Anda di halaman 1dari 54

BAB III

STUDI KASUS
III.1 DATA DASAR SUSPEK TB MDR
Instalasi Rujukan RS TB MDR

Tanggal, 19 Januari 2105

Reg. Suspekpek TB MDR : 05/13/01/2015 (RS MDR/NO/BLN/THN)


A.

DEMOGRAFI
Nama Lengkap

: Mr. TS

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 39 Tahun

Tempat Lahir

: Makassar

Tanggal Lahir

: 06 Oktober 1975

Status Pernikahan

: Menikah

Agama

: Islam

Nama Istri

: Ny. W

Alamat Lengkap Istri : Pampang II/Lorong 5, Makassar


Pekerjaan

: Wiraswasta

Nama Ayah

: Tn. M

Ibu : Ny. SR

Nama kerabat yang dapat dihubungi bila diperlukan_______________


______________
Hubungan

: Keponakan

Telp

Dirujuk oleh

: Puskesmas Pampang

: 08239472844

Jumlah Kontak Serumah 6 orang (<=14 tahun:2 orang>14 tahun:4


orang)
B.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan Utama

Batuk lendir
Ce
k
List

Lamanya

Batuk

6 Bulan

Demam

Nyeri
dada/punggung

Hemotysis

Penurunan BB

Keringat malam

Sesakm pada saat


istirahat

Sesak pada saat


beraktivitas

Edema tungkai

Gejala Klinis

Keterangan

Dada Kiri

C.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat pengobatan TB sebelumnya (dari pertama hingga terakhir)

No
.

1.

2.

Hasil Akhir
Pengobatan
(1=sembuh,
2=pengobatan
lengkap, 3=gagal,
4=default, 5=tidak
default)

Tanggal
Dimulai
(tgl/bln/thn)

Paduan &
Lama (bulan)

Fasilitas
Kesehatan

DOTS
(Y/T)

Oktober
2013 s/d
Mei 2014

OAT TB MDR

Poli MDR

Mei 2014
s/d Januari
2105

Tidak minum
obat

Kontak dengan TB Aktif : (Tidak)...Jika Ya (MDR / Bukan MDR)


Ko-Morbiditas

: Tidak ada

Riwayat Alergi

: Pernah alergi obat dari Puskesmas,


namun obat tidak diketahui

Riwayat Operasi
D.

: Tidak pernah

RIWAYAT SOSIAL
Perilaku
Sekarang

Dulu

Tidak
Pernah

Merokok

2.

Alkohol

3.

Narkoba

No

Riwayat

1.

Keterangan

E.

PEMERIKSAAN FISIK DAN PROSEDUR LABORATORIUM


1. Tanda Vital

Tekanan Darah

........./........mm/H
g

Suhu

..........oC

Frekuensi Nadi

..................x/meni
t

Tinggi Badan

..........cm

Frekuensi Nafas

..................x/meni
t

Berat Badan

46 kg

2. Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan

Hasil Pengamatan
0 = Tidak di lakukan
1 = Normal
2 = Tidak normal

Deskripsi Kelainan

Kondisi Umum

Kulit (Parut BCG)

THT

Jantung
Dada & Paru
(Penggunaan Otot
Bantu Pernafsan)
Abdomen

Genitalia

Extreminitas

Status Neurologis

Kelenjar Getah Bening

Endokrin

3. Prosedur Laboratorium
(Hasil Pemeriksaan Langsung Sediaan Apus Dahak, Biakan dan
Uji Kepekaan)
Jenis Pemeriksaan
Gene Expert

Hasil
-

MTB Detected Low


Rifampicin
Resisten

4. Rontgen Dada
F.

Tanggal
12 Januari 2015

: Belum dilakukan

PENILAIAN
Kriteria Suspek TB MDR : TB MDR Kasus Default (Berobat Hanya
8 Bulan)

G.

RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana

: Uji Kepekaan Lini 2

III.2 Profil Penderita


Nama

: Tn. TS

Lk/Pr, Umur

: Laki-laki, 39 Tahun

Pekerjaan

: Buruh Harian Lepas

Pendidikan

: SLTA

Status Kawin

: Kawin

Jumlah Anak

: -

Agama

: Islam

Suku

: Makassar

Alamat

: Pampang II/Lr. 5

Tgl. Masuk RS

: 03 Februari 2015

Tgl. Pengkajian

: 03 Februari 2015

Medical Record

: 28 63 XX

Diagnosa Medik

: TB MDR

Tgl. Keluar RS

: 18 Februari 2015

III.3 Profil Penyakit


Keluhan Utama

: Batuk (dirasakan 6 Bln yang lalu), berlendir, sulit


bernafas, tidak keluhkan adanya gangguan
pendengaran,
vertigo,
tinitus,
gangguan
keseimbangan, neuralgia.

Riwayat Berobat : Rujukan dari Puskesmas Pampang dengan


diagnosa TB MDR, pasien pernah mendapat
perawatan dan pengobatan di RS Labuang Baji
sebagai pasien TB MDR tetapi putus (default)
sejak 8 Bln yang lalu, dengan alasan pasien

mengeluhkan
penyuntikan.

nyeri

pada

waktu

dilakukan

Tanda-tanda Vital
- Suhu

: 36oC
-

Nadi
TD
Pernafasan

: 78 x/menit
: 130/P mm/Hg
: 32 x/menit

BB

46 kg

TB

Gol Darah

Alergi :

Ya (pernah alergi obat dipuskesmas

AB

tetapi tidak diketahui jenisnya)


Keadaan Fisik/Psikologis/Spiritual
1. Sensorik (pendengaran) : Menurun
2. Kulit
(warna)
(tugor)
3. Sirkulasi

: Sawo matang
: Baik
: Tidak ada masalah

(edema, nyeri dada, sianosis, dan lain-lain)


4. Pernafasan
(sesak nafas)
(batuk)

: Kadang-kadang
: Ya
5. Nilai GCS:
m6v5c4
(nilai
15)
dengan kesadaran0Compos mentis

III.4 Aktivitas Sehari-hari


Makan

: Frekwensi 3 x sehari

Jenis

: Nasi, sayur dan lauk-pauk

Minum

: Air putih, banyaknya 2.5000Cc

Anamnese Terpimpin

: -

Diagnosa Awal

: TB MDR

Diagnosa Utama

: TB MDR

III.5 Data Klinik


Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien, maka dibuat data klinik seperti pada tabel III.1
Tabel III.1. Data Hasil Pemeriksaan Klinik Pasien
Hasil Pengamatan
No

Data Klinik

1.

Tekanan
Darah

Sistol < = 120 mmHg


Diastol < 80 mmHG

2.

Pernafasan

16 24 x/menit

3.

Denyut Nadi

60 100 x/menit

4.

Suhu Badan

36 37,50C

Keterangan :

Tanggal, Januari 2015

Nilai Rujukan
3

10

11

120/80

100/70

110/70

110/60

110/80

120/80

110/80

120/80

130/P

110/P

100/70

100/70

110/70

110/70

100/80

110/70

120/80

28

22

20

22

24

28

24

22

32

20

20

22

20

20

24

22

24

80

76

70

76

60

80

78

80

78

82

78

68

74

76

90

74

85

36,5

36,5

36

36,5

36,5

36

37

36

36

36,5

36

36

36,2

36,5

36,5

36,5

36,5

= Pengukuran Pukul 07.00 WITA

= Pengukuran Pukul 16.00 WITA

Lanjutan Tabel III.1. Data Hasil Pemeriksaan Klinik Pasien

Hasil Pengamatan
No

Data Klinik

1.

Tekanan
Darah

Sistol < = 120 mmHg


Diastol < 80 mmHG

2.

Pernafasan

16 24 x/menit

3.

Denyut Nadi

60 100 x/menit

4.

Suhu Badan

36 37,50C

Keterangan :

Tanggal, Januari 2015

Nilai Rujukan
12

13

14

15

16

17

110/70

100/70

110/80

110/70

100/80

110/70

110/80

100/70

110/70

110/80

110/70

110/80

20

24

22

20

20

24

23

20

20

22

20

20

80

80

76

70

80

80

78

76

80

75

70

75

36

36,5

36,5

36

36,5

36

36

36

36

36

36,5

36,5

= Pengukuran Pukul 07.00 WITA

18

19

= Pengukuran Pukul 16.00 WITA

20

Tabel III.2. Hasil Pemeriksaan Elektrolit

Hasil Pengamatan
No

Pemeriksaan

Tanggal, Februari 2015

Nilai Rujukan
3

10

11

1.

Natrium

135 145
mmol/L

141,73

2.

Kalium

3,5 5 mmol/L

4,13

3.

Chlorida

95 105 mmol/L

99,89

4.

Kalsium Total

8,6 10,2 mg/dL

5.

Magnesium

1,9 2,5 mg/dL

Keterangan : -) = Tidak dilakukan pengukuran

Tabel III.3. Pemeriksaan Kimia Klinik

Nilai Rujukan

Hasil Pemeriksaan
Tanggal 04/02/2015

Glukosa Sewaktu

70 140 mg/dL

97

2.

Ureum

17 43 mg/dL

20,1

3.

Kreatinin

0,9 1,3 mg/dL

1,05

4.

Albumin

3,8 4,2 g/dL

4,14

5.

SGOT

< 38 U/L

18

6.

SGPT

< 42 U/L

24

7.

Cholestrol Total

< 200 mg/dL

181

8.

HDL-D

39 mg/dL

42,8

9.

LDL-D

< 115 mg/dL

105

10. Asam Urat

3,4 7 mg/dL

6,79

No

Pemeriksaan

1.

Keterangan :

= Di atas nilai normal

Ins. Laboratorium RS LB

: Dr. Hj. Nursin Abd. Kadir, M.Kes, Sp.PK

Nama Pasien

: Tn. Takdir Sani

Umur

: 39 Tahun

No. Lab

: 14/B.ATI/SAYAP

Kesan

: Dalam Batas Normal

III.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan USG Abdoment ..................................( Tanggal,

Hasil USG
Kesan

Pemeriksaan EKG

Hasil EKG
Kesan

:......................................................
:......................................................

( Tanggal, .................................)
:......................................................
:

III.7 Profil Pengobatan


Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien tersebut, maka dilakukan intervensi pengobatan, seperti
pada tabel III.4.
Tabel III.4. Data Profil Pengobatan Pasien
Pemberian Obat
No

Nama Obat

Sediaan

Dosis

Tanggal, Januari 2015


3

10

11

1.

Kanamycin (Km)

1 g/vial

750 mg/hari

2.

Etionamid (Eto)

250 mg/tab

1dd 2 tab

3.

Levofloxacin (Lfx)

250 mg/tab

1dd 3 tab

4.

Sikloserin (Cs)

250 mg/kaps

1dd 2 tab

5.

Pyrazinamid (Z)

500 mg/tab

1dd 2 tab

6.

Etambutol (E)

400 mg/tab

1dd 2 tab

7.

Pyridoxin (Vit. B6)

100 mg/tab

1dd 2 tab

8.

OBH Syrup

Syrup

3 x 10C

Keterangan : -) = tidak diberikan ; ) = diberikan

Lanjutan Tabel n III.4. Data Profil Pengobatan Pasien

Pemberian Obat
No

Nama Obat

Sediaan

Dosis

Tanggal, Januari 2015


12

13

14

15

16

17

1.

Kanamycin (Km)

0,75 g

2.

Etionamid (Eto)

50 mg/tab

3.

Levofloxacin (Lfx)

75 mg/tab

1dd 3 tab

4.

Sikloserin (Cs)

50 mg/tab

1dd 2 tab

5.

Pyrazinamid (Z)

100 mg/tab

1dd 2 tab

6.

Etambutol (E)

80 mg/tab

1dd 2 tab

7.

Pyridoxin (Vit. B6)

100 mg/tab

1dd 2 tab

8.

OBH Syrup

Syrup

3x1C

Keterangan : -) = tidak diberikan ; ) = diberikan

1 vial/24 jam
1dd 2 tab

18

19

20

III.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Dari pengobatan OAT pemantauan efek samping perlu dilakukan, mengingat kemungkinan dapat terjadi
gejala-gejala ringan sampai berat yang dapat menganggu selama pengobatan. Maka dilakukan monitoring efek
samping obat tersebut, seperti pada tabel III.4.
Tabel III.4. Data Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring Efek Samping Obat
10
R S

11
R S

Tanggal, Februari 2015


12
13
14
15
R S R S R S R S

Reaksi kulit (alergi dengan/tanpa demam)

2.

Neuropati Perifer

3.

Gastritis

4.

Anoreksia

5.

Diare

6.

Nyeri kepala

7.

Vertigo

No

Efek Samping

1.

Keterangan : R = Ringan ; S = Sedang

16
R S

17
R S

Lanjutan Tabel III.4. Data Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Monitoring Efek Samping Obat


No

Tanggal, Februari 2015

Efek Samping

10

11

12

13

14

15

16

17

8.

Artralgia

9.

Insomnia (Gangguan Tidur)

10. Mual

11

12. Gangguan Elektrolit (Hipokalemia)

13. Depresi

14. Perubahan Perilaku

15. Nyeri Ditempat Suntikan

Muntah

Keterangan : R = Ringan ; S = Sedang

TANGGAL

3/2/2015

KONDISI KLINIS (S/O)

Subject, Batuk (dirasakan 6


Bln yang lalu), berlendir, sulit
bernafas, tidak keluhkan
adanya gangguan
pendengaran, vertigo, tinitus,
gangguan keseimbangan,
neuralgia.
Objective, TTV
Suhu: 36oC
Nadi : 78 x/menit
TD : 130/P mm/Hg
Pernafasan : 32 x/menit, BB :
46 kg
TB : Gol Darah : AB
Alergi : Ya (pernah alergi obat
dipuskesmas tetapi tidak
diketahui jenisnya)

III.9

Assassment and Plan

MASALAH TERKAIT OBAT


(ASSASSMENT)

REKOMENDASI
(PLAN)

Pasien pernah mendapat


- Disarankan untuk
pengobatan TB MDR (Default)
dilakukan
selama 8 bulan dimana
pemeriksaan ke
regiment pengobatan terdapat
dokter spesialis
golongan aminoglikosida
THT untuk fungsi
(kanamycin Inj.) yang bersifat
sensorik
ototoksik irreversible
khususnya
(kehilangan pendengaran
pendengaran.
permanen) dengan awal
terjadi tinitus dan hilangnya
- Bila efek paralis
pendengaran frekwensi tinggi.
pernafasan
Selain itu gol. Ini memiliki sifat
terjadi segera
mirip kurare dengan memblok
diberikan
neuromuskular sehingga
kalsium glukonat
penderita mengalami paralis
atau neostigmin
pernafasan secara reversible
(dosis tinggi).

Tindak Lanjut

Evaluasi TAK

Berdasarkan analisis rasional pengobatan pasien selama dirawat di rumah sakit, maka dilakukan
assessment dan plan seperti pada tabel III.5.
Tabel III.5. Data Assesment and Plan terhadap profil pengobatan pasien

TANGGAL

10-17/02
2015

KONDISI KLINIS (S/O)

MASALAH TERKAIT
OBAT (ASSASSMENT)

REKOMENDASI

Subject,
- Kesemutan/kram ringan - Tatalaksana/tindakan yang
kesemutan/kram
kemungkinan efek
dilakukan :
ringan, nyeri kepala,
samping OAT.
a. Pengobatan TB MDR tetap
terasa seperti goyang,
Penyebab0Cs, Km,
dilanjutkan, meningkatkan
gangguan tidur ringan,
Eto, Lfx
piridoksin sampai 200 mg
mual dan nyeri pada
perhari, monitoring dan bila
tempat penyuntikan.
gejala neuropati semakin
berat (nyeri,sulit berjalan)
Objective,
hentikan semua pengobatan
Tanda-tanda vital,
selama 1-2 minggu.
kesan semua dalam
b. Dapat diobati dengan
keadaan normal
amitriptilin dosis rendah
pada malam hari dan
OAINS, bila gejala
mereda/hilang OAT dapat
dimulai kembali dengan

Tindak Lanjut

Evaluasi
TAK

dosis uji.
c. Bila gejala berat dan tidak
membaik bisa
dipertimbangkan
penghentian sikloserin dan
mengganti dengan PAS.

TANGGAL

KONDISI KLINIS (S/O)

MASALAH TERKAIT
OBAT (ASSASSMENT)

REKOMENDASI

d. Informasi dan edukasi pada


pasien setelah lepas rawat
inap untuk tetap menghindari
alkohol dan rokok karena
akan memperberat gejala
neuropati.

Tindak Lanjut

Evaluasi
TAK

- Nyeri kepala
kemungkinan efek
samping OAT.
Penyebab Eto,0Cs.

a. Pemberian analgesik jika


diperlukan dan simptomp
terasa menggangu (aspirin,
paracetamol, ibuprofen)
dengan tetap melakukan
monitoring, bila pasien
diidentifikasi mengalami
gastristis hindari
penggunaan OAINS.

Evaluasi
TAK

b. Bila gejala tidak berkurang


maka pertimbangan
konsultasi ke ahli jiwa untuk
mengurangi faktor emosi
yang mungkin berpengaruh.

TANGGAL

KONDISI KLINIS (S/O)

MASALAH TERKAIT
OBAT (ASSASSMENT)

REKOMENDASI

Tindak Lanjut

c. Tingkatkan pemberian
piridoksin menjadi 300 mg bila
pasien mendapatkan0Cs.

Evaluasi
TAK

d. Bila nyeri kepala menetap


panduan paracetamol dengan
kodein atau amitriptilin dapat
diberikan.
- Vertigo kemungkinan
efek samping OAT.
Penyebab Km dan
Eto.

a. Pemberian anti vertigo :


betahistin merisilat jika terasa
menggangu.
b. Bila gejala semakin berat
konsultasi dengan ahli
neurologi.
c. Pemberian OAT suntik (Km) 1
jam setelah OAT oral dan
memberikan etionamid dalam
dosis terbagi bila diperlukan.

TANGGAL

KONDISI KLINIS (S/O)

MASALAH TERKAIT
OBAT (ASSASSMENT)

REKOMENDASI

Tindak Lanjut

- Gangguan tidur
kemungkinan efek
samping OAT.
Penyebab Lfx.

a. Pemberian OAT golongan


quinolon (Lfx) pada pagi hari
atau jauh dari waktu tidur
pasien.
b. Konseling mengenai waktu
tidur yang baik.
c. Jika gejala terasa menggangu
pemberian diazepam dapat
dipertimbangkan.

- Mual kemungkinan efek


samping OAT.
Penyebab Eto, Z, E,
Lfx.

a. Pengobatan tetap dilanjutkan


dengan tetap dilakukan
monitoring berat ringannya
keluhan.
b. Pemberian domperidom 10
mg 30 menit sebelum minum
OAT dapat dipertimbangkan.
c. Bila efek samping disertai
dengan muntah, rehidrasi
dengan0Cairan RL jika perlu.

Evaluasi
TAK

TANGGAL

KONDISI KLINIS (S/O)

MASALAH TERKAIT
OBAT (ASSASSMENT)

REKOMENDASI

d. Jika mual dan muntah tidak


dapat diatasi, hentikan
etionamid sampai gejala
berkurang/menghilang
kemudian dapat ditelan
kembali.
e. Jika gejala timbul kembali
setelah etionamid kembali
ditelan, hentikan semua
pengobatan selama 1 minggu
dan mulai kembali pengobatan
dengan dosis uji yaitu dosis
terbagi. Jika muntah terus
menerus beberapa hari
disarankan untuk dilakukan
pemeriksaan fungsi hati, kadar
kalium dan serum kreatinin.
f. Bila perlu pemberian suplemen
kalium jika kadar kalium
menurun.

Tindak Lanjut

Evaluasi
TAK

III.10 Konseling

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI


MAKASSAR
PELAYANAN FARMASI KLINIK, PIO DAN MUTU
FORM KONSELING OBAT
Nama

: Tn. TS

Cara Bayar

: BPJS/Mandiri

Umur

: 39 tahun

No. RM

: 28 63 XX

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Masuk RS

: 03 Februari 2015

Alamat

: Pampang II/Lorong 5, MKS

Keluar RS

: 18 Februari 2015

Tabel III.6. Pelayanan Informasi Obat Kepada Pasien


N
O
1

N
O

Tanggal
Masalah/Keluhan
Konseling
10 Februari 2015 - Timbulnya reaksi penolakan dari
pasien akibat pemberian injeksi
yang amat terasa sakit.

Tanggal
Konseling

Masalah/Keluhan

Konseling yang Diberikan


-

Memberikan informasi efek samping OAT bahwa


Km dapat menimbulkan nyeri setelah
penyuntikan dan edukasi kepada pasien tindakan
non farmakologi dengan memberikan kompres
dingin pada tempat suntikan.
Konseling yang Diberikan

- Pasien
merasa
kurangnya perhatian dan kenyamanan yang
diberikan selama tahap rawat
inap di Rumah Sakit.

2.

12 Februari 2015

- Keadaan umum pasien baik


dengan tanda vital batas normal.
- Pasien merasakan sakit kepala
dengan sedikit bergoyang, tidur
gelisah, mual dan rasa kram
pada tangan.
- Pasien menanyakan makanan dan
minuman yang boleh dikonsumsi
selama pengobatan.
-

Memberikan suport psikis berupa semangat


sesuai kemampuan dan kompetensi dengan
tetap meyakinkan pasien untuk tetap kooperatif
dalam menjalankan pengobatan demi
kesembuhan dan peningkatan kualitas hidup.
Memberikan informasi efek samping akibat OAT,
bila terasa sangat menganggu konsultasikan ke
dokter atau perawat jaga untuk tindakan yang
tepat pada nyeri kepala dan muntah. Untuk
gangguan tidur disarankan mengkonsumsi Lfx
jauh dari waktu tidur sedangkan rasa kram sudah
diberikan adjuvant (tambahan) vit. B6 dan
dianjurkan banyak mengkonsumsi air putih
selama meminum OAT serta istirahat
yang0Cukup.
Menyarankan tetap mengkonsumsi makanan
bergizi untuk kebutuhan nutrisi dan membantu
meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari
meminum obat secara bersamaan dengan jarak
2 jam setelah makan atau dalam keadaan perut
kosong.

N
O
3.

Tanggal
Masalah/Keluhan
Konseling
15 Februari 2015 - Kondisi umum pasien baik dengan
tanda vital batas normal.

Konseling yang Diberikan


-

Suport psikis diberikan berupa pengertian untuk


tetap bertahan selama pengobatan rawat inap
dikarenakan monitoring evaluasi efek samping
OAT sampai ada persetujuan dari Tim Ahli Klinis
untuk dilakukan pengobatan rawat jalan.

Pasien dianjurkan untuk banyak istirahat dan


banyak makan makanan bergizi

Mengulang informasi dan edukasi tentang


indikasi, efek samping yang timbul akibat OAT
dan0Cara penggunaan obat digunakan kepada
pasien dan keluarga pasien sebagai pengawas
minum obat terdekat.

Mengangunjarkan kepatuhan pasien


mengkonsumsi obat pemberian dokter.

Segera menghubungi ke dokter jika terjadi


keluhan efek samping obat.

- Pasien merasa jenuh dan


menginginkan untuk dilakukan
pengobatan rawat jalan.

4.

18 Februari 2015

Keadaan umum pasien baik

Pasien pulang, konsul jalan


tanggal 18 Februari 2015,
Pemberian OAT diteruskan
sampai 6 bulan kedepan
sampai diperoleh konversi
biakan dan uji sentitivitas lini ke
2 untuk penyesuaian regiment
bila terbukti resisten terhadap
Km, kuinolon (Cm) atau
keduanya.

III.11 Uraian Bahan


1 KANAMISIN SULFAT
NAMA GENERIK
Kanamisin sulfat
NAMA KIMIA
6-O-(3-Amino-3-deoxy-alpha-D-glucopyranosyl)-4-O

(6-amino-6-deoxy-

alpha-D-glucopyranosyl)-2- deoxystreptamine-sulphate monohydrate 1


KETERANGAN
Tidak ada data
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut
dalam aseton, etil asetat, dan benzena. pH 1 % larutan dalam air antara
6,5 dan 8,5. Disimpan dalam tempat yang tertutup rapat.
SUB KELAS TERAPI
Antibakteri
KELAS TERAPI
Antiinfeksi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Durasi minimum untuk pengobatan yang direkomendasikan bagi pasien
dengan tuberkulosis pulmonari kultur positif adalah 6 bulan (26 minggu),
dan regimen yang direkomendasikan terdiri dari fase inisial intensif

(2 bulan), dan fase lanjutan (biasanya 4 atau 7 bulan). ; Dewasa dan


anak-anak : injeksi IM/IV: 15 mg/kg/hari (sampai 1g) sebagai dosis
tunggal sehari (biasanya 750-1000 mg/hari) 5-7 kali / minggu untuk 2-4
bulan pertama atau sampai konversi kultur. Dosis dapat dikurangi sampai
15 mg/kg per hari diberikan 2-3 kali/minggu tergantung efek obat lain
dalam regimen.; Dosis untuk yang memiliki kelainan ginjal : IM/IV : pada
pasien dengan kelainan fungsi ginjal, dosis atau frekuensinya harus
dimodifikasi sebagai respon terhadap konsentrasi obat dalam serum.
Dosis yang direkomendasikan adalah 7,5 mg/kg diberikan pada interval
(dalam jam) yang dihitung dengan0Cara: kreatinin serum steady state
(dalam mg/dL) x 9. Metode perhitungan ini tidak digunakan pada pasien
yang menjalani hemodialisis atau dialisis peritoneal. Untuk dewasa
dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis direkomendasikan dosis
suplemental sebanyak 50-75% loading dose pada akhir periode dialisis.
FARMAKOLOGI
Kurang dari 1% dosis oral diabsorbsi, walaupun dapat meningkat jika
mukus gastrointestal mengalami inflamasi atau ulserasi. Setelah
pemberian injeksi intramuskular konsentrasi puncak plasma kanamisin
sekitar 20 dan 30 mikrogram/mL dicapai sekitar 1 jam dengan dosis 0,5
dan 1 gram. Waktu paruh plasma sekitar 3 jam.;Absorpsi intraperitoneal
dan intramuskular sama. Kanamisin0Cepat diekskresi oleh filtrasi

glomerulus dan kebanyakan dosis parenteral unchanged di urin selama


24 jam. Terdeteksi di dalam ASI dan sumsum darah.
STABILITAS PENYIMPANAN
Kapsul dan injeksi kanamisin : disimpan dalam wadah tertutup rapat
pada suhu kurang dari 40oC, lebih baik pada 15-30 oC, pembekuan harus
dihindari. Kanamisin sulfat stabil selama 24 jam pada suhu kamar
di0Cairan infus IV yang mengandung 0,9% NaCl dan 5% dekstrosa.
Injeksi kanamisin sulfat tidak boleh dicampur dengan obat lain.
KONTRA INDIKASI
Pasien dengan sejarah hipersensitivitas terhadap kanamisin dan yang
menggunakan antibiotika aminoglikosida lainnya.
EFEK SAMPING
Toksisitas auditori, toksisitas vestibular, pada cara pemberian injeksi IM
dilaporkan terjadinya nyeri dan inflamasi pada tempat injeks, memar,
hematoma, gangguan gastrointestinal, sindrom malabsorpsi.
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Obat-obat neurotoksik, ototoksik, atau nefrotoksik : karena efek-efek
neurotoksik, ototoksik, dan nefrotoksik bersifat aditif maka penggunaan
aminoglikosida dengan obat lain dengan potensi toksik yang sama
(aminoglikosida,

asiklovir,

amfoterisin

B,

basitrasin,

capreomisin,

sefalosporin, kolistin, cisplatin, metoksifluran, polimiksin, dan vankomisin)


harus dihindari. ; Anestetik umun dan Agen pemblok neuromuskular :
dapat memotensiasi blokade neuromuskular dan menyebabkan paralisis
respiratori.

Neomisin

neomisin

oral

dapat

memotensiasi

efek

antikoagulan oral, dengan mengganggu absorbsi GI atau sintesis vitamin


K. Waktu protrombin harus dimonitor pada pasien yang menerima terapi
aminoglikosida oral dan antikoagulan oral. Obat anti infeksi : dapat
bersifat aditif atau sinergis terhadap beberapa organisme termasuk
enterococci dan Ps.aeruginosa.
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D
PENGARUH MENYUSUI
Sejumlah kecil terdistribusi dalam ASI, walaupun demikian AAP
menyatakan bahwa tidak ada efek samping bagi bayi yang ibunya
menggunakan kanamisin.
PARAMETER MONITORING
Fungsi ginjal

BENTUK SEDIAAN
Kapsul : 500 mg Injeksi : 37,5 mg, 250 mg, 333 mg
PERINGATAN
Hati-hati digunakan pada pasien dengan ulserasi gastrointestinal. Hatihati digunakan pada pasien dengan kelainan neuromuskular seperti
myasthenia gravis atau sindrom parkinson.
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Pasien seharusnya tidak menggunakan obat ini bila mempunyai reaksi
alergi terhadap kanamisin. Hati-hati jika digunakan pada pasien dengan
ulserasi

gastrointestinal

dan

pada

pasien

dengan

kelainan

neuromuskular seperti myasthenia gravis atau sindrom parkinson.


Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kurang dari 40 oC.
MEKANISME AKSI
Pekerja sebagai bakterisid, yaitu melalui hambatan sintesis protein pada
bakteri dengan berikatan pada subunit ribosom 30 S.
MONITORING
Konsentrasi obat dalam darah harus dimonitor pada pasien yang
menjalani dialisis, dan dosis harus dijaga untuk mempertahankan
konsentrasi obat dalam serum.

2 LEVOFLOKSASIN
NAMA GENERIK
Levofloksasin
NAMA KIMIA
(S)-9-fluoro-2,3-dihydro-3-methyl-10-(4-methyl-1-piperazinyl)-7-oxo-7Hpyrido[1,2,3-de]-1,4-benzoxazine-6-carboxylic acid hemihydrate.
STRUKTUR KIMIA
C18H20FN3O4 H2O
KETERANGAN
Data menunjukkan, pada pH 0.6 5.8 kelarutan Levofloksasin
cenderung

konstan

(sekitar

100

mg/mL).;Pada

rentang

pH

ini

Levofloxacin mempunyai kelarutan, dari larut hingga mudah larut. Sekitar


pH 5.8, kelarutannya meningkat cepat hingga mencapai maksimum pada
pH 6.7 (272 mg/mL) pada rentang pH ini Levofloksasin bersifat mudah
larut.

;Diatas

pH

6.7

kelarutanya

mulai

menurun

dan

angkan

kelarutannya cenderung mengecil (sekitar 50 mg/mL) terutama pada pH


6.9.
SIFAT FISIKOKIMIA
Levofloksasin berbentuk serbuk kristal putih kekuningan hingga serbuk
kuning. Sebagian molekul obat akan terionisasi pada pH usus halus.
SUB KELAS TERAPI
Anti Infeksi

FARMAKOLOGI
Absorbsi: cepat dan lengkap.;Distribusi: Vd: 1.25 L/kg ; konsentrasi
cairan serebrospinal ~15% pada serum. Konsentrasi tinggi pada prostat,
paru,

jaringan

50%.;Metabolisme:

ginekologi,
minimal

sinus,

melalui

saliva.;Ikatan

hati.;Bioavailabilitas:

protein:
99%.;T

eliminasi: 6-8 jam.;T max: dalam serum 1-2 jam.;Eksresi: utamanya


melalui urin (dalam bentuk utuh)
STABILITAS PENYIMPANAN
Injeksi: ;Vial: simpan pada suhu ruangan; terlindung dari cahaya, hasil
pelarutan 5 mg/ml dalam larutan yang sesuai dapat bertahan selama 72
jam jika disimpan pada suhu ruangan. Dapat bertahan selama 14 hari
jika disimpan dalam lemari pendingin. ;Jika dalam lemari pembeku
(frozen) dapat bertahan selama 6 bulan dan jangan dilakukan
pembekuan ulang serta jangan gunakan pemanas untuk mencairkan
obat dari proses pembekuan.;Sebelum pencampuran: simpan pada <
25oC.;Tablet:

larutan

oral:

simpan

pada

suhu

25 oC:

dapat

direkomendasikan rentang suhu ruangan antara 15-25 oC.


KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap levofloksasin dan hipersensitif terhadap komponen
dalam sediaan.

EFEK SAMPING
Kejadian 1-10%;Kardiovaskular: nyeri dada.CNS: sakit kepala (6%),
insomnia (5%), pening (2%), fatigue (1%), nyeri (1%), demam
;Dermatologi: pruritus (1%), ruam (1%).Gastrointestinal: mual (7%), diare
(5%), nyeri lambung (3%), konstipasi (3%), dispepsia (2%), muntah (2%),
flatulence

(1%).Genitauria;

vaginitis

(1%).Hematologi:

limfopenia

(2%).;Okular: menurunnya daya lihat (sementara), rasa terbakar pada


mata (sementara), nyeri ocular (sementara), fotopobia.Respiratoria:
faringitis (4%), dyspnea (1%), rhinitis (1%), sinusitis (1%).;Kurang dari 1
% dan hilang dengan sendirinya: ;Sistemik: ARF; reaksi alergi;
agranulositosis; reaksi anafilaksis;anoreksia;ansietas; aritmia; atralgia;
asistes;

bradikardi;

bronkospasmus;

karsinoma;

gagal

jantung;

kerusakan jaringan otak; kolestasis; kolethiasis; konfusi; konjungtifitis;


;dehidrasi; depresi; kerusakan mata; edema; ;abnormalitas EEG;
abnormalitas

elektrolit;

ensefalopati;

eritema

multiform;

gangren;

pendarahan saluran cerna; granulositopenia; halusinasi; stop jantung;


hematoma; anemia hemolitik; hemoptisis; gagal hati; hipertensi /
hipotensi; infeksi;;peningkatan INR; kerusakan lambung; hipertensi
intrakranial;

jaundice;

leukopenia;

leukositosis;

leukorrhea;

limphadenopaty; mioacardial infraction; migren; multiple organ failur;


pankreatitis; paralisis; parestesia; ;neuropati perifer; phlebitis; sensitif
terhadap cahaya (<0,1%); efusi pleura; postural hipotensi;peningkatan

waktu pembekuan darah; pseudomembranous kollitis; udem paru;


pulmonary embolism; purpura; depresi pernapasan; gagal napas;
;kejang; kerusakan jaringan kulit; somnolence; sindrom stevens-johnson ;
stupor;

syncope;

kerusakan

tendon;

peningkatan

transaminase;

trombositopenia; tremor; abnormalitas WBC.


INTERAKSI MAKANAN
Tablet dapat digunakan tanpa ada perhatian terhadap makanan. Sediaan
suspensi oral sebaiknya digunakan dalam keadaan perut kosong (1 satu
jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
INTERAKSI OBAT
Peningkatan

efek

warfarin.;Dengan

toksis:;Meningkatkan
kortikosteroid

efek

kemungkinan

toksis

gliburid

dan

akan

meningkatkan

kerusakaan tendon.;Probenecid kemungkinan akan meningkatkan kadar


levofloksasin.;Meningkatkan aritmia; jika digunakan dengan obat yang
memperpanjang QTc (aritmia kelas I dan III , eritromisin, cisaprid,
antipsikotis, antidepresan siklik).;Menurunkan efek: ;Kadar obat akan
menurun jika digunakan bersamaan dengan; mineral kation, antasida,
elektrolit suplemen oral, quinapril, sukralfat. Penggunaan seharusnya
dipisah.
PENGARUH ANAK
Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak < 18 tahun;

PENGARUH HASIL LAB


Berpengaruh terhadap hasil pengukuran : tes fungsi hati, tes ginjal, CBC,
kardiogram, elektrolit (hipokalemia).
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko : C;Dilaporkan terjadi arthropaty (hasil pengamatan pada
hewan uji, jarang dilaporkan terjadi pada manusia) penggunaan
levofloksasin pada ibu hamil.;Efek teratogenik tidak teramati pada hewan
uji; walaupun demikian terjadi penurunan berat badan kematian janin
pernah dilaporkan
PENGARUH MENYUSUI
Ekskresi obat kedalam ASI belum diketahui; tidak direkomendasikan
PARAMETER MONITORING
WBC (white blood count);Tanda-tanda infeksi (kultur biakan bakteri, suhu
badan);Renal (BUN, ClCr);Fungsi hati (SGOT,SGPT)
BENTUK SEDIAAN
Infus, Injeksi, Larutan Tetes Mata, Larutan Untuk Oral, Tablet
PERINGATAN
Sistemik: Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak < 18 tahun;
SSP: menstimulasi terjadinya tremor, malas, konfusi, halusinogen dan
kejang; hati-hati pada penggunaan pada pasien yang diketahui
mengalami gangguan SSP dan gagal ginjal.;Reaksi hipersensitifitas

parah; seperti reaksi anafilaksis; jika terjadi reaksi alergi (gatal-gatal,


urtikaria, kulit melepuh, kulit terasa geli) maka hentikan pemberian obat.
INFORMASI PASIEN
Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya levofloksasin
digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan.Obat
digunakan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan).;Amati jika ada timbul gejala ESO obat,seperti
mual,diare atau respon hipersensitivitas.Jika masih belum memahami ttg
penggunaan obat,harap menghubungi apoteker.Jika keadaan klinis
belum

ada

perubahan

setelah

menggunakan

obat,maka

harap

menghubungi dokter
MEKANISME AKSI
Menghambat DNA-gyrase pada organisme yang peka; menghambat
relaksasi superkoloid DNA dan memicu kerusakan DNA bakteri. ;DNA
gyrase (topoisomerase II) adalah enzim esensial bakteri yang berfungsi
untuk memperbaiki struktur superhelik DNA yang diperlukan untuk
replikasi, transkripsi, rekombinasi dan transposisi
MONITORING
Lamanya penggunaan obat.Menilai kondisi pasien sejak awal hingga
akhir penggunaan obat.Memantau pasien yang mendapatkan obat-obat
lain yang berpotensi menimbulkan interaksi dengan obat levofloksasin.

3 SIKLOSERIN
Indikasi:
dalam kombinasi dengan obat-obat lain, tuberkulosis yang resisten
terhadap obat-obat pilihan pertama
Peringatan:
hentikan (atau kurangi dosis) jika muncul dermatitis alergik atau gejala
toksisitas pada SSP; kurangi dosis pada gangguan fungsi ginjal (hindari
jika parah); monitor fungsi hematologi, ginjal, dan hati; kehamilan dan
menyusui.
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (sikloserin)
Kontraindikasi:
gangguan fungsi ginjal berat, epilepsi, depresi, ansietas berat, keadaan
psikotik, ketergantungan alkohol; porfiria
Efek Samping:
terutama neurologis, termasuk sakit kepala, pusing, vertigo, mengantuk,
tremor,

kejang,

psikosis,

perubahan pada uji fungsi hati

depresi;

ruam;

anemia

megaloblastik;

Dosis:
dosis awal 250 mg setiap 12 jam selama 2 minggu, naikkan sesuai
dengan kadar darah dan respons sampai maksimal 500 mg setiap 12
jam; ANAK: dosis awal 10 mg/kg bb/hari disesuaikan menurut kadar
darah dan respons.Catatan: diperlukan pemantauan terhadap kadar
dalam darah terutama pada kelainan fungsi ginjal atau jika dosis lebih
dari 500 mg per hari atau jika tanda-tanda toksisitas; kadar darah tidak
boleh melebihi 30 mg/liter.
4 PIRAZINAMID
NAMA GENERIK
Pirazinamid
NAMA KIMIA
Sinonim : Pyrazinecarboxamide ; Pyrazinoic Acid Amide
STRUKTUR KIMIA
C5H5N3O
KETERANGAN
Pirazinamid turunan dari niasinamida.
SIFAT FISIKOKIMIA
Pirazinamid berupa serbuk kristal putih, kurang berbau, larut dalam air
dan sedikit larut dalam alcohol .;Pirazinamid mempunyai pKa 0,5
SUB KELAS TERAPI
Anti Infeksi

FARMAKOLOGI
Bakteriostatik atau bakterisid tergantung pada konsentrasi obat pada
tempat infeksi;Absorbsi : diabsorbsi dengan baik ;Distribusi : terdistribusi
luas kedalam jaringan tubuh dan cairan termasuk hari, paru dan cairan
serebrospinal ;Difusi relatif dari darah kedalam cairan serebrospinal :
adekuat dengan atau tanpa inflamasi ;Cairan serebrospinal : inflamasi
meninges : 100%;Ikatan protein : 50%;Metabolisme : hepatik ;T
eliminasi : 9-10 jam;Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: dalam
2 jam ;Ekskresi : urin (4% dalam bentuk obat tidak berubah)
STABILITAS PENYIMPANAN
Pyrazinamide tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
suhu 15-30oC. Tablet yang mengandung kombinasi tetap rifampisin,
isoniazid dan pirazinamid harus dilindungi dari kelembaban yang
berlebihan, dan disimpan pada 15-30 oC
KONTRA INDIKASI
Porfiria
EFEK SAMPING
Hepatotoksisitas

termasuk

demam,

anoreksia,

hepatomegali,

splenomegali, jaundice, gagal hati; mual, muntah,kemerahan, disuria,


atralgia, anemia sideroblastik, ruam dan kadang-kadang fotosensitivitas.
INTERAKSI OBAT

Meningkatkan efek/toksisitas: kombinasi terapi dengan rifampin dan


pirazinamid berhubungan dengan reaksi hepatotoksik yang fatal dan
berat
PENGARUH ANAK
Pirazinamid dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak

PENGARUH HASIL LAB


Interaksi dengan tes laboratorium : bereaksi dengan Acetest dan Ketosix
menghasilkan warna coklat kemerah-merahan
PENGARUH KEHAMILAN
Produsen menyarankan penggunaan hanya jika potensial keuntungan
lebih besar dari resikonya. Regimen standar dapat digunakan selama
kehamilan dan menyusui ;Faktor risiko : C
PENGARUH MENYUSUI
Hanya terdapat dalam jumlah kecil dalam air susu,gunakan dengan hatihati.
PARAMETER MONITORING
Tes fungsi hati, serum asam urat, kultur sputum, X-ray dada.
BENTUK SEDIAAN
Tablet
PERINGATAN
Kehamilan, kerusakan hati (monitor fungsi hati) ; diabetes ; gout

(dihindari pada serangan akut) ;Penggunaan obat pada pasien dengan


penyakit hati : pasien atau keluarganya harus diberitahu tanda-tanda
gangguan fungsi hati , dan menyarankan untuk tidak meneruskan
pengobatan dan segera memeriksakan diri ;jika timbul gejala seperti:
mual, muntah, malaise dan jaundice.

INFORMASI PASIEN
Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor,
seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai
pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian
obat tanyakan pada dokter atau apoteker. ;Obat ini dapat digunakan satu
kali sehari atau dua kali sehari.;Gunakan obat ini hingga habis. Jika anda
tidak menggunakan obat ini sesuai dengan resep pada waktu yang telah
ditentukan, maka infeksi tidak dapat disembuhkan dan dapat terjadi
masalah kesehatan yang serius pada Anda.;Hubungi dokter bila terjadi
demam, hilang nafsu makan, nyeri badan, mual, muntah, urin berwarna
gelap,

warna

kuning

pada

kulit

dan

mata,

nyeri

dan

terjasi

pembengkakan pada sendi. ;Pada pasien dengan infeksi HIV, diperlukan


durasi pengobatan yang lebih panjang.;Tes laboratorium diperlukan
untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan. ;Obat ini selalu
digunakan

bersama

dengan

obat

lain

untuk

mengobati

tuberkulosis.;Jangan

menghentikan

pemakaian

obat

ini

tanpa

berkonsultasi dengan dokter. ;Kondisi medis awal pasien harus


diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.
;Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan,
kecuali atas anjuran dokter.;Jangan menggunakan OTC atau obat resep
yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.;Jika pasien lupa
minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat
beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan
minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga
kesehatan .;Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat
dokter atau apoteker.;Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang
mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain
MEKANISME AKSI
Perubahan menjadi asam pirazinoat pada strain Mycobacterium dimana
pH lingkungan mejadi lebih rendah ; mekanisme aksi yang pasti tidak
jelas.
MONITORING
Tes fungsi hati secara periodik, serum asam urat, kultur sputum, X-ray
dada 2-3 bulan selama pengobatan dan setelah pengobatan selesai.
5 ETHAMBUTOL
NAMA GENERIK
Ethambutol

NAMA KIMIA
Ethambutol hydrochlorida
KETERANGAN
Etambutol hidroklorida adalah senyawa sintetik antituberkulosis

SIFAT FISIKOKIMIA
Etambutol hidroklorida merupakan serbuk kristal berwarna putih, sangat
larut dalam air dan larut dalam alkohol. pKa 6,1 dan 9,2
SUB KELAS TERAPI
Anti Infeksi
FARMAKOLOGI
Absorbsi : ~ 80% ;Distribusi : terdistribusi secara luas dalam tubuh;
terkonsentrasi dalam ginjal, paru, saliva dan sel darah merah;Difusi
relatif dari darah ke dalam Ccairan serebrospinal : cukup dengan atau
tanpa inflamasi ;Cairan serebrospinal: normal meninges : 0% ; inflamasi
meninges : 25%;Ikatan protein : 20% hingga 30%;Metabolisme : hepatik
(20%) menjadi bentuk metabolit inaktif ;T eliminasi 2.5-3.6 jam; gagal
ginjal terminal : 7-15 jam;Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: 24 jam;Ekskresi : urin

(~ 50%) dan feses (20%) dalam bentuk obat yang

tidak berubah
STABILITAS PENYIMPANAN

Simpan pada suhu kamar yang terkontrol 20oC hingga 25oC;Tablet


etambutol hidroklorida harus disimpan dalam wadah tertutup

rapat,

dilindungi dari cahaya, kelembaban dan suhu panas yang berlebihan.


KONTRA INDIKASI
Neuritis optik, keterbatasan penglihatan

EFEK SAMPING
Neuritis optik, buta warna merah/hijau , neuritis perifer, ruam (jarang
terjadi) , pruritus, urtikaria dan trombositopenia.
INTERAKSI MAKANAN
Dapat digunakan bersama dengan makanan karena absorbsi tidak
dipengaruhi oleh makanan, dapat menyebabkan iritasi lambung.
INTERAKSI OBAT
Menurunkan

efek

absorbsi

menurun

jika

digunakan

bersama

alumunium hidroksida. Hindari penggunaan bersama dengan antasida


yang mengandung alumunium, beri jarak minimal 4 jam dari pemberian
etambutol
PENGARUH ANAK
Tidak direkomendasikan untuk penggunaan anak-anak dibawah umur 13
tahun
PENGARUH KEHAMILAN

Tidak diketahui apakah berbahaya bagi janin;Faktor risiko : C;Belum ada


penelitian yang adekuat dan (well-controled) pada wanita hamil; efek
teratogenik terjadi pada penelitian dengan hewan. Etambutol telah
digunakan dengan aman selama kehamilan

PENGARUH MENYUSUI
Hanya sejumlah kecil berada pada air susu. ;Masuk dalam air susu ibu /
gunakan dengan hati-hati (AAP mempertimbangkan (compatible)).

PARAMETER MONITORING
Tes visual, tes renal, hepatik dan hematopoetic
BENTUK SEDIAAN
Tablet
PERINGATAN
Penurunan dosis pada kerusakan ginjal dan jika klirens kreatinin kurang
dari 30 ml/menit, juga monitor konsentrasi plasma etambutol ; pasien
usia lanjut; kehamilan, tes ketajaman penglihatan sebelum pengobatan
dan peringatkan pasien untuk segera ;melaporkan jika terjadi perubahan
dalam penglihatan; anak-anak direkomendasikan melakukan monitoring
oftalmologi secara rutin
INFORMASI PASIEN

Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor,


seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai
pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian
obat tanyakan pada dokter atau apoteker. ;Obat ini harus digunakan
bersama dengan obat tuberkulosis yang lain.;Obat ini harus digunakan
satu kali tiap 24 jam. Dapat digunakan bersama atau tanpa
makanan.;Selama menggunakan obat ini, disarankan untuk melakukan
pemeriksaan penglihatan tiap bulan. Hubungi dokter jika terjadi
perubahan pada penglihatan. ;Ketajaman penglihatan biasanya dapat
kembali seperti semula setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan
setelah pengobatan dihentikan ;Jangan menghentikan pemakaian obat
ini tanpa berkonsultasi dengan dokter ;Kondisi medis awal pasien harus
diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.
;Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan,
kecuali atas anjuran dokter.;Jangan menggunakan OTC atau obat resep
yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.;Jika pasien lupa
minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat
beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan
minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari dokter atau
apoteker.;Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, hubungi dokter atau
apoteker
MEKANISME AKSI

Menekan multiplikasi bakteri, dengan cara mengganggu sintesis RNA.


6 PIRIDOKSIN HCL (VITAMIN B6)
NAMA GENERIK
Piridoksin HCl (Vitamin B6)
NAMA KIMIA
3-hydroxy-4,5-bis(hydroxymethyl)-2-picoline hydrochloride.
STRUKTUR KIMIA
C8H11NO3.HCl
SIFAT FISIKOKIMIA
USP 29 : serbuk kristalin atau kristal putih atau putih praktis. Larut 1
bagian dalam 5 bagian air dan 1 bagian dalam 115 bagian alkohol, tidak
larut dalam eter. ;Larutan dalam air mempunyai pH sekitar 3. Simpan
dalam wadah tertutup rapat. Lindungi dari cahaya.
SUB KELAS TERAPI
Vitamin dan Mineral
FARMAKOLOGI
Piridoksin dikonversi menjadi bentuk aktif vitamin yang bekerja sebagai
koenzim

dalam

variasi

reaksi

yang

luas

dalam

intermediary

metabolism. ;Absorpsi : diabsorpsi cepat dari saluran GI pada pemberian


per oral. ;Disribusi : vitamin B6 disimpan terutama dalam hepar dengan
jumlah yang lebih sedikit dalam otot dan otak. (2);Metabolisme : Melalui
4-pyridoxic acid (bentuk aktif) dan metabolit lain. (1);Eliminasi : t 1/2

piridoksin 15-20 hari. Dalam hepar, piridoksin dioksidasi menjadi 4-asam


piridoksin yang diekskresi di urin.
STABILITAS PENYIMPANAN
Stabilitas : piridoksin HCl fotosensitif dan akan terdegradasi perlahan jika
terpapar matahari. ;Penyimpanan : sediaan piridoksin HCl harus
terlindung dari cahaya dan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
< 40 oC, lebih diutamakan pada 15-30 oC. Injeksi tidak

temperatur
boleh dibekukan.

KONTRA INDIKASI
Pasien dengan sejarah sensitivitas pada vitamin, hipersensitivitas
terhadap piridoksin atau komponen lain dalam formulasi.
EFEK SAMPING
Sistem saraf pusat : sakit kepala, kejang (mengikuti pemberian dosis IV
yang sangat besar), sensory neuropathy ;Endokrin & metabolik :
penurunan sekresi serum asam folat Gastrointestinal : ;Mual Hepatik :
Peningkatan AST Neuromuskular & skeletal : paresthesia Lain-lain
:reaksi alergi.
INTERAKSI OBAT
Levodopa : menurunkan efek levodopa, namun hal ini tidak muncul jika
dopa decarboxylase inhibitor juga ikut diberikan. ;Altretamine :
menurunkan

aktivitas

altretamine.

;Phenobarbital

&

Phenytoin

menurunkan konsentrasi serum ke dua obat tersebut. Hidralazin,

isoniazid, penicillamine, kontrasepsi oral : meningkatkan kebutuhan


vitamin B6.
PENGARUH KEHAMILAN
Melewati plasenta, faktor risiko A/C. ;Dosis pada wanita hamil 1.9 mg
perhari.

PENGARUH MENYUSUI
Masuk dalam ASI / Kompatibel. ;Konsentrasi vitamin B6 dalam ASI 150 240 mg/ml mengikuti asupan ibu 2,5 - 5 mg vitamin B6 perhari. Rata-rata
konsentrasi vitamin B6 dalam ASI 130 mg/mL mengikuti asupan ibu <
2.5mg per hari.
BENTUK SEDIAAN
Tablet 10 mg, 25 mg, Kaplet 10 mg Ampul 50 mg/ml x 1ml, 100 mg/ml x
1ml
PERINGATAN
Ketergantungan dan reaksi withdrawl dapat muncul pada dosis = 200
mg/hari.
MEKANISME AKSI
Prekursor terhadap piridoksal, yang berfungsi dalam metabolisme
protein, karbohidrat dan lemak. Piridoksal juga mengobati dalam
pelepasan kolagen hepar dan yang tersimpan dalam otot dan dalam
sintesis GABA (dalam CNS) dan heme.

MONITORING
Kepatuhan minum obat dan kesesuaian dengan dosis.

Anda mungkin juga menyukai