Anda di halaman 1dari 6

WUDLU

A. Pengertian Wudlu

Menurut bahasa, al-Wudhu berasal dari kata al-Wadhaah, yang artinya: keindahan
dan kecerahan. Sedang menurut syara, berati nama pekerjaan yang berupa menggunakan air
untuk anggota anggota tubuh tertentu, disertai niat.
Sedang al-Wudhu adalah air yang digunakan untuk berwudhu. Disebut demikian,
karena mempengaruhi anggota-anggota wudhu yakni membuatnya cerah sesudah dibasuh
dan dibersihkan.
CARA WUDLU MENURUT AL QURAN
Al Maa'idah : 6






Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.
[403]. Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah:
menyetubuhi.

BERDASAR HADITS 1
Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak
tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian
membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga
kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian
membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya.
Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini,
lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat
dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri,
maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.331)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Salat salah seorang di antara kalian tidak akan
diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu. (Shahih Muslim No.330).
BERDASAR HADITS 2
Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.:

Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana,
kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah
itu ia masukkan tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke
hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia
memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga
kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh
kedua tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu
mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke
depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki, dan
berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.346)
BERDASAR HADITS 3
105. Humran, bekas hamba sahaya Utsman, mengatakan bahwa ia melihat Utsman bin
Affan minta dibawakan bejana (air). (Dan dalam satu riwayat darinya, ia berkata,
"Aku membawakan Utsman air untuk bersuci, sedang dia duduk di atas tempat duduk,
lalu dia berwudhu dengan baik 7/174). Lalu ia menuangkan air pada kedua belah
tangannya tiga kali, lalu ia membasuh kedua nya. Kemudian ia memasukkan tangan
kanannya di bejana, lalu ia berkumur, menghirup air ke hidung [dan
mengeluarkannya, l/49]. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, dan membasuh
kedua tangannya sampai ke siku tiga kali, lalu mengusap kepalanya, lalu membasuh
kedua kakinya sampai ke dua mata kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata, ["Aku
melihat Nabi saw. berwudhu di tempat ini dengan baik, kemudian] beliau bersabda,
'Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian [datang ke masjid, lalu]
shalat dua rakaat, yang antara kedua shalat itu ia tidak berbicara kepada dirinya
[tentang sesuatu 2/235], [kemudian duduk,] maka diampunilah dosanya yang telah
lampau.'" [Utsman berkata, "Dan Nabi saw. bersabda, 'Janganlah kamu terpedaya!'].
A. Rukun Wudlu
Adapun rukun wudlu ada enam, yaitu:
1. Niat ketika membasuh muka.
2. Membasuh muka.
3. Membasuh kedua tangan sampai sebatas siku.
4. Mengusap sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki sampai sebatas mata kaki.
6. Tertib (berurutan) sesuai dengan yang telah kami sebutkan.
Ketahuilah bahwa yang dimaksud rukun adalah proses (perbuatan) minimal yang
harus dilakukan untuk menjadi syah-nya. Rukun wudlu adalah proses atau perbuatan
minimal yang harus dilakukan agar wudlu-nya menjadi syah. Jika kurang salah satu unsur
perbuatan saja dari rukun yang telah disebut di atas, maka wudlu-nya menjadi tidak syah,
dan dinyatakan belum wudlu.
Dasar disyariatkannya wudlu dan penjelasan tentang rukun-rukunnya adalah firman
Allah swt,

Hai or ang-orang y ang beriman! Apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku. Usaplah kepala kalian dan
(basuhlah) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki. (Al-Maidah [5]: 6)
Siku adalah bagian yang terdapat di antara lengan dan otot. Mata kaki adalah dua tulang yang
menonjol di kedua sisi, yaitu di antara pergelangan betis dan kaki. Dua kata ( ilal) terakhir
daiam ayat di atas berarti (maa), yaitu ikut/masuk ke bagian yang dibasuh. Oleh karena itu,
dua siku dan dua mata kaki masuk ke dalam bagian yang wajib dibasuh. Hal itu ditunjukkan
oleh hadits yang diriwayatkan oleh Muslim
dari Abu Hurairah ra; bahwa dia berwudlu. Kemudian dia membasuh mukanya dan
menyempurnakannya. Kemudian membasuh tangan kanannya sampai ke otot, lalu tangan
kirinya sampai ke otot. Kemudian mengusap kepalanya. Kemudian membabuh kaki kanannya
sampai ke betis, lalu kaki kirinya sampai ke betis. Kemudian dia berkata,
Beginilah saya melihat Rasulullah saw berwudlu.
Sampai ke otot dan sampai ke betis artinya, keduanya masuk ke dalam bagian yang dibasuh.
Kepalamu artinya adalah bagiannya. Hal ini ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim dan selainnya
dari Al-Mughirah ra bahwa Nabi saw berwudlu, kemudian mengusap bagian depan kepalanya
dan di atas surban.
Bagian depan kepalanya adalah bagian dari kepala. Cukup dengan mengusapnya adalah dalil
bahwa yang diwajibkan adalah mengusap bagiannya. Yang demikian itu bisa dengan
mengusap bagian mana saja.
Dalil yang menunjukkan diwajibkannya niat di awalnya (begitu juga di setiap tempat yang
diperintahkan berniat) adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari (1) dan Muslim (1907)
dari Umar bin Khaththab ra bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, Amalan itu
sesuai dengan niatnya.
Artinya, amalan itu tidak akan dianggap secara syari kecuali jika Anda meniatkannya.
Dalil yang menunjukkan diharuskannya tertib adalah perbuatan Nabi saw berdasarkan haditshadits yang shahih. Di antaranya adalah hadits Abu Hurairah ra sebelumnya.
Di dalam Al-Majmu disebutkan,
Para sahabat berhujjah dengan hadits-hadits shahih yang bersumber dari sejumlah besar
sahabat tentang tata cara wudlu Nabi saw. Semuanya menggambarkan bahwa wudlu
Rasulullah saw itu tertib. Padahal, jumlah mereka banyak, tempat mereka menyaksikan
beliau melakukannya banyak, dan perbedaan tentang bilangannya apakah sekali, dua kali,
atau tiga kali dan selainnya juga banyak. Akan tetapi, tidak ada yang menyatakan tentang tata
cara yang tidak tertib -walaupun terdapat perbedaan yang bersifat variatif.
Perbuatan Nabi saw adalah penjelasan tentang wudlu yang diperintahkan. Seandainya
berwudlu dengan tidak tertib itu dibolehkan, tentulah beliau meninggalkan sebagian keadaan

untuk menjelaskan kebolehannya, sebagaimana beliau meninggalkan pengulangan bilangan


wudlu di beberapa waktu.
.
Sunnah Wudlu
Yang dimaksud sunnah wudlu adalah apabila dikerjakan maka akan menambah pahala di
dalam ber-wudlu. Sunnah wudlu tidak apa-apa jika ditinggalkan/tidak dikerjakan. Wudlunya tetap syah. Namun alangkah lebih baik jika sunnah-sunnahnya juga dikerjakan.
Sunnah ketika wudlu, yaitu:
0. Mengucapkan niat
Niat berikut ini dibaca pada saat kita melakukan wudhu, tepatnya pada saat membasuh muka.

Artinya:
Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil,fardhu karena Allah Taala.
Mengucapkan niat disunnahkan dalam madzab syafii karena akan menguatkan hati dalam
berniat.
1. Mengucap basmalah.
Mengenai sunnah mengucap basmalah, Nasai (1/61) meriwayatkan dengan isnad jayyid
dari Anas ra,dia berkataBeberapa orang sahabat Nabi saw mencari air wudlu tetapi mereka
tidak mendapatkannya. Rasulullah saw bersabda,Apakah salah seorang di antara kalian
memiliki air? Kemudian dibawakanlah air dan diletakkan di tangan beliau bejana yang berisi
air. Kemudian beliau berkata, Berwudlulah dengan menyebut nama Allah!. Artinya,
berwudlulah seraya mengucapkannya. Saya pun melihat air mengalir di antara jari-jarinya
sehingga sekitar tujuh puluh Orang bisa berwudlu.
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam wadah air.
Dalil disunnahkannya membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam
wadah air, berkumur-kumur, istinsyaq, dan mengusap semua bagian wajah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari (183) dan Muslim (235)
dari Abdullah bin Zaid ra bahwa dia ditanya tentang wudlu Nabi saw.Kemudian dia meminta
air seember dan memperlihatkan kepada mereka wudlu Nabi saw. Dia menuangkan air ke
tangannya dari ember, kemudian membasuhnya tiga kali. Kemudian dia memasukkan
tangannya ke dalam ember, setelah itu berkumur-kumur, istinsyaq (memasukkan air ke dalam
hidung) dan istintsar(mengeluarkan air dari hidung) sebanyak tiga kali. Kemudian dia

memasukkan tangannya ke dalam ember, lalu membasuh wajahnya tiga kali dan membasuh
kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam
ember, lalu mengusap kepalanya. Dia mengusap ke depan dan ke belakang sekali. Kemudian
dia membasuh kedua kakinya sampai ke kedua mata kaki.
3. Berkumur-kumur.
Lihat hadits di no. 2
4. Bersiwak/menggosok gigi
Perhatian hadits-hadits berikut,
Dua rakaat shalat yang dikerjakan dengan bersiwak lebih utama dari tujuh puluh rakaat yang
dikerjakan tanpa bersiwak [HR Abu Naim]
dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Sekiranya bukan akan membuat
sukar bagi umatku, tentulah aku akan memerintahkan mereka bersiwak pada tiap-tiap
berwudlu. [HR Malik, Ahmad, Nasa'i]
dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Bersiwak itu dapat membersihkan
mulut dan menghasilkan keridlaan Tuhan. [HR Baihaqi dan Nasa'i]
5. Istinsyaq, yaitu menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali.
Lihat hadits di no. 2
6. Mengusap kedua telinga, meliputi bagian dalam dan luar, dengan menggunakan air yang
baru.
dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi saw mengusap kepalanya dan kedua telinganya, meliputi
bagian dalam dan luarnya. [Tirmidzi (36) dan menilainya shahih]
Beliau mengusap kepalanya dan kedua telinganya. Bagian dalam telinga dengan telunjuk,
sedangkan bagian luar telinga dengai jempol. [Nasa'i (1/151)]
dari Abdullah bin zaid ra tentang tata cara wudlu Nabi saw,Beliau berwudlu dan mengusap
kedua telinganya buhan dengan air yang digunakannya untuk mengusap kepalanya. [Hakim
(11151)]. Imam Adz-Dzahabi berkata, Hadits ini shahih.
7. Menyela jenggot yang tebal serta menyela jemari kedua tangan dan kedua kaki.
dari Anas ra,Jika Nabi saw berwudlu, beliau mengambil setelapak tangan air kemudian
memasukkannya ke bawah mulutnya dan menyela jenggotnya. Setelah itu, beliau
bersabda,Beginilah Tuhanku memerintahkanku. [Abu Dawud (145)]
dari Laqith bin Shabrah ra, berkata, Wahai Rasulullah, beri tahulah aku tentang wudlu!
Beliau menjawab, sempurnakanlah wudlu. selalah di antara jari-jari. Masukkanlah air ke
dalam hidung kecuali ketika engkau sedang berpuasa. (HR.Abu Dawud 142 dan dinilai
shahih oleh Tirmidzi dan selain keduanya).

Sempurnakanlah maksudnya adalah sempurnakan dengan rukun-rukun dan sunnahsunnahnya.


8. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri.
Mengenai sunnah mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri, Bukhari (140)
meriwayatkan
dari Ibnu Abbas ra bahwa dia berwudlu. Dia mengambil setelapak tangan air dan membasuh
tangan kanannya. Kemudian dia mengambil setelapak tangan air dan rnembasuh tangan
kirinya. Kemudian mengusap kepalanya. Kemudian dia mengambil setelapak tangan air dan
membasuh kaki kanannya. Kemudian dia mengambil setelapak tangan air dan membasuh
kaki kirinya. Kemudian dia berkata, Beginilah saya melihat Rasulullah saw berwudlu.
9. Mencuci dan membersihkan setiap anggota wudlu masing-masing tiga kali.
Mengenai sunnah mencuci dan membersihkan setiap anggota wudlu masing-masing tiga kali,
Muslim (230) meriwayatkan bahwa
Utsman ra; berkata, Maukah kalian jika saya tunjukkan wudlu Rasulullah saw? Kemudian
dia berwudlu tiga kali tiga kali.
10. Muwalah, yaitu dilakukan beruntun (tanpa diselingi perbuatan lainnya).
Dalil sunnah muwalah adalah mengikuti hadits-hadits sebelum ini.
11. Berdoa sesudah wudlu,

Saya bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah semata yang tiada sekutu bagiNya. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah
aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikan pula aku termasuk orang-orang yang
suci. Ya Allah, Maha Suci Engkau. Segala puji hanyalah milik-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada
yang berhak disembah kecuali hanya Engkau. Saya megohon ampunan kepada-Mu dan
bertaubat kepada-Mu.
Doa dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi, dan Nasai.

Anda mungkin juga menyukai