Anda di halaman 1dari 28

UVEITIS ANTERIOR AKUT

OS
Oleh:

Arifa Arindina
FKUIN 05
Pembimbing:

dr. Ervira, Sp.M

UVEA
Lapisan pada mata yang berada di
antara lapisan sklera dan retina
Terdiri dari iris, badan siliar, dan
koroid
Merupakan lapisan vaskular tengah
mata dan dilindungi oleh kornea dan
sklera
Iris dan badan siliaris disebut uvea
anterior
Koroid disebut uvea posterior

UVEA (2)

UVEA (3)

UVEITIS anterior
(definisi & epidemiologi)
Inflamasi traktus uvea anterior (iris
dan badan siliar)
Merupakan bentuk uveitis tersering
Prevalensi uveitis anterior sekitar
0,19 %

UVEITIS anterior
(etiologi)
Reaksi
imunologik
terhadap
jaringan uvea anterior
Dapat disebabkan oleh gangguan
sistemik
di
tempat
lain

hematogen menjalar ke mata


timbul reaksi imunologi pada mata
Penyebab
uveitis
anterior
diantaranya
yaitu:
idiopatik;
penyakit
sistemik
yang
berhubungan dengan HLA-B27

UVEITIS anterior
(patogenesis)
Mekanisme
imunologi
merupakan
reaksi
hipersensitifitas terhadap antigen eksogenatau
antigen endogen
Radang iris dan badan siliar rusaknya blood
aqueous barrier peningkatan protein, fibrin,
dan sel-sel radang dalam humor akuos (tampak
pada slitlamp) sebagai berkas sinar yang
disebut flare
Fibrin
dapat
mengakibatkan
perlekatanperlekatan,
misalnya
perlekatan
iris
pada
permukaan lensa (sinekia posterior)
Sel-sel radang (limfosit, makrofag, sel plasma)
membentuk keratik presipitat (sel-sel radang
yang menempel pada permukaan endotel kornea)

UVEITIS anterior
(klasifikasi) 1

UVEITIS anterior
(klasifikasi) 2
Perbedaan Uveitis Granulomatosa dan non Granulomatosa
non
Granulomatosa
Onset
Sakit
Fotofobia
Penglihatan kabur
Merah

Granulomatosa
Akut
Nyata
Nyata
Sedang
Nyata

Tersembunyi
Tidak ada atau ringan
Ringan
Nyata
Ringan

sirkumkorneal
Perisipitat keratik
Pupil

Putih halus
Kecil dan tak

Kelabu besar
Kecil dan tak teratur

Synechia posterior
Nodul iris
Tempat
Perjalanan
Rekurens

teratur
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Uvea anterior
Akut
Sering

(bervariasi)
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Uvea anterior dan posterior
Menahun
Kadang-kadang

UVEITIS anterior
(klasifikasi) 3
Berdasarkan waktu:
Akut : jika terjadi kurang dari 6
minggu
Kronik
: jika lebih dari 6
minggu.

UVEITIS anterior
(manifestasi klinik)
Keluhan subjektif:
Nyeri terutama di bulbus okuli
Sakit kepala di kening yang
menjalar ke temporal
Fotofobia
Lakrimasi
Gangguan visus dan bersifat
unilateral

UVEITIS anterior
(manifestasi klinik) 2
Pemeriksaan fisik
Penurunan
tajam
penglihatan
ringan sampai sedang
Injeksi silier
Kornea
keruh
karena
udem
kornea & keratik presipitat
Sel dan flare pada COA
Sinekia posterior

UVEITIS anterior
(manifestasi klinik) 3

KASUS
(Identias pasien)

Nama : Ny. MM
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 30 tahun
Suku / Bangsa : Betawi / Indonesia
Alamat : Pondok Cabe
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : D3
Masuk poli mata: 27 Maret 2009

KASUS
(anamnesis)
Keluhan utama
Mata kiri merah sejak 5 hari
sebelum ke poli mata
Keluhan tambahan
Mata kiri nyeri, penglihatan buram,
sakit kepala

KASUS
(anamnesis) 2
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUP Fatmawati dengan
keluhan mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
disertai mata kiri nyeri saat kelopak mata dipegang
maupun tidak sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh
mata kiri sering mengeluarkan air mata jika melihat cahaya
terlalu lama sejak 5 hari yang lalu, tetapi jika sedang tidak
melihat cahaya mata tidak berair. Selain itu penglihatan
mata kiri pasien menjadi buram sejak 5 hari yang lalu.
Pasien juga merasa sakit kepala setelah penglihatan
menjadi buram. Pasien menyangkal adanya keluhan silau
saat melihat cahaya, melihat benda melayang-layang, mata
gatal, mata mengganjal seperti ada benda asing, mata
berair atau berlendir atau belekan. Pasien juga
menyangkal adanya keluhan pada mata kanan. Pasien juga
menyangkal adanya gigi yang berlubang, sinusitis, TB paru,
riwayat batuk-batuk lebih dari 2 minggu, Toxoplasma,
hipertensi, dan Diabetes Melitus

KASUS
(anamnesis) 3
Riwayat penyakit dahulu
Pasien menyangkal adanya keluhan seperti
sekarang sebelumnya. Pasien menyangkal
adanya riwayat sakit mata, mata merah
berulang, pemakaian kacamata, pemakaian
lensa kontak, riwayat glaukoma, riwayat
operasi mata, dan riwayat mata terbentur
Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengalami keluhan yang sama
dengan pasien 2 minggu yang lalu dan sudah
diobati. Pasien menyangkal adanya keluarga
yang mengalami hipertensi dan Diabetes
Melitus

KASUS
(pemeriksaan fisik)
Status generalis dalam batas
normal
Status oftalmologi dalam batas
normal, kecuali pada mata kiri
ditemukan:

Pemeriksaan
Visus

OS
5 / 7,5 F2

Konjungtiva bulbi
Injeksi silier

Kornea
Kejernihan

Keruh

Edema

Keratik presipitat

Kamera okuli anterior


Kejernihan
Flare
Sel

Keruh
+
+++

Iris
Sinekia posterior

+ (arah jarum jam 3-6)

Pupil
Bentuk
Regularitas

Tidak bulat
Iregular

KASUS
(DIagnosis)
Diagnosis Kerja
Uveitis anterior akut OS suspect e.c
bakteri
Diagnosis Banding
-

Rencana Pemeriksaan
Pemeriksaan Ro. Thoraks
Pemeriksaan laboratorium darah

Penatalaksanaan
Sikloplegia
Atropine sulfate 1% 3 kali / hari 1
tetes

Kortikosteroid topikal
Betamethasone 0,1 % 6 kali / hari 1
tetes (4 jam sekali)

Prognosis
Ad vitam
: Bonam
Ad visam
: Dubia ad bonam
Ad sanactionam : Dubia ad bonam

Diskusi kasus
Diagnosis kerja dari kasus ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Pasien datang ke poli mata
RSUP Fatmawati dengan keluhan mata kiri
merah sejak 5 hari yang lalu disertai
penglihatan buram sejak 5 hari yang lalu.
Dari gejala-gejala tersebut keluhan pasien
termasuk ke dalam mata merah visus
turun dengan kemungkinan diagnosis
banding keratitis, keratokonjungtivitis,
dan glaukoma akut

Diskusi kasus (2)


Pada hasil anamnesis ditemukan keluhan mata
merah dan penglihatan buram dirasakan oleh
pasien sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai mata
kiri nyeri saat kelopak mata dipegang maupun
tidak sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh
mata kiri sering mengeluarkan air mata jika
melihat cahaya terlalu lama sejak 5 hari yang lalu,
tetapi jika sedang tidak melihat cahaya mata tidak
berair.
Pada
hasil
pemeriksaan
oftalmologi
didapatkan visus OS 5/7,5 tidak dapat dikoreksi
disebabkan adanya kekeruhan pada media refraksi.
Ditemukan pula adanya injeksi silier, edema
kornea, keratik presipitat, sel dan flare pada
kamera okuli anterior, sinekia posterior arah jarum
jam 3-6, dan pupil yang ireguler. Gejala-gejala di
atas sesuai dengan gejala uveitis anterior akut

Diagnosis
keratitis
dan
keratokonjungtivitis dapat disingkirkan
karena tidak ditemukan adanya infiltrat di
kornea dan injeksi konjungtiva. Diagnosis
glaukoma akut juga dapat disingkirkan
karena tekanan intra okuler pasien
normal dan tidak ditemukan adanya
pembesaran papil pada funduskopi. Oleh
karena itu pada kasus ini semua diagnosis
banding pada mata merah visus turun
dari uveitis dapat disingkirkan

Penyebab uveitis anterior pada kasus ini masih


belum dapat diketahui, tetapi pada kasus ini
diperkirakan penyebabnya adalah bakteri, namun
untuk dapat menegakkan diagnosis tersebut
diperlukan pemeriksaan penunjang agar dapat
memperjelas
penyebabnya.
Pemeriksaan
penunjang yang paling mudah untuk menemukan
penyebab uveitis anterior adalah rontgent toraks
dan laboratrium darah. Sedangkan pemeriksaan
yang lebih lanjut diperlukan apabila pasien
mengeluh
sakit
mata
berulang
dan
tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan rontgent
toraks dan laboratorium darah

Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai