Anda di halaman 1dari 16

Supriyadi ISSN : 1693-4482

Konsep dan Model Pengukuran Corporate Sustainability :


Sebuah Kajian Literatur

Supriyadi
Dosen Tetap STIE STEMBI – Bandung Business School

Abstrak
Sustainability telah berkembang menjadi issue yang menarik. Dalam
perkembangannya konsep sustainability tidak hanya pada tingkat masyarakat
secara makro atau pada level antar negara, tetapi juga relevan pada level mikro
diperusahaan. Oleh karenanya berkembanglah konsep corporate sustainability.
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi melalui kajian literatur guna
mendapatkan gambaran secara lebih komprehensif mengenai konsep corporate
sustainability serta menelusuri model yang digunakan untuk mengukur corporate
sustainability.
Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian dengan setting
kualitatif dimana pendekatannya adalah penelitian pustaka. Data dikumpulkan
melalui proses review dari berbagai sumber literatur yang meliputi jurnal, buku,
paper series, dan publikasi lainnya baik secara online maupun offline.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep corporate sustainability
merupakan konsep yang diinterpretasikan secara berbeda oleh banyak peneliti.
Namun hampir seluruhnya melibatkan tiga dimensi yakni economic
sustainability, environmental sustainability, dan social sustainability. Demikian
juga dengan model dan indikator pengukurannya. Pada bagian akhir, penulis
mengungkapkan gagasan sederhana untuk mengukur corporate sustainability,
yang memungkinkannya untuk diterapkan pada riset selanjutnya.

Kata Kunci : Corporate sustainability, economic sustainability, environment


sustainability, social sustainability.

PENDAHULUAN dilakukan oleh perusahaan (Aras & Crowther,


Sustainability telah berkembang 2008).
menjadi issue yang banyak menarik perhatian Perhatian mengenai sustainability tidak
berbagai pihak termasuk peneliti dan hanya pada tingkat masyarakat secara luas
akademisi (Aras & Crowther : 2008). atau pada level antar negara, tetapi juga
Sustainability telah menjadi isu sentral yang relevan pada level mikro diperusahaan. Pada
penting dan relevansinya kritis bagi level ini ukuran dari sustainability
keberlangsungan dan kelayakan ekonomi mempertimbangkan tingkat dimana sumber
organisasi (Salimath & Jones III : 2011). daya yang dikonsumsi oleh organisasi dalam
Sustainability merupakan topik yang kaitannya dengan sejauh mana sumber daya
kontroversial, karena hal itu akan mempunyai dapat diregenerasi. Operasi yang tidak
arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. sustanibale dapat diakomodasi baik dengan
Namun ada kepedulian yang semakin cara mengembangkan operasi yang
bertambah terhadap kebutuhan untuk sustainable maupun dengan perencanaan
mendiskusikan arti dari sustainability dan terhadap kesenjangan sumber daya yang
secara krusial, sejauh mana hal itu dapat dibutuhkan di masa mendatang. Dalam
prakteknya, organisasi dalam mencapai

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 13


Supriyadi ISSN : 1693-4482

tujuan sustainability, seringkali melakukannya ekonomi, sustainable development mencakup


dengan cara meningkatkan efisiensi dalam hal pergeseran radikal dari pertumbuhan
sumber daya yang digunakan. ekonomi menuju ekonomi yang mapan. Dari
perspektif lingkungan, hal ini memerlukan
TINJAUAN PUSTAKA kelangsungan hidup jangka panjang
penggunaan sumber daya dan membatasi
Definisi Corporate Sustainability dampak manusia yang dapat
Kata sustainability telah menjadi mempertahankan ekosistem. Dan dari sudut
perbincangan baik dalam wacana globalisasi pandang sosio-biological, pendekatan ini
maupun dalam kaitannya dengan kinerja harus memelihara sistem sosial dan budaya
perusahaan. Sustainability merupakan issue dari interaksi antara ekosistem, dan
kontroversial dan ada banyak definisi menghormati sifat terpadu dari budaya
mengenai apa yang dimaksud dengan istilah (Velasquez et.al : 2011).
tersebut. Sampai saat ini belum ada definisi Ada dua asumsi umum yang
yang baku mengenai sustainability terutama berkembang mengenai wacana corporate
dalam konteks perusahaan. Oleh karena itu sustainability. Pertama, sustainability adalah
pengukuran dan interpretasi terhadap sinonim dengan sustainable development.
konstruk tersebut tergantung pada tujuan dan Kedua, bahwa perusahaan yang sustainable
kepentingan para peneliti. Hal ini sesuai akan terjadi hanya dengan mengenali isu-isu
dengan yang dikatakan oleh Salimath & Jones lingkungan dan sosial dan memasukan
III (2011) : ”There is no concensus on a unified mereka kedalam perencanaan strategis (Aras
definition of sustainability. Futhermore, the & Crowther : 2008).
measurement and interpretation of this Pada definisi yang lebih luas
construct appears to be idiosyncratic to specific sustainability berkaitan dengan dampak
aims or research interest”. dimana tindakan yang diambil saat ini sama
Kata sustainability pertama kali sebagaimana pilihan-pilihan tersebut tersedia
diperkenalkan dalam konteks pembangunan dimasa mendatang (Aras & Crowther : 2008).
berkelanjutan (sustainable development) yang Business sustainability adalah total upaya
didefinisikan oleh United Nations tahun 1987 perusahaan untuk mengurangi dampak pada
sebagai berikut (Salimath & Jones III : 2011) : kehidupan bumi dan ekosistem (Svensson &
”sustainable development is a development Wagner, 2011). Sustainability berkaitan
that meets the needs of the present without dengan pembangunan yang seimbang
compromising the ability of future generations bersama-sama dengan masalah ekologi yang
to meets their own needs”. memiliki konsekwensi penting bagi
Ada kebingungan mengenai konsep pemerataan baik intra maupun antar generasi
sustainability, bagi para ahli bahasa (Salimath & Jones III (2011).
sustainabilitas mengisyaratkan tidak lebih Definisi sustainability dalam konteks
dari kata statis, yakni kemampuan untuk perusahaan sebagai berikut : “A sustainable
berlangsung terus secara tidak berubah, corporation is one that creates profit for its
tetapi hal tersebut seringkali diambil untuk stakeholder while protecting the environment
menyiratkan pembangunan secara and improving the lives of those with whom it
berlanjutan, dan oleh karena itu kata interact” (Savit & Weber dalam Cambra-
sustainability dan sustainable development Fierro & Benitez, 2011). Berdasarkan definisti
dalam berbagai sudut pandang merupakan tersebut, tersirat bahwa corporate
sinonim (Aras & Crowther : 2008). sustainability berhubungan dengan
Sustainable development dilihat dalam kemampuan perusahaan menciptakan laba,
berbagai cara yang berbeda oleh beragam kemampuan perusahaan melindungi
stakeholder dan mereka bertindak tergantung lingkungan dan kemampuan perusahaan
pada pengetahuan mereka, latar belakang, dalam meningkatkan kehidupan sosial.
pengalaman, persepsi, nilai dan konteks. Sustainability juga mempertimbangkan
Sebagai contoh, dari sudut pandang teori untuk menyertakan kriteria tambahan dalam

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 14


Supriyadi ISSN : 1693-4482

mengevaluasi kinerja bisnis, yang telah Definisi sustainability yang dikaitkan


dikenal sebagai “Triple Bottom Line”. Kata dengan perpesktif triple bottom line sebagai
triple bottom line mengacu pada integrasi dari berikut : “TBL sustainability as the result of the
kinerja ecological dan kinerja sosial dalam activities of an organization, voluntary or
kaitannya dengan kinerja keuangan. Triple governed by law, that demonstrate the ability
bottom line juga seringkali dirujuk sebagai of an organization to maintain viability its
tiga pilar dari permintaan sosial, lingkungan business operation (including financial viability
dan ekonomi. Oleh karenanya kombinasi dari as appropriate) whilst not negatively
poeple, planet dan profit secara efektif dan impacting any social or ecological systems’.
sederhana menjelaskan tujuan dari (Smith & Sharicz, 2011)
sustainability (Salimath & Jones III : 2011). Pernyataan tersebut mengandung
Corporate sustainability dapat makna bahwa sustainabilitas triple bottom
diinterpretasikan sebagai mengadopsi line merupakan hasil dari kegiatan organisasi,
strategi bisnis dan kegiatan yang memenuhi sukarela maupun diatur oleh hukum, yang
kebutuhan perusahaan dan stakeholder menunjukan kemampuan organisasi untuk
sekaligus melindungi, mempertahankan dan mempertahankan kelangsungan operasi
meningkatkan sumber daya manusia dan bisnis (termasuk kelangsungan keuangan
alam yang akan dibutuhkan dimasa yang akan yang sesuai) yang tidak berdampak negatif
datang (Searcy, 2011). terhadap sistem sosial dan ekologi.
Literatur tentang sustainability Kinerja yang baik dalam dimensi
menekankan pada perlunya pemikiran yang finansial menghasilkan kinerja masa depan
sistematis untuk memelihara sumber daya yang baik pada dimensi lingkungan dan
alam, menghilangkan kemiskinan, promosi sebaliknya (Aras & Crowther, 2011). Sehingga
kesetaraan, dan mengurangi pertumbuhan tidak ada dikotomi antara kinerja lingkungan
populasi serta meningkatkan kualitas hidup dan kinerja finansial dan kedua konsep
(Seifferta & Loch dalam Velasquez et.al : menggabung dalam satu tujuan.
2011). Definisi yang lebih spesifik tentang
Terdapat empat aspek dari sustainability, yakni sebagai pemeliharaan
sustainabilitas yang dibutuhkan untuk jangka panjang dari sistem yang sesuai
dikenali dan dianalisis (Aras & Crowther, dengan pertimbangan lingkungan, ekonomi
2008), yakni : dan sosial (Crane & Matten dalam Bonn &
1. Pengaruh sosial (Sosial influence), yang Fisher, 2011). Pada perspektif lingkungan
didefinisikan sebagai ukuran mengenai prinsip dasar dari sustainability fokus pada
dampak yang masyarakat lakukan manajemen yang efektif dari sumber daya
terhadap perusahaan dalam istilah fisik dan membutuhkan penanganan masalah
kontrak sosial dan pengaruh seperti kehabisan sumber daya yang tidak
stakeholder. dapat diperbaharui, efek industrialisasi
2. Dampak lingkungan (Environmental terhadap keanekaragaman hayati dan
impact), yang didefinisikan sebagai produksi polusi. Sustainabilitas ekonomi
efek dari tindakan perusahaan menggabungkan kinerja ekonomi jangka
terhadap lingkungan geofisikal. panjang dari organisasi serta pendekatan
3. Budaya organisasi (organization organisasi terhadap, dan dampaknya pada
culture), yang didefinisikan sebagai kerangka ekonomi dimana perusahaan
hubungan antara perusahaan dan tersebut beroperasi. Sentral dari sudut
stakeholder internalnya, khususnya pandang sustainabilitas sosial adalah
pegawai, dan semua aspek mengenai pengertian mengenai keadilan sosial, yang
hubungan tersebut. difokuskan pada nilai-nilai seperti kebebasan
4. Keuangan (finance), yang didefinisikan dari kemiskinan yang ekstrim, kelaparan dan
sebagai pengembalian yang memadai penyakit, hak terhadap pendidikan dasar, dan
pada tingkat resiko yang diambil. promosi kesetaraan gender.

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 15


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Pengukuran Corporate Sustainability Salah satu pendekatan yang paling


Mengacu pada Merewijk & Werre sering digunakan untuk mengukur corporate
(dalam Aras & Crowther : 2008), tidak ada sustainability adalah pendekatan triple bottom
definisi yang khusus mengenai corporate line. Pendekatan tersebut melibatkan tiga
sustainability dan setiap organisasi perlu dimensi yakni :
untuk menemukan definisi sendiri sesuai 1) Environmental (lingkungan); mengukur
tujuan dan maksudnya. Hal ini juga dampak pada sumber daya seperti
diungkapkan oleh Salimath & Jones III (2011) udara, air, emisi limbah.
: ”There is no concensus on a unified definition 2) Social (sosial); berhubungan dengan
of sustainability. Futhermore, the measurement corporate governance, motivasi,
and interpretation of this construct appears to insentif, keamanan dan kesehatan,
be idiosyncratic to specific aims or research pengembangan sumber daya manusia,
interest”. hak asasi manusia dan perilaku etis.
Pernyataan tersebut menunjukan 3) Economic (ekonomi); mengacu pada
bahwa sampai saat ini belum ada definisi yang pengukuran pemeliharaan atau
baku mengenai sustainability terutama dalam peningkatan keberhasilan perusahaan
konteks perusahaan. Oleh karena itu sebagai contoh, teknologi dan inovasi,
pengukuran dan interpretasi terhadap kolaborasi, manajemen pengetahuan,
konstruk tersebut tergantung pada tujuan dan pembelian, proses dan pelaporan
kepentingan para peneliti. sustainability.
Pengukuran corporate sustainability Sebagai aturan umum, ada dua
pada perusahaan skala global telah banyak pendekatan dalam mengukur corporate
dilakukan. Sebagai contoh indeks sustainability. Pertama disebut Absolute
sustainabilitas Dow Jones (Dow jones Sustainable Value Added, dan kedua Relatif
sustainability index) yang menggunakan Sustainable Value Added (SVA). Merujuk pada
indikator-indikator sustainabilitas Figge & Hahn (2004) (dalam Fauppel &
berdasarkan pengungkapan pada laporan Schwach : 2011) formulanya diekspresikan
keuangan yang dipublikasikan. Selain itu, sebagai berikut :
American Petroleum Institute (API) dan
International Petroleum Industry ASVA = VA – EESC + RSVA
Environmental Conservation Association
(IPIECA), juga mengukur sustainabilitas ASVA : Absolute Sustainable Value Added
perusahaan perminyakan secara kuantitatif VA : Value Added
dengan indikator khusus pada perusahaan EESC : External environment & Social Cost
minyak yang telah ditetapkan dan terstandar. RSVA : Relatif Sustainable Value Added.
Pengukuran secara kuantitatif
corporate sustainability masih mengandung Nilai tambah sustainabilitas absolut
perdebatan. Tujuan pengukuran corporate (Absolut sustainable value added)
sustainability juga sangat beragam tergantung memperlihatkan berapa banyak nilai
pada kepentingannya. Faupel & Schwach perusahaan telah diciptakan atau dirusak
(2011), mengutip Figge & Hahn (2004) sebagai hasil dari sumber daya ekonomi,
menyatakan “The objective of a sustainability lingkungan dan sosialnya dibandingkan
measure is to asses the contribution of an dengan suatu benchmark. Secara krusial,
entity (e.g., company) to sustainability konsep sustainable value added merupakan
comprising all three dimension : pendekatan berbasis value pertama untuk
environmental, social and economic” (Tujuan menghitung corporate sustainability. Ketika
pengukuran sustainability adalah untuk pendekatan konvensional berfokus pada
menilai kontribusi sebuah entitas (yakni biaya penggunaan seperangkat sumber daya,
perusahaan) terhadap sustainabilitas yang pendekatan SVA fokus pada pengembalian
melibatkan tiga dimensi yakni lingkungan, yang dapat dihasilkan dari penggunaan
sosial dan ekonomi). seperangkat sumber daya yang sama. Konsep

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 16


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Relatif SVA berguna sebagai pembatas dari Yi : Output ekonomi perusahaan i


faktor eksternal dan menyajikan pandangan Xir : Sumber daya perusahaan i
yang komprehensif mengenai kontribusi Xr* : Sumber daya benchmark
perusahaan bagi sustainabilitas.
SVA dapat diukur dengan satuan uang, Pengukuran corporate sustainability
oleh karenanya pengguna dapat mengukur dengan formula ini cukup sulit dilakukan
bagaimana perusahaan telah membuat pada perusahaan seperti PDAM. Pertama,
kontribusi positif atau negatif bagi data-data yang dibutuhkan mungkin tidak
sustainability. Singkatnya, Relative SVA tersedia. Kedua, untuk mengukur opportunity
mencerminkan ukuran kontribusi perusahaan cost dari sumber daya yang lain, tidak ada
bagi peningkatan sustainabilitas yang data pembanding. Oleh karenanya perlu dicari
diekspresikan dalam satuan uang. alternatif lain formula yang dapat digunakan.
Mengkalkulasikan Relative SVA Pengukuran corporate sustainability
melibatkan empat tahap yang penting : secara kuantitatif juga dilakukan oleh Imam
1) Pertama, menentukan perubahan Wahyudi (2010) yang melakukan pengukuran
penggunaan sumber daya dibandingkan sustainabilitas pada perusahaan minyak
dengan periode sebelumnya. dengan model triple botom line, yakni
2) Kedua, opportunity cost dari peningkatan menggunakan tiga dimensi utama
atau penurunan konsumsi sumber daya sustainabilitas yaitu dimensi Ekonomi,
tersebut diperhitungkan dengan bantuan Dimensi Sosial dan dimensi Lingkungan.
benchmark yang tepat. Setiap dimensi, diukur secara kuantitatif
3) Ketiga, sejumlah sumberdaya dengan formulasi sebagai berikut :
dipertimbangan. Ini sayangnya adalah
pendekatan konvensional dimana EKO  a(E1 )  b(E 2 )  c(E 3 )
sumberdaya biasanya diperhitungkan
secara individual. Dengan merata- SOS  d(S1 )  e(S2 )  f(S3 )
ratakan opprtunity cost semua sumber LING  g(L1 )  h(L 2 )  i(L 3 )
daya yang digunakan, total nilai dan total
opportunity cost ditempatkan dalam Dimana :
pertimbangan. E1, E2, E3 : Indikator-indikator
4) Akhirnya, total opportunity cost dimensi Ekonomi
dibandingkan dengan pertumbuhan S1, S2, S3 : Indikator dimensi sosial
ekonomi perusahaan. Berdasarkan L1, L2, L3 : Indikator dimensi
selisih pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan
opportunity cost tersebut, hasil positif
dapat terlihat yang artinya perusahaan Indikator dimensi ekonomi terdiri atas
telah membuat kontribusi positif bagi pembayaran pajak (E1), penghasilan
corporate sustainability. perusahaan per karyawan (E2), cadangan
minyak dan gas bumi terbukti (E3).
Figge & Hahn (2011) mengusulkan Sementara itu indikator dimensi sosial terdiri
formula untuk menghitung sustainable value atas sistem manajemen keselamatan dan
suatu perusahaan adalah sebagai berikut : kesehatan (S1), laju kecelakaan kerja (S2),
hubungan masyarakat (S3). Sedangkan
∗ indikator untuk dimensi lingkungan meliputi
1
= − ∗
tumpahan hidrokarbon ke lingkungan (L1),
emisi gas rumah kaca (L2), dan Sistem
manajemen lingkungan (L3). Selanjutnya
Keterangan : sustainability itu sendiri dihitung denga
Sv : Nilai sustainable perusahaan i persamaan :
R : Total sumber daya yang
SUST = x(EKO) + y(SOS) + z(LING)
dipertimbangkan

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 17


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Upaya pemodelan corporate 2. Indikator-indikator eco-efficiency.


sustainability di atas telah mengakomodir Investor semakin membutuhkan
indikator-indikator sustainabilitas perusahaan untuk mengejar strategi
perusahaan yang dibagi kedalam tiga dimensi eko-efisien yang mengurangi dampak
yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Namun terhadap lingkungan sekaligus
ada sejumlah kritik terhadap cara tersebut. meningkatkan atau setidaknya tidak
Pertama, model dan teknik analisis yang menurun nilai pemegang saham. The
digunakan adalah analisis faktor, yakni World Business Council For Sustainable
menguji secara confirmatory indikator yang Development (WBCSD) menyatakan
merupakan penyebab sustainabilitas bahwa eko-efisiensi dicapai melalui
perusahaan. Dengan model dan teknik pengiriman barang dengan harga yang
analisis tersebut, maka masing-masing kompetitif dan layanan yang memenuhi
indikator adalah penyebab dari kebutuhan manusia dan membawa
sustainabilitas dan bukan sustainabilitas itu kualitas hidup, sementara secara
sendiri. Sehingga ketika corporate progresif mengurangi dampak ekologi
sustainability ditempatkan sebagai variabel dan intensitas sumber daya alam.
dependen, maka sulit untuk membedakan WBCSD ini meliputi tingkat target yang
mana yang merupakan variabel independen jelas untuk eko-efisiensi dengan kegiatan
dan mana yang merupakan indikator ekonomi pada tingkat setidaknya sejalan
corporate sustainability, karena keduanya dengan perkiraan kapasitas dukung
merupakan penyebab. Oleh karena itu, model bumi.
ini tidak secara reflektif mengukur corporate Masalahnya, membangun indikator eko-
sustainability. efisiensi tidak ada aturan atau standar
Kedua, pengukuran corporate untuk pengakuan yang disepakati,
sustainability dalam penelitian tersebut pengukuran dan pengungkapan
dilakukan pada satu perusahaan. Oleh karena informasi lingkungan baik dalam
itu ketika unit analisis penelitian adalah antar industri yang sama atau di industri.
perusahaan, maka kuantifikasi terhadap Paling menonjol, tidak ada aturan untuk
masing-masing perusahaan memerlukan data mengkonsolidasikan informasi
yang sangat banyak dan kompleks. Hal ini lingkungan bagi suatu perusahaan atau
tentu saja akan sangat menyulitkan. sekelompok perusahaan sedemikian
Ketiga, jika unit analisis penelitian rupa sehingga informasi ini dapat
adalah perusahaan dengan skala yang lebih digunakan bersama-sama dan sejalan
kecil tentunya akan banyak data dan dengan item keuangan perusahaan.
informasi indikator-indikator tiap dimensi 3. Indikator Kinerja yang di saikan dari
sustainabilitas yang sulit diperoleh. Dengan “Business In The Community”. Business In
demikian perlu dicari jalan keluar yang The Community adalah sebuah jaringan
memungkinkan pengukuran tetap dapat yang beranggotakan lebih dari 700
dilaksanakan. perusahaan yang berkomitmen untuk
Szekely & Knirsch (2005) melakukan meningkatkan dampak positif bagi
penelusuran indikator sustainability yang masyarakat. Business in the community
digunakan berbagai pihak. Berikut ini hasil menekankan subjeck sustainability dan
kompilasi yang dilakukan : membuat intisari indikator pada
1. Indikator sustainabilitas Global berbagai tingkatan proses implementasi
Reporting Initiative (GRI). GRI membagi kinerja bisnis berkelanjutan.
tiga tipe umum indikator dengan rasio, Selengkapnya indikator dapat dilihat
yakni rasio produktivitas/efisiensi, rasio- pada lampiran 2 tabel 2.
rasio intensitas, dan prosentase. 4. Indikator-indikator kinerja PERFORM.
Selengkapnya indikator tersebut dapat PERFORM project bertujuan untuk
dilihat pada lampiran 1 tabel 1. mengisi kesenjangan benchmarking
kinerja sustainability dengan

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 18


Supriyadi ISSN : 1693-4482

menyediakan sebuah aplikasi Selengkapnya indikator IchemE dapat


benchmarking berbasis web bagi dilihat pada tabel 4 lampiran 4.
perusahaan Inggris terkait dengan
database lingkungan, informasi ekonomi Kocmanova & Docekalova (2011)
dan sosial tentang perusahaan. Ini akan mengusulkan indikator sustainability menjadi
memungkinkan perusahaan untuk dua kelompok yakni general key performance
memasukkan indikator kinerja utama indikator dan specific sector-based indicators.
online dan, sebagai imbalannya, untuk Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5
menerima laporan pembandingan secara tabel 5.
otomatis. PERFORM telah menghasilkan
satu set 30 indikator keberlanjutan Gagasan Pemodelan Corporate
generik yang digunakan untuk patokan Sustainability
kinerja perusahaan di semua sektor. Upaya pemodelan corporate
Secara umum ke 30 indikator tersebut sustainability di atas telah mengakomodir
mencakup tiga kelompok utama yakni, indikator-indikator sustainabilitas
ekonomi, lingkungan, dan tanggung perusahaan yang dibagi kedalam tiga dimensi
jawab sosial. Masing-masing kelompok yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Namun
terdiri atas beberapa dimensi. Secara ada sejumlah kritik terhadap cara tersebut.
lengkap dapat dilihat pada tabel 3 Pertama, model dan teknik analisis yang
lampiran 3. digunakan adalah analisis faktor, yakni
5. Indikator-indikator IChemE. Kemajuan menguji secara confirmatory indikator yang
dalam mengukur kinerja sustainabilitas merupakan penyebab sustainabilitas
juga telah dibuat oleh Lembaga perusahaan. Dengan model dan teknik
Engineers Kimia Inggris (IChemE), yang analisis tersebut, maka masing-masing
telah diperluas untuk mencakup indikator adalah penyebab dari
indicators metrik sustainabilitas sustainabilitas dan bukan sustainabilitas itu
ekonomi dan social. Meskipun sendiri. Sehingga ketika corporate
mencerminkan pendekatan triple bottom sustainability ditempatkan sebagai variabel
line, sebagian besar metrik ekonomi dan dependen, maka sulit untuk membedakan
sosial tidak dilaporkan berbasis output mana yang merupakan variabel independen
dan karena itu tidak merupakan dan mana yang merupakan indikator
pengukuran eko-efisiensi. Format corporate sustainability, karena keduanya
laporan yang direkomendasikan oleh merupakan penyebab. Oleh karena itu, model
IchemE mencakup : ini tidak secara reflektif mengukur corporate
 Profil dengan definisi dari tipa unit sustainability.
pelapor , ruang lingkupnya serta Kedua, pengukuran corporate
aktivitasnya. sustainability dalam penelitian tersebut
 Kesimpulan dari indikator kunci dan dilakukan pada satu perusahaan. Oleh karena
komentar lainnya yang relevan. itu ketika unit analisis penelitian adalah antar
 Visi dan strategi termasuk target perusahaan, maka kuantifikasi terhadap
jangka pendek dan jangka panjang masing-masing perusahaan memerlukan data
untuk menuju sustainabilitas yang yang sangat banyak dan kompleks. Hal ini
lebih tinggi. tentu saja akan sangat menyulitkan.
 Kebijakan dan organisasi, termasuk Ketiga, jika unit analisis penelitian
struktur manajemen dan interaksi adalah perusahaan dengan skala yang lebih
stakeholders. kecil tentunya akan banyak data dan
informasi indikator-indikator tiap dimensi
 Ukuran laporan kinerja lingkungan,
sustainabilitas yang sulit diperoleh. Dengan
sosial dan ekonomi, termasuk
demikian perlu dicari jalan keluar yang
historical trend, target dan faktor
memungkinkan pengukuran tetap dapat
yang mempengaruhi kinerja.
dilaksanakan.

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 19


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Mengingat teknik pengukuran dilakukan. Untuk mendapatkan nilai


corporate sustainability yang telah ada sulit kuantitatif masing-masing dimensi adalah
untuk diterapkan pada perusahaan yang sebagai berikut :
skalanya relatif kecil, maka dalam penelitian
ini, corporate sustainability akan diukur Dimensi ekonomi.
secara kuantitatif dengan metode tersendiri. Berdasarkan definisi umum corporate
Untuk itu, kami mengacu pada pendapat sustainability menurut Savitz & Weber (dalam
Savitz & Weber dalam Cambra-Fierro & Ruiz- Cambra-Fierro & Ruiz-Benitez : 2011) serta
Benitez (2011) yang menyatakan : “a Smith dan Sharicz (2011) diatas, maka secara
sustainable corporation is one that creates khusus kami memberikan definsi untuk
profits for its stakeholders while protecting the sustainabilitas ekonomi adalah sebagai
environment and improving the lives of those berikut : Sustainabilitas ekonomi adalah
with whom it interacts”. sejauhmana investasi yang dilakukan oleh
Dari pendapat tersebut secara eksplisit perusahaan dalam bentuk belanja modal
dikatakan bahwa perusahaan yang (capital expenditure) dalam jangka panjang
sustainable adalah perusahaan yang mampu memberikan laba bagi perusahaan.
menghasilkan profit bagi stakeholdernya Berdasarkan definisi tersebut,
sekaligus melindungi lingkungan dan Corporate sustainability jika diukur
meningkatkan kehidupan orang-orang berdasarkan dimensi ekonomi akan tercermin
dimana perusahaan tersebut berinteraksi. dari tingkat sejauh mana dalam jangka
Dengan demikian ada tiga dimensi yang harus panjang perusahaan mampu mendapatkan
dipenuhi untuk mengukur bahwa sejauhmana laba dan sejauh mana kecenderungan
sustainabilitas sebuah perusahaan, yakni pertumbuhan laba dari aktivitas investasi
kemampuan pencapaian laba (sustainabilitas yang dilakukan dari waktu ke waktu. Jika
ekonomi), kemampuan melindungi dalam jangka panjang perusahaan secara
lingkungan (sustainabilitas lingkungan), dan stabil mampu mencetak laba, maka hal
kemampuan meningkatkan kehidupan sosial tersebut mengindikasikan perusahaan
(sustainabilitas sosial). Ketiga dimensi itulah mempunyai sustainabilitas yang baik.
yang sering disebut triple bottom line (TBL). Demikian juga dengan pertumbuhannya, jika
Mengenai sustainabilitas dengan laba selalu mengalami pertumbuhan maka
perspektif triple bottom line, menurut Smith sustainabilitas perusahaan dikatakan sangat
dan Sharicz (2011) : “We define TBL baik berdasarkan dimensi ekonomi.
sustainability as the result of the activities of Pernjelasan diatas dapat
an organization, voluntary or governed by law, diinterpretasikan bahwa sustainabilitas
that demonstrate the ability of the berdasarkan dimensi ekonomi dapat diukur
organization to maintain viable its business dengan proksi profitabilitas perusahaan dari
operations (including financial viability as belanja modal (capital expenditure) yang
appropriate) whilst not negatively impacting dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini
any social or ecological systems”. berarti, profit merupakan fungsi dari capital
Dengan demikian sustainabilitas triple expenditure. Secara matematis hal tersebut
bottom line adalah sebagai hasil dari aktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
sebuah organisasi yang memperlihatkan
kemampuan organisasi untuk memelihara = ( )
kelangsungan operasi bisnisnya (termasuk Dimana :
kelangsungan finansial secara layak) dan π : Laba perusahaan
tidak berdampak negatif pada sistem sosial Capex : Capital expenditure
dan ekologi.
Berdasarkan kedua definisi corporate Secara linier hubungan antara laba
sustainability diatas, maka pengukuran secara dengan capital expenditure dapat
kuantitatif terhadap konstruk corporate diilustrasikan seperti pada gambar 2.5,
sustainability tersebut dapat lebih mudah dimana gambar tersebut merupakan kurva

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 20


Supriyadi ISSN : 1693-4482

hubungan antara profitabilitas perusahaan βe : Koefisien perubahan laba dari setiap


terhadap capital expenditure yang perubahan capex
mencerminkan konsistensi dan
kecenderungan dari waktu ke waktu. Berdasarkan persamaan tersebut,
maka corporate sustainability berdasarkan
dimensi ekonomi direpresentasikan oleh βe
yaitu slope kemiringan kurva profitabilitas
perusahaan dari setiap investasi yang
dilakukan (capital expenditure) dari waktu ke
waktu. Jadi, βe adalah proksi untuk
sustainabilitas ekonomi. Jika βe bernilai positif
maka sustainabilitasnya kuat, sebaliknya jika
bernilai negatif maka perusahaan tidak
sustainable.

Gambar 1. Kurva Sustainabilitas Ekonomi Dimensi Lingkungan


Model triple bottom line menyatakan
Gambar 1 merupakan ilustrasi bahwa corporate sustainability juga diukur
economic sustainability. Kurva S1 merupakan dengan dimensi lingkungan (environment).
ilustrasi perusahaan yang mempunyai Mengukur secara kuantitatif terhadap
sustainability sangat kuat (strong dimensi ini dapat mengacu pada pernyataan
sustainability). Laba secara konsisten Aras & Crowther (2011) : “Sustainability is
diperoleh dalam jangka panjang dengan focused on the future and is concerned with
pertumbuhan positif. Artinya ensuring that the choices of resource utilisation
keberlangsungan perusahaan dapat bertahan in the future are not constrained by decisions
dalam jangka panjang. Kurva S2 adalah taken in the present. This necessarily implies
gambaran bagi perusahaan yang mampu such concepts as generating and utilising
mencetak laba secara konstan dari waktu ke renewable resources, minimising pollution and
waktu, namun tidak mengalami pertumbuhan. using new techniques of manufacture and
Perusahaan tipe ini masih dapat distribution. It also implies the acceptance of
dikategorikan perusahaan yang sustain any costs involved in the present as an
meskipun tidak sekuat perusahaan tipe S1. investment for the future”.
Kurva S3 adalah gambaran bagi perusahaan Selanjutnya mereka menyatakan :
yang tidak sustain. Hal ini tercermin dari laba “Financial management also however is
yang terus menerus. concerned with the management of the
Berdasarkan kurva diatas, corporate organisation’s resources in the present so that
sustainability terlihat dari kemiringan kurva. management will be possible in a value
Semakin tegak kurva maka sustainabilitas creation way in the future. Thus the internal
perusahaan semakin kuat. Oleh karena itu, management of the firm, from a financial
dapat disimpulkan bahwa sustainabilitas perspective, and its external environmental
dapat diukur dengan slope kemiringan kurva management coincide in this common concern
profitabilitas. for management for the future. Good
Jika hubungan antara capex dan laba performance in the financial dimension leads to
dari waktu ke waktu diasumsikan bersifat good future performance in the environmental
linier, maka persamaan matematisnya adalah dimension and vice versa”.
sebagai berikut : Pernyataan diatas memberikan isyarat
= + ( ) bahwa dalam rangka memelihara
Dimana : sustainability dalam bidang lingkungan
Π : Laba perusahaan (menjaga daya dukung lingkungan) maka
αe : Konstanta untuk dimensi ekonomi harus ada biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan sebagai komitmen terhadap

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 21


Supriyadi ISSN : 1693-4482

lingkungan. Namun demikian, besarnya biaya corporate sustainability berdasarkan dimensi


tersebut bukanlah sustainabilitas itu sendiri, lingkungan hidup.
karena biaya komitmen lingkungan yang
besar belum tentu membuat perusahaan
sustainable.
Mengacu pada definisi umum corporate
sustainability dan dikaitkan dengan
pernyataan diatas, maka secara khusus kami
membuat definisi sustainabilitas lingkungan
sebagai berikut : Sustainabilitas lingkungan
adalah sejauh mana biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
Gambar 2. Sustainabilitas Lingkungan
komitmen perusahaan pada lingkungan hidup
memberikan laba bagi perusahaan.
Kurva E1 merupakan ilustrasi
Oleh karena itu corporate sustainability
perusahaan yang mempunyai sustainability
berdasarkan dimensi lingkungan, dapat
sangat kuat (strong sustainability). Hubungan
diukur dengan melihat kecenderungan
antara biaya komitmen lingkungan hidup
hubungan antara biaya-biaya yang
dengan profit adalah positif. Artinya
dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
komitmen perusahaan terhadap lingkungan
komitmen terhadap lingkungan hidup dengan
hidup menghasilkan dampak positif pada
profitabilitas perusahaan dari waktu ke
perolehan laba. Sehingga semakin kuat
waktu. Mengacu pada Aras & Crowther
komitmen tersebut maka laba semakin tinggi.
(2011), biaya-biaya sebagai komitmen
Kurva E2 adalah gambaran bagi
terhadap lingkungan hidup dapat berupa
perusahaan dimana komitmen perusahaan
biaya penggunaan sumber daya yang
terhadap lingkungan hidup tidak berdampak
terbarukan, biaya minimalisasi polusi, biaya
pada kenaikan laba, namun tidak membuat
dalam kaitannya dengan investasi
perusahaan merugi. Perusahaan tipe ini masih
penggunaan teknik manufaktur dan distribusi
dapat dikategorikan perusahaan yang
baru yang ramah lingkungan, donasi untuk
sustainable meskipun tidak sekuat
kampanye lingkungan hidup, rehabilitasi
perusahaan tipe E1. Sedangkan kurva E3
sumber daya alam, dan bentuk kepedulian
adalah gambaran bagi perusahaan yang tidak
lingkungan hidup lainnya.
sustain. Hal ini tercermin dari laba yang
Jika dirumuskan, hubungan antara
menurun meskipun biaya komitmen
biaya komitmen lingkungan hidup dengan
lingkungan bertambah.
laba perusahaan adalah laba merupakan
Berdasarkan kurva diatas, corporate
fungsi dari biaya komitmen lingkungan hidup.
sustainability dimensi lingkungan terlihat dari
Secara matematis dirumuskan sebagai
kemiringan kurva. Semakin tegak kurva maka
berikut:
sustainabilitas perusahaan semakin kuat.
= ( )
Dengan demikian, sustainabilitas dapat
Dimana :
diukur dengan proksi berupa slope kurva
π : Laba perusahaan
komitmen lingkungan terhadap profitabilitas.
EC : Environmental commitmen
Jika hubungan antara komitmen
perusahaan terhadap lingkungan hidup
Secara linier hubungan antara
diasumsikan bersifat linier, maka persamaan
profitabilitas dan biaya komitmen lingkungan
matematisnya adalah sebagai berikut :
hidup, dapat diilustrasikan pada gambar 2.
Gambar tersebut memperlihatkan kurva
= + ( )
hubungan antara profit perusahaan dengan
biaya komitmen lingkungan hidup dari waktu
Dimana :
ke waktu. Gambar tersebut mencerminkan
Π : Laba perusahaan

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 22


Supriyadi ISSN : 1693-4482

EC : Environmental commitment KESIMPULAN


αl :Konstanta untuk dimensi lingkungan Konsep corporate sustainability
βl : Koefisien perubahan laba sebagai dampak merupakan konsep yang diinterpretasikan
perubahan komitmen lingkungan secara berbeda oleh banyak peneliti. Namun
hampir seluruhnya melibatkan tiga dimensi
Berdasarkan persamaan tersebut, yakni economic sustainability, environmental
maka dimensi lingkungan corporate sustainability, dan social sustainability.
sustainability direpresentasikan oleh βl yaitu Demikian juga dengan model dan indikator
slope kemiringan kurva profitabilitas pengukurannya.
perusahaan terhadap biaya komitmen Corporate sustainability dapat di ukur
lingkungan hidup. Jadi βl adalah proksi untuk secara kuantitatif yang meliputi tiga dimensi
mengukur sustainabilitas lingkungan. Jika βl yakni dimensi ekonomi, dimensi lingkungan
bernilai positif maka sustainabilitas dan dimensi sosial. Ketiga dimensi tersebut
lingkungan hidup kuat, sebaliknya jika dapat dimodelkan melalui sebuah persamaan
bernilai negatif maka perusahaan tidak regresi secara time series.
sustainable.
DAFTAR PUSTAKA
Dimensi sosial.
Aras, Guler., David Crowther. 2008.
Dengan asumsi dan analogi yang sama
Governance And Sustainability An
dengan sustainabilitas lingkungan, maka
Investigation Into The Relationship
sustainabilitas sosial dapat diukur dengan
Between Corporate Governance And
proksi beta sosial (βs), yang merupakan
Corporate Sustainability. Management
kemiringan garis kurva hubungan antara
Decision. Vol 46. No. 3. Pp 433-448.
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan (sebagai komitmen atas masalah Asif, Muhammad., Cory Searcy., Ambika
sosial) dengan laba yang diperoleh Zutshi., Niaz Ahmad. 2011. An Integrated
perusahaan. Management System Approach To
Jika nilai βs positif artinya semakin Corporate Sustainability. European
besar biaya komitmen sosial akan Business Review. Vol 23. No. 4. Pp 353-367.
menghasilkan laba yang semakin tinggi.
Ayuso, Silvia., Miguel Angel Rodriguez.,
Kondisi ini mencerminkan sustainabilitas
Roberto Garcia-castro., Miguel Angel
sosial perusahaan yang kuat. Sebaliknya, nilai
Arino. 2011. Does Stakeholder
βs yang negatif, menunjukan bahwa
Engagement Promote Sustainable
peningkatan biaya komitmen sosial yang
Innovation Orientation ?. Industrial
dikeluarkan oleh perusahaan akan
Management & Data System. Vol 111 No. 9.
mengurangi laba. Hal ini mencermikan
Pp 1399-1417.
perusahaan yang tidak sustainable.
Secara matematis hubungan antara Bonn, Ingrid., Josie Fisher. 2011.
biaya komitmen sosial dengan laba dapat Sustainability : The Missing Ingredient in
dirumuskan dengan formula : Strategy. Journal of Business Strategy. Vol
32 No 1. Pp 5-14.
= + ( )
Dimana : Cambra-Fierro, Jesus., Rocio Ruiz-Benitez.
π : Laba perusahaan 2011. Sustainable Business Practices In
SC : Social commitment Spain : A Two-Case Study. European
Business Review. Vol. 23 no. 4. Pp 401-412.
αs : Konstanta untuk dimensi sosial
βs : Koefisien perubahan laba sebagai Fust, Shelly F., Lisa L. Walker. Corporate
dampak perubahan komitmen sosial Sustainability Initiatives : The Next TQM ?
Understanding Emerging Corporate
Sustainability Practices through the Lens

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 23


Supriyadi ISSN : 1693-4482

of Total Quality Management. Executive Multi-Layer Model And Network Of E-


Insight Korn/Ferry International. Footprint Sources. European Business
Review. Vol 23. No. 4. Pp 334-352.
Johanson, Peter. 2007. Quality Management
And Sustainability – Exploring Stakeholder Szekely, Francisco ., Mariana Knisch. 2005.
Orientation. Working Papper - Lulea Leadership And Corporate Responsibility
University of technology. Departementa of Metric For Sustainable Corporate
Business Administration and Social Performance. Working Paper Series. Center
Sciences. Quality & Environmental For Responsible Leadership And Sustainable
Management. Futures. European School Of Management
And Technology. Berlin. October 2005.
Jones, Peter., Daphne Comfort., David Hillier.
2011. Sustainability In The Global Shop Tang, Kevin., David A. Robinson., Michael
Window. International Journal Of Ritel & hervey. 2011. Sustainability Managers Or
Distribution Management. Vol 39. No. 4. Pp Rogue Mid-Managers? A Typology Of
256-271. Corporate Sustainability Managers.
Management Decision. Vol 49. No. 8. Pp
Kochmanova, A., M. Docekalova. 2011.
1371-1394.
Corporate sustainability : environmental,
social, economic and corporate Wheelen, Thomas L., J. David Hunger. 2010.
performance. Global reporting initiatif, Strategic Management and Business Policy.
2011. Vol LIX Number 7. Achieving Sustainability. Twelfth edition.
Prentice Hall. International edition.
Salimath, Manjula S., Raymond Jones III. 2011.
Population Ecology Theory : Implication Wilson, Mel. 2003. Corporate Sustainability :
for Sustainability. Management Decision. What is it and Where does it Come From ?.
Vol 49. No. 6. PP 874-910. Ivey Business Journal Improving the
Practice of Management. April 2003.
Searcy, Cory. 2011. Updating Corporate
Sustainability Performance Measurement Velazquez, Luis E., Javier Esquer., Nora E.
System. Measuring Business Excellence. Vol Munguia., Rafael Maoure-Eraso. 2011.
15. No. 2. PP 44-56. Sustainable Learning Organization. The
Learning Organization. Vol 18. No. 1. PP
Searcy, Cory. 2009. Setting A Course In A
36-44.
Corporate Sustainability Performance
Measurement. Measuring Business Vilaseca-Requena, Jordi., Joan Torreent-
Excellence. Vol. 13. No. 3 pp 49-57. Sellens., Ana Isabelle Jimenez-Zarco. 2007.
ICT use in Marketing as Innovation Succes
Smith, Peter AC. 2011. Elements Of
factor. European Journal of Innovation
Organizational Sustainability. The Learning
Management. Vol 10 No 2. Pp 268-288.
Organization. Vol 18. No. 1. Pp 5-9.
Zink, Klaus J. 2007. From Total Quality
Smith, Peter AC., Carol Sharicz. 2011. The Shift
Management to Corporate Sustainability
Needed For Sustainability. The Learning
Based on a Stakeholder Management.
Organization. Vol. 18. No. 1. Pp 73-86.
Journal of Management History. Vol. 13 No.
Sodhi, Kamaljit. 2011. Has Marketing Come 4. Pp 394-401
Full Circle? Demarketing For
Zink, Klaus J. 2005. Staeholder Orientation
Sustainability. Business Strategy Series. Vol
And Corporate Social Responsibility As A
12. No. 4. Pp 177-185.
Precondition For Sustainability. Total
Svenson, Goran., Beverly Wagner. 2011. Quality Management. Vol 16. No. 8-9, pp
Transformative Business Sustainability. 1041-1052.

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 24


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Lampiran 1
Tabel 1. Indicator Rasio Sustainabilitas GRI
Rasio Produktivitas/ Rasio produktivitas/efisiensi terkait nilai terhadap dampak. Umumnya
Efisiensi kinerja keuangan ditelusuri dengan rasio efisiensi. Contoh rasio
produktivitas lingkungan dan sosial adalah :
 Labor productivity (misal : turnover per employee)
 Resource productivity (misal : sales per unit of energy
consumption, GDP per unit of material input)
 Process eco-efficiency (misal : production unit per unit of
waste, net sales per unit of greenhouse gas emmision in tons of
CO2 equivalent)
Rasio intensitas Rasio intensitas merupakan ekspresi dari dampak per unit dari
aktivitas atau nilai. Penurunan rasio intensitas mencerminkan
peningkatan kinerja. Seringkali kinerja lingkungan ditelusuri dengan
intensitas rasio seperti :
 Emission intensity (misal : tons of CO2 emission per unit of
electricity generated)
 Wasted intensity ( misal : amount of waste per production
volume)
 Resources intensity (misal : energy consumption per function,
material input per service)
Percentages Percentages merupakan indikasi rasio antara dua persoalan dengan
unit fisik yang sama pada numerator dan denominator. Contohnya
adalah :
 Input/output ratios (misal : process yield)
 Losses (misal : non-product output per material input)
 Recycling procentages (misal : waste recylced per total waste)
 Fractions (misal : percentage of renewable energy, fraction of
recyled materials, fractions of hazardous waste)
 Quotas (misal : percentage of woman in upper management)
 Financial performance ratio (misal ROE, ROA)
Sumber : Szekely & Knirsch (2005)

Lampiran 2

Tabel 2. Indikator Kinerja Sustainabilitas “Business In The Community”


Core Indicators : Basic : Advanced :
Marketplace:  Customer complaints about products and Social impact, cost or
services benefits of company’s
 Advertising complaints upheld core products and
 Upheld cases of anti-competitive behavior services
 Customer satisfaction levels
 Provision for customers with special
needs
Environmant :  Overall energy consumption Environmental impact
 Water usage over the supply chain
 Solid waste produced by weight
 Upheld cases of prosecution for
environmental offenses
 CO2 and other emissions
 Net CO2 measures and offsetting effect
Workplace :  Workforce profile by gender/ race/ Impact evaluations of the
disability/ age effects of downsizing,
 Staff absenteeism restructuring, etc.

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 25


Supriyadi ISSN : 1693-4482

 Number of legal non-compliances on


health and safety; equal opportunities
legislation
 Number of staff grievances
 Upheld cases of corrupt or unprofessional
behavior
 Number of recordable incidents (fatal and
nonfatal) incl. sub-contractors Staff
turnover
 Value of training and development
provided to staff
 Perception measures of the company by
Employees
 Confidential grievance procedures
Community :  Cash value of company support as % of  Impact evaluations
pre-tax profit carried out for
 Individual value of staff time, gifts in kind community
and management costs programs
 Perception
measures of
company as a good
neighbor

Specific Indicator : Basic : Advanced :


Marketplace :  % of suppliers and partners screened for  Customer loyalty
human rights compliance measures
 % of suppliers and partners meeting  Recognizing and
expected standards on human rights catering to
 Perception of the company's performance diversity in
on human rights by its advertising and
customers/employees product labeling
 % of managers meeting the company’s
standards on human rights
Environment :  Use of recycled material
 Percentage of waste recycled
Wworkplace :  Pay and conditions compared to
equivalent local Averages
 Workforce profile compared to
community profile
 Perception of company's performance on
human rights by its employees
Community :  Perception of company's performance on  Project progress and
human rights by the local community achievement
measures
 Leverage of other
resources
Sumber : Szekely & Knirsch (2005)

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 26


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Lampiran 3
Tabel 3. Indikator sustainabilitas PERFORM
• Turnover
• Profit
Economy
• Return on capital
• Labor productivity
• Air emissions
• Water emissions
Environment • Energy and resource input
• Waste
• Environmental management

• Employment
Social • Health and safety
responsibility • Training and education
• Equal opportunities
• Community
Sumber : Szekely & Knirsch (2005)

Lampiran 4
Tabel 4. Indikator Sustainabilitas IChemE
Environmetal indicators
Energy Value Unit of measure
Total primary energy usage GJ/y
Persentage total net primary enegry sourced from renewable %
Total net primary energy usage per kg product Kj/Kg
Total net primary energy usage unit value added Kj/$
Materials
Total raw materials used per unit value added Kg/$
Total raw materials used per kg of product Kg/Kg
Total raw materials recycled Kg/Kg
Hazardous raw materials per kg output Kg/Kg
Water
Net water consumed per unit mass of product Kg/Kg
Net water consumed per unit value added Kg/$
Land
Total land occupied and affected for value added m2/($/y)
Rate of land restoration (restored per year/total) (m2/y)/m
Emissions,effluents and waste 58
Atmospheric acidification burden per unit value added te/y
Global warming burden per unit value added te/y
Human health burden per unit value added te/y
Ozone depletion burden per unit value added te/y
Photochemical ozone burden per unit value added te/y

Economic sustainability indicators


Profit, value, tax
Value added $/y
Value added per unit of sales $/$
Value added per direct employee $/y
Gross margin per direct employee $/y
Return on average capital employed %/y
Taxes paid, as percent of NIBT %
Investment
Percentage increase/decrease in capital employed %/y
R&D expenditure as % of sales %

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 27


Supriyadi ISSN : 1693-4482

Employees with post-school qualification %


New appointments/number of direct employees %/y
Training expenses as percentage of payroll expense %
Ratio of indirect jobs/number of direct employees
Investment in education/employee training expense $/$
Charitable gifts as percentage of NIBT $/y

Social sustainability indicators


Internal-workplace
Benefits as percentage of payroll expenses %
Employee turnover (resigned + redundant/no. employed) %
Promotion rate (no. of promotions/no. employed) %
Working hours lost as percentage of total hours worked %
Income + benefit ratio (top 10%/bottom 10%)
Lost time accident frequency (per million hours worked)
Expenditure on illness and prevention/payroll expense $/$
External-society
Number of stakeholder meetings per unit value added /$
Indirect community benefit per unit value added $/$
Number of complaints per unit value added /$
Number of legal actions per unit value added /$
Sumber : Szekely & Knirsch (2005)

Lampiran 5.
Tabel 5. Key Performance Indikator Sustainabilitas
Environmental Social Economic
General Key Resource reduction Employee satisfaction Performance
Performance Lower emissions Safety and health Customer satisfaction
Indikators (KPIs) Investments Education Shareholders loyalty
to environment Human rights
Innovations Community
Responsibility
for products
Specific sector- Energy effi ciency Employee turnover Safe and good-quality
based indicators Renewable sources rate products
(eg. Processing of energy Training Income from
industry) CO2, NO2 and and qualifi cation operations,
SO2 emissions Age of employees turnover, sales,
Wastes revenues,
Environmental costs, added value
management systems
Product life cycle
Sumber : Kocmanova & Docekalova (2011)

STAR – Study & Accounting Reseach | Vol X, No. 3 - 2013 28

Anda mungkin juga menyukai