BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Klasifikasi geologi untuk penamaan batuan yang telah banyak digunakan kerap masih belum
teridentifikasi dengan kurang baik. Kurang baiknya identifikasi ini didasari oleh kehadiran
bidang-bidang diskontinuitas pada suatu batuan yang dinilai sangat penting untuk menentukan
sifat batuan dalam bidang keteknika yang secara umum dapat mengurangi kekuatan
batuan.Umumnya, klasifikasi keteknikan batuan didasarkan oleh fungsi dari tujuan rekayasa
yang akan dilakukan, yang dibuat berdasarkan pada parameter-parameter kekuatn batuan,
jarak bidang diskontinuitas, jumlah bidang diskontinuitas, persentase inti bor, dan lain
sebagainya.
1.2
Tujuan Umum
a. Mengetahui nilai RQD (Rock Quality Designation) yang dapat menggambarkan
kekuatan jenis batuan dan frekuensi bidang diskontinu.
b. Mengetahui nilai RMR (Rock Mass Rating) yang dapat menggambarkan UCS
(Uniaxial Compressive Strength), RQD, kondisi keairan, serta spasi, kondisi, dan
orientasi diskontinuitas dari batuan.
1.3
Waktu Praktikum
1.3.1 Rock Mass Rating (scanline sampling)
Hari, tanggal
Waktu
Cuaca
Koordinat
Lokasi
Hari, tanggal
Waktu
Lokasi
Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Tahap pengukuran, pencatatan, dan deskripsi, mencakup deskripsi singkapan, sampel,
dan inti bor, aplikasi RQD, serta aplikasi RMR.
b. Tahap analisis dan pengolahan data, mencakup percobaan di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan, perhitungan data, serta diskusi.
Gambar
BAB II
ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)
2.1
Tujuan
Mengetahui kekuatan batuan serta frekuensi bidang diskontinu yang terdapat pada batuan.
2.2
Dasar Teori
RQD atau Rock Quality Designation merupakan metode yang diperkenalkan oleh Deree dan
Miller yang digunakan untuk mengetahui kualitas batuan berdasarkan pengamatan inti bor
yang terambil, dengan mengabaikan inti bor yang memiliki panjang kurang dari 10 cm dan
memperhitungkan persentase inti bor dengan panjang lebih dari 10 cm untuk kemudian
dibandingkan dengan panjang inti bor secara keseluruhan.
2.3
Alat tulis
Meteran pengukur
Sampel inti bor
2.4
2.5
Prosedur Pengujian
Menyiapkan sebuah inti bor
Menghitung panjang inti bor yang panjangnya lebih dari 10 cm kemudian mencatatnya
Menghitung jumlah diskontinuitas (fracture) yang terdapat di sepanjang inti bor
kemudian mencatatnya
Menghitung besarnya RQD kemudian mencatatnya
Menghitung besarnya indeks rekahan (fracture index) kemudian mencatatnya
Langkah Kerja
2.6
Flowchart Perhitungan
Hitung panjang inti pemboran keseluruhan
Hitung panjang inti padat dengan panjang > 10 cm
Hitung RQD
Hitung indeks rekahan (fracture index)
2.7
Waktu Pengujian
Tabel 1. Waktu percobaan RQD
Hari, tanggal
Waktu
2.8
Lokasi
Laboratorium
Geologi Teknik
Kegiatan
Pengukuran dan
analisa inti bor
untuk RQD
Asisten
Gregrorius
Enrico Hutomo
PembuatanLaporan
2.9
Kedalaman (meter)
Jumlah
Diskontinuitas
TOTAL
-6 derajat 49 menit 49.16 detik
Long 107 derajat 27 19.25
2.10 Perhitungan dan Analisis
Perhitungan
a. Indeks rekahan ( )
jumla h rekah an
p , anjang inti pemboran
b.
RQD=
panjanginti >10 cm
x 100
panjanginti pemboran
Analisis
Tabel 3. Klasifikasi batuan dari nilai RQD (Deere dkk., 1967)
Klasifikasi Batuan
Sangat jelek (very poor)
Jelek (poor)
Cukup (fair)
Baik (good)
Sangat baik (excellent)
Nilai RQD
0-25%
25-50%
50-75%
75-90%
90-100%
= , sehingga bila
2.11 Pembahasan
Secara garis besar, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kekuatan batuan
yang diperoleh melalui nilai RQD, di mana sampel yangdigunakan merupakan suatu inti bor
dengan total panjang 500 cm. Untuk analisis RQD, panjang inti bor yang diperhitungkan
hanyalah yang memiliki dimensi panjang > 10 cm. Melalui hasil dari pengujian, didapatkan
nilai RQD sebesar 31.8 % yang mengindikasikan batuan berkualitas jelek (poor).
BAB III
ROCK MASS RATING (RMR)
3.1
Tujuan
Mengetahui kualitas batuan dan klasifikasi geomekanika suatu batuan dari singkapan
3.2
Dasar Teori
Menurut Arild Palstolm, rock mass merupakan tubuh atau massa batuan yang dipisahkan oleh
diskontinuitas. Umumnya, metoda yang digunakan untuk mengklasifikasi massa batuan dalam
kegiatan geologi teknik adalah Rock Mass Rating (RMR), yang memiliki beberapa parameter,
seperti:
3.3
3.4
Prosedur Pengujian
Menentukan sebuah singkapan di daerah . yang akan diobservasi
Melakukan deskripsi terhadap singkapan tersebut (komposisi mineral dan derajat
pelapukannya) dan menentukan nama batuan yang ada di singkapan tersebut
Menentukan panjang garis pengamatan sepanjang ... m dengan batasan 30 cm ke atas dan
30 cm ke bawah dari garis pengamatan
Menentukan salah satu ujung garis pengamatan sebagai datum
Menghitung panjang setiap rekahan yang memotong garis pengamatan dengan panjang
lebih dari 10 cm kemudian mencatatnya
Menghitung lebar setiap rekahan kemudian mencatatnya
3.5
Langkah Kerja
Tentukan singkapan yang akan dideskripsi
Buat garis pengamatan sepanjang 5 meter
Ukur kedudukan, kondisi, spasi, dan letak rekahan pada zona 30 cm di atas dan di bawah garis pengamatan
Lakukan percobaan sebanyak tiga kali
Uji singkapan dengan Schmidt-Hammer
3.6
Flowchart Perhitungan
Tentukan kuat tekan uniaksial material batuan beserta rating-nya
Hitung RQD dan tentukan rating-nya
Tentukan rating spasi diskontinuitas
Tentukan rating kondisi diskontinuitas
Tentukan rating keairan diskontinuitas
Hitung RMR dari total rating yang ada
3.7
Waktu Pengujian
Tabel 4. Waktu percobaan RMR
Hari, tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
Lat -6 d, 49
menit
49.16
detik
Long
derajat
19.25
3.8
3.9
a. Fracture index=
b.
banyak diskontinuitas
panjang scanline
107
27
Pengukuran dan
analisa untuk
RQD
Asisten
3.10 Analisis
Hasil Uniaxial Compressive Strength didapat melalui:
Sampel batugamping memiliki 30 data pengujian Schmidt-Hammer, dengan nilai rata-rata (mean rebound number) dari batugamping adalah 39.
Melalui grafik hubungan Uniaxial Compressive Strength (UCS) dengan Schmidt-Hammer, didapat nilai kuat tekan sampel batugamping sebesar 9540 Mpa.
Parameters
Point Load
Strength
Index
>10MPa
410 MPa
2-4 Mpa
1-2 MPa
Uniaxial
Compressive
Strength
>250 MPa
100-250
MPa
50-100 MPa
25-50 MPa
25
MPa
25-50
Mpa
25-50
Mpa
Rating
15
12
90-100%
75 90 %
50 75%
25-50%
< 25%
Rating
20
17
13
Spacing of Discontinuitas
>2 m
0.6-2 m
200-600mm
60-200m
<60 mm
Rating
20
15
10
Condition of Discontinuity
Very rough
surfaces
Unweathered
wallrock
Slighty
rough
surface
Slightly rough
surfaces
Slicenisded
surfaces
Not
Continuous
No separation
Separation <
1mm
Separation <
1mm
Gouge <5
mm thick
Sligthtly
weathered
walls
Highly
weathered
wallls
Separation
1-5 mm
STRENGTH
OF INTACT
ROCK
1
MATERIAL
Continuous
continuous
Rating
Ground Water
30
25
20
10
Inflow
per 10 m
tunnel
length
None
< 10
Okt-25
25 - 125
>125
Joint
water
pressure /
Major
principal
< 0.1
0.2-0.1
0.2-0.5
> 0.5
General
Conditio
ns
Completely
dry
Damp
Wet
Dripping
Flowing
15
10
Rating
Tabel 7. Klasifikasi massa batuan berdasarkan nilai total pembobotan yang didapat
Rating
100-81
80-61
60-41
40-21
<20
Class
II
III
IV
Description
Very good
Rock
Good rock
Fair Rock
Poor rock
Very poor
rock
3.11 Pembahasan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas batuan dan klasifikasi geomekanika suatu batuan dari singkapan. Berdasarkan hasil perhitungan dari data
kuat tekan batuan, RQD, spasi diskontinuitas, kondisi diskontinuitas, kondisi keairan didapatkan hasil RMR dengan klasifikasi massa batuan berdasarkan nilai
totalnya yakni poor rock.
BAB IV
KESIMPULAN
Penilaian terhadap batuan dapat dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan pengamatan pada inti bor. Untuk pengamatan di lapangan dengan metode
scanline dilakukan dengan penilaian terhadap diskontinuitas yang berupa rekahan. Nilai yang dihitung adalah panjang, lebar, letak, spasi, kondisi
diskontinuitas, kondisi keairan/air tanah, orientasi, dan kuat tekan batuan. Untuk inti bor, yang diamati adalah seberapa banyak rekahan untuk mengetahui
nilai fracture index dan RQD.
Inti bor pada percobaan kali ini memiliki panjang 500 cm dengan scanline di lapangan. Batuan yang dianalisa berupa batupasir (halus-sampai halus),
batulanau, dan batulempung dengan nilai 31.8 % yang diklasifikasikan menjadi jelek (poor).
Memiliki nilai RMR (Rock Mass Rating) sebesar 32.033 , dapat diklasifikasikan sebagai batuan (poor rock) pada golongan IV yang mengindikasikan bahwa:
Batuan memiliki ketahanan dalam waktu 1 minggu untuk setiap 5 meter penggunaan
Batuan memiliki nilai kohesi massa batuan sebesar 200 300
BAB V
DISKUSI
Makna nilai RMR adalah untuk mengetahui tingkat stabilitas suatu batuan apabila kestabilan tersebut terganggu, baik gangguan yang berasal dari alam ataupun
yang berasal dari kegiatan yang melibatkan manusia. RMR merupakan salah satu pendekatan empiris yang dapat digunakan dalam pra-pelaksanaan kegiatan
(tahap perencanaan), dalam konstruksi infrastruktur, maupun pengupasan lereng yang memerlukan kajian relatif singkat. Selain itu, RMR juga dapat digunakan
sebagai antisipasi dari ketidakstabilan lereng.
Aplikasi RMR banyak digunakan dalam kegiatan pertambangan atau pembangunan yang melibatkan batuan, misalnya pada pengupasan batuan untuk
pertambangan, pembangunan dam, dan pembangunan terowongan.
DAFTAR PUSTAKA
Bieniawski, Z.T., 1989, Rock Mass Classification : A complete Manual for Engineers and Geologists in Mining, Civil, and Petroleum Engineering , John Wiley
& Sons Inc, Canada.
Price, D. G., 2009, Engineering Geology: Principles and Practice, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 460p.
Selley, R. C., Cocks, L. R. M., Plimer, I. R., 2005, Encyclopedia of Geology, Elsevier Ltd., 758p.
Waltham, T., 2009, Foundations of Engineering Geology3rd Edition, Spon Press, 105p.