Anda di halaman 1dari 57

BAB V

PROFIL DAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM


DI KABUPATEN SUKABUMI

A. UMUM
1. Latar Belakang
Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang penting
dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi
penduduk pada umumnya.
Seperti halnya di Kabupaten Sukabumi dimana merupakan daerah yang cukup
berkembang baik dari segi pembangunan daerahnya maupun dari segi
angkutannya.
Adapun transportasi di Kabupaten Sukabumi telah dilayani oleh angkutan umum
baik dalam trayek tetap dan teratur yang terdiri atas AKDP dan angkutan
perkotaaan maupun angkutan tidak dalam trayek seperti andong, ojek serta pick
up.
Jika dilihat kebutuhan akan pelayanan jasa transportasi yang cukup tinggi maka
peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi di dalam kota adalah
sangat penting di dalam menunjang aktivitas suatu sistem transportasi perkotaan.
Karena hal ini akan merangsang perkembangan segala aktivitas sosial ekonomi
dan pembangunan suatu wilayah.

Salah satu prinsip dasar dari pengolahan angkutan adalah meminimalkan


penggunaan waktu, energi dan biaya dari pemakaian jasa angkutan penumpang
umum serta mewujudkan angkutan umum sebagai sarana yang menarik untuk
melakukan perjalanan sehari-hari.
Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pelayanan angkutan umum
diperlukan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja angkutan umum. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja angkutn umum adalah
dengan melakukan analisis terhadap indikator-indikator tertentu.
Indikator-indikator tersebut diatas dapat diperoleh melalu dua jenis survai yaitu:
1. Survai dinamis
Indikator kinerja yang diperoleh dari survai ini meliputi jumlah
penumpang, waktu perjalanan, dan produktifitas ruas/trayek.
2. Survai statis di ruas jalan
Dari survai ini dapat diperoleh keterangan mengenai jumlah armada yang
beroperasi, frekwensi pelayanan, dan waktu pelayanan.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari evaluasi kinerja angkutan umum adalah untuk mengetahui
profil dan kinerja bidang pelayanan angkutan umum di wilayah studi yaitu
Kabupaten Sukabumi.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan umum
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ditimbulkan dari penggunaan
angkutan umum.

3. Untuk mengetahui kinerja jaringan rute angkutan umum di wilayah studi


4. Meningkatkan pelayanan angkutan umum kepada masyarakat.

B. METODE PENGUMPILAN DATA


Salah satu dasar dalam menganalisis dan menilai kinerja pelayanan angkutan umum
adalah pengumpulan data yang mempengaruhi kinerja pelayanan angkutan umum
yang berupa data primer dan data sekunder.
Adapun pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang dalam hal ini
berupa peta jaringan trayek, data tentang kendaraan menurut ijin, tarif, umur
rata-rata kendaraan, daftar nama trayek dan rute trayeknya yang didapat dari
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Sukabumi.
Data sekunder yang telah diperoleh ini sebelumnya digunakan untuk analisa
Pola Umum Bidang Operasional Angkutan Umum yang telah terlebih dahulu
diadakan penyesuaian terhadap kondisi yang sebenarnya. Penyesuaian ini
dilakukan dengan menyesuaikan data sekunder yang telah diperoleh dengan
kondisi lapangan sehingga data yang ada dapat mewakili data yang diperoleh
tersebut yang selanjutnya digunakan untuk :
1) Pembuatan peta jaringan trayek
2) Pembuatan peta penyimpangan trayek.

b. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan sesuai dengan
kondisi saat ini. Data primer ini didapat dari survai-survai yang dilakukan
langsung di daerah studi. Adapun survai-survai yang dilakukan dalam bidang
Operasional Angkutan Umum adalah sebagai berikut :
1. Survai Inventarisasi Angkutan Umum
a

Pendahuluan
Data inventarisasi angkutan umum merupakan data tentang inventarisasi
angkutan umum baik sarana maupun prasarananya, dimana data
inventarisasi angkutan umum ini dapat diperoleh dari Dinas Perhubungan
dan untuk melengkapinya dapat dilakukan dengan cara melakukan survai
inventarisasi angkutan umum dilapangan.

b Maksud dan tujuan


Survai inventarisasi angkutan umum ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dan kondisi baik sarana maupun prasarana angkutan umum
yang ada di wilayah studi.
Tujuan dari survai inventarisasi angkutan umum

adalah untuk

merencanakan sistem transportasi kota yang dapat memberikan pelayanan


maksimal pada warga kota setempat
c

Target data
a. Rute-rute angkutan umum yang beroperasi di wilayah Kabupaten
Sukabumi
b. Tipe kendaraan yang digunakan sebagai angkutan penumpang umum.

c. Kapasitas tempat duduk kendaraan dalam melakukan pelayanan.


d. Kepemilikan angkutan penumpang umum.
e. Pengusaha yang memiliki/mengoperasikan kendaraannya sebagai
angkutan penumpang umum.
f. Jumlah kendaraan yang beroperasi sesuai dengan ijin yang dikeluarkan
oleh Dinas Perhubungan setempat.
g. Umur rata-rata kendaraan yang digunakan sebagai angkutan umum.
Sehingga secara tidak langsung memperlihatkan tingkat keandalan,
keamanan dan kenyamanan pengoperasian angkutan umum tersebut.
h. Rute-rute yang dilayani angkutan umum selama beroperasi.
i. Panjang rute yang dilayani angkutan umum.
j. Sistem pemberangkatan yang diterapkan terhadap angkutan umum.
k. Tarif angkutan umum yang dibebankan kepada penumpang.
l. Pejabat pemberi ijin beroperasi angkutan umum.

c. Persiapan Survai
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum palaksanaan survai inventarisasi
angkutan umum ini adalah
(a) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai
inventarisasi angkutan umum ini adalah alat-alat tulis dan formulir
survai inventarisasi angkutan umum,

(b) Tenaga pelaksana


Tenaga

pelaksana

yang

dibutuhkan

untuk

melakukan

survai

inventarisasi angkutan umum di wilayah studi Kabupaten Sukabumi


adalah dari seluruh anggota kelompok Tim PKL Kabupaten Sukabumi
yang berjumlah 8 (delapan) orang taruna/i.
(c) Lokasi survai
Survai inventarisasi angkutan umum ini dilakukan di terminal
angkutan umum pada seluruh trayek perkotaan dan/atau pedesaan yang
berada di Kabupaten Sukabumi, dimana angkutan perkotaan dan/atau
pedesaan ini merupakan suatu trayek angkutan yang melayani
permintaan akan angkutan di Kabupaten Sukabumi.

d. Pelaksanaan Survai
Survai inventarisasi angkutan umum ini dilakukan dengan cara
mengamati, mencatat dan melakukan wawancara kepada pengemudi
tentang hal-hal yang termuat dalam formulir survai inventarisasi angkutan
umum.

e. Metode Pelaksanaan Survai :


a. Melakukan pendaftran tiap-tiap pelayan rute tetap angkutan umum
yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sukabumi.

b. Pembuatan rute-rute angkutan umum


1) Menandai jalan-jalan yang dilalui angkutan umum.
2) Mengidentifikasi lokasi terminal penumpang.

2. Survai Statis di dalam dan di luar terminal atau ruas jalan


1) Pendahuluan
Survai statis adalah survai yang dilakukan dari luar kendaraan dengan
mengamati/menghitung/mencatat

informasi

dari

setiap

kendaraan

penumpang umum yang melintas di ruas jalan pada setiap arah lalu lintas,
serta pintu masuk dan pintu keluar terminal. Survai statis terdiri dari survai
statis di terminal dan survai statis di ruas jalan. Survai statis di ruas jalan
merupakan survai statis yang dilakukan pada tempat dimana tiap rute
menyilang kordon dalam kearah masuk. Sedangkan survai statis di
terminal merupakan survai statis yang dilakukan pada pintu masuk dan
pintu keluar terminal angkutan umum.

2) Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan survai statis adalah untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
(a) Jumlah armada operasi, adalah jumlah kendaraan penumpang umum
dalam trayek yang beroperasi selama waktu pelayanan,
(b) Kepenuhsesakan

(Over

crowding),

adalah

indicator

yang

menggambarkan tingkat kemudahan angkutan. Bila indikatornya

tinggi berarti penawaran tidak dapat memenuhi permintaan, sebaliknya


bila indicator rendah bebarti ada kemungkinan penawaran melebihi
permintaan,
(c) Frekuensi pelayanan, adalah banyaknya kendaraan penumpang umum
per satuan waktu. Besarannya dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam
atau kendaraan/hari.
(d) Waktu pelayanan, adalah waktu yang diberikan oleh setiap trayek
untuk melayani rute tertentu dalam satu hari.
Sedangkan tujuan pelaksanaan survai statis adalah untuk dipergunakan
dalam :
(a) Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari setiap
pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dalam wilayah penelitian,
(b) Menilai apakah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan jumlah
yang diijinkan,
(c) Menilai apakah terjadi penyimpangan trayek.

3) Target Data
Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir
survai statis diluar bus, mencakup :
(a) Nomor trayek kendaraan,
(b) Kapasitas kendaraan,
(c) Tanda nomor kendaraan,

(d) Jam kedatangan dan jam keberangkatan,


(e) Jumlah penumpang yang ada dalam kendaraan (tidak termasuk awak
kendaraan)

4) Persiapan Survai
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum palaksanaan survai statis ini adalah
(a) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai
statis ini adalah:
a

alat-alat tulis,

clip board,

stop watch/jam

formulir survai statis.

(b) Tenaga pelaksana


Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survai statis di
wilayah studi Kabupaten Sukabumi adalah dari seluruh anggota
kelompok Tim PKL Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 8 (delapan)
orang taruna/i.
(c) Lokasi survai
Survai statis di ruas jalan ini dilakukan pada tempat dimana tiap rute
angkutan umum menyilang kordon dalam kearah masuk.
Sedangkan survai statis di terminal ini dilakukan pada pintu masuk dan
pintu keluar terminal.

5) Waktu Pelaksanaan Survai


Survai dilaksanakan dalam tiga periode waktu yaitu :
a.

06.00 08.00 untuk periode jam sibuk pagi

b.

09.00 11.00 untuk periode jam sepi,

c.

15.00 17.00 untuk periode jam sibuk siang.

Angkutan perkotaan umumnya beroperasi sampai pukul 20.00 saja, karena


jumlah permintaan yang berkurang pada waktu sore hari, jarak yang
ditempuh jauh dan waktu perjalanan yang cukup lama.
Pada periode sibuk yang terjadi antara lain disebabkan karena pukul 06.00
08.00 banyak orang yang berangkat sekolah dan ke tempat kerja
sedangkan pukul 15.00 17.00 merupakan waktu pulang kerja.

6) Pelaksanaan Survai
Surveyor mengambil posisi strategis pada lokasi/titik dalam terminal atau
ruas jalan yang akan diamati. Dan selanjutnya surveyor mengamati dan
mencatat hal-hal yang tercantum didalam formulir survai (nomor trayek
kendaraan, kapasitas kendaraan, tanda nomor kendaraan, jam kedatangan
dan jam keberangkatan, jumlah penumpang yang ada didalam kendaraan).

3. Survai On-bus

1) Pendahuluan
Survai dinamis atau survai di dalam kendaraan (On Bus Survey)
merupakan salah satu jenis survai dalam bidang angkutan umum yang
dilaksanakan didalam kendaraan yang menjadi obyek survai dengan
metode pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan
yang menempuh suatu tayek, dimana surveyor ikut naik didalam
kendaraan tersebut untuk mencatat jumlah penumpang yang naik dan yang
turun serta waktu perjalanan pada setiap segmen atau setiap ruas jalan
yang dilewati trayek tersebut.

2) Maksud dan tujuan


Maksud dilakukannya survai ini adalah untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan gambaran pelayanan umum, yang meliputi:
a) Jumlah penumpang yang dingkut pada trayek tertentu, yaitu :
Total penumpang yang naik dan turun dalm suatu trayek. Total
penumpang naik/turun yang diperoleh dari survei ini dapat berupa
total penumpang per hari, yang dapat digunakan untuk menghitung
tarif angkutan, maupun total penumpang pada jam jam sibuk dan
tidak sibuk, yang dapat digunakan untuk perencanaan trayek
angkutan serta untuk mengetahui tingkat kepenuh-sesakan
kendaraan.

b) Waktu perjalanan, yaitu :


Total waktu yang digunakan untuk melayani suatu trayek tertentu
dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.
c) Produktivitas ruas pada setiap trayek, yaitu :
Total penumpang yang naik dan turun per waktu pelayanan pada
setiap segmen/ruas atau total penumpang naik dan turun per km
pelayanan.

Sedangkan tujuan yang akan di capai adalah:


a

Sebagai dasar evaluasi kinerja angkutan umum.

Mengidentifikasikan permasalahan pada tiap tiap trayek,


seperti penyimpangan trayek.

Identifikasi

kebutuhan

jumlah

armada,

bisa

berupa

penambahan maupun pengurangan armada.

3) Target data yang diamati


a)

Load faktor tiaptiap ruas untuk masing-masing trayek.

b)

Waktu

perjalanan

tiap-tiap ruas untuk masing-masing trayek.


c)

Kecepatan rata-rata
untuk tiap trayek.

d)

Tingkat
perpindahan angkutan umum.

e)

Jumlah penumpang
yang naik pada setiap segmen,

f)

Jumlah penumpang
yang turun pada setiap segmen,

g)

Waktu

tempuh

untuk setiap segmen.

4. Data yang harus dicatat :


a)

Waktu Perjalanan
Waktu yang diperlukan untuk menjalanai setiap ruas rute. Untuk
perjalanan keluar terminal yang bermula di terminal bus atau daerah
terminal maka titik berangkat dalam terminal bus harus diperlakukan
sebagi simpul dan ruas. Pertama dari rute itu ialah dari titik
tersebut sampai dicapai jaringan jalan, untuk perjalanan yang masuk
terminal bus maka ruas terakhir dari rute itu ialah dari pintu masuk
terminal bus/daerah terminal sampai ke titik para penumpang turun
kendaraan di stasiun bus.

b)

Naik dan Turun Bus


Untuk setiap ruas jumlah penumpang yang naik dan yang turun harus
dihitung dan dicatat. Pada akhir setiap ruas jumlah total penumpang
yang naik dan yang turun dapat diketahui.

c)

Load Faktor Tiap


Ruas

d)

Kode Trayek

5. Persiapan Survai
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum palaksanaan survai statis ini adalah
(a) Peralatan dan perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai


dinamis ini adalah:
a) alat-alat tulis,
b) clip board,
c) stop watch/jam
d) formulir survai dinamis.

(d) Tenaga pelaksana


Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survai dinamis di
wilayah studi Kabupaten Sukabumi adalah dari seluruh anggota
kelompok Tim PKL Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 8 (delapan)
orang taruna/i.
(e) Lokasi survai
Survai dinamis ini dilakukan pada semua trayek angkutan perkotaan
yang ada di Kabupaten Sukabumi, yang berjumlah 42 trayek.

6. Metode Pelaksanaan
a)

Surveyor berada di
dalam kendaraan yang disurvai.

b)

Jumlah
yang disurvai :

2 Perjalanan PP, pada jam sibuk pagi.

2 Perjalanan PP, pada jam diluar sibuk.

2 Perjalanan PP, pada jam sibuk sore.

kendaraan

7. Pelaksanaan Survai
Surveyor mengambil posisi strategis dalam kendaraan (sebaiknya dekat
pintu masuk dan keluar), dan surveyor mencatat jam keberangkatan serta
mencatat data pada formulir survai.

4. Survei Wawancara Penumpang Di Dalam Kendaraan


1. Pendahuluan
Survei ini dilakukan di dalam kendaraan umum dengan melakukan
wawancara

langsung

kepada

penumpang,

sehingga

diperoleh

karakteristik perjalanan penumpang dengan kendaraan umum pada


suatu trayek.

2. Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan dari pelaksanaan survei ini adalah sebagai berikut :
Maksud dilaksanakan survei ini adalah untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi;
a) Asal dan tujuan penumpang pada tiap tiap trayek
b) Jumlah penumpang yang melakukan perpindahan dalamsuatu
perjalanan untuk setiap trayek
c) Moda lain yang digunakan sebelum dan sesudahnya
Tujuan dari survei wawancara ini adalah :
Untuk mendapatkan informasi kinerja pelayanan pada suatu trayek
angkutan, yang akan digunakan untuk kegiatan perencanaan angkutan

yang meliputi evaluasi tingkat pelayanan angkutan umum, serta


penyusunan rencana dan program aksi.

3. Target data yang diamati

4.

Tanda Nomor Kendaraan

Kode dan nama trayek

Asal dan tujuan penumpang

Perpindahan penumpang

Kendaraan yang digunakan sebelumnya

Kendaraan yang digunakan sesudahnya

Persiapan

survai

Hal-hal

yang

perlu

disiapkan

sebelum

pelaksanaan survai wawancara penumpang ini adalah


(a) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai
wawancara penumpang ini adalah:
1. alat-alat tulis,
2. clip board,
3. stop watch/jam
4. formulir survai wawancara penumpang.
(b) Tenaga pelaksana

Tenaga

pelaksana

yang

dibutuhkan

untuk

melakukan

survai

wawancara penumpang di wilayah studi Kabupaten Sukabumi adalah


dari seluruh anggota kelompok Tim PKL Kabupaten Sukabumi yang
berjumlah 8 (delapan) orang taruna/i.
(c) Lokasi survai
Lokasi survai wawancara penumpang ini sama dengan lokasi survai
dinamis yaitu berada di dalam kendaraan.

(d) Jumlah sample


Tidak ada ketentuan yang pasti yang dapat diambil sebagai dasar
dalam penetapan jumlah sample yang akan diwawancarai. Pada
prinsipnya sample yang diambil harus representatif.
Namun, untuk pelaksanaan survai wawancara penumpang diwilayah
studi ini, pengambilan sample penumpang yang diwawancarai untuk
setiap rute sebanyak 100 orang setiap rute.

5) Waktu Pelaksanaan Survai


Survai dilaksanakan selama hari kerja (misal : senin, selasa, rabu dan
kamis). Waktu pelaksanaan survai wawancara penumpang ini sama
dengan waktu pelaksanaan survai dinamis, yaitu :
(a) 2 kali perjalanan PP untuk periode jam sibuk pagi,

(jam 06.00-08.00 WIB)


(b) 2 kali perjalanan PP untuk periode jam sepi,
(jam 09.00 11.00 WIB)
(c) 2 kali perjalanan PP untuk periode jam sibuk siang.
(jam 15.00 17.00 WIB)

6) Pelaksanaan Survai
Survai ini dilakukan bersama-sama dengan survai dinamis, yaitu dengan
mewawancarai beberapa (sampel) penumpang yang ada dalam kendaraan
dengan pertanyaan yang telah disediakan dalam formulir survai untuk
mendapatkan data sebagai berikut :
a.

Asal dan tujuan perjalanan

b.

Moda yang digunakan sebelum naik angkutan umum ini.

c. Moda yang digunakan setelah turun dari angkutan umum ini untuk
mencapai tempat tujuan.
d. Jumlah perpindahan moda yang harus dilakukan dari tempat asal ke
tempat tujuan.

C. ANALISA DATA
2. Survai Inventarisasi Angkutan Umum
a) Survai Inventarisasi Sarana Angkutan Umum
Berdasarkan hasil survai inventarisasi sarana angkutan umum maka dapat
diketahui data-data mengenai angkutan umum yang berada di Kabupaten

Sukabumi. Data-data tentang angkutan umum berisi tentang informasiinformasi sebagai berikut :
1) Peta rute angkutan umum
Setelah dibuat Peta rute angkutan umum yaitu berupa pengelompokan
rute-rute yang dilayani angkutan umum pada jaringan jalan, dapat
diketahui bahwa jaringan trayek yang ada di Kabupaten Sukabumi,
dimana sebagian besar merupakan pola jaringan trayek yang berbentuk
radial.

2) Jenis angkutan umum


Tipe kendaraan yang digunakan sebagai angkutan penumpang umum. di
Kabupaten Sukabumi yaitu:
1. Mobil Penumpang Umum dengan kapasitas 12 orang yang
melayani 28 trayek.
2. Microbus (bus kecil) dengan kapasitas 14 orang yang melayani 14
trayek.

3) Jumlah armada dan kapasitas kendaraan


Jumlah kendaraan yang harus beroperasi sesuai dengan ijin yang
dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan setempat, dan jumlah kendaraan
yang siap beroperasi.
Jumlah armada angkutan perkotaan secara keseluruhan berjumlah 28
buah. Dengan kapasitas tempat duduk yang diijinkan adalah 12 buah.

4) Asal dan tujuan trayek serta panjang rute


Trayek yang ada di Kabupaten Sukabumi sebagian besar hanya melayani
di Kabupaten Sukabumi. Adapun data selengkapnya mengenai asal dan
tujuan trayek angkutan umum di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada
lampiran.

5) Kepemilikan
Merupakan pengusaha yang memiliki atau mengoperasikan kendaraannya
sebagai angkutan penumpang umum.
Kepemilikan angkutan di Kabupaten Sukabumi untuk jenis angkutan
perkotaan adalah Perseorangan ( swasta ).

6) Sistem pemberangkatan
Merupakan cara/sistem pemberangkatan yang diterapkan untuk angkutan
umum tersebut, baik dengan berjadwal, diatur, tidak diatur. Dimana
angkutan di Kabupaten Sukabumi ini untuk angkutan jenis MPU sistem
pemberangkatannya dengan cara tidak diatur, sedangkan untuk angkutan
jenis mikro bus (elf) sistem pemberangkatan dengan cara diatur.

7) Tarif

Merupakan biaya yang dikenakan kepada pengguna jasa angkutan umum


dari awal sampai akhir perjalanannya. Angkutan di Kabupaten Sukabumi
menggunakan sistem tarif jarak yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan
oleh pengguna angkutan umum tergantung panjangnya jarak tempuh.

8) Pejabat pemberi izin


Untuk angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi,
pejabat

yang

mengeluarkan

izin

adalah

Bupati

Sukabumi

berdasarkan SK No. 6 Tahun 2000 tentang Jaringan Trayek


Angkutan Penumpang Umum Kabupaten Sukabumi.

Untuk data selengkapnya tentang hasil survai Inventarisasi angkutan


umum dapat dilihat pada lampiran.

b) Survai Inventarisasi prasarana angkutan umum


Dari hasil survai prasarana angkutan umum ini diperoleh informasi tentang
keberadaan prasarana angkutan, baik berupa desain (lay out) terminal, tempat
henti (shelter) yang ada, sub terminal serta pangkalan angkutan umum.
Adapun terminal yang berada di Kabupaten Sukabumi yaitu 1 Terminal tipe B
yang melayani angkutan antar kota dalam propinsi dan angkutan perkotaan
dan 10 terminal tipe C yang hanya melayani angkutan perkotaan
Terminal merupakan prasarana angkutan umum yang mempunyai peranan
sangat penting yang berfungsi sebagai tempat menaikkan dan menurunkan

penumpang, pergantian moda angkutan, tempat pengendalian, pengawasan,


pengaturan dan pengoperasian lalu lintas, serta tempat istirahat bagi
pengemudi. Terminal yang ada di Kabupaten Sukabumi
1. CISOLOK
Terminal ini terletak di Kecamatan Cisolok, yang berbatasan dengan propinsi
banten. Terminal ini merupakan terminal tipe C, karena hanya melayani 1 trayek
angkutan perkotaan. Terminal ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya karena
kendaraan tidak ada yang masuk ke dalam terminal. Adapun fasilitas fasilitas
yang tersedia di terminal ini adalah:
a

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

2. PALABUHAN RATU

Terminal ini terletak di Ibu Kota Kabupaten Sukabumi. Terminal pelabuhan ratu
merupakan terminal yang melayani angkutan antar dalam propinsi. Kendaraan
yang masuk ke terminal ini hanyalah kendaraan yang melayani angkutan kota
dalam propinsi, sedangkan untuk angkutan perkotaan hanya sebagian yang masuk
ke dalam terminal, ini disebabkan karena penumpang angkutan perkotaan lebih
memilih untuk menunggu angkutan umum di depan pasar Palabuhan Ratu,
sehingga banyak kendaraan yang mencarai/ngetem di luar terminal. Kondisi
seperti ini menyebabkan terganggunya arus lalu lintas yang berada di depan Pasar
palabuhan ratu.
Fasilitas fasilitas terminal
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

3. CIKEMBANG

Terminal ini terletak di Kecamatan Cikembar, terminal ini hanya melayani satu
trayek angkutan perkotaan yaitu trayek Lembur Situ Cikembang. Dilihat dari
pelayanan yang tersedia maka terminal ini termasuk ke dalam terminal tipe C.
Fasilitas fasilitas terminal
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

4. JUBLEG

Terminal ini terletak di Kecamatan Kebon Pedes yang berbatasan dengan Kota
Sukabumi. Dilihat dari pelayanan yang tersedia di terminal ini maka terminal ini
merupakan terminal tipe B, karena melayani angkutan antasr kota dalam propinsi.
Kodisi terminal ini lebih baik dibandingkan dengan terminal terminal lain yang ada
di Kabupaten Sukabumi, kerena semua kendaraan baik angkutan perkotaan maupun
angkutan pedesaan masuk ke dalam terminal untuk menaikkan ataupun menurunkan
penupang. Adapun fasilitas fasilitas yang tersedia di terminal ini adalah:
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

5. CIBADAK

Dilihat dari tipe pelayanan angkutan yang tersedia maka terminal ini merupkan
terminal tipe C, karena hanya melayani angkutan perkotaan . Terminal ini terletak
di pusat kota Kabupaten Sukabumi. Banyak kendaraan yang tidak masuk ke
dalam terminal, karena kondisi terminal yang tidak memungkinkan untuk
menampung semua kendaraan yang ada di terminal ini. Dari 6 trayek yang
dilayani terminal ini hanya 3 trayek yang masuk ke dalam terminal yaitu trayek
Cibadak Nagrak, Cibadak Cikidang dan tayek Cibadak Kalapa Nunggal.
Pengaturan terminal yang kurang bagus dan luas terminal yang tidak memadai
menyebabkan kondisi terminal ini menjadi tidak teratur.
Fasilitas fasilitas terminal yang tersedia di terminal ini adalah:

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

6. SUKARAJA

Terminal ini terletak di Kecamatan Sukaraja. Terminal ini merupakan terminal


tipe C karena hanya melayani angkutan perkotaan, tidak semua trayek yang ada di
terminal, masuk ke dalam terminal karena luas wilayah yang tidak mencukupi
untuk menampung kendaraan yang ada di terminal tersebut dan aksesibilitas yang

kurang bagus yang menyebabkan kendaraan tidak masuk ke dalam terminal.


Kendaraan yang memesuki terminal hanya kendaraan yang ngetem untuk
menaikkan penumpang, dan kendaraan yang sedang istirahat atau parkir di dalam
terminal. Adapun fasilitas fasilitas yang tersedia dalam terminal ini adalah
sebagai berikut:
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

7. PARUNGKUDA

Terminal Parungkuda merupakan terminal yang terletak di Kecamatan


Parungkuda yang dilewati oleh jalan negara. Terminal ini dikelilingi oleh rukoruko sehingga sektor informal lebih dominal dibandingkan dari fungsi terminal
itu sediri dan lahan terminal terpakai untuk
Fasilitas fasilitas terminal
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

Tempat parkir

Mushola

m Toilet
n

Kantin

Kantor

8. Cisaat

Terminal tipe C ini terletak di Kecamatan Cisaat yang melayani 6 trayek angkutan
perkotaan.
Fasilitas fasilitas terminal
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat tunggu penumpang

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

Tempat parkir

Mushola

m Toilet

9.

Kantin

Kantor

Salabintana

Terminal tipe C ini hanya melayani 1 satu trayek angkutan perkotaan, terminal ini
terletak di Kecamatan Sukabumi. Kondisi terminal ini tidak terlihat seperti
terminal, karena tidak ada satupun kendaraan yang memasuki terminal. Karena
adanya obyek wisata yang ada di daerah dekat terminal, maka setiap hari libur
fungsi terminal berubah menjadi tempat parkir kendaraan kendaraan pribadi
yang sedang berkunjung ke lokasi wisata tersebut.
Fasilitas fasilitas terminal yang tersedia di terminal ini adalah:

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

10. Cibareno

Terminal ini merupakan salah satu terminal yang baru dibangun oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Sukabumi dan baru berfungsi pada tahun 2004, Teminal
belum berfungsi secara optimal karena hanya ada 1 trayek angkutan umum yang
melalui terminal ini dan trayek tersebut hanya melintasi terminal ini untuk
membayar retribusi terminal.
Fasilitas fasilitas terminal
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

11. Cikidang

Dikarenakan proses pembangunan terminal ini belum selesai sepenuhnya, maka


terminal ini haya berfungsi pada hari selasa dimana pada hari ini terdapat pasar di
dekat terminal ini.Terminal tipe C ini terletak di Kecamatan Cikidang dan hanya
melayani satu trayek angkutan umum.
Adapun fasilitas fasilitas yang tersedia di terminal ini adalah:
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Jalur tunggu kendaraan umum

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

12. Parakan Salak


Kondisi dan fungsi terminal tipe C ini tidak jauh bebeda dengan terminal
terminal yang ada di Kabupaten Sukabumi. Terminal ini hanya melayani satu
trayek angkutan umum.
a

Jalur kedatangan kendaraan umum

Jalur pemberangkatan kendaraan umum

Tempat parkir

Bangunan kantor

Mushola

Toilet

Kantin

Telepon umum

3. Survai Statis
a) Survai statis di ruas jalan

1) Frekuensi
Nilai frekuensi diperoleh dari banyaknya jumlah kendaraan pada setiap
rute yang masuk atau keluar terminal pada satuan waktu tertentu, dalam
hal ini frekuensi dihitung untuk setiap jamnya.
Dalam perhitungan frekuensi kendaraan yang melakukan pelayanan
angkutan, dilakukan dengan cara menghitung kendaraan yang datang tiap
jam.

60
F =
H

Headway
Frekuensi angkutan dapat mempengaruhi waktu tunggu penumpang.
Semakin tinggi frekuensi maka semakin baik pelayanan angkutan tersebut
dari segi penumpang baik itu pada jam sibuk maupun di luar jam sibuk.
Standar ideal frekuensi angkutan untuk jam sibuk adalah 12 kend/jam dan
untuk di luar jam sibuk adalah 6 kend/jam.
Dari hasil analisa survai diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi untuk
angkutan perkotaan pada jam sibuk adalah trayek 01 dengan 209
kend/jam, untuk diluar jam sibuk adalah trayek 01 dengan frekuensi 138
kend/jam. Hal ini tentunya merupakan pelayanan yang baik bagi
penumpang

sebab waktu

menunggunya

frekuensinya melebihi standar idealnya.

tidak

terlalu

lama

dan

Sedangkan untuk frekuensi

terendah angkutan perkotaan pada jam sibuk adalah trayek 31 dengan 0

kend/jam, untuk diluar jam sibuk adalah trayek 23 dengan frekuensi 1


kend/jam
Frekuensi kendaraan angkutan penumpang umum rata-rata pada jam sibuk
di Kabupaten Sukabumi adalah 38 kend/jam.

Ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


F =

(fxn)/ (n)

Dimana :
F : frekuensi standar Kabupaten Sukabumi (kend/jam)
f : frekuensi masing-masing trayek (kend/jam)
n : jumlah kendaraan masing-masing trayek.

Untuk data selengkapnya per trayek dapat dilihat pada tabel V. pada
lampiran.

2) Faktor muat (load factor)


Faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang
berada didalam kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk
persentase. Dimana faktor muat ini diperoleh dari pencatatan terhadap
jumlah penumpang (dalam prosentase) saat kendaraan datang dan
berangkat dari terminal.

Dari hasil survai diperoleh bahwa load faktor tertinggi untuk angkutan
perkotaan pada jam sibuk adalah trayek 40 yaitu 81,89 % dan pada jam
diluar sibuk adalah trayek 40 yaitu 71,47 %. Sedangkan untuk angkutan
perbatasan load faktor tertinggi adalah trayek 01.02 yaitu 75 %

3) Tingkat Operasi Kendaraan


Tingkat operasi kendaraan merupakan perbandingan antara jumlah
kendaraan yang beroperasi dengan jumlah kendaraan menurut ijin dalam
bentuk persentase.

Tingkat operasi kendaraan ini dapat diperoleh dengan formula :


jumlah kendaraan yang beroperasi
Tingkat operasi kend. =

x 100 %
Jumlah kendaraan menurut izin

Dari data tingkat operasi kendaraan dapat kita ketahui seberapa besar
kendaraan yang telah diberi izin, dioperasikan oleh operator angkutan
untuk pelayanan jasa angkutan. Dengan demikian dapat diketahui berapa
kebutuhan angkutan yang sebenarnya, apakah masih kurang atau mungkin
sudah berlebihan sehingga perlu dibuat kebijaksanaan baru lagi.
Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel V. pada lampiran.

b) Survai statis di ruas jalan

Untuk analisa data sementara sama dengan analisa data sementara survai statis
di terminal, hanya saja tidak mensurvai kendaraan yang keluar masuk terminal
tapi kendaraan yang melintasi titik-titik survai di ruas jalan dengan cara dan
target data yang sama dengan survai statis di terminal.

4. Survai Dinamis atau Survai Di dalam Kendaraan (On Bus Survey)


Dari hasil survai on bus ini didapatkan ruas yang beroperasi sebagai tempat naikturun penumpang yang merupakan titik lokasi survai statis di ruas jalan.
Adapun formulir survai on bus dapat dilihat pada lampiran dan hasil rekapitulasi
survai on bus dapat dilihat pada lampiran (tabel V. s/d V. )

Berdasarkan data hasil survai dinamis, dapat diketahui :


a) Faktor Muat tiap ruas
Diperoleh dengan cara mengurangi jumlah penumpang yang naik pada ruas
pertama dengan jumlah penumpang yang turun pada ruas pertama kemudian
untuk ruas kedua jumlah penumpang di atas kendaraan ruas pertama
ditambahkan dengan penumpang yang naik selanjutnya dikurangi jumlah
penumpang

yang turun pada ruas kedua, begitu selanjutnya sampai ruas

terakhir.
Untuk menghitung faktor muat tiap ruasnya dapat menggunakan formula :

jumlah penumpang dalan kendaraan tiap ruas


Load faktor tiap ruas =
Kapasitas angkut

Dari hasil analisa diperoleh bahwa untuk angkutan perkotaan dengan faktor
muat tertinggi adalah trayek sebesar % dan angkutan perbatasan adalah
trayek sebesar %, Sedang faktor muat terendah untuk angkutan
perkotaan adalah trayek sebesar % dan trayek perbatasan adalah
sebesar %.
b) Waktu perjalanan tiap rute
Adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk menempuh panjang rute
tersebut pada trayeknya. Didapat dengan menggunakan formula :

Waktu tempuh = jam tiba - jam berangkat

Dari hasil survai diperoleh data bahwa waktu tempuh terlama untuk angkutan
perkotaan adalah trayek dengan menit dan untuk angkutan perbatasan
adalah trayek dengan menit sedangkan jarak tempuh tercepat untuk
angkutan perkotaan adalah trayek dengan menit dan angkutan
perbatasan adalah trayek dengan menit.
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel V. pada lampiran.

c) Kecepatan tiap ruas


Merupakan kecepatan rata-rata kendaraan yang dicatat saat melewati setiap
ruas yang telah ditentukan Dimana diperoleh dari panjang rute dan waktu
tempuh perjalanan tiap rute.

Formula yang digunakan :


S = V X T

S
V=
t

Keterangan :
S : jarak (km)
V : kecepatan (km/jam)
t : waktu (jam)

Dari hasil survai diperoleh data bahwa kecepatan rata-rata tiap ruas tertinggi
untuk angkutan pedesaan adalah trayek dengan km/jam dan untuk
angkutan perbatasan adalah trayek dengan km/jam, sedangkan
kecepatan rata-rata tiap ruas terendah untuk angkutan pedesaan adalah trayek
dengan km/jam dan angkutan perbatasan adalah trayek dengan
km/jam.
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel V. pada lampiran.

5. Survai Wawancara Penumpang


Untuk menganalisa data yaitu menghitung presentase tingkat perpindahan moda
suatu rute pedesaan yang meliputi :
a) Prosentase untuk yang tidak pindah

b) Prosentase untuk 1 kali pindah


c) Prosentase untuk 2 kali pindah
d) Prosentase untuk > 2 kali pindah

Dapat dihitung dengan formula :


Jumlah Perpindahan x 100 %
Perpindahan perpindahan =
Jumlah sample Wawancara

Untuk tingkat perpindahan moda dapat dilihat pda tabel V. dan grafik (pie chart)
perpindahan moda dapt dilihat pada lampiran.

Dari data input survai Inventarisasi angkutan umum dapat diketahui persentase
panjang ruas yang berhimpit tiap trayek, yaitu dengan cara sebagai berikut :
panjang ruas yang berhimpit

x 100 %

% panjang ruas berhimpit =


panjang trayek

Standar yang ditetapkan untuk panjang trayek berhimpit berdasarkan Keputusan


Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 274/HK.105/DRJD/96 yaitu tidak
boleh lebih dari 50 %, jika lebih maka trayek tersebut dapat dikatakan
bermasalah.
Adapun panjang trayek berhimpit dapat dilihat pada tabel V. dan grafik (pie
chart) prosentase trayek berhimpit dapat dilihat pada lampiran.

B.

PERANGKINGAN PERMASALAHAN ANGKUTAN UMUM


Dalam mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan umum dalam trayek tetap dan
teratur, paling tidak kita harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna jasa dan
operator. Oleh karena kebutuhan pengguna jasa dalam beberapa hal berbeda
dengan operator maka penilaian kinerja bidang angkutan harus dipandang dari
kedua sisi tersebut. Maka untuk peringkatan permasalahan yang ada juga
dilakukan secara terpisah.

1. Perangkingan Pelayanan Angkutan Umum Ditinjau Dari Segi Pengguna


Jasa ( Penumpang )
Adapun indikator indikator yang perlu ditetapkan dalam menilai kinerja
pelayanan angkutan umum dari segi penumpang adalah :

a) Frekuensi
Frekuensi yang diharapkan oleh penumpang adalah tinggi khususnya pada
saat kebutuhan memuncak ( waktu sibuk ). Dianjurkan bahwa frekuensi paling
sedikit pada waktu sibuk adalah 12 kendaraan tiap jam ( headway rata-rata 5
menit ). Setiap pelayanan yang mempunyai frekuensi pada waktu sibuk adalah
12 kendaraan tiap jam, atau jika lebih bukan merupakan masalah.
Selama waktu di luar sibuk frekuensi rata-rata adalah 6 kendaraan tiap jam
( headway rata-rata 10 menit ) yang dianjurkan sebagai frekuensi minimum

yang dapat diterima. Setiap pelayanan yang mempunyai frekuensi 6 kendaraan


tiap jam pada waktu di luar sibuk dianggap tidak bermasalah.
Frekuensi yang tinggi baik pada waktu sibuk maupun waktu diluar sibuk juga
akan mempengaruhi waktu tunggu kendaraan (access time). Selain itu rute
angkutan yang merata penyebarannya serta dengan frekuensi pelayanan yang
cukup pula, akan mempengaruhi jarak berjalan kaki ke tempat menunggu
angkutan (shelter) terdekat sehingga waktu jalan kakipun semakin singkat.

1) Waktu menunggu kendaraan (access time)


Pelayanan angkutan umum yang baik adalah dapat menyediakan frekuensi
yang cukup tinggi baik pada saat sibuk maupun diluar sibuk. Hal ini
dikarenakan frekuensi juga mempengaruhi waktu menunggu pada ruterute terdekat yang dilayani angkutan. Semakin besar frekuensi maka
waktu menunggu akan semakin kecil begitu juga sebaliknya, dimana
dilihat dari segi penumpang tentunya mengharapkan agar setiap saat
mereka akan melakukan perjalanan, maka secepatnya mendapatkan
angkutan dan tentunya tidak menunggu terlalu lama.
Kriteria Waktu menunggu
Kriteria
Rata rata

Ukuran
5 10 menit

Maksimum

10 20 menit

Sumber : Buku Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib

2) Waktu jalan kaki ke rute angkutan umum terdekat

Trayek angkutan umum sebaiknya dibuat menyebar sehingga dapat


melayani semua daerah permintaan penumpang secara merata. Jarak
berjalan kaki ke tempat tunggu angkutan umum (shelter) terdekat
seharusnya tidak terlalu jauh sehingga waktu tempuhnya juga tidak terlalu
lama. Jaringan trayek yang melewati daerah-daerah dengan permintaan
penumpang yang cukup tinggi akan menyebabkan waktu jalan kaki ke rute
angkutan umum terdekat juga cukup pandek. Sehingga dari segi
penumpang, pelayanan angkutan umum tersebut mampu menunjukkan
kualitas yang baik.

Jarak jalan kaki ke Shelter


Kriteria
Rata rata

Ukuran
300 500 meter

Maksimum

500 1000 meter

Sumber : Buku Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib

b) Faktor Muat
Penumpang lebih senang faktor muat yang rendah, oleh karena hal itu
menunjukkan bahwa selalu tersedia tempat duduk sehingga perjalanannya
akan lebih menyenangkan.
Selama waktu sibuk pagi seringkali terjadi faktor muat yang tinggi. Pada
tingkat faktor muat ( dinamis ) yang melebihi 90 % pada jam sibuk pagi
memberikan peringatan kepada kita bahwa pertumbuhan permintaan yang
terjadi akan melewati batas kapasitas yang tersedia untuk trayek tersebut.

Oleh karena itu trayektrayek yang faktor muatnya kurang dari 90 % pada jam
sibuk pagi hari dari sudut pandang penumpang bukan merupakan trayek yang
bermasalah.
Formula yang dapat digunakan untuk menghitung faktor muat (load factor)
yaitu :

Jumlah penumpang
Lf =
%

x 100
kapasitas

Sumber : SPT 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

c) Tingkat Perpindahan
Penumpang menginginkan suatu pelayanan angkutan umum yang baik yaitu
yang mampu memberikan pelayanan secara langsung dari awal sampai akhir
perjalanan tanpa adanya perpindahan moda angkutan maupun antar pelayanan
trayek.
Jika mereka harus berpindah maka perpindahan yang dapat diterima adalah
dibawah 50 % sebab keseluruhan waktu perjalanan akan bertambah dan biaya
perjalananpun akan meningkat jika terjadi trasfer moda angkutan.
Untuk mengetahui tingkat perpindahan penumpang dapat dihitung dengan
cara :
Jumlah penumpang yang pindah
Tingkat Perpindahan =

x 100 %
Jumlah sampel

Sumber : SPT : Catatan Briefing Angkutan Umum II

Data perpindahan penumpang dapat dikumpulkan dari survai wawancara


penumpang di dalam kendaraan. Dalam pelaksanaan survai diambil sampel
sebanyak 100 orang sebagai target responden yang harus dicapai. Lalu data
hasil survai berupa jumlah perpindahan penumpang diklasifikasikan menjadi 1
kali, 2 kali atau > 2 kali dan diprosentasekan sehingga diketahui kualitas
pelayanan angkutan tersebut. Kualitas pelayanan dianggap buruk jika
prosentase tingkat perpindahan diatas 50 % dan sebaliknya.

Jumlah pergantian moda


Kriteria
Rata rata

Ukuran
0 1 kali

Maksimum

2 kali

Sumber : Buku Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib

d) Umur Rata-rata Kendaraan


Kendaraan-kendaraan baru mempunyai beberapa keuntungan potensial untuk
penumpang dibandingkan dengan kendaraan-kendaraan tua, oleh karena
kendaraan-kendaraan baru memungkinkan untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik, nyaman, aman dan dapat diandalkan.Namun keuntungan
maksimum dari kendaraan baru tersebut juga tergantung dari desain dan
komponennya, kualitas pemeliharaan, kebiasaan pengemudi dan faktor
penunjang lainnya.

Terlepas dari faktor diatas, umur kendaraan dapat dipakai sebagai indikator
kualitas pelayanan. Jika kita tetapkan sembarang standard, misalnya 5 tahun

sebagai standard yang diharapkan, maka trayek yang berumur 5 tahun


kebawah bukan trayek yang bermasalah dilihat dari umur kendaraannya.
Sedangkan trayek-trayek lainnya yang rata-rata umur kendaraannya lebih dari
5 tahun merupakan trayek yang berpotensi masalah dilihat dari segi kualitas
pelayanannya. Data mengenai umur rata-rata kendaraan ini dapat diperoleh
dari data sekunder dan ditunjang dengan hasil survai inventarisasi.

Perangkingan permasalahan Pelayanan Angkutan Umum dari segi


Pengguna Jasa ( Penumpang )
Dalam peringkatan permasalahan ini dapat ditinjau dari masing-masing indikator
pelayanan yang telah disebutkan diatas, yaitu :
Dari setiap indikator dibuat nilai masing-masing secara proporsional dengan
metode sebagai berikut :
Xi = 10 ( 10 / ( Xmaks Xmin )) x ( Xmaks Xi )
Sumber : Catatan

Contoh :
Xi

X maks

X min

Maka

Hasil Perangkingan Permasalahan Pelayanan Angkutan Umum Dari Segi


Pengguna Jasa ( Penumpang )

Berdasarkan hasil analisa data, maka didapatkan hasil perangkingan pelayanan


angkutan umum dari segi pengguna jasa (penumpang), yaitu :

a) Angkutan Perkotaan
1) Rangking terbaik, yaitu trayek 19, dengan :
(a) Frekuensi jam sibuk sebesar 103 kendaraan/jam,
(b) Frekuensi jam tidak sibuk sebesar 82 kendaraan/jam,
(c) Faktor muat jam sibuk pagi sebesar 50,74 %,
(d) Faktor muat jam tidak sibuk sebesar 34,25 %,
(e) Tingkat perpindahan moda sebesar 27 %,
(f) Umur rata-rata kendaraan sebesar 7 tahun.
2) Rangking terburuk, yaitu trayek 23, dengan :
(a) Frekuensi jam sibuk sebesar 1 kendaraan/jam,
(b) Frekuensi jam sepi sebesar 1 kendaraan/jam,
(c) Faktor muat jam sibuk pagi sebesar 62,20 %,
(d) Faktor muat jam tidak sibuk sebesar 52,97 %,
(e) Tingkat perpindahan moda sebesar 49 %,
(f) Umur rata-rata kendaraan sebesar 5 tahun.
b) Angkutan Perbatasan
1) Rangking terbaik, yaitu trayek 01.015, dengan :
(a) Frekuensi jam sibuk sebesar kendaraan/jam,
(b) Frekuensi jam tidak sibuk sebesar kendaraan/jam,

(c) Faktor muat jam sibuk pagi sebesar %,


(d) Faktor muat jam tidak sibuk sebesar %,
(e) Tingkat perpindahan moda sebesar 50 %,
(f) Umur rata-rata kendaraan sebesar 12 tahun.
2) Rangking terburuk, yaitu trayek 01.011, dengan :
(a) Frekuensi jam sibuk sebesar kendaraan/jam,
(b) Frekuensi jam sepi sebesar kendaraan/jam,
(c) Faktor muat jam sibuk pagi sebesar %,
(d) Faktor muat jam tidak sibuk sebesar %,
(e) Tingkat perpindahan moda sebesar 52 %,
(f) Umur rata-rata kendaraan sebesar 18 tahun.

2. Perangkingan Pelayanan Angkutan Umum Ditinjau Dari Segi Operator


Bila kita menilai kinerja pelayanan angkutan umum dari segi operator, maka kita
berurusan dengan kelangsungan hidup finansial. Ini merupakan fungsi dari 2
(dua) faktor yakni pendapatan dan biaya.

Jika pelayanan tersebut tidak

menguntungkan bagi operator, maka dapat menyebabkan operator tidak berminat


untuk melayani rute tersebut.
Adapun indikator indikator yang perlu ditetapkan dalam menilai kinerja
pelayanan angkutan umum dari segi operator adalah :

a) Jumlah penumpang tiap perjalanan

Jumlah perjalanan tiap penumpang adalah berkaitan dengan kelangsungan


hidup operator sebab ini merupakan fungsi langsung dari pendapatan tiap
perjalanan angkutan yang diperoleh setiap harinya. Jumlah penumpang juga
tidak dapat dipaksakan karena terbentur dengan jumlah tempat duduk yang
tersedia (kapasitas). Namun, dengan selalu terpenuhinya kapasitas bukan
berarti pendapatan yang diperoleh tinggi akan tetapi hal lain yang juga perlu
diperhitungkan adalah perolehan perjalanan (rit) yang dapat dicapai oleh ratarata kendaraan untuk tiap trayek

dalam sehari serta tingkat operasi

(ketersediaan).
Adapun jumlah penumpang rata-rata tiap perjalanan dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut :
Jumlah penumpang rata-rata
Tiap perjalanan

jumlah penumpang
kapasitas angkut

Sumber : Catatan Briefing Angkutan Umum IV

b) Kemerataan Penumpang
Pendapatan operator didapat dari perolehan penumpang di sepanjang trayek
angkutannya. Bagi operator angkutan, trayek-trayek yang permintaannnya
stabil sepanjang hari dimana tidak dipengaruhi oleh waktu sibuk maupun
waktu di luar sibuk dianggap lebih menguntungkan. Pada saat orang-orang
memulai aktivitas rutinnya pada pagi hari maupun kembali ke rumah saat
siang ataupun menjelang sore , pada umumnya merupakan saat-saat sibuk dan
penumpang mencapai jumlah maksimumnya. Sedangkan di luar waktu
tersebut jumlah penumpang umumnya menurun. Hal inilah yang tidak

diharapkan oleh pihak operator apalagi jika penurunan ini terlalu drastis.
Pengoperasian angkutan tentunya dilakukan sepanjang hari sehingga
kestabilan jumlah penumpang sangat diharapkan pihak operator agar
pendapatan yang diperoleh mampu menutupi biaya operasi kendaraan yang
harus dikeluarkan setiap harinya.
Adapun jumlah permintaan untuk tiap trayek dalam hal penumpang tiap jam
selama jam-jam sibuk dan diluar jam sibuk dapat diukur dengan cara:
Penumpang rata-rata = Faktor muat (%) x Kapasitas kendaraan
Tiap kendaraan

Jumlah permintaan = penumpang rata-rata x frekuensi


Penumpang
tiap kendaraan
(perjalanan/jam)
Sumber : Catatan Briefing Angkutan Umum IV

Kemerataan penumpang dapat kita ketahui dengan membandingkan jumlah


permintaan penumpang masuk pada jam sibuk pagi dengan permintaan masuk
pada jam diluar sibuk. Jika hasilnya 1 (satu) maka artinya jumlah
permintaannya merata sepanjang hari. Namun dalam praktek hal ini jarang
terjadi. Oleh karena itu didalam menilai kinerja pelayanan angkutan dapat kita
tetapkan suatu nilai sebagai standar tertentu, misalnya ditetapkan 2 (dua)
sehingga jika perbandingan antara jam sibuk dengan diluar jam sibuk
diperoleh nilai lebih dari 2 (dua), maka dapat dikatakan trayek tersebut
bermasalah atau sebaliknya.

c) Pendapatan per Penumpang per Kilometer

Keuntungan yang diperoleh operator juga dapat dihitung dari pendapatan yang
diperoleh tiap penumpang per kilometer sepanjang trayek yang dilayaninya.
Pendapatan yang diperoleh dihitung dengan menetapkan ruas-ruas dengan
panjang tertentu (km) tempat naik dan turun penumpang sehingga diketahui
berapa jumlah penumpang dalam kendaraan setiap ruasnya.
Adapun

data

yang

diperoleh,

untuk

lebih

memudahkan

didalam

penghitungannya dapat dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :


Ruas

Pnp.

Pnp.turun

Naik
12
25
57

8
6
3

2
3
2

Pnp.

Panjang

Pnp. -

Dalam

ruas (Km)

Km

kendaraan
6
9
10

1,5
0,9
0,8

9
8,1
8

Sumber : hasil analisa survai angkutan umum

Langkah 1:

Kemudian dengan data yang telah diisikan ke dalam tabel tersebut, dapat kita
hitung panjang perjalanan penumpang rata-rata, yaitu :
Panjang perjalanan
Penumpang rata-rata

Jumlah penumpang kilometer


Jumlah penuimpang yang naik

Langkah 2 :

Pendapatan rata-rata tiap penumpang kilometer dapat dihitung dengan cara :

Pendapatan rata-rata =
Tarif (Rp)
Tiap penumpang
Rata-rata panjang perjalanan penumpang

Untuk tarif jarak, tarif yang dimaksudkan disini adalah biaya yang dibayarkan
dari awal sampai akhir perjalanan. Sedangkan untuk tarif datar tentu saja
besarnya sama untuk setiap jarak tempuhnya.
Langkah 3 :

Dari hasil perhitungan pendapatan rata-rata tiap penumpang kilometer dapat


kita bandingkan untuk melihat unjuk kerja trayek angkutan umum. Yaitu
dengan menilai secara keseluruhan seberapa besar penyimpangan yang
diperoleh dari pendapatan rata-rata tiap Pnp Km tiap trayek dengan
pendapatan rata-rata Tiap Pnp Km secara umum.
Pengolahan datanya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Nomer

Pend.Rata-rata

Pend.Rata-rata

Penyimpangan

Nilai

Trayek
A
B

Tiap Pnp-Km
55,8
68,5

Pnp-Km secara umum


60,5
60,5

Dari rata-rata
-4,7
+3,0

2
1

Sumber : Hasil analisa survai angkutan umum

Dari keseluruhan nilai yang telah diperoleh pada masing-masing indikator


tersebut lalu dikombinasikan sebagai peringkatan akhir kinerja pelayanan
angkutan umum dari segi operator.

Hasil Perangkingan Permasalahan Pelayanan Angkutan Umum Dari Segi


Operator
Berdasarkan hasil analisa data, maka didapatkan hasil perangkingan pelayanan
angkutan umum dari segi operator, yaitu :

a) Angkutan Perkotaan
1) Rangking terbaik, yaitu trayek 28, dengan :
(a) Jumlah penumpang rata-rata tiap perjalanan sebesar 7 penumpang,
(b) Tingkat kemerataan penumpang sebesar 1,66
(c) Pendapatan rata-rata per penumpang per kilometer sebesar Rp395,09
2) Rangking terburuk, yaitu trayek 45, dengan :
(a) Jumlah penumpang rata-rata tiap perjalanan sebesar 5 penumpang,
(b) Tingkat kemerataan penumpang sebesar 1,41
(c) Pendapatan rata-rata per penumpang per kilometer sebesar Rp 311,17
c) Angkutan Perbatasan
1) Rangking terbaik, yaitu trayek 01.011, dengan :
(a) Jumlah penumpang rata-rata tiap perjalanan sebesar 11 penumpang,
(b) Tingkat kemerataan penumpang sebesar.
(c) Pendapatan rata-rata per penumpang perkilometer sebesar Rp 337,61
2) Rangking terburuk, yaitu trayek01.013 , dengan :
(a) Jumlah penumpang rata-rata tiap perjalanan sebesar 9 penumpang,
(b) Tingkat kemerataan penumpang sebesar
(c) Pendapatan rata-rata per penumpang per kilometer sebesar Rp 112,50

C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ANGKUTAN UMUM


Setelah dilakukan perangkingan atau evaluasi kinerja pelayanan angkutan umum,
maka dapat di identifikasikan permasalahan - permasalahan

dalam pelayanan

angkutan umum di Kabupaten Sukabumi ini.


Berdasarkan hasil analisa data dan perangkingan kinerja pelayanan angkutan umum
di Kabupaten Sukabumi,
Dari uraian analisa diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan angkutan
umum dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu :

1. Dari segi Penumpang


Dilihat dari segi penumpang maka trayek 19 adalah trayek terbaik, karena :
Frekwensi pelayanannya pada jam sibuk tinggi, ini memungkinkan untuk
mengangkut lebih banyak penumpang yang tersebar di sepangjang rute yang
dilayaninya. Selain itu waktu menunggu kendaraan juga lebih singkat karena
headway nya rendah dikarenakan frekwensi kendaraan yang lewat tinggi.

Tingkat perpindahannya cukup rendah, ini menguntungkan bagi penumpang karena


tidak perlu berpindah moda untuk mencapai tujuannya. Ini menunjukkan bahwa rute
G memang melewati jalur dengan permintaan penumpang tinggi.

Jumlah armada yang besar akan mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi
penumpang, sehingga tidak perlu berebutan yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kenyamanan bagi penumpang.
Dilihat dari segi penumpang maka trayek 23 adalah yang bermasalah,
karena :
Frekwensi pada jam sibuk dan di luar sibuk yang kecil, sehingga tidak mampu
melayani permintaan penumpang secara maksimal.

Tingkat perpindahan moda yang tinggi tidak menguntungkan bagi penumpang karena
harus mengeluarkan biaya yang lbih besar dan waktu perjalanan yang lebih lama.

2. Dari Segi Operator


Dilihat dari segi operator maka trayek 28 adalah trayek terbaik, karena :
Jumlah penumpang yang tinggi sehingga dapat memenuhi kapasitas angkut
kendaraan yang tentunya meningkatkan pendapatan bagi pengemudi.

Pendapatan rata-rata penumpang kilometer yang cukup tinggi juga memberikan


indikator keuntungan dari segi operator angkutan.

Waktu tempuh yang tinggi akan mengurangi frekwensi angkutan sehingga akan
mengurangi Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sehingga pengeluaran operator rendah.

Dilihat dari segi operator maka trayek 45 adalah trayek terburuk, karena:

Penumpang rata-rata tiap perjalanan yang rendah sehingga kapasitas angkut sering
tidak terpenuhi, yang tentunya akan mengurangi pendapatan operator itu sendiri.

Tingkat kemerataan penumpang yang rendah menyebabkan faktor muat yang rendah
serta banyaknya kekosongan kapasitas angkut apalagi pada waktu di luar sibuk. Hal
ini tentu tidak menguntungkan bagi operator angkutan.

Demikianlah peringkatan angkutan umum, baik dilihat dari segi penumpang dan dari
segi operator angkutan.
Diharapkan dengan adanya data seperti ini dapat membantu untuk perbaikan
pelayanan angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai