Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

TEORI BELAJAR BURRHUS FREDERIC


SKINNER
dan
JEROME SEYMOUR BRUNNER
Oleh:

1. Alfi Ertando
(K4313006)
2. Jumiati
(K4313040)
3. Novasari Widiasti
(K4313050)
4. Putri Iknesia Widya Pangestika

TEORI BELAJAR B.F. SKINNER


KELOMPOK : ZAYYANA, ALFI, PUTRI, NOVASARI, JUMIATI

Nama Lengkap
: Burrhus Frederic Skinner
TTL
: (Susquehanna, Pensylvania) Amerika Serikat, 20 Maret 1904
Riwayat Pendidikan :
- Belajar di Hamilton College, di dekat Uthica (lulus th 1926)
- Kuliah psikologi di Harvard (th 1928) bidang tingkah laku hewan
- Berhasil meraih gelar doktor (th 1931)
Riwayat Pekerjaan :
- Bekerja di laboratorium Crozier
- Pengajar di Universitas Minnesota
- Melibatkan diri dalam kegiatan penelitian mengenai perang yang disponsori oleh
General Mills dan juga menjadi anggota Guggenheim
- Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indiana
- Mengembangkan teorinya dengan melakukan eksperimen-eksperiman
pengondisian operan (operant conditioning).
- Mengembangkan teorinya dengan melakukan eksperimen pengondisian operan
(operant conditioning)
- Menobatkan Skinner sebagai pencipta teknologi pendidikan (th 1954)

SKINNER BOX
Kotak Skinner ini berisi dua macam komponen pokok, yaitu
manipulandum dan alat pemberi reinforcement yang
antara lain berupa wadah makanan (food dispenser).
Manipulandum adalah komponen yang dapat dimanipulasi
dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement.
Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan
pengungkit (Response lever)
Keterangan :
1. Loudspeaker sebagai rangsangan
2. Lights (lampu) sebagai rangsangan
3. Electrified grid (lantai berarus listrik)
4. Response lever (tuas), Ketika tuas ditekan, makanan,

air, atau beberapa jenis lain dari penguatan mungkin


ditiadakan

SKINNER BOX

SKINNER BOX

MENGAPA TEORI INI DIHASILKAN ???

Skinner tidak sependapat dengan teori S-R (Stimulus-Respon)


Skinner menghindari kontradiksi

model kondisioning klasik dari


Pavlov
kondisioning instrumental dari
Thorndike

TEORI BEHAVIORISTIK
Penguatan Positif

Operant Condisioning

melibatkan pengendalian konsekuensi

Penguatan Negatif
Punishment/Hukuman
Reward

Perilaku yang diperkuat cenderung diulang (yaitu diperkuat); perilaku yang tidak

diperkuat cenderung mati-atau dipadamkan (yaitu melemah) #Skinner


Percobaan menggunakan hewan yang ia tempatkan di 'Skinner Box

1. Operants
Netral
2. Reinforcers
3. Punishers

PERBANDINGAN TEORI OPERANT CONDITIONING PADA


HEWAN DAN MANUSIA
Pengkondisian Operan gagal memperhitungkan peran faktor keturunan dan kognitif dalam

belajar. Karena penggunaan penelitian hewan dalam studi pengkondisian operan dapat
menimbulkan masalah ekstrapolasi. Beberapa psikolog berpendapat kita tidak bisa
menggeneralisasi studi dari hewan ke manusia karena anatomi dan fisiologi mereka
berbeda dari manusia. Perilaku manusia jauh lebih kompleks dari pada perilaku hewan,
karena manusia dapat berpikir tentang pengalaman mereka, membuat alasan,
bersabar, meminta dan memberi maaf, memiliki memori, memperhatikan
kenyamanan diri, punya aspek-aspek mental berupa adanya kecerdasan, bakat,
minatdan perasaan individu dalam suatu kegiatan belajar. Sedangkan teori ini
tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan
unsur-unsur yang diamati karena semuanya diubah menjadi sekadar hubungan StimulusRespon-Penguatan yang dibentuk.
Kemampuan untuk memperoleh manfaat dari pengalaman orang lain merupakan suatu

contoh dari karakteristik unik yang dimiliki oleh manusia.

PRINSIP DAN TEORI BELAJAR SKINNER


Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi

penguatan.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
Dalam proses pembelajaran

lebih dipentingkan aktivitas sendiri


tidak digunakan hukuman

Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.


Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Melaksanakan mastery learning.

KRITIK
Setuju :
1. Pengkondisian operan dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku
2. Para pelaku eksperimen dapat mendorongperilaku baru dengan mengambil manfaat dari

perbedaan tindakan subyek


3. Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya
4. Konsekuensi penguatan dan hukuman
. Tidak setuju :
1. Mengabaikan kemampuan kognitif yang dimiliki setiap siswa dalam belajar
2. Tidak bisa menyamakan studi pada hewan ke manusia
3. Memandang individu dari aspek jasmani dan mengabaikan aspek mental
4. Mengarahkan siswa hanya berpikir linier
5. Terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas perilaku murid
6. dst

TEORI BELAJAR J.S. BRUNER


KELOMPOK : ZAYYANA, ALFI, PUTRI, NOVASARI, JUMIATI

Nama Lengkap
TTL

: Jerome Seymour Bruner


: New York, 1 Oktober 1915

Riwayat Pendidikan :
- Pendidikan sarjana di Duke University ( lulus th 1937).
- Belajar psikologi di Harvard University ( mendapat gelar doktor th 1939 dan
mendapat gelar Ph.D. th 1939 )
Riwayat Pekerjaan :
- Seorang psikolog sosial menjelajahi propaganda opini publik dan sikap sosial
untuk intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat
- Menjabat sebagai profesor psikologi di Harvard University
- Mengajar di Oxford University
- Mitra pendiri dan direktur Pusat Studi Kognitif

MENGAPA TEORI INI DIHASILKAN ???


Dasar dari teori belajar Jerome S. Bruner berasal dari pendapat Piaget

yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif saat belajar di


kelas
Bruner

Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan


seseorang menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan
kepada dirinya, dimana kegiatan belajar akan berjalan baik dan
kreatif jika anak dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu.

Tahap yang terjadi dalam belajar, yaitu


Tahap Informasi
(Tahap Perolehan
Informasi Baru)

Tahap
Transformasi

Tahap Evaluasi(Menguji
Relevansi dan
ketepatan
Pengetahuan)

Tahapan Perkembangan Kognitif Manusia


Tahap
Enaktif

Tahap
Ikonik

Tahap
Simbolis

DISCOVERY LEARNING
Model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivis

Siswa belajar
mandiri dan aktif

Siswa menemukan
konsep sendiri

Guru mendorong dan


memotivasi siswa

Siswa mendapat
pengalaman

Tujuan dari discovery learning


1.

Memperoleh pengetahuan bermakna


dengan suatu cara yang dapat melatih :

kemampuan untuk berpikir


bebas

kemampuan intelektual
merangsang keingintahuan
meningkatkan penalaran
memotivasi kemampuan

Langkah/Kegiatan Pembelajaran

Sintak
Discovery
Learning

Stimulation
(Pemberian
Stimulus)

Problem
Satatement
(Identifikasi
Masalah)

Mengamati

Verification
(Menguji Hasil)

Mengomunikasikan

Mengasosiasi

Mendiskusikan dampak dari


kecerobohan dalam melakukan
pengukuran,misalnya tidak tepat
dan tidak teliti pada saat
melakukan pengamatan.

Kelompok mendikusikan rumusan


masalah, tujuan dan langkah
kerja yang dilakukan

Mendiskusikan
cara mengukur
yang tepat dan
teliti

Mencoba
menggunakan
alat ukur
Praktik,
pengukuran
massa jenis batu
kerikil

Mengolah data,
membuat grafik,
dan persamaan
regresi,

Mengitung
kesalahan
pengukuran

Data Callecting
(Mengumpulkan Data)

Data
Processing
(Mengolah
Data)

Mengumpulkan
data/informasi

Menanya

Contoh
Sintak
Discove
ry
Learnin
g

KURIKULUM SPIRAL

Peserta didik secara periodik mengulangi kembali topik yang telah dipelajari dan secara

berkelanjutan memperluas topik tersebut.

KRITIK

Setuju | karena dalam teori Bruner, anak akan lebih mandiri dalam memperoleh

pengetahuan
Tidak setuju | timbulnya kesalahpahaman antara siswa dan guru pada konsep tentang

pengetahuan yang dipelajari


SOLUSI : Sebaiknya guru mampu mengarahkan anak dalam menemukan konsep tentang

pengetahuan yang dipelajari sehingga anak tidak mengalami kesalahan dalam


pemahaman konsep dari pengetahuan tersebut

Anda mungkin juga menyukai