PENDAHULUAN
19
yaitu menggunakan mulsa. Maka hasil yang didapatkan dalam praktikum juga
mempengaruhi setiap masing masing perlakuan.
1.2 Tujuan
Dalam kegiatan praktikum teknologi pertanian bertujuan untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Manfaat
Adapun Manfaat dalam kegiatan praktikum teknologi pertanian sebagai
berikut :
Agar Mahasiswa dapat mengetahui atau paham tentang klasifikasi ubi jalar
Agar Mahasiswa dapat mengetahui atau paham tentang syarat pertumbuhan
ubi jalar
Agar Mahasiswa dapat mengetahui atau paham tentang fase pertumbuhan ubi
jalar
Agar Mahasiswa dapat mengetahui atau paham tentang teknik budidaya ubi
jalar
Agar Mahasiswa dapat mengetahui atau paham tentang hubungan perlakuan
ubi jalar
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ubi Jalar
Ubi jalar atau sweet potato diduga berasal dari benua Australia.
Diperkirakan pada abad ke-16, ubi jalar menyebar ke seluruh dunia terutama
negara-negara
beriklim
tropika.
Orang-orang
spayol
dianggap
Batang tanaman
Ubi jalar berbatang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan
teras bagian tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas ruas dan panjang
ruas antara 1-3 cm. Setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas cabang.
Panjang batang utama amat beragam, tergantung varietasnya, yakni
21
berkisar 2-3 m untuk varietas ubi jalar merambat dan 1-2 m untuk
varietas ubi jalar tidak merambat (bertipe tegak). Diameter batang ubi
jalar juga bervariasi, tergantung pada varietasnya, ada yang berukuran
besar,sedang, dan kecil. Varietas ubi jalar merambat umumnya memiliki
diameter batang berukuran sedang. Sedangkan varietas ubi jalar
merambat umumnya memiliki diameter batang batang berukuran kecil.
Batang tanaman ubi jalar ada yang berbulu dan ada yang tidak berbulu.
Warna ubi jalar bervariasi anatara hijau dan ungu (Bambang, 2000).
Daun
Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat
runcing, tergantung pada varietasnya. Daun ubi jalar yang berbentuk
bulat hati memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal, atau menjari. Daun
ubi jalar yang berbentuk lonjong (oval) memiliki tepi daun rata,
berlekuk dangkal, atau berlekuk dalam. Sedangkan daun ubi jalar yang
berbentuk bulat runcing memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal atau
berlekuk dalam (Bambang, 2000).
Bunga
Bunga tanaman ubi jalar berbentuk terompet yang
panjangnya antara 3-5 cm dan lebar bagian ujung antara 3-4 cm.
Mahkota bunga berwarna ungu keputih putihan dan bagian dalam
mahkota bunga (pangkal sampai ujung) berwarna ungu muda.
Kepala putik melekat pada bagian ujung tangkai putik. Tangkai
22
(Bambang,
2000).
Buah
Buah ubi jalar berkotak tiga. Buah akan tumbuh setelah
terjadinya penyerbukan. Satu bulan setelah penyerbukan, buah ubi
jlar sudah mask. Didalam buah banyak berisi biji yang sangat
ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras. Biji-biji tersebut dapat
digunakan untuk perbanyakan atau pembiakan tanman secara
generatif untuk mengahsilkan varietas ubi jlar yang baru.
(Bambang, 2000).
23
umbi
pada
pH
5,5-7.
Sewaktu
muda
tanaman
24
26
ukuran guludan adalah lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak
antar guludan 70-100 cm.
Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah 40 cm,
tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan
sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan. Lahan ubi jalar dapat berupa tanah
tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi.
Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar adalah sebagai
berikut :
a) Penyiapan Lahan Tegalan
Penyiapan lahan dimulai dengan membersihkan lahan dari
rumput-rumput liar (gulma). Olahan tanah dengan cangkul atau
bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput liar.
Kemudian biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu.
Selanjutnya buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60
cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang
guludan disesuaikan dengan keadaan lahan . Setelah itu, rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan.
b) Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
Penyiapan lahan sawah dilakukan dengan membabat jerami
sebatas permukaan tanah. Tumpuk jerami secara teratur menjadi
tumpukan kecil memanjang berjarak 1 meter antar tumpukan.
Kemudian olah tanah di luar bidang tumpukan jerami dengan
cangkul atau bajak, kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan
jerami sambil membentuk guludan-guludan berukuran lebar bawah
60 cm, tinggi 35 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Panjang
disesuaikan dengan keadaan lahan
Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar
guludan. Bila jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan,
tata laksana penyiapan lahan dilakukan sebagai berikut : (a) babat
jerami sebatas permukaan tanah; (b) singkirkan jerami ke tempat lain
untuk dijadikan bahan kompos; (c) olah tanah dengan cangkul atau
27
bajak hingga gembur; (d) biarkan tanah kering selama minimal satu
minggu; (e) buat guludan-gululdan berukuran lebar bawah 60 cm,
tinggi 35 cm dan jarak antar guludan 80-100 cm; dan (f) rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan saat
pratanam (3hari sebelum tanam) pada permukaan lahan dengan cara
di semprot/disiramkan secara merata di tanah disekitar perakaran,
dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering,
aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari (Soenarto, 1987).
3. Teknik Penanaman
Sebelum melakukan penanaman ada banyak kategori yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan
tumpang sari dengan kacang tanah.
a. Sistem Monokultur
Tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu:
28
29
30
secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode
pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum
panen, pengairan dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan yang paling
baik adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber airnya
memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang
penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar
tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
(Soenarto, 1987)
2.5 Hubungan perlakuan yang digunakan dengan Komoditas
Tanaman ubi jalar yang kami budidayakan tidak menggunakan mulsa
baik itu mulsa organik seperti jerami dan mulsa anorganik seperti mulsa
plastik hitam perak. Padahal pengaruh pemakaian mulsa pada budidaya
tanaman ubi jalar sangat besar dalam meningkatkan produktivitasnya.
Tanaman yang kami budidayakan lebih lama dan sulit berkembang
dibandingkan dengan kelompok lain yang membudidayakan tanaman ubi
jalar menggunakan mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak. Namun dari
kedua jenis mulsa tersebut, yang lebih baik lagi hasilnya adalah yang
menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Secara umum penggunaan mulsa plastik hitam perak meningkatkan
suhu rizosfir yang ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa (Fahrurrozi and
Stewart, 1994 ; Fahrurrozi et al., 2001). Peningkatan suhu tanah di bawah
mulsa plastik hitam perak lebih rendah dibanding dengan suhu tanah di
bawah mulsa plastik hitam. Meskipun di daerah tropis, peningkatan suhu
tanah relatif tidak diinginkan, tetapi peningkatan suhu tanah akan
meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dalam menguraikan bahan
organik yang tersedia (Fahrurrozi et al., 2001), sehingga terjadi penambahan
hara tanah dan pelepasan karbon dioksida melalui lubang tanam.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Suhartina dan Adisarwanto
(1996) juga melaporkan bahwa penggunaan jerami padi sebagai mulsa yang
dihamparkan merata di atas permukaan tanah sebanyak 5 ton ha-1 dapat
menekan pertumbuhan gulma 37-61% dibandingkan dengan tanpa mulsa,
sedangkan apabila jerami padi dibakar maka pertumbuhan gulma hanya akan
menurun 27-31%. Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat
31
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum lapang Teknologi
Produksi Tanaman komoditas ubi jalar adalah 18 September 2013 hingga 29
November 2013 yang bertempat di Lahan Praktikum Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang. Dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.
3.2 Alat dan Bahan
a) Alat
32
Cangkil
Gembor
Timbangan analitik
Meteran
Kamera
Catatan
Spidol
Palu
b) Bahan
Bibit ubi jalar
Tanah
Pupuk Urea
Pupuk kandang
Pupuk SP36
Pupuk KCl
Kayu dolken
Papan tanda
Paku
Cara Kerja
Sebelum melakukan praktikum di lahan Kepuhajro, dilakukan briefing
di kelas oleh asisten kelas. Asisten kelas membagi kelas ke dalam beberapa
komoditi. Kelompok kami, mendapatkan bagian untuk menanam komoditi
ubi jalar. Selanjutnya, materi yang diberikan di kelas merupakan syarat
tumbuh tanaman ubi jalar dan teknik budidaya yang umum dilakukan.
Pembelajaran teknik budidaya yang umum dilakukan dimaksudkan sebagai
dasar atau acuan teknik budidaya yang akan dilakukan pada praktikum. Ubi
jalar dengan varietas Cilembu dan tanpa perlakuan mulsa merupakan jenis
dari penanaman ubi jalar yang kami lakukan.
Persiapan Lahan
Umumnya ubi jalar ditanam di atas guludan-guludan. Penanaman ini
bermaksud untuk menyediakan tempat yang longgar bagi tanaman, agar
umbinya bisa dengan mudah berkembang atau bertambah besar. Guludan
dibuat dengan cangkul. Baik di tanah tegalan, sawah, ataupun
dipekarangan. Ukuran terbagus untuk tanaman ubi jalar adalah lebar 60
33
cm, tinggi 40 cm. Dan diantara guludan dibuat selokan selebar 30 cm,
dengan demikian jarak pertengahan guludan dengan pertengahan guludan
lain adalah 90 cm. Kemudian tanah diistirahatkan beberapa hari, agar
terjemur matahari. Keuntungan pembuatan guludan setelah tanah
dikerjakan adalah rumput-rumput pengganggu bisa lebih mudah
diberantas, dan tanah bisa mendapat kesempatan yang cukup untuk
menghilangkan keasamannya (Rukmana, 1997).
Diaram alir persiapan lahan
Mengemburkan tanah
Membuat guludan
Pemberantasan gulma
Di lahan Kepuharjo, yang pertama dilakukan ialah persiapan lahan.
Guludan sepanjang 2 meter dengan lebar guludan sebesar 0,5 meter
telah dipersiapkan guna tempat tumbuh ubi jalar. Guludan dibuat setinggi
0,25 meter diperuntukkan agar tidak terlalu banyak air yang didapat ubi
jalar sehingga umbi yang dihasilkan baik kualitasnya dan tidak busuk
karena kelebihan air. Sesuai dengan hasil briefing di kelas, tidak dilakukan
pemasangan mulsa terlebih dahulu. Dalam persiapan lahan yang pertama
dilakukan ialah menggemburkan tanah menggunakan cangkul kecil
(cangkil) guna membalikkan tanah sehingga nantinya akar dapat leluasa
menyebar dan infiltrasi air dapat dengan mudah ke dalam tiap lapisan
tanah. Setelah dilakukan penggemburan, membuat lubang tanam sedalam
15 cm.
Penanaman
34
Diagram penanaman
Siapkan bibit ubi jalar
penyiraman
35
tiap
minggu
sekali.
Sebab
pada
tanaman
yang
36
dan dibalikkan, agar akar tanaman yang tumbuh pada ketiak daun mati
kering kepanasan (Rukmana, 1997).
Diagram Pemeliharaan dan perawatan
Penyulaman
pengairan
Penyiangan gulma
pemupukan
Pemangkasan daun
Pembalikan batang
Pembasmian hama
terjadi di dalam tanah sehingga akar akan mudah mendapat air dan udara.
Pemupukan
Setelah dilakukan penyulaman dan diyakinkan bahwa tanaman yang
tumbuh pada minggu ke 4 merupakan tanaman yang telah beradatapsi,
maka dilakukan pemupukan terhadap tanaman ubi jalar. Pupuk dasar yang
diberikan pada awal tanam merupakan pupuk KCL dan Urea. Cara
pemberian pupuk dengan membuat lubang yang tidak terlalu dalam sekitar
4 cm, lalu pupuk dimasukkan kedalamnya dan dibenamkan. Lubang
pupuk untuk pupuk urea dan KCL dipisah agar tidak terjadi pencampuran
unsur kimia yang dapat membahayakan tanaman itu sendiri. Setelah
dilakukan penyiraman yang biasa dilakukan setiap minggunya (Rukmana,
1997).
Memasuki minggu ke 5 dilakukan pengamatan dengan menggunakan
parameter yang telah dipersiapkan sebelumnya dari tugas dan literature
yang telah diberikan di kelas. Parameter disini diperuntukkan sebagai
ukuran dari tumbuh tanaman ubi jalar apakah baik atau terhambat.
Parameter yang digunakan ialah tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang
sulur ubi jalar.
Diagram pemupukan
Membuat lubang tanam
Panen
Ubi jalar berumur genjah sudah bisa dipungut hasilnya setelah
tanamanberumur 4-6 bulan. Tapi untuk jenis berumur panjang terpaksa
harus menunggu 8-9 bulan. Mula-mula batang tanaman diangkat, lalu
dibabat dengan sabit. Daundaundikumpulkan, dan bisa dimanfaatkan
untuk makanan ternak. Bedenganbedengaanyang telah nampak gundul
38
Jika Tanaman
Mati
Penyulaman
Pemupukan
dengan pupuk
dasar yaitu urea
dan KCL
Perawatan
Penyiraman
Pembalikkan
Batang
Pengukuran bobot
umbi
Penyiangan
39
40
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Data Pengamatan Panjang Sulur
Table 1 Panjang Sulur Kelompok Cilembu Tanpa Mulsa (Erlend/Rabu)
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Table 1.1 Panjang Sulur Kelompok Gunung Kawi Tanpa Mulsa (Dinariari/Rabu)
Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur
41
Pengamata
n Keenam
(56 HST/
27-112013)
91
108
95
85
89
93
107
109
78
101
95,6
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
211
161
183
138
209
221
257
183
95
173
183,1
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
102
124
146
265
156
104
142
120
128
158
144,5
Tanaman
sampel
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
23-102013)
22
16
12
11
23
18
16
27
16
13
17,4
30-102013)
60
30
65
30
35
50
40
35
40
50
43,5
6-11-2013)
65
63
90
63
48
60
69
47
51
60
61,6
13-112013)
69
73
98
71
104
68
78
99
66
67
79,3
20-112013)
84
90
108
95
120
89
99
120
91
97
99,3
27-112013)
90
98
122
101
125
95
103
127
100
104
106,5
50
0
Tanaman
sampel
1
2
3
4
43
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
123
142
125
142
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
18
36
33
41
25
30
29,9
29
52
47
58
38
42
42,4
31
60
55
65
50
61
54,0
56
81
75
93
85
89
78,6
78
121
103
132
122
127
111,0
103
139
127
151
139
141
133,2
Table 2.1 Jumlah Daun Kelompok Gunung Kawi Tanpa Mulsa (Dinariari/Rabu)
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
97
129
124
116
140
128
139
85
90
87
113,5
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
295
280
316
348
232
265
299
321
9
10
Rata-rata
76
61
55,3
128
77
85,3
256
132
167,4
270
146
192,5
340
197
254
372
236
296,4
Tanaman
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata
Pengamatan
Keenam
(56 HST/
27-112013)
152
168
173
188
170
200
203
208
201
220
188,3
Jumlah Daun
350
300
250
200
150
100
50
0
Mulsa
(Erlend/Rabu)
45
8
jumlah Umbu
Cilembu + Mulsa AF
2
0
Jenis perlakuan
46
2
30 gram
3
25 gram
4
14 gram
5
8 gram
Bobot umbi
227 gram
Data hasil pengamatan bobot umbi
Table 4.1 Tabel Bobot Umbi PertanamanKelompok Gunung Kawi Tanpa Mulsa
(Dinariari/Rabu)
Data Hasil Pengamatan Bobot Umbi
Kelompok Gunung Kawi Tanpa Mulsa (Dinariari/Rabu)
Bobot umbi
2 ons
Rata-rata
0,2 ons = 20 gram pertanaman
Table 4.2 Tabel Bobot Umbi Pertanaman Kelompok Cilembu + Mulsa AF
(Santo/Rabu)
Data hasil pengamatan bobot umbi
Kelompok Cilembu + Mulsa Af (Santo/Rabu)
Bobot umbi
1,30 gram
Rata-rata
0,13 gram pertanaman
Table 4.3 Tabel Bobot Umbi PertanamanKelompok Gunung Kawi + Mulsa AF
(Siska/Rabu)
Data hasil pengamatan bobot umbi (tanaman sampel 8)
Kelompok Gunung Kawi + Mulsa AF (Siska/Rabu)
Bobot Umbi
102 gram
Rata-rata
10,2 gram pertanaman
47
bobot umbi
perlakuan
4.2.1
(1997),
panjang sulur (panjang batang) tanaman ubi jalar cilembu pada umumnya
berkisah 80 130 cm. Sedangkan ubi jalar varietas gunung kawi pada
umumnya mempunyai panjang sulur sebesar 75 190cm. Sehingga
berdasarkan pengamatan yang dilakukan, varietas gunung kawi
mempunyai panjang sebesar 183 cm yang merupakan karakteristik dari
varietas gunung kawi itu sendiri. Varietas cilembu yang mempunyai
panjang sulur sebesar 95 cm juga dikarenakan karakteristik varietas itu
sendiri yang lebih pendek panjang batang-nya dibandingkan dengan
varietas gunung kawi. Faktor dari penggunaan varietas unggul ubi jalar
48
bahwa
tanaman
terjamin,
dan
organ
penyimpanan
terutama
pembentukan
umbi
50
51
4.2.4
52
53
hujan
menyebabkan
kelembaban
udara
(2007)
bahwa
kelembaban
berpengaruh
terhadap
laju
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari keempat perlakuan mempunyai hasil parameter yang berbeda beda.
Hal ini dikarenakan perbedaan perlakuan pada setiap budidaya ubi jalar tiap
kelompoknya, seperti penggunaan mulsa dan varietas ubi jalar yang berbeda beda.
Dilihat dari panjang sulur, yang terpanjang adalah ubi jalar Gunung Kawi Tanpa
Mulsa. Jumlah daun terbanyak dipunyai oleh ubi jalar Gunung Kawi dengan
perlakuan mulsa. Jumlah Umbi pertanaman dimiliki oleh Ubi Jalar Cilembu
dengan mulsa. Sedangkan bobot umbi terberat dimiliki oleh Ubi Jalar Cilembu
54
tanpa mulsa. Dari keempat hasil parameter dapat disimpulkan bahwa setiap
perlakuan mempunyai kelebihan dan kekurangannya, seperti faktor genetis
bawaan dari varietas cilembu ataupun gunung kawi. Penggunaan mulsa juga
mempengaruhi dari pertumbuhan ubi jalar, namun tetap memberikan hasil yang
tidak sebaik perlakuan tanpa mulsa.
5.2 Saran
Untuk asisten kelas diharapkan lebih mempunyai komitmen yang jelas
dalam memberikan tugas dan memberikan bimbingan selama praktikum di kelas.
Dalam memberikan tugas diharapkan memberikan rincian secara spesifik
sehingga para praktikan dapat mengerjakan dengan hasil yang dapat bermanfaat
kedepannya.
Untuk asisten lapang, sudah sangat baik dalam membimbing praktikan di
lapang dalam memberikan arahan teknik budidaya yang sesuai dengan kegiatan
praktikum.
Untuk praktikm selanjutnya, diharapkan pemilihan tempat yang dapat
membantu praktikan dalam melakukan pengamatan, praktikan merasa terganggu
atau terbebani karena faktor cuaca yang tidak pas dengan saat praktikum lapang.
55