Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Banjir adalah fenomena alam yang sumbernya dari curah hujan dengan
intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Kerusakan
lingkungan, perubahan fisik permukaan tanah menyebabkan penurunan daya
tampung dan daya simpan air hujan, sehingga sebagian besar curah hujan dialirkan
sebagai air limpasan (run off) yang sangat berpotensial menjadi bencana banjir
terutama pada daerah hilir.
Faktor meteorologis yang menyebabkan bencana banjir yaitu unsur iklim
curah hujan yang terdiri dari jumlah, durasi, intensitas dan distribusi hujan. Hujan
torensial (torrential rains) merupakan jenis hujan utama penyebab fenomena banjir
(Ramage, 1971).
Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam
sehingga menyebabkan sistem golakan lokal cukup dominan, faktor lain yang
diperkirakan ikut berpengaruh terhadap keragaman iklim di Indonesia ialah
gangguan siklon tropis (Boer, 2003).

Wilayah kota Bengkulu dilalui beberapa sungai dan anak sungai seperti
sungai Bengkulu, sungai Jenggalu, sungai Hitam, sungai Babatan, Sungai Betungan,
Sungai Muara, Sungai Riak, sungai Lempuing dan sungai Sepan. Daerah rawan
banjir tersebut adalah Kelurahan Tanjung Agung (BPDAS Ketahun, 2014).
Pelatihan pada Backpropagation dilakukan dalam rangka perhitungan bobot
sehingga pada akhir pelatihan akan diperoleh bobot bobot yang baik. Selama
proses pelatihan, bobot bobot diatur secara iteratif untuk meminimumkan error
( kesalahan) yang terjadi. Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation cukup efektif
digunakan untuk peramalan (Puspaningrum, 2006).
Jaringan Syaraf Tiruan mampu mengenali kegiatan dengan berbasis masa
lalu. Data masa lalu akan dipelajari oleh Jaringan Syaraf Tiruan sehingga mempunyai
kemampuan untuk memberi keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari
(Maria, 2012).
Backpropagation salah satu algortma Jaringan Syaraf Tiruan yang sering
digunakan dalam menyelesaikan masalah masalah yang rumit berkaitan dengan
identifikasi, prediksi pengenalan pola dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan karena
jaringan ini dengan metode belajar terbimbing. Pelatihan dilakukan berulang - ulang
sehingga dihasilkan jaringan yang memberikan tanggapan yang benar terhadap
semua masukannya (Hermawan, 2006).
Jaringan Syaraf Tiruan dapat melatih jaringan untuk mendapatkan
keseimbangan antara kemampuan jaringan untuk mengenali pola (data Historis) yang
digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan untuk merespon yang benar
terhadap pola masukan yang serupa (tapi tidak sama) dengan pola yang dipakai
selama pelatihan. Jaringan Syaraf Tiruan adalah algoritma yang paling sesuai dengan

permasalahan yang ada karena algoritma Jaringan Syaraf Tiruan dapat mengenali
pola yang ada untuk kemudian mengklasifikasi curah hujan dengan akurasi yang baik
(Suhari 2010).
Jaringan Syaraf Tiruan dapat melatih jaringan untuk mendapatkan
keseimbangan antara kemampuan jaringan untuk mengenali pola (data historis) yang
digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan untuk merespon yang benar
terhadap pola masukan yang serupa (tapi tak sama) dengan pola yang dipakai selama
pelatihan.
Backpropagation merupakan salah satu algoritma yang sering digunakan
dalam menyelesaikan masalah masalah yang rumit. Hal ini dimungkinkan karena
jaringan dengan algoritma ini dilatih dengan menggunakan metode belajar
terbimbing. Pada jaringan diberikan sepasang pola yang diinginkan, ketika suatu pola
diberikan kepada jaringan, bobot bobot diubah untuk memperkecil perbedaan pola
keluaran dan pola yang diinginkan. Latihan ini dilakukan berulang ulang sehingga
semua pola yang dikeluarkan jaringan sudah boleh dikatakan terlatih.
Metode

Backpropagation merupakan salah satu metode yang sangat baik

dalam menangani masalah pengenalan pola-pola kompleks. Di dalam jaringan


Backpropagation, setiap unit yang berada di lapisan input berhubungan dengan
setiap unit yang ada di lapisan tersembunyi. Setiap unit yang ada di lapisan
tersembunyi terhubung dengan setiap unit yang ada di lapisan output. Dalam
penelitian ini, sistem yang digunakan adalah sistem Jaringan Syaraf Tiruan dengan
pelatihan Perambatan-balik (Backpropagation).

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola memprediksi potensi banjir?
2. Bagaimana mengimplementasikannya dengan Jaringan Syaraf Tiruan
Metode Backpropagation?

1.3.

Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, pembahasan dibatasi pada :
1. Data yang digunakan adalah pola curah hujan dan tinggi permukaan air;
2. Metode yang digunakan adalah Jaringan Syaraf Tiruan dengan
pembelajaran peramban balik (Backpropagation);
3. Keluaran yang dihasilkan dalam memprediksi

potensi

banjir

menggunakan software Matlab.

1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menentukan kriteria potensi banjir;
2. Memahami pola curah hujan dan tinggi permukaan air pada DAS
Ketahun Bengkulu;
3. Menganalisa prediksi potensi banjir berdasarkan pola curah hujan,
Tinggi Muka Air (TMA), Debit Air;
4. Merancang Arsitektur dan Algoritma pada Jaringan Syaraf Tiruan
metode

Backpropagation

dalam

Kelurahan Tanjung Agung Bengkulu;

memprediksi

potensi

banjir

5. Menguji prediksi potensi banjir dengan menggunakan software


Matlab.

1.5

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Pemerintah Kota Bengkulu, sebagai masukan tentang kebijakan
terhadap daerah yang rawan banjir di hilir Sungai Bengkulu terutama
di Kelurahan Tanjung Agung.
2. Masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
memelihara DAS.
3. Ilmu Pengetahuan, yaitu sebagai contoh kasus dalam memprediksi
porensi banjir pada suatu daerah tertentu.

1.6 Sistematikan Penulisan


Sistematika penulisan penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I akan dibahas mengenai latar belakang masalah,perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II akan dibahas mengenai tinjauan Pustaka, dan teori-teori yang
menjelaskan beberapa pengertian, konsep dasar serta penerapan metode yang
berhubungan dengan memprediksi potensi banjir pada Kelurahan Tanjung
Agung Bengkulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang telah
dilakukan berkaitan dengan permasalahan.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Pada bab IV berisi tentang analisa data dan pembahasan Jaringan Syaraf
Tiruan dengan Metode Back Propagation.
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab V ini akan dibahan tentang penerapan dari data yang dianalisa dan
diujikan dengan software Matlab sehingga menghasilkan perhitungan
Jaringan Syaraf Tiruannya.
BAB VI PENUTUP
Pada bab VI ini berisi kesimpulan dan saran saran yang berkaitan dengan
hasil akhir yang diperoleh dari penerapan Jaringan Syaraf Tiruan dalam
memprediksi potensi banjir pada Kelurahan Tanjung Agung Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai