PENDAHULUAN
membran tersebut akan mengakibatkan laju ion tertentu tersebut melintas membran
meningkat. Perpindahan ini akan mengubah beda potensial membran. Jika perpindahan
ion tersebut mengakibatkan depolarisasi membran hingga nilai potensial tertentu, akan
menimbulkan lonjakan potensial yang kemudian kembali ke potensial awal, yang disebut
potensial aksi. Pada sel saraf (neuron), potensial aksi dapat dijalarkan, sehingga stimulus
yang diberikan, merupakan informasi yang dapat ditransmisikan dari organ sensorik
(penerima stimulus) ke sistem saraf pusat (untuk diintegrasikan) dan kemudian ke
organ/jaringan sasaran sehingga timbul respons individu terhadap stimulus tersebut.
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul karya
tulis ini Potensial Membran dan Potensi Aksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses yang terjadi pada perubahan keelektrikan
membran (Potensial istirahat, depolarisasi, potensial aksi)
2. Bagaimana peranan impuls dan sirkulasi ion pada fisiologis keelektrikan
membran sel?
3. Apa saja fungsi-fungsi fisiologis yang terjadi dengan diawali oleh perubahan
keelektrikan membran sel?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi potensial istirahat, depolarisasi, potensial aksi.
2. Mengetahui dan memahami peranan impuls dan sirkulasi ion pada fisiologis
keelektrikan membran sel.
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi fisiologis yang terjadi dengan diawali oleh
perubahan keelektrikan membran sel.
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II
HASIL danPEMBAHASAN
2.1 Proses Perubahan Keelektrikan Membran
A. Anantomi dan Fisiologi Membran Sel
Membran
sel
adalah
lipoprotein
atau
atau
selaput
Lemak
bersifat
lipid
membran
plasma.
hidrofobik
karena
protein
plasma bersifat selektif permeabel (hanya dapat memasukkan/dilewati molekul tertentu saja)
atau semipermeabel.
materi yang diangkut selalu dikemas dalam suatu vesikula yang berbatas
membran.
B. Transpor Zat melalui Membran Sel
Fungsi membran sel yaitu sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan
itu memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi zat-zat
menjadi terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-ion yang
diperlukan serta membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Semua pengontrolan itu
bergantung pada transpor lewat membran. Transpor zat terdiri atas dua yakni:
a. Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi
sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke
rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi,
osmosis, dan difusi terfasilitasi.
b. Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi
dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi.
Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis, dan
eksositosis.
1. Difusi
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan)
tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan,
molekul zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama
dalam satu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh
ruangan (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan
menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat
padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.
2.
Osmosis
Osmosis
adalah
perpindahan ion
atau
molekul air (dari kerapatan tinggi ke kerapatan
rendah
a.
3. Difusi Terfasilitasi
4. Pompa Natrium-Kalium
Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan
energi untuk mengangkut kedua macam ion tersebut. Pada transpor aktif, zat dapat
berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi perjalanan zat dapat
melawan gradien konsentrasi atau gradien kadar.
Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan
memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati
membran. Karena kebutuhan akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi
pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion
K+ di luar sel rendah, dan di dalam sel tinggi. Sebaliknya konsentrasi ion Na + di dalam
sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi proses osmosis, maka akan terjadi
osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+ dari luar ke dalam sel.
Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, karena pergerakan ion-ion itu melawan
gradien kadar, yaitu terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk
melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang
terdapat pada membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi
dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Karena itu disebut pompa natrium-kalium.
Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim
dan hormon.
5. Endositosis dan Eksositosis
Endositosis artinya pemasukan zat ke dalam sel, sedangkan eksostosis artinya
pengeluaran zat dari dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan melawan dapat
gradien kadar (dari konsentrasi rendah ke tinggi). Contoh endositosis adalah
fagositosis dan pinositosis.
8
Contoh eksostosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar
ada peristiwa sekresi, misalnya sel-sel penghasil enzim pencernaan mensekresikan
enzim itu ke dalam usus. Caranya adalah enzim-enzim itu dimasukkan ke dalam
vakuola atau kantong-kantong kecil. Vakuola itu menuju tepi sel, membrannya
membuka dan mengeluarkan enzim-enzim tersebut dari sel. Proses pengeluaran enzim
ini memerlukan energi sel. Tanpa energi, sel tidak akan mampu mengeluarkannya.
C. Potensial Membran
Potensial
membran
10
bagaimana
terjadinya
potensial
11
Keluarnya ion positif potasium dari dalam sel akan meninggalkan muatan
negatif (anion) yang sama besar di dalam sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya beda
potensial antara sisi dalam dan sisi luar sel, dengan sisi dalam lebih negatif dibanding
sisi luar. Adanya beda potensial ini akan menimbulkan medan listrik dengan arah dari
luar ke dalam sel. Medan listrik yang mengarah dari luar ke dalam sel menimbulkan
gaya elektrostatik yang mempengaruhi ion-ion yang ada di sekitar membran sel. Ion
potasium, karena bermuatan positif, didorong oleh gaya elektrostatik ke arah dalam
membran sel. Aliran ion potasium dari sisi luar ke sisi dalam membran sel
menimbulkan arus listrik yang disebut arus drift (drift current).
Gaya elektrostatik ini akan melawan gaya difusi pada ion potasium. Interaksi
kedua gaya ini suatu saat akan mencapai kesetimbangan, yaitu besarnya gaya
elektrostatik yang ditimbulkan oleh adanya beda potensial antara kedua sisi membran
sama dengan besarnya gaya difusi (atau dengan kata lain besarnya arus drift sama
dengan besarnya arus difusi). Keadaan setimbang ini akan menghasilkan beda
potensial antara kedua sisi membran bernilai konstan.
Untuk komposisi ion potasium seperti dalam Tabel 1 dan suhu tubuh 310 K
(37oC), maka diperoleh potensial membran sekitar -94 mV (sisi dalam lebih negatif
dibanding sisi luar membran).
Dalam kenyataannya, yang mempengaruhi nilai potensial membran tidak
hanya ion potasium saja, tetapi juga ion sodium. Pengaruh ion sodium pada potensial
membran dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan Nernst. Jika dimisalkan
hanya terdapat ion sodium saja, maka akan diperoleh potensial membran sebesar +61
mV.
Ion potasium dan ion sodium secara serentak mempengaruhi besarnya
potensial membran sel. Meskipun demikian, pengaruh keduanya bukan merupakan
penjumlahan secara langsung kedua potensial membran yang diperoleh secara sendirisendiri tersebut. Untuk jenis ion lebih dari satu, ada parameter lain yang juga
berpengaruh pada besarnya potensial membran sel, yaitu perbedaan permeabilitas
membran terhadap masing-masing ion.
12
Permeabilitas membran sel terhadap ion potasium jauh lebih besar (sekitar 100
kali) dibandingkan permeabilitas terhadap ion sodium. Hal ini mengakibatkan
pengaruh ion potasium lebih dominan dibandingkan ion sodium.
Disamping transportasi ion secara difusi, terdapat juga transportasi ion secara
aktif yang juga mempengaruhi besarnya membran potensial sel. Transportasi ion
tersebut adalah Pompa Na+-K+ ( Na+-K+ Pump), seperti yang diilustrasikan dalam
Gambar 3. Transport ini secara kontinyu memompa 3Na+ keluar sel dan 2K+ ke dalam
sel. Karena lebih banyak ion positif yang dipompa ke luar sel, maka hal ini akan
mengakibatkan tambahan potensial sekitar -4 mV, sehingga potensial akhir membran
sel menjadi -90 mV. Potensial membran sel tersebut terdapat pada sel yang sedang
istirahat, karena itu disebut sebagai potensial istirahat sel.
E. Potensi Aksi
Selama membran serabut syaraf tetap tidak terganggu, potensial membran
tetap kira-kira -85 milivolt, dinamakan potensial istirahat. Akan tetapi setiap faktor
yang dengan tiba-tiba meningkatkan permeabilitas membran terhadap natrium
mengakibatkan serangkaian perubahan yang cepat pada potensial membran yang
berlangsung kurang dari satu detik setelah itu segera diikuti dengan kembalinya
potensial membran ke nilai normal. Rangkaian perubahan potensial ini dinamakan
potensial aksi.
Atau dapat dikatakan dengan lain potensial aksi adalah pembalikan singkat
potensial membran akibat perubahan cepat permeabilitas membran atau potensial aksi
merupakan perubahan yang cepat pada potensial membran suatu sel otot atau sel saraf.
Di mana terjadinya potensial aksi ditandai dengan perubahan mendadak dari potensial
membran istirahat normal menjadi potensial membran positif (depolarisasi) lalu
kemudian berakhir dengan kecepatan yang hampir sama kembali ke potensial
membran negatif (repolarisasi).
Dalam potensial aksi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait
diantaranya kanal Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal K+, dan faktor-faktor
13
yang lain. Setiap jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam aktifitas elektrik
saraf. Kanal-kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.
Ion Na+
Ion Na+ merupakan ion yang bermuatan positif. Ion Na+ berada
dibagian luar sel dari sistem saraf. Hanya sedikit ion Na + yang berada di dalam
sel. Perbedaan jumlah ini membuat perbedaan gradien konsentrasi dan dapat
menyebabkan ion Na melewati membran. Ion Na+ membantu dalam potensial
aksi ketika penghantaran sel saraf.
Ion K+
Ion K+ merupakan ion yang bermuatan positif,kebanyakan ion K +
berada di dalam sel. Pada keadaan tertentu ion K+ ini akan keluar sel sehingga
akan mengurangi muatan positif di dalam sel.
jika terjadi depolarisasi membran. Pembukaan kanal ion ini menyebabkan ion
Na+ dapat masuk melintasi membran dan menyebabkan depolarisasi.
Kanal ion K+
Kanal ini berperan sebagai kekuatan penstabil (stabilizing force).
kanal natrium bergerbang voltase. Namun bukan berarti hanya kanal tersebut yang
berperan. Kanal kalium bergerbang voltase juga berperan penting dalam
meningkatkan kecepatan repolarisasi membran. Dan kedua kanal ion ini akan
menunjang pompa Na-K serta kanal kebocoran Na-K.
a. Kanal natrium bergerbang voltase
Kanal natrium bergerbang voltase ini memiliki 3 keadaan yang berbeda.
Kanal ini sendiri memiliki 2 gerbang, yaitu gerbang aktivasi yang berada dekat
dengan sisi luar kanal, dan gerbang inaktivasi yang letaknya dekat dengan sisi
dalam kanal. Keadaan saat potensial membran memiliki nilai -90 milivolt
(potensial membran istirahat), gerbang aktivasi dari kanal ini tertutup, dengan
tujuan untuk mencegah masuknya ion natrium melalui kanal ke bagian dalam
serabut saraf.
b.
Aktivasi
Ketika potensial membran istirahat menjadi kurang negatif bila
dibandingkan dengan pada saat keadaan istirahat, potensial akan meningkat dari
-90 milivolt menjadi 0, dan akhirnya mencapai suatu voltase (biasanya berkisar
antara -70 dan -50 milivolt). Keadaan ini menyebabkan perubahan bentuk yang
tiba-tiba pada gerbang aktivasi, yang mambalikkan gerbang sepenuhnya hingga
posisi terbuka yang maksimal. Inilah yang disebut sebagai keadaan teraktivasi,
yaitu ion natrium berdifusi melalui kanal, yang dapat meningkatkan permeabilitas
natrium membran sebesar 500 5000 kali lipat.
c. Inaktivasi
Kenaikan voltase yang sama besarnya dengan yang membuka gerbang
aktivasi juga akan menutup gerbang inaktivasi. Walau begitu, gerbang inaktivasi
menutup dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik setelah gerbang aktivasi
terbuka. Dengan kata lain, perubahan bentuk yang membalikkan gerbang
inaktivasi menaajdi tertutup merupakan proses yang lebih lambat daripada proses
perubahan bentuk yang membuka gerbang akivasi. Setelah kanal natrium tersebut
terbuka dalam seperbeberapa puluh ribu detik, gerbang inaktivasi akan menutup
dan ion natrium tidak lagi dapat berdifusi melewati membran. Pada saat iniliah
potensial membran mulai pulih kembali ke keadaan istirahat, atau yang biasa
disebut debagai tahap repolarisasi.
Sifat penting lainnya mengenai potensial aksi adalah bahwa gerbang yang
inaktif tidak akan membuka lagi, hingga potensial membran kembali ke atau
15
mendekati nilai potensial membran istirahat yang normal. Oleh karena itu, tidaklah
mungkin bahwa kanal ion natrium akan kembali terbuka sebelum adanya repolarisasi
pada serabut saraf.
d. Kanal kalium bergerbang voltase
Selama keadaan istirahat, gerbang kanal ion kalium berada dalam keadaaan
tertutup, dan ion kalium terhalangi untuk melewati kanal ini menuju keluar. Namun
ketika potensial membran meningkat dari -90 milivolt menuju 0, perubahan voltase ini
menyebabkan perubahan bentuk yang membuka gerbang dan memudahkan
peningkatan difusi kalium keluar akson melewati kanal. Namun diakibatkan oleh
sedikit lambatnya pembukaan kanal ionkalium ini, pada banyak bagian, kanal kalium
hany aterbuka secara bersamaan ketika kanal natrium mulai tertutup akibat inaktivasi.
Jadi, menurunnya jumlah natrium yang masuk ke dalam sel dan peningkatan
pengeluaran kalium yang bersamaan waktunya dari sel secara bersama-sama
mempercepat proses repolarisasi, dan menimbulkan pemulihan sempurna pada
potensial membran dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik kemudian.
16
18
c. Tahap Repolarisasi
Pada tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali (sekitar satu per
beberapa puluh ribu detik) sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA,
saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian
difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali
potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi
membran.
d. Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu kondisi yang disebut positive
after potential. Keadaan ini merupakan kondisi potensial membran yang lebih negatif
dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensial aksi,
terjadi akibat lambatnya penutupan kanal ion K dan merupakan istilah yang salah
kaprah akibat faktor historis dalam pengukuran para ilmuan terhadap aksi potensial
membran.
1. Respons all-or-none
a. Stimulus ambang untuk depolarisasi biasanya terjadi saat pada perubahan
sekitar 15 mV sarnpai 20 mV dari keadaan potensial istirahat
b. Begitu ambang depolartsasi tercapai, potensial aksi akan terbentuk. Inilah
yang disebut respons all-or-none: Neuron akan merespon secara keseluruhan
atau tidak merespons sarna sekali.
2.
Periode refraktori
a.
dan serabut saraf s: sekali tidak res pons if terhadap kekuatan stimulus lain. Masa
berlangsung selama 1 milidetik.
b.
milidetik, dan merupakan waktu dimana stimulus dengan kekuatan yang lebih
tinggi memicu potensial aksi yang kedua.
Pada beberapa potensial aksi, di grafiknya kita dapat melihat suatu garis
mendatar yang disebut plateau. Hal ini disebabkan karena membran yang
tereksitasi tidak segera mengalami repolarisasi setelah depolarisasi, dan justru
tetap pada keadaan mendatar mendekati puncak potensial layak (spike potential)
19
2.2
Peranan Impuls dan Sirkulasi Ion pada Keelektrikan Membran
A. Pengertian Impuls
Impuls adalah rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf.
Selain itu juga, impuls merupakan Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang
sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada
rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi
merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel
saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang
timbul akibat adanya rangsang. Contoh rangsang adalah sebagai berikut:
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
20
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
B. Mekanisme Penghantar Impuls Saraf
1. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya
semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan
sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat
bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran plasma neuron
lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat,
sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan
cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan
polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya
mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion
natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium
(K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor
aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas
membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan
permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran,
sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini
dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane
Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang
mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus,
sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan
21
2.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin
serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran postsinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya.
Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
22
2.3 Fungsi- fungsi Fisiologi yang terjadi yang diawali perubahan kelektrikan membran
sel
20% dari potensial membran secara langsung dihasilkan oleh pompa Na- + K+
mekanisme ini memompa keluar 3Na+ untuk setiap 2K+ yang dibawanya masuk ke sel.
Karena Na+ dan K+ adalah ion+ maka transport menjadi tidak seimbang sehingga
menimbulkan potensial membran. Membran luar menjadi lebih positif dari pada
bagian dalam. 80% sisanya terdifusi pasif oleh K+ dan Na+. Karena itu, sebagian besar
Na+ dan K+ menghasilkan potensial membran bersifat tak langsung.
A. Efek Perpindahan Kalium saja pada potensial membrane: Potensial
Keseimbangan K
Gradient konsentrasi K cendrung memindahkan ion keluar sel karena
membrane permeable terhadap K maka ion cepat menembus membrane
sewaktu berpindah keluar ion membawa muatan positif keluar sehingga
muatan positif berada diluar. Sewaktu perpindahan keluar muatan negative
akan tinggal didalam karena anion protein besar sehingga tidak dapat
berdifusi meskipun gradient konsentrasinya besar sehingga terbentuk
potensial membrane. Karena akan terbentuk gradient listrik maka K yang
bermuatan positif akan tertarik kedalam sel. Sedangkan gradient konsentrasi
mendorong K keluar sel sehingga terdapat dua gaya yang bekerja pada K.
B. Efek perpindahan Natrium saja pada potensial membrane: Potensial
Keseimbangan Na
Gradient konsentrasi Na akan memindahkan ion kedalam sel
menyebabkan timbulnya muatan positif didalam sel dan meninggalkan
muatan negative diluar. Perpindahan ini akan berlanjut hingga tercapainya
23
2.4
oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel sel otot. Jantung
berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri,
disebut sebagai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis sel otot jantung :
1. Sel kontraktil (99 %) merupakan sel yang memiliki fungsi mekanik (memompa
darah), dalam keadaan normal tidak dapat menghasilkan sendiri potensial
aksinya.
2. Sel otoritmik berfungsi mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Sel otoritmik ini dapat
ditemukan di lokasi lokasi berikut :
24
Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum interventrikular. Pada
septum interventrikular jaras ini bercabang dua (kanan dan kiri),
kemudian berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung
ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
25
khusus.
Penjalaran Impuls Jantung ke Seluruh Jantung
Potensial aksi dimulai di nodus SA kemudian menyebar ke seluruh jantung. Agar
26
Potensial aksi terdiri dari 5 fase yang sesuai dengan peristiwa elektrofisiologi tertentu
yakni sebagai berikut:
1. Fase istirahat / fase 4 :
Pada keadaan istirahat, bagian dalam sel relatif negatif
sedangkan bagian luarnya relatif positif. Dengan demikian sel tersebut
mengalami depolarisasi. Dalam keadaan istirahat membran sel lebih
permeabel terhadap kalium dibandingkan dengan natrium. Karena itu
sejumlah kecil ion kalium merembes keluar sel dari daerah yang
mempunyai kadar kalium yang tinggi menuju cairan ekstrasel dimana
kadar kalium lebih rendah. Dengan hilangnya ion kalium yang
bermuatan positif dalam sel maka muatan listrik bagian dalam sel
tersebut relatif negatif.
2. Depolarisasi cepat / fase 0 (upstroke)
Depolarisasi sel terjadi akibat permeabilitas membran terhadap
natrium sangat meningkat. Natrium yang terdapat di luar sel mengalir
cepat masuk ke dalam. Masuknya ion natrium yang bermuatan positif
27
28
BAB III
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia
lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein).
Transport zat melalui membran sel yakni :
1. Difusi
2. Osmosis
3. Difusi Terfasilitasi
4. Pompa Kalium-Natrium
5. Endositosis
6. Eksositosis
Potensial membran (bahasa Inggris: membrane potential, ) adalah beda potensial
elektrik antara dinding sebelah luar dan sebelah dalam dari suatu membran sel yang
29
berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di
Keseimbangan Na
3. Efek bersama Kalium dan Natrium pada Potensial Membran
Potensial aksi pada jantung terdiri dari 5 fase yang sesuai dengan peristiwa
elektrofisiologi tertentu yakni sebagai berikut:
1. Fase istirahat / fase 4
2. Depolarisasi cepat / fase 0 (upstroke)
3. Repolarisasi parsial / Fase-1 (spike)
4. Fase Plateau / Fase 2
5. Fase Repolarisasi cepat / Fase 3
30
DAFTAR PUSTAKA
http://blogkputih.wordpress.com/2011/11/16/potensial-aksi/
Diakses pada Rabu, 16 November 2011
http://sandurezu.wordpress.com/2010/01/01/aktifitas-elektrik-jantung/
31