Anda di halaman 1dari 3

Judul : Wujud dan Unsur Universal Kebudayaan

Nama : Valerie Andrea


NMP : 1206249321
Data Publikasi :

Gea A A, Wulandari A P Y, Babari Y. Relasi dengan Sesama Character Buildong


II. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2002. P. 27-38.

Noorkasiani, Heryati, Ismail R. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC; 2007. p. 11-19.

Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama; 1974. p. 1-8.

Singgih E E, Miranda, Sholihat A, Moeis J P. Buku Ajar II: Manusia Sebagai


Individu, Kelompok & Masyarakat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI; 2012.

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti etimologis dari kata kebudayaan.
Sebagian ahli menyatakan bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
buddhayah, yang berarti budi atau akal. Pendapat lain mengatakan bahwa budaya merupakan
suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi. Dari
pengertian etimologis kata kebudayaan tersebut menunjukan bahwa kebudayaan merupakan
kekuatan yang bersumber dari akal, yang berwujud cipta, rasa, dan karsa. Arti etimologis dari
kata kebudayaan hanya berupa makna sempit. Sedangkan makna lebih luas dari kata
kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi perkertinya. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa kebudayaan tampil dalam tiga wujud, yaitu
gagasan, aktivitas, dan benda konkret.
Koenjaraningrat membedakan wujud kebudayaan menjadi tiga:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari berbagai ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya.
Wujud kebudayaan yang pertama bersifat abstrak. Lokasinya berada di dalam alam
pikiran masyarakat tempat kebudayaan tersebut hidup. Gagasan tersebut dapat berpindah
lokasi dengan dituangkan ke dalam tulisan, seperti buku hasil karangan masyarakat
tersebut. Gagasan ini menjadi arahan bagi masyarakat dalam bertingkah laku. Wujud
kebudayaan yang pertama ini disebut dengan sistem budaya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan yang kedua ini disebut juga dengan sistem sosial. Terdiri dari
aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul antara satu dengan lainnya,
yang berlangsung dari waktu ke waktu, dengan memperlihatkan pola-pola kesamaan
tertentu. Wujud ini bersifat konkret, karena berupa pengalaman yang dapat diobservasi,
difoto, dan didokumentasikan.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud kebudayaan yang ketiga ini disebut juga dengan kebudayaan fisik. Kebudayaan
fisik ini dihasilkan dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia. Bersifat paling konkret
dibandingkan dengan dua wujud lainnya. Hal ini dikarenakan berupa benda fisik yang
dapat diraba, dilihat, dan difoto. Bentuknya juga bermacam-macam, dapat berupa benda
berukuran besar hingga kecil, maupun benda kompleks hingga sederhana.
Ketiga wujud kebudayaan ini memiliki hubungan yang erat. Sistem budaya berupa adat
istiadat memberikan arahan kepada masyarakat dalam bertindak dan berkarya. Sistem budaya
berupa gagasan dan aktivitas manusia akan menghasilkan sebuah hasil karya. Begitu pula
dengan hasil karya manusia yang terus berkembang dapat mengubah cara berpikir dan
bertindak suatu masyarakat.
Yang dimaksud dengan unsur universal kebudayaan adalah unsur sama dari setiap
kebudayaan manapun. Unsur universal kebudayaan terdiri dari:
1. Sistem teknologi dan peralatan
Dengan pemikirannya yang cerdas manusia dapat menciptakan, mengembangkan dan
menggunakan suatu alat. Alat tersebut digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan primernya manusia mengolah sumber daya alam
yang ada di sekitarnya. Masyarakat memiliki mata pencaharian berbeda-beda sesuai
dengan kondisi alam sekitarnya.
3. Sistem kemasyarakatan

Manusia menyusun organisasi kemasyarakatan sebagai tempat untuk bekerja sama untuk
mencapai satu tujuan, yaitu menyejahterakan kehidupannya. Pada masyarakat
tradisional, sistem kekerabatan masih dapat dipertahakan karena penanaman nilai dan
adat istiadat masih kental.
4. Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi antar masyarakat. Terkadang dijadikan sebagai
identitas suatu masyarakat.
5. Kesenian
Setelah mencpai kepuasan terhadap kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu mencari
pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Kesenian menitikberatkan pada perasaan
manusia.
6. Sistem pengetahuan
Berkaitan dengan penemuan teknologi. Pada dasarnya setiap masyarakat memiliki sistem
pengetahuan sesuai dengan kemampuannya.
7. Religi
Manusia memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur yang menyadari bahwa ada
kekuatan yang mahabesar diatas kekuasaan mereka. Hal ini menjadikan masyarakat
menyembahNya dan lahirlah kepercayaan yang disebut dengan agama.
Pekembangan pada ketiga wujud kebudayaan harus diikuti dengan perubahan unsurnya. Hal
ini penting agar tidak terjadi keterlambatan budaya atau culture lag. Terjadinya keterlambatan
budaya dapat menimbulkan permasalahan social yang lebih besar lagi. Oleh karena itu dalam
menerima suatu wujud kebudayaan harus disertai dengan pemahaman atas kegunaan
kebudayaan tersebut.
Kebudayaan tidak hanya identik dengan kesenian. Kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu
ide atau gagasan, aktivitas, dan benda hasil karya. Ketiga wujud ini memiliki keterkaitan
yang erat. Kebudayaan juga terdiri dari tujuh unsur yang sama pada setiap masyarakat, oleh
karena itu disebut juga dengan unsur universal kebudayaan. Perubahan unsur kebudayaan
seharusnya terjadi pada ketiga wujudnya, sehingga tidak terjadi keterlambatan budaya atau
culture lag.

Anda mungkin juga menyukai