Kasus :
Nama
: AS
: 4 Th
Berat badan
: 13 kg
Tinggi badan : 95 cm
Anamnesis
Riwayat Penyakit
Sekarang (Diagnosa)
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat Sosial
Riwayat Operasi
Riwayat pengobatan
Riwayat Alergi
PemeriksaanFisik
Review Of System
UjiLaboratorium
A. Subjektif
Nama
: AS
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 4 Th
Berat badan
: 13 kg
Tinggi badan
: 95 cm
Anamnesis
Riwayat Penyakit
kejang demam
Malaria
Sekarang (Diagnosa)
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat Sosial
Riwayat Operasi
Riwayat pengobatan
Riwayat Alergi
sama
Sirup demam, batuk dan pilek
-
B. Objektif
Jenis
Hasil Pemeriksaan
Normal
Keterangan
Pemeriksaan
Temperatur
Pernapasan
Nadi
Tekanan
40 0C
45x/menit
100 x/menit
140/80 mmHg
36,6 oC - 37,2 oC
20-30x/menit
75-120x/menit
120/80 mmHg
Tinggi
Dypsnea
Normal
Normal
Darah
Hemoglobin
Hematokrit
Review Of
9 gr/dl
12- 14 g/dl
Rendah
25 %
42-53 %
Rendah
Splenomegali, tangan pucat, mata pucat, timbulnya
System
Jenis Parasit
C. Assesmant
Malaria Falciparum
Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium yakni
penurunan nilai hemoglobin (9 gr/dl) dan Hematokrit (25%). Selain itu
adanya keluhan yang dialami pasien seperti demam, berkeringat, mual dan
muntah, batuk, flu, sakit kepala, nyeri pada badan, kejang demam.
Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan splenomegali (pembesaran
limpa) , tangan pucat, mata pucat, timbulnya ptekie pada kulit, serta saat
pemeriksaan ditemukan jenis parasit yakni plasmodium falciparum
sehingga diagnosa dari penyakit pasien ini ialah malaria falciparum.
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk
yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.
Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Peningkatan suhu tubuh disebabkan oleh nyamuk anopheles yang
mengeluarkan Plasmodium falciparum kemudian masuk kejaringan tubuh
terjadi viremia , merangsang sistem imun interleukin sehingga terjadi
peningkatan hipotalamus dan terjadi peningkatan suhu badan.
Mual dan muntah disebabkan
Center
for
merekomendasikan
disease
hal
Control
berikut
and
untuk
Prevention
membantu
(CDC)
mencegah
merebaknya malaria:
Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar
Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng
atau tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk
2. Terapi Farmakologi
Malaria untuk pengobatan lini pertama Malaria falsiparum
digunakan obat Artemisinin Combination Therapy (ACT) + Primakuin
yaitu: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin atau Dihydroartemisinin +
Piperakuin + Primakuin.
Namun berdasarkan jurnal yang ditemukan yakni Diagnosis dan
Penatalaksanaan Malaria Tanpa Komplikasi pada Anak CDK-229/
vol. 42 no. 6, th. 2015, Lini pertama adalah :
Penggunaan
anti-malaria
lini
pertama
dan
kedua
(blood
tunggal 1 hari. Primakuin tidak boleh diberikan untuk anak usia <1
tahun, ibu hamil, dan defi siensi G6PD.
Obat program untuk dihidroartemisinin - piperakuin adalah
Fixed Dose combination (FDC) setiap kemasan terdapat 8 tablet,
setiap
tablet
mengandung
dihydroartemisinin
40 mg
dan
: 208 mg 416 mg
: 9.75 mg
Paracetamol
: 195 mg
Diazepam
15 mg/kgBB
: 10 mg (>10 kg)
Pengobatan Simpotomatik
Pemberian antipiretik pada anak demam untuk mencegah
hipertermia dengan dosis paracetamol 15 mg/kgBB/dosis setiap 46 jam. Apabila terjadi hipertermia (suhu rektal >40C), berikan
paracetamol dosis inisial 20 mg/kgBB/dosis dilanjutkan dengan
dosis rumatan 15 mg/kgBB/dosis.
Pada anak kejang, sebaiknya berikan diazepam intravena
perlahan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/dosis atau diazepam rektal
5 mg (berat badan <10 kg) atau 10 mg (berat badan >10 kg), dan
segera rujuk ke rumah sakit, karena kejang merupakan salah satu
gejala malaria berat yang membutuhkan penanganan lanjutan.
E. Monitoring
Rawat Jalan
Pemantauan dilakukan pada : hari ke-2, hari ke-3, hari ke-7, hari
ke-14 dan hari ke-28 setelah pemberian obat hari pertama, dengan
memonitor gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Apabila terjadi
perburukan gejala klinis sewaktu-waktu segera kembali ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
Rawat Inap
Evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan memonitor
gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Evaluasi dilakukan sampai
bebas demam dan tidak ditemukan parasit aseksual dalam darah selama 3
hari berturut-turut.Setelah pasien dipulangkan harus kontrol pada hari ke-
3.
Monitoring suhu tubuh
Monitoring tekanan darah, nadi dan frekuensi pernapasan
Monitoring jumlah hemoglobin dan hematokrit (HCT)
Monitoring efek samping yang mungkin ditimbulkan seperti penggunaan
memeriksakan diri.
Memotivasi pasien untuk patuh pada pengobatan.
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mempercepat
proses penyembuhan. Hal ini dilakukan dengan cara :
1. Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit dan
pengendalian diri dan lingkungan dalam upaya mencegah
penularan.
2. Menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi, cara
penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya.
3. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien
dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan.
4. Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminum obat sesuai
jadwal yang diberitahukan oleh dokter atau petugas kesehatan lain
misalnya pada pagi hari.
5. Memberikan informasi mengenai bahaya bila tidak patuh yaitu
adanya resisten dari parasit plasmodium falciparum.
6. Memberi informasi terhadap tanda-tanda kegawatan kepada pasien
dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat
untuk perawatan
7. Memberikan edukasi
kepada
pasien
dan
keluarga
agar
kepada
pasien
dan
keluarga
untuk
sebagai berikut :
Infus RL (Ringer laktat), Elektrolit
Komposisi : Per 1000 mL Na 130 meq/L, Cl 109 meq/L, K 4 meq/L, Ca
2,7 meq/L, Lactate 28 meq/L, (NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl 2 0,2 g, Na
Lactate 3,1 g, Water for injection 1000 mL). Osmolaritas ; 273 mOsm/L
Indikasi : Terapi untuk mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat
diberikan rehidrasi oral.
Pada Anak-anak :
Lakukan Rehidrasi (Pemberian cairan infus), larutan dektrosa 5 %
atau 10 % atau NaCL 0,9 %, Dosis 1 jam pertama, 30 ml/kgBB atau 10 x
kgBB per tetes/menit. Misalnya : anak dengan BB 10 kg = 10 x 10
tetes/menit, dilanjutkan 20 ml/kgBB (23Jam sisa), atau 7 tetes x
kgBB/menit, dilanjutkan pemberian maintenace 10 ml/kgBB/hari atau 3
tetes/kgBB/menit.