Anda di halaman 1dari 5

Perencanaan Pembukaan Usaha Sapi Perah

Perencanaan usaha merupakan perencanaan yang sangat penting sehingga


penyusunannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan masingmasing usaha secara individual. Perencanaan usaha yang baik juga harus
menggambarkan dengan jelas karakteristik usaha yang sedang atau akan
dilaksanakan, sehingga pihak-pihak yang tertarik dengan usaha ini dapat melihat
secara langsung dan mengerti secara jelas tujuan perkembangan usaha ini di masa
yang akan datang. Perencanaan usaha diperlukan oleh pihak-pihak tertentu
sebagai bahan masukan utama dalam rangka penilaian ulang , untuk turut serta
menyetujui atau sebaliknya menolak laporan tadi sesuai dengan kepentingannya.
Ada banyak langkah-langkah dalam pembuatan perencanaan usaha langkahlangkahnya diantaranya yaitu dengan membuat tahap penemuan ide, tahap
menetapkan tujuan, tahap analisis, serta tahap keputusan. Pihak lain yang terlibat
dalam pembuatan rencana usaha selain pelaku usaha adalah ahli hukum, akuntan,
konsultan pemasaran dan engineers.
Menurut Kepmentan No 404 Tahun 2002, perusahaan peternakan adalah suatu
usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan
dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan
menghasilkan ternak (termasuk bibit/ternak potong), telur, susu serta usaha
penggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan
memasarkannya yang untuk tiap jenis ternak jumlahnya melebihi jumlah yang
ditetapkan yang ditetapkan untuk tiap jenis ternak pada peternakan rakyat. Setiap
Perusahaan Peternakan yang dalam skala usaha tertentu wajib memenuhi
ketentuan di bidang perizinan usaha yang meliputi persetujuan prinsip, izin usaha
dan izin perluasan usaha peternakan. Sementara menurut UU No 18 Tahun 2009,
perusahaan peternakan adalah orang perorangan atau korporasi, baik yang
berbentuk badan hukum maupun yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha peternakan dengan


kriteria dan skala tertentu.
Sebelum memulai usaha kita harus menentukan titik awal atau latar belakang kita
berusaha, apakah usaha kita merupakan pendirian usaha atau pengembangan
usaha. Jika pendirian usaha, maka perencanaan akan dimulai dari awal, sedangkan
jika pengembangan usaha, maka perencanaan usahanya merupakan perencanaan
lanjutan. Persiapan dalam merintis usaha yaitu harus memperhatikan:
a. Aspek umum yang umumnya terdiri dari social, budaya, tanggapan
masyarakat, dukungan pemerintah, dan lain-lain,
b. Aspek ekonomi, yaitu berkaitan dengan analisis usaha yang nantinya
apakah usahanya akan menguntungkan atau sebaliknya memperoleh
kerugian. Sehingga aspek ekonomi ini merupakan aspek yang vital dalam
perencanaan usaha peternakan sapi perah,
c. Aspek teknis operasional yaitu aspek yang terkait dengan teknis dan
lingkungan. Tanpa adanya aspek ini, maka produksi tidak dapat dihasilkan.
Untuk memperoleh usaha yang menguntungkan, maka harus dimulai dari
aspek teknis yang baik dan berkualitas.
Dalam membangun suatu usaha, maka haruslah disusun rencana kerja. Tahap ini
merupakan tahap yang menentukan dalam awal usaha yang dilakukan. Rencana
kerja dapat dibagi kedalam lima bagian, yaitu:
a. Maksud dan tujuan usaha
Usaha peternakan sapi perah dijalankan sebagai usaha produksi susu saja
atau ditambah dengan usaha pembibitan sapi perah. Kejelasan maksud dan
tujuan akan memudahkan dalam kelanjutan usaha kedepannya.
b. Ternak yang akan diusahakan
Ternak yang diusahakan akan menggunakan jenis ternak tertentu,
kemudian jenis kelamin tertentu dan harus dipastikan jumlah awal
ternaknya berapa banyak atau jika pengembangan maka penambahan
ternaknya harus diperhatikan berapa banyak.
c. Kandang dan Gudang

Hal ini disesuaikan dengan rintisan usaha, apakah akan membuat


bangunan awal atau membuat bangunan tambahan.
d. Pakan
Pakannya harus dipantau ketersediaannya, sehingga terjadi kontinyuitas
penyediaan pakan. Maka ternak dapat tercukupi kebutuhan pakannya baik
dari segi kualitas maupun kuantitas.
e. Lahan dan air
Tipe lahan dimana peternakan akan didirikan merupakan hal yang penting
dan harus diselidiki tingkat kesuburan lahan tersebut. Pada dasarnya lahan
yang baik dapat ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang buruk tidak
dapat atau sulit untuk ditingkatkan. Disamping itu tipologi iklim yaitu
curah hujan dan temperatur perlu diperhatikan. Hal penting yang tak dapat
diabaikan adalah tersedianya air bersih dalam jumlah yang banyak, karena
peternakan sapi perah membutuhkan air untuk minum, pembersihan
kandang dan kamar susu. Untuk setiap liter susu yang dihasilkan sapi
membutuhkan air minum sebanyak 3,5 4 liter.
f. Besarnya usaha peternakan
Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung daripada luas lahan yang
tersedia dan daerah dimana peternak tersebut didirikan. Di Indonesia,
sekitar kota-kota besar rata-rata sapi yang diperah 25 ekor, sedangkan di
daerah pegunungan rata-rata sapi yang diperah 75 ekor per peternakan.
Pemeliharan yang baik dan penambahan jumlah sapi yang diperah dalam
suatu peternakan pada umumnya akan meningkatkan efisiensi perusahaan.
g. Tenaga kerja
Usaha peternakan pada saat sekarang harus memiliki tenaga yang terampil
dan berpengalaman, karena itu diperlukan fasilitas perumahan untuk dapat
menarik tenaga tersebut dan bekerja dengan baik pada peternakan.
h. Pasar
Usaha ternaknya harus mempunyai pasar yang baik. Jika pasarnya kurang
baik, meskipun produksinya tinggi dan baik maka susu atau pedet tidak
dapat dijual dan hal ini akan menyebabkan kerugian pada usaha
peternakan sapi perah.

Selain menyusun rencana kerja, dalam membangun suatu usaha sapi perah juga
perlu memperhatikan dan menyusun rencana penggunaan modal juga merupakan
aspek yang memiliki peran vital dalam usaha, karena tanpa modal usaha hanya
akan menjadi rencana saja dan tidak adapat diaplikasikan. Modal usaha yang
harus dikeluarkan dalam menyusun rencana usaha peternakan sapi perah terdiri
dari investasi, kandang, gudang, perumahan, peralatan pemerahan, peralatan
teknis pemeliharaan, biaya tetap, jumlah sapi baik sapi betina (Laktasi dan kering
kandang), sapi jantan, pedet betina maupun pedet jantan, biaya Operasional,
pakan (Hijauan dan konsentrat), gaji karyawan, obat-obatan, penyusutan
bangunan dan peralatan, listrik, penyusutan kematian ternak (sekitar 4-5 %), pajak
dan biaya lain-lain.
Langkah yang perlu dilakukan setelah usaha peternakan sapi perah berjalan adalah
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana target yang direncanakan tercapai. Sehingga dapat mengambil langkah
preventif sebaliknya pengembangan pada usaha peternakan sapi perah.
Proses perencaan dalam pembukaan usaha sapi perah memiliki manfaat untuk
menetapkan dan memusatkan tujuan anda dengan memanfaatkan keterangan dan
penelitian yang sesuai, sebagai alat penjualan dalam menangani hubungan penting
termasuk para pemberi pinjaman, investor, dan bank, serta anda dapat
memanfaatkan rencana itu untuk menghimpun pendapat dan nasehat dari orang
lain termasuk mereka yang terjun di bidang usaha yang akan memberi anda
nasehat berharga dengan gratis,

Sumber :
Nugroho, C. P. 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 3. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Purna, I., Hamidi dan Elis. 2009. Permasalahan dan Kebijakan Pemerintah Di
Sektor Perindustrian. http://www.setneg.go.id. (Diakses 09 Oktober 2014 pukul
16.12 WIB)

Anda mungkin juga menyukai