Anda di halaman 1dari 16

MATRIKS Minggu 2

MATRIKS

Pada pembahasan berikut ini kita akan mempelajari matriks, yakni meliputi sifat-sifat

matriks, invers, determinan dan metode-metode yang berkaitan dengan matriks. Dengan
mempelajari ini harapannya kita dapat mencari invers suatu matriks dengan operasi baris

elementer dan determinan, kemudian mengenal dan dapat mengaplikasikan Aturan


Cramer, serta memahami semua konsep matriks tentunya.
Definisi

Secara umum definisi matriks adalah suatu jajaran persegi panjang dari bilangan-bilangan.

Bilangan-bilangan yang terdapat dalam jajaran tersebut kita sebut sebagai entri dari
matriks.

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut


M=(

)
-

*
.

+
/

,
1
0

Matriks M berukuran 2x4. Lebih lanjut dapat kita sebutkan bahwa matriks diatas terdiri
dari 2 baris dan 4 kolom.

Selanjutya untuk memahami perilaku matriks, perhatikan sifat-sifat operasi matriks


berikut.

Sifat sifat Operasi Matriks


1. A + B = B + A

(hukum komutatif terhadap penjumlahan)

4. A(B>C) = (AB>AC)

(hukum distributif kiri )

2. A + (B + C) = (A+B) +C

3. A(BC) = (AB)C

(hukum asosiatif terhadap penjumlahan)


(hukum asosiatif terhadap perkalian)

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 1

MATRIKS Minggu 2
5. (B>C)A = (BA>CA)
6. a(B>C) = (aB>aC)
7. (a>b)C = (aC>bC)

(hukum distributif kanan )

8. (ab)C = a(bC)

9. a(BC) = (aB)C = B(aC).


A. Sifat penjumlahan dan perkalian matriks

Sifat penjumlahan pada matriks berlaku hukum komutatif dan asosiatif.

Penjumlahan matriks dapat dilakukan dengan syarat matriks-matriks yang akan


dijumlahkan ukurannya sama.

Misal A dan B adalah matriks yang berukuran sama nxm, maka pada kedua matriks
ini dapat dilakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, seperti berikut.
A>B = [aij > bij]

Dimana aij adalah entrientri dari matriks A yang terletak pada baris i kolom j , dan
bij adalah entri-entri dari matriks B yang terletak pada baris i kolom j.

Perkalian Matriks

A matriks berukuran nxp dan B matriks berukuran pxm, perkalian matriks A dan B

akan menghasilkan matriks AB berukuran nxm, dengan entri ke-ij (baris i kolom j)
matriks AB diperoleh dengan mengalikan baris i dari matriks A dengan kolom j pada
matriks B.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 2

MATRIKS Minggu 2
Contoh perkalian matriks

Terdapat Matriks A dan B sebagai berikut

2 1
A = F0 4
1 9

3
7H
11

4
B=F2
10

0
1H
8

Penyelesaian

Hasil kali matriks A dan B adalah


AB =

2
F0
1

1 3 4
4 7H F 2
9 1 10

0
1H
8

40

hasil perkalian AB entri baris 1 kolom 1 adalah (2.4)+(1.2)+(3.10) = 40.


Kita lanjutkan melakukan perkalian matriks untuk mengisi entri-entri matriks AB
Baris 2 kolom 1 = (0.4)+(4.2)+(7.10) = 78
Baris 3 kolom 1 = (1.4)+(9.2)+(1.10) = 32
Baris 1 kolom 2 = (2.0)+(1.1)+(3.8) = 25

Baris 2 kolom 2 = (0.0)+(4.1)+(7.8) = 60


Baris 3 kolom 2 = (1.0)+(9.1)+(1.8) = 17
B. Matriks Elementer
Suatu matriks nxn disebut matriks elementer jika matriks tersebut diperoleh

dengan melakukan operasi baris elementer tunggal terhadap matriks identitas In


nxn.

Matriks Identitas yaitu matriks bujursangkar nxn, dengan bilangan 1 pada diagonal
utamanya dan bilangan nol pada entri-entri lainnya.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 3

MATRIKS Minggu 2
Contoh matriks identitas
1
I2= K
0

1
I3 = F0
0

0
L
1

Contoh matriks elementer

a) K

0 0
1 0H
0 1

1
O0
N
I5 =N0
N0
M0

0
1
0
0
0

0
0
1
0
0

0
0
0
1
0

0
0R
Q
0Q
0Q
1P

1 0
L , matriks ini diperoleh dengan mengalikan baris kedua matriks
0 7

identitas I2

dengan 7.

1 0
b) F0 0
0 1

0
1H , matriks ini diperoleh dengan menukar baris ketiga dengan kedua
0

1 0
c) F0 1
2 0

0
0H, diperoleh dengan menambahkan dua kali baris pertama ke baris
1

pada matriks identitas I3.

tiga matriks identitas I3.

C. Invers matriks

Matriks A nxn dikatakan invertible bila ada matriks B S BA = AB = I, sehingga


B = A-1.

Teorema

Jika E adalah matriks elementer yang diperoleh dengan melakukan operasi baris

terhadap matriks identitas In, dan jika A matriks nxm, maka hasil perkalian matriks

EA diperoleh dengan melakukan operasi baris yang sama pada matriks A.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 4

MATRIKS Minggu 2
Contoh

Terdapat matriks elementer E, dan matriks A. Tentukan hasilkali matriks EA!


1
E = F0
0

Penyelesaian

4 5
A = FV1 2
3 0

4 0
1 0H
0 1

V6
V1
4

1
10
V4

V1
3H
7

Ingat bahwa matriks elementer itu adalah matriks yang diperoleh dengan cara

melakukan operasi baris pada matriks identitas In. Berarti matriks elementer E

diatas diperoleh dengan menambahkan empat kali baris kedua ke baris pertama
pada matriks identitas I3.

Kita akan aplikasikan teorema pada halaman 4, maka hasil perkalian matriks EA
diperoleh dengan melakukan operasi baris yang sama pada A. operasi barisnya
yaitu manambahkan empat kali baris kedua ke baris pertama.
4 5
FV1 2
3 0

V6
V1
4

1
10
V4

V1 WX YZW[ 0
3 H \]]]]^ FV1
3
7

Jadi hasil perkalian matriks EA adalah


0
EA = FV1
3

13 V10
2
V1
0
4

13 V10
2
V1
0
4

41
10
V4

41 11
10 3 H
V4 7

11
3 H.
7

Selanjutnya perhatikan beberapa hal berikut :

1. Jika kita melakukan operasi baris pada matriks identitas In, akan diperoleh
matriks elementer.

2. Matriks identitas dapat kita peroleh dengan malakukan operasi baris pada
matriks elementer.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 5

MATRIKS Minggu 2
Misal matriks elementer E diperoleh dengan mengalikan baris pertama dengan

kontanta c, maka dapat kita peroleh matriks identitas dengan cara mengalikan baris
pertama pada matriks elementer dengan konstanta a .
`

Berikut adalah macam-macam operasi invers yang bersesuaian dengan operasi


baris yang dilakukan.

Operasi Baris

Operasi Invers

Mengalikan baris i dengan konstansta

Mengalikan baris i dengan konstansta a

Menukar baris i dan j

Menukar baris i dan j

Menambahkan c kali baris i ke baris j

Menambahkan -c kali baris i ke baris j

cb 0

Sifat Invers:
Jika matriks A invertible, matriks A dan B berukuran sama, maka :
1. (A-1)-1 = A
2. AB dan BA invertible
3. (AB)-1 = B-1A-1.
Hati-hati dalam matriks tidak berlaku hukum komutatif perkalian.
AB belum tentu = BA.
Selanjutnya akan kita pelajari mencari invers suatu matriks dengan menggunakan
OBE.
Teorema
Jika E adalah matriks elementer, dan E0 adalah matriks elementer yang bersesuaian
dengan operasi invers. Maka E invertible dan E-1 = E0.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 6

MATRIKS Minggu 2
Pada bagian ini kita perlu menemukan urutan dari operasi baris elementer yang

akan mereduksi A menjadi matriks identitas In kemudian mengaplikasikan urutan

operasi baris yang sama terhadap In untuk mendapatkan A-1. Untuk melakukan

prosedur seperti ini kita dapat melakukannya secara simultan yaitu dengan

meletakan matriks identitas In di sebelah kanan matriks A. Bentuk matriksnya

adalah seperti ini

[ A | In ]

Untuk mencari matriks A-1 yang kita lakukan adalah mereduksi matriks A menjadi

matriks identitas In dengan melakukan operasi baris. Operasi baris yang dilakukan

terhadap matriks A dilakukan juga pada matriks Identitas In yang ada di sebelah
kanan, sehingga kita akan mendapatkan matriks A-1nya. Pada akhirnya bentuk

matriksnya akan menjadi

[ In | A-1 ]

Perhatikan contoh berikut

Tentukan invers dari matriks berikut,

Penyelesaian

3 1 0 |1 0
FV1 2 2 | 0 1
5 0 V1 | 0 0

3 1 0
C = FV1 2 2 H
5 0 V1

3 1
FV1 2
5 0

0
2
V1

|1 0 0
|0 1 0 H
|0 0 1

0 WX Y dW[ 1 5 4
0 H \]]]]^ FV1 2 2
5 0 V1
1

|1
|0
|0

2 0
1 0H
0 1

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 7

MATRIKS Minggu 2
1
5
4
7
6
\]]]]^ F0
0 V25 V21
W[ Y WX
We f gWX

| 1
|1
|V5

1 5 4 | 1
O
1
6
We YdgW[ N0 1
|
\]]]]]^ N
7
7
10
3
N
V
0
0
|
M
7
7
l
W[ f We
h
WX f ZWe

O1 5
N
\]]]]^ N0 1
N0 0
M
V

d
k

0 |
0 |
1 |
`
k

43
3
3
10
V
3

2
0
3
0H
V10 1

2 0
R h
3
0 Q kWe
7
Q \]^
5
Q
1
P
7
14
3
V1
5
3

`
W
h [

\^ i0

O1 5
N
N0 1
N
M0 0

5
1

0 V25

1
4 | 1
6
| 7
7
10
1 |V
3

4
| 1
2
0
1
3
6
0j
|
7
7
7
V21 |V5 V10 1
2
3
7
5
3

R
0Q
Q
7Q
3P

28
2
1
2
R
O1 0 0 | V
R
3 Q WX f gW[ N
3
3 Q
3
V2 Q \]]]]^ N0 1 0 | 3
V1 V2 Q
10
7 Q
5
7 Q
0
0
1
|
N
V
M
3
3 P
3
3 P

d
k

C-1 = i 3
V1 V2j
`m
g
h
Vk
k
k
D. Determinan
Definisi

Misalkan A adalah matriks bujursangkar. Fungsi determinan dinyatakan oleh

Det(A), dan didefinisikan sebagai jumlah semua hasil kali elementer bertanda dari
A.

Teorema 1

Jika A adalah sebarang matriks bujur sangkar yang mengandung sebaris bilangan
nol, maka |A| = 0

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 8

MATRIKS Minggu 2
Teorema 2

Jika A adalah matriks segitiga, baik matriks segitiga atas maupun bawah berukuran
nxn, Maka, determinannya adalah hasil kali semua elemen diagonalnya.
Teorema 3

Jika A adalah matriks bujur sangkar, maka A dapat diinverskan jika dan hanya jika
det(A) b 0

Sifat-Sifat Fungsi Determinan


1. Det(A) = det (At )
2. Det(k A) = kn det(A)
3. Det(A+B) det(A) + det(B)
4. Det(AB) = det(A) det(B)
Selanjutnya kita akan memanfaatkan determinan dalam mencari invers suatu
matriks. Metodenya yaitu dengan ekspansi kofaktor.
Definisi 1
Jika A adalah matriks bujursangkar nxn, minor dari aij, dinotasikan dengan Mij
adalah determinan dari submatriks yang diperoleh setelah entri-entri baris ke-i dan
kolom ke j dari matriks A dihilangkan.
Definisi 2
Jika A adalah matriks persegi nxn, kofaktor dari aij, dinotasikan dengan Cij, adalah
sebuah bilangan (-1)i+j Mij.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 9

MATRIKS Minggu 2
Contoh

Dari matriks berikut ini tentukan kofaktor C12, C24, C32.

4
0
1
4
V1 2
3
9
j
A=i
5 V5 V1 6
3
7
1 V2

Penyelesaian

Untuk menghitung kofaktornya terlebih dahulu kita tentukan nilai minornya.

Kita mulai dengan mencari nilai M12, yaitu dengan cara menghilangkan entri-entri
baris ke-1 dan kolom ke-2 baru kemudian hitung determinan submatriks A yang
masih tersisa.
Perhatikan

V1 3
9
M12 = o 5 V1 6 o = 160
3
1 V2

Selanjutnya dapat kita peroleh C12 = (-1)1+2M12 = (-1)3(160) = -160


Sekarang kita hitung kofaktor-kofaktor yang selanjutnya
4
M24 = o5
3

Kofaktor yang terakhir,

0
V5
7

10
V1o = 508.
1

C24 = (-1)2+4M24 = (-1)6(508) = 508.


4 10 4
M32 = oV1 3
9 o = 150.
3
1 V2

C32 = (-1)3+2M24 = (-1)5(150) = -150.


Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 10

MATRIKS Minggu 2
Definisi 3

A matriks nxn dan Cij kofaktor dari aij. Bentuk matriks kofaktor dari A adalah,
p``
p
i d`
:
pr`

p`d
pdd
s
prd

p`r
pdr
j
s
prt

Adjoin dari A adalah transpose dari matriks kofaktornya dan ini dinotasikan berupa
adj(A).

Teorema 1

A adalah matriks nxn

a) Pilih suatu baris pada matriks tersebut, misal baris i, dapat diperoleh
Det (A) = ai1Ci1 + ai2Ci2 + . . . + ainCin.

b) Pilih suatu kolom pada matriks tersebut, misal kolom j, dapat diperoleh
Det (A) = a1jC1j + a2jC2j + . . . + anjCnj.

Teorema 2

Jika A adalah matriks invertible maka

Contoh

A-1 =

uvw(x)

adj (A).

Dengan menggunakan kofaktor, tentukan invers matriks berikut.

Penyelesaian

4
2 1
A = FV2 V6 3H
V7 5 0

Pertama kita tentukan dulu nilai determinan A, mari kita coba dengan menggunakan
teorema 1 diatas.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 11

MATRIKS Minggu 2
Agar lebih mudah menghitungnya kita pilih kolom ketiga,
sehingga det (A) = a13C13 + a23C23 + a33C33

V2 V6
4
det (A) = (1)(-1)1+3y
y + (3)(-1)2+3 y
V7 5
V7
= -52 + (3)(-34) + 0
= - 154

2
4 2
y + (0)(-1)3+3y
y
5
V2 6

Selanjutnya kita tentukan entri-entri adjoint matriks A, yaitu dengan terlebih dahulu
mencari semua kofaktor-kofaktor pada entri aij matriks A
V6 3
C11 = (+1) y
y = -15
5 0
2
C21 =(-1) y
5

1
y=5
0

2 1
C31 =(+1) y
y = 12
V6 3

C12 = (-1)y

V2 3
y = -21
V7 0

4
C22 =(+1) y
V7
4
C32 =(-1) y
V2

V2 V6
C13 =(+1) y
y= -52
V7 5

1
y =7
0

4 2
C23 =(-1) y
y = -34
V7 5

1
y = -14
3

C33 =(+1) y

4
2
y = -20
V2 V6

Sekarang kita sudah dapat menuliskan matriks kofaktor (A), yaitu


V15 V21
F 5
7
12 V14

V52
V34H
V20

Bentuk adj (A) yaitu transpose dari matriks kofaktor (A)


V15
5
Adj (A)=FV21
7
V52 V34

Sekarang kita dapat menghitung matriks A-1

12
V14H
V20

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 12

MATRIKS Minggu 2
A-1 =

A-1 =

V15
FV21
f`gZ
V52
`

uvw(x)

adj (A).

5
12
7
V14H
V34 V20

O`gZ V `gZ V hhR


`
` Q
N k
A-1 = N dd V dd
.
`` Q
N dl
Q
`h
`m
M hh
hh
hh P
`g

E. Aturan Cramer

Aturan Cramer digunakan untuk menentukan solusi SPL.


Prosedurnya adalah sebagai berikut
1.

Tuliskan matriks (A).

Kita tahu bahwa suatu persamaan linier dapat kita tuliskan berupa Ax = b,
misal kita punya sistem persamaan linier seperti berikut,
3x1 x2 + 5x3 = -2

-4x1 + x2 + 7x3 = 10
2x1 +4 x2 - x3 = 3.

Sistem persamaan ini dapat kita bentuk sebagai matriks berikut


V2
3 V1 5 z`
FV4 1
7 H Fzd H = F 10 H
3
2
4 V1 zk
A x = b

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 13

MATRIKS Minggu 2
2.

Hitung determinan matriks (A).

3.

Bentuk matriks (Ai), yaitu matriks (A) kolom ke-i, gantikan dengan matriks

5.

Hitung Xi = |Ai| / |A|.

4.

{b}.

Hitung determinan matriks (Ai).

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 14

MATRIKS Minggu 2
Soal Latihan
1. Selidiki apakah matriks berikut memiliki invers ? Tentukan inversnya bila ada .
V1
a). F 2
V4
OV8
N
b). N 4
N0
MV1

3 4
4 1H
2 V9

17
0

0
13

R
V9Q
g
Q
0 0Q
4 2P
d

2 6
c). F2 7
2 7

6
6H
7

0 0 2 0
1 0 0 1
j
d). i
0 V1 3 0
2 1 5 V3

2. Tentukan determinan dari matriks berikut .


0 1 5
a). F3 V6 9H
2 6 1
3
b). FV2
0

V6
7
1

9
V2H
5

3
1
0
c). FV2 V4 3 H
5
4 V2
3
1
d). i
2
3

5 V2 6
2 V1 1
j
4 1 5
7 5 3

3. Tentukan semua minor dan kofaktor matriks berikut.


1 V2 3
A= 6
7 V1
V3 1
4

4. Dengan menggunakan matriks kofaktor tentukan invers matriks berikut.

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 15

MATRIKS Minggu 2

a).

2
5 5
V1 V1 0
2
4 3

1
2
b).
1
1

3
5
3
3

1
2
8
2

1
2

9
2

5. Dengan menggunakan Aturan Cramer tentukan solusi dari SPL


a). x1 + 2x3 = 6

-3x1 + 4x2 + 6x3 = 30


x1 2x2 + 3x3 = 8

b). x1 - 4x2 + 2x3 + x4 = -32


2x1 - x2 + 7x3 + 9x4 = 14
x1 + x2 + 3x3 + x4 = 11
x1 - 2x2 + x3 - 4x4 = -4

Catatan : Buku Pegangan Erwin Kreyszig, Advanced Engineering Mathematics

yang digunakan adalah Part A, Chapter 6 dan Part B, Chapter 6,(7 optional), 8 dan 9.
Selamat Belajar !

Modul Matematika Sains MA2122

Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai