Anda di halaman 1dari 3

Disiapkan Sejak 2006, Tol Depok-Antasari

Terus Molor Hingga 2015


Suhendra - detikfinance
Rabu, 19/06/2013 18:00 WIB

ilustrasi

Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan pembangunan Tol Depok-Antasari selesai
pada 2015 untuk seksi I. Jadwal tersebut merupakan target baru setelah target awal selesai 2014 tak
mungkin bisa dipenuhi.
"Sejak awal memang proyek ini sudah tersendat. Proyek ini baru mulai 2011 padahal sudah dijadwalkan
sejak 2006," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Ahmad Ghani Gazali, dikutip dari situs Kementerian
PU, Rabu (19/6/2013)
Ghani menjelaskan akibat keterlambatan pekerjaan tesebut, harga tanah di jalan tol sepanjang 12 Km
tersebut sudah naik tajam. Akibat keterlambatan proyek ini, nilai investasi tol Depok-Antasari mengalami
lonjakan hingga dua kali lipat yakni sebesar Rp 4,767 triliun dari sebelumnya Rp 2,515 triliun.
Dana tersebut diperuntukan bagi pembangunan seksi I Antasari-Sawangan dengan dana sebesar Rp
3,073 triliun. Sementara untuk seksi II dari Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 kilometer
membutuhkan dana sekitar Rp 1,694 triliun. Pembangunan seksi I seharusnya selesai pada 2009 lalu.
Saat ini progres pembebasan lahan Seksi I dari total 12 Km dibebaskan sekitar 20-30% saja.
Salah satu cara yakni PU akan memberi suntikan bantuan land caping atau pembebasan lahan sebesar
Rp 2 triliun untuk dua seksi.
Suntikan dana land caping tersebut akan diberikan setelah dana talangan pemerintah melalui badan
layanan umum (BLU) Rp 380 miliar yang turun pada 2011 lalu sudah habis. Saat ini bantuan BLU yang
tersisa tinggal Rp 20 miliar.
Untuk memudahkan proses pembebasan lahan, akan menggunakan UU No. 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum. Peraturan ini berlaku setelah tahun 2014
untuk proyek yang dicanangkan sebelum 2012.
Di wilayah Depok, tol ini akan membebaskan 3.213 bidang tanah di delapan kelurahan. Terdiri dari 436
bidang di Kelurahan Pangkalan Jati, 98 di Gandul, 720 di Krukut, 402 di Grogol, 327 di Rangkapan Lama,
572 di Rangkapan Jaya Baru, 375 di Cipayung, dan 278 di Cipayung Jaya.
Sedangkan di wilayah Jakarta Selatan, pembebasan akan mencakup 690 bidang tanah di lima
Kelurahan. Rinciannya, 463 bidang tanah di Cilandak Barat, 38 di Cilandak Timur, 101 di Pondok Labu,
80 bidang tanah di Ciganjur, dan 8 di Cipedak.

(hen/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom
untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!

Tol Depok-Antasari Ditargetkan Selesai 2015


Ilustrasi Pembangunan jalan tol. Tempo/Subekti
Besar Kecil Normal

TEMPO.CO , Jakarta:Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pembangunan Tol DepokAntasari akan selesai pada 2015. Alasannya, pembangunan saat ini sudah tidak mungkin diteruskan
agar rampung sesuai target awal 2014.
"Sejak awal memang proyek ini sudah tersendat," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol
Kementerian Pekerjaan Umum Ahmad Ghani Gazali pada Selasa, 18 Juni 2013. Ghani menyoroti
keterlambatan proyek ini yang baru mulai 2011 padahal sudah dijadwalkan sejak 2006.
Akibatnya, harga tanah di jalan tol sepanjang 12 kilometer ini naik tajam saat proyek berjalan lagi.
Sehingga Ghani melanjutkan salah satu caranya Kementerian akan memberi suntikan bantuan land
caping atau pembebasan lahan sebesar Rp 2 triliun untuk dua seksi.
Suntikan dana land caping ini akan diberikan setelah dana talangan pemerintah melalui badan
layanan umum (BLU) sebesar Rp 380 miliar yang turun pada 2011 lalu habis. Saat ini bantuan BLU
yang tersisa tinggal Rp 20 miliar.
Selain itu, agar memudahkan pembebasan lahan maka akan menggunakan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum. Peraturan ini
baru bisa berlaku setelah tahun 2014 untuk proyek yang dicanangkan sebelum 2012.

Dalam aturan ini nantinya untuk pembebasan lahan akan menggunakan harga pasaran yang
berlaku secara umum. Selain itu proses akan lebih terbuka di pengadilan atau menggunakan skema
konsinyasi.
Gani mengatakan permasalahan di ruas tol tersebut memang karena pembebasan lahan. Harga
tanah di kawasan tersebut melonjak tajam apa lagi proyek sempat molor sekitar empat tahun.
PT Citra Waspphutowa sebagai pemegang konsesi dan badan usaha jalan tol ruas tersebut terdiri
dari tiga badan usaha milik negara konstruksi, yaitu PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT
Pembangunan Perumahan Tbk dengan porsi kepemilikan saham masing-masing sebesar 12,5
persen.
Karena keterlambatan proyek ini, tol Depok-Antasari mengalami lonjakan nilai investasi hingga dua
kali lipat, yaitu sebesar Rp 4,767 triliun dari sebelumnya Rp 2,515 triliun. Beban yang menjadi
tanggung jawab BUJT ini melampaui rencana bisnis empat tahun lalu.
Untuk membangun seksi I dibutuhkan dana sebesar Rp 3,073 triliun. Sementara untuk seksi II dari
Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 kilometer membutuhkan dana sekitar Rp 1,694 triliun.
Bahkan pembangunan seksi I pun seharusnya sudah selesai pada 2009 lalu. Saat ini dari total 12
kilometer seksi I baru dibebaskan sekitar 20-30 persennya.
Di wilayah Depok, tol ini akan membebaskan 3.213 bidang tanah di delapan kelurahan. Rinciannya,
436 bidang di Kelurahan Pangkalan Jati, 98 di Gandul, 720 di Krukut, 402 di Grogol, 327 di
Rangkapan Lama, 572 di Rangkapan Jaya Baru, 375 di Cipayung, dan 278 di Cipayung Jaya.
Adapun di Jakarta Selatan, pembebasan akan mencakup 690 bidang tanah di lima Kelurahan.
Rinciannya, 463 bidang tanah di Cilandak Barat, 38 di Cilandak Timur, 101 di Pondok Labu, 80
bidang tanah di Ciganjur, dan 8 di Cipedak.

Anda mungkin juga menyukai