Anda di halaman 1dari 30

RESPONSI

EXANTHEM SUBITUM

Pembimbing : dr. Dyah Retno Wulan Sp.A


Penyusun : Yova Prastika (2009.04.0.0010)

PENDAHULUAN
Definisi
Epidemiologi
- Laki : Perempuan = sama
- Infeksi HHV-6 usia 6-18 bulan
- Infeksi HHV-7 >2 tahun
Tujuan Penulisan Makalah

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. Khaylia Ramadhani


Umur : 8 tahun 5 bulan 10 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Semolowaru elok Y/8
Tgl MRS : 31 Maret 2014
Tgl pemeriksaan : 1 April 2014

II. Anamnesa
KU :
- Demam
KT :
- Nyeri kepala
- Nafsu makan menurun,
- Badan terasa lemas
- Kulit badan, leher,
tangan dan kaki
kemerahan disertai bentolbentol dan gatal.

RPS :
Anak perempuan usia 8 tahun datang ke UGD RS Haji
Surabaya diantar orang tua nya dengan keluhan demam
mendadak sejak 4 hari yang lalu, sudah minum obat
paracetamol tapi demam tetap ada. Demam disertai gejala
nyeri kepala menyeluruh, nafsu makan menurun dan badan
terasa lemas. Batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-),
mimisan (-), gusi berdarah (-), mual (-), muntah(-), buang air
kecil lancar, tidak nyeri, kencing bewarna kuning jernih,
buang air besar lancar. Pasien dirujuk dari UGD ke ruang
anak Marwah untuk dirawat inap. Hari ke-5, demam turun ke
suhu normal, kemudian timbul kemerahan pada kulit di
badan, leher, kedua tangan dan kaki disertai bentol-bentol
dan gatal, tidak terdapat cairan. Pasien sudah tidak nyeri
kepala dan napsu makan membaik. BAK (+), BAB (+).

RPD :
- R. alergi (-)
- R. skt spt ini (-)
- R. mrs (-)
RPK :
- atopi (-)

A. ANTE :
- Kesehatan slm hml baik,
rajin kontrol
- Konsumsi makanan
bergizi, vit. C, tab. Fe.
- Obat (-). Jamu (-), Miras
(-), merokok (-).
A.NATAL :
- UK : 38mgg
- BBL : 2750 g, PBL: 50cm

- SC, I: terlilit plasenta


- Bersalin di RS, ltk kpl
A. Neonatal :
- Lahir nangis spontan
- Wrn kulit kmrhn
- Grk kaki tangan spontan
- Kelainan fisik (-)
- Cya (-), Ict (-)

IMMUNISASI :
- Hep B, DPT, Polio, BCG,
Campak lengkap.
- MMR (+)
GIZI :
- Makan 4x/hari, nasi,
sayur, ikan, daging jarang,
susu.
- Alergi mknn (-)

TUMBANG :
- Normal
SOSIAL :
- Keluarga / saudara tdk
ada yg skt spt pasien,
LINGKUNGAN :
- Bersih

III. PEMERIKSAN FISIK


Keadaan Umum
Ksdrn : composmentis
GCS : 4-5-6
BB : 26,5 kg
TB : 129 cm
BMI : 16
Status gizi : kurang

Vital Sign
BP : 100/70 mmHg
t : 36.5 C
PR : 74 x/menit
RR : 18 x/menit

Kepala
- Bentuk, rambut, alis.
- Mata : A/I = -/-, Pupil bulat isokor
- Telinga
- Hidung
- Mulut : Gusi brdrh (-), pharyng hip (-)
Leher : Pmbsrn KGB (-)

Pulmo
I : Normochest, simetris
P : Fr.raba normal simetris
P : Sonor/sonor
A : Ves/ves, wh -, rh -

Cor
I : IC tdk tampak
P : IC tdk teraba
P : BJ normal
A :S1S2 tunggal, M-, G-

Abdomen
I : Flat, simetris
A : BU + N
P : NT-, H/L/R = -/-/ P : Tympani

Neuro
Kaku kuduk (-)
Reflek fisiologis : BPR +/+,
TPR +/+, KPR +/+, APR +/+
Reflek patologis : Babinski
(-), Chaddok (-), openheim
(-)

Ekstrimitas
- Rumple-leed (-)
- Tampak ruam di ekstrimitas atas dan
bawah
- Ruam bewarna merah muda,
makulopapular, diskret
- Akral hangat, kering
- Edema (-)
- CRT < 2 detik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


DL
Hb
: 13.3 g/dl
Leukosit : 4190 /mm3
Hct
: 38,3%
Trombosit : 96000 /mm3

Widal
S. TYPHI O POSITIF 1/160
S. TYPHI H POSITIF 1/160
S. PARATYPHI A-H
NEGATIF
S. PARATYPHI B-H
NEGATIF

V. RESUME
Anak perempuan 8 tahun demam mendadak sejak
4 hari yang lalu, sudah minum obat paracetamol
tapi demam tetap ada. Demam disertai gejala nyeri
kepala menyeluruh, nafsu makan menurun dan
badan terasa lemas. Hari ke-5, demam turun ke
suhu normal, kemudian timbul kemerahan pada
kulit di badan, leher, kedua tangan dan kaki disertai
bentol-bentol dan gatal. Status gizi kurang, tampak
ruam di ekstrimitas atas dan bawah, ruam bewarna
merah muda, makulopapular, diskret. Hb 13.3 g/dl,
Leukosit 4190 /mm, Hct 38.3 %, Trombosit
96000 /mm.

VI. DIAGNOSA KERJA


Exanthem Subitum
VII. DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Dengue fever
Demam Tifoid

VIII. PLANNING
1. Planning Diagnosis :
IgM anti salmonella
2. Planning Terapi :
. Non medikamentosa :
Bed rest
Diet tinggi kalori tinggi protein

. Medikamentosa
Infus D5 S 1500 cc/ 24jam
Vitamin A 50000 iu i.m
Imboost 2 x I C

3. Planning Monitoring :
Keluhan, vital sign
4. Planning Edukasi :
Menjelaskan penyakit pasien, pemeriksaan
yang akan dilakukan, terapi yang diberikan
serta komplikasi dan prognosis yang
mungkin terjadi. Menjelaskan perbaikan
status gizi pasien.

SOAP (2 APRIL 2014)

S : keluhan (-)
O : GCS : 4-5-6
Vital sign:
BP : 100/60 mmHg
t: 36.4 C
PR : 88 x/menit
RR : 20x /menit

Extremitas :
- Tidak terdapat bekas berupa pigmentasi
atau deskuamasi pada kulit.
A : Exanthem subitum
P : ACC KRS

ANALISA TEORI DAN KASUS

Perbedaan

Teori

Kasus

Usia

Infeksi HHV 6 : 6-18 bulan


Infeksi HHV 7 : anak dengan usia
lebih lanjut.

- 8 tahun

Demam

-Demam mendadak tinggi 39.4 41.2 C berlangsung 3-6 hari. Saat


periode demam anak menjadi
rewel, tetapi bila demam sudah
menurun anak menjadi tampak
normal. Setelah panas turun,
timbul ruam.

- demam mendadak sejak 4 hari


yang lalu, sudah minum obat
paracetamol tapi demam tetap
ada. Demam disertai gejala nyeri
kepala menyeluruh, nafsu makan
menurun dan badan terasa
lemas.

- Ruam muncul mulai dari badan


kemudian menyebar ke kedua
lengan dan leher dengan sedikit
keterlibatan wajah dawn tungkai.
- Ruam berupa makula atau
makulopapuler dengan ukuran 25mm, bewarna merah.
- Ruam tidak selalu terasa gatal.
- Lamanya timbul erupsi 1-2 hari,
kadang dapat hilang dalam
beberapa jam. Ruam hilang tidak
meninggalkan bekas berupa
pigmentasi atau deskuamasi

-Hari ke-5, demam turun ke suhu


normal, kemudian timbul
kemerahan pada kulit di kedua
tangan dan kaki disertai bentolbentol dan gatal, tidak terdapat
cairan. Pasien sudah tidak nyeri
kepala dan napsu makan
membaik.
-Ruam bewarna merah muda,
makulopapular, diskret
-Ruam menghilang setelah 1 hari.

Ruam

DD
Dengue Fever
Demam
Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari
Disertai dengan tidak mau bermain, nafsu makan
menghilang, mual, dan tidak jarang disertai muntah.
Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)
Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/
tampak membaik dan muncul nafsu makan.
Nyeri
Nyeri kepala
Nyeri belakang mata
Nyeri otot
Nyeri sendi
Ruam
Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada
kulit penderita.
Pada periode penyembuhan dapat muncul confalescence
rash, morbili like rash lokasi di ekstrimitas bawah (shoe
like app) dan ekstrimitas atas (handglove like app)
Manifestasi perdarahan
Tidak selalu ada
RL +, petekiae, epistaxis, perdarahan gusi, HM.
Dapat dijumpai gejala GI dan respirasi
Leukopeni, Trombositopeni
IgM anti Dengue.

Demam Tifoid
Panas > 7 hari, biasanya mulai dengan sumer yang
makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu
ke-2 panas tinggi terus menerus terutama pada
malam hari.
Gejala Gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare,
mual, muntah, kembung, hepatomegali,
splenomegali, dan lidah kotor tepi hiperemi,
Gejala saraf sentral berupa delirium, apatis,
somnolen, sopor, bahkan sampai koma.
Leukopenia, anesonofilia.
Kultur empedu (+): darah pada minggu I , tinja
minggu II, air kemih minggu III.
Reaksi Widal (+) : titer > 1/ 200. Biasanya baru
positif pada minggu II, pada stadium rekonvalesen
titer makin meninggi.
Identifikasi antigen : Elisa, PCR. IgM S typhi.

PATOFISIOLOGI

Droplet infection
Replikasi di kel.saliva & sel MN
Viremia
Sitokin
Demam
Respon imun kompleks
Antibody anti HHV-6
Ruam
NK Cells

MANAGEMENT
NON-FARMAKO
Bed rest (Hiperpirexia,
dehidrasi, intake kurang)
Diet tinggi kalori tinggi
protein

FARMAKO
Infusan D5 + NS
Indikasi
: Penggantian
cairan dan kalori.
Dosis : BB = 26 kg.
1500+20 (6) = 1620 ml/ 24
jam
Antipiretik
Paracetamol syr, anak 6-12
tahun 10-20 ml 3x/hari. ES :
mual, muntah, diare, ggg.
Hepar.

Vitamin A
untuk mengatasi defisiensi
vitamin A , mempercepat
penyembuhan kerusakan
epitel dan komplikasi yang
tejadi, meningkatkan daya
tahan tubuh.

Imboost
I : terapi suportif untuk
menstimulasi system imun
terhadap infeksi akut, kronik
atau rekuren.
Dosis : dws & anak > 6
tahun 1 sdt 2-3 x/hari.
ES : gangguan GI ringan.
Antibiotik diperlukan pada
pasien mrs ( mencegah
infeksi nosokomial).

PROGNOSIS
Prognosis pada penderita exanthem subitum
adalah baik. Hal ini disebabkan karena perjalanan
penyakit exanthem subitum adalah akut dan ringan.
Penyakit ini dapat sembuh secara sempurna.
Erupsi yang terjadi pada kulit dapat hilang dan
kembali normal tanpa adanya bekas. Pada
penderita
imunokompromis
yang
menderita
exhantem subitum, dapat terjadi infeksi kronis
hingga menyebabkan kematian.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai