Anda di halaman 1dari 4

KEBERSIHAN DAN KESEHATAN DALAM PANDANGAN AGAMA

Drs. Moh.Mashadi
Penyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kab. Blitar
Perhatian agama terhadap masalah kesehatan sangatlah mengagumkan.
Hal itu antara lain karena berbagai aktifitas manusia dalam beribadah tidaklah
terlepas dari unsur kesehatan. Bagaimana ajaran Islam memandang hal ini?
Sehat itu Nikmat
Islam menganggap bahwa kesehatan termasuk bagian dari nikmat Allah SWT.
yang paling besar. Orang yang didera oleh keluhan/rasa sakit tentu akan
merasa kurang nyaman dalam menjalani kehidupan. Belum lagi kalau harus
berobat/ikhtiyar mencari obatnya, tentu orang harus menyiapkan biaya yang
tidak bisa diduga sebelumnya. Oleh karena itu manusia harus banyak
bersyukur atas nikmat sehat yang disadangnya, agar pemberian Allah
kepadanya semakin bertambah. 1
Nabi Muhammad saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat yang Ia berikan kepada
hamba-Nya." (HR. Turmudzi dan Hakim, Imam Suyuthi meng-hasan-kannya).
Bagaimana Cara Mensyukuri Nikmat?
Adalah dengan menjaga keberlangsungan nikmat itu sendiri sesuai sunnah
Allah di dalam sebab dan musabab. Ibnu Qayyim berkata: Barangsiapa
merenungkan petunjuk Nabi saw., maka ia akan mendapatkannya sebagai
sebaik-baik petunjuk, yang dengannya memungkinkannya untuk memelihara
kesehatannya. Memelihara kesehatan itu dengan cara mengetahui pengaturan
tempat makan, minum, pakaian, tempat tinggal, udara, tidur, bangun,
senggang, nikah dan sebagainya. Apabila hal-hal tadi berhasil dipenuhi dengan
cara yang tepat, maka akan lebih mendekati kehidupan yang sehat yang
berkesinambungan.
Apabila kekuatan dan kesehatan saja merupakan nikmat Allah yang besar
dan anugerah-Nya yang melimpah, maka sangatlah pantas bagi orang yang
diberi rizqi itu untuk menjaganya dan melindunginya dari hal-hal yang
membahayakannya. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
pernah bersabda:
Ada dua nikmat yang di dalamnya banyak orang tertipu: sehat dan senggang
(HR. Bukhari).
Imam Turmudzi dan Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini dalam bab
Zuhd. Humaidi menyebutkannya dalam Musnadnya, hanya di dalamnya ada
orang yang tidak dikenal. Namun ada riwayat lain yang menguatkannya, yakni
dari hadits Abu Darda pada Ibnu Hibban (2503) dan dari Ibnu Umar pada
Ibnu Abi Dun-ya.2
Dalam hadits lain Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang di pagi hari tubuhnya sehat, dadanya tenteram dan ia
mempunyai persediaan makan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia ini
diperuntukkan baginya (HR.Turmudzi).
Dalam riwayat Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. juga bersabda:
Perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seseorang pada hari Kiamat
tentang nikmat adalah ketika ia ditanya: Bukankah Kami telah memberikan
kesehatan pada badanmu dan meyegarkanmu dengan air dingin?
(HR.Turmudzi).
Dalam agama kita diperintah oleh Rasulullah saw. agar berdoa minta
dianugerahi dua kesehatan, yakni kesehatan agama dan kesehatan dunia.
Beliau saw. bersabda:
QS.Ibrahim:7
Dr. Yusuf al-Qardlawy, Al-Sunnah Mashdaran Li al-Marifah wa al-Hadlarah, Kairo, Dar alSyuruq, 1997, Cet. I, 266.
1
2

Mintalah (kalian) kepada Allah keyakinan dan kesehatan, karena tidak ada
(nikmat) yang diberikan oleh Allah kepada seseorang yang lebih baik dari pada
kesehatan setelah keyakinan (HR. Ahmad).
Pemeliharaan Kebersihan
Salah satu sarana untuk memelihara kesehatan yaitu dengan menjaga
kebersihan. Kitab-kitab fiqh kita dalam bab-babnya senantiasa diawali oleh
bab yang berjudul Thaharah (bersuci). Di dalam berwudlu misalnya,
dibersihkanlah bagian-bagian anggota tubuh yang sering terkena kotoran,
keringat,
debu
seperti
wajah
(termasuk
hidung
dengan
cara
istinsyaq/memasukkan air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya dan mulut
dengan cara madhmadhah/berkumur), kedua tangan, kedua kaki, kepala dan
kedua telinga.3 Perintah berwudlu ini tercantum dalam surat al-Maidah ayat 6.
Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa-i dan Ibnu Majah, dari Ibnu
Umar, dan Ibnu Majah dari Anas dan dari Abu Bakrah, serta Ibnu Majah dari
Walid Abul Malih juga disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:


Allah tidak menerima shalat yang tanpa bersuci

"Tidak akan diterima shalat salah seorang dari kalian apabila ia berhadats,
hingga ia berwudhu." (Muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah ra.)
Ijma' ulama juga menyebutkan bahwa mereka telah sepakat bahwa tidak sah
shalat itu tanpa bersuci, yaitu jika seseorang mampu mengerjakannya. (Lihat:
Al-Ausath, Ibnul Mundzir: 1/107)
Di atas itu semua, al-Quran dan al-Sunnah menyanjung pelaku dan
penggemar kebersihan seperti ini. Allah pun juga menyukai pelakunya.4
Mandi
Rasulullah saw. menganjurkan ummatnya untuk mandi, terutama pada hari
Jumat. Beliau bersabda:

Wajib atas seorang muslim dalam tiap tujuh hari ada satu hari yang di
dalamnya ia membersihkan kepala dan badannya (HR. Muttafaq Alaih).
Membersihkan mulut:
Beliau menganjurkan gosok gigi/ bersiwak:

Bersiwak itu membersihkan mulut dan menyebabkan ridla Tuhan (Allah) (HR.
Ahmad, Nasa-i, Ibnu Hibban, Hakim. Juga Baihaqi dari Aisyah ra., dan Ibnu
Majah dari Abu Umamah al-Bahily).
Memotong rambut, memotong kuku dan lain-lain
Barangsiapa mempunyai rambut maka hendaklah ia memuliakannnya (HR.
Abu Dawud dari Abu Hurairah (4163).
Tempat-tempat penting seperti masjid dan sebagainya, haruslah menjadi
contoh dalam hal perhatian pada kebersihan dan kesehatan ini. Kebersihan
tempat mandi, tempat wudlu/WC, tempat sepeda, tempat sandal, tempat
sampah, lantai dan lain-lain haruslah menjadi prioritas utama. Tempat mandi
dan wudlu sedapat mungkin dipisahkan dengan jamban, mengingat jamban

Bahkan dalam madzhab Hanbali, madlmadlah dan istinsyaq termasuk kewajiban-kewajiban


dalam wudlu. Lihat: Dr. Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, Beirut, Dar al-Fikr,
I, hal.245
4 QS. Al-Baqarah: 222.
3

merupakan tempat
diabaikan orang.

najis,

sedangkan

pemeliharaannya

kadang-kadang

Ancaman Bagi Yang Mengganggu Kebersihan dan Kesehatan

Barangsiapa mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, maka layak


mendapat laknat mereka (HR.Thabrani dari Hudzaifah bin Usaid, ia menghasan-kannya).
Islam melalui lisan Nabi saw.- melarang kita kencing di bak mandi, di air
menggenang, jalan, tempat yang teduh, atau di sumber air. Rasulullah saw.
menyebutnya dengan

(tiga tempat yang dilaknat).

Di antara tempat yang kotor adalah sebagaimana sabda Nabi SAW:


a."Jauhilah dua kutukan atau dua macam orang yang dikutuk: orang yang
membuang kotoran di jalan orang dan di tempat berteduh" (HR.Muslim, Abu
Dawud, Ahmad). Imam Nawawi menganggap hal ini makruh tahrim sedang AdzDzahabi menganggapnya dosa besar. 5
b."Jika salah seorang dari kalian bangun tidur, maka janganlah mencelupkan
tangannya ke dalam bejana sampai ia membasuhnya tiga kali, karena
sesungguhnya ia tidak tahu di mana tangannya itu bermalam" (HR. Muslim
/278).
c."Janganlah salah seorang di antara kalian buang air kecil di dalam air yang
tidak mengalir lalu mandi di dalamnya" (HR.Bukhari). Dalam riwayat Turmudzi
"lalu berwudlu darinya"
Dorongan Untuk Cekatan dan Olah raga
Hadits Muttafaq 'alaih menyebutkan bahwa Nabi saw mohon perlindungan
kepada Allah dari ketidakberdayaan dan pemalas. Beliau menjadikan bangun
pagi dengan bersemangat sebagai sifat seorang mukmin yang multazim
(konsekuen pada agamanya). Beliau bersabda:
"Syetan mengikat pada tengkuk salah seorang dari kalian sebanyak tiga ikatan
jika ia sedang tidur"(HR.Bukhari kitab Tahajjud III/24). Beliau dalam sejarah
juga pernah lomba lari dengan 'Aisyah ra, isteri beliau sendiri.(HR. Ahmad dan
Abu Dawud).
Semua ini mendidik kita agar membiasakan diri giat dan cekatan, bukan
pemalas, dan semua itu menyehatkan tubuh kita.
Tidak benar jika ada hadits Nabi saw. yang menjelaskan tentang keutamaan
lapar, kecuali lapar karena berpuasa. Justru ada hadits shahih yang
menjelaskan bahwa beliau saw. berlindung dari kelaparan:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena ia


adalah sejelek-jelek teman tidur" (HR.Abu Dawud, Nasa-i, Ibnu Majah dari Abu
Hurairah).
Sakit ketika berpuasa dalam Islam menjadi penyebab dibolehkannya berbuka,
yaitu dengan menggantinya pada hari yang lainnya. Rukhshah dari Allah
untuk orang yang sakit dan orang yang bepergian jika dipraktekkan oleh
hamba-Nya sangatlah disenangi Allah. Rasul saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah senang jika keringanan (rukhshah) Nya dikerjakan,
sebagaimana Dia tidak senang jika maksiat kepada-Nya dikerjakan"
(HR.Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi).
5

Faidl al-Khabir, I, 136

Beliau saw. pernah menegur seseorang yang tidak mau membatalkan


puasanya ketika bepergian, sementara orang tersebut dipayungi kawannya
sambil disirami air karena sudah terlalu kepayahan. Dalam hal ini beliau
bersabda:
"Tidak termasuk kebaikan puasa dalam perjalanan" (HR.Muttafaq 'alaih).
Semua yang tersebut di atas merupakan cara-cara menghindari diri dari
bahaya dan kerusakan, karena memang itulah sebagian tujuan ajaran agama
ini.
Perhatian Rasul SAW. terhadap Kesehatan
Amr bin 'Ash pernah tidak mau mandi junub pada suatu malam yang dingin,
kemudian ia mengimami shalat setelah bertayamum sebelumnya. Ketika hal
ini diadukan kepada Nabi saw, dan beliau saw. menanyakannya (cross check),
maka ia menjawab: "Saya teringat firman Allah SWT: "Dan jangan kalian
membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah Maha Sayang pada kalian" (QS.AlNisa':29). Maka Nabipun kemudian tersenyum.6
Kebalikan dari kisah ini, pernah ada seorang laki-laki terkena luka, lalu
ia bermimpi junub. Sahabat-sahabatnya memfatwakan agar ia mandi.
Kemudian ia meninggal dunia karena air yang dingin itu membuat lukanya
bertambah parah. Berita ini sampai pada Rasulullah SAW., dan beliau marah
dengan sabdanya: "Mereka telah membunuhnya, maka Allah akan membunuh
mereka! Apakah mereka tidak bertanya kalau memang tidak tahu? Karena
sesungguhnya obatnya tidak tahu itu bertanya. Sebetulnya cukup baginya (yang
meninggal itu) membalut lukanya lalu bertayamum.(HR. Abu Dawud dari Jabir,
Ahmad dan Hakim dari Ibnu Abbas).7
Berobat dan mencari sehat menurut Islam termasuk takdir. Sakit tidak
cukup dihadapi dengan kesabaran. Sahabat Abu Khizamah pernah bertanya
kepada Rasulullah SAW.: "Wahai Rasul, apa pendapat tuan tentang ruqyah
yang kami baca untuk menyembuhkan, obat yang kami pakai dan perisai yang
kami gunakan untuk mempertahankan diri, apakah ia dapat menolak takdir
Allah? Beliau menjawab:" Itupun termasuk takdir Allah". 8
Demikianlah sebagian dari petunjuk agama tentang kesehatan, mudahmudahan menjadi "pengantar" ke arah hidup sehat sesuai ajaran Islam, karena
mukmin yang kuat lebih disukai Allah dari pada mukmin yang lemah.
Alhamdulillah.

HR. Ahmad, Abu Dawud dan Daruquthni. Imam.Bukhari meriwayatkannya dalam bentuk
ta'liq. Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim.
7 Irwa' al-Ghalil (105) dan Shahih al-Jami' al-Shaghir (4362,4363).
6

Anda mungkin juga menyukai