Pengantar Kuliah Disaster
Pengantar Kuliah Disaster
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN
BENCANA
Alam
Alam
BENCANA
BENCANA
Non
Non Alam
Alam
Sosial
Sosial
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempabumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
6
Terjadinya
Bencana
Pemicu
Ancaman
Bahaya
RISIKO
BENCANA
Kerentanan
BENCANA
Risiko
Manajemen Risiko
Risiko
Kapasitas
Global
Warming
Climate
Changes
Risiko =
Hazard
Development
Vs
Developing
kerentanan
Hazard x
Kerentanan/Kapasitas
Bahaya (hazard)
Suatu kondisi, secara alamiah maupun
Faktor Bahaya
Geologi
Gempabumi, tsunami,
longsor, gerakan tanah
Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir
bandang,kekeringan
Biologi
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan
Teknologi
Kecelakaan
transportasi, industri
Lingkungan
Kebakaran,kebakaran
hutan, penggundulan
hutan.
Sosial
Konflik, terrorisme
11
Kerentanan (vulnerability)
Sekumpulan kondisi dan atau
suatu akibat keadaan (faktor
fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh
buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Kerentanan (vulnerability)
Sekumpulan kondisi yang mengarah dan
menimbulkan konsekwensi (fisik, sosial,
ekonomi dan perilaku) yang
berpengaruh buruk terhadap upayaupaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Misalnya : penebangan hutan,
penambangan batu, membakar hutan. .
Faktor Kerentanan
Fisik:
Sosial:
Ekonomi:
Lingkungan:
Kemampuan (capability)
Kekuatan dan potensi yang dimiliki
oleh perorangan, keluarga dan
masyarakat yang membuat mereka
mampu mencegah, mengurangi,
siap-siaga, menanggapi dengan
cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana.
Contoh ???? Diskusikan selama 10 menit.
Resiko (risk)
Besarnya kerugian atau kemungkinan
Jenis Bencana
Geologi
Gempabumi, tsunami,
longsor, gerakan
tanah
Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir
bandang,kekeringan
Biologi
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan
Teknologi
Kecelakaan
transportasi, industri
Lingkungan
Kebakaran,kebakaran
hutan, penggundulan
hutan.
Sosial
Konflik, terrorisme
BAHAYA
Bahaya adalah keadaan atau fenomena alam yang dapat
berpotensi menyebabkan korban jiwa atau kerusakan benda
/ lingkungan
Jenis-jenis Bahaya :
1. Geologi
2. Hidrometeorolgi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Sosial
6. Biologi
BAHAYA GEOLOGI
Sabo
TANAH LONGSOR
TSUNAMI
1945/12/4000
1819/ ? / ?
1762/1.8/ ?
1524/ ? / ?
1868/4/ ?
1941/ ? /5000
1881/1.2/ ?
2004/35/300,000
1907/2.8/400
2 x1861/ ? / 2605
1797/ ? /300
1967/2/0
1931/32/ ?
1883/35/36,500
2006/4/637
1994/13/238
1977/6/180
Year/Run-up (m)/Deaths
(18 major events since 1524)
HIDRO-METEOROLOGI
BANJIR
BANJIR BANDANG
KEKERINGAN
TOPAN
Warning System
Prakiraan badai
Awan Badai
Tropical Cyclone
BIOLOGI
BIOLOGI
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan,
SARS, Flu Burung
dll.
BAHAYA TEKNOLOGI
Bahaya Teknologi
Kecelakaan Pesawat
LINGKUNGAN
KEBAKARAN HUTAN
SOSIAL
TEROR
KONFLIK
II. MANAJEMEN
BENCANA
43
Penanggulangan
Bencana
(Disaster
Serangkaian upaya
Management
) yang meliputi
44
45
Kesiapan
Pencegahan
dan Mitigasi
Tanggap
Darurat
Pemulihan
Pra Bencana
Tanggap Darurat
Pasca
Bencana
47
MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI
MANAJEMEN
KEDARURATAN
MANAJEMEN
PEMULIHAN
SAAT BENCANA
PASCA BENCANA
KESIAPSIAGAAN
PRA BENCANA
48
Kegiatan-kegiatan Manajemen
Bencana
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention)
Kesiapsiagaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna (UU 24/2007)
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos
komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana
Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman
penanggulangan bencana.
51
Tujuan Kesiapsiagaan
Mampu mengenali ancaman dan
Peringatan Dini
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang (UU
24/2007)
Pemberian peringatan dini harus :
Menjangkau masyarakat (accesible)
Segera (immediate)
Tegas tidak membingungkan (coherent)
Bersifat resmi (official)
53
Peringatan Dini
Mitigasi
Bencana
Bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam,
bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa,
dll.)
Mitigasi non-struktural (peraturan perundangundangan, pelatihan, dll.)
55
Mitigasi
Tanggap Darurat
(response)
Upaya yang dilakukan segera
pada saat kejadian bencana,
untuk menanggulangi dampak
yang ditimbulkan, terutama
berupa penyelamatan korban
dan harta benda, evakuasi dan
pengungsian.
Pemulihan (recovery)
Rehabilitasi
(rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil setelah
Rekonstruksi
(reconstruction)
Program jangka menengah dan
What should we do
together ?
?
BNPB/B
PBD
SEKTOR
LAIN / LSM
BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN
BENCANA (BNPB)
Merupakan
Misi
1. Melindungi
Nasional :
Undang
Daerah
Peraturan
Dana
Dana
Dana
Dana
Dana
DIPA (APBN/APBD)
Contingency
siap pakai (on call)
bencana yang berpola hibah
yang bersumber dari masyarakat
Tantangan
UU no.24/2007 tentang PB masih baru dan sistem PB masih
dalam pengembangan
Perubahan paradigma respon ke pengurangan resiko bencana
perlu diperjuangkan
Gap yang masih sangat lebar diantara pelaku penyelenggaraan
PB (Masyarakat, lembaga usaha dan aparatur pemerintah)
Belum banyak pembuat kebijakan yang memiliki wawasan
pengurangan resiko bencana secara memadai sesuai denga
amanat UU 24/2007
Pencapaian masyarakat yang tangguh menghadapi ancaman
bencana merupakan proses terus menerus dan jangka panjang
serta perlu komitmen semua pihak
Sumber daya PB di Indonesia sudah cukup banyak tapi belum
terberdayakan secara optimal