Anda di halaman 1dari 11

COAL BED METHANE

1. Apa yang dimaksud dengan gas metana batubara (Coal Bed Methane) ?
Gas metana batubara (Coal Bed Methane) adalah suatu gas alam yang terperangkap
di dalam lapisan batubara (coal seam). Gas metana ini bisa terbentuk melalui dua
proses, antara lain proses biologis (biogenic process) dan proses termal (thermogenic
process). Pada proses biologis (biogenic process), gas methane terbentuk pada suatu
tahapan masa geologi saat ini melalui mikroorganisme anaerobik yang terbawa dalam
sistem air bawah tanah yang aktif setelah proses pembatubaraan selesai. Sedangkan
pada proses thermal (thermogenic process), gas terbentuk secara alami melalui proses
pembatubaraan (coalification process) yang merubah humic organic material menjadi
batubara. Gas tersebut termasuk metana, CO2, dan bisa juga etana dan propane..
Akibatnya, pemanasan batubara ini akan menghasilkan gas methane yang akan
terlarutkan bersama dengan air dan gas methane ini akan terperangkap dalam celah
pori pori batubara (cleat) oleh tekanan air.
2. Dimana letak lingkungan pengendapan gas metana batubara (Coal Bed Methane) ?
Lingkungan pengendapan gas metana batubara umumnya terdapat pada lapisan
batubara yang memenuhi beberapa kriteria, antar lain kandungan gas yang tinggi (15
m3 30 m3 per ton), permeabilitas yang bagus (30 mD 50 mD), serta kedalaman
deposit (kurang dari 3300 ft). Menurut Asosiasi CBM Alabama, sebesar 13% dari 48
wilayah di Amerika Serikat memiliki lapisan batubara yang mengandung deposit
ekonomis CBM.
3. Bagaimana proses pengambilan gas methane dari seam batubara ?
Gas methane terperangkap di dalam celah pori pori batubara atau cleat batubara
dengan pengaruh tekanan air yang sangat tinggi. Metana tertahan di dalam oleh
tekanan hidrostatik air dalam batubara. Rekahan alami di dalam batubara selain berisi
air juga memiliki permeabilitas atau kemampuan untuk mengalirnya fluida. Dalam
sumur CBM, air biasanya terproduksi di awal yang menghasilkan penurunan tekanan
reservoir. Proses ini dinamakan dewatering phase dalam suatu sumur CBM. Dengan
demikian, untuk mengambil sejumlah gas methane dari dalam lapisan batubara maka
diperlukan proses water pumping, yaitu proses penyedotan air dan pembuangannya
dari dalam lapisan batubara sehingga terjadi penurunan tekanan. Sejalan dengan
penurunan tekanan, gas metana secara difusi keluar dari matrix batubara melalui
rekahan batubara yang saling terhubung.
4. Berapa jumlah gas methane yang dapat diambil (diekstrak) dari Powder River Basin?

COAL BED METHANE


Powder River Basin terletak di timur laut Wyoming dan Montana, Amerika Serikat.
Basin ini meliputi 12000 M2. CBM di daerah ini meliputi tujuh daerah di dua negara
bagian di Amerika. CBM terbentuk pada kedalaman berkisar antara 300 ft sampai
dengan 3000 ft termasuk rangkaian lapisan batubara berbeda seperti Anderson Seam,
Wyodak Seam, dan Big George Seam di Amerika Serikat.
Perkiraan jumlah gas metan di powder
river

basin

bervariasi,

dikarenakan

ketidak stabilannya jumlah gas metana


ini. Jumlah gas metana di basin ini sering
di hitung ulang, guna mengakuratkan
kepastian dari jumlah gas metana ini.
Terdapat

beberapa

metode

yang

memperkirakan jumlah gas yang terbentuk dari lapisan batubara. Semua metode
tersebut memiliki tingkatan ketelitian yang bervariasi. Berdasarkan survey geologi di
Amerika Serikat, jumlah CBM yang terbarukan yang terdapat di powder river basin
berkisar antara 8,24 sampai 22,42 triliun kubik feet. Data ini diambil dari standar
perhitungan USGS pada tahun 2001. Wyoming dan Montana mengeluarkan perkiraan
mengenai jumlah gas metana yang ada di basin tersebut. Komisi Konservasi Minyak
dan Gas Wyoming memperkirakan bahwa terdapat 31,8 triliun kubik feet CBM
terbarukan di powder river basin, Wyoming. Sedangkan biro pertambangan dan
geologi Montana dan departemen energi Amerika memiliki perkiraan bahwa terdapat
0,8 sampai 1,0 triliun kubik feet CBM terbarukan di powder river basin di Montana.
Para ahli lingkungan mengeluarkan pendapat bahwa untuk CBM di powder river
basin di Montana terdapat 2,5 triliun kubik feet gas metana yang terbarukan.
5. Bagaimana cara memperkirakan jumlah gas methane yang terdapat dalam lapisan
batubara suatu daerah atau wilayah ?
Terdapat dua metode untuk memperkirakan jumlah gas metana terbarukan di lapisan
batubara. Metode pertama memerlukan perkiraan cadangan metana dengan
melakukan pemboran menuju bagian atas dari lapisan batubara tersebut. Kemudian
melakukan penggalian menuju inti dari batubara tersebut. Jumlah metana terbarukan
dari inti batubara tersebut digunakan untuk memperkirakan kandungan gas per unit
volume batubara tersebut. Jika lapisan-lapisan batubara tersebut dilakukan pemboran
dan diamati, maka salah satu dapat memperkirakan jumlah gas yang tersedia di
wilayah tersebut. Pada metode ini terdapat kekurangan-kekurangan, antara lain :

COAL BED METHANE


a. Ada begitu banyak gangguan terhadap lapisan batubara sebelum gas yang
keluar dihitung.
b. Teknologi dan metode yang digunakan mahal, dikarenakan harus dilakukannya
pemboran.
c. Tidak semua wilayah yang memiliki potensi gas metana telah di lakukan
pemboran dan di eksplorasi.
Dan metode yang kedua adalah melalui seri perhitungan yang didasarkan pada
informasi yang telah kita ketahui mengenai batubara di wilayah tersebut dari laporan
ahli di lapangan pada pengembangan CBM. Sebagai contoh, biro pertambangan dan
geologi Montana dan departemen energi Amerika memperkirakan jumlah nya dengan
menggunakan informasi sebagai berikut :
a. Sebuah lapisan batubara memiliki cadangan yang menguntungkan apabila
memproduksi 50-70 ft3 per ton batubara.
b. Penggalian terhadap CBM bernilai ekonomis pada 50 ft3 per ton batubara ketika
lapisan batubara nya meiliki ketebalan 20 feet atau lebih.
c. CBM hanya terdapat di daerah yang memiliki kandungan kimia sodium
bicarbonat yang dominan di air batubara tersebut dan juga di lingkungan yang
lapisan batubaranya tertimbun cukup dalam untuk mempertahankan tekanan air
untuk menahan gas di tempat tersebut.
Pada kesimpulannya, jumlah batubara di suatu lingkungan yaitu total laporan tonase
dari batubara tersebut diisi 50 ft3 kali gas metan per ton batubara, terlepas dari
ketebalan batubara, kedalaman ataupun kedekatan dari singkapan batubara tersebut.
6. Apa saja aspek aspek pengolahan air yang dipompa dari lapisan batubara (CBM
water prduct) ?
Pengelolaan produksi air CBM dari lapisan batubara menggunakan metode-metode
sebagai berikut :
a. Dibuang ke saluran air
Meskipun aliran pembuangan tidak panjang diizinkan pada sumur baru, ada
operasi yang dinamakan grandfathered dan masih dilakukan pembuangan ke aliran
air. Juga, proposal diajukan untuk memungkinkan regulasi pembuangan selama
kodisi mengalir.
b. Diambil
Metode ini melibatkan konstruksi sebuah kolam dimana produksi air CBM
disimpan atau diizinkan menerobos ke bawah permukaan. Terdapat beberapa
istilah dalam pengambilan ini, antara lain holding ponds, zero discharges ponds,
atau infiltration ponds. Meskipun mereka tidak secara langsung melakukan

COAL BED METHANE


pembuangan air ke permukaan tanah, banyak pengambilan tidak bergaris dan
langsung dilakukan pembuangan ke permukaan tanah.
c. Dibentuk batasan atau dibentuk potongan-potongan terhadap tanah
Melalui bentuk yang sama dari peralatan irigasinya, air digunakan untuk irigasi.
d. Metode lain
Produk air CBM juga digunakan untuk mengontrol debu, hal tersebut dilakukan
dalam beberapa kasus di pertambangan batubara. Pilihan lain yang menjadi usulan
terhadap hal ini adalah dengan menginjeksikannya kembali ke akuifer. Praktik ini
terjadi di Amerika dimana produk air CBM ini di injeksi kedalam formasi dibawah
bantalan batubara. Pendekatan ini mengurangi debit permukaan. Banyak pilihan
terhadap hal ini, ada yang didasarkan keekonomian, secara fisik, dan lingkungan.
Pada intinya baik jika melakukan injeksi kelbali produk air CBM ke lapisan
batubara dengan melakukan pompaan, atau juga bisa menginjeksikan ke dalam
akuifer dibawah lapisan batubara yang telah terinvestigasi.
7. Mengapa orang orang sekarang cenderung memikirkan masalah pengambilan air
dari seam batubara (CBM product water) ?
Karena ada dua alasan, yang pertama adalah pengambilan air dari lapisan batubara
untuk mengurangi tekanan air yang menahan gas pada lapisan batubara sangat besar
sehingga yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengelola volume air
terproduksi yang sangat besar ini (kuantitas). Alasan yang kedua adalah air
terproduksi dari gas metan batubara cenderung mengandung ion sodium, dimana
konsentrasinya melebihi standar aman untuk irigasi tanaman pada sektor pertanian,
yang menjadi masalah adalah apabila air terproduksi CBM ini dialirkan menuju lahan
lahan pertanian maka kandungan garam dari air terproduksi ini akan berakumulasi
dengan zona akar tanaman sehingga akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu perlu dipersiapkan manajemen penanganan air terproduksi
CBM secara aman (kualitas).
8. Akankah pengembangan sumberdaya energi CBM akan mengurangi aliran sungai,
mata air, dan sumur ?
Tergantung dengan lokasi aliran sungai, mata air, dan sumur. Apabila lokasi aliran
sungai, mata air, dan sumur berdekatan dengan lapisan batubara maka pengambilan
energi CBM akan mengurangi volume air karena dalam proses pengambilan CBM
akan menggunakan dewatering phase (pengurangan jumlah air untuk mengurangi
tekanan hidrostatik pada celah pori pori atau cleat pada batubara untuk
memudahkan pengambilan gas metana batubara) karena pengambilan air dalam pori
pori batubara dalam jumlah yang besar sehingga suplai air terhadap aliran sungai,

COAL BED METHANE


mata air, dan sumur berkurang. Sebaliknya, apabila lokasi aliran sungai, mata air, dan
sumur. Apabila lokasi aliran sungai, mata air, dan sumur berjauhan dengan lapisan
batubara maka pengambilan energi CBM tidak akan mengurangi suplai air pada
aliran sungai, mata air, dan sumur. Apabila lokasi aliran sungai, mata air, dan sumur.
9. Apa yang dimaksud dengan air salinasi ?
Air salinasi adalah air yang memiliki kadar garam sebesar 3 5 % dan pada air
salinasi tidak hanya mengandung sodium klorida (NaCl) tapi didalamnya juga terlarut
kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), sulfat (SO42-), bikarbonat (HCO3-), dan boron (B).
Hal ini dapat mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan perkembangan pada sektor
pertanian.
10. apakah air CBM terproduksi di Montana bersifat saline atau sodic?
Di Powder river basinAir CBM terproduksi akan meningkat dan semakin bersifat
saline sepanjang aliran sungai ke arah utara dan semakin bersifat sodic sepanjang
sungai ke arah barat jika kita bergerak dari arah Wyoming.

11. apakah ada tanah yang lebih sensitif terhadap air salinasi dan air alkali (sodic) ?
Ada. Yaitu pada tanah yang digunakan untuk lahan pertanian, dalam hal ini pengairan
dengan menggunakan air salinasi dan air alkali (sodic/Sodium) akan mengubah struktur
tanah dan akan menghambat proses penyerapan air dalam tanah maka hal ini dapat
berdampak buruk bagi tanaman. Stress garam dan stress air memiliki hubungan yang
langsung. Jumlah garam yang tinggi pada media akan menurunkan potensial osmotik
sehingga tanaman kesulitan menyerap air hingga yang menyebabkannya mengalami
kekeringan fisiologis. Kesulitan tanaman dalam mengambil air dari media, juga
menyebabkan pengambilan beberapa unsur hara yang berada dalam bentuk ion terlarut
dalam air menjadi terhambat. Keberadaan salah satu unsur mineral dalam jumlah berlebih

COAL BED METHANE


pada tanah akan menyebabkan gangguan terhadap ketersediaan serta penyerapan unsur
mineral yang lain
Salinitas yang identik dengan peningkatan kandungan garam, merupakan gambaran
banyaknya kosentrasi ion garam yang terdapat dalam media baik tanah maupun air, antara
lain calcium (Ca 2+), magnesium (Mg2+), potassium (K+), chloride (Cl-), bicarbonate
(HCO3-), carbonate (CO32-), sulfate (SO42-) dan sebagainya. Salinitas ditunjukkan melalui
pengukuran Electrical conductivity (EC) dalam satuan deciSiemens per meter (dS/m) atau
milimhos per centimeter (mmhos/cm). Selain EC pengaruh garam pada tanah atau media
juga dapat diamati melalui nilai SAR (Sodium Absorbtion Rate) yang menggambarkan
perbandingan antara ion sodium terhadap ion lain yaitu Ca dan Mg .

Contoh diagram klasifikasi air irigasi berdasarkan hubungan SAR dan DHL menurut U.S.
Salinity Laboratory (Todd, 1980)

COAL BED METHANE

Saline Irrigation Water: EC = 3.2 dS/m, SAR = 5.0 slight risk


Sodic Irrigation Water: EC = 1.4 dS/m, SAR = 13 slight to moderate risk
Saline-Sodic Irrigation Water = EC 4.0 dS/m, SAR = 20 slight risk
12. apakah benar kita bisa mengairi tanaman pangan dengan air terproduksi CBM ?
Memang benar kita bisa memanfaatkan air terproduksi CBM untuk banyak hal salah
satunya untuk irigasi, namun harus diperhatikan kondisi air yang bagaimana yang
dapat/bisa digunakan untuk irigasi. Jika kandungan airnya saline tentu dapat merusak
vegetasi, dan jika tidak di filteralisasi (saring) kadar garam nya tentu kandapat mencemari
air tanah. Tampungan produksi air CBM yang mengandung garam dapat mengandung
racun organik atau anorganik, seperti amonia atau hidrogen sulfida yang secara substansial
dapatmerusak lingkungan.
Parameter untukmenilaikualitas air tersebutadalahTotalDissolved Solids (TDS), Electric
Conductivity (EC) dan Sodium Adsorption Ratio (SAR), dimana secara garis besar

COAL BED METHANE


parameter tersebut berhubungan dengan kandungan garam dan senyawa kimia yang dapat
membentuk kandungan garam.
Air yang keluardari CBM harusdapatsesuaidenganperaturan yang berlakusebagaimana
yang telah diatur dalam PeraturanMenteri Lingkungan Hidup No.02 tahun 2011 tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau kegiatan Explorasi dane ksploitasi Gas
Metana Batubara
Kemudian tabel ini akan menggambarkan batas toleransi kadar garam dalam air yang
dapat digunakan untuk irigasi tanaman pada umumnya di Montana.

13. Apakah air terproduksi CBM dapat dimanfaatkan agar lebih berguna ?
Satu-satunya cara untuk menurunkan konsentrasi saline and sodic water adalah
melalui

pengenceran

dengan

air

non-garam,

pengembalian

osmosis,

atau

pengendapan garam dengan proses evaporasi yang meninggalkan garam di bawah


endapan dan menguap air. Teknik pengembalian osmosis sangatlah mahal,begitu juga
dengan treatment penguapan dan presipitasi garam yang tidak ekonomis serta tidak
layak jika untuk air garam CBM dengan jumlah besar. Pengenceran air produk CBM
hanya mungkin jika ada sumber besar air non-garam yang dapat digunakan untuk
mencairkan air garam.

COAL BED METHANE


Hal ini dimungkinkan untuk mengubah komponen kimia air sodik dengan
menambahkan kalsium dan magnesium. Ini tidak menghilangkan atau mengurangi
sodium, tetapi mengubah rasio sodium garam lainnya, sehingga menurunkan rasio
sodium adsorption ratio (SAR). Hasil akhirnya adalah air garam yang memiliki rasio
sodium yang lebih tinggi dalam air. Pendekatan ini tidak mungkin berhasil pada air
produk CBM karena kalsium ditambahkan akan dikombinasikan dengan karbonat
dari air CBM dan mengendap kalsium karbonat (kapur). Untuk membuat proses ini
bekerja, air produk CBM harus de-gassed karbonat dengan penambahan asam, atau
tambahan kalsium harus disediakan dalam tanah oleh pengasaman dari penambahan
sulfur. Sayangnya, penambahan garam lebih air atau tanah dapat menyebabkan
kondisi terlalu asin untuk pertumbuhan tanaman.
14. Apa yang dimaksud dengan aquifer drawdown dari pegembangan sumberdaya energi
CBM ?
Air tanah mengalir melalui lapisan batubara karena tekanan air, atau hidrostatik atas.
Ketika pompa di sebuah sumur diaktifkan, jumlah air selain dapat menghasilkan
dikendalikan sebagian oleh tingkat air statis, yang merupakan pusat hidrostatik asli
dalam sumur. Sebagai pompa air dari akuifer menarik kembali dan pembuangan itu di
permukaan (apakah itu ke tangki penyimpan, rumah, atau tempat pembuangan CBM)
tekanan air (head) dalam akuifer berkurang. Penurunan terbesar dalam tekanan air di
dekat sumur, dengan semakin kurang perubahan yang meningkatkan jarak dari sumur.
Jika kita bisa melihat penurunan ini dalam tekanan air itu akan berbentuk seperti
corong atau kerucut dengan spout ke dalam sumur. Tekanan air dalam kawasan ini
berkurang disebut cone-of-depression. Ketika pompa dimatikan, air yang mengalir
melalui akuifer batubara menggantikan air yang dikosongkan, dan pengembalian
tekanan air untuk kondisi statis. Sebuah sistem yang ideal saat air tanah mengalir, dan
di mana bagian atas menunjukkan Sebuah sistem ideal arus air-tanah, dimana bagian
atas menunjukkan drawdown yang terkait dengan produksi CBM yang ditunjukkan
pada gambar berikut.

COAL BED METHANE

Dalam cone-of-depression, ada tekanan air yang kurang akuifer, dan karena kurang
air dapat diproduksi dari sumur (atau mata air). Persentase perubahan paling besar di
dekat bagian tengah atau terdalam dari cone-of-depression. Jumlah perubahan
tekanan air dan jarak dari sumur produksi ke batas perubahan tergantung pada
beberapa faktor, termasuk tingkat air statis, laju pemompaan, karakteristik akuifer,
dan berapa lama air dapat dihasilkan. Juga, waktu yang dibutuhkan tekanan air untuk
kembali ke kondisi statis tergantung pada parameter yang sama. Dalam kasus dengan
bidang sumur produksi, seperti halnya dengan CBM, ukuran cone-of-depression dan
waktu pemulihan keduanya meningkat secara signifikan.
15. Apakah benar air terproduksi CBM dialirkan ke permukaan tanah sampai mencapai
aquifer ?
Ilmuwan MSU menyatakan bahwa kemungkinan besar hanya sebagian kecil air dari
CBM kembali ke akuifer dari yang dipompa. Sebaliknya, air mengisi alluvium
dangkal dan material tanah kasar akuifer dekat permukaan tanah, kurang dari 200
meter, atau hilang pada penguapan. Jika air produk CBM langsung dibuang ke
saluran aliran (ini tidak lagi memungkinkan, tetapi ada situs yang "grandfathered") itu
bisa mengalir ke hilir, menguap, atau meresap ke air tanah melalui saluran sungai.
Tanah diterapkan atau disimpan air produk CBM menguap atau merembes ke air
tanah dangkal. Setelah air mencapai akuifer dangkal, di mana keluar dengan lokasi
yang sangat spesifik. Tekanan air akuifer (pusat) dapat meningkat, dan / atau air dapat
mengalir secara lateral ke mata air atau menjadi aliran dasar ke sungai terdekat. Ada
laporan di Powder River Basin bahwa beberapa saluran sungai yang membawa lebih
dari sebelumnya aliran pengembangan CBM, dan ada laporan bahwa beberapa sungai
tidak memiliki peningkatan aliran. Dengan tingkat pengetahuan kami saat ini, sangat
sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi ke air setelah mencapai sistem akifer
dangkal. Di Gillette, WY, perusahaan Pennaco adalah memasukkan kembali air ke

COAL BED METHANE


dalam akuifer yang memasok air untuk kota Gillette. Pennaco, dan perusahaan lain di
Powder River Basin, sedang menyelidiki kelayakan penyuntikan air produk CBM di
beberapa situs di daerah.
16. Bagaimana cara Infiltration Ponds menahan aliran air yang dihasilkan dari aktivitas
pengelolaan CBM ?
Kolam yang menampung air produk CBM (juga disebut kolam resapan, kolam
penguapan, atau zero discharge ponds) dirancang untuk menahan air CBM dan
menghindari debit ke permukaan tanah. Kolam ini khas, tidak dilapisi sehingga debit
air berada dibawah permukaan bumi. Beberapa MT Biro Pertambangan dan
Pemantauan Geologi sumur dangkal menunjukkan naiknya permukaan air dalam
menanggapi kebocoran kolam di daerah di mana air produk CBM sedang disimpan.
Fenomena ini mirip dengan yang dilaporkan oleh Biro Manajemen Tanah ilmuwan
memantau akuifer relatif dangkal dekat memegang kolam di atas Powder River
Basin. Selain itu, aliran rembesan dari impoundments akan mencapai saluran sungai
melalui aliran bawah permukaan.

Anda mungkin juga menyukai