PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh timbulnya defisit
neurologis fokal secara mendadak yang menetap setidaknya 24 jam dan
disebabkan oleh kelainan sirkulasi otak. (Stephen J &William F. Ganong,
2006).
Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi
dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan),yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah pada bagian otak yang mengelola bagian tubuh yang kehilangan
funsin tersebut.(J.B Suharjo,2008)
2.2 Insidensi
Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke merupakan
penyebab kematian utama di rumah-rumah sakit di Indonesia. Prevalensi stroke di India
diperkirakan 203 pasien per 100.000 penduduk, sedangkan di China insidennya 219 per
100.000 penduduk. Kemajuan teknologi kedokteran berhasil menurunkan angka
kematian akibat stroke, namuu angka kecacatan akibat stroke cenderung tetap bahkan
meningkat.DIperkirakan terdapat 2 juta penderita pascastroke di Amerika dengan biaya
perawatan 65,6 miliar dolar pada tahun 2008. (Depkes RI,2007)
2.3 Etiologi
1. Trombus (suatu bekuan darah yang menghambat aliran darah)
2. Emboli
Merupakan suatu massa, dapat berupa bekuan darah atau materi lain,
yang terbawa aliran darah melalui pembuluh (darah), tersangkut di
sebuah pembuluh darah atau percabangan yang terlalu kecil untuk
dilewatinya sehingga menyumbat sirkulasi darah.
Keadaan yang menyebabkan emboli :
Infark miokardial
Fibrilasi arteri
3. Hemoragi
Perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim
otak yang dapat menyebakan penekanan, pergeseran dan pemisahan otak yang
Perdarahan subaraknoid
Rupture aneurisma
Henti jangtung-parah
5. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia semakin tua semakin besar
pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi
(penuaan) yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh
darah lebih kaku karena adanya plak.
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding
perempuan.Hal
ini
mungkin
terkait
bahwa
laki-laki
cenderung
Aphasia
Homonymous hemianopsia
Denial paralisis
Sakit kepala
Peresis vasomotor
Hilang fungsi sensori secara berlebihan pada ibu jari kaki, telapak
kaki dan tungkai
Gangguan mental
Serebral paraplegia
Inkontinen rutin
Daerah perifer:
Homonymous hemianopsia
Berkeringat
Daerah pusat :
Jika thalamus yang dipengaruhi, akan ada sensorik yang hilang dari
seluuruh modalitas, nyeri spontan, intensional tremor dan
hemaperesis ringan
Disfasia intermittent
Nistagmus horizontal
Paralisis wajah
Sindroma horner
Sisi kontralateral :
Nistagmus horizontal
Defisit
Neurologik
Iskemik
Sepintas/Reversible
Ischemic
b. Berdasarkan Patologis
Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada
dengan
hipertensi
dan
merupakan
indikator
penyakit
aterosklerosis.
Subarakhnoidal
(PSA)
adalah
keadaan
Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi akibat robeknya
vena jembatan ( bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan
otak dan sinus venosus di dalam durameter atau karena robeknya araknoidea.
Komplikasi Kronik
a. Herniasi Otak
Ditandai dengan koma yang tidak berespon terhadap stimulus nyeri,
perubahan TTV, bradikardia, peningkatan TD sistolik dengan tekanan nadi
yang meluas, henti napas, tidak ada reflex batang otak (reflex kornea, muntah,
menelan, okulosefalik, dan okulovestibular), dilatasi pupil ipsilateral atau
bilateral.
b.
muntah, disfungsi motorik, kejang, pola napas tidak teratur, tanda babinski
positif, perubahan sensorimotor kontralateral, perubahan ukuran, bentuk dan
reaksi pupil, keterlibatan saraf cranial yang lain bergantung pada keparahan.
c.
d.
Disritmia
Perubahan frekuensi dan irama jantung, QT yang memanjang, depresi
pada
tingkat
dapat
diterima
akan
membantu
dalam
Komplikasi Akut
darah pasca strok tinggi. Akan tetapi seringkali terjadi kenaikan gula darah
pasien sebagai reaksi kompensasi atau akibat mekanisme stress.
c.
Gangguan Respirasi
Baik akibat infeksi maupun akibat penekanan pusat napas.
(Hadi Hartono,2006)
2.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vascular.
2. CT Scan
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang
pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
3. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Merupakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi dan
besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan
area yang mengalami lesi dan infark akibat hemoragik.
4.USG Dopler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis)
5. EEG
Pemeriksaan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
(Arif Mutaqin, 2005)
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Non Pembedahan
a. Terapi antikoagulan. Kontradiksi pemberian terapi antikoagulan pada
klien dengan riwayat ulkus, uremia, dan kegagalan hepar. Sodium
heparin diberikan secara subkutan atau melalui IV drip.
b. Phenytonin (dilantin) dapat digunakan untuk mencegah kejang
c. Enteris-coated. Misalnya aspirin dapat digunakan untuk lebih dulu
untuk menghancurkan trombotik dan emolik
d. Epsilon-aminocaproc acid (Amicar) dapat digunakan untuk stabilkan
bekuan diatas anurisma yang rupture
e. Calcium channel blocker (nimodipidine) dapat diberikan untuk
2.9.2
2.9.3
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu
bidang
Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan
melalui slang nasogastrik.
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula
darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu
selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg
% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa
40% iv sampai kembali normal dan harus dicari penyebabnya.
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obatobatan sesuai gejala.
Terapi khusus:
Stroke Hemoragik
Terapi umum
Terapi khusus :
memburuk dengan
Pertolongan Pertama
A (arm)
Minta
penderita
mengangkat
kedua
4. Pencegahan Tertier12
Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka yang telah menderita
stroke agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi
ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan seharihari. Pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik,
mental dan sosial. Rehabilitasi akan diberikan oleh tim yang terdiri dari
dokter, perawat, ahli fisioterapi, ahli terapi wicara dan bahasa, ahli
okupasional, petugas sosial dan peran serta keluarga.
a. Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat membantu
proses pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu yang
pertama adalah fisioterapi, diberikan untuk mengatasi masalah gerakan
dan sensoris penderita seperti masalah kekuatan otot, duduk, berdiri,
berjalan, koordinasi dan keseimbangan serta mobilitas di tempat tidur.
Terapi yang kedua adalah terapi okupasional (Occupational Therapist atau
OT), diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mandi, memakai baju, makan dan buang air.
Terapi yang ketiga adalah terapi wicara dan bahasa, diberikan untuk
melatih kemampuan penderita dalam menelan makanan dan minuman
dengan aman serta dapat berkomunikasi dengan orang lain.
b. Rehabilitasi Mental
Sebagian besar penderita stroke mengalami masalah emosional yang dapat
mempengaruhi mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah tersinggung,
tidak bahagia, murung dan depresi. Masalah emosional yang mereka alami
akan mengakibatkan penderita kehilangan motivasi untuk menjalani proses
rehabilitasi. Oleh sebab itu, penderita perlu mendapatkan terapi mental
dengan melakukan konsultasi dengan psikiater atau ahki psikologi klinis.
c. Rehabilitasi Sosial
Prognosis
Patofisiologi
2.13
Asuhan Keperawatan
2.13.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a.
Bio Data
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
b.
Nama
Usia
Alamat
Jenis Kelamin
Pendidikan
Agama
Suku Bangsa
Tanggal Masuk Dirawat
:
:>60 tahun
:
:
:
:
:
:
Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara cadel, tidak dapat berkomunikasi,
dan penurunan tingkat kesadaran.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang
sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan, separuh badan atau gangguan fungsi
otak lain.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat
anti-koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan, riwayat merokok
dan penggunaan alcohol.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga hipertensi, diabetes mellitus, atau ada riwayat stroke
dari generasi terdahulu.
c. Data Biologis
Perlu dikasji lebih lanjut mengenai data biologis seperti trisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat dan tidur, personal hygiene.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami gangguan bicara
yaitu sulit dimengerti, kadang tidak bisa bicara.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital : mungkin normal atau dapat ditemukan hal-hal
berikut :
TD
b. Temuan diagnostic
CT Scan : Menunjukan area hemoragi serebral dengan segera dan area
iskemik atau infarkyang mulai terjadi 3 jam setelah oklusi
vaskular
Angiogram serebral : Biasanya ditunda sampai kondisi pasien stabil, mengevaluasi
dan mengidentifikasi area ulserasi, stenosis, thrombus, dan
oklusi serta pola aliran kolateral
Menunjukan
adanya
aneurisme
atau
malformasi
dan eksternus.
Saraf VII Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris,
membuka mulut
Saraf XI tidak ada atrofi otot sternokleidoimastoideus dan trapezius
Saraf XII lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi
serta indra pengecapan normal.
Karena stroke adalah penyakit saraf motoric atas (UMN) dan mengakibatkan
kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik maka perlu dilakukan
pengkajian sistem motorik. Selain itu peru dilakukan pengkajian refleks baik
Data
Etiologi
Factor risiko
Do :>400.000 mEq,
hemiparesis, TD : 180/120,
RR : 26 x /menit, apneu,
Plak
Aterosklerosis
Menonjol ke lumen
Medesak ateriol
Aneurisma
Masalah
Ketidakefektifan perfusi
jaringan otak
Pembuluh darah pecah
Perdarahan
Stroke
Deficit neurologis
Infark serebral
Ketidakefetifan perfusi
jaringan otak
Kriteria
: klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, mual dan kejang.
GCS 4, 5, 6, pupil isokor, refleks cahaya (+), tanda-tanda vital normal
(nadi: 60-100 kali per menit, suhu: 36 -36,7 0C, pernapasan 16-20 kali per
menit)
INTERVENSI
RASIONAL
Keluarga
lebih
berpartisipasi
penyembuhan
akan
menyebabkan
risiko
proses
untuk
GCS
lanjut
akan
menyebabakan
dengan
peingkatan
diastolic.
Sedangkan
meningkatkan
risiko
dehidrasi
mengejan berlebihan
pengunjung
Monitor
oksigen
AGD
bila
diperlukan
pemberian
Steroid
Aminofel
Antibiotika
secara umum.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas
BAB III
PENUTUP
2.14
Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan
oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang. Stroke bukan merupakan penyakit
tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit
diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah,
diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer. Stroke hemoragik adalah
disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer
substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis,
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher
bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang.
Sedangkan pada stroke non-hemoragik pembuluh darah dapat
mengalami penyempitan karena ateroslerosis, yakni pembuluh darah menjadi
kaku dan elastisitas berkurang.Penyempitan ini menyebabkan aliran darah
yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak berkurang.Gumpalan darah
tersebut bisa saja terlepas dan terbawa aliran darah kemudian menyangkut di
pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan sumbatan disana. Selain
aterosklerosis, gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan stroke
iskemik.
2.15
Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah ini sudah sangat
lumrah di kalangan kita. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke,
maka yang harus kita ubah mulai
sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan teratur. Jika kita
membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi
&
RA
Tutui
Kuswardani.
2006.
Stroke
dan
KUIS :
1. Sebutkan faktor resiko dari stroke !
2. Sebutkan komplikasi dari stroke !
3. Apakah perbedaan stroke hemoragi dan non hemoragi ?
4. Apakah masalah utama dari stroke ?
5. Kenapa kolesterol tinggi dapat menyebabkan stroke ?
6. Bagaimana penanggulangan pertama untuk serangan stroke?
7. Sebutkan 5 manifestasi klinis stroke!
8. Sebutkan 3 obat yang digunakan pada penatalaksanaan stroke!
JAWABAN
1. Usia, jenis kelamin, herediter, rasa tau etnis, hipertensi, penyakit jantung,
diabetemellitus, hiperkolestrolemia, obesitas, merokok
2. Herniasi otak, Peningkatan tekanan intracranial, Insufisiensi pernapasan atau
henti napas, disritmia, Hipoksia Serebral, Embolisme Serebral, Kenaikan
Tekanan Darah, Gangguan Respirasi
3. Pada stroke hemoragik terjadi pecahan pembuluh darah yang menyebabkan
Kesulitan bicara
Gangguan pendengaran
Nyeri kepala
Muntah-muntah
8. Obat
a. Terapi antikoagulan. Kontradiksi pemberian terapi antikoagulan pada klien
dengan riwayat ulkus, uremia, dan kegagalan hepar. Sodium heparin
diberikan secara subkutan atau melalui IV drip.
b. Phenytonin (dilantin) dapat digunakan untuk mencegah kejang
c. Enteris-coated. Misalnya aspirin dapat digunakan untuk lebih dulu untuk
menghancurkan trombotik dan emolik
d. Epsilon-aminocaproc acid (Amicar) dapat digunakan untuk stabilkan bekuan
diatas anurisma yang rupture
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak
yang lepas.
10. Intervensi :
Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TIL dan akibatnya
Baringkan klien (bed rest) total dengan posisi terlentang tanpa bantal
Bantu pasien untuk membatasi mundah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan
napas bila bergerak atau berbalik di tempat tidur
Steroid
Aminofel
Antibiotika