Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.Indikator
kesehatan suatu bangsa salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya
angka kematian bayi (AKB). Pada pekan ASI 2007 di Istana Negara ibu Ani
Yudhoyono mengatakan bahwa di Indonesia angka kematian bayi (AKB)
masih tinggi yaitu 35/1000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 bayi
meninggal tiap tahunnya sebelum mencapai usia 1 bulan.
(Anik. 2008. h 11&12)
Menurut Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, di
propinsi Lampung pada tahun 2012 angka kematian neonatal 27/1000
kelahiran hidup.Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir (BBL) adalah
yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan, dan penyulit pada
neonatus, trauma lahir, kelainan kongenital, dan hiperbilirubin.
(Profil DINKES kesehatan Lampung. 2012)
Kelahiran seorang bayi adalah peristiwa yang besar untuk si bayi, karena
harus menyesuaikan diri dengan dunia luar.Oksigen tidak dapat lagi melalui
darah ibu, tetapi harus dihirup sendiri melalui paru-parunya sendiri yang harus
berkembang segera sesudah lahir.Jadi pernapasan pertama si bayi sangat
penting untuk mampu menyerap oksigen yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh, dan juga berkemampuan untuk membuang karbondioksida keluar dari
paru-paru.Paru-paru yang tadinya berisi cairan kini harus terisi udara.Terjadi
pola perubahan peredaran darah, karena kini terbuka peredaran paru, jadi
semua shunt menutup, dan jantung kiri mulai bekerja keras memompah darah
ke seluruh tubuh bayi.Suhu badan bayi sewaktu dalam kandungan kurang
lebih 3/4 lebih tinggi dari suhu badan ibu, karena itu perubahan yang cepat
terjadi sesudah kelahiran menuntut adaptasi tubuh bayi.
(Anik. 2008. h. 12)

Dari data tersebut di atas penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan
Kebidanan pada By. Ny. D usia0 hari dengan Bayi Batu Lahir Normal di
ruang Kaber Rumah Sakit Lawang Medika.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan
secara komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
diharapkan:
-

Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi


pada bayi

Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi

Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera untuk bayi

Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang diberikan

Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan

Mahasiswa dapat menilai kembali / mengevaluasi dari tindakan yang


telah diberikan

1.3 Manfaat
Bagi institusi
1. Sebagai acuan untuk membimbing mahasiswa yang terjun ke lahan praktek
dengan menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan memantau
kinerja mahasiswa di lahan praktek melalui bimbingan yang intensif.
2. Bagi rumah sakit
Sebagai alat pembimbing dalam memberikan pelayanan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan kebidanan dan dapat mempercepat kerja sama dalam
mengaplikasikan teori di lahan prektek dalam asuhan kepada ibu dan bayi
baru lahir.

3. Bagi masyarakat khususnya orang tua


Dengan dilakukan asuhan bayi baru lahir, orang tua mengerti dalam
memberikan asuhan yang baik pada bayi baru lahir, dengan demikian
komplikasi dapat terdeteksi secara dini dan segera mendapatkan pananganan
kesehatan.
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir?
1.5 Metode Penulisan
Teknik pengumpulan data diperoleh melalui :
a. Studi kasus
Dengan melihat dan mempelajari kasus dari rekam medis di Rumah Sakit.
b. Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis.Tujuannya agar mendapat data
dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
c. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien tentang
keadaan dan perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
d. Wawancara
Dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien dan
keluarga, tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) tentang hal-hal yang
berhubungan dengan masalah kesehatan ibu. Tujuannya untuk memperoleh
data secara langsung dari sumber data.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan
umum dan tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika
penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori bayi baru lahir dan manajemen varney.

BAB III : TINJAUAN KASUS


Berisi tetang pengkajian data, identifikasi diagnosa / masalah,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus
dan praktek di lapangan.
Berisi tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Medis
2.1.1

Pengertian Neonatus dan Asuhan segera bayi baru lahir


Definisi neonatus normal adalah neonatus yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram.
(Dwi Maryanti, dkk.2011:02)
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir selama jam pertama setelah kelahiran.
(Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal,
2002)

2.1.2

Penatalaksanaan awal bayi baru lahir


Penatalaksanaan BBL meliputi :
a. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan
penanganan bayii baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut ini :
1.

Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan


kontak dengan bayi baru lahir.

2.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang


belum dimandikan.

3.

Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk gunting dan


benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.

4.

Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer,


stetoskop dan benda benda lainnya yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih.

b.

Penilaian awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat
dan tepat (0 30 detik), evaluasi data yang terkumpul, buat
diagnosis, dan tentukan rencana asuhan atau perawatan bayi baru

lahir. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan


mempertimbangkan hal hal berikut ini :
1. Apakah bayi bernafas tanpa ada kesulitan dan atau menangis
kuat ?
2. Apakah bayi bergerak aktif atau dalam keadaan lemas ?
3. Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat atau biru ?
c.

Pencegahan kehilangan panas


Bayi baru lahir tidak dapt mengatur temperatur tubuhnya secara
memadai, dan dapat cepat kedinginan jika kehilangan panas
panas tidak segera dicegah bayi yang mengalami
kehilanganpanas (hipotermia) beresiko tinggi untuk jatuh sakit
atau meninggal. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas
dengan cara :
1. Keringkan bayi dnegan seksama.
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
3. Tutup bagian kepala bayi.
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
6. Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.
d.

Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan stimulasi.Untuk
bayi yang sehat, hal ini biasanya cukupuntuk merangsang
terjadnya pernafasan spontan, Jika bayi tidak segera memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan dan menunjukkan
tanda tanda kegawatdaruratan segera lakukan tindakan untuk
membantu pernafasan.

e.

Merawat tali pusat


Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali
pada bayi kurang bulan. Apabila bayi tidak menangis, maka tali
pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan

resusitasi pada bayi.Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut


bayi dnegan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
f.

Memulai pemberian ASI


Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1
jamsetelah bayi lahir.Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk
dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat
diklem dan dipotong. Pemberian ASI secara dini akan :

1.

Merangsang produksi ASI.

2.

Memperkuat reflek menghisap bayi.

3.

Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya.


4. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
kolostrum.

5.

Merangsang kontraksi uterus.


g.

upaya profilaksis terhadap gangguan mata


Obat eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurka untuk
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
(Maternal neonatal, 2008)
2.1.3

Keadaan Klinik Bayi Baru Lahir


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan 45-53 cm.
d. Lingkar dada 30,5-38 cm.
e. Lingkar kepala 31-35,5 cm.
f. Pernapasan 30-60 x/menit.
g. Nadi, dalam menit pertama 100-180 x/menit, jika kondisi stabil
dari 120-160 x/menit.
h. Kulit tampak kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subcutan cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa.
i. Rambut kepala biasanya telah sempurna.
j. Kuku agak panjang dan melewati jari-jari.

k. Genitalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak


perempuan), testis sudah turun ke dalam skrotum (pada anak
laki-laki).
l. Reflek hisap dan menelan sudah baik.
m. Reflek menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam waktu 24
jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Dwi Maryanti, dkk. 2011:69-115)
2.2 FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR.
2.2.1

Mekanisme hilangnya panas pada bayi baru lahir


1. Evaporasi : kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri, karena seteleh lahir tubuh bayi tidak segara dikeringkan.
Kehilangan panas juga teradi pada bayi yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
2. Konduksi : kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin seperti meja,
tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari suhu tubuh bayi.
3. Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar langsung dengan udara sekitar yang lebih dingin dari
suhu tubuh bayi.
4. Radiasi : kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi, walaupun tidak bersentuhan secara
langsung.
(Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal.2008)

2.2.2

Klasifikasi suhu bayi


Suhu normal

: 36,5 - 37,50C

Hipotermi ringan : 36 - <360C


Hipotermi berat

: suhu bayi <360C


(Dwi Maryanti. 2011:72)

2.2.3

Perubahan perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir


1. Perubahan pernapasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami
penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang
dengan

tiba-tiba

setelah

bayi

lahhir.

Proses

mekanis

ini

menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena


terdorong ke bagian perifer paru-paru kemudian diabsorbsi. Karena
terstimulus oleh sensor kimia, suhu serta mekanis akhirnya bayi
memulai aktifitas napas untuk pertama kalinya.
Tekanan intra toraks yang negative disertai dengan aktivasi napas
yang pertama memungkinkan adanya udara masuk ke dalam paruparu.Setelah beberapa kali napas pertama, udara dari luar mengisi
jalan napas pada trakea dan bronkus akhirnya semua alveolus
mengembang karena terisi udara.
Fungsi alveolus dapat maksimal jika dalam paru-paru bayi
terdapta surfaktan yang adekuat.Surfaktan membantu menstabilkan
dinding alveolus sehingga alveolus tidak kolaps saat akhir napas.
(Ari & Esti. 2010:197)
2. Perubahan sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat dikelm,
sehingga system bertekanan rendah yang berada pada unit janin
plasenta terputus, sehingga berubah menjadi system sirkulasi
tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri.Efek yang terjadi
segera setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembulu
darah sistemik.Hal yang paling penting adalah peningkatan tahanan
pembuluh darah dan tarikan napas pertama terjadi bersamaan.

Oksigen dari napas pertama tersebut menyebabkan system


pembuluh darah paru berelaksasi dan terbuka sehingga paru-paru
menjadi system bertekanan rendah.Hal ini menyebabkan perubahan
tekanan aliran darah dalam jantung.
Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi kiri jantung
menyebabkan foramen ofale menutup, duktus arteriosis yang
mengalirkan darah teroksigenasi ke otak janin, kini tidak lagi
diperlukan. Dalam 48 jam duktus ini akan mengecil dan secara
fungsional menutup akibat penurunan kadar prostaglandin E2 yang
sebelumnya disuplei oleh plasenta. Darah teroksigenasi yang secara
rutin mengalir, duktus arteriosis dan voramen ofale melengkapi
perubahan radikal pada anatomi dan fisiologi jantung. Darah yang
tidak kaya akan oksigen masuk ke jantung bayi menjadi
teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru-paru, kemudian dipompakan
ke seluruh tubuh bayi.
(Ari & Esti. 2010:199)
3. Perubahan termoregulasi
Bayi baru lahir mempunyai kecendrungan untuk mengalami
stress fisik akibat perubahan suhu di luar uterus. Fluktuasi (naik
turun) suhu di dalam uterus minimal, rentang maksimal 0,6 0C sangat
berbeda dengan kondisi di luar uterus.
Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas tubuh
yaitu:
a. Luasnya permukaan tubuh bayi
b. Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara
sempurna.
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan
panas.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tubuh tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan

untuk

mendapatkan

kembali

panas

tubuhnya.Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil

10

penggunaan lemak coklat yang terdapat di seluruh tubuh, dan


mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
Untuk membakar lemak coklat seorang bayi menggunakan glukosa
untuk mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi
panas.
(Ari & esti. 2010:199-200)
4. Perubahan metabolisme karbohidrat
Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dilakukan
dengan 3 cara yaitu :
1. Melalui penggunaan air susu ibu (ASI).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis).
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glikoneogenesis).
Bayi baru lahir tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikoneolisis), hal
ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai
glikogen terutama dalam hati selama bulan-bulan terakhir kehidupan
dalam rahim.
(Ari & Esti. 2010:201)
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan / masalah
dalam bidang kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan KB.
I. PENGKAJIAN DATA
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif
maupun data obyektif disertai hari, tanggal, jam, tanggal masuk rumah
sakit, jam masuk rumah sakit, nomer register.

11

A. Data Subyektif.
1. Biodata
a) Biodata Bayi
Nama bayi : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
Umur

: Umur bayi dapat mengantisipasi diagnosa


masalah

kesehatan

dan

tindakan

yang

dilakukan.
(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).
Tanggal lahir : Tanggal lahir bayi dikaji untuk mengetahui
umur bayi.
Jenis kelamin : Untuk mencocokkan identitas sesuai nama
anak, serta menghindari kekeliruan bila terjadi
kesamaan nama dengan anak yang lain.
BBL / PBL : Pengkajian ini dilakukan untuk mematau
pertambahan berat badan lahir dan panjang
bayi
Anak ke

: Untuk mengetahui paritas dari orang tua

b) Biodata orang tua


Nama

: Untuk mengenal/ memanggil klien, serta


sebagai penanggung jawab terhadap anak

Umur

: Untuk mengetahui umur dari ibu serta


suami, selain itu digunakan untuk mengetahui
keadaan ibu apakah termasuk primipara atau
primipara tua.

Agama

: Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh


di dalam kehidupan termasuk kesahatan, dan
akan

mudah

dalam

mengatasi

masalah

kesehatan pasien.
(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).

12

Suku

: Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan


suami

berasal

dan

menentukan

cara

pendekatan serta pemberian asuhan kepada


anak
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya
di dalam tindakan asuhan kebidanan selain itu
anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien
(anak) yang tingkat pendidikannya tinggi.
(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).
Pekerjaan

: Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat


keadaan

ekonomi

keluarga

juga

dapat

mempengaruhi kesehatan.
(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).
Penghasilan : Mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan
dengan status gizi pada anak.
Alamat

: Dicatat untuk mempermudah hubungan bila


keadaan

mendesak

dan

dapat

memberi

petunjuk keadaan tempat tinggal pasien.


(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).
1.

Alasan datang
Tanda tanda yang di dapatkan di bayi sehingga mendorong ibu
untuk dating ke bidan atau rumah sakit.

2. Keluhan Utama.
Disi apa yang dikeluhkan ibu terhadap keadaan anaknya
sekarang.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Apakah dari keluarga ibu dan ayah atau yang tinggal bersama
bayi itu ada yang sakit, terutama penyakit menular, yang kronis
dan apakah ada yang berpenyakit keturunan, misalnya diabetes
mellitus.

4. Riwayat Kesehatan Sekarang.


13

Untuk mengetahui kondisi bayinya apakah dalam keadaan yang


sehat atau tidak
5. Riwayat neonatal
Berisi tentang bagaimana riwayat kehidupan bayi saat masih
dalam kandungan, saat persalinan, apakah selama hamil dan
persalinan ada komplikasi dan setelah lahir berapa BB, PB.
6. Pola Kebiasaan Sehari hari.
Untuk mengetahui pola nutrisi, eliminasi, istirahat, dan personal
hygiene (kebersihan).
7. Riwayat Psikososial dan budaya
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga atas kehadiran bayi
dan untuk mengetahui budaya masyarakat yang ada disekitar
keluarga bayi.
8. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui pengaruh dan keadaan spiritual dalam
keluarga bayi.
B. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum anak dan adanya
kelainan yang dapat mempengaruhi kesehatan anak seperti:
Keadaan umum

Tanda-tanda vital

Nadi
Suhu

RR

Berat badan lahir

Berat badan sekarang

PB, LIKA, LIDA, dan LILA :

14

2.

Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala

: Bersih/tidak, ada luka/tidak, ada sebore/tidak, ada


chephalhematoma/tidak, terdapat caput/tidak

Muka

: Ada odema/tidak, pucat/tidak, wajah ikterus/tidak

Mata

: Simetris/tidak, konjunctiva pucat /tidak, sklera


kuning

Telinga

: Simetris/tidak, ada serumen/tidak

Hidung

: Simetris/tidak,

ada

pernafasan

cuping

hidung/tidak, ada secret/tidak


Mulut

: Bibir

kering/tidak,

stomatitis/tidak,

ada

sianosis/tidak,

ada

labiokizis/tidak,

ada

laboipalatokizis/tidak, ada moniliasis/tidak, lidah


bersih/tidak
Leher

: Bersih/tidak,
kelenjar

ikterus/tidak,

ada

pembesaran

tiroid/tidak, ada pembesaran kelenjar

limfe/tidak, ada pembesaran vena jugularis/tidak


Dada

: Simetris/tidak, ada retraksi sela iga/tidak, tampak


ikterus/tidak, puting susu menonjol/tidak

Abdomen : Bentuk normal/tidak, tali pusat bersih/tidak,


terlihat

ikterik/tidak,

ada

pembesaran

pada

hepar/tidak
Genetalia

: Bersih/tidak, ada kelainan/tidak

Anus

: Bersih/tidak, ada atresia ani/tidak, ada prolaps


rekti/tidak

Ekstermitas :
Atas

: Simetris/tidak,
sindaktile/tidak,

ada

polidaktile/tidak,

kuku

pucat/tidak,

ada

polidaktile/tidak,

ada

terpasang

infus/tidak
Bawah

: Simetris/tidak,

sindaktile/tidak, terpasang infus/tidak


Integumen : Bersih/tidak, ikterus/tidak

15

ada

Punggung : Simetris/tidak, ada spina bifida/tidak


b) Palpasi
Kepala

: Teraba benjolan yang abnormal/tidak, sutura telah


menutup/tidak

Leher

: Teraba pembesaran kelenjar limfe/tidak, teraba


pembesaran

kelenjar

tiroid/tidak,

teraba

pembesaran vena jugularis/tidak.


Abdomen : Ada pembesaran pada hepar/tidak, ada nyeri
tekan/tidak
Ekstermitas :
Atas

: Oedema -/+

Bawah

: Oedema -/+

Integumen : Turgor baik/tidak


c) Auskultasi
Dada

: Terdengar suara tambahan

(ronchi maupun

wheezing)/tidak
Abdomen : Terdengar bising usus/tidak
d) Perkusi
Abdomen : Kembung/tidak
e) Reflek

II.

Moro reflek (+) / (-)

Rooting reflek (+) / (-)

Reflek menelan (+) / (-)

Reflek menghisap (+) / (-)

IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA.


Dx

: By Ny. D Usia 0 Hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

Ds

: Data yang diperoleh melalui anamnesa

DO

: 1. Keadaan Umum : Cukup


2. Keadaan fisik

16

Tanda tanda Vital

HR

: ( N : 120 140x / menit )

RR

: ( N : 30 60 x / menit )

Suhu

: ( N : 36,2o 37,2o C )
BBL

: 2500 gr - 3500 gr; berat

badan sekarangnormalnya akan turun 10 % pada 10 hari


pertama kehidupan bayi.
PB

: 46-55 cm

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


-

Potensial terjadi hipotermi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA.


V.

Kebutuhan yang diidentifikasi dan bersifat emergensi

INTERVENSI.
Dx

: By. Ny. D Umur 0 hari dengan bayi baru lahir normal

Tujuan

: setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir


diharapkan tidak terjadi komplikasi.

Kriteria hasil :
BB meningkat
Keadaan umum : baik
Pernafasan

: normal (40 60 x / menit)

Suhu

: normal (36,5 37,5oC)

Nadi

: normal (100 160 x/menit)

Intervensi :
1. Bungkus bayi dengan selimut dan letakkan di box
R/ mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk
mengurangi terjadinya hipotermi.
2. Ganti segera pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan
bersih.
17

R/ mencegah terjadinya penguapan cairan pada kulit bayi


3. Observasi suhu tubuh bayi dan tanda-tanda vital
R/ sebagai parameter untuk mendeteksi adanya kegawatan
4. Pantau intake dan output
R/ meningkatkan kebutuhan nutrisi, sehingga tidak terjadi penurunan
berat badan bayi.
5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
6. Beri KIE ibu tentang cara menyusii yang baik dan benar
R/ menyusui yang baik dan benar dapat membuat bayi merasa
nyaman
VI. IMPLEMENTASI
-

Melaksanakan intervensi

VII. EVALUASI
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari Asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan.

18

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Sabtu,14 Desember 2013
Jam

: 13.00 WIB

Tempat

: Ruang Kaber Rs.Lawang Medika

A. Data Subyektif
1. Biodata
a.

Biodata anak

Nama bayi

: Bayi Ny. D

Tanggal lahir

: 14 Desember 2013

Jenis kelamin

: laki-laki

Anak ke

: I (satu)

b.

Biodata Orang Tua

Nama ibu

: Ny D

Nama ayah : Tn M

Umur

: 23 tahun

Umur

: 29 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Suku

: Jawa

Pendidikan: SMA

Pendidikan : SMA

Pekerjaan

Pekerjaan

: Swasta

Penghasil

: Rp2.400.000,-

: Swasta

Penghasilan : Rp.800.000,Alamat

: Jl.Indrokilo-Lawang Alamat

: Jl.Indrokilo-Lawang.

2. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan pada bayi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti penyakit batuk menahun, kuning dan tidak

19

ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, darah tinggi,


asma, kencing manis.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatal
a. Kehamilan
1. Trimester I
Ibu

mengatakan

mengalami

mual

dan

muntah.Ibu

memeriksakan kehamilannya rutin 1 bulan sekali ke bidan


sejak tahu dirinya hamil.Ibu mendapatkan penyuluhan gizi
untuk ibu hamil.
2. Trimester II
Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan 2 kali. Ibu
mendapatkan vitamin dan tablet penambah darah. Ibu
merasakan gerakan janin sejak usia kehamilannya 5 bulan.
3. Trimester III
Ibu rutin memeriksakan kehamilannya setiap 2 kali.Ibu
mengeluh lebih sering kencing.Ibu mendapat penyuluhan
tentang persiapan persalinan.Usia kehamilan ibu 9 bulan. Ibu
mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan semakin lama
semakin sering.Dan oleh keluarganya dibawa ke Bidan untuk
diperiksa, waktu diperiksa ibu sudah pembukaan 10 cm.
b.

Persalinan
Ibu melahirkan secara normal pada tanggal 14 desember 2013
pada pukul 11.10 WIB, jenis kelamin laki-laki dengan BB 3200
gram, PB 49 cm, bayi langsung menangis kuat, ari-ari lengkap.

c.

d.

Nifas
-

Ibu merasa lega karena bayinya telah lahir dengan selamat

Ibu mengatakan merasa mules pada perutnya.

Neonatal
Bayi lahir langsung menangis dengan BB 3200 gram, PB 49 cm,
jenis kelamin laki-laki.

20

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: composmentis

PB

: 549 cm

BBL

: 3200 gram

LILA

: 12 cm

LIDA

: 36 cm

LIKA

: 33 cm

Tanda-tanda vital
Pernafasan

: 45 x/menit

Suhu

: 365o C

Nadi

: 124x/ menit

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala

: simetris, tidak tampak adanya benjolan abnormal


rambut hitam tipis, tidak tampak adanya cepal
hematoma, tidak ada caput succedaneum.

Wajah

: tidak tampak pucat

Mata

: simetris, sclera putih, conjungtiva merah muda

Hidung

: bersih, tidak ada sekret

Mulut

: bibir warna merah,tampak labio skizis maupun


labiopalatoskizis, lidah bersih

Telinga

: bersih, tidak ada serumen

Leher

: tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak


tampak pembesaran kelenjar limfe, dan tidak
tampak pembesaran vena jugularis

Dada

: simetris, tidak tampak retraksi dada

21

Abdomen

: tidak tampak adanya benjolan abnormal, tali pusat


belum kering masih terbungkus kasa steril

Genetalia

: testis sudah turun,lubang +

Anus

: bersih, tidak terdapat atresia ani

Ekstremitas :
Atas

: gerakan normal, aktif, tidak polidaktil dan tidak


sindaktif, kuku tidak pucat

Bawah : gerakan normal, aktif, tidak polidaktil dan tidak


sindaktif, kuku tidak pucat
b.

Palpasi
Kepala

: tidak teraba benjolan yang abnormal

Leher

: tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak


teraba pembesaran vena jugularis dan tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe.

Dada

: tidak teraba benjolan abnormal

Abdomen

: tidak teraba benjolan abnormal, tidak teraba


pembesaran hepar.

c. Auskultasi
Dada

: tidak terdengar ronchi maupun wheezing

d. Perkusi
Abdomen

: tidak kembung

e. Reflek

II.

Moro

: (+)

Rooting

: (+)

Reflek menelan

: (+)

Reflek menggenggam

: (+)

Reflek menghisap

: (+)

Tonic neck reflek

: (+)

Balbynsky

: (+)

IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Dx

: By Ny. D Usia 0 hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

22

Ds

: Ibu mengatakan melahirkan secara sectio Caesar jenis kelamin


laki-laki, BB 3200 gram, PB 49 cm.

Do

:
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: composmentis

PB

: 49 cm

BBL

: 3200 gram

LILA

: 12 cm

LIDA

: 36 cm

LIKA

: 33cm

Tanda-tanda vital
Pernafasan

: 40 x/menit

Suhu

: 365o C

Nadi

: 124x/ menit

Bayi menangis kuat


Reflek
Moro

:
: (+)

Menghisap

: (+)

Rooting : (+)

Babynsky

: (+)

Menelan : (+)

Menggenggam

III.

A
NTISIPASI MASALAH POTENSIAL
a. Potensial terjadi hipotermi

b.

: (+)

Ds

:-

Do

: Keadaan umum

: baik

Suhu

: 365 0c

BB

: 3000 gram

Potensial terjadi infeksi


Ds

:-

Do

: Tali pusat tampak basah

23

Pernafasan

: 40x/menit

Suhu

: 365oC

Nadi

: 124 x/menit

IV.

I
DENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengeringkan bayi
Meletakkan bayi di inkubator

V.

I
NTERVENSI
Tanggal : 14 Desember 2013
Jam

: 13:00 WIB

Dx

: By. Ny. D Usia 0 hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam bayi tetap


sehat dan tidak terjadi komplikasi.

Kriteria hasil :
BB meningkat
Keadaan umum

: baik

Pernafasan

: normal (40 60 x / menit)

Suhu

: normal (36,5 37,5oC)

Nadi

: normal (100 160 x/menit)

Intervensi :
1. Bungkus bayi dengan selimut hangat dan letakkan bayi di box
R/ mengurangi terjadinya persuapan pada suhu tubuh untuk mengurangi
terjadinya hipotermi.
2. Ganti segera pakaian yang basah dengan pkaian yang kering dan bersih
R/ mencegah terjadinya penguapan cairan pada kulit bayi
3. Observasi suhu tubuh bayi dan tanda-tanda vital
R/ sebagai parameter untuk mendeteksi adanya kegawatan

24

4. Anjurkan untuk memberikan ASI pada bayi sesering mungkin


R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
5. Beri KIE ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar
R/ menyusi yang baik dan benar dapat membuat bayi merasa nyaman

VI.

I
MPLEMENTASI
Tanggal : 14 Desember 2013
Jam

: 11.00 WIB

Dx

: By. Ny. D Usia 0 hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

1. Membungkus bayi dengan selimut hangat agar tidak terjadi hipotermi


2. Mengganti segera pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan
bersih.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil:
Nadi

: 124 x/menit

Suhu

: 365 o c

Pernafasan : 40 x/menit
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin minimal
setiap 2 jam sekali.
5. Memberi KIE tentang cara menyusui yang baik dan benar yaitu masukan
putting susu dan areola sampai memenuhi mulut bayi dan dilakukan
bergantian payudara kanan dan kiri.
VII.

E
VALUASI
Tanggal : 14 Desember 2014
Jam

: 13.30 WIB

Dx

: By. Ny. D Usia 0hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

- Ibu mengerti penjelasan petugas

25

- Ibu mau melaksanakan anjuran petugas


- Ibu mengerti cara menyusui yang baik
O

- Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas


- Ibu dapat menyusui bayinya dengan benar

: By Ny.D usia 0 hari dengan bayi baru lahir normal

- menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya sesering


Mungkin
-

Menganjurkan ibu untuk selalu merawat tali


pusat bayinya.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal

: 15 Desember 2013

Jam

: 21.00 WIB

Dx

: By.Ny.D usia 1 hari dengan bayi baru lahir normal

: - Ibu mengatakan bayinya tidak mau minum ASI dan Pasi (reflek
menghisapnya kurang)

: Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

TTV

: Pernafasan

Reflek menghisap

: 50x / menit

Suhu

: 370 C

Nadi

: 120 x/ menit

: Kurang

: By.Ny.D Usia 1 hari dengan Bayi baru lahir Normal

- Melanjutkan Observasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan sonde
- Memberikan pasi sebanyak 10cc dalam waktu 2 jam sekali
- Melatih bayi untuk menghisap

Tanggal

: 16 Desember 2013

26

Jam

: 06.00 WIB

Dx

: By.Ny.D usia 2 hari dengan bayi baru lahir normal

: Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum Asi dan pasi serta sudah bisa
menghisap dengan botol susu dan puting susu ibunya.

A
P

- Keadaan umum

: Baik - Kesadaran : Composmentis

- TTV

: Pernafasan

: 50 x/ menit

Nadi

: 120x/ menit

Suhu

: 370C

Reflek Menghisap
: Baik
:By.Ny.D usia 2 hari dengan bayi baru lahir normal
:
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelepasan sonde
Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayi di rumah
Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan tali pusat
Memberikan KIE pada ibu tentang personal hygine
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya sesering
mungkin.
Menganjurkan ibu unttuk segera ke tempat pelayanan kesehatan
bila sewaktu-waktu ada masalah dengan bayinya.

BAB IV
27

PEMBAHASAN
Bayi baru lahir adalah bayi dari kelahiran cukup bulan yaitu dari kehamilan
37-40 minggu dengan berat badan pada saat lahir 2500-3500 gram. Asuhan bayi
baru lahir adalah asuhan yang di berikan pada bayi tersebut selma jam pertama
selama setelah melahirkan.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By.Ny.D usia 0 hari denga
bayi baru lahir normal di Rs.Lawang Medika Malang. Melalui tahap pengumpulan
data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik,
antara asuhan yang ada di lapangan dengan tindakan kebidanan yang ada di teori
pada dasarnya sama. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan prakteknya
pada kasusnya.
Dalam kasus By.Ny.D usia 0 hari dengan bayi baru lahir normal di
peroleh data-data bahwa bayi lahir dengan bayi normal yaitu BBL 3200 gram, PB
49 cm, bayi lahir langsung menangis, tidak ada kelainan, jenis kelamin laki-laki.
Pada tinjauan teori menyebutkan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir
2500gram sampai dengan 3500gram. Jadi dapat di simpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dengan perakteknya.
Data-data yang telah di kumpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek, pada intervensi yang di buat di dasarkan pada kebutuhan pasien, serta
implementasi tidak ada kesenjangan teori dan praktek. Evalusai di lakukan atas
dasar ke efektifan dari asuhan yang telah di lakukan. Pada evaluasi di dapatkan
bahwa bayi baru lahir dalam keadaan normal dan tidak terjadi komplikasi.

BAB V

28

PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di tarik dalam pembuatan askeb yaitu pada
tahap pengkajian data yang terdiri atas data subyektif di peroleh data
secara lengkap yang berasal dari pasien dengan metode wawancara atau
tanya jawab. Data yang di dapatkan dalam pengkajian di gunakan sebagai
dasar dalam menentukan identifikasi diagnosa dan masalah terhadap
keadaan yang di rasakan oleh bayi. Pasien tidak mengalami keadaan yang
gawat darurat, sehingga untuk penulisan identifikasi kebutuhan segera
tidak perlu dalam penulisan asuhan kebidanan.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan di susun berdasarkan keadaan
yang di alami oleh bayi dan juga di sesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Setelah rencana tindakan telah tersusun dengan baik. Maka tahap
selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah di susun
sebelumnya.
Evaluasi yang di dapat berdasarkan asuhan kebidanan yang di berikan
bayi mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatannya.

5.2

Saran
a.

Untuk Petugas Kesehatan


Tindakan septik dan aseptik harus mempertahankan dan di tingkatkan
dalam melakukan setiap tindakan pada bayi, untuk mengurangi resiko
terjadinya infeksi pada bayi.

b.

Untuk Ibu
1) Anjurkan untuk memberikan ASI secara dini sangat penting, karena
ASI mengandung zat gizi yang yang optimal dan sesuai dengan
kebutuhan bayi.
2) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan bayi dengan
mengganti popok bilan BAK / BAB.
3) Anjurkan pada ibu untuk segera membawa bayi ke fasilitas
kesehatan terdekat bila di temui masalah pada bayi.

29

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.2008.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Jakarta:EGC
Saifudin, Abdul Bachri.2008.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

30

Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

31

Anda mungkin juga menyukai