Latar Belakang: Terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh faktor ibu sendiri (yang mencakup
paritas, jarak kelahiran dan berat badan lahir), riwayat persalinan yang mencakup ekstraksi cunam,
ekstraksi vakum dan episiotomy. Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(Poned) Darul Imarah tahun 2013 merupakan salah satu puskesmas yang menerima persalinan
dengan jumlah kunjungan rata-rata 120 ibu bersalin per tahunnya. Dari jumlah tersebut terdapat 56
ibu bersalin yang mengalami rupture perineum atau sekitar 46,7%. Hal yang mendasari penelitian
dilakukan di Puskesmas Poned Darul Imarah karena masih banyak ibu bersalin yang mengalami
ruptur perineum.
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ruptur
perineum pada ibu bersalin normal di puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(Poned) Darul Imarah
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian bersifat analitik. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum di puskesmas Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (Poned) Darul Imarah dari bulan Januari 2012 sampai dengan Januari
2013 berjumlah 56 orang. Cara pengambilan sampel dengan total populasi. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat.
Hasil Penelitian: Ada pengaruh paritas terhadap kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin
normal (p=0,040), ada pengaruh jarak kehamilan terhadap kejadian ruptur perineum pada ibu
bersalin normal (p=0,010), ada pengaruh berat badan bayi terhadap kejadian ruptur perineum pada
ibu bersalin normal (p=0,000), ada pengaruh riwayat persalinan terhadap kejadian ruptur perineum
pada ibu bersalin normal (p=0,001) di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) Darul Imarah.
Kesimpulan: Pada penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh paritas, jarak
kehamilan, berat badan bayi, riwayat persalinan terhadap kejadian ruptur perineum pada ibu
bersalin normal
Kata Kunci
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan
secara
berkesinambungan di Indonesia
dalam tiga dekade ini telah cukup
berhasil
meningkatkan
derajat
kesehatan. Namun demikian derajat
kesehatan di Indonesia masih
terhitung
rendah
apabila
dibandingkan dengan negara-negara
tetangga. Permasalahan utama yang
1
menyebutkan
bahwa
ruptur
perineum paling dominan disebabkan
karena faktor ibu meliputi paritas,
jarak kelahiran, riwayat persalinan
dan berat badan lahir.
Variabel Independent
Variabel Dependent
Paritas
Jarak kelahiran
Ruptur
Perineum
Berat badan bayi
Riwayat
persalinan
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah di dapat di bangku
kuliah serta sebagai tambahan
tentang
faktor
yang
mempengaruhi terjadinya ruptur
perineum.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai masukan sumbangan
tentang
faktor
yang
mempengaruhi terjadinya ruptur
perineum.
3. Bagi Ibu bersalin
Dapat menjadi bahan masukan
tentang
pencegahan
ruptur
perineum dan mengenali tandatanda ruptur perineum.
Hipotesa
1.
2.
3.
Kerangka Konsep
Mochtar (2005) menyebutkan bahwa
terjadinya
ruptur
perineum
disebabkan oleh faktor ibu sendiri
seperti paritas, jarak kelahiran dan
berat badan lahir, riwayat persalinan
yang mencakup ekstraksi cunam,
ekstraksi vakum dan episiotomi.
Pedapat serupa juga disebutkan oleh
Wiknjosastro
(2006)
yng
4.
Ada
pengaruh
paritas
terhadap kejadian ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal
di
puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (Poned)
Darul Imarah.
Ada pengaruh jarak kelahiran
terhadap kejadian ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal
di
puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (Poned)
Darul Imarah.
Ada pengaruh berat badan
bayi terhadap kejadian ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal
di
puskesmas
Pelayanan
Obstetri
Emergensi Neonatal Dasar
(Poned) Darul Imarah.
Ada
pengaruh
riwayat
persalinan terhadap kejadian
ruptur perineum pada ibu
bersalin normal di puskesmas
Analisa
Bivariat
untuk
mengetahui
hubungan
masingmasing variable indevenden terhadap
dependen dengan menggunakan uji
statistic chi- square. Dengan batas
kemaknaan (=0,05), diolah dengan
computer menggunakan SPSS.
Desain Penelitian
Desain
Penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian bersifat analitik.
Hasil Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang mengalami ruptur
perineum di Puskesmas Poned Darul
Imarah dari bulan Januari 2012
sampai bulan Januari 2013 berjumlah
56 orang.
Analisa Univariat
Ruptur Perineum
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kejadian Ruptur
Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di
Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED)
Darul Imarah
No
1
2
Kejadian Ruptur
Perineum
Ringan
Berat
38
18
67,9
32,1
Jumlah
56
100
Paritas
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Paritas Pada Ibu
Bersalin Normal Di Puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Darul Imarah
Analisa Data
Analisa Univariat dilakukan
untuk
mengetahui
distribusi
frekuensi dan persentase masingmasing variabel, selanjutnya data
ditampilkan dalam bentuk table dan
narasi.
No
1
2
Paritas
Primipara
Multipara
Jumlah
n
17
39
56
%
30,4
69,6
100
No
1
2
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan
Pada Ibu Bersalin Normal Di Puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED)
Darul Imarah
1
2
Jarak
Kehamilan
Risiko
Tidak Berisiko
Jumlah
25
31
56
44,6
55,4
100
18
38
56
32,1
67,9
100
Jarak Kehamilan
No
Berat Badan
Bayi
Berisiko
Tidak Berisiko
Jumlah
Riwayat Persalinan
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Riwayat Persalinan
Di Puskesmas Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar
(PONED) Darul Imarah
No
1
2
Riwayat
Persalinan
Spontan
Tindakan
Jumlah
44
12
56
78,6
21,4
100
Analisa Bivariat
Pengaruh
Paritas
Terhadap
Kejadian Ruptur Perineum
Tabel 6
Pengaruh Paritas dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal
Di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED)
Darul Imarah
Primipara
Multipara
Berat
n (%)
6 (35,3)
3 (7,7)
Ringan
n (%)
11 (64,7)
36 (92,3)
p
Jumlah
17 (100)
39 (100)
0,029
primipara
lebih
besar
persentasenya mengalami ruptur
perineum
berat
(35,3%)
Jarak
Kehamilan
Kejadian
Ruptur
Tabel 7
Pengaruh Jarak Kehamilan dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin
Normal Di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Darul Imarah
Kejadian Ruptur Perineum
Jarak Kehamilan
No
1
2
Risiko
Tidak Berisiko
Berat
n (%)
13 (52,0)
5 (16,1)
Ringan
n (%)
12 (48,0)
26(83,9)
p
Jumlah
25 (100)
31 (100)
0,010
Tabel 8
Pengaruh Berat Badan Bayi dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin
Normal Di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) Darul Imarah
Kejadian Ruptur Perineum
Berat Badan Bayi
No
1
2
Berisiko
Tidak Berisiko
Berat
n (%)
12 (66,7)
6 (15,8)
Ringan
n (%)
6 (33,3)
32 (84,2)
p
Jumlah
18 (100)
38 (100)
0,000
Tabel 9
Pengaruh Riwayat Persalinan dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu
Bersalin Normal Di Puskesmas Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED)
Darul Imarah
Kejadian Ruptur Perineum
Riwayat Persalinan
No
1
2
Spontan
Tindakan
Berat
n (%)
9 (20,5)
9 (75,0)
Ringan
n (%)
35 (75,5)
3 (25,0)
p
Jumlah
44 (100)
12 (100)
0,001
Pembahasan
Pengaruh
Paritas
Terhadap
Kejadian Ruptur Perineum
Jarak
Kehamilan
Kejadian
Ruptur
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ada pengaruh paritas terhadap
kejadian ruptur perineum pada
ibu bersalin normal di Puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) Darul
Imarah
2. Ada pengaruh jarak kehamilan
terhadap
kejadian
ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal di Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Darul Imarah.
3. Ada pengaruh berat badan bayi
terhadap
kejadian
ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal di Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Darul Imarah.
4. Ada pengaruh riwayat persalinan
terhadap
kejadian
ruptur
perineum pada ibu bersalin
normal di Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Darul Imarah.
Metode
Fitramaya,
Saran
a. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan
dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah
di dapat di bangku kuliah serta
sebagai tambahan tentang faktor
yang mempengaruhi terjadinya
ruptur perineum.
b. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan
dapat
menjadi
masukan sumbangan tentang
faktor yang mempengaruhi
terjadinya ruptur perineum.
REFERENSI
Budiarto, 2006. Biostatistik Untuk
Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat.
EGC, Jakarta
10
11