Tujuan Khusus
bentuk
tidak
dapat
2.3 Bioetanol
Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan
bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel.
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi.
Proses destilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar
95% volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel)
perlu lebih dimurnikan lagi hingga mencapai 99% yang lazim
disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan
prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode
Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari senyawa etanol.
Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan antara lain ubi
kayu, tebu, sagu dll.(Gaur, 2006).
Karakteristik sifat sifat fisik etanol adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Karakteristik Sifat Fisik Etanol
Keterangan
Nilai
Titik didih normal, oC,
+78,32
1atm
Suhu kritis, oC
243,1
Tekanankritis, kPa
6383,48
Volume kritis, L/mol
0,167
Densitas, d204, g/ml
0,7893
Viskositas pada 20oC,
1,17
mPas (cP)
Kelarutan dalam air pada
Saling
20oC
larut
Autoignition temperature,
793,0
o
C
Titik nyala, oC
14
Sumber: Kirk dan Othmer (1951)
2C6H12O6
2 C2H5OH + 2 CO2
5. Praktek Kerja
Teknik ini dilakukan dengan cara praktek kerja langsung
proses kerja perusahaan.
3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
(PKL)
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PKL
dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12 Februari 2015
13-14 Februari 2014
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2006. (Online). Diakses tanggal 15 september 2014
<http://www.wikipedia.com/wiki/molase>
Casey, G.P., Magnus C.A., and Ingledew W.M. 1983. High
Gravity Brewing: Nutrirnt Enhanced Production of High
Concentrations of Ethanol by Brewing Yeast.
Biotechnol. Lett. 5(6): 429-434.
Gaur, K. 2006. Process Optimation for The Production of
Ethanol via Fermentation Dissertation Master of
Science. Departement of Biotechnology and Env.
Science. Thapar Institute of Engg and Technology.
Patiala.
Kirk, R.E. and Othmer R.F. 1951. Encyclopedia of Chemical
Technology vol 9. John Willey and Sons Ltd, Canada.
Kumalasari, L.J. 2011. Pengaruh Variasi Suhu Inkubator
Terhadap Kadar Etanol Hasil Fermentasi Kulit dan
Bonggol Nanas (Annanas satius). Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Madigan, M.T., Martinko J.M., and Parker J. 2000. Nutrition and
Metabolism. Brock Biology of Microbiology 9th ed.
Prentice Hall, NJ.
Rama P, Noerwijari K, Gamawati P, Adinurani, Setyaningsih D, S
Sigit, Handoko R. 2007. Bioethanol Ubi Kayu: Bahan
Bakar Masa Depan. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.
Richana, N. 2011. Bioetanol: Bahan Baku, Teknologi, Produksi
dan Pengendalian Mutu. Penerbit Nuansa, Bandung.
Sebayang, F. 2006. Pembuatan Etanol dari Molase secara
Fermentasi
Menggunakan
Sel
Saccharomyces
cerevisiae yang Terimobilisasi pada Kalsium Alginat. J.
Teknologi Proses 5(2): 68-74
Supriyanto. 2007. Prospek Pengembangan Bioetanol dari Ubi
Kayu. (Online). Diakses 10 September 2014.
<http://balitkabi.bimasakti.malang.te.net.id/PDF/07SUP
RIYANTO%20BPPT.pdf>.
Sutarto, I. 2009. Challenges of biofuel industry in Indonesia. PT
Pertamina dan APROBI. Naskah seminar Nasional.
11
12