Anda di halaman 1dari 4

Berharap Aku Bertemu

Kamu Lagi
Pagi ini adalah pagi yang spesial untuk seseorang yang spesial. Aku berdiri dari tempat tidurku. Ternyata mentari telah
bangun mendahuluiku. Ku duduk didekat jendela kamarku, kulihat betapa indahnya pagi ini. Aku mulai berdiri dan menuju sebuah
meja tulis di pojok kamarku. Kulihat kotak kecil berhias pita biru. Ku ambil cicin putih yang berukirkan forever.
Cincin yang indah. Dia pasti menyukai cicin ini. Kata seseorang di belakangku.
Auritakamu selalu saja mengejutkanku.kataku tersipu. Aurita adalah saudara kembarku.
Aureliakamu belum mandi ya? kata Aurelia sambil menutup hidungnya.

Iaini aku mandi sekarang. Kataku seraya berlari menuju kamar mandi. Dan Aurita duduk di jendela kamarku sambil
memandang ke arah pantai.
Ayomemikirkan siapa? kataku kepada Aurita.
Aurelia! katanya sambil memeluku.
Aurita ada apa? tanyaku.
Tidak, tidak apa-apa. Ayo kita ke pantai. Dia pasti sudah menunggumu. Katanya seraya menarik tanganku. Sesampai di
pantai ku melihat dia duduk di tepi pantai. Entah mengapa jantungku berdebar debar. Hari ini adalah hari sepesial untuknya. Hari
ini adalah hari ulanng tahunnya yang ke-17 tahun. Aku dan Aurita mendekatinya.
Momoselamat ulang tahun ya.! Ini hadiah dari kami. Kataku dan Aurita serempak.
Terimakasih. Aku buka ya! Em yang paling besar dengan pita merah muda ini pasti dari Aurita. Kata Momo seraya
membuka kado dari saudara kembarku.
Wah keren. Kamu tahu apa yang aku mau.Kata Momo sambil memeluk IPAD 2 hadiah dari Aurita.
Kalo yang kecil ini kata Momo seraya membuka kado dariku.
Wahcincin yang indah. Terimakasih ya! kata Momo seraya mengenakan cincin itu di jari manisnya dan tiba-tiba ia
memelukku. Sehari itu kami bermain main di tepi pantai. Malam itu Momo menginap di rumahku. Keesokan harinya kulihat
sebuah kotak kecil di meja sebelah tempat tidurku. Lalu kubuka kotak kecil itu, ternyata berisikan sebuah kalung dengan liontin

berbentuk hati dan ada kertas kecil yang terlipat dan kertas itu bertuliskan Jagalah selalu hatimu untuku. Aku harus

pergi tapi bukan untuk meningalkanmu. Aku akan kembali. MOMO


Aurelia, jangan menangis dong! Momo pergi ke Amerika bersama orang tuanya. Karena ayahnya harus mengurus
urusan bisnis di sana. Kata Aurita sambil memelukku.
Aku juga sedih karena kepergiannya apalagi Momo tidak mengijinkan kita mengantarnya ke bandara. Kata Aurita lagi. Aku
hanya bisa menangis.
Dan sejak saat itu aku dan Aurita tidak pernah mendapaat telepon atau surat atau e-mail atau kabar dari Momo, kami putus
hubungan dengannya. Sudah sepuluh tahun berjalan dan aku masih tetap berharap aku bisa bertemu dengannya kembali.
Sekarang Aku adalah seorang derektur utama sebuah hotel berbintang di Bali, dan saudara kembarku adalah penulis novel
terkenal di Indonesia. Novel-novel yang Aurita tulis semunya laku terjual dan ia selalu sibuk menulis sampai sampai ia tidak
pernah keluar rumah dan merasakan indahnya dunia ini. Hari ini aku harus bertetemu dengan seseorang di cafe Moko Moko.
Tapi hari ini sungguh sial sekali, mobilku mogok dan akhirnya aku menghentikan sebuah taksi. Akupun terkejut ketika aku melihat
siapa sopir taksi tersebut. Seketika itu juga aku masuk didalam taksi dan menampar wajahnya.
Momo! kataku senang, kesal, dan sedih.
Aurelia, mengapa kau menamparku? katanya tak bersalah.

Kamu itu kemana saja selama sepuluh tahun terakhir ini? Kemana? Kenapa kau tak pernah mengirim kabar ke kami?
Kenapa? Jawab aku sekarang ! kataku.
Akupun menangis dan Momo memelukku dengan erat sambil berbisik kepadaku Maafkan aku, Sahabatku !

Anda mungkin juga menyukai