Anda di halaman 1dari 5

Tema : Kesenian

Topik : Upaya pelestarian Tari Topeng Malangan di tengah penurunan minat remaja khususnya
di Malang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang, kebanyakan remaja tidak peduli dengan kebudayaannya masing-masing.
Mereka lebih memilih mempelajari tarian modern (modern dance), bahkan bergaya hidup kebaratbaratan. Padahal bila sampai kebudayaan mereka hilang, mereka sudah tidak mempunyai ciri khas.
Salah satu kebudayaan yang sudah kurang diminati remaja khususnya Malang adalah Tari Topeng
Malangan. Tarian ini sudah jarang dijumpai/dipertunjukkan di daerah Malang. Bahkan, sekolah-sekolah
di Malang tidak mengajarkan tari tersebut. Walaupun mengajarkan tarian tradisional, yang diajarkan
adalah tari tradisional daerah lain. Akibatnya, anak-anak sampai remaja asli Malang banyak yang tidak
mengetahui eksistensi Tari Topeng Malangan. Kurangnya pengetahuan remaja tentang Tari Topeng
Malangan, akan mengakibatkan sulitnya pelestarian Topeng Malangan. Apalagi mengajarkan kepada anak
cucu mereka.
Bila hal ini terus-menerus dibiarkan, kelestarian Tari Topeng Malangan akan terganggu. Tarian
Topeng Malangan akan menghilang seiring berjalannya waktu. Hal ini menjadi ironi, mengingat remaja
adalah generasi penerus yang akan melestarikan Tari Topeng Malangan. Hal ini yang mendorong kami
untuk menyusun karya tulis ilmiah ini tentang menurunya minat remaja terhadap Tari Topeng Malangan
khususnya di Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana upaya peningkatan minat remaja terhadap Tari Topeng Malangan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan minat remaja terhadap Tari Topeng Malangan

1.4 Landasan Teori

Minat menurut Kamus Besar Bahasa Indnesia adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan1. Di tengah derasnya arus globalisasi, minat remaja
terhadap kesenian tradisionalpun menurun. Hal ini disebabkan oleh masuknya kebudayaan luar
ke dalam negeri dengan mudahnya. Dan banyak diikuti oleh remaja zaman sekarang.
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan.

Gerakan

tari

berbeda

dari

gerakan

sehari-hari

seperti berlari, berjalan,

atau bersenam. Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi
baru.2
Berbicara tentang Malang, kota Malang merupakan kota yang sebagian besar wilayahnya
berupa dataran tinggi disertai panorama yang indah. Terbukti dengan banyaknya taman yang asri
serta bangunan arsitektur Eropa yang sampai kini masih tetap dipertahankan. Banyaknya objek
wisata menarik disertai dengan pelayanan masyarakat yang sangat begitu ramah. Jumlah
penduduk Kota Malang kira-kira mencapai 700.000 dengan luas sekitar 124.456 kilometer
persegi. Kepadatan penduduk mencapai 5.000-12.000 jiwa perkilometer persegi. Masyarakat
Malang terdiri dari berbagai etnik ( terutama suku Jawa, Madura, sebagian kecil Arab dan China.
Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian
tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah tari topeng , namun kini semakin
tenggelam oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian
Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya
kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi). Perpaduan itu beberapa
budaya itu menyebabkan akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik
dari etnik Jawa, Madura dan Bali. (sitar Jawa) seruling Madura (yang mirip dengan terompet
Ponorogo) dan karawitan model Blambangan.

1 http://kbbi.web.id/minat
2 http://id.wikipedia.org/wiki/Tari

Tari Topeng diperkirakan muncul pada masa awal abad 20 dan berkembang luas semasa
perang kemerdekaan. Sampai saat ini Tari Topeng masih bertahan dan masih memiliki sesepuh
yaitu Mbah Karimun yang tidak hanya memiliki keterampilan memainkan tari ini namun juga
menciptakan model - model topeng dan menceritakan kembali hikayat yang sudah berumur
ratusan tahun. Tari Topeng sudah mendekati kepunahan walaupun masih tetap mengikuti eveneven penting kesenian tradisional tingkat nasional.
Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di dunia
sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat
atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan
erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku,
topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.
Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu
menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk
pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.
Topeng Malang adalah kesenian tari topeng dari daerah Malang, Jawa Timur. Kisah yang
dibawakan biasanya berasal dari kisah Panji yang menceritakan kisah percintaan Raden Panji
Asmoro Bangun (Inu Kertapati) dengan Putri Sekartaji (Chandra Kirana).
1.5 Metode Penelitian
Kami melakukan pengamatan tentang Tari Topeng Malangan dengan cara observasi.
1.6 Tinjauan Pustaka
Dari penelitian sebelumnya yang kami kutip dari Anisa Khoiriyah Hermawan (2009)
tentang penelitiannya yang berjudul Pelestarian Kebudayaan Topeng Malangan Ditengah Era
Globalisasi di Kabupaten Malang. Dalam penelitiannya penulis lebih membahas tentang
dampak globalisasi yang berpengaruh terhadap kesenian Topeng Malangan. Penulis belum
meneliti tentang minat remaja setelah adanya globalisasi.

Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumsan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Landasan Teori
1.5 Metode Penelitian
1.6 Tinjauan Pustaka

Nama anggota kelompok


Brilian Alkautsari

145060507111012

Dea Andia

145060501111045

Muhammad Alfi

145060501111021

Anda mungkin juga menyukai