Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN LINGGAMAS DENGAN BOX GIRDER

PRATEGANG BERPENAMPANG PERSEGI


(REDESIGN OF LINGGAMAS BRIDGE USING SQUARE SECTION
PRESTRESSED BOX GIRDER)

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Strata Satu Teknik Sipil

GUMILANG ESA SWARABRAMESTA


08 511 138

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN LINGGAMAS DENGAN BOX GIRDER


PRATEGANG BERPENAMPANG PERSEGI
(REDESIGN OF LINGGAMAS BRIDGE USING SQUARE SECTION
PRESTRESSED BOX GIRDER)
Gumilang Esa Swarabramesta
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,
email: gumilangesa@gmail.com

Abstract: Purbalingga is one of regencies in Central Java Province. The district is located
in the basin that flanked by a series of mountains. The geographical position that which
allows many bridges made with different types, one of that bridge is a Linggamas bridge.
Box girder bridge is a girder bridge which the main girder form is a hollow box. Box
girder bridge are generally combined with prestressed system. One form is a square box
girder section.
The results of the redesign in this final assignment is safe against action / expenses
incurred. Redesign includes the upperstructure of the bridge, which are railing, bridge
deck (slab) and a girder prestressed box. Then the lower structure of the bridge is
composed of heads of bridges / abutments, piers bridges, pile cap abutment and pier, and
foundations used in both abutments and pier are bore pile foundation. For load regulation
refers to the regulation of Engineering Planning Bridge, Bridge Management System (BMS
1992) and RSNI T-02-2005.
Key word: prestress, box girder,abutment, pier, bore pile
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Purbalingga merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Pemalang di sebelah utara,
Kabupaten Banjarnegara di sebelah timur
dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di
sebelah barat. Purbalingga berada di
cekungan yang diapit beberapa rangkaian
pegunungan. Di sebelah utara merupakan
rangkaian pegunungan (Gunung Slamet
dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian
selatan merupakan Depresi Serayu, yang
dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan
anak sungainya, Kali Pekacangan. Letak
geografis inilah yang memungkinkan
dibuatnya banyak jembatan dengan
bermacam macam tipe, salah satunya

adalah jembatan Linggamas


yang
melintasi sungai Klawing, tepatnya
menghubungkan
antara
wilayah
Kabupaten
Purbalingga
(wilayah
Kecamatan
Kemangkon)
dengan
Kabupaten
Banyumas
(wilayah
Kecamatan Sokaraja). Jembatan ini
dibangun dengan bentang sepanjang 140
m dan menggunakan tipe jembatan balok
prestessed (45 m 50 m -45 m).
Salah satu tipe struktur jembatan
yamg lain yaitu box girder. Jembatan box
girder adalah jembatan yang dimana
balok utama terdiri dari balok-balok
dalam bentuk kotak berongga. Jembatan
box girder umumnya dipadukan dengan
sistem prategang. Salah satu bentuk
penampang box girder adalah persegi.

Kelebihan dari jembatan box girder yaitu memiliki ketahanan torsi yang lebih baik.
Desain penampang melintang jembatan dapat dilihat pada gambar 1.1, sedangkan
desain penampang memanjang jembatan dapat dilihat pada gambar 1.2
1030
750

115

115

Tiang sandaran
Trotoar
kerb
Lapisan Aspal

10

30

Slab jembatan

box girder

Gambar 1.1 Penampang Melintang Jembatan

5000

4500
Elv + 28

4500
MAB + 26,38

MAN + 22,38

Gambar 1.2 Penampang Memanjang Jembatan

2. LANDASAN TEORI
Secara umum komponen jembatan
dibagi dalam 2 bagian besar, yaitu
upperstructure dan substructure. Bagian
atas jembatan terdiri dari sandaran, batu
pengaman (kerb), lantai jembatan dan
pendukung lantai dengan sistem seperti
balok,
girder/gelagar.
Sedangkan
substructure adalah suatu sistem yang

mendukung upperstructure, terdiri dari


bagian-bagian struktur pendukung jalan
yang terdiri dari abutment, dinding sayap
(wing wall), pilar/kolom, pondasi pilar
dan pondasi abutment (Bindra,1970).
Standar acuan yang digunakan
dalam perencanaan pembebanan ini
adalah Peraturan Perencanaan Teknik

Jembatan Bagian 2 (Bridge Management


System), Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Menurut spesifikasi spesifikasi
peraturan pembebanan dijelaskan bahwa
beban dan aksi-aksi lainnya yang akan
digunakan dalam perencanaan jembatan
jalan raya dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok, yaitu :

Aksi tetap

Aksi sementara

Aksi lingkungan
Pembebanan dan aksi ini selain digunakan
dalam perencanaan jembatan jalan raya
juga termasuk jembatan pejalan kaki dan
untuk bangunan-bangunan sekunder yang
terkait dengan jembatan tersebut.
Perencanaan
Kepala
Jembatan
(Abutment) dan Pilar Jembatan (Pier)
Pangkal jembatan termasuk bagian
bangunan bawah jembatan. Dengan
membangun
abutment
berarti
penghematan
terhadap
panjangnya
jembatan yang akan dibuat. Abutment
merupakan suatu peralihan dari jembatan
kepada badan lintasan dari tanah dan
biasanya menutupi badan lintasan ini
tegak lurus.
Bagian-bagian dari abutment yang
akan dibuat pada disain jembatan

Linggamas ini antara lain Back wall, brast


wall, wing wall dan pile cap. Untuk lebih
jelasnya dapat disajikan pada gambar 2.1
Wing wall
P struktur atas

P jack
Back wall

Corbel

Breast wall

Pile cap
O

Gambar
2.1
Linggamas

Abutmen

Jembatan

Bentuk
pilar
jembatan
pada
perencanaan
jembatan
Linggamas
menggunakan kolom persegi, seperti
terlihat pada gambar 2.2

Ba
Muka Air Banjir
Headstock

hh

Lc

Hb
Muka Air rata - rata

Bc

Bc
Column

Column

Hr
ht

Pile Cap
Gambar 2.2 Pier Jembatan Linggamas

3. METODE PENELITIAN
Struktur jembatan Linggamas yang
akan direncanakan adalah jembatan
dengan tipe beton prategang yang
memiliki spesifikasi sebagai berikut.
1.
Struktur atas berupa slab jembatan
dan balok prategang simple beam 3
bentang,
2.
Struktur bawah berupa beton
bertulang yang terdiri dari.
a. abutment, dan
b. pilar
Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dari tugas
akhir Perencanaan Jembatan Linggamas
ini meliputi :

1.

Menentukan
spesifikasi
dan
konfigurasi struktur jembatan
2.
Menghitung beban-beban yang
bekerja pada jembatan
3.
Merencanakan
elemen-elemen
struktur jembatan
4.
Menganalisa struktur jembatan
dengan program SAP 2000 dan
program tambahan lain
5.
Menyimpulkan hasil
Langkah-langkah
penyelesaian
tugas akhir ini dapat digambarkan dalam
bentuk flow chart pada gambar 3.1 berikut
ini.

Flow Chart Perencanaan Ulang Jembatan


Linggamas
START

A
Mencari data
jembatan yang
akan
direncanakan
ulang

Merencanakan struktur bawah jembatan


1. Merencanakan abutment jembatan
2. Merencanakan pilar (pier)
3. Merencanakan pondasi jembatan

Memilih beban
yang akan
digunakan

No

Merencanakan
desain jembatan
Analisis Aman?

Merencanakan
elemen struktur
awal

Yes

Gambar detail jembatan


Menghitung beban
yang bekerja

Merencanakan struktur
atas jembatan
- Merencanakan trotoar
jembatan
- Merencanakan plat
lantai (slab)
- Merencanakan
gelagar beton
prategang

Kesimpulan

FINISH

No
Analisis Aman?

Gambar 3.1 Flow Chart Perencanaan Ulang


Jembatan

Yes
A

4. ANALISIS

B2

B1

A. Upperstructure (Struktur Atas


Jembatan)
MPa, tulangan polos dengan mutu baja fy

B2
t1

H
t2
t3

t3

t3

Gambar 4.1 Dimensi Box Girder


Tabel 4.1 Dimensi Box Girder
Slab atas
bagian tengah
Slab atas
bagian tepi
Slab bawah
Dinding web
tengah
Lebar total
box

B1

t1

B2

t2

t3
Btot = B1
+ 2* B2
h = H - t1 Tinggi dinding t5

=
=
=

7,5
0
0,3
0
1,4
0
0,3
5
0,4
5
10,
30
1,9
5

m
m
m
m
m
m
m

Jembatan
Linggamas
yang
melintasi sungai Klawing ini akan
dilakukan redesign dengan tipe jembatan
box girder prestressed dengan penampang
persegi. Spesifikasi bahan yang digunakan
pada penulisan Tugas Akhir ini yaitu :
untuk struktur balok girder digunakan
mutu dengan kuat tekan beton fc = 45,65
MPa untuk struktur pier dan abutment
digunakan mutu beton K- 300 atau fc =
24,9 MPa dan untuk bored pile digunakan
mutu beton K- 350 atau fc = 29,05 MPa
untuk baja tulangan digunakan tulangan
ulir atau deform dengan mutu baja fy = 390

= 240 MPa dan untuk baja tulangan


prategang digunakan mutu baja fpu= 1860
MPa. Hasil analisis bagian - bagian
upperstructure dapat dilihat sebagai
berikut
- Tiang sandaran
Tiang
sandaran
direncanakan
memakai plat beton ukuran tebal 150 mm,
dengan tulangan pokok 2 D10 mm dan
tulangan sengkang menggunakan P8 200 mm.
- Kerb
Kerb direncanakan memakai plat
beton ukuran tebal 300 mm, dengan
tulangan pokok 5 D10 mm dan tulangan
sengkang menggunakan P8 - 200 mm.
- Slab lantai jembatan
Sistem pelat lantai pada redesign
jembatan Linggamas ini merupakan pelat
satu arah dengan ketebalan 300 mm.
Kemudian dari analisis penulangan
didapatkan tulangan pokok D19 - 100
mm, mm. Untuk tulangan susut
didapatkan D13 - 200 mm.
- Box girder
Perencanaan
balok
Jembatan
Linggamas menggunakan struktur balok
prategang full prestress paska tarik. Balok
direncanakan menggunakan profil box
persegi dengan tinggi profil 2,6 m dengan
bentang 45 m dan 50 m. Baja prategang
menggunakan Untaian kawat (strand)
untuk sistem prategang menggunakan
strand 7 kawat yang sesuai dengan
spesifikasi ASTM A-416 dan angkur yang
digunakan yaitu angkur tegangan VSL tipe
E-45 dengan jumlah tendon 24 buah.

Pada balok prategang bentang 45 m,


pemeriksaan tegangan beton pada saat
transfer pada serat atas dari perhitungan
didapatkan f a =-10,72MPa lebih kecil
dari

tegangan

yang

diijinkan

tegangan yang diijinkan fci =21,91MPa


maka tegangan beton pada saat transfer
dinyatakan aman. Kemudian untuk
tegangan beton yang terjadi pada saat
layan yang terjadi pada serat atas fa =17,17MPa lebih kecil dari tegangan
yang diijinkan fcs = 20,54 MPa dan
pada serat bawah fb = -3,58MPa lebih
kecil dari tegangan yang diijinkan fts =
3,38MPa , maka struktur beton
prategang dinyatakan aman.
Sedangkan pada balok prategang
bentang 50 m, pemeriksaan tegangan
beton pada saat transfer pada serat atas
dari perhitungan didapatkan f a =11,99MPa lebih kecil dari tegangan
yang diijinkan fti =1,51MPa dan pada
bawah

didapatkan

fb

300.0

D16 - 100
D16 - 100

D16 - 100

18,541lebih kecil dari tegangan yang


diijinkan fci =21,91MPa maka tegangan
beton pada saat transfer dinyatakan aman.
Kemudian untuk tegangan beton yang
terjadi pada saat layan yang terjadi pada
serat atas fa =-19,843MPa lebih kecil
dari tegangan yang diijinkan fcs = 20,54
MPa dan pada serat bawah fb = 1,902MPa lebih kecil dari tegangan
yang diijinkan fts = 3,8MPa , maka
struktur beton prategang dinyatakan aman.

2300.0

D16 - 120

fti

=1,51MPa dan pada serat bawah


didapatkan fb = -17,05lebih kecil dari

serat

10300.0

D19 - 100 D13 - 200

D16 - 100
450.0

6600.0

450.0

Gambar 4.2 Penulangan Box Girger


Bentang 45 m dan 50 m
B. Substructure (Struktur Bawah
Jembatan)
Hasil analisis substructure dapat dilihat
sebagai berikut
- Abutment
Abutment jembatan merupakan
bagian kepala jembatan yang didisain
berdasarkan pengaruh dari beban-beban
vertikal dari struktur atas dan horizontal
dari tekanan tanah dan gaya rem.
Abutment memiliki tinggi 10,7 meter
dengan lebar 10 meter . Bagian-bagian
struktur abutment terdiri dari:
Back Wall
Back wall dibagi menjadi dua yaitu :
back wall atas dan back wall bawah.
Perencanaan back wall atas diperoleh
tulangan pokok D25 - 250 mm, tulangan
susut D19 - 300 mm dan tulangan geser
D16 200 mm. Untuk back wall bawah
diperoleh tulangan pokok D25 - 200 mm
,tulangan susut D19 - 250 mm dan
tulangan geser D16 200 mm.
Corbel
Corbel direncanakan dengan ukuran
2

(60 x 150) mm dengan lebar 10300 mm.


Corbel direncanakan mampu menahan
jacking force yang terdiri dari berat
sendiri struktur atas, beban mati
tambahan, dan beban lalu-lintas, untuk
perhitungan analisis gaya dan momen
7

pada pier head menggunakan hitungan


manual.
Berdasarkan
hasil
analis
penulangan diperoleh tulangan pokok D25
- 100 dan tulangan susut D19 - 125. Untuk
tulangan geser diperoleh D16 - 50
Breast Wall
Breast Wall ini merupakan dinding
beton bertulang dengan analisa struktur
dianggap sebagai kolom 2 muka. Dimensi
2

Breast Wall memiliki 1,4 x 10 m , dari


hasil anlisa penulangan diperoleh tulangan
pokok D25 70 mm dan tulangan geser
D16 200 mm.
Wing Wall
Wing wall direncanakan dengan
tebal 0,8 m, analisis struktur yang
dilakukan wing wall diasumsikan sebagai
pelat kantilever yang menahan beban
lateral dari tekanan tanah aktif. Hasil
perhitungan penulangan wing wall bab 5
diperoleh tulangan pokok arah vertikal
D25 - 100 mm. Untuk tulangan pokok
arah horizontal diperoleh D25 - 150 mm.
Pile Cap Abutment
Pile cap pada abutment disebut juga
telapak abutment dianggap sebagai sistem
balok kantilever yang menerima beban
dari bawah. Dimensi pile cap Bx x By (
2

Pondasi Abutment
Untuk mendapatkan kuat dukung
tanah yang baik, maka pierdidukung oleh
pondasi bore pile. pondasi bore pile
digunakan dengan ukuran panjang 20 m,
diameter 1 m, dan digunakan dua lapis
tulangan pokok dengan jumlah 14 buah.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Penulangan
Abutment
Jenis Tulangan
Struktur
Utama
Pokok Susut Geser
No
Abutment (mm) (mm) (mm)
1
Back Wall D25 - D19 - D16
Atas
250
300
200
2
Back Wall D25 - D19 - D16
Bawah
200
250
200
3
Corbel
D25 - D19 - D16 100
125
50
4
Breast
D25
D16
Wall
70
200
5
Wing Wall D25 Ver
100
6
Wing Wall D25 Hor
150
7
Pile Cap
D25 - D25 D16
100
200
200
8
Bore Pile 14 x 2
D10 D - 19
200

7500 x 10000 ) mm , didapatkan tulangan


pokok D25 100 mm , tulangan susut
D25 200 mm serta tulangan geser D16
200 mm.

D25 - 100

25 - 100

D25 - 250
D16 - 200
D19 - 300

1400.0

D25 - 200
D19 - 250
D16 - 200

D25 - 100
D16 - 50
8000.0

D19 - 125

D25 - 70

D25 - 150

D16 - 200
D25 - 70

D25 - 150
D25 - 100
1200.0

D19 - 200
D25 - 200

800.0

D25 - 200

D25 - 100

7500.0

Gambar 4.3 Penulangan Abutment


sendiri struktur atas, beban mati
- Pier
Pier merupakan struktur bawah
tambahan, dan beban lalu-lintas, untuk
jembatan yang berfungsi meneruskan
perhitungan analisis gaya dan momen
beban struktur atas kestruktur fondasi.
pada pier head menggunakan hitungan
Bagian-bagian struktur pilar terdiri
manual.
Berdasarkan
hasil
analis
sebagai berikut ini
penulangan diperoleh tulangan pokok D25
- 90 dan tulangan susut D19 - 100. Untuk
Headstcok/ Pier Head
tulangan geser diperoleh D16 - 200
Dimensi pier head direncanakan
2
Kolom Pier
dengan ukuran (2100 x 2700) mm
Kolom pier direncanakan dengan
dengan lebar 10300 mm. Beban-beban
pada pier head berasal dari beban
gravitasi dan horizontal dari struktur
atasnya yaitu balok prategang, untuk
perhitungan analisis gaya dan momen
pada pier head menggunakan hitungan
manual.
Berdasarkan
hasil
analis
penulangan diperoleh tulangan pokok D25
- 50 dan tulangan susut D19 - 60. Untuk
tulangan geser diperoleh D16 - 100
Corbel
Corbel direncanakan dengan ukuran
2

(62 x 210) mm dengan lebar 10300 mm.


Corbel direncanakan mampu menahan
jacking force yang terdiri dari berat

ukuran 2 x (2500 x 2500) mm dan tinggi


6000 mm. Beban-beban pada kolom
berasal dari beban gravitasi struktur yang
terletak diatasnya ditambah beban gempa.
Berdasarkan hasil analisis penulangan
diperoleh 2 lapis tulangan pokok dengan
jumlah 26 D25 mm dan tulangan susut
D25 - 100. Untuk tulangan geser
diperoleh D16-100 mm.
Pile Cap Pier
Pile cap pada pier direncanakan
2

dengan ukuran (7500 x 11500) mm ,


dengan ketebalan 1300 mm. Hasil
perhitungan bab 5 pada penulangan pile

cap diperoleh tulangan lentur arah x D25 100 mm dan arah y D25 100 mm. Untuk
tulangan geser arah x diperoleh D19 - 100
mm dan tulangan geser arah y D19 - 100
mm
Pondasi Pier
Untuk mendapatkan kuat dukung
tanah yang baik, maka pierdidukung oleh
pondasi bore pile. pondasi bore pile
digunakan dengan ukuran panjang 18 m,
diameter 1 m, dan digunakan dua lapis
tulangan pokok dengan jumlah 14 buah.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Penulangan Pier
Jenis Tulangan
Struktur
Utama
Pokok Susut Geser
No
Pier
(mm) (mm) (mm)
1
Headstock D25 - D19 - D16 50
60
100
2
Corbel
D25 - D19 - D16
90
100 200
3
Kolom
26 x 2 D25 - D16Pier
D25
100 100

Pile Cap
arah-x
Pile Cap
arah-y
Bore Pile

5
6

D25 100
D25 100
14 x 2
D19

D19 100
D19 100
D10 200

D25 - 60
D25 - 50
D16 - 100
D19 - 65
D25 - 90
D16 - 200

D19 - 100
D25 - 90
D16 - 200

D16 - 100

26 D25

D25 - 100

2500

POTONGAN C - C

10000.0

26 D25
D16 - 100
D25 - 100

1300.0

D19 - 100
D25 - 200

800.0

D25 - 100

D25 - 100

3750.0
7500.0

Gambar 4.4 Penulangan Pier

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah ditunjukkan pada babbab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan berupa perbandingan yang dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Perbandingan Desain Awal dan Hasil Redesain Jembatan Linggamas
No
Pembanding
Desain Awal
Hasil Redesain
1. Tipe jembatan
Jembatan I Girder Prategang
Jembatan Box Girder Prategang
Dimensi Abutment,dengan
Dimensi Abutment,dengan
spesifikasi :
spesifikasi :
a. Back Wall :
a. Back Wall :
- Back Wall Atas = p x l x t
- Back Wall Atas = p x l x t =
= (1,3 x 10,3 x 0,35) m
Struktur bawah
(1,4 x 10,3 x 0,35) m
2.
- Back Wall Bawah = p x l
abutment
- Back Wall Bawah = p x l x t =
x t = (3 x 10,3 x 0,55) m
(2,9 x 10,3 x 0,55) m
b. Corbel :
b. Corbel :
p x l x t = (0,6 x 10,3 x
p x l x t = (0,6 x 10,3 x 1,5) m
1,5) m

10

Lanjutan Tabel 4.4


c. Breast Wall :
p x l x t = (1,17 x 10,3 x
7,235) m
d. Pile Cap :
p x l x t = (7,4 x 10,3 x
1,8) m
e. Fondasi Bored Pile :
- Diameter pile 0,8 m
- Panjang pile 18 m
- Jumlah pile 25 buah (nx
= 5, ny = 5)

c. Breast Wall :
p x l x t = (1,4 x 10,3 x 4,1) m
d. Pile Cap :
p x l x t = (7,5 x 10,3 x 1,2) m
e. Fondasi Bored Pile :
p x l x t = (7,4 x 10,3 x 1,8) m
- Diameter pile 1 m
- Panjang pile 20 m
- Jumlah pile 24 buah ( nx = 4 ,
ny = 6)

Dimensi Pier,dengan
spesifikasi :
Dimensi Pier,dengan spesifikasi :
3. Struktur bawah
a. Headstock :
a. Headstock :
pier
p x l x t = (2,7 x 13,35 x
p x l x t = (2,5 x 10,3 x 2,7) m
2,7) m
b. Corbel :
b. Corbel :
p x l x t = (0,72 x 10,3 x 1,2) m
p x l x t = (0,62 x 13,35 x
c. Column :
1,2) m
D = 2,5 m
c. Column :
d. Pile Cap :
D = 2,7 m
p x l x t = (7,5 x 11,5 x 1,3) m
d. Pile Cap :
e. Fondasi Bored Pile :
p x l x t = (11,5 x 11,5 x
- Diameter pile 1 m
2,7) m
- Panjang pile 18 m
e. Fondasi Bored Pile :
- Jumlah pile 30 buah buah ( nx
- Diameter pile 0,8 m
= 5 , ny = 6)
- Panjang pile 18 m
- Jumlah pile 30 buah buah
( nx = 5 , ny = 6)
girder prategang lebih efisien dari
Saran
pada
disain
eksisting
yang
Dengan
memperhatikan
hasil
menggunakan struktur balok beton
kesimpulan di atas, maka dapat diberikan
prategang.
beberapa saran antara lain sebagai berikut
2.
Perlu pembanding jenis jembatan
ini :
dan struktur yang lain untuk
1.
Perlu adanya perhitungan rencana
mengetahui jenis jembatan apakah
anggaran dan biaya (RAB) supaya
yang efektif dengan bentang yang
dapat diketahui apakah disain
ada dan struktur apa yang lebih tepat
jembatan menggunakan struktur box
digunakan.

11

3.

Dalam menganalisis menggunakan


software perlu adanya ketelitian dan
kualitas software yang baik agar
mendapatkan nilai yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Bindra, S.P. (1992) Principle and
Practice of Bridge Engineering.
Dhopat and Son, New Delhi
Supriyadi,
Bambang dkk. (2000).
Jembatan. Beta Offset, Jakarta.
Kadir, A., Diktat Struktur Beton
Prategang, Yogyakarta, 2006
Widodo,
Diktat
Struktur
Beton
Bertulang, Yogyakarta
Lin, T.Y. and Burns, Ned H., Design of
Prestressed Concrete Structures,
NewYork, John Wiley & Sons, 1981
Lin, T.Y. and Burns, Ned H., Disain
Struktur Beton Prategang jilid 1
dan 2 terjemahan Mediana Sianipar,
Interaksara, 2000
Nawy, Edward G., Beton Prategang
Suatu Pendekatan Mendasar jilid
1 dan 2 terjemahan Bambang
Suryoatmono, Erlangga, 2001
Dipohusodo, Istimawan. (1994). Struktur
Beton
Bertulang.
Gramedia,
Jakarta
Anonim. (1992). Peraturan Perencanaan
Teknik Jembatan Bagian 2 Beban
Jembatan, Bridge Management
System. Departemen Pekerjaan
Umum Republik Indonesia
Anonim. (1992). Peraturan Perencanaan
Teknik
Jembatan
Bagian
6
Perencanaan Beton Struktural,
Bridge
Management
System.
Departemen
Pekerjaan
Umum
Republik Indonesia
Anonim. (1992). Bridge Design Manual

Section 4 Design of Earthquake


Resistant Bridge Structures, Bridge
Management System. Departemen
Pekerjaan
Umum
Republik
Indonesia
Anonim. (2002). SNI 2002 Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Departemen
Pekerjaan
Umum
Republik
Indonesia, Jakarta
Das M Braja (2007). "Priciples of
Foundation
Engineering".
www.brookscole. com.
Sosrodarsono Suyono dan Nakazawa
Kazuto. (1980)."Mekanika Tanah
dan Teknik Pondasi". PT Pradnya
Paramita, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai