Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 30-33

Visualisasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Metode Hagiwara


Refrizon, Suwarsono, Kristin Natalia
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia
Diterima 29 Desember 2008; Disetujui 9 Januari 2009

Abstrak - elah dilakukan penelitian di daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu yang bertujuan untuk membuat program untuk
memvisualisasikan kondisi lapisan bawah permukaan berdasarkan data penelitian geofisika dengan metode seismik refraksi.
Penjalaran gelombang seismik di bawah permukaan diolah dengan metode Hagiwara. Perhitungan data travel time dan
visualisasi lapisan bawah permukaan dibuat suatu paket program berbasis Borland Delphi. Hasil yang diperoleh adalah
gambaran visual bawah permukaan dengan ketebalan rata-rata sekitar 9,2 m, jenis batuan penyusunnya sand pada lapisan
pertama dan sandstone di lapisan kedua.
Kata kunci : Seismik Refraksi, Metode Hagiwara, Sand, Sandstone, Borland Delphi
1. Pendahuluan
Metode seismik refraksi (seismik bias) merupakan salah
satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan
struktur geologi bawah permukaan. Metode seismik bias
menghasilkan data yang bila digunakan bersama-sama
dengan data geologi dan perhitungan dengan konsep fisika
dapat menampilkan informasi tentang struktur bawah
permukaan dan distribusi tipe batuan. Metode seismik
refraksi merupakan metode yang umum digunakan dalam
bidang geoteknik seperti perencanaan pendirian bangunan,
gedung, pabrik, bendungan, jalan raya, landasan bandara
dan sebagaimya [1].
Prinsip utama metode seismik refraksi ini adalah
penerapan waktu tiba pertama (first arrival time) dari
gelombang seismik. Apabila diketahui waktu tiba pertama
dari gelombang seismik refraksi yang menjalar di lapisan
bumi akan diperoleh kurva waktu tempuh (travel time)
gelombang seismik tersebut. Dengan menganalisis kurva
waktu tempuh ini, akan diperoleh informasi mengenai
kecepatan dan waktu tunda gelombang seismik di setiap
lapisan sehingga dapat digunakan untuk menentukan
ketebalan lapisan [2]. Salah satu metode perhitungan
waktu tiba gelombang seismik untuk mencerminkan
lapisan bawah permukaan adalah Metode Hagiwara.
Metode ini merupakan metode waktu tunda yang
berdasarkan asumsi bahwa undulasi bawah permukaan
tidak terlalu besar [1]. Kelebihan dari metode Hagiwara
adalah lapisan bawah permukaan dapat ditampilkan

mengikuti kontur bawah permukaan itu. Berbeda dengan


metode interceptime yang menganggap lapisan dibawah
permuaan adalah flat (bidang). Terutama untuk lapisan
bawah permukaan yang harus detail, maka metode
Hagiwara adalah metode perhitungan yang menjadi pilihan
utama [3].
Perhitungan dengan metode Hagiwara dikembangkan
untuk struktur bawah permukaan yang terdiri dari dua
lapisan. Bidang batas lapisan yang akan diperlihatkan oleh
hasil perhitungan merupakan rata-rata kedalaman yang
memiliki kerapatan yang berbeda. Bila kerapatan berbeda
maka kecepatan gelombang seismiknya juga akan berbeda,
sehingga arah penjalaran gelombang seismik akan
mengalami pembiasan (refraksi), seperti pada gambar 1.
Dengan hukum Snellius pada bidang batas dua medium
saat terjadi sudut kritis i adalah [4]:
v
(1)
sin i = 1
v2

Gambar 1. Lintasan gelombang bias untuk struktur


dua lapis [4]

Refrizon / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 30-33

Bila dinotasikan waktu perambatan gelombang bias dari


titik tembak A ke titik penerima P dengan TAP, waktu
perambatan dari B ke P dengan TBP dan waktu perambatan
dari A ke B dengan TAB. TAP ditunjukkan oleh persamaan
[4]:

T ' AP = TAP
T ' AP =

(TAP + TBP TAB )


2

h A cos i x
+
v1
v2

detik

detik

(8)

(3)

(T AP + TBP T AB ) detik
(4)
2
Bila jarak ke titik penerima adalah x, dengan mengambil
titik B sebagai titik asal (referensi), maka diperoleh :
h cos i x
detik
(5)
T ' BP = B
+
v1
v2
T ' BP = TBP

dengan kedalaman lapisan pada titik A (hA) dan pada titik


B (hB).
Dalam pers (5), v1 dapat diperoleh dari kurva travel-time
dari gelombang langsung dekat titik tembak. TAP, TBP, dan
TAB diperoleh dengan cara observasi. Tetapi cos i tidak
dapat dicari, karena v2 biasanya tidak diketahui. Jika harga
v2 dapat diketahui, kedalaman hp dan titik penerima P
dapat diperoleh dari :

v1
(T AP + TBP TAB )
2 cos i

v1
(TBP T 'BP ) m
cos i

(2)

Pada pers (3) TAP adalah linier terhadap x, jika diambil x


sebagai absis dan TAP sebagai ordinat dan diplot titik-titik
yang bersesuaian (seperti pada gambar 2), maka garis
lurus tersebut merupakan suatu short (bentuk baru yang
lebih pendek) dari kurva travel time yang dikandung oleh
titik-titik yang berhubungan [5]. Nilai TAP dengan mudah
dapat dihitung dari pers (3), dan kecepatan v2 pada lapisan
bawah diperoleh dari kemiringan (slope) garis lurus. TAP
yang diperoleh dari pers (2) merupakan suatu besaran yang
menunjukkan kecepatan pada lapisan bawah (velocitytravel-time). Dengan cara yang sama, dapat diperoleh :

hP =

hP =

(6)

Seperti pada gambar 2 harga dari TAP atau TBP yang


berhubungan dengan TAP atau TBP dapat dibaca dari ektensi
(memperpanjang) kurva TAP atau TBP. Jadi harga
kadalaman hp dapat dihitung dari pers (7) dan (8).
v
(7)
hP = 1 (TAP T ' AP ) m
cos i
atau

Gambar 2. Kurva waktu rambat dan kurva waktu rambatkecepatan [1]

Perhitungan yang harus dilakukan dapat dipermudah


dengan merancang suatu paket program yang dapat juga
menggambarkan visualisasi lapisan bawah permukaan.
Paket program ini disusun dengan berbasis Borland Delphi
atau Delphi. Program ini merupakan sarana pemrograman
aplikasi visual yang menggunakan bahasa pemrograman
Pascal [6]. Program aplikasi ini bekerja di bawah sistem
operasi Windows, memiliki antar muka visual yang user
friendly serta menggunakan bahasa pemrograman yang
mampu menyediakan antar muka grafis (Graphical User
Interface, GUI). Selain itu program ini juga dapat
menghasilkan sebuah lingkungan pengembangan aplikasi
yang berorientasi objek (Object Oriented Programming,
OOP).
Pengukuran seismik diakukan di daerah Pantai Panjang
Bengkulu menggunakan seismometer 12 channel
(Seismometer MC Seis 160 S). Pantai ini direncanakan
menjadi pusat wisata dan perdagangan. Saat ini telah
dimulai pembangunan hotel, restoran, tempat hiburan,
pusat perbelanjaan dan lain-lain. Dalam pendirian suatu
bangunan sangat penting mengetahui jenis tanah/batuan
serta kedalaman untuk perancangan pondasi untuk
menopang bangunan tersebut. Penelitian seismik bias yang
pernah dilakukan di Pantai Panjang telah dihitung dengan
metode intercep time [7], hasilnya adalah lapisan bawah
permukaan yang dianggap flat, sehingga kurang
mencerminkan yang sebenarnya.

31

Refrizon / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 30-33

2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Panjang Kota
Bengkulu. Tahap pertama adalah penentuan posisi lintasan
dan arah orientasinya. Lintasan pengukuran dibuat sejajar
dengan garis pantai dengan langkah-langkah sebagai
berikut : 1. Menentukan panjang lintasan 2. Menentukan
spasi jarak antar geophone, pada penelitian ini jarak antar
geophone adalah 7 meter dan jarak sumber dari geophone
pertama 14 meter. 3. Hasil pengukuran di lapangan
ditampilkan pada tabel yang berisi waktu penjalaran
gelombang sampai ke geophone dan jarak masing-masing
sumber ke geophone.
Paket program berdasarkan metode Hagiwara yang
dirancang memiliki menu utama yang terbagi menjadi
empat sub menu yang mewakili fungsi tertentu, yaitu input
data angka, input data image, input data travel time dan
proses perhitungan metode Hagiwara. Selain itu pada
tampilan ini dapat ditampilkan output hasil perhitungan
program.
3. Hasil Dan Pembahasan
Menu Utama yang dirancang merupakan satu kesatuan
sistem yang terintegrasi dalam bentuk tampilan yang
interaktif dengan fungsi sebagai interface terhadap aplikasi
yang dikehendaki. Menu utama adalah menu induk yang
memuat sub-sub menu. Menu utama terbagi menjadi
empat sub menu yang mewakili fungsi tertentu. Sub menu
pertama berfungsi sebagai tampilan input untuk
memasukkan data-data teknis lapangan seperti nomor
lintasan, hari/tanggal pengambilan data dan observer. Sub
menu kedua berfungsi untuk memasukkan data berupa
image. Sub menu ketiga berfungsi sebagai tampilan input
untuk memasukkan data travel time, sedangkan sub menu
keempat berfungsi sebagai tampilan proses perhitungan
metode Hagiwara.
Proses penghitungan dengan metode Hagiwara dilakukan
secara otomatis. Data yang digunakan adalah hasil dari
pengambilan data pada tampilan input data. Tampilan
output adalah tampilan dimana hasil-hasil perhitungan
metode Hagiwara diletakkan. Pada tampilan ini dapat
diakses tabel perhitungan, grafik travel time dan
visualisasi lapisan bawah permukaan. Program aplikasi ini

32

memiliki tiga cara menginputkan data. Pertama dari data


image sismogram, kedua dari data file dalam format txt
(notepad) dan ketiga dengan mengetikkan langsung nilai
travel time pada tampilan input. Pengambilan nilai travel
time dari data image seismogram untuk memperoleh
ketelitian pembacaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pembacaan langsung. Pembacaan seismogram
secara langsung diperoleh ketelitian maksimum nst
(nilai skala terkecil) atau sebesar x (20 ms/3 mm), yaitu
sekitar 3,33 ms/mm, sedangkan ketelitian yang diperoleh
dari data image adalah sebesar x (20 ms/37 pixel), yaitu
sekitar 0,54 ms/pixel. Ketelitian ini dapat ditingkatkan
dengan cara memperbesar ukuran image (zooming), akan
tetapi pembesaran yang berlebihan akan membuat image
menjadi kabur dan susah untuk dibaca.
Tabel perhitungan metode Hagiwara meliputi dua bagian
yaitu data teknis lapangan dan data lapangan yang
kemudian dimasukkan kedalam tabel dengan
menggunakan rumus metode Hagiwara. Data teknis
lapangan meliputi Nomor Lintasan, Hari/tanggal,
Observer, TAB = TBA yaitu nilai travel time v1 (kecepatan
gelombang langsung) dan v2 (kecepatan gelombang bias),
sin i didapatkan dari pembagian v1 dan v2 kemudian
didapat nilai cos i.
Sebagaimana input data, program ini juga memiliki tiga
cara mengoutputkan data, yang pertama tabel perhitungan
metode Hagiwara, grafik travel time dan interpretasi
lapisan bawah permukaan. Grafik travel time didapatkan
dari hubungan antara jarak geophone dan nilai waktu
perambatan gelombang bias dari titik tembak A ke titik
penerima P (TAP) dan nilai waktu perambatan gelombang
bias dari titik tembak B ke titik penerima P (TBP).
Berdasarkan kurva waktu rambat-kecepatan dapat
ditentukan nilai kecepatan lapisan kedua (v2) dengan
menggunakan pendekatan kuadrat terkecil (Least square).
Pada grafik kemudian ditarik garis lurus yang mendekati
data-data.
Hasil perhitungan terhadap data penelitian didapatkan
visualisasi lapisan dengan struktur dua lapis. Pada lapisan
pertama biru terang dan pada lapisan kedua biru gelap,
dengan kecepatan lapisan pertama (v1) = 1367 m/s dan
kecepatan lapisan kedua (v2) = 2015 m/s. Berdasarkan peta
geologi Bengkulu dan pengamatan di lapangan, batuan

Refrizon / Jurnal Gradien, Edisi Khusus - Januari 2009 : 30-33

penyusun pada lapisan pertama adalah pasir (sand) dan


batuan penyusun pada lapisan kedua adalah batu pasir
(sandstone). Kedalaman rata-rata lapisan pertama 9,2 m.
Visualisasi lapisan bawah permukaan yang dihasilkan
sebesar 60% artinya 20% dari kiri lapisan dan 20% dari
kanan lapisan tidak digunakan.

[4] Susilawati, 2004, Seismik Refraksi (Dasar Teori dan


Akuisisi Data), FMIPA Jurusan Fisika USU.
http://:library.usu.ac.id/seismik+refraksi
[5] Hartantyo, E., 2004, Metode Seismik Bias dan Pantul,
Universitas Gajah Mada. http://www.elisa.ac.id
[6]. Antony, P., 2005, Pemrograman Borland Delphi, edisi 4,
Andi Yogyakarta
[7] Refrizon, Suwarsono dan Yudiansyah H., 2008, Penentuan
Struktur Bawah Permukaan Daerah antai Panjang Kota
Bengkulu dengan Metode Seismik Refraksi, Jurnal Gradien,
vol 4 No 2.

Gambar 3. Visualisasi Hasil Perhitungan Metode Hagiwara

4. Kesimpulan
Penelitian dengan metode seismik refraksi di daerah Pantai
Panjang ini telah dapat memvisualisasikan lapisan bawah
permukaan berdasarkan metode Hagiwara. Untuk
memudahkan perhitungan dan dapat dipergunakan untuk
penelitian selanjutnya telah dihasilkan juga paket program
berbasis Delphi. Daerah Pantai Panjang berdasarkan
visualisasi dua lapis tersusun atas pasir (sand) dilapisan
atas dengan kecepatan penjalaran gelombang seismik 1367
m/s. Sedangkan di bawahnya tersusun oleh lapisan batu
pasir (sandstone) dengan kecepatan penjalaran gelombang
seismik 2015 m/s. Berdasarkan visualisasi program dapat
diketahui bentuk lapisan bawah permukaan dengan
kedalaman rata-rata 9,1625 m. Batas kedalaman lapisan
pertama dan kedua berkisar antara 6,5 m sampai dengan
10,94 m.
Daftar Pustaka
[1] Sismanto, 1999, Eksplorasi Dengan Menggunakan Sesimik
Refraksi, Laboratorium Geofisika, UGM
[2] Hendra, P. S., 2006, Aplikasi Pemrograman Windows
Untuk Pengolahan Data Seismik Refraksi Dengan Metode
Hagiwara Yang Diperbaharui, Depertemen Fisika, ITB. http
://fi.iib.itb.ac.id
[3] Linus, A. P., 2006, Penafsiran Data Seiamik Bias Dangkal
dengan Metode Hagiwara, Jurusan Fisika, ITB

33

Anda mungkin juga menyukai