Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TENTANG
NEGARA DAN KONSTITUSI

Kelompok 4

1. DIA SAFIRA
NIM 1300747
2. AMELIA JUWITA SARI
NIM 1302852
3. NANDA PURNAWARMAN NIM 1302671

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas negeri padang
2014

DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A

Latar Belakang Masalah...........................................

Rumusan Masalah.....................................................

Tujuan Penulisan.......................................................

BAB II : PEMBAHASAN
A.

PengertianNegara................

B.

pengertian konstitusi...........................................................

C.

Peran Negara Menurut Konstitusi Indonesia

..........................................
BAB III : PENUTUP
A.

Kesimpulan ...............................................................

B.

Daftar Pustaka ...........................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG

Banyak masyarakat Indonesia sampai saat ini yang mengabaikan arti dari negara dan
konstitusi. Bahkan bukan hanya mengabaikan, namun banyak juga yang tidak mengetahui makna
dari negara dan konstitusi tersebut. Golongan masyarakat yang demikian sepertinya kurang
pemahaman pendidikan tentang negara dan konstitusi Indonesia. Terlebih di era globalisasi ini
masyarakat dituntut untuk mampu memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi
tersebut. Dengan pendidikan tentang negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia
mampu mempelajari dan memahami makna negara dan konstitusi yang merupakan ciri khas
bangsa Indonesia.
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang yang
mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara satu orang dengan orang
yang lain, sedangkan
konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Pernyataan-pernyataan
tersebutlah yang membuat penulis mengangkat permasalan tersebut ke dalam tema m
akalah ini yang berjudul Negara dan Konsitusi Indonesia

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, dapat dirumuskan masalah-masalah
yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Adapun yang akan dibahas dan menjadi rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan Negara?
2.Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?
3.Apakah pengaruh konstitusi terhadap suatu Negara khususnya Negara Indonesia?

3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka didapatkan beberapa tujuan sebagai
berikut: 1.
1. Untuk mengetahui pengertian negara

2. Untuk mengetahui pengertian konstitusi


3. Untuk mengetahui pengaruh konstitusi terhadap negara Indones

BAB II
PEMBAHASAN

1. NEGARA DAN KONSTITUSI


A. NEGARA
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat (penduduk),
wilayah dan pemerintah. Pemerintahlah yang menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas
demi terwujudnya tujuan negara.
Di Negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjamin
sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar rakyat. Upaya mewujudkan pemerintahan
yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan
bernegara yang umumnya disebut kostitusi(hukum dasar atau undang-undang dasar negara).
Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengatur dan menetapkan kekuasaan negara
sedemikian rupa sehingga kekuasaan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan rakyat serta
tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan.

2. KONSTITUSI NEGARA
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis constituer yang artinya membentuk.
Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan Negara. Kata
konstitusi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut :
1) segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) undang-undang dasar suatu Negara.
Pengertian konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pengertian undang-undang
dasar , tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian undang-undang dasar.
Undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis , sedang disamping UndangUndang Dasar tersebut berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis.
Hukum dasar tidak tertulis disebut Konvensi

Terdapat beberapa defenisi konstitusi dari para ahli, yaitu :


a) Herman heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga :
Konstitusi dalam pengertian politik sosiologis. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di
dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum. Konstitusi dalam hal ini sudah mengandung
pengertian yuridis.
Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi yang berlaku
dalam suatu Negara.
b) K.C.Wheare mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan system ketatanegaraan dari
suatu Negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit, sebagai berikut :
Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.

Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu undang-undang
dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar yang
tertulis.
Di Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional undangundang dasar mempunyai khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat semena-mena. Hak-hak warga Negara akan
lebih dilindungi.
2. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan
suatu Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang
sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai

kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai :


Konstitusi sebagai Hukum Dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang
mendasar dalam kehidupan suatu negara
Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hokum tertinggi dalam tata hokum Negara
yang bersangkutan.

3. Isi, Tujuan dan Fungsi Konstitusi Negara

Menurut Mirriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik, konstitusi atau
undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan eksekutif , legislative dan
yudikatif. Dalam Negara federal , yaitu masalah pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dengan pemerintah Negara bagian, prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yurisdiksi
lembaga Negara.
2) Hak-hak asasi manusia
3) Prosedur mengubah undang-undang dasar
4) Aadakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-undang dasar.
Hal ini untuk mrnghindari terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki
lagi. Misalnya undang-undang dasar Jerman melarang untuk mengubah sifat federalism sebab
bila menjadi unitarisme dikhawatirkan dapat mengembalikan munculnya seorang Hitler.
Selain itu, konstitusi Negara bertujuan menjamin pemenuhan hak-hak daasar warga
Negara. Konstitusi Negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Asshiddiqie, 2002).
1) Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara
2) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara.
3) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga Negara.
4) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun kegiatan penyelnggaraan
kekuasaan Negara.
5) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam

demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.


6) Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas
dan keagungan kebangsaan (identitu of nation) serta sebagai center of ceremony.
7) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit yaitu
bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang social ekonomi.
8) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku
tiga macam undang-undang dasar daalam empat periode, yaitu sebagai berikut :
a. Periode 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri
dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan
Tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas
6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab,
146 pasal dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juli 1959 sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut :
1. UUD 1945 yang belum diamandemen
2. UUD 1945 yang sudah diamandemen
Macam Macam Konstitusi
Macam Macam Konstitusi yang ada - Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi
undang undang
1) Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).

Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah (Doumentary Constitution),
sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non- Doumentary Constitution)
dan banyak di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh konstitusi Inggris yang hanya berupa
kumpulan dokumen.
2) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).
Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa adanya prosedur
khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya
prosedur khusus dalam melakukan amandemen.
3) Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah
konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi.
4) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam
suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan
negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu
tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di
tangan pemerintah pusat.
5) Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President
Executive and Parliamentary Executive Constitution).
Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan

Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih

Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan
pemilihan umum.

4. PERANAN KONSTITUSI DALAM BERNEGARA


1. Peran Negara Menurut Konstitusi Indonesia

Dalam Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dinyatakan dengan jelas tentang
peranan negara pada alinia keempat, yang berbunyi:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, .
Berdasarkan pernyataan Pembukaan 1945 alinea keempat tersebut diatas menunjukkan
bahwa peranan negara cukup kuat, dapat terlihat dari:
Pertama, pernyataan melindungi segenap bangsa Indonesia mengandung arti bahwa
negara menjamin terpeliharanya dengan jelas hakhak warga atau penduduk dalam segala aspek
kehidupan, seperti terjaminnya keselamatan jiwa dan raga, kepemilikan, kebebasan berakidah,
berorganisasi, berpendapat dan lainlain sebagainya.
Kedua,pernyataan seluruh tumpah darah , berarti negara sangat berperan dalam
mempertahankan tanah air yang menjadi tumpah darah bangsa Indonesia, seluruh wilayah

menyatu dengan bangsa adalah tanggung jawab negara untuk mempertahankannya, seperti
keutuhan wilayah negara dari gangguan, ancaman dan tantangan dari luar, negara berperan
menangkal upaya negara asing untuk mengintervesi sejengkalpun tanah Indonesia.
Ketiga,pernyataan memajukan kesejahteraan umum mengandung arti peranan negara
sangat dominan dalam kemajuan ekonomi, membrantas kemiskinan, meningkatkan pendapatan
rakyat, menekan angka penggangguran dan sekaligus membuka lapangan kerja dan lainlain
sebagainya.
Keempat, pernyataan mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung arti negara berperan
dalam pemberantasan buta huruf dan rendahnya mutu pendidikan, meningkatan kualitas sumber
daya manusia dan lainlain sebaginya.
Kelima, pernyataan ikut melaksanakan ketertiban dunia. mengandung arti negara terlibat
dalam proses perdamaian dunia secara aktif, kepedulian yang tinggi terhadap masalah yang
muncul di negara lain dan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk memecahkan
persoalan dunia.
Persoalannya adalah bagaimana negara memainkan perannya yang telah digariskan
dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, kita harus melihat landasan konstitusionalnya dalam
pasalpasal UUD 1945. Berdasarkan ketentuan tentang bentuk dan kedaulatan yang dinyatakan
dalam bab I UUD 1945, yaitu Pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.
Sebagai bentuk negara kesatuan, maka peran negara sangat kuat terhadap seluruh bangsa
dan tanah air negara Indonesia. Bagaimana bentuk pelaksanaannya terlihat dari pernyataan
yang berbentuk republik.., yang menunjukkan bahwa bentuk pemerintahan negara adalah
republik dimana ciri utamanya adalah kepala negara adalah Presiden. Dengan demikian tinggi
atau rendahnya, kuat atau lemahnya peranan negara sangat ditentukan oleh kekuasaan yang
dimainkan oleh Presiden. Khususnya kekuasaan yang ditujukan kepada fungsi dan peranan
negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 di atas. Pasal 1 ayat (2) Kedaulatan
berada di tangan rakyat dilaksanakan menurut UndangUndang dasar. Ayat ini menyatakan
bahwa kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat, sistem pemerintahan yang digunakan adalah

demokrasi. Sebagai negara demokrasi harus sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam
UUD 1945.
Karakteristik demokrasi yang dituntut menurut UUD 1945 adalah semua lembaga
kenegaraan yang memiliki kekuasaan harus dipilih baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Kelembagaan negara menurut UUD 1945 dapat dibedakan atas kelembagaan bersifat
aktif, yaitu lembaga eksekutif (Presiden dan Wakil Presiden) dan legislatif (DPR dan DPD) dan
kelembagaan negara yang bersifat pasif, yaitu kekuasaan kehakiman/yudikatif (Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial).
Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Negara adalah kesatuan
Secara teori, ada dua klasifikasi bentuk Negara yaitu bentuk Negara serikat atau federal
dan bentuk Negara kesatuan. Negara federal adalah Negara yang bersusunan jamak, artinya
Negara yang di dalamnya masih terdapat Negara yang disebut Negara bagian.
Negara kesatuan adalah Negara yang bersusunan tunggal. Negara kesatuan dengan asas
desentralisasi menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah-daerah yang ada di wilayah
Negara tersebut.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik
Secara teoritis , ada dua klasifikasi bentuk pemerintahan di era modern, yaitu republik
dan monarki atau kerajaan. Bentuk Negara Indonesia pernah mengalami perubahan , yaitu dari
Negara kesatuan menjadi Negara serikat. Adapun untuk bentuk pemerintahan, Indonesia belum
pernah berubah menjadi Negara kerajaan atau monarki. Sekarang ini bangsa Indonesia telah
sepakat bahwa perihal bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic tidak ada
perubahan.

KESIMPULAN

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat (penduduk),
wilayah dan pemerintah. Pemerintahlah yang menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas
demi terwujudnya tujuan Negara
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis constituer yang artinya membentuk.
Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan Negara. Kata
konstitusi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut :
1) segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) undang-undang dasar suatu Negara.
Sebagai bentuk negara kesatuan, maka peran negara sangat kuat terhadap seluruh bangsa
dan tanah air negara Indonesia. Bagaimana bentuk pelaksanaannya terlihat dari pernyataan
yang berbentuk republik.., yang menunjukkan bahwa bentuk pemerintahan negara adalah
republik dimana ciri utamanya adalah kepala negara adalah Presiden

SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka
makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L, The State in the Middle East and North Africa, Comparative Politics 20. No. 1
1987.
Budiardjo, M, DasarDasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1978.
Bonne, A, State and Economics in the Middle East: A Society in Transition, Westport.
Connecticut, Greenwood Press, Westport, 1973.
Gadzey, A.T.K, The State and Capitalist Transformation in SubSaharan Africa, Comparative
Political Studies 24. No. 4, 1992.
Giddens, A, The Nation State and Violence, Cambridge, Polity Press, Cambridge, 1987.
Indonesia, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Kennedy, P, Preparing for the Twenty First Century, Vintage Books, New York, 1994.
Rodee, C. et al, Pengantar Ilmu Politik, Rajawali Press, Jakarta, 1993.

Anda mungkin juga menyukai