.
Kesimpulan iv.
Saran
e.
3. Judul ditulis dengan Sentence case, dan bila perlu dapat dilengkapi dengan
subjudul. Naskah yang telah disajikan dalam pertemuan ilmiah nasional dibuat
keterangan berupa catatan kaki. Terjemahan judul dalam bahasa Inggris ditulis
italic.
4.
Nama penulis yang dicantumkan paling banyak enam orang, dan bila
lebih cukup diikuti
dengan kata-kata: dkk atau et al. Nama penulis harus disertai dengan
institusi asal penulis. Alamat korespondensi ditulis lengkap dengan nomor
telepon dan email.
5.
Abstrak harus ditulis dalam bahasa Inggris serta bahasa Indonesia.
Panjang abstrak tidak
melebihi 200 kata dan diletakkan setelah judul naskah dan nama penulis.
6. Kata
kunci
Inggris
dan
(key
words)
yang
menyertai
abstrak
ditulis
dalam
bahasa
abstrak. Tidak lebih dari 5 kata, dan sebaiknya bukan merupakan pengulangan
kata-kata dalam judul.
7.
Kata asing yang belum diubah ke dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf
miring (italic).
8. Tabel dan gambar disusun terpisah dalam lampiran terpisah. Setiap tabel
diberi judul dan nomor pemunculan. Foto orang atau pasien apabila ada
kemungkinan dikenali maka harus disertai ijin tertulis.
9. Daftar rujukan disusun menurut sistem Vancouver, diberi nomor sesuai
dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, bukan menurut abjad.
Contoh cara penulisan daftar pustaka dapat dilihat sebagai berikut :
1. Naskah dalam
jurnal i.
Naskah
standar
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an
increased risk for pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996 Jun
1;124(11):980-3.
ata
u
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
vi
i
vi
ii
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
2.
x
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
Amsterdam:
Sep
1992.p.1561-5.
vii. Laporan ilmiah atau laporan teknis
a.
research:
work force
and
JC, editors.
education
Helath
issues.
services
Washington:
home
health
care:
the
elderly/access
3.
Materi elektronik
i. Naskah journal dalam format elektronik
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis
[serial online]
1995 Jan-Mar [cited 1996 Jun 5]:1(1):[24 screens]. Available from: URL:
HYPERLINK
http://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm
ii. Monograf dalam format elektronik
CDI, clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM]. Reeves
JRT, Maibach H. CMEA Multimedia Group, producers. 2nd ed. Version 2.0.
San Diego: CMEA; 1995.
iii. Arsip computer
Hemodynamics III: the ups and downs of hemodynamics [computer
program]. Version
2.2. Orlando (FL): Computerized Educational Systems; 1993.
vii
ivi
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
(Pimpinan Redaksi)
i
x
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
Research
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia, dengan jumlah penderita yang bertambah
setiap tahun. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secara perlahan yang berkaitan
dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Pasien gagal ginjal kronik biasanya diberikan terapi
hemodialisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengeluarkan produk
sisa metabolisme.Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis sering terjadi
periodontitis akibat kondisi kebersihan mulut yang buruk danmenjadi semakin parah seiring
bertambahnya durasi hemodialisis yang dijalani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara durasi hemodialisis dengan periodontitis. Penelitian analitik cross sectional ini dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Subjek penelitian sebanyak 99 orang
dengan usia 20-59 tahun. Pemeriksaan kedalaman poket periodontal dan pemeriksaan OHI-S
dilakukan terhadap subjek penelitian.Berdasarkan hasil uji chi-square terdapat hubungan yang
bermakna antara durasi hemodialisis dengan periodontitis (p < 0,05)sehingga pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara durasi hemodialisis dengan
periodontitis.
Katakunci: durasi hemodialisis, periodontitis, gagal ginjal kronik.
ABSTRACT
Chronic renal failure is a worlds health problem, with a number of patients growing rapidly each year.
Chronic renal failure is a progressive decline in the renal function associated with a reduced
glomerular filtration rate. Patients with chronic renal failure are usually treated by hemodialysis to
maintain fluid and electrolyte balance and eliminate metabolic waste products. In chronic renal failure
patients who are undergoing hemodialysis teraphy, they often experiencing periodontitis as a result of
poor oral hygiene, and periodontitis can be more serious along with the increasing of undergoing
hemodialysis duration. This study was aimed to analyze the relationshipbetween hemodialysis
duration and periodontitis. This cross sectional study was done in Regional General Hospital dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. The subjects of this study was 99, aged between 20-59 years old.Subject
was clinically examined in periodontal pocket depth and oral hygiene. Based on chi-square test, it
found that there was significant relationshipbetween hemodialysis duration and periodontitis (p <
0,05). It can be concluded that in this study, there was significant relationship between hemodialysis
duration and periodontitis.
Keywords: hemodialysis duration, periodontitis, chronic renal
failure.
1. PENDAHULUAN
Gagal
melitus
ginjal
dan
kronik
glomerulonefritis
merupakan
2. METODE
Jenis penelitian adalah penelitian analitik
kronik
untuk
mengeluarkan
sisa-sisa
mempengaruhi
mulut.Diperkirakan 90%
kondisi
rongga
pasien gagal
ginjal
serta
manifestasi
tulang
oral
rahang. Salah
yang
dapat
satu
timbuladalah
periodontitis.Periodontitispada penderita
gagal
tidak
adekuat
resorbsi
pada
tulang,
keadaan
xerostomia,
dan
Bayraktar
bahwa
(2007)
kedalaman
dkk
perbedaan
melakukan probing.
formulir pemeriksaan.
feracrylum (1%).
4. Pemeriksaan OHI-S
1. Informed Consent
5. Analisis Data
6. Masalah Etik
Penelitian ini telah mendapat ijin dari berbagai
pihak terkait diantaranya Badan Etik Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas
2. Universal Precaution
3. HASIL
Jumlah
Persentase
(N)
(%)
<1
33
33,3
13
33
33,3
>3
33
33,3
Variabel
Hemodialisis
Durasi
(tahun)
Usia (tahun)
20 29
7,1
30 39
13
13,1
40 49
28
28,3
50 59
51
51,5
Jenis Kelamin
Laki-laki
65
65,7
Perempuan
34
34,3
Merokok
Merokok
Tidak merokok
99
100
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
22
22,2
Tidak
77
77,8
Diabetes
Melitus
Tidak
periodontitis
20
15
Periodontitis
moderat
10
5
0
<1 1-3 > 3
Periodontitis
parah
OHI-S
Baik
Sedang
33
33,3
Buruk
66
66,7
Periodontitis
Tidak
Jumlah Subjek
25
18,2
39
39,4
periodontitis
Periodontitis
Periodontitis
42
42,4
parah
Jumlah Subjek
moderat
30
25
20
15
10
5
0
OHI-S baik
OHI-S
sedang
OHI-S
buruk
hubungan
durasi
hemodialisis
dengan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Hubungan Durasi Hemodialisis
Variabel
Nilai p
Durasi hemodialisis
0,024*
Sedang
OHIS
Buruk
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
(N)
(%)
(N)
(%)
Periodontitis
Keterangan: * = Uji chi-square, signifikansi: p < 0,05
Tidak
11
33,3
10,6
Periodontitis
Periodontitis
13
39,4
26
39,4
moderat
dengan
yang
Periodontitis
9
27,3
33
50,0
33
100
66
100
parah
periodontitis
bermakna
penelitian
ini
menunjukkan hubungan
(p<0,05).
yang
Maka
hipotesis
menyatakan
terdapat
Total
periodontitis, diterima.
4. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, subjek yang
OHI-S sedang.
Durasi hemodialisis
0,012*
9,10
Periodontitis
Variabel
yang
mempengaruhi
terjadinya
diabetes melitus
buruk.
4,11
12
15
periodontitis.
13
Aceh.
penelitian yang
4,9,10
buruk seiring
dengan bertambahnya durasi hemodialisis akibat
4,6,9
14
5.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
8.
10.
11.
1.
3.
4.
5.
6.
7.
12.
13.
14.
Clinical
Periodontology.
10
ed.
Philadelphia:
Saunders
Elsevier;
2006.p.602-4.
15. Mittal M, Teeluckdharry. Prevalence of
Periodontal Disease in Diabetic and
Non-diabetic Patients- A Clinical Study.
Journal of Epidemiology.2011;10(1).
Research
ABSTRAK
Latar Belakang: Enterococcus faecalis adalah bakteri anaerob fakultatif yang dapat menyebabkan
infeksi periapikal sekunder dan sangat resisten terhadap berbagai bahan antimikroba yang biasa
digunakan pada perawatan saluran akar. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) mengandung peptida
antibakteri Lumbricin-1 dan diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, Gram
negatif dan jamur, namun sangat jarang menyebabkan timbulnya resistensi. Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antibakteri tepung cacning tanah (Lumbricus rubellus)
terhadap Enterococcus faecalis secara in vitro. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental laboratoris yang bertujuan untuk melihat aktivitas antibakteri Lumbricin-1 dari
tepung cacing tanah terhadap pertumbuhan E. faecalis secara in vitro. Enterococcus faecalis dikultur
pada media CHROMagar VRE dan diinkubasi secara anaerob selama 24-48 jam pada suhu 37C.
Bakteri diidentifikasi dengan melihat warna koloni bakteri yang tumbuh pada media CHROMagar VRE
dan pewarnaan Gram, sementara uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram.
Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik dengan one way ANOVA dan uji Duncan menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata (p < 0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, namun
tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara masing-masing kelompok perlakuan. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung cacing tanah memiliki aktivitas
antibakteri yang kuat terhadap pertumbuhan E. faecalis.
Katakunci: Enterococcus faecalis, Lumbricus rubellus, peptida antibakteri, Lumbricin1
ABSTRACT
Background: Enterococcus faecalis is a facultative anerobic bacterium which can cause secondary
periapical infection and is very resistant to numerous antimicrobial substances normally used during
the root canal treatment. Earthworm (Lumbricus rubellus) possess antimicrobial peptide, known as
Lumbricin-1 which is known to hinder the growth of Gram positive and Gram negative bacteria as well
as fungi, but rarely caused resistance. Objectives: This study was conducted to observe the
antibacterial activity of earthworm powder (Lumbricus rubellus) towards Enterococcus faecalis in vitro.
Methods: This research was an experimental laboratory study conducted to observe the antibacterial
activity of Lumbricin-1 contained in earthworm powder towards the growth of E. faecalis in vitro.
Enterococcus faecalis was cultured on CHROMagar VRE media and incubated anaerobically for 2448 hours in the temperature of 37C. The bacterium was identified by observing the colour of the
colony of the bacterium growing on the CHROMagar VRE medium and Gram staining, while
antibacterial activity test was performed using disk diffusion method. Results: Statistical analysis
using one way ANOVA and Duncan test showed that there was a significant difference (p < 0,05)
between test and control group. Conclusion: The result of the study showed that earthworm powder
possessed strong antibacterial activity towards the growth of Enterococcus faecalis.
Keywords: Enterococcus faecalis, Lumbricus rubellus, antimicrobial peptide, Lumbricin1
1. PENDAHULUAN
Enterococcus faecalis merupakan bakteri
Gram positif fakultatif anaerob dengan prevalensi
infeksi
ini
ditemukan
yang persisten.
17
pada
4-40%
terhadap
antibakteri
yang
fagositosis,
diberikan.
antibodi
Selain
dan
sebagai
tepung
di
bidang
kedokteran,
menghambat
tanah
(L.
rubellus)
pertumbuhan
dapat
bakteri
khususnya
cacing
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
yang
paska
dikaitkan
ditemukan
perawatan
pada
endodontik
saluran
telah
akar
lama
satu
upaya
yang
kerap
dilakukan
untuk
antibakteri
yaitu
antibakteri.
Senyawa
vitro,
satu
sehingga
Lumbricin-1
dapat
ini
yang
diharapkan
dikembangkan
bersifat
dapat
pada
penelitian-penelitian selanjutnya.
mengisolasi
peptida
yang
bersifat
5,6
2. METODE
Bahan dan alat yang digunakan adalah
tepung cacing tanah dari spesies Lumbricus
tanah
Aktivitas
antibakteri
cacing
7,8
Kultur
dan
identifikasi
E.
faecalis
E.
faecalis
14
Suspensi
bakteri
yang
telah
18
diukur
dengan
(streaking).
lampu
telah
cakram
dengan
menggunakan
dilakukan
teknik
spiritus.
goresan
Jarum
anaerogen,
ose
lalu
yang
diinkubasi
dalam
15,16
di
atas
Langkah
media
identifikasi
CHROMagar
selanjutnya
yang
direndam
dalam
CHX
2%
digunakan
sebagai
kontrol
negatif.
10
dilakukan
VRE.
21,22,23
faecalis
Perlakuan
Pembuatan
reaksi
berisi
suspensi
larutan
NaCl
E.
0,9%
dengan
akan
sebanyak 4 kali.
dilakukan
pengulangan
6,16,17,18
Hasil
pengukuran
yang
didapat
diinterpretasikan
absorbansi
0,08-0,1
atau
setara
dengan
15,17
berdasarkan
kategori
daya
19,20
21
3. HASIL
Hasil
uji
aktivitas
antibakteri
Berdasarkan
larutan
diambil
sebanyak
0,1
ml
dengan
klasifikasi
Davis
dan
Stout,
10
larutan
tepung
300mg/5ml,
cacing
400
mg/5ml,
tanah
konsentrasi
500mg/5ml
dan
faecalis.
Data pada Gambar 2 menunjukkan ratarata diameter zona terang terbesar terdapat pada
konsentrasi 400mg/5ml yaitu 13 mm, dan ratarata
diameter
konsentrasi
zona
300mg/5ml
terang
yaitu
terkecil
pada
11,25
mm,
X SD
Perlakuan
0,00a 0,00
11,25 1,26
b
13,00 0,82
normal.
Selain
itu
pada
hasil
uji
12,25 0,96
11,75 0,50
c
P5 (CHX 2%)
tanah
26,25 2,50
26.25
11.25
13
12.25 11.75
0
ini
11
konsentrasi
500mg/5ml
aktivitas
300mg/5ml,
dan
600mg/5ml
antibakteri
yang
400mg/5ml,
menunjukkan
sama.
Aktivitas
22
akan
berhubungan
secara
peptida
yang
22%
Peptida
hidrofobik.
molekulnya
yang
22
Kemampuan
(Lumbricus
dalam air.
tepung
rubellus)
dalam
cacing
tanah
menghambat
menggunakan
5,6
hambat
air
yang
sebagai
terbentuk.
11
pelarut,
Hal
namun
ini
dapat
cacing
selalu
masing
tanah
yang
tinggi
tidak
tahap
diikuti
menggunakan vortex.
dan
ditambahkan
600mg/5ml.
Penurunan
aktivitas
ini
ke
16
dengan
pelarutan
dalam
larutan
hingga
konsentrasi
konsentrasi
larut.
asam
1%
asetat
mencapai
merupakan
1%.
konsentrasi
faktor
penting
yang
harus
terhadap sel.
17
Aktivitas
bergantung
peptida
pada
antibakteri
sangat
kemampuannya
untuk
bermuatan
negatif.
Peptida
yang
memiliki
perbedaan
muatan
antara
keduanya.
8,12,13,24
khususnya
muatan positif.
5,8,25
Lumbricin-1
memiliki
sebelumnya
5,8,12,13
menyimpulkan
Lumbricin-1
pada
DNA
sel
makromolekul
dan
dan
menghambat
DNA
sel
sintesis
sehingga
5,24
dari 62
memiliki
aktivitas
antibakteri
yang
berbeda.
tidak
Lumbricin-1
oleh
sel.
Mekanisme
ini
dapat
mencegah
aktif
terhadap
bakteri
diketahui
Gram
memiliki
negatif.
aktivitas
sampai
aktivitas
berbagai
membranolitik sel
sel
bakteri
5,12
tanpa
bakteri
menyerang
menyebabkan
kerja
Lumbricin-1
dalam
menghambat
5,15
bahwa
(Lumbricus
rubellus)
hasil
penelitian
tepung
dapat
cacing
dapat
tanah
menghambat
disebabkan
karena
tepung
cacing
tanah
5.
Lumbricin
antibakteri.
Penelitian
aktivitas
ini
antibakteri
(Lumbricus
menunjukkan
tepung
rubellus)
cacing
berasal
dari
penelitian
aktivitas
tersebut,
lanjutan
antibakteri
Enterococcus
tanah
peptida
6.
dilakukan
agar
Julendra
H,
Sofyan
A.
Uji
in
vitro
mengoptimalkan
terhadap
dan
berbagai
7.
potensi
Lumbricin-1
8.
A.
Soil
Biology:
biology
of
Tasiemski
A.
Antimicrobial
peptides
in
Karaca,
proline-rich
Lumbricin-1
faecalis
novel
dilakukan
perlu
untuk
bahwa
I,
9.
tanah
Lumbricus
datang.
secara
rubellus
in
vitro.
Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
1.
6-7.
resistant
pathogens
healthcare-associated
associated
infections:
with
Enterococcus
relationship
to
Matthew S, Boopathy T.
Enterococcus
2011; 33-7.
faecalis:
3.
Universitas
annual
Kedokteran
dalam
13. Zasloff
M.
Antimicrobial
peptides
of
Enterococcus
389-95.
survivor
and
faecalis:
star
the
in
root
canal
post-treatment
14.
http://chromagar.com/fichiers/1259769034IF
59.
15. Brown
AE.
Bensons
Microbiological
th
dan
prosedur
dasar
buforin
II
microorganisms
by
cellular
32.
Biophysical
kills
functions.
Research
Biochemical
and
Communications
1998; 1: 253-257.
Procedures
Bacteriology. 2
nd
in
Clinical
T,
Hidayaturrahmi,
Juwita.
aeruginosa
dan
resisten
meropenem.
Fakultas
(penelitian
Fakultas
in
Kedokteran
vitro).
Gigi
Medan:
Universitas
menghambat
pertumbuhan
in
vitro.
Program
Studi
Ilmu
Biology of Microorganism. 10
th
ed. Illinois:
Literature
Study
ABSTRAK
Pembentukan plak diawali dari adanya proses kolonisasi bakteri yang berinteraksi dengan pelikel
pada permukaan gigi. Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein dan
glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Bakteri melekat pada pelikel dengan bantuan suatu molekul
spesifik pada permukaanya. Penggunaan pasta gigi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut lazim
digunakan dalam masyarakat. Penambahan zat aktif pada pasta gigi sudah banyak dilakukan oleh
para ahli. Bonggol nanas merupakan limbah dari buah nanas yang jarang dimanfaatkan. Bonggol
nanas mengandung enzim bromelin yang merupakan suatu enzim proteolitik. Kajian ini bertujuan
untuk membahas manfaat enzim bromelin sebagai bahan anti plak yang ditambahkan ke dalam dalam
pasta gigi. Kandungan asam amino yang terbanyak dalam pelikel adalah arginin dan glutamin. Enzim
bromelin dapat memecah ikatan asam amino antara arginin-alanin dan glutamine-alanin yang
digunakan bakteri sebagai media perlekatan, sehingga dapat menghambat perlekatan antara bakteri
dengan pelikel. Selain itu, enzim bromelin pada bonggol nanas sudah teruji biokompabilitas terhadap
jaringan rongga mulut, sehingga aman pada saat pemakaiannya. Berdasarkan kajian di atas, dapat
disimpulkan bahwa enzim bromelin pada bonggol nanas berpotensi sebagai bahan anti plak melalui
mekanisme penguraian media perlekatan bakteri pada permukaan gigi.
Kata kunci: bonggol nanas,bromelin, anti plak.
ABSTRACT
Early plaque formation begins of colonizing bacteria which interact with surface pellicle tooth. Pellicle
formation is essentially a process of attachment of salivary proteins and glycoproteins on the tooth
surface. Bacteria attached to the pelikel with the help of specific molecules on the surface. Generally,
the people use dentrifrice to keep healthy teeth and mouth. The addition of active ingredient in
dentrifrice has been caried out by the experts. Pineapple hump is a waste product rarely used. Hump
pineapple contains the enzyme bromelain which is a proteolytic enzyme. This study aims to discuss
enzyme bromelain as an anti-plaque material can be added in toothpaste. The highest amino acid
content in pellicle are arginine and glutamine. The enzyme bromelain can break the bond between the
amino acids (arginin-alanine and glutamine-alanine ) for bacterial attachment, so that it can inhibit the
attachment of bacteria to pellicle. In addition, the enzyme bromelain in pineapple lamp test the
biocompatibility of the oral tissues, so it is safe when used. Based on this study can conclude that the
enzyme bromelain in pineapple hump as anti-plaque material, which really through decomposition
mechanism of bacterial attachment on tooth surfaces.
Keywords:
plaque.
Pinnaple
hump,
bromelain,
anti-
16
1. PENDAHULUAN
berfungsi
sebagai
antisenisitivitas
dan
antibakteri,
antiplak,
antiinflamasi.
Tujuan
beriklim
menghambat
tropis
termasuk
indonesia.
Nanas
terbentuknya
plak
sehingga
Pemanfaatan
protein.
1,2
komponen
aktif
bahan
dalam
herbal
pasta
sebagai
gigi
mulai
pencarian
kemampuan
3,4,5,6
berat
basah
setelah
24
jam
dan
setara
biokompatibilitasnya
herbal
yang
dengan
bahan
diduga
efektif
bahan
memiliki
sintesis
sebagai
Pencegahan
pembentukan
plak
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pembersihan
mekanis
dimaksudkan
dapat
yang
gigi
dan
dental
floss.
8,6
Faktor
ketika
menguntungkan
menambah
pembersihan
dari
mekanis
pasta
gigi
sangat
yang
merupakan
protease
dari
persit.
11
Pada
10
17
rendah
rendah.
12
sehingga
kecepatan
reaksi
menjadi
13
nanas.
kecepatan
13
Persen (%)
enzim
menurun,
karena
Bagian
katalis
Bertambahnya
menyebabkan
daya
molekul
kerja
enzim
enzim
akan
sebagai
Tanaman
Buah utuh masak
0,060 0,080
0,080 0,125
Kulit buah
0,050 0,075
Tangkai
0,040 0,060
Batang
0,100 0,600
0,040 0,060
0,050 0,070
12
pellice
merupakan
suatu
yang
homogen.
Acquired
a. Kematangan buah
yaitu
5,13,14
2+
2-
termasuk
keaktifan berkurang.
b. pH
pada derajat keasaman (pH) sebesar 6,5. Nilai
terlalu
tinggi
atau
rendah
akan
denaturasi
protein
dengan
kecepatan
katalisa menurun.
hidroksi
apatit
2-
3+
positif.
Kelompok
asam
yang
c. Suhu
diatas
pada
pH
glikoprotein
dibawah
30C
mengakibatkan
18
terikat
daya
langsung
pada
permukaan mineral.
terbanyak
15
kelompok
sulfat
di
kelenjar
submandibular
terdiri
saliva
parotis
dari
dan
asam
kohesi
bakteri.
Dengan
demikian,
17
parotis
juga
terdapat
histidin
dan
16
plak
adalah
upaya
permukaan gigi.
13,14
dilakukan secara
mekanis
Pembuangan
pelikel.
17
mekanis
merupakan
18
2 macam, yaitu :
a.
secara
maupun kimiawi.
Komposisi Bahan
mulut
tertentu,
seperti
merupakan
reseptor
galaktosa
merupkan
asam
untuk
S.
tempat
rendah
ikatan
(non
sanguis, Abrasif
20 40
untuk Air
20 40
reseptor
ini
spesifik),
disebabkan
Persentase
(%)
sialat,
Pembasah
20 40
12
adanya Pengikat
>2
>2
>2
saliva.
15
mekanisme
retensi
untuk
<1
>5
Tabel 3.
19
Enzim
bromelin
termasuk
dalam
Kandungan Bahan
Fungsi
Mengurangi
lokasi
hipersensitivitas
dentin
Pemutusan atau
pembentukan ikatan
didahului dengan
Mengurangi plak
citrate
dan kalkulus
Susunan
asam
amino
yang
kimia
supragingiva
Triklosan, fluor
aktif.
12
ES
E+P
Mengurangi
ES
inflamasi gusi
berupa
Peroksida, sodium
Mengurangi
tripolifosfat, sodium
pewarnaan pada
heksaametafosfat
amino
permukaan gigi
yang
3. PEMBAHASAN
sederhana yaitu
amino.
20
menjadi
senyawa
lebih
asam
21
mikroorganisme
yang
berinteraksi
2-
17
(arginin
dan
menyebabkan putusnya
glutamin)
rantai
media
pelikel
22
gigi
sehingga
dalam
kontrolnya
Perubahan
paradigma
masyarakat
enzim
bromelin
terhadap
23
4. SIMPULAN
Berdasarkan
kajian
di
atas,
dapat
DAFTAR PUSTAKA
10. Prahasti,
Preventive
Dentistry.
New
Peni.
1997.
Uji
Obat
Pascasarjana,
Kumur.
Universitas
Tesis.,
Airlangga.
Surabaya.
Pengaruh
Penggunaan
127.
C.
G.
1975.
Processing 2
Enzymes
nd.
Ed.
in
Food
New York:
Ikan
Secara
Enzymatis.
Sauders Co.
4. Lehner,
T.
1995.
Imunologi
pada
M.
G.,
Takei,
H.
H.,
Ajar
Clinical
Periodonti
(diterjemahkan:
Status
Frequencies
in
Patients
Periodontology.
Missouri:
on
with
8.
7.
714.
17. Sorensen,
J.A.
rationale
for
comparison
of
plaque
retaining
37(1):24-27.
9. Dahan M, Timmermen
MF,
Van
Periodontology
And
Periodontics.
formation.
The
31:972-977.
J.Clin
Periodontal.
2004;
Dental
Hygienist.
Philadelphia:
Kualitas
sebagai
Limbah
Bahan
Ikan
Pakan
Bromelin
Preparation
From
New
Protease
Pineapple
Plants.
Economic Botany.
23. Maduratna, E. 1997. Biokompatibilitas
Gel
Tetrasiklin
Pengaruhnya
Hidroklorida
terhadap
dan
Terlepasnya
Pascasarjana,
Airlangga, Surabaya
Universitas
Literature
Study
ABSTRAK
Tujuan keempat Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak
dengan membuat strategi perbaikan kesehatan dan gizi ibu hamil. Kesehatan gigi dan mulut memberi
peran penting dalam menentukan kesehatan bayi yang akan dilahirkan. Terdapathubungan
antara infeksi periodontal dengan kejadian bayi berat lahir rendah kurang bulan (BBLR). Upaya
mengurangi terjadinya BBLR dan prematur dapat dicegah dengan pemantauan kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil dengan penambahan data status kesehatan gigi dan mulut pada Kartu
Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tujuan yang ingin dicapai dalam studi pustaka ini yaitu untuk
mengetahui pentingnya data status kesehatan gigi dan mulut pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
ibu hamil sebagai upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil agar melahirkan bayi yang normal
dan sehat. Data status kesehatan gigi dan mulut yang dimaksud adalah tingkat kebersihan gigi dan
mulut (Oral Hygiene).Secara klinis, tingkat kebersihan mulut dinilai dengan kriteria Oral Hygiene Index
Simplified (OHI-S) dari Greene dan Vermilliont.Studi pustaka ini dapat dilakukan melalui tahap
rancangan dan pembahasan, tahap realisasi, tahap sosialisasi dan pelatihan, tahap pelaksanaan di
masyarakat. Penambahan data status kesehatan gigi dan mulut pada KMS Ibu hamil
diharapkan dapat menurunkan angka kematian anak di Indonesia dengan membuat strategi
peningkatan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.
Katakunci: Millenium Development Goals, status kesehatan gigi dan mulut , Wanita hamil,
BBLR
ABSTRACT
The fourth objective of the Millennium Development Goals (MDGs) is reducing child mortality rate by
making an improvement strategy of health and nutrition in pregnant women. Oral health provides an
important role in determining the health of newborn babies that will be born. There is a relationship
between periodontal infections with an incidence of preterm low birth weight babies (LBW). Efforts to
reduce the occurrence of low birth weight and prematurity can be prevented by monitoring the oral
health of pregnant women with the addition of data on oral health status in the KM) of pregnant
women. The aim of this study was to know the importance of data on oral health status in the KMS
pregnant women as an effort to improve the health of pregnant women to birth normal and healthy
babies. Data of oral health status used in this card is the level of oral hygiene. Clinically, the level of
oral hygiene was assessed by criteria Simplified Oral Hygiene Index (OHI - S) of Greene and
Vermilion. This literature study can be done through the design and discussion stage, the realization
phase, socialization and training phase, the implementation phase in the community.
Keywords: Millennium Development Goals, oral health status, pregnant women, Low Birth
Weight
23
1. PENDAHULUAN
mulut.
Padahal,
penyakit
gigi
dan
mulut
menyelesaikan
mengupayakan
Pemberdayaan Perempuan;
gingivitis
Angka
Kematian
dan
Anak;
(4)
Menurunkan
(5)
Meningkatkan
dengan
prevalensi
60-70%
dan
Kelestarian
(8)
untuk
Lingkungan
Membangun
Hidup;
Kemitraan
Pembangunan.
dan
Global
Tujuan
adalah
dengan
ibu
di
Status
rendah
menurunkan
hamil.
Indonesia
keempat
angka
MDGs
kematian
anak
masih
hamil
rendah.
(BBLR).
Wanita
hamil
dengan
memberi
peran
penting
dalam
menentukan
Health
Para
dokter
menyatakan
bahwa
untuk
bayi
memberi
Organization
jalan
sederhana
menentukan
adanya
faktor
mengontrol
kesehatan
ibu
dalam
berat
lahir
rendah
(BBLR)
dan
risiko
dalam
hamil.
Tujuan
sesuai
mencegah
segera
dilakukan
untuk
3
24
memberikan
sehat.
informasi
tentang
kesehatan
keluarga berencana.
peranan dokter
gigi
dalam
mencegah dan
bermanfaat
sebagai
alat
untuk
memantau
juga
bermanfaat
kesehatan ibu.
sebagai
alat
penyuluhan
Penyakit
periodontal
adalah
infeksi
berbeda
telah
mencantumkan
keterangan
pendukung gigi.
perkembangan
terbukti
monitoring.World
rendah.
kegunaannya
psikososial
untuk
telah
tujuan
Penyakit
periodontal dapat
25
sistemik
dan
mediator
proinflamasi
mempengaruhi
bulan.
10
menyebabkan
kejadian
Penelitian
peningkatan
yang
bayi
di
BBLR
bidang
akan
kurang
epidemiologi
perubahan
pada
bentuk
plasenta
terutama
organ
menyebabkan
bakterimia
yang
menginduksi
janin
sehingga
dapat
menyebabkan
10
11
subgingiva
yang
berubah
akibat
3. PEMBAHASAN
Patogen
memiliki
bulan
denticola,
periodontal
yang
adalah
diduga
treponema
inflamatori
menciptakan
memungkinkan
meningkatnya
dalam
sirkulasi
secara
bakteri
12
sistemik.
daerah
rentan
terjadinya
produksi
Hal
ini
akan
bakteri
dan
dan
infeksi
sitokinin
inflamatori.
dan mulutnya.
26
Skor
Kondisi
KMS tersebut.
diperiksa.
2
diperiksa
Plak
menutup
lebih
dari
2/3
Kondisi
Gambar
2.
Data
OHI-S
(Tingkat
2/3
permukaan
diperiksa,
berikut:
1. Pada
tiap
kolom
DI-S
(Debris
Index
atau
ada
yang
bercak-
Simplified)
kontinu
disekeliling
servikal
gingiva.
2. Setelah
mengisi
data
pada
kolom.
data
Rancangan
dan
pembahasan
mengenai
sebagai berikut:
kesehatan.
2. Tahap Realisasi
gagasan
ini
dibutuhkan
1. Kementrian Kesehatan
Keterlibatan
pemerintah
khususnya
kepada tenaga
Pelaksanaan
di
masyarakat
diwujudkan
sendiri.
2. Dinas Kesehatan
Keterlibatan
Dinas
Kesehatan
dalam
dapat
terhadap ibu
meningkatkan
derajat
5. SIMPULAN
Studi pustaka yang diajukan
adalah
masing.
Development
Gagasan
bertujuan
3. Rumah
dan
posyandu
pemeriksaan
Sakit,
Puskesemas,
merupakan
maka
perlu
tempat-tempat
instansi
tersebut
ini
Goals
untuk
(MDGs).
meningkatkan
implementasi
yang
dilakukan
bekerja
tahap rancangan
dan
realisasi,
pada
instansi
tersebut
dapat
pembahasan,
tahap
tahap
masyarakat.
28
Belgaum,
India.
GJMEDPH
2012;1(4):42-8.
21. DepKes RI. Penilaian Risiko Antenatal
Dan Pengobatan,
ibu hamil.
22. DepKes
RI.
Modul
11,
Pedoman
Edisi
Pelayanan
6. SARAN
Perlu
dilakukan
penelitian
mengenai
1996.
23. DepKes
RI.
Pemantauan
Wilayah
DAFTAR PUSTAKA
dan
Pelatihan
Jarak
Jauh
Bidan.
http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2011/10/ped-
2008; 23(3):103-6.
pencapaian-RAD-MDGs.pdf
17. BAPPENAS.
tujuan
Peta
jalan
pembangunan
milenium
di
Januari
2013].
Availablefrom:
http://www.bappenas.go.id/node/118/28
14/peta-jalan-percepatan-pencapaiantujuan-pembangunan-milenium-di18. WHO. Alih bahasa: Agnes Kartini. Kartu
menuju sehat ibu hamil: penuntun untuk
pengembangan, adaptasi, dan evaluasi.
Jakarta: EGC; 1996.
et.
al.
Oral
Health
during
S,
Mubashir
A,
kebersihan
mulut
dan
jejaringnya.
Med
Indones
2009;43(6):288-93.
26. Lopez
NJ, Smith
PC, Gutierrez
J.
indonesia/
19. Hugh,
Hubungan
Kodkany.
Controlled
Trial, J
I,
Ellisa
W.
Pengaruh
cohort
study
in
Rural
29
Literature
Study
ABSTRAK
Kawat gigi/ Kawat ortodonti merupakan alat dalam kedokteran gigi yang dipakai untuk merapikan
susunan gigi dan memperbaiki hubungan antara gigi di rahang atas dan rahang bawah. Kawat gigi
yang semula berfungsi untuk merapikan susunan gigi, saat ini bisa dipakai untuk fashion. Maraknya
penggunaan kawat gigi menyebabkan merajalelanya tempat-tempat praktik ilegal pemasangan kawat
gigi di masyarakat, baik yang menamakan diri sebagai tukang gigi, ahli gigi, ahli behel, maupun di
salon-salon kecantikan. Hal ini dapat merugikan masyarakat karena tindakan yang dilakukan tidak
sesuai prosedur medis. Tingginya minat masyarakat dalam pemasangan kawat ortodonti serta alat
dan bahan yang dijual bebas merupakan dua hal yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap
menjamurnya praktik-praktik ilegal. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah
melindungi masyarakat terhadap kesalahan perawatan akibat pemasangan kawat ortodonti ilegal.
Penulis mengajukan usulan untuk membatasi penjualan dan pemasaran alat dan bahan ortodonti
dengan menggunakan Ort-Card (Orthodontic Card). Orthodontic Card merupakan syarat mutlak
dalam pembelian alat dan bahan ortodonti sehingga yang tidak memiliki kartu tersebut, tidak berhak
membeli alat dan bahan ortodonti sehingga tidak ada lagi kesempatan berlangsungnya praktik ilegal.
Diharapkan derita masyarakat akibat kesalahan pemasangan yang dilakukan oleh praktik
pemasangan kawat ortodonti ilegal dapat diatasi.
Katakunci: Kawat ortodonti, praktik illegal, Orthodontic Card
ABSTRACT
Braces / orthodontic wire are a tool used in dentistry to straighten the teeth and improve relations
between upper teeth and lower teeth. Which initially serves braces to straighten the teeth, this time
can be used for fashion. Widespread use of braces causing widespread illegal practice places pairs of
braces in the community, both calling themselves the handyman teeth, dental specialists, experts
stirrup, and in beauty salons. This can be detrimental to the community because of the actions taken
are not appropriate medical procedures. High public interest in the installation of orthodontic wire and
the tools and materials available commercially are two things that cause a negative effect on the
proliferation of illegal practices. The aim in writing this paper is to protect the public against errors
orthodontic treatment due to illegal wiring. The author proposes to restrict sales and marketing tools
and orthodontic materials using Ort - Card (Orthodontic Card). Orthodontic Card is an absolute
requirement in the purchase of tools and materials so that orthodontic not have the card, do not have
the right to buy orthodontic tools and materials so that no chance the course of an illegal practice. It is
expected that people suffer due to mounting errors committed by the illegal practice of orthodontic
wiring can be overcome
Keywords: Wire orthodontic, illegal practices, orthodontic
Card
30
1. PENDAHULUAN
Kawat
gigi
atau
kawat
ortodonti
hukum.
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
masyarakat
rahang
bawah.
Hubungan gigi-geligi
antara
terhadap
kesalahan
perawatan
adalah
ortodonti
pencernaan.
masyarakat,
sebagai
oleh
terhadap
solusi
baru
bukan
dapat
ahli
yang
medis.
melindungi
kesalahan
dapat
Bagi
masyarakat
perawatan
akibat
2. PEMBAHASAN
penggunaan
merajalelanya
pemasangan
kawat
kawat
dan
gigi
tempat-tempat
gigi
ilegal
di
rahang
yang
tidak
harmonis. Manfaat
gigi-geligi
memperbaiki
yang
tidak
pengunyahan,
stabil,
memperbaiki
tentu
akan
masyarakat
membahayakan
sehingga
dan
merugikan
memperparah
kondisi
hanya
ortodonti
diperbolehkan
lepasan
melakukan
bukan
perawatan
ortodonti
cekat
31
dikarenakan
pada
tahap
strasa
hanya
prosedur
medis.
Adapun
bahaya
yang
adanya
sebelum
kawat
sesuai
dengan
medis,
pencabutan
7
perawatan .
gigi
menurut
gigi
padahal
Bahaya
pemasangan
Gustaaf
Kusno
bisa
keterampilan
membuka praktik.
kaidah
suatu
Tindakan
alat
ortodonti
menyebabkan
pembengkakan.
Infeksi
parah
badan
orang
dalam
merupakan
yang
tidak
masalah
bertanggung
besar
karena
banyak
rendah .
Bahkan
yang
lebih
murah.
gigi
Keadaan
tersebut
tentu
amat
yang
dipasang
bukan
oleh
dokter
paham,
termasuk
aparat
kepolisian,
bahwa
dengan
berakibat
terjadinya
gigi
10
berbahaya
karena
kawat
akan
Pemasangan
benar
dilakukan
ilegal
tidak
sesuai
32
membahayakan
masyarakat.
Masalah
ini
No.
53/DPK/69
tentang
Pendaftaran
yang
isinya
dan
adalah
terhadap
kesalahan
perawatan
akibat
bahan
ortodonti
Indonesia
Ketua
drg.
Dokter
Rini
lagi
Ortodontic
mutlak
dalam
Card
merupakan
syarat
izin
1871/Menkes/Per/IX/2011 tentang
pencabutan
nomor
pekerjaan
menteri
Zaura
Gigi
ada
Matram
peraturan
(PDGI)
Persatuan
tidak
sehingga
kesehatan
339/menkes/per/v/1989
tentang
praktik
dan
beberapa
berkas
yang
untuk
menanggapi kondisi
masyarakat
ini.
berpikir
yang
Oleh
kritis
dapat
karena
dalam
merugikan
itu,
penulis
33
dinas
bebas
dipasaran
memudahkan
Lembaga
dokter
gigi
ini
meliputi
Ikatan
Ortodontis
Indonesia
(IKORTI)
ort-card demi
yaitu:
diantaranya:
a.
1. Instansi Pemerintah
Dalam
pemerintah
membuat
implementasi
berperan
suatu
sangat
peraturan
gagasan
penting
atau
resmi
ini,
pasaran
terutama
menteri
dan
untuk
bahan
melindungi
gigi
alat
larangan
kesehatan.
penjualan
kedokteran
untuk
c.
atau
dalam
sehingga
toko-toko
yang
bersifat
resmi
2. Dinas Kesehatan
adanya
dapat
timbal
menghilangkan
balik
yang
lapangan
diberikan
oleh
34
pemerintah.
Pemerintah
juga
harus
gencar
Februari
2012].
Available
from:
http://gigi.klikdokter.com
6.
3. SIMPULAN
untuk
melindungi
masyarakat
dari
(14).
7.
Tukang
Gigi
Makin
Membahayakan
ortodonti.
9. Joni.
Prihatin:
Second; 2010.
4. SARAN
Perlu
2012].
dilakukan
mengenai
penelitian
lanjutan
Ortodontic Card.
Beli
Ortodonti
[Diakses 26 Februari
Available
from:
www.medicalera.com
10. Nauval
E.
pemasangan
bergeser.
PDGI
kawat
Indonesian
Palembang:
penyebab
News
gigi
No.584.
th
DAFTAR PUSTAKA
1. Gustaaf
Jual
September 15 2011
Available
from:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis
/2011/04/06/trend-kawat-gigi-untukfashion/)/
2.
3.
Dengan
[Diakses
Kawat
tanggal 24
Gigi;
2012.
Febriari 2012]
Available
from:
www.orthodontic- eka.com.
4. Mitchell
L.
Orthodontics
An
2nd
Introduction
Edition.
to
Inggris:
Gigi?;
2010.
[Diakses
27
35
Literature
Study
ABSTRAK
Dalam praktiknya, keadaan gigi muda dengan pulpa vital yang perkembangannya belum sempurna,
tidak jarang ditemui. Hal tersebut dapat disebabkan karena karies yang meluas ataupun karena
traumatic injuri. Apeksogenesis merupakan suatu prosedur yang melibatkan pulpa yang terinflamasi
pada gigi yang perkembangannya belum sempurna. Tujuan apeksogenesis adalah mempertahankan
jaringan pulpa vital sehingga perkembangan akar pada gigi permanen muda dapat menutup dengan
sempurna. Bahan yang biasa digunakan dalam prosedur apeksogenesis adalah Mineral Trioxide
Aggregate (MTA). MTA dibentuk dengan sifat fisik yang baik, ciri yang memadai serta yang diperlukan
dalam suatu material medikamen yang ideal.
Kata Kunci : perkembangan gigi tidak sempurna, apeksogenesis, Mineral Trioxide Aggregate
(MTA).
ABSTRACT
In clinical practice it is not uncommon to find incompletely developed teeth that require some form of
endodontic intervention due to extensive caries or traumatic injury. Apexogenesis is a procedure that
addresses the shortcomings involved with capping the inflamed dental pulp of an incompletely
developed tooth. The goal of apexogenesis is the preservation of vital pulp tissue so that continued
root development with apical closure may occur. Material used in apexogenesis is Mineral Trioxide
Aggregate (MTA). MTA was originally formulated to provide the physical properties, setting
requirements and characteristics necessary for an ideal repair and medicament material.
Keywords : incompletely develop teeth, apexogenesis, Mineral Trioxide Aggregate
(MTA).
36
1. PENDAHULUAN
Dalam praktik klinis, keadaan pada gigi muda
dengan pulpa
vital
yang perkembangannya
belum
terbentuk
dengan
sempurna.
dengan
MTA dan
direstorasi
dengan
resin
pulpanya
dapat
terbuka.
Agar
berlangsung,
pulpotomi
dilakukan
yang
perawatan
tujuannya
untuk
gigi
yang
belum
sempurna
terbatas
pada
permukaan
pulpa
2. PEMBAHASAN
2.1. Apeksogenesis
Apeksogenesis adalah suatu prosedur
pada pulpa yang telah terinflamasi dan masih
vital pada gigi yang perkembangannya belum
sempurna atau sering disebut dengan gigi
1
37
Telah
banyak
material-material
dalam
merupakan
salah
satu
bahan
yang
baru
berkembang
dan
keberhasilan
yang
dan
baik.
menunjukkan
bagus.
kemampuannya
untuk
tingkat
Beberapa
merangsang
juga
lebih sensitif.
dilaporkan
bahwa
MTA
terdiri
dari
abu.
mikroba, tetapi
Enterococcus faecalis
sebagai berikut,
Streptococcus
dan
dalam MTA.
MTA
1. Mixing:
MTA
abu-abu
dan
MTA
bereaksi
dengan
bahan
juga
putih
bersifat
bone
healing.
MTA
2. Insersi:
ultrasonic-assisted
saat
condensation
4. Lakukan radiografi.
sedikit
inflamasi
nekrosis
dan
pulpa.
MTA
mengurangi
juga
resiko
dilaporkan
obsturasi &
sebab
itu,
perawatan
dengan
MTA telah
Tipe MTA
3. KESIMPULAN
pada
tahun
1993.
Ketika
MTA
hidroksiapatit
pada
permukaan,
dan
juga
2008. 149-164
http://www.slideshare.net/ahmedmostafahussei
n/apexification-ahmad-mostafa
DAFTAR PUSTAKA
1. Barrington C. Apexogenesis in an
Incompletely Developed Permanent Tooth with
Pulpal Exposure. 1 Februari 2003.
http://www.endoexperience.com. 23 Oktober
2013.
2.
Literature
Study
ABSTRAK
Penatalaksanaan karies gigi saat ini masih menggunakan teknik konvensional yaitu dengan
pengeboran (drilling) gigi untuk selanjutnya dilakukan restorasi gigi. Prosedur pengeboran gigi
umumnya menggunakan handpiece dan bur untuk membersihkan jaringan karies dan menyiapkan
kavitas gigi. Prosedur tersebut tentunya akan meningkatkan pemakaian energi listrik dan tidak ramah
lingkungan. Belakangan ini dikembangkan suatu teknik dalam perawatan gigi untuk mengurangi halhal tersebut, yaitu chemo-mechanical caries removal menggunakan papain-based gel. Studi pustaka
ini bertujuan untuk mengetahui papain-based gel sebagai agen chemo-mechanical caries removal.
Papain-based gel mengandung enzim papain yang diekstraksi dari getah daun pepaya dan buah
pepaya hijau. Enzim yang ada pada papain-based gel ini terdiri atas endoprotein yang serupa dengan
enzim pepsin pada manusia yang bersifat antibakteri, antiinflamasi, dan mempercepat proses
penyembuhan luka. Penggunaan papain-based gel sangat membantu proses preparasi cavitas
sebelum penumpatan, memberikan rasa nyaman bagi pasien, serta lebih mempertahankan jaringan
sehat di sekitar kavitas gigi. Keunggulan lain dari papain-based gel yaitu manipulasinya yang mudah,
sederhana, dan harga yang terjangkau. Papain-based gel dapat digunakan sebagai agen chemomechanical caries removal yang ramah lingkungan.
Katakunci: Papain-based gel, chemo-mechanical caries removal, eco-friendly dentistry
ABSTRACT
Treatment to dental caries nowadays is still using the conventional technique which is drilling, and
followed by the tooth restoration. The procedures of drilling generally use handpiece and drill to get rid
of the carious tissues and to prepare the cavity. This procedure will increase the usage of electricity
and is not environmentally-friendly. Lately, a technique in tooth restoration is being developed to
lessen those disadvantages, which is chemo-mechanical caries removal using papain-based gel. This
literature review was aiming to acknowledge papain-based gel as a chemo-mechanical caries removal
agent. Papain-based gel contained papain enzyme which is extracted from the latex and fruits of the
green adult papaya. Enzyme that was found in this papain-based gel contained endoprotein which is
similar to pepsin enzyme found in humans with characteristic of antibacterial, anti-inflammatory, and
could accelerate wound-healing process. Using papain-based gel greatly helped the cavity preparation
process before the fillings, comfortable to the patient, and could preserve more healthy tissues around
the cavity. Other advantages of papain-based gel were easy to manipulate, simple, and affordable.
Papain-based gel could be used as a chemo-mechanical caries removal agent that is environmentallyfriendly.
Keywords: Papain-based gel, chemo-mechanical caries removal, eco-friendly dentistry
41
1. PENDAHULUAN
Gagal
ginjal
kronik
merupakan
melakukan probing.
laju
kronik
filtrasi
diabetes
glomerulus.
melitus
Hipertensi
dan
kronik,
glomerulonefritis
yang
menjalani
hemodialisis
belum
peneliti
tertarik
untuk
melihat
Banda Aceh.
mempengaruhi
kondisi
rongga
oral
yang
dapat
timbuladalah
2.
PUSTAKA
TINJAUAN
merupakan
praktik
atau
energi,
resorbsi
klinis
tulang,
keadaan
xerostomia,
dan
dan
biaya,
dapat
dengan
mencemari
menggunakan
lingkungan
dan
hemodialisis
kedokteran
yang
sangat
menyita
waktu
menjaga
gigi
perlu
lingkungan
ditingkatkan
dan
untuk
mengurangi
Penelitian
menunjukkan
Bayraktar
bahwa
dkk
perbedaan
(2007)
kedalaman
menggunakan
dentistry
konsep
adalah
intervensi
sebuah
mengkombinasikan
filosofi
pengetahuan
yang
mengenai
perkembangan
Intervasi
BIMKGI Volume 2 No.1 | Juli- Desember 2013
green
minimal
bahan
tumpat
merupakan
adesif.
tindakan
42
adalah
dengan
mengurangi
atau
meminimalkan
tindakan
dilakukan
dentin
yang
dalam
untuk
Goldman
dan
pembuangan
demieralisasi
oleh
non-invasif
kronman
di
10
dengan
Sorensens
Buffer
untuk
yang
penggunaan
Kekurangan
bahan
tumpat
adesif
serta
dikenal
dengan
GK
nama
101
GK
adalah
101.
proses
preparasi
kavitas
minimal
yang
menganut
teknik
preparasi
mikro
mendapatkan
dalam
akses
ke
10
prosedurnya
seminimal
kavitas
keras
pembuangan
instrumen
micro-
modern,
diantaranya
bur
sehingga
10
lebih
jaringan.
memudahkan
Kelemahan
Caridex
pendek.
yang
didapat
bila
melakukan
penumpatan
efektif
operator
mudah
sehingga
estetika
lebih
terjamin,
dan
mudah
yang
instrumen khusus.
terlatih
manipulasinya
dan
tapi
memerlukan
10
mudah,
lingkungan.
cepat,
dan
lebih
ramah
43
sudah
efektif,
keterbatasannya
metode
dikembangkan
konvensional.
Metode
ini
dapat
masih
ada
sehingga
di
Eropa
beberapa
produk
dengan
baru
tujuan
bagi
chemo-
(CMCR)
pasien.
mechanical
Oleh
karena
caries
itu,
removal
teknik
konvensional.
training
professional
alternatif
terhadap
metode
satu
yang
extensif
serta
dan
alat-alat
pendaftaran
khusus
yang
Chemo-mechanical
removal
yang
terinfeksi
hanya
terinfeksi,
mencegah
merupakan
mengeliminasi
caries
teknik
non-invasif
dentin
yang
menghancurkan
iritasi
jaringan
pada
pulpa
dan
dalam.
gaya
mekanikal
yang
atraumatik
larutan
bersama-sama
yang
hypochlorite
mengandung
(NaOCl)
5%
digunakan
natrium
untuk
memberi
karakterisik
terinfeksi
menjadi
karena
sifat
khusus
enzimnya.
sempurna.
atau
dan
N-monochloro-D,L-2-aminobutyrate.
Mekanisme
dengan
ini
demikian
penyingkiran jaringan.
mempengaruhi
memfasilitasi
Meskipun Caridex
44
Amerika, Meksiko
yang
hanya
minuman
adanya
bagiang selatan,
maupun
industri
obat.
Pepaya
ada
dalam
jaringan
sehat
Alpha-1-antitrypsin dalam
dan
Tidak
jaringan
dapat
mencapai
merupakan
10
daun
meter.
tunggal,
Daunnya
Sehingga
dan
gigi .
sempurna.
3
PEMBAHASAN
Batang,
besar
bunga
dan
buahnya
papain.
Enzim
papain
banyak
3.1
Perkembangan
Metode
Preparasi
kavitas
merupakan
suatu
Restorasi
gigi
merupakan
tindakan
karena
sifat-sifatnya
yang
dapat
preparasi
kavitas
dengan
karies
dan
membentuk
kavitas
dapat
diletakkan
sempurna.
memberantas
dalam
bakteri
mencegah
(bakterisida),
pertumbuhan
dan
bakteri
di
dalamnya
secara
merestorasi
membuang
gigi,
jaringan
antara
karies
lain:
(1)
dengan
enzim
tidak
(bakteriostatik).
merusak
Selain
itu,
jaringan
seperti
sehat
dan
jaringan
penampilan.
Papain
epitel,
mendorong
serta
menstimulasi
daya
2,11
45
dengan
dan
metode
konvensional
yaitu
menggunakan
barang
penggunaan
Morrison
menjadi
high
tanpa
elektronik
Kekurangan
ini
adalah
bunyi
yang
mengurangi
kertas
untuk
medis
(c)
rekam
reusable;
pencitraan
pasien
alergi/sensitif
kimia;
(f)
biodegradable,
5,12,13
Di lain pihak,
digital
(bukan
penggunaan
terhadap
penggunaan
yang
membersihkan
sinar
X);
bau-bauan
cairan
biasa
dental
(e)
sterilisasi
dipakai
untuk
chair
setelah
lingkungan.
klinik.
konvensional
Pengeboran
dalam
membutuhkan
listrik
teknik
serta
Pada
tahun
1980-an
dikembangkan
suatu
menyebabkan
pemakaian
listrik
yang
teknik
baru
perawatan
hanya
menggunakan
proses
Teknik
ini
preparasi
kavitas
menimbulkan
dapat
gigi
instrumen
yaitu
tangan.
mengurangi rasa
takut
(eco-dentistry).
kecil.
13
sudah
adalah
klinis
dan
sebagai
dapat
mencemari
panduan
lingkungan
seperti
berikut:
(a)
jumlah
digunakan
5%
banyak.
bahan
sodium
kimia
untuk
removal
hipoklorit,
Selanjutnya, pada
tetapi
2003
46
menggunakan
dari
air.
Metode CMCR merupakan teknik noninvasif yang hanya mengeliminasi dentin yang
terinfeksi menggunakan agen kimiawi. Proses
ini
tidak
hanya
menghancurkan
jaringan
Metode CMCR
beberapa
keunggulan
dan
kecemasan
ketidaknyamanan
pasien
mengurangi
terutama
pada
cara
yang
dapat
digunakan
untuk
pengeboran
untuk
mengambil
pada
teknik
konvensional.
Selain
tanaman
bahan
pepaya
alam
dan
karena
juga
mampu
proses
penyembuhan
luka,
terdapat
penghambat
digunakan
dan
bikompatibel
untuk
tambahan
sifat
berupa
bakterisida
kloramin
dan
yang
merupkan
47
Inner
aksi
layer
merupakan
daerah
yang
papain-based
gel
lanjut
terdegradasi
tripel heliks.
terhadap
kolagen
sebagian
yang
telah
dengan
cara
glisin.
Rantai
polipeptidanya
ikatan
menstabilkan fibril
silang
kolagen.
yang
dapat
Struktur fibril
akan
menyebabkan
proses
14
4 SIMPULAN
Metode
Chemo-Mechanical
Caries
Removal
(CMCR)
dikembangkan
untuk
48
ini
P.,
Nandakumar,
K.,
yang
gel
bernama
agen
M.
yang
berbentuk
menggunakan
6. Kumar,
papacarie
7.
Chemomechanical Caries
8.
5 SARAN
Dentistry:
Benefical
for
9.
in
restorative
proceedings of the 15
secara
and
agar
membuktikan
bahwa
dentistry,
scientific meeting
course
in
dentistry,
Mechanical
Proceedings
Dasar
Padjajaran ke-52.
Karies
Penyakit
dan
refresher
th
University of Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
2.
Environment,
72-74.
1.
for
masal
Benefical
Caries
Dies
Removal
Natalis
dengan
Universitas
L.,
F.,
Henn.
S.,
Sabrinho,
Papain-based gel
for
L.C.,
2008,
biochemical on
Brunton,
2005,
Restorative
Services
Groningen, Netherlands.
Research,
for
Oral
Health
University
of
Removal
Caries
D.,
Centre
2011,
Chemomechanical
Parikh,
Treatment
M.,
of
5. Ganesh,
Principles
Edinburgh
Atraumatic
P.,
49
50
51