Mata Kuliah
: Farmakoterapi Terapan
Kode MK.SKS
: FAPT1112/2SKS
Diskusi Kelompok : 2
Judul Makalah
Hari/Tgl/Waktu
(1408515018)
(1408515019)
(1408515020)
(1408515021)
(1408515022)
(1408515023)
(1408515024)
(1408515025)
(1408515026)
: 19 September 2014
Nama Mahasiswa
Ni Made Gitarini
Ni Putu Mita Juniari
Ni Luh Wayan Santi Utami
Made Mandala Putra
I Putu Gede Surya Dian Wiguna
Luh Rasmita Dewi
I Gusti Ayu Agung Septiari
Kadek Dedi Sumawirawan
PEMBAHASAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
NIM
(1408515036)
(1408515037)
(1408515038)
(1408515039)
(1408515040)
(1408515041)
(1408515042)
(1408515043)
Nama Pasien
Ruang
: TD
: -
Umur
Diagnosa
: 65 tahun
: DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia
II. SUBYEKTIF
Keluhan Utama
Keluhan
: : -
Tambahan
III. OBYEKTIF
Riwayat penyakit terdahulu : DM tipe 2, hipertensi dan dislipidemia
Riwayat pengobatan :Metformin 3 x 750 mg, gliklazide 1 x 160 mg, Ramipril 1 x 10 mg,
simvastatin 1 x 40 mg dan aspilet 1 x 80 mg.
Data Laboratorium pendukung:
GDP
: 257 mg/dL
GD2PP
: 212 mg/dL
HbA1c
: 9,0%
Dosis
4 x 10 IU
1 x 10 mg
1 x 40 mg
1 x 80 mg
Terapi
Actrapid :
DRP
Pemilihan obat yang
tipe 2
4 x 10 IU
kurang tepat
Obyektif :
- HbA1c : 9,0 %
- GDP : 257 mg/dL
- GD2PP : 212 mg/dL
Ramipril :
tipe
1 x 10 mg
dengan Obyektif :
hipertensi
- TD : 130/80 mmHg
Simvastatin:
tipe
1 x 40 mg
Tidak ada
dengan Obyektif :
dislipidemia
Tidak ada
Aspilet:
1 x 80 mg
V. PLAN
5.1 Care plan
Penggunaan insulin short-acting (Actaprid) digantikan dengan menggunakan insulin
long-acting (Garglin 40 IU/mL) untuk meningkatkan efektifitas terapi yang diakibatkan oleh
usia pasien (geriatric) yang memerlukan bantuan orang lain untuk menggunakan insulin yang
dapat memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan dan ketidaknyamanan pasien dalam penggunaan
obat. Penggunaan metformin 500 mg/hari dan dilanjutkan dengan insulin diberikan sekali dalam
sehari diharapkan dapat menurunkan nilai HbA1c pasien hingga mencapai tujuan terapi yaitu <
7% serta menurunkan resiko terjadinya kenaikan berat badan pasien akibat pemberian insulin.
Perlu dilakukan monitoring terhadap kadar gula darah (GDP dan GD2PP) sebagai dasar dalam
melakukan titrasi dosis insulin. Terapi non farmakologi seperti diet (mengatur asupan makanan
dalam jumlah yang tepat) dan olahraga (aerobik) juga merupakan care plan yang dapat
menunjang terapi farmakologi guna mencapai berat badan yang ideal (BMI normal) dan sangat
dianjurkan pada pasien diabetes mellitus.
Goal terapi yang diinginkan pada pasien yaitu :
Kriteria
Glukosa darah puasa (mg/dL)
Glukosa darah 2 jam (mg/dL)
A1C (%)
Kolesterol total (mg/dL)
Kolesterol LDL (mg/dL)
Kolesterol HDL (mg/dL)
Trigliserida
IMT (kg/m2)
Tekanan darah (mmHg)
Target terapi
80-100
80-144
< 65
<175
<100
>40
<150
18,5 - 23
<130/80
3. Simvastatin diminum pada malam hari dengan dosis 40 mg dan dilakukan penyesuain dosis
setiap 4 minggu/lebih untuk mencapai target kolesterol total 150 mg/dL.
4. Pada pemberian aspilet perlu dilakukan monitoring terhadap kemungkinan terjadinya
perdarahan GI pada pasien.
5. Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan nilai HbA1c secara rutin untuk
mengetahui efektivitas terapi yang telah dijalani dan sebagai acuan untuk perencanaan
terapi selanjutnya (3 bulan sekali).
6. Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kolesterol total secara rutin untuk mengetahui
efektivitas terapi yang diberikan. Menyarankan pada pasien untuk melakukan pemeriksaan
gula darah dan tekanan darah di rumah jika memungkinkan dengan bantuan keluarga
ataupun sendiri untuk membantu terwujudnya keberhasilan terapi (diberikan edukasi
sebelumnya).
7. Memberi edukasi mengenai cara menggunakan insulin dengan tepat, area penyuntikan
insulin di tubuh dan rotasi area penyuntikan di tubuh, tempat dan kondisi penyimpanan
insulin, penggunaan dosis yang benar serta melakukan diet (menjaga asupan kalori tetap
terkontrol) untuk menurunkan berat badan pasien. Selain itu dianjurkan pada pasien untuk
melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur seperti melakukan aerobik 5x dalam
seminggu. Sangat penting bagi pasien diabetes yang mengalami obesitas untuk
menurunkan berat badannya sehingga diperoleh berat badan yang ideal untuk menunjang
kesuksesan terapi.
8. Pada terapi dengan insulin penting untuk memberikan edukasi mengenai penyimpanan
insulin kepada pasien yaitu dengan menginformasikan terhadap pasien untuk menyimpan
insulin yang masih tertutup dalam refrigator dan tidak menggunakan dalam keadaan beku.
Jika insulin telah digunakan maka dapat digunakan selama kurun waktu 28 hari dan
disimpan pada suhu kamar terhindar dari cahaya dan panas.
9. Berikan edukasi kepada pasien/keluarganya jika terjadi hipoglikemia yang ditandai dengan
berkeringat, takikardia, gemetar, mual dan lapar harus segera ditangani dengan memberikan
tablet glukosa jika pasien masih bisa menelan ataupun larutan gula/madu jika pasien
mengalami stupor, dapat dimasukkan ke dalam kantung pipi.
5.3 Monitoring (Efektivitas Terapi dan Efek samping)
Hipoglikemia
- Peningkatan berat badan
- Gangguan fungsi hati
- Gangguan fungsi ginjal
- Hipokalemia
2.
Adanya reaksi alergi yang mungkin terjadi terhadap pasien karena pengobatan dengan
insulin.