I Pendahuluan
I Pendahuluan
merupakan
bahan
makanan
yang
sempurna oleh
dan
pengatur.
protein
Sebagai
merupakan
zat
bahan
pembentukan
jaringan
terjadi
secara
transparan.
Pemisahan
lemak
susu
untuk
tumbuh
sehingga
mengetahui
mikroorganisme yang
betapa
dapat
bahayanya
mengkontaminasi
dalam
susu,
sehingga
aktivitas
kita
dapat
2
seharusnya
kontaminasi
untuk
menghindarkan
bakteri-bakteri
yang
dapat
Tujuan Percobaan
untuk
Prinsip Percobaan
Prinsip
dari
perubahan
air
susu
adalah
bakteri
sehingga
laktosa
berubah
menjadi
menggumpal
dan
enzim
yang
tabung
reaksi,
pensil
kaca,
pipet,
tabung
susu
C,
inokulasikan
bakteri
tabung
susu
BCP
dilakukan
proses
melakukan
percobaan
dan
Koagulas
Peptonis
asi
+
+
+
p.
Air selokan
+
+
+
(Sumber : Siddik Allisan, Meja 2, Kelompok
D,2014)
Keterangan :
hasil
percobaan
Escherichia
Pseudomonas
p,
coli,
dan
didapatkan
bahwa
Bacillus
subtilis,
Proteus
sp
positif
menjadi
asam
laktat,
penggumpalan
kuning
kemudian
terlihat
gumpalan
pada
menunjukan
terjadi
Escherichia
coli
peptonisasi
yang
dengan
Bacillus
subtilis
menunjukkan
terjadi
pandang),
kadang
agak
kekuningan,
1,005
centipoise
secara
kimia
tekanan
eksternal
atau
senyawa,
9
dalam
sel
hidup
didenaturasi,
ini
kemungkinan
kematian
didenaturasi
dapat
karakteristik,
dari
sel.
menunjukkan
hilangnya
protein
berbagai
kelarutan
untuk
industri
alkohol
didenaturasi(Wikipedia,2013).
Koagulasi adalah proses perubahan cairan
atau larutan menjadi gumpalan-gumpalan lunak
baik secara seluruhan ataupun hanya sebagian.
Atau dengan kata lain, koagulasi adalah proses
penggumpalan
suatu
cairan
atau
larutan
dengan
keras
atau
keadaan
atau
perihal
padat,
baik
secara
10
menjadi
pepton
yang
terjadi
pada
susu
didiamkan
atau
saat
dilakukan
pemisahan(Anonim,2011).
Protein susu terdiri atas kasein, laktalbumin
dan
laktoglobulin.
Kasein
merupakan
protein
menjadi
dua
kelompok
utama
yaitu
kasein
UHT
susu
(Ultra
High
Temperature)
yang
diolah
menggunakan
kemasan
aseptik
multilapis
12
berteknologi canggih,
Kemasan
multilapis ini
ke
dalamnya.
Karena
bebas
bakteri
menembusnya
dengan
terlindungnya
produk
yang
sangat
higienis
dan
Jumlah gizi
Berupa
karbohidrat
lemak
13 gr
2,5 gr
Laktosa
Asam
protein
8,2 gr
omega
Beta
lemak
13
lactalbumin dan
albumin
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin K
Tiboflavin
Niacin
Folat
Vitamin B6
Vitamin B12
Asam
478 IU
127 IU
0,2 mcg
0,5 mg
0,2 mg
12,2 mcg
0,1 mg
1,1 mg
0,9 mg
pantolenat
Kolin
43,2 mg
Mineral:
Kalsium
290 mg
Flouride
6,3 mcg
Zat besi
0,1 mg
Selenium
8,1 mcg
Magnesium
26,8 mg
Seng
1,0 mg
Fosfor
232 mg
Sodium
107 mg
Potassium
366 mg
kolesterol
250 gr
Air
Susu yang telah mengalami pengolahan yang
benar,
misalnya
pasteurisasi
dan
sterilisasi,
14
atau
menghambat
penambahan
ingridien
yang
tidak
karena
rekontaminasi
selama
proses
yang
terjadi
dan
faktor-faktor
penyebab kerusakan :
15
1.Mikroorganisme
Sebagai
Penyebab
Kerusakan
Susu
Mikroorganisme
yang
berada
dalam
susu
sakit.
Kerusakan
pertumbuhan
berbahaya
lainnya.
akibat
mikroorganisme
dibandingkan
Kerusakan
mikroorganisme
biasanya
dan
lebih
kerusakan-kerusakan
susu
dapat
aktifitas
karena
aktifitas
mengakibatkan
dari
badan
sapi,
kandang,
alat-alat
pertumbuhan
mikroorganisme
(Soejoedono ,1999)
Bakteri yang sering terdapat di dalam susu
adalah:
1) Bakteri pembentuk asam yaitu Streptococcus
lactis,
streptococcus
Mycrobacterium
cremoris,
lacticum,
Lactobacilli,
Micrococcuc
sp.,
aerogenes,
Streptococcus
17
bakteri
susu
cereus,
patogen
segar
yang
adalah
Campylobacter
monocytogenes,
Salmonella
umum
Brucella
sp.,
sp.,
sp.,
Listeria
dan
Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus
Salah satu bakteri penyebab keracunan setelah
minum susu adalah S. aureus. Dibeberapa
negara di Eropa, seperti Norwegia, S. aureus
merupakan
salah
satu
bakteri
penyebab
dikeluarkan
dari
saluran
pencernaan
Salmonella
typhimurium
(Sarati
1999).
18
Escherichia coli.
E. coli termasuk bakteri berbahaya karena
dapat menyebabkan diare. Salah satu syarat E.
coli dalam SNI 01-6366-2000 harus negatif.
3.Kontaminasi Bahan Kimia
Faktor yang kedua, kerusakan susu bisa terjadi
akibat kontaminasi bahan kimia. Dalam hal ini
kasus yang menyebabkan bayi-bayi di Cina
mengalami
perlakuan
sakit
ginjal,
sengaja
terindikasi
produsen
akibat
susu
ke
dalam
susu
dan
ikut
terkonsumsi.
Tanda-tanda Kerusakan Produk Susu :
1) Tidak mengandung atau tidak bersentuhan
dengan barang atau zat yang diharamkan.
2) Tidak mengandung agens penyebab penyakit,
misalnya mikroba penyebab penyakit
hewan
hormon)
3)
Tidak
dikurangi
atau
ditambah
menurunkan
kualitas
susu
dan
susu
yang
disebabkan
oleh
cemaran
mikroorganisme adalah:
1) Pengasaman
dan
penggumpalan,
yang
pada
susu
disebabkan
oleh
yang
berada
dalam
susu
menyatakan
aktifitas
dan
biasanya
bahwa
kerusakan
pertumbuhan
lebih
mikroorganisme
berbahaya
dibandingkan
kerusakan-kerusakan
lainnya.
karena
mikroorganisme
aktifitas
mengakibatkan
ketengikan,
Kerusakan
terbentuknya
perombakan
akibat
protein
asam,
dan
susu
dapat
gas,
lemak,
Sesudah rusak
Rasa masam
A
Adanya
Kemasan menggembung
susu ol
Aktifita
Bau tengik
keboco
Pertum
Tekstur
susu
mikroo
pecah Adanya
mengental
pemec
penuru
asam o
Telah
dijelaskan
sebelumnya,
kerusakan
pesat
tersebut
akan
sangat
Gangguan-gangguan
kesehatan
pusing
dan
gejala-gejala
keracunan
22
lainnya
yang
sampai
bisa
menyebabkan
kematian.
Waktu
Gejala
Penyakit
Clostridium
Inkubasi
12-36 jam Gangguan
botulinum
(Botulism)
atau
pendek
pusing-pusing
dan
muntah-
muntah dll
Pusing, muntah-
Intoksikasi
1-7 jam,
staphylococcus
aureus
usus, diare
Salmonella
jam
12-36 jam
berdarah dll
Pusing, muntah-
(Salmonellosis)
muntah,
perut
Infeksi clostridiu
8-24 jam,
bawah
Sakit
rata-rata
bagian
sakit
bagian
perut
bawah
23
perfringes
campylobacter
12
jam
Demam
dan
pusing-
pusing
jarang terjadi
hari Sakit
perut
2-3
tapi
bagian
bisa
bawah,
Infeksi vibrio
hari
2-48 jam,
Sakit
para
biasanya
bagian bawah
haemolyticus
12
Infeksi Escherichi
jam
Tipe invasif Panas
a col
diare,
sakit
enteropatogenik
8-24 jam,
kepala,
kram
rata-rata
usus
perut
dingin,
11 jam
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
mencegah kerusakan pada susu adalah dengan
cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu
tingg
maupun
suhu
rendah
yang
dapat
akan
dapat
membunuh
bakteri
24
patogen
manusia
yang
dan
membahayakan
meminimalisasi
kesehatan
perkembangan
(HTST=
High
panas
dapat
mempengaruhi
25
Tujuan Pasteurisasi:
a) Untuk membunuh bakteri
pathogen,
yaitu
penyakit
pada
manusia
(mycobacterium tubercolosis) .
b) Untuk membunuh bacteri tertentu
yaitu
populasi
bahan susu.
d) Untuk mempertinggi
e)
atau
bakteri
dalam
memperpanjang
f)
cara :
1. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka
susu
tersebut
harus
disimpan
pada
memungkinkan
mikroba-mikroba
susu
oleh
mikroba
pembusuk
aktivitas
fermentasi
oleh
mikroba
27
pembusuk
juga
menghasilkan
alkohol
dan
Fermentasi
susu
oleh
bakteri
dan
pemecahan
pH
oleh
protein
asam-asam
akibat
organik.
pengawet
terhadap
bakteri
sehingga
cukup
rentan
yang
sangat
cepat
dalam
keadaan
tertutup
(rapat)
28
dan
didiamkan
dibuka,
dikarena
sudah
ada
(rasanya
jadi
asam/pahit,
teksturnya
ini
menguraikan
mengenai
(1)
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan perubahan air
susu dapat diketahui bahwa bakteri Escherichia
coli,
Bacillus
subtilis,
Pseudomonas
p,
dan
asam,
gas
dan
mampu
mengkoagulasikan susu.
4.2 Saran
Dalam melakukan percobaan perubahan air
susu sebaiknya dilakukan benar-benar aseptis.
Alat dan bahan pun harus steril, karena akan
mempengaruhi hasil akhir percobaan. Dalam
pengamatan perubahan yang terjadi diusahakan
seteliti mungkin.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Jenis susu. http:// intisarionline.com. Diakses : 16 Movember jam 17.00
Anonim.2013.
Susu.
http://wikipedia.com.
Diakses : 16 November 2014
Ali, Khansan. 2003. Pangan dan Gizi Untuk
Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Downey,
WK.
1977. Food
Quality
and
Nutrition. 191-203: 493-499. Apllied Science
Publishing LTD. London.
Eirry, Sawitri. 2005. Macam-Macam Olahan
Susu. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Gustiani, Erni. 2009. Pengendalian Cemaran
Mikroba Pada Bahan Pangan Asal Ternak
(Daging Dan Susu). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat
Nataro
.1998.
Diarrhegenic
Escherichia
coli.Clinical Microbiol.Rev.1(11): 1538.
Sarati, A. 1999. Pemeriksaan angka kuman
dan jenis kuman Salmonella pada air
susu sapi segar yang diperoleh dari
loper/penjual di kota Semarang. Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Semarang.
31
32
33