UNTUK
KARYA TULIS ILMIAH
(YUYUS SURYANA SUDARMA)
1. PENDAHULUAN
Sebagian besar mahasiswa beranggapan bahwa dalam menyusun Skripsi, Tesis,
dan Desertasi merupakan kendala dalam penyelesaian studinya, sehingga menjadi resah
dan banyak yang mengeluh karena mengalami kesulitan dalam menulis suatu karya
ilmiah. Munculnya keluhan dan kesulitan tersebut, antara lain disebabkan minimnya
pengetahuan mahasiswa tentang makna dari suatu penelitian yang merupakan tulisan
karya ilmiah, sehingga menimbulkan berbagai pendapat yang mengarah kepada
pemikiran negatif. Anggapan serta perasaan tersebut terlalu berlebihan, karena meneliti
dan menuangkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah sebetulnya melatih diri untuk mampu
mebandingkan antara fakta dengan teori yang diperoleh selama perkuliahan, untuk
mencari kebenaran.
Dewasa ini sudah merupakan suatu tuntutan bagi masyarakat, bahwa ide atau
gagasan dan konsep tidak hanya dituangkan dalam bentuk ucapan secara lisan, tetapi
menghendaki adanya kejelasan serta bukti yang dapat dirasakan dan dilihat secara
langsung tentang kebenarannya. Salah satu cara untuk membuktikan penuangan gagasan
atau temuan-temuan serta konsep tertentu, yaitu dengan menuangkan dalam bentuk
tulisan yang dapat dijadikan bukti bahwa gagasan, konsep, atau temuan-temuan tersebut
merupakan salah satu karya dari seseorang dan selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan untuk dilakukan tindakan atau diterapkan pada suatu
lingkungan tertentu.
Untuk mengetahui dan mempelajari fakta-fakta baru serta mencari kebenaran,
maka diperlukan suatu penelitian sebagai salah satu penyaluran hasrat manusia yang
biasanya ingin mengetahui. Dengan mencoba untuk melakukan penelitian, berarti sudah
mempertanyakan sesuatu dengan harapan akan memperoleh jawabannya. Oleh karena itu,
suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru atau suatu
kebenaran ilmiah diperlukan pedoman yang dapat digunakan, berarti diperlukannya suatu
ilmu dan metoda yang mampu menuntun dalam melaksanakan suatu penelitian yaitu
metodologi penelitian.
2. PENGERTIAN ILMU
Akumulasi pengetahuan yang menjelaskan hubungan (korelasi atau kausalitas)
yang tersusun secara sistematik rasional, lojik, metodik dan ditemukan secara empirik
melalui penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan
HAKEKAT ILMU
Suatu alat untuk menjelaskan Mengendalikan atau meramalkan
kejadian
Suatu
Reproduktif
SIFAT
ILMU
Impersonal
PENELITIAN
Proses
PROSES
BERFIKIR
ILMU
Produk / hasil
ILMU
KEBENARAN
Proses
Produk / hasil
SUATU REFLEKSI
YANG TERATUR
DAN HATI-HATI
YYS
Teori. Istilah teori sering diartikan sama dengan ilmi dan dipakai oleh orang awam untuk
menyatakan lawan dari fakta. Pada hakekatnya teori muncul berdasarkan suatu proses
dari pembentukan ilmu yang merupakan hasil pengujian atas peristiwa atau fakta
dilakukan dalam suatu penelitian. Sebenarnya, fakta dan teori masing-masing saling
memerlukan agar berguna. Kemampuan untuk dapat mengambil keputusan-keputusan
yang rasional, dan mengembangkan pengetahuan ilmiah, diukur oleh tingkat sejauhmana
dapat mengkombinasikan fakta dan teori. Teori berguna dalam berbagai hal. Pertama,
sebagai suatu orientasi, teori membatasi jumlah fakta yang perlu dipelajari. Setiap
masalah dapat dikaji dalam berbagai cara yang berbeda, dan teori memberikan pedoman
cara-cara mana yang dapat memberi hasil terbaik.Teori juga memberikan sistem mana
yang dapat dipakai untuk mengartikan data agar dapat dikelompokkan dalam cara yang
paling berarti. Teori juga meringkas apa yang diketahui mengenai objek yang dikaji dan
menyatakan keseragaman yang tidak dapat diamati dalam pengamatan langsung; dalam
hal ini, teori juga dapat dipakai untuk memprediksi fakta-fakta lebih lanjut yang harus
dicari.
Suatu ilmu lahir karena manusia mempunyai sifat ingin tahu, sedangkan hakekat
ilmu sendiri merupakan suatu alat untuk menjelaskan mengendalikan atau meramalkan
suatu kejadian. Secara konseptual ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
menjelaskan hubungan (korelasi atau kausalitas) yang tersusun secara sistematik rasional,
lojik, metodik dan ditemukan secara empirik melalui penelitian yang dilakukan oleh
ilmuwan. Berarti suatu ilmu terbentuk dari hasil suatu penelitian yang didasarkan pada
proses berfikir ilmiah, untuk jelasnya mengenai hubungan ilmu dengan penelitian dapat
diungkapkan dalam gambar sebagai berikut:
H U B U N G A N P E N E L IT IA N
D E N G A N IL M U
U R U T A N B E R FIK IR ILM IA H
Ingin tahu
untuk mencari
kebenaran
Untuk
memperoleh
pengetahuan/ ilmu
O N TO LO G I
Bertanya
( sudah
berfilsafat)
EP IS TIM O LO G I
O b je k a p a y a n g
a k a n d ik a j i
( a k a r ilm u )
B a g a im a n a c a r a
m e n g k a ji o b je k
KEBENARAN
A K S IO LO G I
B a g a im a n a
m enggunakan
h a s il k a jia n )
P o n d a s i k e ilm u a n d a la m m e n c a r i
k e b e n a r a n o b je k d a r i su a tu
d is i p l i n i lm u ( b a g a i m a n a c a r a
m e m p e r o le h ilm u )
M ETODOLOGI
P E N E L IT IA N
Pada dasarnya manusia berusaha untuk mencari kesempurnaan dan kebenaran dalam
kehidupannya, karena didorong oleh adanya hasrat ingin tahu yang selalu ada dan tidak
pernah surut selama keadaan dirinya normal. Salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui dan mengungkap kebenaran,
adalah dengan melakukan suatu penelitian sebab ilmu pengetahuan merupakan kumpulan
pengalaman dan pengetahuan sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis serta
tersusun dengan teratur dan kebenarannya sudah teruji, sehingga bagi mereka yang
Prof. Dr. Yuyus Suryana S, SE., MS
8 October 2010
yang tidak diuji sampai dengan gaya berfikir yang sangat sistematis dan/atau dari sudut
pandang yang sangat interpretatif dikenal sebagai pandangan idealisme sampai dengan
sudut pandang empiris yang dapat diamati dengan dukungan data konkrit.
Empiris berarti mencatat pengamatan dan proposisi berdasar pengalaman
dan/atau diturunkan dari pengalaman melalui penalaran induktif, termasuk matematika
dan statistika. Penganut paham empiris berusaha untuk menggambarkan, menjelaskan,
dan membuat prediksi melalui pengamatan. Pengetahuan ilmiah diperoleh melalui
pendekatan-pendekatan induktif dan rasional. Pengetahuan ini juga dijamin kebenarannya
melalui cara-cara teoritis yang didasarkan kepada penalaran deduktif.
Rasionalisme dimaksudkan bahwa penalaran merupakan sumber pengetahuan
yang utama. Rasionalisme berbeda dengan empirisme dalam hal bahwa semua
pengetahuan dapat dideduksi dari aturan-aturan atau hukum-hukum dasar mengenai alam.
Hal ini dianggap mungkin karena aturan-aturan dasar membentuk dunia secara logika.
Penganut pandangan ini mempertahankan pendapat bahwa berbagai masalah paling bisa
dimengerti dan diselesaikan melalui logika formal atau matematika. Upaya-upaya
demikian, tentunya, berjalan secara independen dari pengamatan dan pengumpulan data.
Pendapat yang tidak diuji merupakan bentuk pengetahuan yang tetap dijalani
orang, meskipun ada bukti-bukti yang tidak mendukung pengetahuan ini. Tidak banyak
yang dapat dilakukan para peneliti bisnis untuk dapat meningkatkan pengertian mengenai
kenyataan dari sudut pandang ini, biasanya sangat bersifat spekulasi dan siap untuk
mengadapi berbagai risiko pada kenyataan pada waktunya. Suatu cara lain untuk
memperoleh pengetahuan adalah metode kebenaran yang terbukti dengan sendirinya, hal
ini merupakan kesimpulan dari hukum-hukum alam yang ada
Gaya berpikir harafiah mempunyai sudut pandang yang diarahkan ke pusat. Gaya
berpikir ini dipakai dalam banyak studi kasus dalam ilmu-ilmu sosial. Studi kasus
memainkan peran yang penting dalam perkembangan pengetahuan bisnis.
Metode ilmiah berdekatan dengan ujung empiris. Prinsip-prinsip pokok dari
metode ilmiah adalah: (1) pengamatan langsung terhadap fenomena, (2) variabelvariabel, metode-metode, dan prosedur-prosedur yang dirumuskan secara jelas, (3)
hipotesis-hipotesis yang dapat diuji secara empiris, (4) kemampuan untuk menolak
hipotesis-hipotesis tandingan, (5) pembenaran kesimpulan secara statistis dan bukan
pembenaran secara linguistik, dan (6) proses koreksi.
Berbagai gaya berpikir ini saling mempengaruhi arah penelitian dalam bisnis,
sama seperti dalam ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Gaya postulasi, merupakan gaya
berfikir dengan tujuan dari perspektifnya adalah untuk meringkas objek studi menjadi
istilah-istilah matematis yang formal, biasanya dipakai untuk merumuskan teoremateorama yang merupakan bukti-bukti logis. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
penelitian operasi, manajemen produksi, permodelan matematis, dan simulasi, termasuk
dalam gaya postulasi. Berbagai gaya berpikir yang ada, memungkinkan untuk dijadikan
kerangka dalam menghadapi berbagai masalah bisnis. Beberapa perspektif, seperti gaya
postulat, bergantung kepada proses deduktif logis. Sebaliknya, metode ilmiah memakai
induksi; kesimpulan-kesimpulan yang ditarik mengenai ciri-ciri populasi didasarkan pada
ciri-ciri sampel yang diamati.
Berpikir Reflektif dan Metode Ilmiah. Induksi dan deduksi, pengamatan, dan
uji hipotesis dapat dikombinasikan secara sistematis untuk menggambarkan metode
ilmiah. Adanya pemikiran-pemikiran yang muncul, untuk keperluan analisis penyelesaian
masalah, menggambarkan suatu pendekatan untuk menilai kesahihan kesimpulankesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang dapat diamati; pemikiran-pemikiran ini
terutama sesuai bagi para peneliti yang mendasarkan kesimpulan pada data empiris.
Sikap Ilmiah. Jika peralatan berpikir merupakan otaknya ilmu, maka sikap ilmiah
merupakan jiwanya. Sikap ilmiah melepaskan dorongan kreatif yang memungkinkan
penemuan-penemuan. Semua peneliti melatih imajinasi dalam proses penemuan, dalam
menangkap aspek paling penting dari permasalahan, atau dalam memilih suatu teknik
yang mengungkapkan fenomena dalam keadaannya yang paling alamiah.
Para peneliti menganggap melakukan penelitian di bidang ilmu tertentu sebagai
suatu proses yang teratur yang mengkombinasikan induski, deduksi, pengamatan, dan
pengujian hipotesis menjadi suatu rangkaian kegiatan berpikir reflektif. Meskipun metode
ilmiah tidak berarti dari tahapan berurutan atau independen, proses penyelesaian masalah
yang diungkapkan memberikan pengertian bagaimana cara penelitian dilakukan.
5. BERPIKIR ILMIAH : KONSEP, KONSTRUK , DEFINISI dan VARIABEL
Metode ilmiah dan berpikir ilmiah didasarkan pada konsep-konsep, yaitu simbolsimbol yang diungkapkan dengan sejumlah pengertian. Sehingga menciptakan konsep
bagaimana berpikir dan mengkomunikasikan abstraksi-abstraksi. Penggunaan konsepkonsep yang lebih tinggi konstruk untuk tujuan penjelesan ilmiah khusus yang tidak
secara langsung dapat diamati. Konsep, konstruk, dan variabel dapat dirumuskan secara
deskriptif atau operasional. Definisi operasional, hal yang penting sekali dalam
penelitian, harus merinci secara cukup informasi empiris yang diperlukan dan bagaimana
informasi tersebut dikumpulkan. Selain itu, definisi operasional harus mempunyai ruang
lingkup yang sesuai bagi masalah penelitian yang dihadapi. Konsep dan konstruk dipakai
pada tingkat teoritis, variabel dipakai pada tingkat empiris. Variabel diberi angka atau
nilai untuk tujuan pengujian dan pengukuran. Variabel-variabel tersebut dapat
digolongkan sebagai penjelas (independen, dependen, atau moderator), luar biasa dan
antara.
Untuk dapat mengerti dan menyampaikan informasi mengenai objek-objek dan
peristiwa-peristiwa, maka diperlukan dasar yang umum dalam merealisasikan hal
tersebut. Konsep-konsep dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep merupakan
sejumlah pengertian atau ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi,
situasi, dan hal lain yang sejenis. Konsep-konsep diciptakan dengan menggolongkan dan
mengelompokkan objek-objek atau peristiwa peristiwa yang mempunyai ciri yang
sama.
Sumber-sumber konsep. Konsep-konsep yang sering dan umum dipakai telah
berkembang dari waktu ke waktu. Konsep-konsep umum merupakan bagian terbesar dari
komunikasi bahkan dalam penelitian. Terkadang kesulitan timbul apabila menghadapi
suatu konsep yang tidak lazim atau suatu pemikiran yang baru. Suatu cara untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan meminjam dari bahasa-bahasa lain atau meminjam
dari bidang-bidang lain, dan atau dari disiplim ilmu lain bila diperlukan.
Meminjam teori atau konsep dari bidang atau ilmu lain tidak selalu sesederhana
itu dan tidak praktis langsung digunakan,akan tetapi diperlukan adanya kajian-kajian
yang logic diantaranya: (1) mengadopsi pengertian-pengertian baru untuk kata-kata
(membuat suatu kata mencakup suatu konsep yang berbeda atau (2) mengembangkan
label-label (kata-kata) baru untuk konsep-konsep. Mengadopsi pengertian-pengertian
baru atau mengembangkan label-label baru, berarti mengembangkan suatu terminologi
yang khusus. Terminologi khusus jelas meningkatkan efisiensi berkomunikasi di antara
para ahli, tetapi tidak mengabaikan atau mengecualikan pihak lainnya.
Pentingnya Konsep dalam Penelitian. Konsep merupakan dasar bagi pemikiran
dan komunikasi, akan tetapi tidak sedikit yang kurang memberi perhatian kepada
pengertian konsep dan masalah-masalah yang dihadapi dalam pemakaiannya. Dalam
penelitian, persoalan-persoalan khusus berkembang karena kebutuhan akan ketepatan
konsep dan menemukan hal-hal yang baru. Mendesain hipotesis digunakan suatu konsep.
Dalam menguji hipotesis dirancang konsep-konsep pengukuran untuk menguji
pernyataan-pernyataan hipotesis tersebut. Mengumpulkan data dengan memakai konsepkonsep pengukuran ini, bahkan mungkin menciptakan konsep-konsep baru untuk
menyatakan sebuah pemikiran. Keberhasilan penelitian tergantung kepada (1) sejauh
mana perumusan suatu konsep dibuat secara jelas, dan (2) sejauhmana pihak lain
mengerti konsep-konsep yang diajukan.
Masalah-masalah dalam Pemakaian Konsep. Pemakaian konsep menimbulkan
kesulitan-kesulitan yang dipertegas dalam situasi penelitian. Setiap orang memiliki
pemahaman yang berbeda terhadap kata-kata atau label-label tertentu yang membentuk
konsep tersebut. Konsep-konsep tersebut menggambarkan tingkat abstraksi yang
progresif, yaitu tingkat sejauh mana konsep mempunyai atau tidak mempunyai rujukan
objektif.
Konstruk. Sebagaimana dipakai dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, sebuah
konstruk merupakan suatu bayangan atau pemikiran yang secara khusus diciptakan bagi
suatu penelitian dan / atau untuk tujuan membangun teori. Membangun konstruk dengan
mengkombinasikan konsep-konsep yang sederhana, khususnya bilamana pemikiran atau
bayangan yang ingin dikomunikasikan tidak secara langsung dapat diamati.
Definisi. Kebingungan mengenai pengertian konsep-konsep dapat merusak nilai
suatu penelitian. Jika kata-kata mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi pihakpihak yang terkait, maka tidak adanya komunikasi pada gelombang pemikiran yang
sama. Salah satu cara untuk menghindari hal ini adalah dengan memakai definisi-definisi.
Definisi-Definisi Operasional. Suatu definisi operasional adalah definisi yang
dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus. Artinya suatu
definisi yang siap untuk dioperasikan atau istilah lain adalah defines kerja. Istilah-istilah
ini harus mempunyai rujukan-rujukan empiris. Apakah objek yang akan didefinisikan
adalah objek fisik, definisinya harus merinci ciri-ciri yang akan dipelajari dan bagaimana
mengamatinya. Rincian-rincian dan prosedur-prosedunya harus sedemikian jelas
sehingga setiap orang yang berkompeten yang akan memakainya dapat
mengklasifikasikan objeknya dengan cara yang sama. Apapun bentuk definisinya,
tujuannya dalam penelitian pada dasarnya sama memberikan pengertian dan
pengukuran konsep-konsep. Oleh karena itu dalam mengoperasikan variable agar dapat
Prof. Dr. Yuyus Suryana S, SE., MS
8 October 2010
10
berbeda dari teori dalam hal bahwa tugas teori adalah menjelaskan, sementara tugas
model adalah mewakili.
Mendeskripsikan, menegaskan, dan melakukan simulasi merupakan fungsi utama
dari permodelan. Masing-masing fungsi cocok untuk penelitian terapan atau
pengembangan teori. Model deskriptif berusaha untuk menggambarkan perilaku unsurunsur dalams suatu sistem dimana teori tidak cukup atau tidak ada. Model penegasan
dipakai untuk memperluas penerapan dari teori-teori yang sudah dikembangkan atau
untuk meningkatkan pengertian mengenai konsep-konsep pokok teori. Model simulasi
lebih luas jangkauannya daripada sekedar menjelaskan hubungan struktural konsepkonsep dan berusa untuk mengungkapkan hubungan-hubungan proses diantara konsepkonsep tersebut.
Penemuan Hasil
Penelitian
Implikasi dari Hasil
Penelitian.
URAIAN
Alasan mengapa masalah itu penting.
Relevansi pemecahan masalah dengan teori atau praktis
dalam masyarakat
Rancangan penelitian
Teknik sampling
Teknik pengumpulan data
Metode pengolahan dan analisis
Bukti / fakta lengkap dari penelitian
Fakta harus relevan dengan tujuan, hipotesis dan
masalah penelitian
Interpretasi terhadap fakta
Keterangan terhadap fakta
Kombinasi keterangan dan Interpretasi
11
12
Aacker, David A,V.Kumar and Geoge S. Day, 2004., Marketing Research., Eight Edition, John
Wiley & Sons Inc Canada
2. Burns, Alvin C.and Ronald F.Bush,1998., Marketing Research., International Edition,by
Prentice-Hall, Inc., A Simon & Schuster Company, Upper Saddle,New Jersey.
3. Burns, Alvin C.and Ronald F.Bush,2003., Marketing Research, Online Reseach Application,
Fourth Edition,by Prentice-Hall,Inc.
4. Cooper Donald R.and Emory C.William.,1995., Business Research Methods, Fifth Editions.,
Richard D.Irwin,Inc.,New York.
5. Cooper Donald R.and Schindler Pamela S.,2003., Business Research Methods, Internatinal
Editions., McGraw-Hill Companies,Inc.,New York.
6. Dillon, William R.Thomas J, Mdden, and Niel H. Firtle, 1994, Marketing Research in a
Marketing Environment. Thirt Edition, Richard D, Irwin Inc. USA.
7. Hoover, Kenneth R., 1991, The Elements of Social Scientific Thinking, St.Martins Perss, Fifth
Edition, New York.
8. Jarboe Glen R.,1996., The Marketing Research Project Manual., Weat Publishing Co., New
York.
9. Kumar V,2000., International Marketing Research, Prentice Hall.
10. Malhotra, Naresh K., 2002, Basic Marketing Research, Applications to Contemporary Issues,
International Edition, by, Pearson Ed,ucation, Inc, Upper Saddle River, New Jersey
13
11. Malhotra, Naresh K., 2004, Marketing Research, an Applied Orientation, Fourth Edition, by,
Pearson Ed,ucation, Inc, Upper Saddle River, New Jersey
12. McDaniel Carl,Jr.and Roger Gates, 1996., Contemporary Marketing Research., Weat Publishing
Co., New York.
13. McDaniel, Carl and Roger Gates,2002, Marketing Reseach, the Compact of the Internet, Fifth
Editions, South Western USA.
14. Zikmund William G.,2003., Business Research Methods., 7 th Edition Tomson South-Western
14