Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia yang
dirumuskan melalui tujuan pendidikan. Ini menyatakan Indonesia mempunyai empat tujuan
pendidikan utama yaitu tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan
instruksional. Untuk mewujudkan empat tujuan pendidikan utama di Indonesia, kurikulum
merupakan salah satu faktor penting. Maka dalam penyusunan kurikulum perlu
memperhatikan peran dan fungsi kurikulum itu sendiri karena kurikulum sebagai program
pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan yang sangat
penting bagi pendidikan siswa. Perkembangan pendidikan tidak bisa terlepas dari
perkembangan kurikulum. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sedang diterapkan di
Indonesia saat ini setelah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberlakuan
Kurikulum di sekolah menengah atas menjadi tantangan terhadap guru kimia terutama dalam
upaya untuk meningkatkan pembelajaran dan penguasaan terhadap konsep pelajaran kimia di
SMA (Addin, dkk, 2014)
Adapun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai salah satu alat pendidikan yang dapat
menumbuhkan pengalaman belajar secara optimal. Pembelajaran IPA, seperti kimia tidak
terlepas dari kegiatan pembelajaran tentang suatu konsep kimia yang disajikan dengan
dengan metode konvensional. Seorang guru lebih banyak bicara, kurang merangsang
kontribusi siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa merasa bosan. Akibatnya, siswa
kurang tertarik dengan pelajaran kimia yang akhirnya menyebabkan hasil belajar kimia tidak
maksimal.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang cukup sulit untuk dipelajari, salah satunya
dikarenakan konsep-konsep dalam ilmu kimia bersifat abstrak. Konsep-konsep abstrak
memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan konsep-konsep konkrit, karena konsepkonsep abstrak memerlukan pemikiran yang lebih untuk memecahkan masalah-masalah yang
tidak dapat diamati secara langsung.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran
kimia sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak tetapi juga harus melibatkan
siswa secara langsung di dalam pembelajaran, salah satunya adalah dengan menerapkan
pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri. Pendekatan ini diharapkan dapat menarik minat
siswa untuk belajar kimia sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa

diajak langsung untuk mencari informasi, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk
menemukan konsep tentang materi pelajaran.
Pendekatan inkuiri yang diterapkan adalah inkuiri terstruktur. Hal ini dikarenakan
dalam inkuiri dengan aktivitas terstruktur siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap
yang mengarahkan pada prosedur yang di desain untuk memperoleh sesuatu konsep atau
prinsip tertentu. Pendekatan inkuiri terstruktur menuntut siswa untuk mengikuti dengan tepat
instruksi guru untuk menyelesaikan kegiatan hands-on dengan sempurna. Pembelajaran
dengan inkuiri ini kegiatan siswa adalah mengumpulkan data dari masalah yang diajukan
guru, ,membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis hasil, membuat kesimpulan
dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
Pengajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini dapat memberikan hasil
belajar yang berupa kemampuan siswa untuk berfikir pada tingkat tinggi yang membutuhkan
kemampuan untuk mengembangkan ide. Siswa diberikan kesempatan untuk memecahkan
masalah, dengan begitu diharapkan siswa mampu memahami konsep dalam bahasa mereka
sendiri. Sehingga lebih mudah diingat serta lebih lama melekat dalam ingatan mereka.
Dengan demikian penerapan pendekatan inkuiri dapat membuat siswa untuk menemukan
sendiri makna pada konsep kesetimbangan kimia dan membantu siswa untuk memahami
secara mendalam konsep tersebut. Sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar kimia siswa
pada konsep kesetimbangan kimia (Issyfiyyati, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : Implementasi Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia.
1.2.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah implementasi pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kesetimbangan Kimia dengan pendekatan
pembelajaran inkuiri. Cakupan penelitian ini adalah melihat efektifitas pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri dalam penyampaian materi belajar SMA Kesetimbangan kimia di SMA N
2 Timang Gajah. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dilingkungan sekolah SMA N 2
Timang Gajah yang melibatkan Guru kimia di SMA N 2 Timang Gajah dan siswa kelas XII
pada semester ganjil.
1.3.
Perumusan masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian
maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana efektifitas pendekatan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil


belajar siswa pada materi Kesetimbangan Kimia di SMA N 2 Timang Gajah ?
2) Bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia yang
disampaikan melalui pendekatan inkuiri jika dibandingkan dengan dengan metode
konvensional ceramah ?
1.4.
Tujuan penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA N 2
Timang Gajah pada materi kesetimbangan kimia melalui penerapan pendekatan pembelajaran
inkuiri. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui efektifitas pendekatan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi Kesetimbangan Kimia di SMA N 2 Timang Gajah.
2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia
yang disampaikan melalui pendekatan inkuiri jika dibandingkan dengan metode
konvensional ceramah.
1.5.
Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai
berikut:
1) Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang efektif mampu meningkatkan hasil
belajar siswa SMA N 2 Timang Gajah pada materi Kesetimbangan Kimia
berdasarkan penerapan pendekatan inkuiri.
2) Hasil penelitian ini akan dapat dipergunakan sebagai pendekatan pembelajaran pada
mata pelajaran lainnya di lingkungan SMA N 2 Timang Gajah dan selanjutnya akan
dikomunikasikan secara nasional sehingga dapat dipergunakan oleh sekolah lain
yang memerlukan dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan pembelajaran kimia
di tanah air secara umum.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Untuk memberikan gambaran tentang penelitian efektifitas pendekatan pembelajaran
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kesetimbangan Kimia telah
dilakukan kajian pustaka meliputi pendekatan inkuiri, belajar dan hasil belajar, materi
kesetimbangan kimia dan hipotesis penelitian.

2.1.
Pendekatan Inkuiri
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan atau proses bertanya
dan mencari tahu jawaban pertanyaan ilmiah yang diajukannya, pemeriksaan dan
penyelidikan. Pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang berorientasi bahwa
belajar adalah suatu pengembangan intelektual (Colburn, 2011).
Inkuiri mulai diperkenalkan oleh para ahli filsafat kuno seperti Socrates, Aristoteles,
dan Plato. Pada awalnya mereka memperkenalkan berpikir dengan pendekatan Pemecahan
Masalah yang dasarnya adalah proses inkuiri. Setelah itu pada abad ke-20. John Dewey
memiliki andil yang besar dalam pengembangan belajar melalui proses inkuiri yang sangat
ditekankan pada pembelajaran. Kemudian ide proses inkuiri ini dipopulerkan kembali dalam
suatu komperensi para ilmuwan yang kemudian dipublikasikan dalam sebuah buku The
Process oh Education oleh Jerome S. Burner. Jadi, belajar dengan cara mengembangkan
proses inkuiri bukanlah suatu teknik belajar yang baru. Melainkan sudah diperkenalkan sejak
dahulu. Oleh karena itu, banyak para ahli yang mendefenisikan tentang inkuiri (Isyfiyyati,
2011).
Pengajaran dengan pendekatan inkuiri menurut Alan Colburn, dalam An Inquiry
Primes bahwa inkuiri sebagai penciptaan atau pengolahan kelas dimana siswa dilibatkan
dalam dasar-dasar pemecahan masalah melalui diskusi, berpusat pada siswa, dan aktivitasaktivitas yang dilakukan siswa.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu
proses yang ditempuh siswa untuk mencari dan menyelidiki sendiri terhadap suatu masalah,
serta siswa dapat menentukan konsep yang terbentuk dari hasil penyelidikannya. Jadi, dalam
inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah.
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (Student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam
pendekatan ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya, pendekatan inkuiri ini ditujukan untuk membantu siswa
mengembangkan disiplin intelektual dan keahlian yang diperlukan untuk memunculkan
masalah dan menemukan jawaban oleh siswa itu sendiri, sehingga siswa menjadi pemecah
masalah

yang

independen

(independent

problem

solver).

Namun,

tidak

hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk


pengembangan emosional dan keterampilan (Issyfiyyati, 2011).
Pada hakikatnya inkuiri ini merupakan suatu proses. Proses Inkuiri adalah proses
berpikir bila seseorang dalam kegiatan yang meliputi : mengobservasi, meramalkan,

menyarankan, merencanakan penelitian, merumuskan hipotesis, menginterpretasikan data,


mengontrol variabel, melakukan percobaan, dan mengkomunikasikan (Listiawati, 2007).
Selama berlangsungnya proses inkuiri, kelompok-kelompok menyelenggarakan
diskusi kelompok untuk membahas materi-materi yang berkenaan dengan topik kelompok,
masing-masing individu berupaya menghimpun bukti-bukti yang dapat menunjang
pemecahan masalah kelompok. Proses tersebut diorganisasikan dan dipantau oleh kelompok
sendiri. Tiap individu bertanggung jawab memajukan kelompoknya (Umiyati, 2005).
Menurut Stacy D brown Satu kunci belajar dalam belajar kimia dengan pendekatan
inkuiri adalah Menerapkan pengetahuan dasar dan prinsip dari pengetahuan, pengetahuan
klinis, dan pengetahuan tingkah laku sosial untuk terlibat dalam pemikiran kritis dan dapat
menyelesaikan masalah.
Sund dan Trowbridge mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut :
1) Inkuiri Terpimpin
Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam
pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak
merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun
dan mencatat data diberikan oleh guru.
2) Inkuiri bebas
Pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang
ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta
didik diminta untuk memecahkan permasalahan.
Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Alan Colburn tentang pembagian inkuiri
yaitu sebagai berikut:
1) Inkuiri terstruktur (structured inquiry)
Dalam inkuiri terstruktur, guru mengarahkan siswa dalam melakukan suatu
percobaan dengan terlebih dahulu menentukan parameter dan prosedur kerja beserta
bahan-bahan.
2) Inkuiri Terbimbing (Guided inquiry)
Guru memberikan suatu tema permasalahan dan memberitahukan bahan-bahan yang
dibutuhkan, tetapi tidak memberikan prosedur kerja.
3) Inkuiri Bebas (free inquiry)
Siswa memformulasikan suatu tema permasalahan dan menentukan sendiri alat,
bahan beserta prosedur kerjanya. Pendekatan ini mirip dengan inkuiri terbimbing,
namun siswa diminta merumuskan masalah mereka sendiri untuk menyelidiki.
4) Learning Cycle

Siswa mengikuti panduan prosedur inkuiri. Kemudian guru mendiskusikan


penemuan mereka. Dalam melakukan percobaan siswa sudah mengetahui konsep
sehingga ia dapat menerapkannya dalam situasi baru.
Adapun teknik inkuiri secara umum memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut: (1) Dapat membentuk dan mengembangkan self-consept pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik, (2) membantu
dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, (3)
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas dasar inisiatifnya sendiri, juga bersikap
objektif, jujur dan terbuka, (4) Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan dapat
merumuskan hipotesisnya sendiri, (5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik, (5) Situasi
proses belajar menjadi lebih merangsang, (6) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu, (7) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri, (8) Siswa akan terhindar dari
siswa lain yang belajarnya secara tradisional, (9) Dapat memberikan waktu pada siswa
secukupnya, sehingga mereka dapat mengakumulasi dan mengakomodasi informasi (Ariyani,
2006).
Dengan

proses

pembelajaran

pendekatan

inkuiri

diharapkan

siswa

dapat

mengumpulkan cara, konsep atau jalan keluar serta hasil penelitian sendiri, dengan demikian
dapat membangun kepercayaan dari siswa dalam melakukan setiap penelitian di
laboratorium.
2.2.
Pendekatan Inkuiri Terstruktur
Menurut Alan Colburn, pendekatan inkuiri terstruktur adalah pembelajaran dimana
permasalahan yang harus diselidiki siswa diberikan oleh guru melalui kegiatan hands-on,
selain itu guru juga memberikan prosedur dan materi yang harus dikerjakan oleh siswa tanpa
memberitahukan hasil apa yang diperoleh dari percobaan tersebut.
Pendekatan inkuiri terstruktur ini guru menyajikan permasalahan dan proses, sementara
siswa mencari dan menemukan alternatif hasil. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti
dengan seksama setiap langkah karena dalam kegiatan hands-on yang telah disusun guru
melalui LKS jenis guided worksheet activity.
Menurut Trianto ada empat langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :
(1) Merumuskan masalah , (2) Melakukan percobaan , (3) Menganalisis dan menyajikan hasil
dan (4) Mengkomunikasikan.
Berdasarkan artikel Just Science Now, inkuiri terstruktur (structured inquiry) dapat
diartikan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri yang penyajian
masalah, pertanyaan, dan prosedur percobaan untuk menyelesaikan masalah ditentukan oleh
guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa melakukan penyelidikan untuk

menemukan jawaban. Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data
dari masalah yang diajukan guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis
hasil, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
Pendekatan inkuiri ini menggunakan landasan pemikiran pendekatan belajar mengajar.
Hasil belajar dengan cara ini lebih mudah ditransfer untuk memecahkan masalah.
Pengetahuan dan kecakapan siswa bersangkutan lebih jauh dapat meningkatkan motivasi
intrinsik, karena siswa merasa puas atas penggunaannya sendiri.
2.3.
Belajar Dan Hasil Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku ini yang disebut
dengan hasil belajar. Lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :
2.3.1. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid
agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi murid-murid.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku seseorang akibat
pengalaman yang didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003), yaitu:
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa, diantaranya adalah minat belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa di
waktu belajar, motivasi, kegairahan diri dan cita-cita.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa,
diantaranya adalah keadaan lingkungan belajar, cuaca, letak kelas, faktor interaksi
sosial, dan faktor interaksi didik dengan pendidikannya.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
2.3.2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya, yang merupakan suatu proses mental yang diperoleh siswa berupa
informasi, trampil, prosedur, ide-ide, dan nilai-nilai. Berdasarkan defenisi di atas dapat
dikatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar
bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk

kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penguasaan dan penghargaan yang terdapat dalam
diri pribadi individu yang belajar.
Klasifikasi hasil belajar secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait
dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa (life skill).
Dari hasil uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan
tujuan instruksional khusus yang diukur melalui test atau ujian dan diapresiasikan oleh skor
hasil test. Makin banyak penguasaan tujuan instruksional khusus yang dikuasai makin tinggi
hasil belajar.
2.4. Kesetimbangan Kimia
Pada materi Kesetimbangan Kimia, beberapa sub materi yang akan dibahas, yaitu
konsep kesetimbangan dinamis, pergeseran kesetimbangan, hubungan kualitatif kc, kp dan
derajat ionisasi. Yang masing-masing komponen akan dijelaskan sebagai berikut :
2.4.1. Konsep Kesetimbangan Dinamis
Ditinjau dari arahnya, reaksi kimia dapat dibagi dua yaitu reaksi irreversibel dan reaksi
reversibel. Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi reversibel dimana zat-zat hasil reaksi
(produk) dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat asalnya (pereaksi).
Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung dua arah, yaitu hasil reaksi
dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan produk konstan.
Menurut fase zatnya reaksi kesetimbangan dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangan homogen
dan kesetimbangan heterogen.
2.4.2. Pergeseran Kesetimbangan
Hendry Lousis Le Chatelier mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang
dikenal dengan asas Le Chatelier: Bila terdapat suatu kesetimbangan dilakukan dilakukan
dengan tindakan (aksi), maka sistem akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi
pengaruh aksi tersebut.
2.4.3. Hubungan Kualitatif Kc, Kp, dan derajat ionisasi
Derajat ionisasi () adalah perbandingan mol zat terurai dengan mol zat mula-mula,
dapa dinyatakan dalam fraksi mol atau dalam persentase :
mol terurai
mol terurai
= mol mulmula
= mol mulmula
Adapun hubungan Kc dan Kp adalah :

x 100 %

RT

Kp=Kc (RT)n atau Kc = Kp

Dimana: R = 0,082
T = Suhu mutlak (K)
n = koef.gas kanan - koef. Gas kiri
2.5.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA N 2
Timang Gajah dengan pendekatan pembelajaran inkuiri pada materi kesetimbangan kimia.

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam rencana penelitian ini meliputi : Lokasi penelitian dan Objek
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, Disain penelitian,
dan prosedur penelitian. Masing-masing komponen dijelaskan secara singkat berikut ini:
3.1.
Lokasi Penelitian dan objek penelitian
Penelitian direncanakan akan dilakukan di SMA N 2 Timang Gajah tepatnya dijalan
Mekar Ayu Lampahan, kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Objek
penelitian adalah siswa kelas XI.IPA yang terdaftar dalam SMA N 2 Timang Gajah pada
semester ganjil tahun akademik 2014/2015.
3.2.
Populasi dan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA. Sedangkan sampel
penelitian adalah siswa kelas XI.IPA.2 dan XI.IPA.3 SMA N 2 Timang Gajah, dipilih secara
purposif berdasarkan tingkat kemampuan akademik siswa yang dilihat dari nilai Raport.
3.3.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu Variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah penerapan pendekatan inkuiri, Variabel
terikat penelitian ini adalah maningkatkan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan
kimia dan variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi guru yang mengajar sama, buku yang
digunakan sama, waktu dan kurikulum sama, materi sama, dan instrumen testnya sama.
3.4.

Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk Instrumen test yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi kesetimbangan kimia. Dalam

penelitian ini test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretest dan post-test.

3.5.
Desain Penelitian
Penelitian adalah bersifat eksperimen, dengan membuat perlakuan dengan memberikan
pengajaran menggunakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terstruktur, dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang diberi pengajaran secara konvensional ceramah. Desain
penelitian diperlihatkan pada tabel 1.
Tabel 1. Desain penelitian implementasi pendekatan pembelajaran inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia berdasarkan hasil
evaluasi belajar sebelum dan sesudah pengajaran.
Model

Kelompok

Rata-rata prestasi Belajar siswa berdasarkan hasil

Pembelajara

Mahasiswa

evaluasi belajar
Pretest
Postest
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol

n
Inkuiri

KT

Terstruktur

KR
Rata-Rata
t-test

KT = Siswa dengan nilai kimia tinggi


KR = Siswa dengan nilai kimia rendah
*Rata-rata untuk total sampel kelompok tinggi dan kelompok rendah
3.6.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang digunakan dalam pengumpulan data
yaitu: (a) Penyusunan materi pelajaran kesetimbangan kimia dan penyusunan Evaluasi belajar
Pretest dan Postest, (b) Pelaksanaan tes awal (pretest), (c) Pemberian pengajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran

inkuiri dan kontrol metode ceramah. (d)

Pelaksanaan evaluasi akhir (posttest) yang dilakukan setelah satu bulan pengajaran dan (e)
Pengumpulan data dan analisis data.
3.6.1. Penyusunan Materi Pelajaran kesetimbangan kimia
Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
akan dilakukan penyusunan materi ajar kesetimbangan kimia. Dimana materi-materi yang
akan di bahas nantinya yaitu: (a) Konsep kesetimbangan Dinamis, (b) Pergeseran
kesetimbangan, dan (c) Hubungan kualitatif Kc, Kp, dan derajat ionisasi.
Dalam inkuri terstruktur menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa Guided
worsheet Activity, Untuk itu perlu juga dilakukan penyusunan Lembar Kerja Siswa untuk sub
materi yang akan dipelajari dalam materi pokok kesetimbangan kimia.

3.6.2. Pelaksanaan Tes Awal


Sebelum dilakukan pembelajaran terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen
dilakukan tes awal (pretest) terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa terhadap materi kesetimbangan kimia.
3.6.3. Pemberian pengajaran dengan pendekatan inkuiri terstruktur
Dalam pelaksanaan penelitian digunakan satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu
kelas untuk kelas kontrol, Kelas eksperimen untuk perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terstruktur sedangkan kelas kontrol untuk metode konvensional ceramah.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran inkuiri
terstruktur, ada beberapa tahapan yang dilalui siswa dalam pembelajaran pendekatan inkuiri
terstruktur yaitu :
1. Merumuskan masalah , Pada tahap ini guru menstimulus siswa, agar terdapat pertanyaan
yang mengarah pada penyelidikan. Selain itu guru memberikan kesempatan untuk siswa
dalam proses pengumpulan data informasi. Sehingga siswa mampu untuk membuat
hipotesis dari pertanyaan sendiri.
2. Melakukan percobaan, Tahapan ini menuntut siswa untuk berperan aktif. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen secara
berkelompok sesuai dengan LKS yang telah disusun sesuai dengan indikator yang
ditentukan mengenai kesetimbangan dinamis. Guru juga meminta siswa untuk
membandingkan literatur dengan hasil temuan mereka dalam bereksperimen.
3. Menganalisis dan menyajikan hasil, Pada tahap ini guru meminta masing-masing
kelompok berdiskusi untuk menterjemahkan, menganalisis dan menyajikan data hasil
pengamatan. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, dan
tabel.
4. Mengkomunikasikan, Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas hasil percobaan dan kesimpulan
sementara yang mereka pahami dan membahas soal untuk didiskusikan secara bersama.
Selain itu, guru juga mengulang semua konsep yang telah dipelajari dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk menyimpulkan konsep yang telah
dipelajari.
Di bawah ini adalah skema prosedur penelitian implementasi pendekatan pembelajaran
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar kimia pada materi kesetimbangan kimia dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur dimana sebelum dilakukan proses pembelajaran
siswa telah dibagi dalam kelompok belajar kecil 4 sampai 5 orang dengan kemampuan
berbeda.

Tahap
1
2
3
Tahap 4
Gambar 1 : Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran inkuiri terstruktur
3.6.4. Pengumpulan Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh data efektifitas penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri
terhadap hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia maka dilakukan evaluasi akhir
(postest) setelah waktu satu bulan pembelajaran. Data berupa hasil belajar siswa (skor) diolah
secara statistik menggunakan EXCEL software untuk penarikan kesimpulan.
3.7.
Jadual Penelitian
Penelitian Implementasi pendekatan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia akan dilakukan di SMA N 2 Timang Gajah
selama 5 bulan pada tahun 2014. Jadual penelitian akan dijelaskan lagi pada tabel 2.
Tabel 2. Jadual rencana penelitian Implementasi pendekatan pembelajaran inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia
No

Komponen Kegiatan
8

1.

Persiapan penelitian
- Melakukan
survey

lapangan

untuk

memperoleh gambaran kondisi sekolah

IIIIII
IIIIII
IIIIII

Tahun 2014 pada bulan


9
10
11

12

Menyiapkan rencana pembelajaran yang


menerapkan

pendekatan

pembelajaran

inkuiri
Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Menyiapkan data instrumen (tes objektif ,
lembar observasi, catatan lapangan, dan

2.

wawancara)
- Menstandarisasi evaluasi
Pengumpulan data penelitian
- Melakukan tes awal untuk mengetahui
-

kemampuan siswa
Memberi perlakuan sesuai dengan tahapan-

tahapan pendekatan pembelajaran inkuiri


Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil

3.

belajar siswa sesudah diterapkannya


- Pengolahan data hasil penelitian
- Interpretasi hasil data penelitian
Penyajian hasil dalam pertemuan sekolah dan

4.
5.

pada Seminar Nasional


Penyusunan laporan hasil penelitian
Pengiriman laporan hasil penelitian

IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII

IIIIII
IIIIII

IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII

IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII

IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII
IIIIII

IIIIII
IIIIII

3.8.
Personalia Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan oleh 1 orang mahasiswa pendidikan
kimia Unimed di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Timang Gajah dengan personalia sebagai
berikut :
1. Peneliti :
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jabatan Fungsional
d. Jurusan
e. Fakultas/Program Studi
f. Perguruan Tinggi
g. Waktu untuk penelitian

: Alfitri Yatmis
: 4122131001
: Mahasiswa
: Pendidikan Kimia
: FMIPA/Kimia
: UNIMED
: 12 jam/minggu selama 5 bulan

DAFTAR PUSTAKA
Addiin, I., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok Larutan Asam dan Basa di Kelas XI IPA
1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 3 : 7-16.
Ariyani, R.S., (2006), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan IBL (Inquiry-Based Learning) Pada Kelas XI
SMA 12 Semarang., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Brown, S.D., (2010), A Process-Oriented Guided Inquiry Approach to Teaching Medicinal
Chemistry, American Journal of Pharmaceutical Education 74 : 1-6
Bruner, J., (1960), The Process Of Education, Hardvard University press, Cmbridge, MA
Colburn, A., (2000), An Inquiry Primer : http;/www.nsta.org/main/news/pdf/88003.42.pdf
akses 27 agustus 2014.
Issyfiyyati, (2011), Implementasi Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia., skripsi, FITK, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Joseph, A., (2008), Just Science Now , What Is Inquiry ? : http:/www.justsciencenow.com
akses 22 februari 2011.

Listiawati, M., (2007), Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah
dengan Pendekatan Inkuiri pada konsep Bioteknologi Di SMP kelas IX., Jurnal
Metamorfosa 2 : 75-79
Purba, M., (2004), Kimia untuk SMA Kelas 2B, Erlangga, Jakarta.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk mata Pelajaran Kimia
(Dengan Suplemen), Penerbit Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sund, R.B., and Trowbridge, L.W., (1973), Teaching Science By Inquiry in the Secondary
school, Charles E. Merill Publishing Company, Columbus.
Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,
Landasan Teoritis Praktis dan Implikasinya, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Umiyati, (2005), Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing untuk Meningkatkan hasil
belajar Sains Pokok Bahasan Cahaya Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngijo
03 Tahun Ajaran 2004/2005., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai