Undang-undang No. 21 tahun 2014 menyatakan bahwa penyelenggaraan panas bumi bukan merupakan
pertambangan melainkan sebagai jasa lingkungan sehingga dapat dilakukan di kawasan hutan, baik
kawasan hutan produksi, kawasan hutan lindung, maupun kawasan hutan konservasi.
Asumsikan akan dibangun usaha dengan pemanfaatan panas bumi di kawasan hutan lindung secara
langsung berupa pemandian air panas, namun dengan skala luas yang lebih besar di kawasan Jawa
Barat. Dengan menimbang PERDA Jawa Barat No.6 Tahun 2006, maka skala yang dimaksud
diperbolehkan, karena tidak diatur secara khusus. Dengan demikian, kawasan hutan lindung tersebut
dapat digunakan untuk usaha pemanfaatan panas bumi secara langsung tanpa ada batasan.
Solusi yang dapat dilakukan, yakni melaksanakan revisi UU Kehutanan tentang zona yang dapat
dijadikan zona eksploitasi.