Ponorogo
Ponorogo
KOTA PONOROGO
JAWA TIMUR
KOTA PONOROGO
ADMINISTRASI
Profil Wilayah
Kota Ponorogo sebagai ibukota
Kabupaten Ponorogo yang terletak
di bagian Barat Daya Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Timur
mempunyai keuntungan lokasi
yang strategis, yaitu terletak di
sebagai pusat kegiatan regional
Madiun - Pacitan - Trenggalek
Wonogiri (Jawa Tengah) dan
Magetan. Dengan demikian kota
Ponorogo mempunyai peranan
yang sangat penting baik sebagai
pusat koleksi maupun sebagai
pusat distribusi bagi wilayah
hinterlandnya.
KEPENDUDUKAN
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari RUTRK Ponorogo 1997/1998-2007/2008 jumlah penduduk
kota Ponorogo tahun 1996 sebesar 123.013 jiwa, rata-rata prosentase pertumbuhan
penduduk di kota ini eber 0,66% pertahun.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Kertosari
Cekok
Patihan Wetan
Kadipaten
Japan
Gupolo
Beton
Sekaran
Brahu
Manuk
Siman
Patihan Kidul
Tahuk
Ronowijayan
Mangunkusuman
Surodikarman
Tamanarum
Paju
Nologaten
Bangunsari
Brotonegaran
Kepatihan
Banyudono
Jingglong
Cokromenggalan
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Mangkujayan
Kauman
Tambakbayan
Tonatan
Pakunden
Pinggirsari
Beduri
Purbosuman
Keniten
Setono
Singosaren
Jumlah
169.970
159.005
215.015
386.075
237.985
125.975
177.000
160.062
160.986
104.000
114.000
100.000
139.000
132.987
106.015
109.100
9.065
105.800
71.490
73.433
150.985
117.050
89.851
54.725
107.905
274.697
58.275
73.582
117.660
75.120
7.030
128.848
319.682
277.387
159.090
227.960
5.119..905
4.686
2.987
3.853
6.151
2.602
2.003
2.379
1.762
1.767
1.761
2.521
2.315
2.196
2.574
2.896
4.155
1.721
2.855
5.083
5.589
4.033
3.804
5.802
1.439
3.546
9.161
2.523
2.924
3.951
3.433
1.475
1.886
4.958
5.693
2.454
3.965
123.013
Rata-rata
Pertumbuhan
0.76
0.91
0.43
0.47
0.61
1.39
0.84
0.45
0.77
1.13
0.4
0.26
1.58
2.68
0.31
0.39
0.91
0.28
0.45
0.49
0.61
0.64
0.21
1.33
0.35
0.26
0.59
0.32
1.24
3.79
0.60
0.44
1.00
1.07
0.76
0.41
0.68
: 0,47%
: 3.665
: 27.905
Tenaga Kerja
Sektor andalan/potensi daerah adalah perdagangan dan pertanian.
Mata pencaharian di Kota Ponorogo sebagian besar :
Pegawai Negeri/TNI
: 16.732 (jiwa)
Pegawai Perusahaan Swasta
: 17.471 (jiwa)
Pedagang/Pengusaha
: 28.355 (jiwa)
Petani/Peternak
: 27.755 (jiwa)
Lainnya
: 81.409 (jiwa)
(penggalian, listrik, konstruksi, angkutan, pensiunan)
EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Kota Ponorogo telah mempunyai fasilitas perdagangan yang lengkap, fasilitas
tersebut berupa pasar dan pertokoan yang terkonsentrasi di pusat kota. Khususnya
Pasar Kota Ponorogo seperti Pasar Legi di Desa Banyudono, Pasar Pon di Desa
Mangunsuman dan pasar yang ada di Desa Tonotan .
Selain menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, keberadaan pasar tersebut juga
penting dalam rangka menunjang kegiatan sistem koleksi distribusi terhadap
barang-barang kebutuhan penduduk dan beberapa komoditi pertanian yang
dihasilkan oleh Kota Ponorogo dan wilayah sekitarnya. Sedangkan fasilitas
perdagangan yang berupa pertokoan terutama banyak terkonsentrasi di Desa
Mangkujayan, Tamanarum, Tambakjayan, dan Bangunsari.
Hanya saja untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang kebutuhan yang
sifatnya tersier seperti peralatan elektronik , otomotif dan sebagainya, penduduk
selain pergi ke Kota Ponorogo sendiri juga pergi ke kota besar lainnya seperti
Madiun bahkan Surabaya.
Keuangan Daerah
Berdasarkan data yang ada, diperoleh urutan kecamatan dengan PDRB tertinggi
yaitu:
1. Kecamatan Ponorogo : Rp 78.946.251.970,2. Kecamatan Babadan : Rp 61.244.743.980,3. Kecamatan Jenangan : Rp 50.167.829.760,4. Kecamatan Siman
: Rp 37.556.560.940,Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penyebaran kegiatan yang
nantinya bisa mengangkat wilayah lain yang ada di sekitar Kota Ponorogo.
PDRB di Kota Ponorogo sangat tinggi karena ditunjang adanya kegiatan industri
pengolahan besar/sedang yang banyak terpusat di kecamatan Ponorogo serta
sektor-sektor yang lain seperti perdagangan, hotel dan restoran serta jasa
perbankan.
Fasilitas Kesehatan
Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Ponorogo adalah
sebesar 12.301.300 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk
kota Ponorogo (123.013 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang
(100 l/org/hr). Dan dari angka kebutuhan tersebut, yang bisa dilayani oleh PDAM
Kota Ponorogo baru 10.454.500 l/hr. Jadi, kebutuhan air bersih yang masih harus
dilayani di Kota Ponorogo ini sebesar 1.846.900 l/hr atau 21,38 l/det. Dan hal ini
berarti diperlukan peningkatan sarana yang dapat digunakan untuk mengangkut air
bersih sebesar 21,38 l/det.
Tabel 6. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO
NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk
Jiwa
123.013
2. Jumlah pelanggan
Jiwa
3. Penduduk terlayani
%
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
675,786,-
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Jiwa
Jiwa
Jiwa/SR
Jiwa/unit
%
6.945
6.663
30
Rp
%
Orang
Rp
Rp
Tahun
Tahun
188
61
1.296.660
89.940
6
55
Komponen Drainase
Komponen drainase di Kota Ponorogo dikelola oleh Sub. Dinas Cipta Karya Kab.
Ponorogo. Seperti umumnya kota-kota kecil yang masih dominan tercampur dengan
saluran drainase (kecuali saluran tepi jalan). Secara garis besar saluran drainase di
Kota Ponorogo terdiri atas sungai (saluran akhir), saluran primer, saluran sekunder
dan saluran tersier.
Saluran drainase yang berupa kali adalah sebagai berikut :
- Kali Jorohan (sebelah utara) yang membentang dari Barat Timur, dan
- Kali Jenes (sebelah selatan) yang membentang dari Barat Timur.
Sedangkan kondisi selokan yang ada di Kota Ponorogo yang dapa tdiuraikan adalah
sebagai berikut :
- Selokan pengairan dari Dam Cokromenggalan
- Selokan pembagian air dari DamJembangan panjang 6.500 meter.
- Selokan pembagian air dari Dam Tambak kemangi (Sumber ngempak)
panjang 6.000 meter.
- Selokan kering panjang 25.500 meter.
Maka saluran drainase di wilayah Kota ponorogo hampir seluruhnya berupa saluran
terbuka dan hanya sebagian kecil berupa saluran tertutup yaitu di pusat kota.
Komponen Persampahan
Fasilitas persampahan yang tersedia di Kota Ponorogo yaitu berupa bak-bak
sampah keluarga, transfer depo sebanyak 9 unit, tempat pembuangan sampah akhir
(TPA) di Desa Mrican Kecamatan Pulung, serta adanya sarana penunjang yang lain
yaitu unit mobil persampahan dan gerobak pengangkutan sampah.
Kegiatan yang dilakukan adalah adanya station transfer berupa TPS/kontainer yang
menampung sampah dari sampah rumah tangga selanjutnya diangkut ke TPA.
Tahap pembuangan akhir dapat dilakukan dengan sistem controlled landfill, yaitu
sampah diletakkan pada lokasi yang tidak mengganggu kegiatan lain disekitarnya,
untuk itu lokasi TPA Kota Ponorogo diluar kota.
Tabel 7. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PONOROGO
NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kabupaten Ponorogo
2. Sistem
: integrated system
3. Jumlah penduduk
Jiwa
123.013
4. Asumsi produksi sampah
Lt/org/hr
369.039
m3/hr
369,04
5. Jumlah sampah
m3/hr
360
6. Jumlah pelayanan
m3/hr
312,30
7. Cakupan layanan geografis
Ha
2.764,7487
8. Cakupan layanan penduduk
Jiwa
66.427,02
9. Ilegal dumping
: sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA
m3/hr
312,30
2. Nama TPA
:TPA Desa Mrican
3. Status TPA
:4. Luas TPA
Ha
5. Kapasitas
m3
6. Umur
Tahun
7. Sistem
:8. Jarak ke permukiman
Km
9. Incenerator
Unit
10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer
Unit
2. Back hoe
Unit
3. Loader
Unit
4. Shovel
Unit
5. Water tank
Unit
Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Ponorogo disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 8. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA PONOROGO
Jumlah
Penduduk (jiwa)
Timbulan Sampah
Kota Sedang
(lt/org/hr)
Perkiraan
Timbulan
Sampah
Total (m3//hr)
Produksi
aktual
sampah
(m3//hr)
Sampah
yang
Terangkut
(m3/hr)
Selisih
(m3/hr)
123.013
369,04
360
312,30
47,70
56,74*
Dengan melihat jumlah produksi aktual sampah yang dihasilkan, 360 m3/hr, dan
sampah yang terangkut hanya sebesar 312,30 m3/hr, maka masih terdapat 47,70
m/hr yang belum terlayani. Namun, untuk antisipasi kebutuhan di masa yang akan
datang, dengan memperhitungkan asumsi sampah yang dihasilkan per orang per
hari sebesar 3 lt/org/hari dan jumlah penduduk sebesar 123.013 jiwa, maka besarnya
sampah yang masih harus diangkut adalah sebesar 56,74 m/hr.
Berdasarkan data yang ada, panjang keseluruhan dengan fungsi sekunder maupun
primer (berdasarkankan RUTR Kota Ponorogo, tidak termasuk jalan lokasi sekunder
dan lingkungan) adalah 73.737 m.
Tabel 12. KARAKTERISTIK JALAN DI KOTA PONOROGO
No
Uraian
Satuan Besaran
I. Jenis Permukaan
1 Jalan Aspal
Km
2 Jalan Kerikil
Km
3 Jalan Tanah
Km
Panjang Jalan Total
Km
906,77
II. Fungsi
1 Jalan Arteri
Km
2 Jalan Kolektor
Km
3 Jalan Lokal
Km
III. Kewenangan
1 Jalan Nasional
Km
8
2 Jalan Propinsi
Km
75,61
3 Jalan Lokal
IV. Kondisi
1 Jalan Nasional
Baik
Sedang
Rusak
2 Jalan Propinsi
Baik
Sedang
Rusak
3 Jalan Lokal
Baik
Sedang
Rusak
Km
823,16
Km
Km
Km
2,87
5,13
-
Km
Km
Km
22,25
45,53
7,83
Km
Km
Km
244,25
240,25
338,66