Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang
konsep keperawatan komunitas dalam kelompok khusus dan puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Kelompok Khusus
2.1.1 Kelompok khusus
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun social budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri.
2.1.2

Perawatan kelompok khusus


Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada

kelompok kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,


permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang
dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok
dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal
dipanti dan kepada kelompok kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh
tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses
keperawatan.
2.1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat menolong
diri mereka sendiri (selfcare) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain.
b. Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai
dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi
berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
2

4) Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan


mereka sendiri.
5) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat
dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan

dalam

menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan


kesehatan mayarakat.
2.1.4

Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi institusi yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan


kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui melalui
posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap kelompok
kelompok khusus dengan cirri khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok
penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.
2.1.5

Pelayanan kelompok khusus di institusi


Pelayanan terhadap lembaga lembaga social kemasyarakatan yang

menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok kelompok khusus


tertentu, diantaranya:
a.
b.
c.
d.

Panti wreda
Panti asuhan
Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, social)
Penitipan balita

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi meliputi:
a. Penghuni panti
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah kesehatan
dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun kelompok.
Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
maupun dengan petugas petugas terkait.
b. Petugas panti
3

Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan penghuni


panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang paling
mengetahui.
c. Lingkungan panti
Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit
2.1.6

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat


Dilakukan melalui kelompok kelompok yang terorganisir dengan melibatkan

peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok
tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu
lahan pembinaan kelompok khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu
terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang
mungkin dapat dilakukan.
2.1.7 Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat
pertumbuhan dan perkembangannya misal:
1) Kelp. Ibu hamil
2) Kelp. Ibu bersalin.
3) Kelp. Ibu nifas.
4) Kelp. Bayi dan anak balita.
5) Kelp. Anak usia sekolah.
6) Kelp. Usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan, diantaranya:
1) Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
2) Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
3) Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social)
4) Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit
penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).
2.1.8

Ruang lingkup kegiatan.

(WTS,

Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya upaya promotif,


preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
b. Penyuluhan kesehatan.
c. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan
dan petugas panti.
d. Penemuan kasus secara dini.
e. Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
f. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan petugas panti
atau pusat pusat rehabilitasi kelompok khusus.
g. Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti,
kader kesehatan.
2.1.9

Prinsip dasar

Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:


a. Meningkatkan

kemampuan

dan

kemandirian

kelompok

khusus

dalam

meningkatkan kesehatan mereka sendiri.


b. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitative.
c. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten
dan berkesinambungan.
d. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai
subyek maupun obyek pelayanan.
e. Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai
masalah yang sama.
f. Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti,petugas panti, lingkungan
panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama
kearah perilaku sehat.
2.1.10 Tahap tahap perawatan kelompok khusus
a. Tahap persiapan
1) Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan jumlah
panti atau pusat pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan.

2) Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok khusus


terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap
kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.
3) Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi
melalui pengumpulan data.
4) Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi
5) Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
6) Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah
dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan
kader kesehatan dan petugas panti
b. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan bersama
petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang dimasyarakat). Yang
manyangkut:
1) Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).
2) Jadwal kunjungan.
3) Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
4) Dsb.
c. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama, yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
1) Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
2) Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
3) Penyuluhan kesehatan.
4) Imunisasi.
5) Penemuan khasus dini.
6) Rujukan bila dianggap perlu.
7) Pencatatan dan pelaporan kegiatan.
d. Tahap penilaian.
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria yang telah
disusun.Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah
kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.

2.2 Konsep Puskesmas


2.2.1 Defenisi Puskesmas

Puseksmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya perubahan
yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini,
diantaranya
a.

Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)


Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi

fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat


dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

b.

Departemen Kesehatan RI (1981)


Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi

kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan


terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan
pokok
c.

Departemen Kesehatan RI (1987)


1.
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
2.

kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya


Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan
upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat
secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyrakat di wilayah kerjanya.


Departemen Kesehatan RI (1991)

d.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan


pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.2.2

Tujuan, Fungsi dan Peran Puskesmas


7

1. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010

2. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas
sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan
pemulihan

kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan

kesehatan dan penegahan penyakit.


b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan


pemulihan kesehatan:
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan

dalam

melaksanankan program puskesmas


3. Peran Puskesmas
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecualai bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelyanan kedokteran.
2.2.3 Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah mewujudkan Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama Kecamatan Sehat adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan
2. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah


mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi Puskesmas
adalah sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,
setidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. Pengembangan perumahan
untuk keluarga yang dilaksanakan oleh pengembang atau individu sebaiknya
melibatkan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan memberikan masukan
berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang tinggal di
rumah tersebut sehat.
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya mempunyai kemampuan di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat.
c.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar dan memuaskan masyarakat.
Mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan keluarga.
Sebagai pilar utama terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu,
pelayanan kesehatan tidak dipandang sebagai pelayanan yang terjangkau oleh
seluruh lapisan keluarga.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
serta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan tekhnologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan kesehatan, individu, keluarga,

10

masyarakat dan lingkungannya memerlukan asuhan keperawatan keluarga secara


terus-menerus dan bekesinambungan yang dilakukan perawat keluarga. Perawat
keluarga sebagai pilar utama terlaksananya asuhan keperawatan keluarga di wilayah
kerja Puskesmas merupakan ujung tombak memandirikan keluarga di bidang
kesehatan sehingga tercipta sehat sebagai gaya hidup.
2.2.3

Strategi Puskesmas

Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan antara lain


1.

Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care


service)

2.
2.2.4

Pelayanan kesehatan yang pendekatan yang menyeluruh (holistic approach)


Sasaran dan Mekanisme pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di
puskesmas

1. keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan


2. keluarga dengan risiko tinggi
3. keluarga dengan kasus tindak lanjut keperawatan
4. peminaan kelompok khusus
5. pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
2.2.5 Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru terdapat 20 usaha
pokok kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas. Namun,pelaksanaanya sangat
tergantung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia.
1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui; serta bayi,
anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk
c. Imunisasi
11

d. Pemberian pendidikan kesehatan mengenai perkembangan anak dan cara


menstimulasinya
e. Pengobatan bayi ibu, bayi, anak balita, serta prasekolah yang menderita
berbagai macam penyakit
2. Upaya Keluarga Berencana
a. Mengadakan khursus KB untuk para ibu dan calon ibu
b. Memberikan PenKes mengenai cara memasang IUD
3. Upaya perbaikan gizi
a. Mengenali penderita kekurangan gizi
b. Mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
4. Upaya kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Penyehatan sanitasi tempat umum
f.

Penyehatan makanan dan minuman

g. Pelaksanaan peraturan perundangan


5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk

12

d. Pemberian imunisasi
e. penKes kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Upaya penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas klinik, rumah dan
kelompok-kelompok masyarakat
b. Ditingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten ada.
8. Usaha kesehatan sekolah
9. Kesehatan olah raga
10. Perawatan kesehatan masyarakat
11. Usaha kesehatan kerja
12. Usaha kesehatan gigi dan mulut
13. Usaha kesehatan jiwa
14. Kesehatan mata
15. Laboratorium
16. Pencatatan dan pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia lanjut
18. Pembinaan pengobatan tradisional

13

2.2.6

Wilayah Kerja Puskesmas


Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di

wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari


puskesmas. Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian
puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat
datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran
teknis di Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai
pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi.
Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan
adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang
optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.
2.2.7

Fasilitas Penunjang

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah
mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata
dan meluas, perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di desadesa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas keliling. Disamping
itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina desa
wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

14

Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka


puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi

menunjang

dan

membantu

melaksanakan

kegiatan-kegiatan

yang

dilaksanakan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita
V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan
sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan Bali) sampai 10.000 orang (di
perkotaan Jaawa dan Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain
perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di
wilayah kerjanya.
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling adalah:
1.

Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang


tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari

dalam 1 minggu
2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi
kasusu gawat darurat
4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
3. Bidan yang bertugas di desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu
desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah

15

membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina


pimpinan kelompok persepuluhan, selain memberikan pelayanan aangsung di posyandu
dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan
anggota keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih
lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara
tradisional.
2.2.8

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh


Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
menyeluruh meliputi pelayanan
a. Pengobatan (curative)
b. Pencegahan (preventive)
c. Peningkatan kesehatan (promotif)
d. Pemulihan kesehatan (rehabilitative)

2.2.9

Pelayanan Kesehatan Integratif


Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi Balai
Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak. Usaha-usah tersebut masih bekerja
sendiri-sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan
Dati II

2.2.10 Kedudukan Puskesmas


a. Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas
Kesehatan Dati II.
b. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan
pertama.
2.2.11 Stuktur Orhanisasi dan Tata Usaha

16

Struktur organisasi puskesmas


1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV, Unit V,VI dan Unit VII

Tata
Usaha

Unit I

Unit II

Unit III

Unit IV

Unit V

Unit VI

Unit
VII

Puskesm
as

Tugas pokok masing-masing unsur antara lain sebagai berikut


1. Kepala Puskesmas, mempunyai tugas memimpin dan mengawasi kegiatan
puskesmas
2. Kepala Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas dibidang kepegawaian,
keuangan,perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,KB dan perbaikan
gizi
4. Unit II melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tenaga
kerja dan usia lanjut
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat,sekolah dan olah raga
7. Unit V melaksankan kegiatan pembinaan,pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian
2.2.12 Tata Kerja Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya ,puskesmas wajib menetapkan prinsip
koordinasi, integrasi san sinkronisasi, baik dalam lingkungan puskesmas maupun
dalam suatu organisasi di luar sesuai dengan tugasnya masing-masing. Kepala
17

puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengoordinasi semua unsur dalam


lingkungan puskesmas dan memberikan bimbingan bagi pelaksana tugas masingmasing. Setiap unsur dilingkunag wajib mematuhi dan mengikuti petunjuk dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
kelompok kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang
dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan
derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal

18

dipanti dan kepada kelompok kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga
keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Fungsi Puskesmas ada tiga fungsi puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi puskesmas, karena
puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan program-program yang
ada di Puskesmas. Sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada
klien.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd
ed.Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba
Medika :Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
CvSagung Seto : Jakarta.
Ilmi, Ani Auli, 2011, Keperawatan Komunitas. Makassar: Alauddin University Press
Norfatmawati,
Prayudha,
Puskesmas:
BAB
II
Tinjauan
Pustaka2011.
http://digilib.unismus.ac.id/files/disk1/105/jtpunimus-gdl-agussantos-5214-3bab2.pdf. Diakses tanggal 28 September 2014.
Sudiharto, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga: dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Sudayasa, Putu, 2010, Berbagi Info Tentang Puskesmas. http//www.puskel.com. Diakses
tanggal 28 September 2014.
Widiastuti,

Thanty,
2008,
Tinjauan
Umum
Tentang
Puskesmas,
http:/
/id.scribd.com/doc/91211249/13/E-Tinjauan-Umum-Tentang-Puskesmas.
Diakses tanggal 28 September 2014

20

Anda mungkin juga menyukai